(HOPEFUL EASTER) Bukankah Yesus telah memberi tahu mereka, ketika Ia masih di Galilea, bahwa
Ia akan disalibkan, tetapi pada hari yang ketiga Ia bangkit? Seandainya mereka
I. Pengantar
menafsirkan dengan tepat arti kehidupan Yesus, atau memahami Perjanjian
Injil (yun: ευαγγέλιον) yang berarti “Kabar Baik”. Injil Lukas merupakan Lama, penemuan kubur yang kosong tidak akan mengejutkan lagi bagi mereka
salah satu injil sinoptik yang memberi penjelasan bahwasannya hanya Allah saja (24:25-27, 32, 44-47). Berita injil Lukas sangat realistis menunjukan, bahwa
yang membimbing dan memberi kekuatan kepada Yesus dalam segala peristiwa. berita kebangkitan tidak menghilangkan semua ketakutan para perempuan yang
Pada Lukas 24:1-12, sebelum kematian dan kebangkitan,Yesus telah mengalami datang ke kubur itu tetapi sebaliknya ketakutan itu memungkinkan mereka untuk
masa kesendirian dan penuh kesengsaraan, proses ini dilewati Yesus dengan tetap beriman dan percaya kepada Yesus. 8-10, Setelah kembali mereka segera
ketaatan yang tidak bisa ditawar. Begitu juga para murid yang sebelumnya mewartakan apa yang telah mereka lihat dan dengar dari malaikat kepada para
menaruh pengharapan kepada Pribadi yang mati. Walaupun saat itu Yesus telah murid walaupun kita belum melihat adanya kepercayaan akan hal itu. Alkitab
mati, para murid tetap menunjukan kesetiaan mereka tetapi mereka tidak memang tidak berusaha mengkonstruksi iman Kristen kepada kubur kosong
mengetahui akan rencana kebangkitan Yesus. disini, melainkan step by step bagaimana pergerakan para murid menuju
kepercayaan dan pembangunan iman. 11-12, Disini kita dapat melihat awalnya
II. Penjelasan Nats
para murid hanya menganggap laporan ini sebagai "kisah kosong". Iman
Dalam teks Lukas 24:1-12 kita diperhadapkan ke dalam peristiwa Kebangkitan pada dasarnya memang tidak dapat dipertanggungjawabkan atas
Kebangkitan Yesus. Pada ayat 1-3, kita melihat bahwasannya para pengikut setia dasar angan-angan, atau kecenderungan untuk percaya. Terlepas dari semua
Yesus datang ke kubur dan bermaksud untuk merempah-rempahi mayat Yesus. yang Yesus katakan kepada mereka sebelumnya, para murid tampaknya tidak
Dalam Tradisi Yahudi hal ini biasa dilakukan pada hari ke 3 setelah kematian, memiliki harapan apapun bahwa Yesus akan dibangkitkan, dan bahkan curiga
memberi rempah-rempah dan minyak mur dilakukan sebagai suatu tanda hormat.
terhadap bukti yang datang. Hingga pada akhirnya kebangkitan menjadi IV. Diskusi
kenyataan yang tidak dapat mereka sangkal.
• Sejauh mana kita sebagai mahasiswa/i theologia memaknai kebangkitan
kecemasan, hidup itu lebih kuat dari pada kematian. Cinta kasih lebih besar
daripada kebencian. Belas kasih lebih besar melampaui penghakiman dan pada Disetujui oleh Waket III
akhirnya penderitaan hanya bersifat sementara. Maka tetaplah kita berlari untuk
mengabarkan kebangkitannya dengan berani tetaplah untuk membangun
harapan di tengah-tengah dunia yang penuh cemas dan penderitaan dan tetaplah
berbagi kebaikan dan sukacita kepada semua orang. Tuhan kiranya memberkati (Pdt.Dr.Petrus NB Pardede)
kita dan menguatkan kita menghadapi masa-masa sulit kita di dalam
Kemenangan Kristus.