Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PEMBINAAN KEROHANIAN III

PENGARUH PELAYANAN SPIRITUAL KRISTEN TERHADAP


KESEMBUHAN PASIEN

OLEH:
OCKTAVIANTI
NIM: 22114069E11164

AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA SERUKAM


TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
1. Penderitaan – penderitaan dalam ketaatan
1) Charles C. Ryre, Teologi Dasar, ANDI, Hal:21-23
2) Arti dari“Inkarnasi” adalah berasal dari Bahasa Latin incarnation, in yang
berarti masuk ke dalam, caro/carnis yang berarti daging. Kata inkarnasi initidak
tidak adadalam Alkitab. Namun ada beberapa bagian Alkitab Yunani
yangberbicara mengenai ‘mengambil tubuh’ yang dalam Bahasa Latin disebut in
carne sebagai padanan kata Incarnatio. (Joab Menak Sinaga, Makalah
KristologiTentang Inkarnas.

A. Bukti
Kematian Yesus Kristus Sang Juru Selamat Manusia terjadi pada abad ke-1 Masehi,
diperkirakan antara tahun 30-33 M. Menurut penanggalan Yahudi, Ia mati tergantung
di atas salib, tanggal 14 Nisan, beberapa jam sebelum hari Paskah Yahudi dirayakan
(tanggal 15 Nisan, dimulai pada sekitar pk. 18:00 saat matahari terbenam). Hukuman
mati dengan disalibkan dijatuhkan atas perintah gubernur Kerajaan Romawi untuk
provinsi Yudea, Pontius Pilatus, berdasarkan laporan para pemuka agama Yahudi saat
itu bahwa Yesus Kristus mengaku sebagai Raja orang Yahudi. Berita penyaliban dan
kematian ini dicatat di sejumlah tulisan sejarawan Kerajaan Romawi, orang Yahudi
dan murid-murid Yesus. Catatan yang paling detail ditemukan di kitab-kitab Injil
dalam bagian Perjanjian Baru Alkitab Kristen.
Kematian Yesus Kristus Sang Juru Selamat Manusia terjadi pada abad ke-1 Masehi,
diperkirakan antara tahun 30-33 M. Menurut penanggalan Yahudi, Ia mati tergantung
di atas salib, tanggal 14 Nisan, beberapa jam sebelum hari Paskah Yahudi dirayakan
(tanggal 15 Nisan, dimulai pada sekitar pk. 18:00 saat matahari terbenam). Hukuman
mati dengan disalibkan dijatuhkan atas perintah gubernur Kerajaan Romawi untuk
provinsi Yudea, Pontius Pilatus, berdasarkan laporan para pemuka agama Yahudi saat
itu bahwa Yesus Kristus mengaku sebagai Raja orang Yahudi. Berita penyaliban dan
kematian ini dicatat di sejumlah tulisan sejarawan Kerajaan Romawi, orang Yahudi
dan murid-murid Yesus. Catatan yang paling detail ditemukan di kitab-kitab Injil
dalam bagian Perjanjian Baru Alkitab Kristen.
Kematian Yesus dapat dilihat melalui dua cara pandang yang berbeda:
Kematian Yesus sebagai peristiwa sejarah.
Kematian Yesus sebagai bagian dari rencana Allah.
Pemberitahuan Kematian Yesus
Perjanjian Lama
Dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, digambarkan bahwa seorang yang diurapi (bahasa
Ibrani: Mesias; bahasa Yunani: Kristus) oleh Allah akan menderita sengsara dan mati
sebagai penebus dosa umat manusia. Sejumlah nubuat berfokus pada peristiwa ini
yang menurut Akitab digenapi dalam kematian Yesus Kristus.
Kitab Kejadian
Janji Induk, Kejadian 3:15: Keturunan perempuan (dengan/tanpa campur tangan laki-
laki) akan meremukkan kepala ular (=iblis), tetapi ular akan meremukkan kakinya.
Penggenapan: Yesus diremukkan secara fisik, tetapi kematian-Nya menghancurkan
kuasa iblis atas manusia.
Pengorbanan Ishak, Kejadian 22:6–18: Ishak tidak jadi dibunuh oleh Abraham untuk
dipersembahkan sebagai korban. Sebagai gantinya, Allah menyediakan seekor domba
jantan, yang tanduknya tersangkut dalam belukar.
Penggenapan: Yesus disediakan Allah sebagai korban penebus dosa untuk seluruh
manusia, dengan lahir sebagai keturunan Abraham dan mati di gunung yang sama
dengan tempat domba pengganti Ishak, ahli waris Abraham.
Kitab Keluaran
Peristiwa Paskah Yahudi (Keluaran 12:1–28) mencatat bahwa Allah mengampuni
anak-anak sulung orang Israel, sementara Ia membunuh semua anak sulung orang
Mesir. Untuk itu orang Israel harus menyembelih domba Paskah, menaruhkan
darahnya pada palang kayu pintu rumah-rumah mereka, dan memakan dagingnya.
Penggenapan: Yesus sebagai anak sulung Allah, dikorbankan dengan dibunuh pada
malam menjelang Paskah Yahudi, darahnya teroles pada palang kayu salib, dan tubuh-
Nya diserahkan sebagai penebusan dosa umat manusia.

Kitab Bilangan
Bilangan 21:9: Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang;
maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu,
tetaplah ia hidup.
Penggenapan: Yesus mati digantung di atas kayu salib; barangsiapa yang percaya
kepada-Nya, sekalipun dipagut kuasa iblis (=ular di taman Eden), akan hidup kekal.
Kitab Mazmur
Mazmur 22 menggambarkan bahwa Mesias akan menderita sengsara, ditinggalkan
oleh Allah dan manusia, bahkan sahabat-sahabat-Nya dan dikelilingi musuh-
musuhnya.
Kitab Yesaya
Yesaya 53 menggambarkan bahwa Mesias akan menderita sengsara, tetapi karena
itulah kita disembuhkan:
“Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa
menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia
dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah
yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia
kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan
kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan
keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi
sembuh... Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik dan dalam
matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan
tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan
kesakitan...ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah... ”
Kitab Yesaya 53:3-10
Penggenapan: Yesus tidak bersalah, tetapi disiksa dan dibunuh sebagai korban
penebus salah, supaya kita mendapat keselamatan dan kesembuhan.

Perjanjian Baru
Kitab-kitab Injil mencatat bahwa Yesus sendiri jauh-jauh hari telah memberitahukan
kematian-Nya dan kebangkitan-Nya sebanyak empat kali. Pemberitahuan terakhir
dicatat di Injil Matius: "Dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia
(=sebutan Yesus untuk diri-Nya) akan diserahkan untuk disalibkan.

Dalam Perjanjian Baru dijelaskan bahwa kaum Yahudi memiliki tanggung jawab atas
pembunuhan Yesus. Keterangan yang memberikan gambaran atas hal ini adalah dalam
Surat Paulus kepada Jemaat di Roma pada bagian 11:28. Pembunuhan Yesus oleh
kaum Yahudi diperjelas oleh Matius dan Yohanes yang telah memiliki permusuhan
dengan agama Yahudi. Dalam Injil Matius bagian 27:25, disebutkan bahwa darah
Yesus ditanggungkan kepada rakyat dan anak-anaknya. Sementara Yohanes dalam
Injil Yohanes menyatakan bahwa kaum Yahudi identik dengan kekuatan jahat. Ia
menyatakan bahwa bapak kaum Yahudi adalah Iblis yang keinginannya dituruti oleh
mereka.

Kronologi Kematian Yesus


Di dalam Alkitab kisah penyaliban dan kematian Yesus dicatat dalam keempat Injil.
Sekalipun keempatnya memiliki punya ciri khas tersendiri dalam menggambarkan
peristiwa kematian Yesus, namun secara harmonis mencatat kronologi peristiwa
penyaliban dan kematian Yesus sebagai berikut:
Perjamuan makan di malam sebelum Yesus disalibkan (Perjamuan Terakhir)
Pengkhianatan salah seorang murid terdekatnya, Yudas
Yesus berdoa di taman Getsemani
Penangkapan Yesus di taman Getsemani
Pengadilan Yesus di hadapan pemuka-pemuka agama Yahudi
Penyangkalan sebanyak tiga kali oleh murid terdekatnya, Petrus, bahwa ia mengenal
Yesus.
Pengadilan Yesus menurut hukum Romawi yang dilakukan oleh Pontius Pilatus
Yesus dibawa ke Golgota untuk disalibkan. Di sana Dia mati dan kemudian
dikuburkan di dekat sana.
Pengadilan terhadap Yesus
Artikel utama: Pengadilan Yesus
Kitab-kitab Injil melaporkan ada dua proses pengadilan yang berbeda terhadap Yesus:
pengadilan Yahudi dan pengadilan Romawi.

Pengadilan Yahudi
Tercatat ada 3 kali pengadilan berdasarkan hukum Yahudi, yaitu di hadapan para
pemimpin Yahudi:
Di hadapan Hanas, mertua Imam Besar Kayafas.
Di hadapan Imam Besar Kayafas.
Di hadapan Mahkamah Agama (Sanhedrin).
Menurut hukum Yahudi, Yesus dituduh melakukan pelanggaran agama, karena
mengaku sebagai "Anak Allah", berarti menyamakan diri-Nya dengan Allah dan ini
merupakan penghujatan yang harus dihukum mati. Di bawah pemerintahan Romawi,
pengadilan Yahudi tidak berhak menjatuhkan hukuman mati. Oleh sebab itu, mereka
melimpahkan kasus ini kepada pengadilan Romawi, supaya hukuman mati dapat
dijalankan.
Pengadilan Romawi
Yesus mengalami 3 proses pengadilan menurut hukum Romawi
Dilakukan di hadapan gubernur Roma, Pontius Pilatus, di mana Yesus dituduh
melakukan pelanggaran politik. Pilatus tidak menemukan kesalahan.
Setelah mendapati bahwa Yesus berasal dari Galilea, Pilatus mengirimkan Yesus
kepada raja Herodes Antipas yang memerintah daerah Galilea. Herodes tidak
mendapati kesalahan pada Yesus, lalu mengirimkan-Nya kembali kepada Pilatus lagi.
Terakhir kali Pilatus mengadili Yesus di atas kursi pengadilan resmi (bahasa Yunani:
Litostrotos; bahasa Ibrani: Gabata) dan menjatuhkan hukuman mati dengan
disalibkan.
Yesus disiksa
Selama di pengadilan, Yesus telah mengalami siksaan, dipukuli oleh prajurit-prajurit
dari pemuka agama, dari raja Herodes dan tentara Romawi.
Setelah dijatuhi hukuman mati, serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke
dalam istana, yaitu gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul
sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu
kepada-Nya. Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas
kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian
mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai
Raja orang Yahudi!" Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan
memukulkannya ke kepala-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-
olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu daripada-Nya dan mengenakan pula
pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar, disuruh memikul
kayu salib-Nya sambil berjalan menuju ke tempat penyaliban.
Jalan Kesengsaraan
Tempat penyaliban Yesus berada sedikit di luar tembok kota Yerusalem, di bukit yang
disebut Tempat Tengkorak atau Golgota. Jalan yang dilalui Yesus menuju ke tempat
penyaliban-Nya dikenal sebagai Via Dolorosa (=Jalan Kesengsaraan), atau "Jalan
Salib".
Simon orang Kirene
Para serdadu Romawi menggiring Yesus berjalan keluar dari benteng Antonia ke
tempat penyaliban-Nya. Dalam perjalanan, mereka berjumpa dengan seorang dari
Kirene yang baru datang dari luar kota bernama Simon. Penulis Injil Markus
mengenali orang ini sebagai ayah Aleksander dan Rufus. Orang itu mereka paksa
untuk memikul salib Yesus pada bahunya.
Perempuan-perempuan Yerusalem
Sejumlah besar orang mengikuti Dia dalam perjalanan ke Golgota; di antaranya
banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka
dan berkata: "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan
tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang
berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah
melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. Maka orang akan mulai
berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit:
Timbunilah kami! Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah
yang akan terjadi dengan kayu kering?" Hanya Injil Lukas yang mencatat perkataan
ini
Yesus disalibkan
Yesus digantungkan pada kayu salib dengan dipaku kedua tangan dan kaki-Nya
Ia mulai digantung di salib sejak sekitar pukul 9 pagi
Pada pukul 12 siang sampai pukul 3 sore kegelapan melanda daerah itu
Di antara jam 3 sampai 6 sore, Yesus mati
Dua orang lain yang bersama-sama disalib
Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penjahat (Matius dan Markus secara
spesifik menyebut mereka "penyamun"), seorang di sebelah kanan dan seorang di
sebelah kiri-Nya. Yesus di tengah-tengah

Penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya seperti


orang-orang banyak yang menyaksikan penyaliban itu.Seorang dari penjahat yang di
gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus?
Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" Tetapi kemudian yang seorang menegor dia,
katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima
hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima
balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu
yang salah." Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang
sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini
juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.

B. Tujuan
Lukas 19:10. "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang
hilang." Jelaslah bahwa Allah sungguh-sungguh bermaksud menyelamatkan yang
terhilang melalui kematian Kristus. Matius 1:21. "... engkau akan menamakan Dia
Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Segala
hal yang perlu dilakukan untuk secara aktual menyelamatkan orang-orang berdosa
akan dilakukan oleh Yesus Kristus. 1 Timotius 1:15. "Kristus Yesus datang ke dunia
untuk menyelamatkan orang berdosa." Ayat ini tidak mengijinkan kita untuk
beranggapan bahwa Kristus datang semata-mata untuk membuat keselamatan orang-
orang berdosa dimungkinkan; ayat tersebut menegaskan bahwa Ia datang untuk secara
aktual menyelamatkan mereka. I brani 2:14, 15. " supaya oleh kematian-Nya Ia
memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jelan
demikian Ia membebaskan mereka yang berada dalam perhambaan " Apa lagi yang
dapat lebih jelas dari ayat ini? Kristus datang untuk secara aktual membebaskan
orang-orang berdosa. Efesus 5:25-27. "Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya [jemaat] untuk menguduskannya supaya dengan
demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang kudus dan
tidak bercela." Saya tidak dapat mengatakan yang lebih jelas daripada yang telah
dikerjakan Roh Kudus dalam ayat ayat tersebut; Kristus mati untuk menyucikan,
menguduskan dan memuliakan gereja. Yohanes 17:19. "Aku menguduskan diri-Ku
bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran." Tentu saja kita harus
mendengar sang Penebus sendiri menyatakan maksud kematian-Nya? Ia mati agar
sebagian manusia (bukan seluruh manusia, karena Ia tidak berdoa bagi seluruh
manusia - ayat 9) benar-benar dikuduskan. Galatia 1:4. "yang telah menyerahkan diri-
Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita" Sekali lagi, ayat ini menyatakan
maksud kematian Kristus, yaitu untuk secara aktual membebaskan kita. 2 Korintus
5:21. "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita,
supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." Demikianlah kita menjadi tahu bahwa
Kristus datang supaya orang- orang berdosa menjadi orang benar. Dari semua ayat-
ayat tersebut, jelaslah bahwa kematian Kristus dimaksudkan untuk menyelamatkan,
membebaskan, menguduskan dan membenarkan semua yang untuknya Ia mati. Saya
bertanya, apakah dengan demikian semua manusia akan diselamatkan, dibebaskan,
dikuduskan dan dibenarkan? Ataukan Kristus telah gagal mencapai maksud-Nya?
Karena itu, baiklah kita bertanya kepada diri kita sendiri, apakah Kristus mati untuk
semua manusia, atau hanya untuk mereka yang secara aktual diselamatkan dan
dibenarkan. Kedua, terdapat ayat-ayat Alkitab yang berbicara bukan hanya mengenai
apa maksud kematian Kristus, tetapi juga mengenai apa yang secara aktual telah
dicapai oleh kematian tersebut. Saya telah memilih enam perikop Ibrani 9:12,14.
"dengan membawa darah-Nya sendiri Ia telah mendapat kelepasan yang kekal dan
menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia." Di sini disebutkan dua
akibat langsung dari kematian Kristus - kelepasan yang kekal dan hati nurani yang
disucikan. Barangsiapa memiliki hal-hal yang tersebut adalah salah seorang dari
mereka yang untuknya Kristus mati.I brani 1:3. "Dan setelah Ia selesai mengadakan
penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Maha-besar, di tempat yang tinggi."
Jadi ada penyucian rohani bagi mereka yang untuknya Kristus mati. 1 Petrus 2:24. "Ia
sendiri telah memikul dosa kita." Di sini kita mendapatkan pernyataan mengenai apa
yang dilakukan Kristus - Ia memikul dosa kita di atas kayu salib. Kolose 1:21,22.
"Juga kamu sekarang diperdamaikan-Nya " Suatu keadaan damai secara aktual telah
tercapai antara mereka yang untuknya Ia telah mati dengan Allah Bapa. Wahyu 5:9-
10. "Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka
bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah
membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam ..." Jelas ayat-ayat
ini berbicara mengenai apa yang terjadi kepada mereka yang untuknya Kristus mati,
bukan mengenai semua manusia. Yohanes 10:28. "Aku memberikan hidup yang kekal
kepada mereka " Kristus sendiri menjelaskan bahwa hidup diberikan kepada domba-
domba-Nya (ayat 27). Kehidupan rohani yang dinikmati orang-orang percaya didapati
mereka melalui kematian Kristus. Dari keenam ayat-ayat ini (dan masih banyak lagi
yang digunakan), kita dapat mengatakan bahwa jika kematian Kristus secara aktual
membawa pembebasan, pembersihan, penyucian, penghapusan dosa, perdamaian,
hidup kekal dan kewarganegaraan surgawi, maka Ia pasti telah mati hanya untuk
mereka yang benar-benar mendapatkan hal-hal tersebut. Jelas, bahwa tidak semua
orang memperoleh semua anugerah tersebut! Oleh karena itu tidak mungkin kematian
Kristus bertujuan untuk keselamatan seluruh manusia. Ketiga, ayat-ayat Alkitab yang
menjelaskan mengenai orang-orang yang untuknya Kristus mati, dimana mereka
sering disebut "banyak" - contohnya: Yesaya 53:11; Markus 10:45; Ibrani 2:10. Tetapi
kata-kata "banyak" ini di banyak ayat Alkitab juga disebut sebagai:

C.Makna Kematian Yesus Kristus

Makna Kematian Yesus adalah untuk keselamatan bagi umat berdosa yang mau
percaya kepadaNya. Bagi Iman Kristen ada jaminan dan kepastian keselamatan yang
diterima setiap orang yang percaya kepada Yesus, ada kepastian akan pengampunan
dosa. Ada pepatah lama yang sudah cukup terkenal:” Di kenal maka disayang, karena
tak kenal maka tak sayang”. Maka untuk itu kita harus lebih sungguh-sungguh
mendekatkan diri kepada Yesus, sebab itulah arti Salib. Salib terdiri dari dua buah
garis ( +) : Garis vertical ( I ) adalah menunjuk ke atas, yaitu kepada Allah, yang
berarti bahwa kita harus membangun relasi atau hubungan yang baik dengan Allah.
Garis mendatar ( - ), garis horizontal bahwa setiap orang Kristen itu harus
membangun hubungan yang baik dengan lingkungan hidupnya, dengan sesama
manusia Rasul Paulus menghimbau agar supaya semua orang Kristen yang percaya
kepada Yesus merendahkan diri, supaya sehati sepikir, seperasaan satu dalam kasih.
(Flp .2:1-2). Hanya dengan sikap seperti itulah sukacita sempurna tercapai. Sukacita
yang sempurna yang tercapai apabila tercipta kesatuan dan persatuan dalam Jemaat:
Sehati, sepikir dalam kasih, satu jiwa dan satu tujuan di dalam persekutuan Jemaat.
Tidak ada yang paling berharga selain dari terciptanya persekutuan yang sehati,
sepikir dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan. Apapun yang hendak dikerjakan,
dan bagaimanapun berartnya beban masalah yang sedang dihadapi dan tugas
pekerjaan yang akan diselesaikan, semuanya akan tercapai apabila sehati sepikir
dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan dan secara bersama-sama mengerjakan.
Kesatuan hati, jiwa, pikiran, tujuan dan kasih. hal ini bisa nampak apabila ada saling
pengertian, pandai mengambil hati teman, adanya kesetiaan untuk mengalah, yang
mendahulukan kepentingan persekutuan dari pada kepentingan diri sendiri. Kesatuan
dan persatuan
itu akan terwujud dengan baik apabila secara bersama-sama merasakan apa saja yang
perlu dikerjakan, sama sama mendahulukan dan mementingkan pekerjaan baik, saling
berlomba untuk menyelesaikan pekerjaan baik. Supaya tercapai kesatuan hati,
kebersamaan yang baik, satu dalam kasih dan satu dalam Pikiran, sebaiknya semua
harus sama-sama saling merendahkan diri, adalah kerendahan hati apabila kita
bersedia mengakui kelebihan daripada kawan. Kerandahan hati apabila kita mau
bertanya terhadap teman sebelum mengerjakan sesuatu pekerjaan. Adalah kerendahan
hati apabila kita mampu mengenal kelemahan diri sendiri, dan mau belajar dan
bertanya kepada teman, bersedia untuk saling melayani, berlomba mengerjakan
pekerjaan baik dan saling mendahului memberi hormat. Hendaklah kamu dalam
hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus
Yesus.

Menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus. Yesus dengan jelas
mengenal siapa diri-Nya sebenarnya, Yesus mengenal karakter, kelakuan dan
kedegilan hati manusia. Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah
mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi
sama dengan manusia, dan dalam keadaan sebagai manusia Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati ( Flp 2:8 ) . Sebelum Tuhan Yesus menderita kesakitan
itu, dia sudah dengan jelas mengetahui Viadolorosa yang harus Dia jalani dan salib
yang harus Dia pikul itu. Yesus sudah mengetahui penderitaan yang tiada tara yang
akan diderita-Nya sendiri, Yesus bersedia menanggung semua penderitaan itu. Yesus
tidak menolak penderitaan itu, karena Jesus dengan jelas mengerti dan mengatahui
bahwa untuk itulah Allah menyuruh-Nya datang ke dunia ini untuk melaksanakan
pekerjaan-Nya. Kerendahan hati, hati yang penuh ketaatan, sikap itulah yang
ditunjukkan oleh Yesus dengan ketaatan-Nya memikul salib, menghadapi penderitaan
yang tiada tara hanya untuk menebus dosa umat manusia. Kehidupan orang percaya
harus menjadi teladan yang dinamai kristen. Artinya: pengikut Kristus. Pertanda
bahwa kita benar-benar pengikut Kristus, kita harus mengerjakan pekerjaan Yesus,
kita mengimani, menghayati serta melaksanakan apa yang telah diperbuat oleh Yesus
dan seluruh perbuatan-Nya. Itulah yang dikatakan oleh Yesus kepada murid-murid-
Nya: ”Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga
berbuat sama seperti yang telah kuperbuat kepadamu”.( Yoh 13: 15 ). Kalau Yesus
bersedia membasuh kaki para murid-Nya, orang yang percaya kepada-Nya pun, yang
mengikut Yesus bersedialah membasuh kaki sesamanya. Karena Yesus sudah
mengasihi orang yang lemah, yang miskin dan yang tidak punya apa-apa, sebaiknya
orang yang mengikut Kristus berbuat demikian juga, kemampuan meneladani apa
yang telah diperbuat oleh Yesus. Kerendahan hati harus menjadi karakter, sifat,
perangai kelakuan yang baiklah nama Kristen itu di dalam kehidupannya, yang terukir
dan tertanam perbuatan Kristus didalam kehidupannya sehari-hari. Dalam surat 1 Joh
2: 6 dikatakan: ”Barang siapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup
sama seperti Kristus telah hidup. Ini berarti: Mengikut Yesus bukan hanya pada waktu
sukacita saja, termasuk juga ketika ukacita sedang merundung kehidupan, di dalam
duka cita, penderitaan sedang menimpa. Yesus sendiri pun menjalani apa yang
membuat hatinya senang dan bersukacita, juga dia bersedia berjalan di jalan
viadolorosa, jalan penderitaan – memikul salib sampai ke Bukit Golgata dimana
Yesus disalibkan bersama dua orang penjahat kelas kakap yang sama-sama disalibkan
dengan Dia. Kalau kita berkata dan bersaksi bahwa kita adalah pengikut Yesus Kristus
janganlah hanya ketika suasana aman-aman saja, tanpa ada penderitaan dan dukacita.
Banyak orang Kristen sekarang ini seperti itu. Setiap ketaatan dan sikap tunduk dia
harus turut menderita, memikul salib Yesus juga, berjalan pada jalan yang sudah
dijalani oleh Yesus. Maksudnya :”Berkorban atau menjadi Korban” Dan justru oleh
karena penderitaan itulah membuat ketaatan dan rasa tunduk itu menjadi amat
berharga ketaatan dan rasa tunduk tersebut. Itulah yang sudah terjadi, penderitaan
yang sudah dijalani Yesus. Dan itupulah yang mau diteladani, dihayati serta
dilaksanakan oleh semua pengikut Yesus Kristus. Adalah berkat Tuhan terhadap orang
yang taat dan tunduk serta mau merendahkan diri. Ketaatan dan rasa tunduk dari pada
setiap orang beriman kepada Yesus tidaklah sia-sia ( Bahwa Jerih payahmu di dalam
Tuhan tidaklah sia-sia. (I Kor 15: 58). Gereja yang benar adalah Gereja yang tetap
memelihara kesatuan dan persatuan Orang Kristen adalah pengikut Kristus, harus
meneladani Kristustus. Orang yang taat, patuh, bekerja keras. Berbahagialah orang
yang tetap bertahan dalam iman. Orang yang tetap bertahan dalam pencobaanlah yang
berbahagaia. Amin.

Kesimpulan
Makna Kematian Yesus adalah untuk keselamatan bagi umat berdosa yang mau
percaya kepadaNya. Bagi Iman Kristen ada jaminan dan kepastian keselamatan yang
diterima setiap orang yang percaya kepada Yesus, ada kepastian akan pengampunan
dosa. Makna Kematian Yesus adalah untuk keselamatan bagi umat berdosa yang mau
percaya kepadaNya. Bagi Iman Kristen ada jaminan dan kepastian keselamatan yang
diterima setiap orang yang percaya kepada Yesus, ada kepastian akan pengampunan
dosa. Firman Allah yang mewujud merupakan dialog antara Allah dan manusia yang
telah terjadi pada masa tertentu dengan kelahiran Yesus di Betlehem (1 Yoh 1:1, flp
2:16, Yoh 1:4). Makna Kematian Yesus adalah untuk keselamatan bagi umat berdosa
yang mau percaya kepadaNya.
DAFTAR PUSTAKA

Eben Ezer Sihombing Sth, 2020, Buku Makna Kematian Yesus Dalam Iman Kristiani
Enns, Paul. 2019, Buku Pengangan Teologi Jilit-1 Malang:SAAT
John Owen, 2018, Buku Kematian Yang Menghidupkan Jilit 2&3

Anda mungkin juga menyukai