1-12
ABSTRACT:
The bread of lifeis the special theme in the Gospel of John. Even, among the Gospels, it is only the
Gospel of John that gives this theme. Nowadays, there are many questions about the meaning of
bread of life. Many scholars said that the bread of life has a connection with the eucharist. But, is
there only one meaning of the bread of life?John Chrysostom dedicated his 44th homily to the 47th
homily as the homily which tells about the bread of life. John Chrysostom offered another
interpretation of the bread of life. For him, the bread of life tells about the Jesus himself facing the
teaching of Arius (Arianism) that spreads in his service territory. The bread of life becomes an
apology of the Nicean faith facing the Arianism. The emphasis is that the bread of life is the Son
itself who has same nature (homo-ousios) with the Father. The faith of the Son guides all mankind
to the ressurection and the everlasting life.
Kata-KataKunci:
Roti, roti hidup, bekerja, tanda, misteri, percaya, Kristus, hidup kekal, dan Arianisme.
1
Akulah Roti Hidup (Antonius Baur Asmoro)
diterjemahkan oleh Philip Schaff 8 dan juga teks memasrahkan segala ketidak-tahuan pada Allah
asli berbahasa Yunani 9.Kemudian homili tersebut dan menaruh kepercayaan pada-Nya agar dapat
dilihat dalam terang apologia atas Arianisme. masuk dalam misteri Yesus itu sendiri sehingga
dapat diselamatkan.
2. HOMILI TENTANG ROTI HIDUP Tekanan di homili ke-45 ini adalah bahwa
Keempat homili Yohanes Krisostomus iniakan keselamatan itu datang dari dan dalam Diri Yesus.
dilihat sebagai sebuah kesatuan sekaligus dilihat Rumusan “Ego eimi” menegaskan bahwa Yesus
secara parsial. Dalam homili ke-44, Yohanes itu bukanlah pribadi baru yang datang, tetapi
memulai ulasannya dengan mengutip ayat 26-27. perwahyuan yang telah dinyatakan oleh Allah
Yohanes Krisostomus mengantar para sendiri. Di sini, Yohanes Krisostomus mene-
pendengarnya masuk dalam sebuah misteri agung, gaskan identitas Yesus adalah sebagai roti hidup.
Tuhan Yesus Kristus, dengan berpangkal Namun, penegasan identitas ini masih tertunda
darisebuah pengalaman dasar manusia yakni sifatnya. Dalam homili ke-46 dan ke-47,
penga-laman makan,pada peristiwa penggandaan penegasan ini akan semakin diperterang, danakan
roti (Yoh 6:1-12). Yohanes Krisostomus tampak jelas bahwa Roti Hidup ini memiliki
menunjukkan ketakjuban para murid dan orang- keutuhan makna dalam keterkaitan dengan
orang yang mengikuti-Nya atas peristiwa peng- keselamatan dan kehidupan kekal yang ditawarkan
gandaan roti yang dilakukan dan mereka kenyang. oleh Yesus.
Ketakjuban ini berhenti pada sebuah pengalaman Dalam homili ke-46, Yohanes Krisostomus
duniawi belaka, pengalaman lapar dan kenyang. masih menunda penjelasan tentang Roti Hidup
Hal ini serupa dengan yang digambarkan dalam dengan membahas sikap para pendengar Yesus
Perjan-jian Lama ketika nenek moyang umat yang bersungut-sungut. Ketidak-mengertian para
Israel menerima manna di padang gurun. pendengar Yesus itu, menurut Yohanes Krisos-
Dalam homili ke 44 ini, Yohanes Krisostomus tomus, tidak bermuara pada sikap murid sejati.
meminta para pendengarnya untuk masuk dalam Para pendengar Yesus tetapbertahan pada cara
sebuah misteri makanan yang dapat bertahan pikir duniawi. Ketidakmengertian ini semakin
sampai kepada hidup kekal. Ia mengantar para menjadi-jadi ketika Yesus mulai berbicara tentang
pendengarnya untuk masuk lebih dalam dari menyantap daging dan meminum darah-Nya demi
sekedar pengalaman fisik. Masuk dalam sebuah keselamatan. Menurut Yohanes Krisos-
pengalaman rohani itu tidak mengabaikan tindak- tomus, Yesus mengantar para pendengar-Nya
an manusia bekerja. Hanya saja, tindakan bekerja pada sebuah misteri akan diri-Nya dalam
manusia itu diarahkan untuk mendapatkan perjamuan kudus. Daging dan darah-Nya menjadi
makanan yang bertahan sampai kepada hidup kurban keselamatan bagi semua manusia yang
yang kekal. Di sini, yang ditonjolkan adalah percaya pada-Nya. Keselamatan itu ditandai
bahwa apa yang diupayakan oleh manusia dalam dengan adanya kebangkitan. Dan, kebangkitan
bekerja itu tak semata hal-hal duniawi, tetapi pada hidup kekal itu tidak dialami oleh mereka
diarahkan pada hal-hal rohani yang kekal sifatnya. yang tidak percaya dan tidak menyantap daging
Bisa dikatakan bahwa homili ke-44 ini menjadi dan darah-Nya. Di sini, tampak adanya sebuah
sebuah cara pikir yang dibangun oleh Yohanes suasana tentang ekaristi yang dibangun oleh
Krisostomus untuk mengantar para pendengarnya Yohanes Krisostomus.
masuk dalam misteri Roti Hidup. Dalam Homili ke-47, Yohanes Krisostomus
Dalam homili ke-45, Yohanes Krisostomus berbicara tentang pokok ajaran dari ulasan tentang
menjelaskan bahwa ketidakmampuan para Roti Hidup, yakni tentang hidup kekal. Ajaran ini
pendengar Yesus memahami perkataan-Nya harus dipahami dalam rangka ekonomi kese-
tentang Roti Hidup itu adalah karena kerakusan lamatan yang Allah tawarkan kepada
yang ada dalam diri mereka. Mereka berhenti pada manusia.Hidup kekal menjadi kenyataan di mana
tanda sebagai tanda karena kerakusan mereka itu tidak ada lagi kematian dan manusia menikmati
mengantar mereka ketidakmengertian (avsqe,neia). hidup tanpa akhir dalam kebersamaan dengan-Nya
Mereka tidak memahami apa yang Yesus maksud- dalam kasih-Nya. Hidup kekal itu dianugerahkan
kan dengan Roti yang mengacu pada Diri-Nya itu dijanjikan kepada mereka yang percaya dan
sendiri. Di sinilah, Yesus mulai berbicara tentang menyantap daging dan darah-Nya. Yang menarik
misteri. Yohanes Kristostomus menegaskan dalam homili ini adalah munculnya beberapa gelar
bahwa untuk masuk dalam misteri yang Yesus Yesus secara bersamaan, yaitu Anak Manusia,
nyatakan, perlu sikap percaya, yang berarti Anak Allah, dan Kristus.
2
Vol. 03, No. 01, Mei 2014, hlm. 1-12
Munculnya gelar-gelar Yesus di sini harus sendiri. Dalam homili ke 44-47, kata roti itu
dilihat sebagai sebuah penegasan akan identitas muncul sebanyak 53 kali. 10Tentu kata ini menjadi
Yesus yang dikemas dengan begitu indah dalam kata kunci utama dalam ulasan tema roti hidup.
beragam ajakan pesan moral dan spiritual bagi Menarik bahwasanya secara kuantitatif, kata ini
para jemaatnya. Jika semata berpijak pada cara muncul secara berbeda-beda dalam tiap homili,
pandang manusiawi belaka,orang akan jatuh pada sebanyak lima (5) kali dalam homili ke-44, 26 kali
kesalahan yang dibuat oleh para pendengar Yesus dalam homili ke-45, 18 kali dalam homili ke-46,
yang menolak tawaran keselamatan-Nya. dan empat (4) kali dalam homili ke-47. Bila
Keterbukaan pada hal-hal spiritual atau rohani dicermati ada semacam pola penjelasan yang
mengantar pada pemahaman akan identitas Yesus berpuncak pada homili ke-45 yang mengulas ayat
yang sungguh-sungguh Allah dan sehakikat 28-40 dan homili ke-46 yang mengulas ayat 41-
dengan-Nya. Di sini nampaklah bahwa homili- 52. Homili ke-44 menjadi pengantar masuk dalam
homilinya ini menjadi sebuah apologia atas ajaran penjelasan dan homili ke-47 menjadi semacam
iman Konsili Nikea yang menegaskan kesehaki- penutup penjelasan. Pola ini nampak dalam
katan Anak dengan Bapa. Dalam keempat homili- diagram berikut:
nya Yohanes Krisostomus secara implisit dan
eksplisit menegaskan sikapnya atas penegasan
identitas Yesus, Sang Anak yang sehakikat dengan
Bapa. 5x26x18x 4x
hom 44 hom 45hom 46 hom 47
3. AKULAH ROTI HIDUP: APOLOGIA
MELAWAN ARIANISME Intensitas kemunculan kata Roti
Roti?
bersungut-sungut - kebangkitan
Dalam homili ke-44, kata roti muncul an yang muncul dalam homili ke-45. Kebodohan
bersama dengan kata bekerja. Dalam homili ke- ini mengakibatkan sikap bersungut-sungut dan
45, kata roti ini muncul seiring dengan disposisi sulit masuk dalam misteri roti itu sendiri yang
dasar para pendengar Yesus, yakni sikap percaya. mengantar pada kebangkitan. Yang percaya akan
Namun, di dalamnya ada tegangan antara sikap mengalami kebangkitan. Dalam homili ke-47,
percaya dan kebodohan dalam diri para pendengar tekanannya semakin memuncak, yakni bahwa roti
Yesus. Dalam homili ke-46, kata roti dijelaskan itu tidak lagi ditonjolkan, tetapi Kristus sendiri
dengan kata bersungut-sungut dan kebangkitan. yang semakin ditampilkan. Tak hanya Kristus,
Ini menjadi sebuah kelanjutan dari katakebodoh- tetapi juga gagasan hidup kekal.
3
Akulah Roti Hidup (Antonius Baur Asmoro)
Tampak jelas bahwa dari kedua pola ini Lamapengalaman bangsa Israel akan manna di
intensitas kemunculan kata roti yang menurun di padang gurunYohanes Krisostomus mengantar
homili ke-47. Roti itu bukanlah lagi yang menjadi masuk dalam sebuah refleksi dalam tataran
fokus utama, tetapi Kristus-lah yang menjadi spiritual atau rohani. Roti yang dimaksudkan oleh
utama. Kristus menjadi pribadi yang membawa Yesus itu tak bisa dimengerti jika hanya meng-
manusia yang menyantap-Nya kepada hidup gunakan cara pikir manusiawi belaka, karena
kekal. Dalam penjelasan pola ini, memang tampak seseorang bisa jatuh pada pencapaian sebuah
sekali suasana tegangan manusiawi sebagai kehormatan belaka dari apa yang dia lakukan. Roti
sebuah proses dalam diri manusia. Tetapi, inilah yang bisa mengenyangkan banyak orang menum-
yang menjadi khas dalam ulasan Yohanes Krisos- buhkan kekaguman dan rasa hormat dari mereka
tomus, bahwasanya tegangan manusiawi ini turut yang menikmatinya.
mendapat perhatian untuk masuk dalam misteri
Akan tetapi, yang dimaksudkan Yohanes
ilahi itu sendiri.
Krisostomus adalah bahwa roti itu merupakan
Dari kedua gambaran pola yang coba penulis sesuatu yang dirindukan oleh seseorang dan
buat ini, tampak bahwa ada sebuah metode diupayakan dengan bekerja keras. Roti itu
pewartaan yang ingin disampaikan oleh Yohanes bukanlah makanan yang dapat binasa, tetapi roti
Krisostomus. Dari dua pola yang muncul tampak, yang dimaksud adalah roti yang yang bertahan
ada sebuah puncak dari intensitas kemunculan dari sampai hidup kekal. Apakah itu? Misteri itu
kata roti itu sendiri. Namun, intensitas itu tidak dijawab dalam homili berikutnya. Yang penting di
pertama-tama menjadi tanda tentang sebuah sini adalah kerinduan untuk menyantap roti itu.
penjelasan apa arti kata roti, tetapi menjadi sebuah Gambaran itu secara implisit dinyatakan demikian
tahap klimaks masuk dalam misteri roti. Penjelas- oleh Yohanes Krisostomus,
an kata roti itu malah berpuncak pada homili ke-
47 atau bagian akhir dari seluruh ulasan. Penjelas- Maka, marilah kita tidak melekatkan diri
an kata roti itu bermuara pada pribadi Kristus pada hal-hal yang dengan cepat berubah,
menghilang, dan menyimpang. Tetapi,
sendiri.
marilah kita melekatkan diri pada hal-hal
yang kekal dan tak tergoyahkan. (Hom
3.1.1. PemahamanRotiBerangkat dari 44.2.VI)
Pengalaman Dasariah
Dalam homili ke-44, Yohanes Krisostomus 3.1.2. Membangun Disposisi Batin untuk
mengantar para pendengarnya untuk masuk dalam Memahami Roti
misteri roti dengan berangkat dari pengalaman Dalam homili ke-45, kerinduan untuk
dasar manusia, yakni makan dan bekerja. Dua kata menyantap Roti itu semakin meningkat. Namun,
ini sangat dominan muncul sepanjang homili ke- Roti itu tetap tidak dimengerti. Yohanes Krisos-
44. Sangat logis bahwa agar bisa mendapatkan roti tomus menggambarkan kisah eksodus dalam
untuk makan itu, seseorang itu harus bekerja. Perjanjian Lama sebagai sebuah cara untuk
Yohanes Krisostomus memulai gagasan teologis- memahami bahasa dalam Yoh 4. Menurut Susan
nya dengan berangkat dari pengalaman konkret Hylen, di sini, tersirat makna bahwa Yohanes
sehari-hari. Di sinilah tampak sekali apa yang Krisostomus menunjukkan eratnya keterkaitan
dinyatakan oleh Paus Pius XII, dalam Divino antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Afflante Spiritu, bahwa Yohanes Krisostomus Yohanes Krisostomus berpegang bahwa “makna
menekankan metode penafsiran"synkatábasis". yang lebih luhur” (theoria) dari sebuah teks harus
Paus Pius XII memahami,metode penafsiran ini dihubungkan dengan makna historisnya (historia).
merupakan metode yang menjelaskan bahwa Peristiwa-peristiwa Perjanjian Lama dilihat se-
sabda-sabda Ilahi itu yang tergambarkan dan bagai sesuatu yang historis dan sangat penting
terekspresikan dalam kata-kata manusia itu serupa karena peristiwa-peristiwa itu terarah pada
dengan bahasa manusia dalam banyak cara.11 keselamatan dalam Kristus. 12
Maksudnya, sabda-sabda Ilahi itu bisa dikenali
oleh manusia dengan bahasa manusia. Dengan Dan ia menyebut hal itu “roti sejati” (avrton
metode penafsiran ini, Yohanes Krisostomus de, avlhqino.n), bukan karena mukjizat
mencoba untuk membahasakan sabda-sabda Ilahi manna yang keliru, tetapi karena manna itu
itu dalam bahasa manusia sesuai konteks merupakan sebuah ‘typos’ (tu,poj), dan
jemaatnya.Ia menggunakan bahasa yang seder- bukan kebenaran sejati (Hom 45.1.IX).
hana dan menarik untuk menjelaskan makna kata
Kutipan ini menjadi begitu menarik untuk
roti. Dalam menarik korelasi dengan Perjanjian
menjawab pertanyaan apakah yang dimaksud oleh
4
Vol. 03, No. 01, Mei 2014, hlm. 1-12
Yesus tentang manna itu sendiri? Menurut Hylen, Yohanes Krisostomustak lagi semata
Yohanes Krisostomus di sini menggambarkan berbicara tentang arti kata Roti, tetapi ia mulai
sebuah kesejajaran dari dua buah peristiwa tetapi masuk dalam misteri Roti itu. Ia menegaskan
mengindikasikan sebuah perbedaan sebaik bahwa yang percayadalam misteri Roti ini akan
mungkin. Yohanes Krisostomus menerapkan dibangkitkan pada akhir zaman (Yoh 6:44).
metode tipologi, 13 manna sebagai sebuah ‘typos’ Penjelasan misteri Roti itu semakin meningkat.
Kristus. Dalam pendekatan ini, tampak jelas Roti itu tidak hanya membuat seseorang tidak lagi
bahwa Kristus menegaskan makanan rohani lapar atau haus (Yoh 6:35), tetapi mengantar
“dalam rangka menunjukkan bahwa semua yang seseorang pada keselamatan, pada sebuah
ada (manna) merupakan ‘typos’ (tu/poj) dan kebangkitan pada akhir zaman. Lalu, apakah Roti
bayangan (ski,a), sementara realitas itu hadir yang dimaksud oleh Yesus itu? Menurut Yohanes
secara nyata dan jauh lebih luhur dari pada manna Krisostomus,
karena dampaknya sendiri, yakni kebangkitan
Ia menyebut diri-Nya, (ayat 48) "roti
(Hom 46.2.XXI-XXII). 14Kisah manna itu menjadi
hidup," karena Ia memelihara hidup kita
sebuah persiapan akan makanan rohani yang baik hidup yang sedang kita jalani dan hidup
diberikan oleh Kristus. yang akan datang, dan berkata,
Dari cara berpikir ini, Yohanes Krisostomus "Barangsiapaakan makan roti ini akan hidup
menegaskan bahwa para pendengar Yesus tidak untuk selamanya.(zh,setai ei,j to.n
sampai pada pemahaman seperti apa yang Ia aiw/na)" Dengan "roti", Ia menujukan
jelaskan karena kebodohan (avsqe,neia) yang perkataan-Nya di sini baik sebagai doktrin
(ajaran)-Nya tentang keselamatan sekaligus
mereka ciptakan sendiri dengan menaruh hati iman seseorang kepada-Nya, atau kepada
pertama-tama pada kerakusan (gastrimargi,a) tubuh-Nya sendiri (to s.wma evautou);
akan hal-hal duniawi. Ketika mereka tidak sampai keduanya saling terkait satu sama lain.
pada pemahaman bahwa Roti itu adalah Kristus, Namun, di tempat lain, Ia berkata, "Jika
mereka malah menjadi marah. Menurut Yohanes seseorang mendengarperkataan-Ku, Ia tidak
Krisostomus, sebenarnya, mereka itu hendaknya akan pernah mengalami maut." (Yoh 8:51).
membangun sebuah disposisi batin untuk Dan mereka tersinggung
memahami makna roti itu sendiri, yakni percaya. (evskandalisqhsan); di sini mereka tidak
Kerinduan menyantap Roti itu didasarkan pada memiliki perasaan yang tepat mungkin
rasa percaya (pisteu,w). Percaya itu membuahkan karena mereka masih belum menghormati-
Nya karena roti yang telah Ia buat. (Hom
sikap seorang murid yang sejati, yakni tidak
46.1.XX).
terlalu penasaran tentang pernyataan dari
gurunya, tetapi mendengar dan menaati-Nya, dan Dari pernyataan Yohanes Krisostomus ini,
menunggu waktu yang tepat untuk solusi dari muncul permasalahan lagi yang bisa dikritisi, yai-
beragam kesulitan (Hom 45.2.XXII).Jadi, dari tubagaimana kemudian menjelaskan ayat 51 yang
ulasan dalam homili ke-45 ini, tampak adanya menegaskan bahwa Roti yang diberikan oleh Kris-
sebuah tegangan antara kata kebodohan dan tus itu adalah daging-Nya demi hidup dunia?
percaya dalam memahami makna roti itu sendiri. Yang menarik adalah Yohanes Krisostomus
berbicara tentang Rotiyang menyelamatkan itu
3.1.3. RotiMengantar pada Kebangkitan terkait erat dengan kata daging dan darah. Dalam
Dalam homili ke-46, ia masuk dalam misteri cara pandang Kristiani saat ini, tentunya kedua
Roti yang semakin mendalam. Semakin terang, kata ini langsung mengantar seorang Kristiani
bahwa Sang Roti itu adalah Kristus sendiri. pada misteri perjamuan tubuh dan darah Kristus.
Namunkarena kebodohannya, para pendengar Tetapi, apakah memang itu maksudnya?
Yesus tidak memahami misteri ini dan mereka Menken mengatakan bahwa penjelasan ayat
sibuk untuk bersungut-sungut serta mempertanya- 51 ini harus dipahami dengan sebuah rasa
kan identitas Yesus yang mereka lihat semata metaforis. Makan roti yang merupakan daging-
sebagai anak Yusuf. Dalam kontras dengan sikap Nya itu sejajar dengan percaya pada Yesus. Pada
bersungut-sungut dan mempertanyakan siapa titik ini, Menken mengatakan bahwa misteri Roti
Yesus, Yohanes Krisostomus mulai masuk dalam yang ditawarkan oleh penginjil Yohanes tidak
penegasan bahwa Roti itu adalah Kristus, Sang pertama-tama berbicara tentang Ekaristi, tetapi
Anak Allah sendiri. Di sini, gagasan bersungut- sebuah pernyataan Kristologis. 15 Menken
sungut menjadi satu tahapan tersendiri untuk mengatakan dengan tegas bahwa Roti yang
memahami misteri roti itu sendiri. disebut dalam ayat 51 itu bukanlah roti ekaristis,
5
Akulah Roti Hidup (Antonius Baur Asmoro)
tetapi Roti Hidup yang menjadi identifikasi dalam ayat 50 dan seterusnya itu pertama-tama
Pribadi Yesus sendiri. 16 menekankan akan hidup yang inkarnatif dan
kematian real dari Sang Anak yang merupakan
Pandangan Menken ini bisa menjadi sebuah
makanan yang memberikan hidup. Hanya tubuh
pembanding bagi pandangan Yohanes Krisos-
fisik dari manusia yang bisa memproduksi daging
tomus. Yang jelas dapat dilihat pertama-tama
dan darah. 18 Penulis melihat, Yohanes Krisos-
adalah bahwa Menken melihat ayat 51c sebagai
tomus menekankan dimensi inkarnasi Yesus
awal dari rangkaian ayat 51c-58. Namun, Yohanes
sebagai sungguh-sungguh manusia yang ber-
Krisostomus melihat ayat 51c ini sebagai sebuah
daging dan berdarah. Inkarnasi itu mengantarkan
kesatuan dari ayat 41-52 (homili ke-46). Di sini,
pada pengurbanan yang membawa manusia pada
tampak bahwa memang bagi Yohanes Krisos-
kebangkitan itu sendiri. Jadi, di sini, tampak
tomus, misteri Roti yang dimaksud itu adalah diri-
bahwa ada dua tekanan yang bersamaan
Nya sekaligus perintah-perintah-Nya. Namun,
dimunculkan oleh Yohanes Krisostomus tentang
pada saat yang bersamaan, ayat 51 mengantar para
misteri Roti itu sendiri, yakni tentang diri Yesus
pendengar Yohanes Krisostomus untuk meman-
sendiri bersamaan dengan segala perintah-
dang misteri Roti itu sebagai daging dan darah-
perintah-Nya dan pada saat yang bersamaan diri
Nya. Jadi, Yohanes Krisostomus meleburkan dua
Yesus itu nyata dalam daging dan darah-Nya yang
tema yang digagas oleh Brown terkait dengan
dikenangkan dalam ekaristi.
ulasan ini, antara tema hikmat pribadi Yesus dan
tema sakramental yang mengarah pada gagasan
3.1.4. Rotiitu Kristus
Ekaristi. 17
Jika dipertegas kembali pertanyaannya, apa-
Memang, disadari bahwa dalam perspektif
kah misteri Roti itu mengacu pada Kristus atau
hidup beriman Kristiani, pernyataan Yohanes
Ekaristi? Atau, apakah diskursus roti hidup ini
Krisostomus
merupakan sebuah kristologi atau teologi ekaristi?
tetapi Aku," demikianlah kata-Nya, "tidak Pertanyaan kedua ini merupakan pertanyaan
begitu, Aku memberimu makan dengan Menken atas ayat 51c-58. Dan, jawabannya adalah
daging-Ku sendiri, yang menginginkan agar bahwa teks itu pertama-tama merupakan sebuah
kamu semua akan lahir mulia (kelahiran kristologi, sebuah penegasan akan identitas Yesus
kembali),dan memeluk erat kamu semua sendiri. 19 Namun, jika cakupan teks yang diulas
dalam harapan cerah bagi masa depan. (Hom diperluas dan juga melihat homili ke-47 sebagai
46.3.XXIII) homili pamungkas tentang Roti Hidup, apa
mengingatkan para pembaca akan gagasan kiranya jawaban Yohanes Krisostomus?
ekaristi. Di sini pula, tak hanya kata daging, tetapi Di sini, penulis berangkat dari beberapa hal
kata darah dimunculkan sebagai yang menyucikan yang menarik. Pertama, dalam dinamika intensitas
dan menyegarkan jiwa dan seluruh dunia. kemunculan kata roti, di homili ke-47, kata roti
Pada bagian keempat homili ke-46 ini, muncul paling sedikit (hanya 4 kali). Dalam
gagasan ekaristi itu semakin tegas dengan adanya pendekatan tipologis, tampak bahwa Yohanes
sebuah sikap tegas dan kesediaan menyantap Krisostomus mulai meninggalkan kata roti itu dan
daging dan darah-Nya (Hom 46.4.XXV). menggantikannya dengan kata Kristus yang
Kesediaan menyantap daging dan darah-Nya itu muncul sebanyak 13 kali dalam homili ini. Dari
akan membuahkan hasil yang berlimpah, yakni data ini tampak bahwa memang roti itu tidak lagi
kehidupan itu sendiri seperti mata air (phgh,) yang menjadi penting, tetapi yang penting adalah
hidupi setiap tempat yang dilalui oleh aliran airnya Kristus sendiri.
(Hom 46.4.XXIV). Daging dan darah-Nya itu Kata “Kristus”
menjadi misteri Gereja yang dahsyat (Hom Homili
Kutipan
Jumlah
Rumusan
46.4.XXIV). Pernyataan misteri Gereja dan Kitab Homili
Doa
dahsyatnya bisa dengan mudah dibaca oleh Suci
pembaca Kristiani saat ini sebagai misteri ekaristi. 44 - 4 1 5
45 - 7 1 8
Lalu, jika dipertegas lagi, apakah Roti yang 46 - 7 1 8
dimaksud oleh Yohanes Krisostomus terkait 47 - 12 1 13
dengan kata kebangkitan, daging, darah, dan mata
Tabel Intensitas Kata “Yesus”
air? Penulis melihat pandangan Moloney bisa
membantu untuk mempertegas jawabannya.
Moloney mengatakan, kata daging dan darah
6
Vol. 03, No. 01, Mei 2014, hlm. 1-12
7
Akulah Roti Hidup (Antonius Baur Asmoro)
Yohanes Krisostomus mengguna-kan Teks mengatakan bah-wa Akulah roti yang diciptakan
Perjanjian Baru edisi revisi Syro- oleh Bapa. Tetapi, Akulah roti yang turun dari
Constantinopolitan. Kedua, Yohanes Krisostomus surga. Lalu, Yohanes Krisostomus menarik
memiliki maksud lain dengan memunculkan kata keterkaitan Roti yang turun dari surga itu dengan
Kristus secara eksplisit. Pandangan yang kedua ini daging-Nya. Dalam ayat 51, dikatakan, “roti yang
rasanya bisa dikenali secara ilmiah dengan kuberikan itu adalah daging-Ku.” Yohanes
penelusuran konteks homili atas Injil Yohanes Krisostomus mengakui bahwa penjelasan ini tidak
sendiri. begitu mudah untuk dipahami. Ia menyatakan
demikian,
Selain itu, intensitas penggunaan kata Kristus
yang dominan dalam keempat homili ini menjadi ... ajaran ini terasa aneh bagi mereka dan
tanda yang khas bahwa Yohanes Krisostomus tidak biasa." Dan, Yohanes pada waktu yang
ingin mempertahankan ajaran iman yang benar. sebelumnya telah menyinggung hal ini
Misteri Roti yang dimaksud oleh Yohanes Krisos- dengan menyebut-Nya "Anak Domba." (Yoh
tomus adalah Kristus sendiri. Ia menjelaskan 1:29) "Tetapi untuk kesemuanya itu, mereka
dengan begitu cantiknya dalam untaian gagasan tidak mengetahuinya." Aku tahu bahwa
yang bertahap dari homili ke-44 sampai dengan mereka tidak tahu; para murid juga tidak
ke-47. Di satu sisi, penulis melihat bahwa mengerti... tidak salah satu dari mereka
pernah menegaskan bahwa ada orang yang
Yohanes Krisostomus menyadari bahwa teks Roti makan daging. Namun mereka mematuhi
Hidup ini bukanlah sebuah teks yang mudah untuk dan mengikuti-Nya, dan mengakui bahwa
dicerna oleh para pembacanya. Di sisi lain, ada Dia memiliki perkataan hidup kekal. Karena,
kemendesakan untuk menyatakan iman yang ini merupakan bagian dari diri seorang
benar akan Kristus itu sendiri yang sehakikat murid, tidak terlalu penasaran tentang
dengan Bapa. Di sini, Kristus seketika juga dapat pernyataan dari gurunya, tetapi mendengar
dimengerti sebagai Anak Allah. Dan, persis pada dan menaati-Nya, dan menunggu waktu
gagasan Anak Allah inilah, Arianisme memper- yang tepat untuk solusi dari beragam
tanyakan identitas Anak Allah ini. kesulitan. (Hom 46.2.XXII).
8
Vol. 03, No. 01, Mei 2014, hlm. 1-12
mengakui kebangkitan, dan semua penciptaan. Ia ada bersama dengan Bapa. Jadi,
pembagian adil yang akan berada di sana. tidak ada saat di mana Ia tidak ada. Penegasan ini
Dan perhatikan orang yang hidup dalam semakin meruncingkan gagasan dasar tentang
persaudaraan dan kasih sayang, bagaimana kesehakikatan Anak dengan Bapa.
ia dapat menjadi jawaban bagi semua
anggotanya. Karena ia tidak mengatakan,
"saya tahu," tetapi, "kami tahu." Atau lebih
3.2.3. Menegaskan Anak Sehakikat dengan
tepatnya, perhatikan bagaimana ia terarah Bapa
pada perkataan-perkataan pokok dari Arius mengajarkan bahwa konsekuensi logis
Gurunya, tidak berbicara seperti yang bahwa Sang Anak itu bukanlah Allah dan Sang
dilakukan orang-orang Yahudi. Orang
Anak juga bukanlah manusia, adalah Anak itu
Yahudi berkata, "Inilah anak Yusuf", tetapi
ia berkata, "Engkau adalah Mesias, Anak
tidak sekakikat dengan Bapa.Dalam keempat ho-
Allah yang hidup", dan "Engkau memiliki mili, ada tiga argumentasi yang menjadi bisa di-
perkataan hidup kekal”, setelah mendengar kenali sebagai apologi Yohanes Krisostomus atas
mungkin Ia berkata, "barangsiapa yang Arianisme. Pertama, setelah mencermati intensi-
percaya pada-Ku (Nya – Sang Putera) tas kemunculan kata Yesus dan kata Kristus dalam
beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan keempat homili, tampak sekali bahwa kata Kristus
membangkitkannya pada hari terakhir. (Hom jauh lebih dominan muncul daripada kata Yesus.
47.3.XXXV-XXXVI) (lih. Tabel Intensitas Kata “Yesus” dan Kata
Kutipan di atas menjadi begitu jelas akan “Kristus” di bagian 3.1.4.). Di sini, tersirat makna
sebuah apologi atas gagasan ada ‘saat’ di Anak itu bahwa gelar Kristus yang dimunculkan oleh Yo-
tidak ada. Pengakuan iman akan Pribadi Yesus hanes Krisostomus ingin menekankan dimensi
sebagai yang memiliki perkataan itu mengantar keilahian dan kesehakikatan Sang Anak itu den-
pada realitas kenyataan sang Sabda yang ada gan Bapa-Nya.Kedua, ketika mengawali penjela-
sedari awal penciptaan. Yohanes Krisostomus san tentang ayat 57— “Sama seperti Bapa yang
agak sedikit menggunakan permainan kata antara hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa” –
Kristus (Mesias) dan kata r`h,ma itu sendiri. Inilah dalam homili ke-47, Yohanes Krisostomus me-
nyatakan demikian,
yang membantu pemahaman akan iman yang
benar tentang Krisus sendiri. … Kemudian Ia berkata, "Seperti Bapa yang
Menurut Bornkamm, kata r`h/ma dan hidup mengutus Aku." Ini adalah ekspresi
perbandingan dan persamaan 28, dan artinya
lo,gojkerap ditampilkan bersamaan seiring dengan adalah semacam ini, "Aku hidup
kata le,gw dan lale,w. Günther Bornkamm juga sebagaimana Bapa hidup." Dan supaya
menjelaskan bahwa katar`h/ma dan lo,goj dalam engkau tidak menganggap-Nya tidak
literasi Yunanimemiliki arti yang sama, yakni kata diperanakkan, 29 Ia dijadikan, 30 "oleh Bapa,"
atau sabda. Dicatat bahwa dalam Perjanjian Lama, hal ini tidak menunjukkan bahwa Ia
kata r`h/ma muncul 29 kali dan kata lo,goj muncul memerlukan, setiap kekuatan ilahi 31dalam
diri-Nya untuk hidup, karena Ia mengatakan
20 kali (91). Dalam Perjanjian Baru pun tidak ada
sebelumnya, untuk menghilangkan seperti
perbedaan arti kata r`h/ma dan lo,goj. 25Balz- kecurigaan, "Seperti Bapa memiliki hidup
Schneider mengatakan bahwa kata r`h/madan lo,goj dalam diri-Nya, sehingga Ia memberikannya
berasal dari kata Ibrani yang sama, dābār. 26Kata kepada Putra juga agar memiliki hidup
lo,goj sendiri, menurut Louw-Nida), merupakan dalam diri-Nya"… (Hom 47.1.XXVIII).
gelar Yesus dalam Injil Yohanes yang menjadi
Pernyataan bahwa “Aku hidup sebagaimana
acuan pada perwahyuan Allah dan sebagai sebuah
Bapa hidup” menegaskan bahwa senyatanya Sang
gema verbal dari penggunaan kata-kata yang
Anak itu mengambil bagian dari Bapa dan Ia
berarti “Allah yang bersabda” dalam Kejadian bab
sungguh dilahirkan, bukan dijadikan. Inilah pene-
pertama (Yoh 1:14). 27
gasan dimensi keilahian Yesus dan kesehakikatan-
Jadi, bisa dilihat dengan jelas bahwa Nya dengan Bapa. Ketiga, pengakuan Petrus
pernyataan Yohanes Krisostomustentang ayat 68 dalam ayat 68 yang kemudian dijelaskan oleh
ini mengingatkan para pembaca akan kisah Yohanes Krisostomus dalam homili ke-47 mem-
penciptaan, Allah yang bersabda. Jadi, pernyataan bantu untuk menjelaskan Sang Anak yang
Petrus dalam ayat 68 itu menegaskan bahwa sehakikat dengan Bapa. Dalam homili tersebutdi-
Yesus adalah perkataan hidup dan kekal. Di sini, katakan,
ingin ditampilkan kesadaran pokok, yakni bahwa
Yesus, Sang Sabda yang merupakan Sang Anak Orang Yahudi berkata, "Inilah anak Yusuf",
itu pula, ada sejak awal mula, bahkan sebelum tetapi ia berkata, "Engkau adalah Mesias,
9
Akulah Roti Hidup (Antonius Baur Asmoro)
Anak Allah yang hidup", dan "Engkau tidak lepas dari pembicaraan tentang keselamatan
memiliki perkataan hidup kekal”, mungkin dan hidup kekal.
setelah mendengar Ia berkata, "barangsiapa
yang percaya pada-Ku (Nya – Sang Putera) Di sini semakin tampak bahwa apa yang
beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan dibahas dalam homili ke-46 bagian 3 dan 4, terkait
membangkitkannya pada hari terakhir." dengan gagasan daging dan darah-Nya itu,
Karena ia menunjukkan bahwa ia memberikan penegasan bahwa dalam perjamuan
mempertahankan semua yang telah di meja itu bisa dimengerti sebagai Ekaristi. Yesus
dikatakan, dengan mengulang kembali adalah kurban Ekaristi demi keselamatan manusia.
perkataan-Nya. (Hom 47.3.XXVI) Pengurbanan-Nya mengantar pada keselamatan
Petrus tidak memandang Yesus secara bagi manusia. Daging dan darah-Nya memberikan
manusiawi belaka, tetapi ia mampu melihat secara kehidupan dan manusia yang menantap-Nya
utuh kenyataan diri Yesus dengan iman dan dipersatukan dengan diri-Nya dalam satu Tubuh
kepercayaaannya. Ada pribadi yang menyatakan dengan-Nya (Hom 46.2-3).
diri di balik diri seorang anak Yusuf. Tekanan Jadi, secara umum bisa dipahami bahwa Roti
Yohanes Krisostomus adalah bahwa Yesus itu Hidup dipahami dapat sebagai Yesus, dan sekali-
adalah Kristus, Anak Allah yang hidup. Frasa gus Roti hidup itu merujuk pada daging dan darah
“Engkau adalah” menujukkan sebuah pengakuan Kristus. Dengan menyantapnyadalam arti
yang langsung diutarakan di hadapan subjek yang literalmanusia disatukan dengan Kristus sendiri
dimaksud. dan diselamatkan. Dalam pemahaman diselamat-
Jadi, Yohanes Krisostomus mengantar para kan dan dibangkitkan untuk hidup kekal itu
pendengarnya pada pengalaman iman yang sendiri, nyata kesehakikatan Anak dan Bapa.
personal layaknya Petrus sendiri. Yohanes Krisos- Dalam pemikiran sederhana, bagaimana mungkin
tomus mengajak para pendengarnya masuk dalam jika tidak sehakikat dengan Bapa, Anak bisa
misteri Roti itu secara personal,karena, ketika menyelamatkan manusia dan membangkitannya?
mereka hanya mengikuti arus dan berpikir seperti Bagaimana mungkin jika tidak sehakikat dengan
manusia biasa, mereka tidak akan sampai pada Bapa, manusia bisa mengalami kebangkitan untuk
penghayatan rohani akan identitas Yesus. Bahkan, hidup dengan menyantap daging dan darah-Nya?
secara ekstrim bisa dikatakan bahwa jika mereka Kesehakikatan dengan Bapa semakin dipertegas
semata mengikuti arus yang ada, seperti yang dengan gagasan ekaristi yang dikembangkan oleh
diyakini oleh orang-orang Goth, iman mereka Yohanes Krisostomus, khususnya dalam homili
akan Kristus semakin merosot karena penuh ke-46 ini sehingga jelaslah pengakuan iman yang
keraguan seperti orang-orang Yahudi pada zaman benar bahwa Yesus, Sang Anak itu sehakikat
Yesus. dengan Bapa.
Pengalaman iman personal ini sebenarnya 4. PENUTUP
bermuara pada keselamatan dan hidup kekal.
Dalam iman akan Kristus, Sang Anak Allah, ada Roti Hidup itu teologi Ekaristi atau
keselamatan dan kebangkitan. Petrus mengakui Kristologi? Jika dicermati dari seluruh ulasan
hal ini dengan tegas dalam ayat 68. Bagi Yohanes yang disajikan dan konteks pembicaraan sebagai
Krisostomus, ini menjadi titik terang iman yang apologi melawan Arianisme Roti Hidup itu
diperlukan bagi para pendengarnya. Sebuah menegaskan identitas Yesus sendiri sebagai Anak
keyakinan bahwa keselamatan itu berasal dari Allah yang sehakikat dengan Bapa-Nya. Inilah
Allah Bapa dan dari Sang Anak yang diutus oleh pokok iman Konsili Nikea yang dipertahankan
Bapa (Yoh 17:3). dan diwartakan oleh Yohanes Krisostomus.
Dari kerinduan dan harapan akan keselamatan Di dalam gagasan tentang identitas Yesus ini,
dan kebangkitan untuk hidup kekal, tampak jelas Yohanes Krisostomus juga memberikan pen-
bahwa kedatangan Yesus ke dunia sebagai Roti jelasan tentang daging dan darah-Nya yang khas
Hidup itu menawarkan kerinduan itu sendiri bagi identik dengan Ekaristi. Namun, gagasan Ekaristi
manusia. Jadi, bisa dicermati bahwa penegasan tetap harus dilihat dalam rangka kristologi.
identitas Yesus sebagai Roti itu tidak lepas dari Gagasan ekaristi berada di dalam rangkaian ulasan
gagasan Yesus sebagai Kristus dan Anak Allah. tentang identitas Yesus yang sehakikat dengan
Lebih dari itu, gagasan identitas Yesus ini, Bapa-Nya. Yang lebih penting dari itu semua
menurut Yohanes Krisostomus, tidak lepas dari adalah gagasan keselamatan dan kebangkitan
visi keselamatan yang disampaikan Yesus bagi untuk hidup kekal. Inilah muara dari pengakuan
manusia. Penegasan tentang pribadi Yesus ini identitas Yesus sendiri dan gagasan ekaristi yang
10
Vol. 03, No. 01, Mei 2014, hlm. 1-12
11
Akulah Roti Hidup (Antonius Baur Asmoro)
22
C.H. Dodd, The Interpretation of The Fourth Gospel, The Dister, N. Syukur, 2004, Teologi Sistematika II, Yogya-
Syndics of The Cambrige University Press, Cambrige 1954, 230. karta: Kanisius.
23
Menurut C.H. Dodd, Yang kudus dari Allah itu berarti Kristus
(ayat 69) – (C.H. Dodd, The Interpretation of The Fourth Gospel,
Groenen, C., 1988, Sejarah Dogma Kristologi;
228). Perkembangan Pemikiran tentang Yesus Kristus
24
Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru bahasa Yunani versi United pada Umat Kristiani, Yogyakarta: Kanisius.
Bible Societies (UBS) yang tertulis adalah o` a[gioj tou/ qeou/ Hall, Christopher A.,2002, Learning Theology with The
(Yang Kudus dari Allah). Church Fathers, Illinois: InterVarsity Press.
25
Günther Bornkamm, “le,gw” in Theological Dictionary of the
Harmless, W., 2004, Desert Christians; An Introduction to
New Testament, ed. Gerhard Friedrich, trans. and ed. Geoffrey
W. Bromiley, vol. 4, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, the Literature of Early Monasticism, , New
Grand Rapids, 1971, 105. York:Oxford University Press.
26
Horse Balz and Gerhard Schneider, Exegetical Dictionary of The Hylen, S.,2005, Allusion and Meaning in John 6,New
New Testament,Vol II, William B. Eerdmans Publishing York:Walter de Gruyter.
Company, Michigan, 1990, 357.
27
Kelly, J.N.D., 1995,Golden Mouth; The Story of John
J.P. Louw and E.A. Nida, Greek-English Lexicon of the New
Testament; Based on Semantic Domains, Vol. I-II, United Bibles
Chrsostom-Ascetic, Preacher, Bishop, New
Societies, New York, 1988, 400). York: Cornell University Press.
28
Tou/to de, evsti sugkritiko.n kai. o`moiwmatiko,n) Kristiyanto, Eddy, 2007, Selilit Sang Nabi; Bisik-Bisik
29
Mh. avge,nnhton ; unbegotten (Schaff). tentang Aliran Sesat,Yogyakarta: Kanisius.
30
prose,qhken euvqu.j [prostiqhmi : menambahkan, memberi, LaVerdiere, E.,1996, The Eucharist in the New Testament
menderma] ; subjoineth (Schaff). and the Early Church, Minnesota:The Liturgical
31
evnergei,aj [evnergei,a : pekerjaan, kekuatan (supranatural)] ; Any Press.
power working in Him (Schaff). Louw, J.P. and E.A. Nida, 1988, Greek-English Lexicon of
the New Testament; Based on Semantic
DAFTAR RUJUKAN Domains, Vol. I-II, New York:United Bibles
Societies.
Bailey, R., 1992, “Hermeneutics: A Necessary Art” dalam Martasudjita, E.,2005, Ekaristi: Tinjauan Teologis,
Hermeneutics for Preaching; Approach-es to Liturgis, dan Pastoral,Yogyakarta: Kanisius.
Contemporary Interpretational of Scripture,
Raymond Bailey (ed.), Nashville: Broadman McGinn, Bernard,1999, The Doctors of The Church;
Press. Thirty-Three Men and Women who Shaped
Christianity, New York: The Crossroad
Balz, Horse, and Gerhard Schneider, 1960, Exegetical Publishing Company.
Dictionary of The New Testament,Vol II, Baur,
C., John Chrysostom and His Time Vol. I; Menken, M.J.J., 1997, “John 6:51c-58: Eucharist or
Antioch, London: Sands & Co. LTD. Christology?”, in Critical Reading of John 6,
edited by R. Alan Culpepper, Leiden-New York-
Baur, C., John Chrysostom and His Time Vol. II; Köln:Brill.
Constantinople, Sands & Co. LTD, London
Migne, J.-P., Patrologiae Cursus Completus, 1859,
Friedrich, trans. and ed. Geoffrey W. Bromiley, 1971, vol. Patrologiae Graecae Tomus LIX: S. Joannes
4, Wm. B. Eerdmans Publishing Compa-ny, Chrysostomus, Montrouge:Bibliothecae Cleri
Grand Rapids. Universae.
William B. Eerdmans, 1990, Michigan: Publishing Moloney, F.J.,1998, The Gospel of John, Sacra Pagina
Company. Series, Vol 4, Minnesota:The Liturgical Press,
Benedict XVI, 2008,Church Fathers; From Clement of Collegeville.
Rome to Augustine; General Audiences 7 March Neuner-J. Dupuis, J., 1996, Christian Faith in the
2007 – 27 February2008, San Fransisco: Doctrinal Documents of The Catholic Church,
Ignatius Press. Bangalore, India: Theological Publications.
Bornkamm, Günther, 2011,“le,gw” in Theological Pius XII, Divino Afflante Spiritu (30 September 1943),
Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard diakses dari
Brant, Jo-Anna A.,John, Baker Academic, Grand http://www.vatican.va/holy_father/pius_xii/ency
Rapids. clicals/documents/hf_p-
Brown, R.E.,1966, The Gospel According to John (i-xii), xii_enc_19430930_divino-afflante-
Doubleday & Company, Inc., New York: Garden spiritu_lt.html, (18 Januari 2013).
City. Quasten, J., 1960, Patrology, Vol. III, Maryland:The
Chrysostom, John,The Homilies of St. John Chrysostom Newman Press.
on The Gospel of St. John, translated by Philip Williams, R, 2001, .Arius; Heresy and
Schaff, diunduh dari Tradition,Michigan: Wiliam B. Eerdmans
www.ccel.org/ccel/schaff/npnf114.html Publishing Company.
12