Anda di halaman 1dari 38

Edisi Khusus HUT GMIST ke 73 & HPI GMIST ke 163

Khusus kalangan sendiri

GEREJA MASEHI INJILI SANGIHE TALAUD


RESORT INDONESIA BAGIAN BARAT
JL. Cempaka Putih Tengah II No.29,Jakarta Pusat
Telp. 021.22424969
Email : gmistresortinbar@yahoo.com
RENUNGAN HARIAN KADADEMAHE
GMIST Resort Inbar

Edisi Khusus
dalam rangka
HUT GMIST ke 73
dan
Hari Pekabaran Injil GMIST ke 163
DAFTAR ISI

 Daftar Isi …………………………………………………….. i


 Kata Pengantar ……………………………………………. 1
 Refleksi …………………………………………………….. 2
 Renungan Harian …………………………………………. 3
 Tata Ibadah HUT / HPI GMIST
 Bentuk I …………………………………………… 23
 Bentuk II …………………………………………… 25
 Bentuk III …………………………………………… 27
 Bentuk IV …………………………………………… 29
 Bentuk V …………………………………………… 31
 Bentuk VI …………………………………………… 33

HUT GMIST ke 73 & HPI GMIST ke 163 Hal. i


KATA PENGANTAR

Malunsemahe...

Sebagaimana keadaan kami baik-baik saja, demikian harapan


kami hal ini juga dialami oleh rekan-rekan sepelayanan dan
seluruh jemaat GMIST (RESORT INBAR) walaupun saat ini berada
di tengah kondisi yang tidak nyaman karena wabah covid-19.

Ketambahan setahun usia GMIST ke 73 dan HPI Ke 163


menandai panjangnya pelayanan yang telah dan akan di
lakukan oleh kita semua. Harapan kami HUT HPI Ke 163 ini akan
terus memperteguh iman kita dan tetap membakar semangat
dalam pelayanan sehingga wabah covid-19 dan penderitaan
lainnya tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih karunia
Allah ( Roma 8:35 ).

Beribadahlah dengan penuh sukacita kepada Tuhan,


berdoalah senantiasa, saling membantu, saling menguatkan,
menjaga kesehatan dengan menaati himbauan pemerintah,
dan percaya bahwa wabah covid-19 akan berlalu.

Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua....

HUT GMIST ke 73 & HPI GMIST ke 163 Hal. 1


ANTARA RASA SYUKUR DAN RASA SAKIT
“Introspeksi Manusia Allah Tentang Rasa Syukur di Tengah Pergumulan”
Oleh : Pdt. D. Tatimu, S.Th.

Di panggung sejarahnya, gereja pernah memunculkan sosok Agustinus, seorang


tokoh besar dan termasyur sampai sekarang. Dia terkenal karena karya-karya
besarnya, salah satunya adalah “De civitate Dei” (Kota Tuhan) berisi penggambaran
Roma sebagai kota kiasan yang roboh karena keruntuhan akhlak. De civitate Dei
adalah sebuah suara optimisme.
Dalam gambaran Agustinus, Tuhan bukanlah seperti dewa-dewa Romawi yang
angkara murka dan menjadikan manusia takut, tapi Tuhan yang memampukan
manusia untuk merenungi hadirat-Nya dan memberinya kemauan bebas. Bahkan
ketika manusia berbuat dosa sekalipun, Tuhan tidak akan mengambil kemauan bebas
itu. Dengan keagungan Roh-Nya menurut Agustinus, Tuhan akan lebih memunculkan
kebaikan dari tengah-tengah amuk dunia, ketimbang mencegah badai dunia itu
terjadi.
Harapan yang sama akan mengelus batin setiap kita: “Mungkinkah ada kebaikan di
tengah-tengah krisis global pandemi Covid 19 yang meluluhlantakkan kedigdayaan
logika manusia saat ini?” Tak perlu ada suara pesimis ! yang dibutuhkan sekarang
adalah suara optimisme. Ebiet G. Ade pun punya tekad lain ketimbang bertanya pada
rumput yang bergoyang: “tetapi akan tetap kuhayati makna sakit hati ini.” Mungkin ada
jawaban yang terlupakan dari apa yang digambarkan Agustinus dalam “Kota Tuhan.”
Siapa tahu, Tuhan menyisipkan harapan bukan pada nasib dan masa depan umat
manusia, melainkan pada momen-momen kekinian dalam hidup yang hanya sebentar,
tapi indah.

Wabah Corona tidak akan berlangsung lama, Hanya sebentar, tapi menggugah sendi
keberimanan kita bahwa manusia sungguh butuh pertolongan Tuhan. Mereka yang
selalu berlutut menghadap Tuhan, akan selalu bisa berdiri menghadapi apapun.
Terang Pengkhotbah membias pada mata iman kita bahwa semua akan indah pada
waktunya (Pengk. 3:11) Karena itu, dengan atau tanpa Agustinus, beryukur itu indah.
Di kaki bukit Nggahei Balehumara Tagulandang, terukir di pusara Friedrich Kelling,
“Hier kommt ein armer sűnder, der nur aus Gnaden selig wär”: “Di sini datang seorang
pendosa belaka yang hanya selamat karena anugerah semata”. Pengakuan ini
menggaung lagi di Hari Pekabaran Injil di tengah-tengah pergumulan segenap warga
GMIST dengan wabah Covid 19. Gema dari para pahlawan Injil di Tanah
Tampunganlawo, Karengetang dan Mandolokang yang mengajak kita untuk beryukur
bahwa hanya oleh anugerahNya, oleh kasih karunia –Sola Gratia- kita selamat sampai
saat ini! Maka kitapun akan mengaku seperti pengakuan pemazmur : “Pertolonganku
ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu
goyah, Penjagamu tidak akan terlelap”. Tuļumang sisia e kai wou Mawu ku nĕndiadi langi
dingangu dunia. I Sie tawe mapakawalang kau e manawo, mananĕntanudĕ e sĕntinia
tawe kaļahumperongang.

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal. 2
Senin, 25 Mei 2020 2 Korintus 8 : 1-15

“ THE HAPPINES IN GIVING “

M elakukan tugas dan tanggung jawab pelayanan, akan


berjalan dengan baik jika ada kepedulian yang terjadi
dalam pelayanan yaitu saling membantu/menopang.
Menurut Paulus hal ini dilakukan bukan hanya antar jemaat tetapi
juga antara jemaat dan pelayan. Kepada jemaat di Korintus yang
sedang mengalami cobaan yang berat, derita bahkan dalam
kemiskinan, terlihat bahwa ada sukacita yang di rasakan sebab
dalam kondisi ini di garis bawahi oleh Paulus bahwa mereka
(jemaat) kaya dalam kemurahan (ayat 2) mereka dapat berbagi
menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan
mereka (ayat 3)
Jemaat di Korintus sangat bertanggung jawab dalam
membantu para pelayan bahkan kata Paulus mereka
memberikan lebih banyak dari yang di harapkan, dukungan ini
membuat Paulus mendorong Titus untuk terus melayani dengan
bersungguh-sungguh. Yang luar biasa dari tindakan iman yang
memberi juga bagi yang menerima (take and give) merasa kaya
dalam iman, perkataan, pengetahuan dan kesungguhan untuk
membantu dalam kasih (the happines in giving) karena jemaat
juga beroleh kasih karunia dalam tanggung jawab mereka di
tengah pelayanan.
Kondisi yang dialami jemat di Korintus mirip dengan situasi
yang kita rasakan saat ini, ketika wabah covid-19 melanda, di saat
banyak orang kehilangan pekerjaan, kita dapat meneladani
jemaat di Korintus bahwa berbagi itu tidak hanya di saat kita
berkelebihan tetapi juga di tengah kondisi yang berat kita dapat
berbagi juga membantu para pelayan karena hal ini juga dapat
membuka berkat bagi kita (ayat 7) dan tidak hanya itu tetapi juga
melahirkan keseimbangan seperti peribahasa ringan sama di
jinjing, berat sama di pikul dan bukan ringan sama di jinjing , berat
pikul sendiri-sendiri. Dalam ayat 14 terlihat ada saat kita di bantu
tetapi juga ada saat kita membantu. Hidup ini seperti roda yang
berputar karena itu berbagi dan tidak egois dan memperhatikan
hamba-hamba Tuhan akan membuat kita selalu tidak akan
kekurangan tetapi kita tetap berkecukupan ( ayat 15) Karena itu
kata Yesus lebih berbahagia memberi dari pada menerima.
Amin..... (IA)
HUT GMIST ke 73HUT GMIST
& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal. 3
Selasa, 26 Mei 2020 Roma 8 : 18-30

“ DERITA DAN DOA “

U ngkapan derita lu (DL) menjelaskan bahwa derita itu


tertuju untuk seseorang. Dalam kondisi saat ini kata derita
lu telah menjadi derita kita sebab semua orang
meraskan derita itu bukan hanya masalah finansial / makan &
minum. Tetapi juga mengancam nyawa adanya wabah covid-
19.
Penderitaan adalah bagian hidup yang selalu ada dalam
kehidupan kita, kepada jemaat di Roma Paulus menyampaikan
bahwa penderitaan itu di rasakan / di alami oleh semua mahluk
hidup tanpa kecuali, ayat 22-23 semua mahluk sama-sama
mengeluh sama-sama merasakan sakit bersalin, bahkan bagi
mereka yang telah menerima karunia sulung Roh. Gambaran
penderitaan yang luar biasa ini di rasakan semua mahluk, sebab
semua mahluk di taklukan dalam kesia-siaan (ayat 20) kondisi ini
tentunya mendorong orang percaya berdoa kepada Tuhan
untuk dapat melewati derita itu dan memperoleh kemenangan
dari perbudakan dosa, dengan memperoleh keselamatan
masuk dalam kemuliaan anak-anak Allah yang istimewa adalah
di tengan penderitaan itu Roh Allah membantu berdoa untuk
kita dengan membawa keluhan-keluhan dan membantu orang-
orang kudus sehingga pengharapan orang-orang percaya tidak
hilang.
Menghadapi covid-19 diharapkan kita selalu hidup sehat
dan makan makanan yang bergizi dan juga tidak kalah penting
nya adalah berdoa kepada Allah dalam tuntunan Roh kudus
agar wabah ini cepat berakhir dan terlebih dari semuanya kita
tidak kehilangan pengharapan, tidak putus asa sebab seperti
dalam ayat 28 di katakan kita tahu sekarang bahwa Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan
bagi mereka yang mengasihi dia. Allah tidak akan meninggalkan
kita, menyimak pengalaman iman raja Daud dalam Mazmur 37:
24 “Apabila ia jatuh tidaklah sampai tergeletak sebab Tuhan
menopang tangannya“ untuk itulah jangan hilang
pengharapan, jangan semangat menjadi kendor, jalani hidup
dalam persekutuan dengan Tuhan. (IA)

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal. 4
Rabu, 27 Mei 2020 Mazmur 127 : 1-5

“ MENIKMATI ANUGRAH TUHAN “

K alimat Ora et Labora ungkapan ini menandai betapa


pentingnya keterlibatan Allah dalam usaha kita namun
dalam perikop kita hari ini secara extrim pemazmur
menjelaskan keberhasilan dalam sebuah bangunan
(membangun rumah) tidak di lihat dari usaha/kerja keras
manusia tetapi mutlak karena Allah. Pemazmur menyadari
usaha/pekerjaan manusia sering kali sia-sia (ayat 1-2) sementara
itu dalam ayat 2b orang-orang yang di cintainya / di kasihinya di
berkati pada waktu tidur di saat tidak bekerja karena saat tidur
bagi kita adalah waktu untuk beristirahat. Allah mempunyai cara
sendiri untuk memberkati orang percaya.
Ketika pemazmur menjelaskan sebuah rumah/bangunan
ia menyertakan kehidupan rumah tangga (keluarga) dengan
kehadiran anak-anak laki-laki yang adalah harta dari Allah/
pemberian Allah kehadiran anak-anak dalam rumah tangga
menghadirkan kebahagiaan (ayat 4-5) dengan keberhasilan
mereka anak-anak yang mendatangkan kebahagiaan dan
membuat orang tua tidak malu, karena itu menjadi penting bagi
orang tua dalam kehidupan sekarang untuk mendidik anak-
anak tidak hanya dengan pendidikan sekuler tetapi juga
pendidikan iman pendidik anak-anak dilakukan dalam setiap
kesempatan (Ulangan 6 : 4-9) keberhasilan anak-anak di
sejajarkan dengan para pahlawan, kita tahu kata pahlawan
disematkan pada orang-orang yang telah berjuang dan pada
orang yang menang.
Rumah adalah kebutuhan penting sebagai tempat kita
berlindung, berteduh di saat hujan dan panas, saat sehat dan
sakit, dalam suka dan duka. Dalam suasana ini kita harus
memastikan bahwa Allah ada dan hidup di tengah keluarga kita
untuk menolong, menyertai, mengasihi dan memberkati kita
dalam semua keperluan hidup. Sebab jikalau bukan Tuhan
apapun yang kita lakukan akan sia-sia, sementara itu saat kita
memiliki/menempati rumah kita harus memperhatikan rumah di
surga yang memiliki nilai kekekalan dimana ngengat dan karat
tidak merusaknya. Sekali lagi penting bagi kita memperoleh
rumah di surga. Amin.... (IA)

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal. 5
Kamis, 28 Mei 2020 Ibrani 12 : 1-17
“ TEGUH BERSAMA TUHAN “

A danya cctv dalam dunia kriminal sangat membantu


aparat kepolisian untuk mengungkap kejahatan,
menjelaskan secara terang benderang.
Kejahatan dan dosa manusia dapat merintangi manusia
untuk menerima berkat Allah, karena itu penulis Ibrani
menjelaskan bahwa di hadapan Tuhan dosa itu tembus
pandang, tidak ada yang dapat di sembunyikan melebihi
kehebatan cctv sehingga tidak ada cara bagi manusia untuk
melepaskan diri dari cengkraman dosa, selain berlomba dengan
tekun karena perlombaan itu di wajibkan dengan mengarahkan,
memfokuskan pandangan hanya pada Kristus, yang memimpin
kita dalam iman dan dalam kesempurnaan. Kita tahu bahwa
Yesus Kristus telah berkorban untuk kita agar dosa tidak
membelenggu.
Ayat 2-3 berbicara tentang ketekunan Yesus memikul
salib, tekun menanggung bantahan, sebagai ganti sukacita
yang di sediakan bagi kita.
Dosa begitu kuat mencengkram membelenggu hidup
manusia, sehingga di ayat 5 di sampaikan sebuah nasihat untuk
tidak menganggap enteng didikan Tuhan dan tidak putus asa
apabila DIA memperingatkannya.
Agar kita menjadi anak yang di kasihiNya Tuhan
menghajar, menyesah dengan tujuan kita didik. mengenai
didikan ada filosofi di ujung rotan ada emas yang di pakai dalam
dunia pendidikan informal dan formal di zaman dulu dan yang di
akui keberhasilannya, namun telah berubah makna dalam
kehidupan dewasa ini menjadi di ujung rotan ada hotel prodeo
(hukuman penjara)
Dalam kehidupan sekarang ini saat wabah melanda
dalam sisi iman kita percaya tidak ada kebetulan semua terjadi
ada dalam jangkauan Allah, mungkin Allah menghajar,
mendesah kita untuk kebaikan kita (ayat 10) ayat 11 memang
tiap gajaran tidak mendatangkan sukacita tapi dukacita, namun
kemudian menghasilkan buah kebenaran dan memberikan
damai karena itu perteguh iman(ayat 13-14) berusahalah hidup
dalam damai dengan semua orang, berlomba dalam
perlombaan iman dan raih kemenangan bersama Tuhan. Amin...

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal. 6
Jumat, 29 Mei 2020 Mazmur 8 : 1-10

“ MENGAGUNGKAN ALLAH “

A da program 2 sisi di TV, program ini mengungkapkan


dua pandang yang berbeda dalam melihat sebuah
masalah Mazmur 8 : 1-10 diberikan judul manusia hina
di satu sisi di sisi lain sebagai mahluk mulia yang oleh
pemazmur di awali dengan pengagungan terhadap
pekerjaan Allah (ayat 1-4).
Ayat 6-7 manusia sebagai ciptaan Allah senada
dengan kejadian pasal 1 tentang penciptaan manusia yang
di berikan hak atas mahluk lain. Dalam pandangan
pemazmur 2 sisi manusia berbeda yang hina dan yang lain
mulia, hina karena dosa, mulia karena Allah dalam Yesus
Kristus mengasihi dan menyelamatkan manusia yang
percaya.
Sebagai manusia terhadap sesama sering kali dihina/
menghina, kita terpuruk, terjebak dalam dosa kita tidak
menghargai sesama kita, kita tidak menyadari benar bahwa
dalam hidup dan mati kita sekalipun mulia di hadapan Tuhan
dalam Mazmur 116 : 15 dikatakan “kematian kita sebagai
orang percaya sangat berharga dalam pandangan Allah.”
Sebagai manusia Allah telah memahkotai kita dengan
kemuliaan dan hormat karena itu pakai hidup yang Allah
masih percayakan bagi kita untuk kemuliaan nama Tuhan
bukan untuk kemuliaan diri sendiri, bukan untuk menghina
sesama manusia apa lagi memperbudak seperti berita yang
kita saksikan di TV bagaimana perlakuan buruk yang di alami
oleh para pelaut kita dalam peristiwa pelarungan ABK WNI di
Tiongkok, menghargai hidup adalah menghargai Allah dan
memuji Allah. Amin... (IA)

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal. 7
Sabtu, 30 Mei 2020 1 Korintus 4:1-5

“DAPAT DIPERCAYA ”

M enjadi seseorang yang dapat dipercaya adalah


sebuah tantangan yang cukup sulit di zaman milenial
ini. Sebab kemajuan teknologi saat ini mempermudah
seseorang untuk mengakses berita secepat mungkin,
seringkas mungkin dan seluas-luasnya. Lihat saja, berita yang
beredar hari ini. Apa saja bisa menjadi viral, apa saja bisa
menjadi trending topic, sampai-sampai menjadi hot news di
kalangan masyarakat.
Rasul Paulus tahu benar akan besarnya tantangan
untuk hidup sebagai seorang yang dapat dipercaya. Di
tengah-tengah keraguan jemaat Korintus akan keabsahan
status Rasulinya, Paulus dan para pelayan lainnya dituntut bukan
hanya harus cakap dalam memberitakan Injil, mengajarkannya,
namun juga cakap dalam menghidupi Injil yang diberitakan.
Istilah dapat dipercayai dalam ayat 2 berasal dari kata pistos
(Yun) yang dapat berarti setia, percaya, benar. Dengan
demikian tatkala Paulus hidup sebagai seorang yang pistos, ia
tidak perlu takut/ragu akan penghakiman apapun sebab hanya
Tuhanlah yang berkuasa menyatakan kebenaran.
Di HUT HPI & HUT GMIST ini adakah sebagai warga
gereja kita telah menjadi pribadi yang dapat dipercaya atau
justru sebaliknya pribadi yang mudah sekali diragukan orang
lain? Yang perlu menjadi perenungan kita di masa pandemi
COVID-19 bukan lagi tentang seberapa banyak kita tahu Injil,
akan tetapi seberapa besar Injil mengubahkan hidup kita,
mengubahkan cara berpikir, tutur kata, dan tindakan kita?
Sehingga kita berdampak bagi sesama kita. Ingatlah, para Zend-
ing dahulu tidak datang ke tanah kita sebagai kaum
Intelektual taktis, tapi sebagai seorang Penginjil Tukang yang
memberitakan Injil dengan hidupnya sendiri. Bagaimana
dengan kita? Tuhan Yesus menolong kita semua — (TMT)

“Kunci menjadi orang yang dapat dipercaya ialah:


orang tidak akan peduli seberapa banyak yang kita ketahui,
sampai mereka mengetahui seberapa besar kita peduli”

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal. 8
Minggu, 31 Mei 2020 (Pentakosta) Kisah Para Rasul 2:1-13

“DI RUMAH AJA"

S uka tidak suka, masa pandemi COVID-19 telah


mengubah wajah dunia hari ini. Dalam slogan WFH
alias Work From Home (bekerja dari rumah) atau juga
Di Rumah Aja, banyak orang merasa terbatas dan tidak lagi
produktif menjalani hari-harinya. Di Alkitab kita pun ada masa
-masa dimana orang percaya harus bersembunyi, berkumpul
tersendiri atau memisahkan diri dari orang banyak. Bukan
untuk lari dari masalah, namun justru dipersiapkan Tuhan
untuk menyatakan kemuliaanNya.
Pada hari Pentakosta, semua orang percaya
berkumpul dalam satu tempat sesuai dengan perintah Tuhan
Yesus sendiri sebelum terangkat ke Sorga (Kis. 1:4-5). Dalam
beberapa gereja Protestan, tradisi 10 hari menantikan
hadirnya Roh Kudus masih dilangsungkan sampai sekarang.
Namun esensinya bukanlah berdiam di rumah saja, atau
hanya diam dan tidak berbuat apa-apa, melainkan mereka
bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama (Kis.1:14).
Inilah esensi dari di rumah aja pada hari Pentakosta.
Hari ini mungkin, pelaksanaan ibadah banyak orang
percaya masih harus di rumah aja. Beberapa sudah
mengeluh, merasa kering, merasa lelah, merasa jenuh
dengan keadaan di masa pandemi ini. Akan tetapi melalui
perenungan Firman ini, kita diingatkan justru ketika para murid
bertekun dengan sehati Roh Kudus turun menyatakan
kemuliaan Tuhan bagi banyak orang. Karena itu di hari
Pentakosta dalam masa Pandemi di pekan HUT HPI & GMIST
ini, marilah kita dengan bertekun terus meyakini, bahwa ini
adalah kesempatan emas Tuhan mempersiapkan setiap
GerejaNya untuk mengalami lawatan RohNya di rumah
masing-masing. Selamat hari Pentakosta, Immanuel. — (TMT)

“Hari Pentakosta: Tuhan melawat umatNya”

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal. 9
Senin, 01 Juni 2020 Kolose 1:24-29

“KRISTUS ADALAH SUMBER SUKACITAKU ”

S alah satu karakteristik Kekristenan yang istimewa


dibandingkan keyakinan yang lain ialah perihal sukacita.
Banyak orang percaya sendiri belum menyadari hal ini.
Sebab masih beranggapan bahwa sukacita Kristen sama
dengan sukacita yang lainnya. Padahal sukacita dalam
Kekristenan bukan hanya sebuah perasaan senang. Sukacita kita
pun tidak dibatasi oleh keadaan. Bahkan sukacita itu tidak
lekang oleh waktu. Sebab sukacita itu adalah sukacita di dalam
Kristus.
Rasul Paulus menghayati sungguh akan kebenaran ini.
Baginya tidak ada yang lebih istimewa dan hebat selain fakta
bahwa Kristus Yesus yang adalah rahasia Allah yang tersembunyi
berabad-abad telah dinyatakan sekarang (ay.26). Bahwa Allah
telah menetapkan Rasul Paulus sebagai pelayanNya untuk
dapat meneruskan Firman ini kepada Jemaat Kolose (ay.25).
Dan betapa Allah mau menyatakan kekayaan dan kemuliaan-
Nya dalam Kristus kepada setiap orang (ay.27-28). Sehingga
sekalipun harus bersusah payah, bergumul, bahkan menderita,
Paulus akan tetap bersukacita karena Kristus (ay.24, 29)
Fakta inilah yang perlu menjadi penghayatan orang
percaya di tanggal pertama bulan yang baru ini (Juni). Bahwa
Tuhan Yesus Kristus lebih besar dari semua yang kita hadapi di
hidup ini. Kalau Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri,
tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah
mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita
bersama-sama dengan Dia? (Rom. 8:32). Baiklah dalam kebenar
an Firman ini kita menjalani bulan Juni dalam rasa optimis bahwa
semua ada dalam Kontrol Tuhan.
Pandemi COVID19 masih menjadi gumul kita bersama,
tapi Kristus jauh lebih besar dari semua itu. Dengan demikian
jangan dasarkan sukacita kita kepada apa yang ada di dunia ini
yang sementara, melainkan dasarkan hidup kita kepada Kristus
yang nyata mengasihi dan menyertai kita. Tuhan Yesus
memberkati. — (TMT)

“TUHAN YESUS adalah Sumber Sukacitaku hari ini dan sampai


selama-lamanya, Maranatha !”

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.10
Selasa, 2 Juni 2020 Matius 6:19-24
“ MENCARI HARTA SORGAWI ”

H ampir semua orang tidak menyadari apa yang mereka cari


kebanyakan hanya sekedar memenuhi gaya hidup
mereka. Seolah-olah tanpa itu semua hidup mereka tidak
berarti. Hal ini membawa mereka pada apa yang disebut Mamon.
Mamon dalam bahasa latin disebut maemon artinya kekayaan.
Menarik dalam bahasa inggris kata kekayaan itu memiliki dua arti
wealthy dan Rich. Wealthy memiliki makna kaya yang lebih dalam
selain kaya dalam hal pemahaman materi, orang yang ada dalam
kategori wealthy juga memiliki kekayaan dan kemapanan pola
pikir. Visi dan misi orang-orang ini selalu selangkah lebih maju dan
lebih luas dibanding kebanyakan orang. Inovasi dan perubahan
adalah indikator seseorang masuk dalam kategori wealthy.
Sedangkan Rich adalah kekayaan yang bisa didapatkan seseorang
dalam sekejap saja. Misalkan seorang anak menjadi kaya raya
karena mendapat warisan orang tuanya yang merupakan
konglomerat. Atau bisa juga seorang tukang bangunan menjadi
kaya mendadak ketika memenangkan lotere ratusan juta. Berbeda
dengan rich, menjadi wealthy harus melalui proses panjang karena
kematangan dan kemapanan pola pikir tidak bisa diraih secara
instan.Memang menyedihkan kalau orang cenderung memandang
kekayaan hanya dari hasil yang dicapai, tetapi sulit untuk
memahami proses dibalik pencapaian tersebut. Menjadi kaya dan
sukses membutuhkan perjuangan yang konsisten dan terus
menerus. Seseorang yang ada di kategori wealthy mampu untuk
menunjukkan pada orang disekitarnya bahwa kerja keraslah yang
menjadi kunci sukses. Dia bisa menjadi inspirasi bagi orang lain dan
tidak hanya sekedar pamer kekayaan. Dalam bacaan kita, Injil
Matius mengatakan,“Karena di mana hartamu berada, di situ juga
hatimu berada.” Kalau kita renungkan letak persoalannya ada di
mana ? Maka semuanya kembali pada apa yang ada di depan
mata kita, sebab itu bisa mencuri keinginan hati kita. Tuhan Yesus
sendiri sudah memperingatkan bahwa mata kita bisa menyesatkan
kita. Tentu mata di sini bukan hanya mata jasmani, namun
bagaimana mata rohani kita mampu mengendalikan mata jasmani
kita. Karenanya, Roh penguasaan diri di sini menjadi penting. Tanpa
penguasaan diri kita akan mudah dipermainkan oleh roh zaman ini.
Amin. (EYL)

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.11
Rabu, 3 Juni 2020 2 Korintus 9:6-15

“ JEMAAT YANG MEMBERI ”

S ebagai pendeta terkadang saya malu kalau mulai berbicara


soal uang. Mulai dari uang dalam bentuk persembahan, baik
yang tiap minggu kita berikan di gereja, di ibadah kwp, pelka,
apa lagi kalau sudah dalam bentuk kupon undian berhadiah. Pendeta
seperti jadi penagih kupon tiap ada acara yang berkaitan dengan
pembangunan atau usaha dana. Kita tentu tidak perlu saling menya-
lahkan atas berbagai bentuk usaha dana tersebut. Sebab yang dibu-
tuhkan adalah solusi bagaimana sebuah gereja itu dapat optimal dan
bertahan di tengah tantangan zaman. Apa lagi di tengah pandemi
Covid 19 ini, berapa banyak gereja-gereja GMIST yang secara kemam-
puan keuangan mampu bertahan? Ketika persembahan tidak mampu
lagi menunjang biaya, bahkan tunjangan pendeta dan karyawan ger-
eja harus dipotong, atau mungkin kita tidak tahu ada pendeta atau
karyawan gereja yang sudah tidak terima tunjangan hidup, bagaimana
dengan anggota jemaat yang di-PHK dari perusahaan mereka, dan
banyak pergumulan lain di tengah jemaat kita. Gereja seperti dipaksa
untuk keluar dari kenyamanan diri selama ini. Gereja perlu berinovasi
dengan mengembangkan keahlian Multimedia untuk menjawab situasi
sekarang. Pendeta pun perlu belajar teknologi untuk menunjang
pelayanan meski tak semuanya mampu. Pertanyaan pentingnya
adalah bagaimana gereja bisa memberikan makanan atau nutrisi
rohani yang tepat ditengah pandemi ini? Mampukah gereja
mendorong jemaat untuk memberi yang terbaik bagi Tuhan.
Dalam semangat HUT GMIST kali ini, kita ditantang sebagai gereja agar
tidak hanya berfokus untuk menerima sebanyak mungkin, dan lupa
untuk memberi karya pelayanan, termasuk mengevaluasi pelayanan
kita. KERELAAN SEBAGAI KUNCI PELAYANAN YANG SUKSES. Pada ayat 7
dan 13, kita melihat bagaimana pelayanan dalam bentuk pemberian
yang dilandasi kerelaan dan kemurahan hati jemaat Korintus ternyata
bisa memberi dampak bagi jemaat yang lain untuk memuliakan Allah.
Dampak dari sebuah keteladanan memberi dalam kerelaan telah
mendorong jemaat kristen yang lain untuk lebih bersemangat dalam
hal memberi. Namun perlu disadari keteladanan itu nampak karena
semuanya dimulai dari apa yang telah ditaburkan Paulus dan rekan-
rekan sepelayanannya. Keteladanan itu menular dan menghasilkan
buah-buah pelayanan yang baru dalam kehidupan iman orang
percaya. Keteladaan dalam ketulusan hati melayani akan menentukan
buah dari pelayanan itu sendiri. (EYL)
"MENABURLAH DALAM KERELAAN UNTUK MENGHASILKAN
BUAH PELAYANAN YANG BAIK!"

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.12
Kamis, 4 Juni 2020 Kejadian 41:37-57

“ KEDEWASAAN “

A pakah yang saudara impikan ketika berumur 17 ta-


hun? Sudah dapat SIM (surat izin mengemudi), sudah
dapat kepercayaan dari orang tua untuk bergaul
lebih luas dan bertindak? Semua ini karena kita menganggap
usia 17 tahun kita telah memasuki usia dewasa.
Sejak berusia 17 tahun, Yusuf sudah mengalami
penderitaan. Di dalam keluarganya sendiri, ia mengalami
penderitaan akibat kejahatan saudara-saudaranya kepada
dirinya. Sampai di negri asing yaitu tanah Mesir, ia menderita
sebagai budak. Ia difitnah oleh istri Potifar yang mengakibat-
kan ia masuk penjara. Penderitaan sampai pada titik
terendah secara sosial sebagai seorang tahanan dan itu
terjadi di negri asing Mesir.
Nama kedua anaknya laki-laki yaitu Manasye dan
Efraim yang diberikan Yusuf hendak menggambarkan
kesukaran, kesulitan, dan kesengsaraan hidup yang telah
dijalaninya. Namun, ia juga memahami semua itu sebagai
jalan dan cara Tuhan memelihara hidupnya. Penderitaan
yang dialaminya selama 13 tahun justru mendatangkan
kebaikan bagi dirinya hingga ia kemudian menjadi penguasa
kedua di Mesir. Dari seorang tahanan kemudian menjadi
penguasa di bawah Firaun. Penderitaan itu membuat ia
belajar sabar, tenang, uleg, kuat, dan tetap percaya pada
Tuhan. Ia dibentuk menjadi dewasa dan berhikmat melalui
penderitaan. Seberapa dewasakah kita menyikapi kesulitan
hidup? Adakah kita menemukan kebaikan Tuhan sehingga
sekalipun hidup sulit, kita tetap mengucap syukur kepada
Tuhan.
Kedewasaan dalam mengelola hidup yang dipercaya-
kan Tuhan, tumbuh dari bagaimana kita menghadapi dan
mengatasi kesulitan. Mari belajar dari Yusuf. Amin. (SG)

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.13
Jumat, 5 Juni 2020 Maleakhi 3:6-12

“ KEKURANGAN “

A pakah yang ditakutkan manusia saat menghadapi


situasi kehidupan yang sulit seperti saat ini akibat
dampak wabah Covid-19? Yahh, orang takut
kekurangan. Hal ini manusiawi tetapi harus pula diwaspadai
sebab dapat menuntun umat kepada ketidaktaatan dan
ketidakpercayaan kepada Tuhan.
Di zaman Maleakhi, Israel mengalami kesulitan. Mereka
berada dibawah kekuasaan Persia, harus membayar pajak,
setelah itu mereka mengalami kekeringan dan kerusakan
panen yang disebabkan oleh hama belalang. Rasa takut
akan kekurangan membayangi mereka dalam bertindak
termasuk dalam memberi persembahan kepada Tuhan.
Karena itu, mereka memberi persembahan seekor binatang
yang cacat bukan yang baik. Bahkan, mereka menipu Tuhan
dalam memberi persembahan persepuluhan.
Atas kenyataan ini Tuhan menantang Israel, “Ujilah
aku”. Tuhan telah menyatakan bahwa Ia mengasihi mereka,
Ia tidak berubah (3:6), tapi mengapa Israel berbuat demikian.
Bukankah selama ini, Tuhan memelihara mereka sekalipun
dalam kesulitan hidup? Bukankah tak berkurang
pemeliharaan Tuhan bagi mereka?
Saudara rasa takut bahwa kita nanti akan kekurangan
apalagi dalam kehidupan yang serba sulit, seringkali
mendorong umat Tuhan untuk sulit taat dalam hal memberi
bahkan memberi kepada Tuhan. Ada yang berkata “Tuhan
kok mengerti”. Ingatlah Tuhan jauh lebih mengerti dari diri
kita, itu sebabnya Ia mengasihi kita dan memelihara kita.
Bukankah persembahan janda yang miskin dipuji Yesus
karena ia memberi dari kekurangannya. Ia tahu bahwa ia tak
akan kekurangan pemeliharaan Tuhan. Bagaimana dengan
kita? “Tuhan adalah gembalaku, tak akan kekurangan
aku” (Mazmur 23:1) (SG)

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.14
Sabtu, 6 Juni 2020 Yakobus 2:14-26
“ IMAN YANG TIDAK PASIF “
“Jika iman tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada
hakekatnya adalah mati”.

A da 2 tokoh yang disebut dalam bacaan kita ini yaitu


Abraham dan Rahab. Abraham sebagai Bapa orang
percaya dan Rahab sebagai seorang perempuan pelacur/
sundal. Mungkin kita berpikir .. bagaimana mungkin Rahab yang
adalah seorang perempuan sundal/ pelacur bisa masuk dalam
daftar orang beriman? Yang perlu kita perhatikan adalah Rahab
sering mendengar tentang perbuatan ajaib Allah Israel. Itulah
sebabnya Rahab mengakui dan percaya bahwa Allah Israel
adalah Allah yang berkuasa atas bumi/langit ataupun di bawah
bumi.. dan memohon jaminan keselamatan dari Allah Israel melalui
kedua pengintai (Yosua 2:8-12)
Rahab meskipun bukan dari keturunan Israel tetapi dilayakkan
untuk menerima keselamatan bukan hanya karena imannya tetapi
juga perbuatannya dengan menolong kedua pengintai dari
bahaya. Kisah Rahab ini menjadi gambaran bahwa kasih Allah
tidak hanya berlaku kepada satu suku bangsa tertentu tetapi
kepada semua orang yang percaya kepadaNya dan melakukan
firmanNya.
Saudara…Iman kepada Allah bukanlah tindakan pasif tetapi harus
ada tindakan aktif untuk melakukan kebenaran.. “Jika iman tidak
disertai dengan perbuatan, maka Iman itu pada hakekatnya ada-
lah mati”. Abraham dan Rahab berbuat untuk Tuhan dengan
tindakan nyata, selanjutnya apa yang kita lakukan untuk
menyatakan iman kita kepada Tuhan?
Banyak orang Kristen yang mengaku mereka beriman dengan
menunjukan keimanan tersebut dengan rajin beribadah,
mendoakan orang yang kelaparan namun pada kenyataannnya
tidak memberikan kontribusi yang nyata untuk membantu mereka
yang kelaparan itu.
Di tengah pandemi Covid -19 kita memperingati HUT GMIST ke-73
dan HUT HPI ke-163. Saatnya kita menunjukan kasih Allah dengan
tindakan nyata dengan memberi bantuan kepada mereka yang
membutuhkan. Terus kobarkan api injil meskipun keadaan sedang
terhimpit.
Tuhan menolong kita melakukan firmanNya sehingga iman kita
menjadi sempurna. Amin (TK)

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.15
Minggu, 7 Juni 2020 Mazmur 119:1-16
“SUMBER KEBAHAGIAAN”
“Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu;
Firman-Mu tidak akan kulupakan”.

C ara manusia untuk bahagia sangat berbeda, ada yang bahagia karena
punya harta, bahagia karena terima warisan, bahagia karena anak
sukses, bahagia karena naik jabatan dan lain sebagainya yang semua-
nya berhubungan dengan materi. Tetapi Mazmur 119 justru tidak menyebut hal
materi sebagai sumber kebahagiaan.
Yang menjadi sumber bahagia dalam bacaan ini adalah :
1. Hidup menurut Firman (119:1-8)
Dalam tradisi perjanjian lama, orang yang hidup menurut kehendak Allah
adalah orang2 yang luput dari segala penderitaan, kesengsaraan dan
ancaman musuh serta tidak akan dipermalukan. Jadi ukuran bahwa mereka
hidup dalam kebenaran adalah mendapatkan kemenangan dari Allah.
2. Menceriterakan Firman (119: 9-14)
Pengalaman mereka hidup dengan Tuhan harus diceriterakan kepada anak
cucu dan keluarga bahkan bangsanya, sebagai warisan agar keturunannya
tidak menyimpang dari aturan Tuhan sehingga membuat mereka berdosa.
3. Merenungkan Firman (119:15-16)
Dampak dari orang yang hidup menurut Firman dan menceriterakan
tentang firman adalah merenungkannya. Dia tidak hanya menunjukan
bahwa hidupnya memiliki relasi yang baik dengan orang lain tetapi juga
memiliki relasi secara pribadi dengan Tuhan.
Dimanakah letak kebahagiaan orang percaya saat ini? Jawabannya adalah
FIRMAN. Ia tidak hanya menjanjikan kebahagiaan pada masa sekarang tetapi
juga kebahagiaan masa mendatang.
Pengalaman Daud di sepanjang hidupnya tak pernah lepas dari masalah,
tekanan bahkan ancaman, tetapi semua itu tidak membuatnya menjadi lemah
dan putus asa namun sebaliknya ia semakin kuat menaruh percayannya pada
Tuhan. Kuncinya adalah dia menyukai firman Tuhan dan merenungkannya
(119:97) dan ia bisa menyikapi persoalannya dengan mata iman.
Saudara…Sediakan waktu untuk terus membaca Firman Tuhan.. Hiduplah
menurut Firman, ceriterakanlah Firman dan renungkan Firman sebagai dasar
kehidupan.
Jadikan Yesus sebagai fokus perjalanan iman kita, Dia akan memberikan kita
ketenangan di situasi kelam yang sedang kita hadapi. Seperti lirik sebuah lagu
katakan ‘bersama Dia hatiku tenang walau hidup penuh tantangan… Amin (TK)

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.16
Senin, 8 Juni 2020 Matius 7: 12 – 14

“Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu


dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan”

“INJILI”

F red Hirsch, Pakar ekonomi asal Inggris, menulis buku


bertajuk, “Social Limit to Growth” Ekonomi pasar bebas,
merupakan korban dari propagandanya sendiri. Ia telah
membangkitkan permintaan dan tekanan tak dapat
ditanggulangi. Rumusan ini muncul ketika dunia dilanda krisis
ekonomi tahun 1980an.
Saat ini kita mengalami krisis yang khabarnya melebihi
krisis ekonomi itu. Dulu, orang tak bisa membeli barang karena
sulit untuk membeli. Tetapi sekarang orang tak bisa membeli
barang bukan karena sulit membeli tetapi memang tak ada
uang untuk membeli.
Saudaraku terkasih……….
Saat kita kembali meng-unggah prasasti misionarisasi Injili
di Pekan HUT HPI ini, saat Covid-19 berada pada tahap
pacakesepahaman. Setelah berhasil melewati tahap kekagetan
dan kesadaran. Ayat Injil Matius ini mengingatkna kita untuk HATI
-HATI atau WASPADA di tengah krisis. Kesulitan tentang
kesejahteraan dan perekonomian dari dampak pandemi covid
19 ini mampu membuka ruang bagi berbagai hal yang
dianggap mustahil menjadi mungkin, dan yang biasa dilakukan
memiliki kendala dalam larangannya.
Daya juang kita semua digerakkan saat ini oleh spirit
penginjilan yang dulu pun, pasti memiliki kesulitannya yang khas.
Injil tak pernah terhenti oleh apapun termasuk Covid-19 yang
menyeramkan ini. Semua orang harus paham dan mengakui
bahwa kekuatan Tuhan berlaku setiap saat dalam berbagai
keadaan. Kita telah merasakan bukti Kasih yang dikerjakan
Tuhan Yesus. Dalam keadaan di tahapan ini, pembuktian kasih
dengan sesama menjadi titik-titik Injili. Katup-katup kesepaham-
an sesama umat manusia dipacu untuk tercapainya
kesejahteraan bersama di dunia ini. Inilah bukti kesaktian Injili,
yaitu kepedulian yang terus ditebarkan dalam kewaspadaan
dan kehati-hatian zaman. (GDB)

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.17
Selasa, 9 Juni 2020 Mazmur 103: 1 – 32

“Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian


TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.”

“ CATUR “

M enurut falsafah Tiongkok kuno, Dalam permainan ca-


tur, tak ada jalan yang pasti untuk menang, tapi ada
jalan yang pasti untuk tidak kalah. Seperti apakah
jalan agar tidak kalah itu?
Pengandaian seorang bapa yang memiliki anak-anak
yang digambarkan kitab Mazmur ini, mendekatkan hubungan
kita pada Tuhan. Kasih sayang Tuhan menimang, menjaga,
mendidik, mengganjar atau menghardik kita melalui berbagai
cara adalah untuk kita menjadi makin dewasa dan paham
menjalani kehidupan. Persis seperti keadaan Covid-19 ini. Tuhan
tidak tinggal diam. Kejadian berlangsung terkadang tanpa perlu
kita tahu kenapa dan bagaimana. Yang kita harus lakukan
adalah menjalaninya. Tetapi tidak cukup hanya menjalani. Di
dalam proses berjalan itu kita menanamkan keyakinan, bahwa
Tuhan berkerja seperti seorang bapa kepada anak-anaknya.
Seribu pertanyaan, saudaraku………
Bisa lahir dari diri kita dalam keadaan ini. tetapi sejuta
kemungkinan yang tidak kita ketahui terbit dari dalamnya. Kita
hanya meyakini satu kepastian, bahwa Tuhan tetap memelihara
hidup kita. Seperti apa cara Tuhan memelihara kita, sepenuhnya
adalah milik Tuhan. Kita tahu inisiatif Tuhan melahirkan keyakinan
pada diri kita bahwa kita tetap menjalani hidup, menikmati
keberadaan, mensyukuri kenyataan.
Seperti orang bermain catur – namanya pun bermain –
berbeda dengan bertanding. Orang yang bermain catur
pertama, dia tidak butuh kemenangan. Pemain dipacu bukan
untuk mengalahkan, tetapi dia berlaga di atas papan berwarna
sederhana itu untuk BERMAIN. Tidak ada musuh di atas papan
catur, yang ada adalah lawan. Dan lawan bukan musuh. Lawan
adalah sahabat dalam permainan. Kita cuma perlu menjalani
peran masing-masing, seperti para bidak catur. Tetapi hidup
dalam Tuhan kita punya kelebihan, yaitu keyakinan, yaitu
harapan akan serta Tuhan. Selamanya. (GDB)

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.18
Rabu, 10 Juni 2020 I Korintus 4: 6 -21

“supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan


diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang
lain.”

“ KAWAN “

D i seputar kita saat ini muncul kata-kata dan kalimat yang


terkesan jauh dari kerendahan hati. Lihat misalnya, “Hotel
Royal”, Mobil bertipe “Lux” seperti merek sabun mandi.
“Jaminan mutu”, Letak perumahan, “Strategis”, dll. Padahal dulu
istilah lebih merendah. Lihat saja, “Warung Sudi Mampir” artinya,
yang datang makan terserah yang mau makan. “Hotel
Sederhana”, “Saung Kuring” artinya Gubuk kami. Atau
perkataan, “Singgahlah di gubuk kami” atau “Nikmatilah
makanan ala kadarnya”, “Perumahan Indah Harapan”, dll.
Keberlebihan-lebihan memang menjadi spirit millennial.
Bahasa diformat harus menggugah, menarik minat dan menga-
lihkan perhatian. Nama kerennya CAPER. Cari Perhatian.
Demikianlah pembahasaan harus menarik perhatian. Kenapa?
Karena begitu banyaknya penawaran. Lihatlah jika kita
membuka gawai melalui Smartphone atau telpon cerdas, selalu
didahului oleh promosi, iklan meski hanya beberapa detik.
Sobatku……..
Kita tidak akan larut dalam perdebatan aksen dan kesan
millennial. Kita mau menukik memahami perkataan Rasul Paulus,
yaitu kesombongan menjadi cermin orang yang berpihak.
Keberpihakan kita ialah kepada kehadiran Tuhan di diri orang
benar dan membutuhkan. Tuhan Yesus menjadi penyataan
bahwa urusan Tuhan terselenggara dalam setiap pengambilan
keputusan manusia ciptaanNya. Di sinilah kita perlu menegaskan
diri kita menjadi Mitra Tuhan. Kawan Sekerja Tuhan. yaitu
membumikan kehendak Tuhan untuk keberpihakan pada
sesama yang mengalami keadaan yang membutuhkan diri kita
untuk terlibat di dalamnya. Jadi bukan soal kata rendah hati
atau sombong, tetapi cara hidup yang memperhatikan
keberadaan sesama di tengah keterdesakan krisis yang
disebabkan Covid-19 ini. Di sanalah kita menjalin bukti Kasih
Tuhan menjadi Kawan Sekerja Tuhan. (GDB)

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.19
Kamis, 11 Juni 2020 Matius 9: 35 – 38
"Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu
mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia
mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
“3“

K onon Napoleon Bonaparte (15 Agustus 1769 – 5 Mei 1821),


Sang Pemimpin Revolusioner Perancis selalu memberi
semangat kepada serdadunya untuk menyimpan tongkat
marsekal di dalam ransel mereka saat maju berperang. Itu yang
membuat serdadunya tangguh dan sulit dikalahkan.
Sobatku………
Ada tiga hal pokok atau mendasar yang dilakukan Tuhan
Yesus dalam pelayanan-Nya, yaitu Mengajar (Teaching),
Memberitakan kabar Baik (Preaching) dan Menyembuhkan
(Healing). 3 hal pokok ini menjadi fungsi utama para murid
Tuhan Yesus di kemudian hari, bahkan inilah kekuatan karakter
Pekabaran Injil.
Pada saat kita menyelenggaraan HUT HPI GMIST ini, apapun
keadaan dan kendalanya, tiga pokok tugas dan fungsi Pekabaran
Injil dari Tuhan Yesus itu harus terus berlangsung. Seluruh pola-pola
peribadatan yang berlangsung berisi pengajaran. Bukan sekedar
penyampaian informasi tentang isi Alkitab. Pengajaran berarti
menyampaikan apa yang belum diketahui jemaat, bukan sekedar
menyampaikan apa yang diketahui pengkhotbah. Pemberitaan
berarti jemaat harus mendapatkan penyegaran yang menguatkan
dari Alkitab melalui pemberita nya, bukan sekedar mengulang kata
dan kalimat alkitab. Penyembuhan berarti jemaat mengalami Kasih
Karunia Tuhan dan merasakan kelegaan, kekuatan dan lahirnya
pengharapan. Jauh sebelum Napoleon Bonaparte mendidik
serdadunya, Tuhan Yesus bukan cuma mengajar, tetapi lebih dari
itu meneladankan diri-Nya untuk tiga pokok tugas di atas.
Napoleon tak pantas disandingkan dengan Yesus, karena
karyanya terbesar untuk kesejahteraan yang terbatas. Tetapi
Tuhan Yesus karya-Nya untuk semua mahluk dan semesta raya.
Kini kita berperan menjadi pekerja atau pelayan
penguatan dari Tuhan Yesus. Arti menyimpan tongkat di dalam
ransel adalah supaya tiap serdadu percaya diri, bahwa mereka
adalah pemimpin. Kita dalam Yesus Kristus adalah pekerja bagi diri
dan umat. Ajarlah, beritakanlah dan sembuhkanlah. (GDB)

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.20
Jumat,12 Juni 2020 Yohanes 10: 1 – 18

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya


Akulah pintu ke domba-domba itu.”

“ DISIPLIN “

R abindranath Tagore, menerima hadiah nobel untuk


kesusastraan. Saat usianya masuk 13 tahun, ia berhenti dari
sekolah. Belajar sendiri, menjadi penyair dan kemudian
pemikir India paling terkemuka sampai saat ini. Tagore orang Asia
pertama penerima Nobel. Sia-siakah sebuah sekolah. Jawabnya,
TIDAK !
Injil Yohanes menegaskan arti hubungan, ikatan, relasi,
menjadi kunci kesepahaman domba dan gembala. Mulai dari
panca indera penciuman, usapan, penglihatan dan berubah
menjadi kemengertian. Tentu saja Injil Yohanes memperlihatkan
keadaan saat itu di masa Yesus, saat penginjil itu mencatat,
banyaknya pencuri domba yang diarahkannya pada ahli agama,
ketika itu, yang pandai merumuskan kata dan kalimat, baik dalam
doa, rapalan, khotbah dan ajaran. Tetapi tidak menampakan bukti
perilaku yang sesuai dengan yang di katakan. Yesus di perikop ini
tidak hendak membatalkan kenabian sebelum Dia ada dengan
istilah “pencuri” dan “perampok”. Yang dimaksudkan ialah
kesetaraan, kesejajaran, kesamaaan kata dan perbuatan.
Sifat Injili yang terutama ialah semua yang kita katakan harus
seperti apa yang kita lakukan. Keadaan seperti Covid-19 ini.
perwujudan kata dan kalimat adalah perbuatan. Kebohongan
terbesar yang disebut tabiat pencuri dan perampok adalah
keindahan kata dan kalimat dalam bentuk pengajaran sekalipun,
yang berbeda dengan kenyataan perilaku.
Yesus, Gembala Sejati kita, saudaraku………
Karena keteladanan lahir dari semua kehidupan Tuhan
Yesus. Dan kita tidak berhenti pada sosok yang ideal belaka. Lebih
dari itu kita mengalami dan memproduksi atau memperbanyak
kenyataan seperti keteladanan Tuhan Yesus. Di sinilah kita paham
makna sekolah, seperti yang dijalani anak-anak kita saat ini, yaitu
tempat guru, murid dan orang tua bersama belajar menjalin ikatan,
hubungan, relasi menjalani disiplin untuk selanjutnya masuk ke arus
informasi dan komunikasi. Sebab belajar di sekolah berarti menginjili.
Bersekolah berarti membuktikan perilaku Tuhan Yesus Yang Maha
Pengasih kepada semua orang. (GDB)

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.21
Sabtu, 13 Juni 2020 Keluaran 15: 22 – 27

“ MOVE ON “

I ni hari terakhir PEKAN HUT HPI GMIST 2020. Tidak ada yang
berakhir apalagi berhenti untuk MENGABARKAN INJIL. Yang
berakhir adalah seremoninya. Yang selesai adalah ritualnya.
Yang usai adalah upacaranya. Peringatannya terus berlangsung.
Prasastinya tak pernah mati. Ikhtiarnya berlangsung selamanya.
Di kisah epik Mahabarata. Dua kubu yang berperang
mewakili kejahatan di sebut Kurawa dengan seabrek tentara dan
serdadu dan kebaikan disebut Pandawa, yang terdiri dari 5
bersaudara. Perang itu lama, ulet dan alot, tetapi Pandawa muncul
sebagai pemenang. Istana yang kosong, siap ditempati 5
bersaudara itu.
Saudaraku…..
Sungut-sungut Israel ialah ciri karakter bangsa Israel yang
selalu luput bersyukur. Dalam bacaan kita hari ini, Israel telah
melewati laut yang dulu tak mungkin ditembus apalagi disebrangi.
Israel berhasil melewati laut itu, bukan berhasil melayarinya. Tak
pernah teringat keajaiban penyertaan Tuhan saat itu, karena
kesulitan sesaat selalu dianggap lebih ganas dari pertolongan
Tuhan sebelumnya. Seperti kita sekarang yang juga sering
menampakan perilaku negatif, cape, bosan, kesal, kecewa,
putus asa, dll saat Covid-19 ini. padahal berpuluh-puluh tahun
sebelumnya kita bisa melewati krisis demi krisis, terorisme, ancaman
perang, kejadian alam silih berganti berdampak kesusahan,
kesulitan dan penderitaan.
Sobatku……
Israel pun akhirnya menerima mujizat Tuhan di padang
gurun itu. Seperti kita saat ini harus percaya, mujizat melalui
keadaan ini berlangsung setiap saat. Kita cuma harus
menjalaninya. Tuhan bekerja bukan pada hal-hal spektakuler yang
besar. Tuhan bekerja di seluruh lini kehidupan manusia, termasuk
Covid-19 ini.
Pandawa akhirnya tidak tinggal di istana, tetapi di hutan.
Sebaik apapun taburan Injil yang kita sebarkan, ketidaksukaan,
kebencian, ke-angkara-murka-an akan terus ada dan lahir. Kita
menginjili untuk membuktikan bahwa semua orang mengaku Yesus
Kristus adalah Tuhan, dan kebaikan menjadi perilaku abadi orang
percaya. Tidak ada yang berakhir untuk geliat pekabaran Injil.
(GDB)

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.22
TATA IBADAH KELUARGA
HUT GMIST ke 73 dan HPI GMIST ke 163
BENTUK I

PERSIAPAN
P : Menyanyi “BAGI TUHAN HUA”
Bagi Tuhan Hua patut kita
persembahkan hormat syukur yang limpah
Kar’na murahNya pun nyatalah jua
bagi kita semua
R/ Pujilah Hua, pujilah Hua,
pujilah akan Hua sentiasa
Besarkan namaNya makhluk semua
kar’na murahNya jua

PANGGILAN BERIBADAH
Bapak : Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habis
rahmatNya selalu baru setiap hari;
Ibu : Besar kesetiaanMu! Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku,
oleh sebab itu aku berharap kepadaNya.
Anak : Tuhan adalah baik bagi semua orang yang berharap
kepadaNya, bagi jiwa yang mencari Dia.
P : Ibadah HUT GMIST KE -73 TAHUN DAN HPI GMIST KE- 163
tahun ditengah keluarga kita saat ini diaktakan dalam
ketritunggalan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin.

NYANYIAN BERSAMA : “MAGENG SENG MEMADOA”


Mageng seng memadoa Injil pello su mona
Abe gaghang mawihua O Yesus Atohema
Asalu peniti dolong pakapiawe onganeng
Bawa hasu kai rorong pundaleng kaliomaneng

PELAYANAN FIRMAN
 DOA (seorang anak) : Tuhan Yesus, urapi kami dengan Roh
KudusMu agar firman yang akan kami
baca dan renungkan saat ini menjadi
kehidupan dalam hidup kami.
Amin.
 PEMBACAAN ALKITAB
 KHOTBAH

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.23
UCAPAN SYUKUR
P : Mari kita memberi kepada Tuhan sambil menyanyi
bersama “SUNGGUH KU BANGGA BAPA”

Sungguh ‘ku bangga Bapa punya Allah seperti Engkau


Sungguh ‘ku bangga Yesus atas s’gala pengorbananMu
Tak ingin aku hidup lepas dari kasihMu
KasihMu menyelamatkan dan b’riku pengharapan
R/ Kini ku persembahkan apa yang aku miliki
Memang tiada berarti bila dibanding dengan kasihMu
Namun ku ingin memb’ri dengan sukacita di hati
Karena ku tahu ini menyenangkan hatiMu

DOA SYUKUR

PENUTUP
P : Menyanyi “KU PANDANG HARI ESOK”
Ku pandang hari esok dengan s’gala harapan
Dan ku takkan takut menghadapi hidup ini
S’bab ku tahu hari esok ada dalam tanganNya
Yesus menjamin bagi yang mau percaya
R/ Haleluya…haleluya,
Yesus sumber pengharapanku
Haleluya…haleluya, mulia dan agung kasihNya

BERKAT
P : Firman Tuhan dalam Mazmur 34 : 11 berkata : “Singa-singa
muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang
mencari Tuhan, tidak kekurangan sesuatupun yang baik”.

Arahkanlah hatimu pada Tuhan dan terimalah berkatNya :


“Anugerah Tuhan Yesus Kristus, pengasihan Allah Bapa dan
persekutuan dengan Roh Kudus menyertai kita semua dari
sekarang sampai selamanya , Amin”.

— Saat Teduh - Ibadah Selesai —

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.24
TATA IBADAH KELUARGA
HUT GMIST ke 73 dan HPI GMIST ke 163
BENTUK II

AJAKAN BERIBADAH ( Berdiri )


Bapak : Nyanyikanlah Mazmur bagi Tuhan, hai orang – orang
yang dikasihiNya dan persembahkanlah syukur kepada
nama-Nya yang kudus.
Ibu/Anak :Jiwaku menyanyikan Mazmur bagi-Mu dan jangan
berdiam diri.
Semua : Aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Kidung Pujian : “Bagi Tuhan Hua”


Bagi Tuhan Hua patut kita
persembahkan hormat, syukur yang limpah.
Kar’na murah-Nya pun nyatalah jua,
bagi kita semua.
R/ Pujilah Hua, pujilah Hua.
Pujilah akan Hua sentiasa.
Besarkan nama-Nya makhluk semua,
kar’na murah-Nya jua.

TAHBISAN :
Pelayan : Dalam naungan rahmat Bapa Sorgawi , dalam jalinan
cinta kasih Yesus Kristus dan tuntunan Roh Kudus,
Ibadah HUT / HPI GMIST ini ditahbiskan.
Semua : Amin.

Kidung Pujian : “Homat Bagi Allah Bapa”


Bapak : Hormat Bagi Allah Bapa,
Anak : Hormat bagi Anak-Nya
Ibu : Hormat bagi Roh Penghibur
Pemuda : Ketiga-Nya yang Esa
Semua : Haleluya, Haleluya. Ketiga-Nya yang Esa

PELAYANAN FIRMAN :
a ) Doa Pemberitaan Firman ( Diucapkan Bersama )
Ya Tuhan, kami mau membaca Firman-Mu. Engkau kiranya
memberikan hikmat dan pengertian dalam merenungkan
Firman-Mu ini. Kami percaya bahwa firman-Mu menuntun dan
menjadi kekuatan bagi kami semua. Demi nama Tuhan Yesus,

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.25
b ) Pembacaan Firman ( Oleh seorang Anak )
c ) Renungan ( Oleh seorang Bapak )

PERSEMBAHAN SYUKUR :
Bapak : Berilah yang terbaik bagi kemuliaan Tuhan sebab
oleh rahmat-Nya kita hidup dan menerima berkat-
Nya.

Kidung Pujian : “Bernyanyilah Bagi Tuhan Hua”


Bernyanyilah bagi Tuhan Hua.
Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi-Nya
Persembahkanlah hormat dan pujian
atas kemurahan-Nya bagi kita
R/ Bersyukurlah atas segala berkat
yang telah dilimpahkan-Nya bagi kita, bagi kita,
yang tak putus-putus nya kita terima, terima, terima.
Ya Allahku yang ajaib.
Ya Yesus Engkau sangat mulia
bagi semua orang percaya.
Naikanlah doa kepada-Nya,
Sebab bagi Kristus tidak ada yang mustahiL.

Doa Syukur : ( Oleh Bapak / Ibu )

Nyanyian Penutup : “Liu Walane Wulurang”


Liu walane wulurang Mebatu berang kanarang.
O Mawu mambeng petulung bou darodo matelang.
R/ Kebi-kebi senggighilang kere wulurang sembua
Darodo matelang su hale mapia makadaluase naung.

BERKAT TUHAN
Bapak : Kasih karunia Allah menyertai semua orang yang
Mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus dengan kasih yang
tidak binasa.

Menyanyi : Amin, Amin, Amin, Amin, Amin.


(duduk )

— Saat Teduh - Ibadah Selesai —

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.26
TATA IBADAH KELUARGA
HUT GMIST ke 73 dan HPI GMIST ke 163
BENTUK III

PANGGILAN BERIBADAH :
P : Hari ini telah ku dengar kasihMu, kulihat keagunganMu,
kurasakan perlindunganMu dan menikmati kebesaran
kuasaMu. Sepanjang hari yang kami lalui Engkau
menyertai kami. Terpujilah Engkau Tuhan dan terimalah
syukur, sembah yang kami naikkan kepadaMu dengan
tak putus-putusnya
Menyanyi : “ S’perti Rusa Rindu Sungai Mu “
S'perti rusa rindu sungai Mu, jiwaku rindu Engkau
Kaulah Tuhan hasrat hatiku, kurindu menyembahMu
Engkau kekuatan dan perisaiku, kepadaMu rohku berserah
Kaulah Tuhan hasrat hatiku kurindu menyembahMu
R/ Yesus Yesus, Kau berarti bagiku
Yesus Yesus Kau segalanya bagiku
DOA PEMBUKAAN :
Anak : Mari berdoa: Tuhan yang baik, saat ini kami mau
memuji dan menyembah Engkau. Kami yang akan
memulai ibadah pada hari ini, berserah dalam
tanganMu, supaya Engkau memberikan penyertaan
serta hikmat dan berkatMu, melalui ibadah yang kami
lakukan ini. Terima kasih Bapa, Amin.
Menyanyi : “S`mua Baik “
Dari semula tlah Kau tetapkan, hidupku dalam tanganMu
Dalam rencanaMu Tuhan.
Rencana indah tlah Kau siapkan,
bagi masa depanku yang penuh harapan
R/ S'mua baik.. S'mua baik,
segala yang t’lah Kau perbuat di dalam hidupku
S'mua baik.. S'mua baik..
Kau jadikan hidupku berarti.
DOA FIRMAN :
Ayah : Mari berdoa: Tuhan, terangilah kami dengan hikmat-
Mu agar kami dapat memahami dan melakukan
firman-Mu di dalam kehidupan seharihari. Berfirmanlah,
ya Tuhan, kami telah siap untuk mendengar. Amin.

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.27
MEMBACA ALKITAB & RENUNGAN

AJAKAN MEMBERI : “ Betapa Hatiku Berterima Kasih “


Betapa hatiku berterima kasih Yesus,
Kau mengasihiku, Kau memilikiku
Hanya ini Tuhan, persembahanku,
terimalah Tuhan permohonanku
Sbab tak kumiliki harta kekayaan,
yang cukup berarti tuk kupersembahkan
Hanya ini Tuhan permohonanku,
terimalah Tuhan persembahanku
Pakailah hidupku sebagai alatMu Seumur hidupku

DOA SYUKUR KELUARGA :

NYANYIAN PENUTUP : “ Allah Peduli “


Banyak perkara, yang tak dapat kumengerti
Mengapakah harus terjadi, didalam kehidupan ini
Satu perkara, yang kusimpan dalam hati,
tiada satupun kan terjadi Tanpa Allah perduli
R/ Allah mengerti, Allah perduli,
segala persoalan yang kita hadapi,
tak akan pernah dibiarkannya
ku bergumul sendiri s’bab Allah mengerti

DOA PENUTUP
Ibu : Mari berdoa: Allah Sumber Sukacita, kiranya kami senantiasa
berbahagia dimanapun kami berada. Allah Sumber Berkat,
kiranya kami senantiasa dipenuhi oleh curahan kasih
sayang-Mu. Allah Sumber Sejahtera, kiranya kami Engkau
penuhi dengan limpahan berkat dalam hidup berkecukupan.
Damai dan sejahtera Kristus menyertai kami, kini dan
selamanya. Amin.

— Saat Teduh - Ibadah Selesai —

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.28
TATA IBADAH KELUARGA
HUT GMIST ke 73 dan HPI GMIST ke 163
BENTUK IV

PERSIAPAN
Menyanyi “Aku Hendak Bersyukur”
Aku hendak bersyukur kepadaMu dengan segenap hatiku
Aku selalu bersujud, Ke arah baitMu yang kudus
R/ Sebab kasih setiaMu Tuhan, Sebab kasih setiaMu
JanjiMu Tuhan. Melebihi segalanya, Dan ku bersyukur

Aku hendak bersyukur, Sebab setiaMu kepadaku


Aku selalu bernyanyi, Tentang perbuatan tanganMu
Yang ajaib. Reff

TAHBISAN
Kh : Tuhanlah penolong kita, Dia yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan berkat, hanya kepada Dialah kita menaikkan
segala puji dan syukur dalam ibadah ini. Tuhan menyertai
saudara-saudara
J : Dan Menyertai saudara juga
Kh+J : Amin
(Jemaat Duduk)
UCAPAN BERBAHAGIA
Kh : Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela,
yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Suami : Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-
peringatanNya, yang mencari Dia dengan segenap hati
yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup
menurut jalan-jalan yang ditunjukkanNya.
Istri : Kiranya kasih setiaMu mendatangi aku, ya Tuhan
Anak : Keselamatan dari padaMu itu sesuai dengan janjiMu.
Semua : Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari
mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukumMu

Menyanyi “Bila Kurenungkan Kasih Tuhan”


Bila ku renungkan kasih Tuhan, Yang t'lah menyelamatkan diriku.
Walau salib berat ditanggungNya, Apa balasanku padaNya.
S'perti Yesus mengasihi daku, Ku mau mengasihiNya selalu.
Membawa t'rang injil keselamatan , Sampai Tuhan datang kembali
R/ Oh bukan pada harta yang fana, Sukacita itu bertumbuh.
Tapi sungguh, Ta'kan percuma, Bila melayani Tuhanku

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.29
PEMBERITAAN FIRMAN
 Doa
 Pembacaan Firman
 Khotbah

PERSEMBAHAN
Kh : Saudaraku, saat ini muliakanlah Tuhan denganhartamu dan hasil
pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu
akan diisi penuh sampai melimpah-limpah. Sementara Pundi

Nyanyian Persembahan: “Sungguh ‘Ku Bangga Bapa”


Sungguh ‘ku bangga Bapa, punya Allah seperti Engkau.
Sungguh ‘ku bangga Yesus, atas sgala pengorbananMu.
Tak ingin aku hidup Lepas dari kasihMu,
KasihMu menyelamatkan dan b'ri ku pengharapan,
R/ Kini ‘ku persembahkan apa yang aku miliki,
Memang tiada berarti bila dibanding dengan kasihMu.
Namun ‘ku ingin memb’ri dengan sukacita di hati,
Karena ‘ku tahu ini menyenangkan hatiMu

DOA SYAFAAT
Kh : Mari Berdoa……………. (Diakhiri Doa Bapa Kami)

NYANYIAN PENUTUP : “Torang Samua Basudara”


Alangkah indah hidup rukun, berdampingan penuh damai,
Tanpa memandang suku bangsa, kedudukan kehormatan.
Di mata Tuhan kita sama, tiada ada yang berbeda,
Kita s’mua dicintaiNya disayang siang dan malam.
R/ Torang samua basudara, basudara di dalam Tuhan.
Baik si miskin atau yang kaya yang kuat atau yang lemah,
Jangan ada di dalam hati rasa iri dan dengki,
Ciptakanlah hati yang damai penuh cinta kasih sayang

NASEHAT DAN BERKAT


Kh : Saudaraku, jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena
dari situlah terpancar kehidupan.
J : Biarlah matamu memandang terus ke depan dan menempuh
jalan yang rata.
Kh : Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, Jauhkanlah kakimu
dari kejahatan, serta terimalah berkat dari Tuhan :
“Tuhan akan menjaga keluar masukmu dari sekarang sampai
selama-lamanya”
Kh+J: Amin……amin……amin……amin…...amin

— Saat Teduh - Ibadah Selesai —

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.30
TATA IBADAH KELUARGA
HUT GMIST ke 73 dan HPI GMIST ke 163
BENTUK V

KIDUNG PEMBUKAAN:
Menyanyi: “Bahwa Tuhan Juga Gunung Batuku”
Bahwa Tuhan juga Gunung batuku
Bahwa Tuhan juga Kota Bentengku
Bahwa Tuhan juga Penolongku
Yaitu Allahku dan Gunug batuku
R/ Aku percaya akan Dia, Perlindunganku
Aku percaya akan Dia, Tanduk selamatku
Aku percaya akan Dia, Sang Perisaiku
Tempat perlindungan yang tinggi

DOA PEMBUKAAN

PUJI-PUJIAN BERBALASAN :
Ayah : Adalah baik, datang menghadap Allah untuk menghitung
berkat lalu memuliakan nama-Nya.
Ibu : Sebab berlimpah kebaikan yang telah TUHAN simpan bagi
orang-orang yang takut akan Dia.
Anak: Adalah baik, datang menikmati kehadiran Allah, dan ber
sujud sembah kepada- Nya.
Ayah : Sebab dasar ketenteraman yang TUHAN berlakukan bagi
orang yang berlindung kepada-Nya.
Ibu : Hai semua orang yang harapannya kepada Allah saja,
sambutlah Firman penghiburanNya yang menguatkan hati,
serta bersyukurlah!
Semua : Sebab amatlah indah sukacita yang TUHAN beri kepada
mereka yang bersandar pada kasih dan kesetiaan-Nya.

Menyanyi: “Kala Ku Cari Damai”


Kala ‘ku cari damai hanya ‘ku dapat dalam Yesus
Kala ‘ku cari ketenangan hanya ‘ku temui di dalam Yesus
Tak satupun dapat menghiburku,
tak seorangpun dapat menolongku Hanya Yesus jawaban hidupku
R/ Bersama Dia hatiku damai walau dalam lembah kekelaman
Bersama Dia hatiku tenang walau hidup penuh tantangan
Tak satupun dapat menghiburku,
tak seorangpun dapat menolongku
Hanya Yesus jawaban hidupku

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.31
PEMBERITAAN FIRMAN:
 Doa,
 Baca Alkitab,
 Renungan

PERSEMBAHAN SYUKUR:
menyanyi: “NKB 100 “Rindukah Engkau Mendapat Berkat Tuhan”
Rindukah engkau mendapat berkat Tuhan yang penuh
di seluruh hidupmu?
mintalah kepada bapamu yang janjinya teguh:
menyertai langkahmu.
R/: Roh Kudus terus meluap di hatimu,
Kar’na Tuhan berpesan: “bawalah bejanamu”.
Roh Kudus terus meluap di hatimu,
pun dengan kuasaNya.

Doa Persembahan dan Syafaat:

PENUTUP:
Menyanyi: “Tak Pernah Tuhan Janji”
Tak pernah Tuhan janji hidupku takkan berduri
Tak pernah Dia janji lautan tenang.
Tetapi Dia berjanji, ‘kan selalu sertaku
Dan menuntun jalan hidupku s’lalu
R/ Janji-Nya Dia atur langkahku,
janji-Nya Dia pegang tanganku
‘Ku bersyukur Tuhan s’lalu p’liharaku
O ku tahu satu kali awan gelap ‘kan berlalu
Sang surya bersinar dengan megah
Dan bulan dan bintang menampakkan wajahnya
Haleluya, Tuhan puaskan jiwaku.

BERKAT:
“Semoga Allah sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan
segala sukacita dan damai sejahtera dalam imanmu, supaya oleh
kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan”

Menyanyi: Bapa T’rima Kasih

— Saat Teduh - Ibadah Selesai —

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.32
TATA IBADAH KELUARGA
HUT GMIST ke 73 dan HPI GMIST ke 163
BENTUK VI

PERSIAPAN
(berdiri)
Nyanyian bersama : “S’perti Rusa Rindu SungaiMu
S’perti rusa rindu sungaiMu, jiwaku rindu Engkau
Kaulah Tuhan hasrat hatiku, kurindu menyembahMu
R/ Yesus… Yesus , Kau berarti bagiku
Yesus… Yesus , Kau segalanya bagiku

TAHBISAN
P : Ibadah hari ini ditahbiskan dalam nama Bapa, Anak, dan
Roh Kudus
Kel. : Amin .
(duduk )

Pujian bersama : KJ 18 : 1,3 Allah Hadir Bagi Kita


Allah hadir bagi kita dan hendak memb’ri berkat
Melimpahkan Kuasa RohNya bagai hujan yang lebat
R/ Dengan Roh Kudus ya Tuhan umatMu berkatilah
Baharui hati kami oh curahkan kurnia

Allah hadir o percaya dan berdoa padaNya


Agar kita dikobarkan oleh nyala KasihNya. R/

PELAYANAN FIRMAN
P : Doa
Anggota Keluarga: Membaca Firman
P : Khotbah

PERSEMBAHAN DAN DOA PERSEMBAHAN (anggota keluarga)


Nyanyian Persembahan: KJ 302:1,2 “Ku B’ri Persembahan”
Ku b’ri persembahan pada Tuhanku
Sambil puji Yesus, Jurus’lamatku

Dengan sukaria ku b’ri padaMu


Dan merasa kaya dalam Tuhanku

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.33
Doa Persembahan
Bapa sumber berkat, kami mengucap syukur atas segala
pemberianMu dalam hidup kami. Berkenanlah Engkau menerima
persembahan kami dan pakailah persembahan ini demi pelayanan
gerejaMu. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

P : DOA SYAFAAT DAN DOA BAPA KAMI

Pujian Penutup : KJ 341:1 KuasaMu Dan NamaMulah (berdiri )


KuasaMu dan NamaMulah hendak kami sebar
dan kar’na itu ya Tuhan kami tak ‘kan gentar
bagaikan padi segenggam mestilah busuk dipendam
supaya tumbuh dan segar di panas surya memekar
berbuahlah tuaian pun besar

BERKAT :
P: Terimalah berkat Tuhan, Kasih Karunia dan Damai Sejahtera
dari Allah Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus, menyertai
Kita

Kel : Amin.

— Saat Teduh - Ibadah Selesai —

HUT GMIST ke 73HUT GMIST


& HPI keke
GMIST 73163
& HPI GMIST ke 163 Hal.34
GEREJA MASEHI INJILI SANGIHE TALAUD
RESORT INDONESIA BAGIAN BARAT
JL. Cempaka Putih Tengah II No.29,Jakarta Pusat
Telp. 021.22424969
Email : gmistresortinbar@yahoo.com

HUT GMIST ke 73 & HPI GMIST ke 163

Anda mungkin juga menyukai