Anda di halaman 1dari 3

KHOTBAH PEMUDA #1

Bacaan: MATIUS 27:27-44


Syalom... Teman-teman Pemuda yang dikasihi
dan diberkati oleh Tuhan kita, Yesus Kristus.
Pembacaan kita saat ini mengenai penderitaan
Yesus Kristus atau yang biasa kita sebut dengan
minggu sengsara. Umumnya kalau orang-orang
yang teraniaya dan diperlakukan tidak adil, maka
mereka akan menuntut keadilan. Mereka akan
protes dan berusaha untuk membuktikan bahwa
dirinya benar dan tidak sepantasnya menerima
perlakuan yang tidak adil. Kalau kita melihat
bacaan kita saat ini, dalam ayatnya yang ke-27
sampai 31, reaksi Yesus terhadap ketidakadilan
atas diriNya terlihat atau terkesan janggal di mata
orang banyak.
Yesus terlihat pasrah dan menerima semua
perlakuan yang tidak adil. Penderitaan yang
dialami Yesus bukan karena Ia terbukti bersalah,
tetapi oleh karena kebencian serta kedengkian
para imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Di
sini Matius menggambarkan begitu detail
mengenai penyiksaan terhadap Yesus, Ia dibawa
oleh para serdadu, pakaian-Nya ditanggalkan dan
dikenakan jubah ungu sebagai tanda olok-olokan
kepada Dia, kepala-Nya diberi mahkota duri dan
dihina oleh para serdadu itu, Ia diludahi dan
kepala-Nya dipukul dan Ia kembali diejek oleh
para serdadu itu dan dibawa menuju tempat
penyaliban.
Jika kita mengalami kondisi seperti Yesus,
mungkin kita akan protes dan menuntut mereka
sebagai bentuk perlawanan atas ketidakadilan
yang mereka lakukan. Tetapi kenyataannya, tidak
ada satu kata dan keluhan apapun yang terucap
dari mulut Yesus. Mungkin karena lelah atau
memang tidak perlu berucap apapun terhadap
orang-orang itu, sebagaimana Ia juga tak
menjawab segala tuduhan yang dituduhkan oleh
para pemimpin Yahudi. Yesus terlihat diam saat
dianiaya. Bukan karena Ia tidak berdaya, sebagai
Putra Allah, Yesus memiliki kuasa Allah untuk
menghancurkan mereka. Tetapi Ia memilih diam,
karena haruslah digenapi yang tertulis dalam
Kitab Suci. Sekarang kita melihat dalam ayatnya
yang ke-32 sampai 44. Penderitaan dan
penganiayaan Yesus belum berakhir. Ia masih
perlu menjalani jalan salib. Meski lelah dan
kehilangan banyak darah karena luka cambuk dan
pukulan, tetapi Yesus berjalan menuju bukit
Golgota. Para serdadu itu melihat bahwa fisik
Yesus sudah lemah, mereka memaksa Simon
orang Kirene itu untuk memikul salib Yesus
sampai ke bukit Golgota. Meski begitu, perlakuan
kejam terhadap Yesus tetap mereka lakukan.
Teman-teman Pemuda yang dikasihi dan diberkati
oleh Tuhan Yesus Kristus.. Semua penderitaan,
kesakitan, hujatan Yesus terima demi dan untuk
menebus dosa umat manusia. Ia membuktikan
kasihNya yang besar dan tanpa pamrih bagi kita
dengan menjalani semuanya itu tanpa ada
keluhan yang keluar dari rasa sakit yang Ia jalani.
Di atas kayu salib itu, Ia menggenapi rencana
keselamatan yang Allah rancangkan untuk umat
manusia. Demikian besarnya Allah mengasihi kita,
sehingga kita semua masih berada hingga saat ini.
Amin.

Anda mungkin juga menyukai