Syalom... Teman-teman Pemuda yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan kita, Yesus Kristus. Pembacaan kita saat ini mengenai penderitaan Yesus Kristus atau yang biasa kita sebut dengan minggu sengsara. Umumnya kalau orang-orang yang teraniaya dan diperlakukan tidak adil, maka mereka akan menuntut keadilan. Mereka akan protes dan berusaha untuk membuktikan bahwa dirinya benar dan tidak sepantasnya menerima perlakuan yang tidak adil. Kalau kita melihat bacaan kita saat ini, dalam ayatnya yang ke-27 sampai 31, reaksi Yesus terhadap ketidakadilan atas diriNya terlihat atau terkesan janggal di mata orang banyak. Yesus terlihat pasrah dan menerima semua perlakuan yang tidak adil. Penderitaan yang dialami Yesus bukan karena Ia terbukti bersalah, tetapi oleh karena kebencian serta kedengkian para imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Di sini Matius menggambarkan begitu detail mengenai penyiksaan terhadap Yesus, Ia dibawa oleh para serdadu, pakaian-Nya ditanggalkan dan dikenakan jubah ungu sebagai tanda olok-olokan kepada Dia, kepala-Nya diberi mahkota duri dan dihina oleh para serdadu itu, Ia diludahi dan kepala-Nya dipukul dan Ia kembali diejek oleh para serdadu itu dan dibawa menuju tempat penyaliban. Jika kita mengalami kondisi seperti Yesus, mungkin kita akan protes dan menuntut mereka sebagai bentuk perlawanan atas ketidakadilan yang mereka lakukan. Tetapi kenyataannya, tidak ada satu kata dan keluhan apapun yang terucap dari mulut Yesus. Mungkin karena lelah atau memang tidak perlu berucap apapun terhadap orang-orang itu, sebagaimana Ia juga tak menjawab segala tuduhan yang dituduhkan oleh para pemimpin Yahudi. Yesus terlihat diam saat dianiaya. Bukan karena Ia tidak berdaya, sebagai Putra Allah, Yesus memiliki kuasa Allah untuk menghancurkan mereka. Tetapi Ia memilih diam, karena haruslah digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci. Sekarang kita melihat dalam ayatnya yang ke-32 sampai 44. Penderitaan dan penganiayaan Yesus belum berakhir. Ia masih perlu menjalani jalan salib. Meski lelah dan kehilangan banyak darah karena luka cambuk dan pukulan, tetapi Yesus berjalan menuju bukit Golgota. Para serdadu itu melihat bahwa fisik Yesus sudah lemah, mereka memaksa Simon orang Kirene itu untuk memikul salib Yesus sampai ke bukit Golgota. Meski begitu, perlakuan kejam terhadap Yesus tetap mereka lakukan. Teman-teman Pemuda yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan Yesus Kristus.. Semua penderitaan, kesakitan, hujatan Yesus terima demi dan untuk menebus dosa umat manusia. Ia membuktikan kasihNya yang besar dan tanpa pamrih bagi kita dengan menjalani semuanya itu tanpa ada keluhan yang keluar dari rasa sakit yang Ia jalani. Di atas kayu salib itu, Ia menggenapi rencana keselamatan yang Allah rancangkan untuk umat manusia. Demikian besarnya Allah mengasihi kita, sehingga kita semua masih berada hingga saat ini. Amin.