Anda di halaman 1dari 2

Baru saja kita merayakan hari kebangkitan Tuhan Yesus atau Paskah.

Sebelum Paskah, umat


Kristiani juga merayakan hari Jumat Agung, dimana Tuhan Yesus pada saat itu merasakan
penderitaan dan mati di kayu salib demi menebus dosa umat manusia. Apakah kakak tahu
asal usul tentang salib? Jangan-jangan ada anak sekolah minggu yang pernah menanyakan,
kenapa hukuman yang dijalani Tuhan Yesus itu berupa penyaliban? Untuk lebih jelasnya,
Superbook mau membahasnya disini nih.

Asal usul salib


Salib dalam bahasa Yunani disebut STAUROS atau SKOLOPS. Sedangkan dalam bahasa
Latin disebut Crux Simplex dan dalam bahasa Arab disebut Al Salib yang dipahami sebagai
dua balok kayu bersilang, membentuk sudut 90 derajat sehingga terbagi dalam empat arah.
Salib adalah alat hukuman mati yang mengerikan dan menakutkan. Saat itu, inilah metode
hukuman yang mengakibatkan kematian dengan cara kejam dan sangat menyakitkan di dunia
sejak budaya pra Kristen dan non Kristen. Bermula pada abad ke 6 sebelum masehi sampai 4
masehi.
Esensi penyaliban bukanlah kematian itu sendiri, melainkan penderitaan saat menjelang
kematian. Berbeda dengan cara eksekusi terpidana mati pada masa kini, proses penyaliban
memerlukan waktu relatif lama sehingga saat-saat penderitaan pun menjadi panjang, bahkan
sampai berjam-jam. Tidak heran, Cicero, sastrawan Roma menyatakan kata “salib” sebaiknya
dijauhi dari tubuh, pikiran, mata, dan telinga warga Romawi.

Kenapa hukuman yang dijalani Tuhan Yesus


itu berupa penyaliban?
Ada tiga versi alasan penyaliban Tuhan Yesus:

1. Versi Romawi

Yesus disalib karena dianggap memberontak dan pengacau masyarakat saat Yesus mengusir
orang di Bait Allah (Yohanes 2: 13-24).

2. Versi Yahudi

Yesus disalib karena dianggap menghujat Allah (Markus 14: 62-64), lalu dituduh sebagai
nabi palsu dan melawan hukum sabat (Lukas 6:1-11).

3. Versi Kristen

Yesus disalib karena menebus dosa dan menyelamatkan manusia dari kebinasaan kekal (1
Korintus 15:3, Yesaya 53:1-12). Penyaliban Yesus bukanlah berasal dari manusia, melainkan
kehendak Allah untuk menebus dosa manusia. Allah tahu manusia tidak akan bisa menebus
dosanya sendiri. Itu sebabnya dalam perjanjian lama di Alkitab, ketika seseorang berdosa,
maka ia harus mengambil seekor hewan yang tidak bercacat untuk dijadikan kurban untuk
penebusan dosanya (Imamat 5-19). Tapi manusia tetap saja berdosa, maka Ia sendiri turun
dari surga menjadi manusia yang tidak bercacat untuk menebus dosa manusia (Yohanes
3:16).
Tentunya kita lebih mempercayai dan berpegang pada versi yang ketiga, karena Tuhan Yesus
sendiri telah datang ke dunia demi menebus dosa kita semua. Menatap salib berarti kita
melihat Tuhan bersama kita dalam pencobaan, kesulitan, dan penderitaan. Ia sangat
mengasihi kita!

Anda mungkin juga menyukai