A. PENDAHULUAN
1
Proselit adalah istilah yang dipakai untuk orang-orang non-
Yahudi (orang Yunani, orang Romawi, dll) yang tertarik pada agama
Yahudi.
2
Banyak ahli berpendapat bahwa hal ini disebabkan oleh budaya
paternalistik. Band. Bruce J. Malina, The New Testament World. Insights
from Cultural Anthropology. Louisville: Westminster John Knox, 2001, 32-
40.
Dale dalam membahas latar belakang Yohanes mengutip
perkataan seorang Rabbi Yahudi yang menyebutkan, “Their
clothes were not wet at all; for men and women to be
baptized with their clothes on is to baptize the clothes, not the
body; “they were baptized in a nude state, male by male and
female by female.” 3
(Terjemahan: Pakaian mereka tidak basah sama sekali; karena
kalau laki-laki dan perempuan dibaptiskan dengan berpakaian sama
dengan membaptis pakaian, bukan tubuh. “mereka dibaptis dalam
keadaan telanjang, laki-laki dibaptis oleh laki-lai dan perempuan oleh
perempuan.”).
Kutipan di atas menunjukan bahwa baptisan tidak hanya berlaku
bagi kaum laki-laki tetapi juga kaum perempuan. Hal ini tidak
disebutkan dalam PB, tetapi dapat diasumsikan bahwa perempuan
juga turut terlibat dalam pelaksanaan baptisan yang disebutkan
dalam Injil-Injil.
1. Siapakah Yohanes?
3
James W. Dale, Johanic Baptism: BAPTIZW - An Inquiry Into
The Meaning of the Word As Determined By The Usage of the Holy
Scriptures. Wauconda/Philipsburg: Bolchazy-Carducci/P&R Publishing,
1993, 24.
4
See D.A. Carson, The Gospel According to John. Grand
Rapids/Leicester: William B. Eerdmans/IVP, 1991, 68-81.
Pembaptis” untuk menjelaskan Yohanes yang mana yang
dimaksud.
Cerita mengenai kelahiran Yohanes Pembaptis hanya
disampaikan oleh Injil Lukas (Lk. 1:5-25, 57-66), tetapi mengenai
pelayanannya semua Injil menceritakannya. Ayahnya adalah Imam
Besar Zakaria dan ibunya adalah Elisabeth yang juga adalah
keturunan imam. Kelahiran Yohanes adalah suatu mujizat karena
kelahirannya dinubuatkan oleh Malaikat ketika ayahnya sementara
melaksanakan pelayanan dalam ruang Mahakudus Bait Allah
dalam upacara atau ibadah Pendamaian5 ketika ia dilahirkan
ibunya sudah lanjut usia dan mandul. Nama Yohanes adalah nama
yang diberikan oleh Malaikat yang menampakan diri kepada Imam
Zakaria, ayahnya.
PB melihat Yohanes Pembaptis sebagai bagian yang integral
dari pelayanan Yesus. Karena Yohanes ditempatkan sebelum
Yesus memulai pelayanan-Nya. Bahkan Injil-Injil menempatkan
Yohanes Pembaptis sebagai “pembuka jalan” bagi kedatangan
Sang Mesias, Yesus Kristus (bd. Mk. 1:4). Yesus sangat
menghormati Yohanes Pembaptis dan menganggap dia sama
dengan nabi Eliah bahkan melebihi seorang nabi yang pernah ada
(Mat. 11:9-11, Lk. 7:26-28; ). Itulah sebabnya tidak mengherankan
jika Yesus datang kepada Yohanes untuk dibaptis (Mt. 3:13-17
dan paralel).
5
B. Witherington III, “John the Baptist”, in Dictionary of Jesus and
the Gospel. Eds. I. Howard Marshall; Leicester: IVP, 1992, 383-391.
6
Mengenai Yosephus lih. J.J. Scott, “Josephus” in Dictionary of
Jesus and the Gospel. Eds. Joel B. Green, Scot McKnight, I. Howard
Marshall; Leicester: IVP, 1992, 391-394.
belalang dan madu hutan” (Mk. 1:6). Menurut sumber Yahudi
Yohanes memisahkan diri dari orang-orang Yahudi normatif,7 dan
bergabung dengan kelompok Essena yang mengasingkan diri di
Qumran yang disebut “komunitas Qumran”,8 di sebelah Barat
Daya Laut Mati. Kelompok ini sangat taat dan ketat dengan ritus-
ritus agama Yahudi termasuk ritus-ritus pembasuhan.
Mereka mengasingkan diri karena pandangan eskatologis
mereka yang ekstrim. Mereka menganggap bahwa kehidupan
bangsa Yahudi yang terus menerus berada di bawah kekuasaan
atau penjajahan asing dari bangsa Yunani dan Romawi adalah
karena dosa para pemimpin Yahudi yang hidupnya sudah
dinajiskan oleh hubungan-hubungan mereka dengan pemerintah
asing itu. Allah telah menghukum mereka sehingga mengalami
situasi penjajahan itu. Mereka juga memandang bahwa Yerusalem
sudah dipenuhi oleh dosa kenajisan sehingga mereka harus
menyendiri. Mereka menganggap bahwa mereka adalah “sisa
Israel” yang dapat memulihkan kembali bangsa Yahudi yang
terjajah itu.
Komunitas Qumran meyakini bahwa kesalehan dan ketaatan
kepada Hukum Taurat Allah akan segera memulihkan keadaan
bangsa Yahudi dengan menghadirkan Kerajaan Allah melalui
kepemimpinan seorang Mesias yang perkasa dan memiliki
kekuatan supernatural.9 Mesias inilah yang akan mengalahkan
penjajah dan memulihkan kejayaan Israel pada masa lampau.
Setelah itu Kerajaan Allah akan berdiri di mana bangsa Yahudi
akan mengalami kejayaan, dan musuh-musuh mereka akan takluk.
Akan tetapi, seperti sudah disinggung di atas, Kerajaan Allah
itu, belum akan hadir kalau bangsa Yahudi masih hidup dalam
dosa yang menajiskan mereka. Karena itu orang-orang Essena
bertindak sebagai wakil bangsa Yahudi hidup dalam pertobatan
dengan menjaga kesucian hidup dengan ketaatan melakukan
7
Anthony J. Saldarini, Pharisees, Scribes and Sadducees in
Palestinian Society. Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1988, 3-7.
8
John Dane, Introducing the New Testament. New York: Harper
Collins, 1990, 40.
9
See George Eldon Ladd, A Theology of New Testament . Grand
Rapids: William B. Eerdmans, 1994, 135-137.
Hukum Taurat dan peraturan komunitas Qumran. Salah satu cara
untuk menjaga kekudusan atau kesucian hidup mereka adalah
dengan mempraktekan ritus pembasuhan secara intensif. Mereka
akan melakukan ritus itu berkali-kali berdasarkan konteks yang
mereka alami. Jika Yohanes adalah anggota dari kelompok
Qumran ini, maka tidaklah mustahil jika dia sangat dipengaruhi
oleh teologi Qumran yang sangat menekankan kekudusan hidup
dan ritus pembahasuhan, termasuk dengan apa yang disebut
dengan ritus membaptis seperti yang dilakukan oleh kaum
proselit. Itulah sebabnya baptisan Yohanes disebut juga sebagai
baptisan pertobatan sebagai syarat kehadiran Kerajaan Allah.
Dengan kata lain baptisan itu berhubungan dengan gerakan
eskatologis sedang berkembang pada masa itu.
Markus 1:4-5:
Demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun
dan menyerukan: Bertobatlah (metanoia) dan berilah
dirimu dibaptis (baptisma) dan Allah akan mengampuni
dosamu (ἄφεσιν ἁμαρτιῶν). Lalu datanglah kepadanya
orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua
penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya
mereka dibaptis di sungai Yordan. (Mk. 1:4-5)
10
Lih. Craig Blomberg, Jesus and the Gospel: And Introduction
and Survery. Nashville: Broadman & Holman, 1997, 19-26.
memaksa orang Yahudi untuk menyembah berhala dan
mendirikan patung berhala dalam Bait Allah pada masa itu.11
Dalam ayat-ayat di atas dikatakan bahwa pertobatan itu
dilakukan supaya Allah mengampuni dosa, dan tanda bahwa
seseorang itu mau bertobat adalah kemauannya dibaptis. Akan
tetapi pertobatan yang dimaksudkan di sini bukan hanya sekedar
pertobatan, tetapi ada suatu alasan yang penting mengapa
pertobatan itu penting. Matius menjelaskan hal ini, Bertobatlah,
sebab Kerajaan Sorga sudah dekat! (Mat. 3:2). Jelas di sini bahwa
baptisan Yohanes sangat berhubungan dengan persiapan
kedatangan Kerajaan Allah yang diberitakan oleh Yohanes, bahwa
persiapan itu dilakukan melalui pertobatan yang ditandai dengan
baptisan (Mk. 1:4). Orang-orang dari daerah Yudea dan
Yerusalem datang mengaku dosa mereka dan dibaptis di sungai
Yordan. Di sini sangat jelas bahwa baptisan Yohanes didahului
oleh pertobatan. Karena itu baptisan Yohanes adalah tanda dari
pertobatan itu. Istilah tertobatan (metanoia) yang dimaksudkan di
sini adalah idiom untuk kembali kepada Tuhan (Yes. 19:22; 55:7;
Yeh. 33:11; Hos. 14:1; Yoel 2:13). Berbalik kepada Tuhan (Ingg.
conversion) menyatakan sifat tobat itu sendiri, dan makna
sesungguhnya pertobatan (Ingg. repentance) itu adalah berduka
karena dosa. Istilah Yunani metanoia menunjuk pada perubahan
pola pikir, yang dalam konsep Ibrani mencakup berbaliknya
seseorang secara total kepada Allah. Pandangan ini sama dengan
konsep dalam persekutuan Qumran yang menekankan kesucian
seremonial dan pertobatan hati (CD 6:5; 8:16). Konsep ini harus
dipahami dalam konteks penantian kedatangan Kerajaan Allah.
Orang-orang Yahudi pada zaman itu percaya bahwa Allah akan
mendirikan kerajaan-Nya di Palestina di mana orang-orang
Yahudi akan menikmati kehidupan eskatologis atau keselamatan
mesianis. Syarat kehadiran kerajaan Allah itu adalah pertobatan
yang ditandai dengan baptisan. Dalam hal ini baptisan Yohanes
sangat berkaitan erat dengan pemahaman eskatologis umat
Yahudi, yaitu, hadirnya Kerajaan Allah.
11
Lih. D.S. Russell, Between the Testaments. Philadelphia: Fortress
Press, 1983, 29.
Hal ini menunjukkan bahwa seruan untuk bertobat dan
dibaptis oleh Yohanes pembaptis itu terjadi sebelum kedatangan
Kerajaan Allah, dan pemahaman mengenai Kerajaan Allah orang
Yahudi dan Yesus berbeda. Bagi orang Yahudi Kerajaan Allah
adalah kerajaan dalam arti politis di mana Allah melalui seorang
Mesias akan memerintah sebagai Raja. Kerajaan Allah bagi umat
Yahudi adalah pemulihan bangsa Israel menjadi bangsa yang besar
dan berkuasa di dunia. Dengan kehadiran Mesias bangsa-bangsa
yang menjajah akan dihancurkan, Yerusalem akan disucikan dan
berdirilah suatu kerajaan yang penuh dengan kemuliaan (Pss. Sol.
17:21-24). Pemahaman seperti ini dapat dibandingkan pada
perikop pengakuan Petrus dalam Injil-Injil. Di mana ketika Petrus
menjawab pertanyaan Yesus mengenai siapakah Dia
sesungguhnya dan Petrus menjawab bahwa Yesus adalah Mesias
dari Allah. Tetapi setelah Yesus mengatakan bahwa Mesias harus
menderita, Petrus langsung bereaksi bahwa hal itu tidak akan
terjadi, karena bagi orang Yahudi Mesias tidak menderita, karena
dia memiliki kuasa ilahi. Tetapi Yesus menegur dan mengoreksi
pemahaman Petrus (Mat. 16:13-20). Yesus adalah Mesias yang
akan menghadirkan Kerajaan Allah melalui kematian dan
kebangkitan-Nya. Yesus adalah Mesias yang menebus manusia
dari dosa-dosa mereka.
Dengan demikian secara teologis umat yang percaya
kepada Yesus Kristus telah berada dalam Kerajaan Allah yang
telah digenapi melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Dalam arti zaman Yohanes Pembaptis berbeda dengan zaman
berdirinya Gereja mula-mula. Dengan karya penyalamatan Yesus
di kayu salib dan kebangkitan-Nya manusia yang percaya telah
mendapat pengampunan, dan adanya pengampunan adalah salah
satu tanda kehadiran Kerajaan Allah. Kalau demikian apakah
makna baptisan Yohanes Pembaptis, yaitu untuk pertobatan,
masih sama dengan zaman ketika pertobatan itu telah diwujudkan
melalui penebusan Yesus Kristus? Seperti yang akan kita lihat
lebih lanjut di bawah ada perbedaan makna antara baptisan pada
zaman Yohanes dan zaman setelah kebangkitan Yesus.
E. Arti dan Makna Baptisan Yohanes
F. Kesimpulan