Anda di halaman 1dari 7

Nama : Aldi Hutapea

Immanuel jetro togap rajagukguk

Josua tampubolon

Wisnoel crisana ritonga

Mata Kuliah : Perjanjian Baru

Dosen Pengampu : Pdt. Jhon Vetra Simatupang, M. Th

Teologia tentang yesus sebagai mesias dalam latar belakang yahudi, kitab injil sinoptik dan
Yohannes serta Gelar Yesus dan jabatan

1.1. Pendahuluan
Mesias berasal dari kata Ibrani mashiah yang berarti diurapi. Seseorang yang menjadi
Mesias akan diurapi minyak. Seseorang yang diurapi memiliki tugas untuk dilakukan. Bisa
dikatakan inilah arti awal dari mashiah atau Mesias. Ia hanyalah seseorang yang diurapi dan
melakukan tugas tertentu, tidak ada yang spesial darinya 1. Konsep Mesias muncul dan
berkembang dalam Perjanjian Lama, bahkan sampai pada Perjanjian Baru. Oleh karenanya
dalam bab ini yang membahas tentang Mesias, dua pandangan itu akan dibahas guna
mendapatkan gambaran yang cukup utuh
Tetapi petunjuk kepada Yesus sebagai Mesias sangat jarang terdapat dalam Injil-injil
Sinoptik. Sedikitnya petunjuk ini mencerminkan tradisi bahwa Yesus sendiri tidak suka
memakai gelar-gelar seperti ini untuk diriNya sendiri. Sekalipun demikian, cerita masuknya
Yesus ke Yerusalem (Mrk. 11:1-10) dan pemurnian Bait Allah (Mrk. 11:15-19)
memperlihatkan adanya pengertian pada-Nya tentang pembebasan umat-Nya, seperti
dinubuatkan Maleakhi (3:1). Waktu Yesus disebut Kristus oleh Petrus, Petrus ditegur (Mrk.
8:29) dan disuruh diam mengenai hal itu. Pada waktu kebanyakan anggota Gereja tidak lagi
berkebangsaan Yahudi, sebutan 'Kristus' kehilangan anti aslinya sebagai Mesias, yang diurapi.
Orang-orang bukan Yahudi tidak berkepentingan akan seorang Mesias, yang akan membangun
kembali kerajaan Israel. Maka Kristus menjadi kata sifat untuk Yesus (mungkin
dicampuradukkan dengan kata 'Chrestos', yang berarti 'baik).
1
Joseph A. Fitzmayer, “messiah” dalam The HarperCollins Bible Dictionary, ed. Paul J. Achtemeier (New
York: HarperCollins Publishers, 1996), 677.
1.2.Pembahasan

1.2.1. Konsep Mesias dalam Perjanjian Lama

Kata Ibrani yang berarti 'yang diurapi', orang yang akan menjadi juruselamat umatnya.
Dalam PL digunakan baik untuk raja-raja dan untuk imam-imam, terutama Raja Daud dan para
penggantinya, tetapi juga untuk Koresy (Yes. 45:1). Dalam pengharapan eskhatologis nabi-nabi,
diharapkan seorang raja yang kelak akan memerintah dalam keadilan dan dalam damai (Yes.
11:1-5), namun kata 'mesias' itu sendiri tidak ditemukan dalam tulisan-tulisan mereka. Gulungan
Laut Mati menunjuk pada kedatangan dua tokoh imamat dalam tradisi Melkisedek, yang
menyatakan kedua fungsi itu, yaitu raja dan imam, dalam dirinya. Istilah Mesias, yg dipakai
sebagai gelar resmi dari tokoh utama yg dinanti-nantikan oleh orang Yahudi, adalah hasil
pemikiran dari Yudaisme masa kemudian. Tentu pemakaian Istilah itu dikukuhkan oleh PB, tapi
dalam PL hanya terdapat dua kali (Dan 9:25-26). Pemikiran tentang mengurapi, dan pemikiran
tentang orang yg diurapi, adalah lazim dalam PL (Pengurapan ). Di sini ada lima unsur yg jika
ditinjau dengan terang Alkitab bagian yg lain, jelas menentukan garis pikiran utama tertentu
mengenai mesianisme PL. Koresy ialah orang yg dipilih Allah (Yes 41:25), ditetapkan untuk
menggenapi suatu tujuan penyelamatan bagi umat Allah (45:11-13), dan menggenapi hukuman
terhadap musuh-musuh-Nya (Yes 47).

Kepadanya diberikan kuasa untuk memerintah bangsa-bangsa (45:1-3); dan dalam semua
tindakannya, yg sesungguhnya bertindak ialah Yahweh sendiri (45:1-7). Kedudukan yang
diurapi dari Koresy, dengan jelas menunjukkan bahwa dapat dikatakan ada pemakaian
'sekular' dari Istilah mesianik (bnd 'pengurapan' Hazael, 1 Raj 19:15).bahwa kelima
pokok di alas sungguh-sungguh benar terterap kepada Tuhan Yesus Kristus, yg
memandang diriNya sebagai penggenapan atas harapan-harapan mesianik PL. Mesias
sebagai pola sejarah. Pandangan Israel mengenai hidup di dunia ini, yg bersifat teleologis,
berakar pada pengetahuan akan Allah yg tunggal, yg menyatakan diriNya kepada mereka. Sifat
Allah, yaitu setia dan konsekuen, memberi kunci masa depan kepada mereka, seberapa jauh iman
mereka perlu melihat hal-hal yg akan terjadi. Allah melalui tokoh-tokoh akbar dan peristiwa-
peristiwa tertentu pada masa lampau bertindak menurut 'pola' istimewa, dan karena Allah tidak
berubah, maka Dia akan bertindak lagi menurut pola itu. Tiga dari tokoh akbar masa lampau
secara khusus ditempatkan pada garis Mesias yaitu Adam, Musa dan Daud. 2

1.2.2. Konsep Mesias dalam Perjanjian Baru

Dalam TBI diterjemahkan baik dengan Kristus maupun Mesias, kecuali dalam Kis 4:26;
Why 11:15; 12:10; di situ dipakai yang diurapi. Mesias ialah Yesus dari Nazaret, yg pada saat
baptisanNya diurapi 'dengan Roh Kudus dan kuat kuasa' (Kis 10:38; maksud dari hal Yesus
mengutip Yes 61:1 dlm Luk 4:18). Tapi Yesus sendiri jarang memakai istilah itu, dan tanpa
diragukan sebabnya ialah kesalahpahaman yg bisa timbul karena pemakaian istil ah itu. Tatkala
Petrus menyatakan pengakuannya bahwa Yesus-lah Kristus, Dia terima Nama pertanda itu, tapi
memerintahkan murid-murid-Nya jangan menceritakan itu kepada siapa pun (Mrk 8:29-30).

1.2.3. Yesus sebagai mesias dalam Injil Sinoptik

Gagasan populer bahwa Mesias adalah penyelamat Israel secara politis dipakai untuk
membuat tuduhan palsu yang memberatkan Yesus dihadapan penguasa-penguasa Roma, salah
satunya dengan pernyataan bahwaYesus menyatakan dirinya sebagai Kristus sang Raja (Luk
23:2). Pilatus menyebut bahwa Yesus adalah seorang “yang disebut Kristus” (Mat 27:17)dan
orang-orang mencemoohNya di bawah kayu salib dengan menggunakan gelar yang sama sebagai
ejekan. Gagasan populer ini pula yangmenyebabkan keengganan Yesus disebut sebagai Mesias
meskipun Ia menerima disebut Mesias yang diartikan bukan secara politis.Pengakuan bahwa
Yesus adalah Mesias yang pertama adalah pada perikop dimana Yesus bertanya, “Kata orang,
siapakah Aku (diganti dengan Anak Manusia di Matius) ini?” dan jawaban dari Petrus, “Engkau
adalah Mesias” (Mrk 8:29); “Mesias dari Allah” (Luk 9:20); dan “Engkau adalah Mesias, Anak
Allah yang hidup” (Mat 16:16).

Beberapa ahli percaya bahwa pernyataan yang ditulis Markus merupakan pernyataan
yang asli, sedangkan yang lain diberikan tambahan untuk menegaskan bahwa kemesiasan Yesus
bukanlah dalam arti politik seperti yang diharapkan orang lain, tetapi Mesias secara rohani.
istilah yang berarti juga Allah” (Mrk 14:61-62) yang dijawab Yesus dengan “Akulah Dia” di
Markus dan “Engkau telah mengatakannya” di Matius. Jawaban inimenunjukkan bahwa dalam
kesengsaraan-Nya, Yesus tidak enggan lagi mengakui kemesiasan-Nya. Sedangkan Injil Lukas

2
S. M. Siahaan, Pengharapan Mesias dalam Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 4.
mencatat penjelasan Yesus pasca kebangkitan-Nya tentang seorang Mesias yang harus
menderita, karena penyaliban dan kebangkitan-Nya sudah menghilangkan pengertian politik
tentang misi Mesias Yesus (Luk 24:26 dan Luk 24:46-49).Injil Markus mulai dengan
menggunakan istilah rahasia mesianis. Penulis Injil Markus menekankan bahwa identitas Yesus
sebagai Mesias tidak boleh diberitahu kepada siapa pun oleh setiap orang yang merasakan
mukjizat Yesus, para murid.3 bahkan para setan.

A. Yesus sebagai mesias dalam Yohanes

Gelar Mesias beberapa kali dipakai dalam Injil Yohanes, antara lain oleh Andreas yang
memberitahu Petrus,”Kami telah menemukan Mesias”(Yoh 1:41) yang dimaknainya sebagai
Mesias seperti yang dijanjikan oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi. Jadi pengertian
para muridyang pertama ini ketika pertama kali bertemu Yesus adalah bahwa Ia Mesias seperti
yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama (secara politis dan rohani),meskipun pada bagian akhir
kitab ini tercatat bahwa akhirnya murid-murid percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang jauh
dari konsep politik.

Peristiwa lain tercatat mengenai perempuan Samaria yang menyebut-Nya Mesias dan
diakui oleh Yesus, “Akulah Dia” (Yoh 4:25-26) karena gagasan tentang Mesias bagi orang
Samaria adalah pembaharu yang akan datangmeskipun belum jelas bagaimana pengertian
pembaharuan tersebut.Terdapat juga pengakuan Marta (Yoh 11:27) bahwa Yesus adalah
Mesias,Anak Allah yang dipahami sebagai Mesias bukan secara politik, bukansebagai “Raja
orang Yahudi”. Ketiga peristiwa ini disajikan karena tujuan tulisan Yohanes adalah agar para
pembacanya percaya bahwa Yesus adalahKristus, Anak Allah (Yoh 20:31). Pengertian umum
tentang Mesias dicatat dalam Injil Yohanes adalah bahwa Mesias akan muncul tiba-tiba dari
asalnya yang rahasia dan akan mengadakan tanda-tanda (Yoh 7:27-31) dan Mesias akan tetap
hidupselamanya (Yoh 12:34). Kedua pengertian ini terbantahkan karena asalYesus diketahui dari
Nazaret dan Ia sendiri menubuatkan tentang kematian- Nya. Sehingga melalui tulisan ini,
Yohanes ingin menegaskan bahwakemesiasan Yesus bukanlah seperti Mesias yang dipikirkan
oleh orang-orang Yahudi melainkan Mesias secara rohani yang diutus dari Allah Bapa.Bagian
terpenting surat-surat Yohanes tentang Mesias adalah mengenai mereka yang menyangkal bahwa

3
Samuel Benyamin Hakh, Pemberitaan Tentang Yesus: Menurut Injil-injil Sinoptik. Cetakan ke-2
(Bandung: Jurnal Info Media, 2008), 132
Yesus adalah Mesias (1 Yoh2:22 dan 2 Yoh 1:7). Yohanes secara khusus menyerang
pemahaman yang menganggap manusia Yesus dan Kristus sorgawi adalah sosok yang
berbedadan seharusnya memusatkan perhatian pada Kristus yang sorgawi. Hal demikian dilarang
dan dianggap sebagai antikristus oleh Yohannes.

1.2.3.4. GELAR DAN JABATAN KRISTUS

A. Yesus itu TUHAN

Gelar Yesus sebagai “Tuhan”. Gelar itu dituliskan dalam beberapa variasi, antara lain:
Yesus Tuhan, Tuhan Yesus, Tuhan kita, Tuhan kita Yesus Kristus. Bahkan, dalam surat-surat
Paulus gelar ini dipakai lebih dari 200 kali. Kata “Tuhan” (dalam bahasa Yunani “Kyrios”)
berarti “Dia yang mengatur seseorang atau sesuatu”. Yesus Tuhan berarti Yesus yang memiliki
kuasa untuk mengatur atau memimpin. Yesus adalah pemimpin yang diurapi Allah (bdk. Luk 2:
11), yang dipilih dan dilantik langsung oleh Allah.. 4. Gelar “Tuhan” dikaitkan dengan peranan
Yesus sebagai Penyelamat manusia (bdk. 2Ptr 1:11). Wibawa kemuliaan bukan untuk
menghancurkan, melainkan untuk menyelamatkan. Gelar “Tuhan” terkait erat dengan kemuliaan
dan kedatangan-Nya kembali dengan kemuliaan-Nya pada akhir zaman, untuk mengadili atau
menghakimi.5 Gelar “Tuhan” merupakan seruan doa dan ibadat. Itulah sebabnya dalam doa-doa
orang Kristen berseru Yesus sebagai Tuhan. Yesus adalah satusatunya Junjungan (bdk. 1Kor 8:
5). Bila orang Kristen berkumpul dan bernyanyi, mereka bernyanyi bagi Tuhan. Seruan “Yesus
Tuhan” adalah seruan iman. Kepercayaan khas orang Kristen adalah kepercayaan akan Yesus,
Kristus Tuhan (bdk. Rm 10: 9). Roh Kuduslah yang mengantar orang sampai pada pengakuan
bahwa Yesuslah Tuhan (bdk. 1Kor 12: 3).6

B. Yesus adalah Anak Allah

4
J. Verkuyl, Fragmentikn Apologetikn (Jakarta: Badan Penerbit Kristen" 1966), 7-8.
5
,Ibid., 11.
6
bid.,26-27.
Gelar “Anak Allah” menunjukkan hubungan khas antara Yesus dan Allah. Tidak ada
hubungan yang begitu erat dan mesra seperti Yesus dan Allah (bdk. Yoh 10: 30). Dalam
hubungan yang erat tersebut tetap terlihat bahwa antara Yesus dan Bapa berbeda. Yesus tidak
sama dengan Allah Bapa. Allah Bapa berbeda dengan Yesus sang Anak (bdk. Yoh 14: 28). Anak
dan Bapa memiliki peranan yang berbeda. Hubungan antara Bapa dan Anak itu tampak dalam
“ketaatan”. Yesus taat sempurna terhadap Allah, Bapa-Nya (bdk. Yoh 4: 34). Seluruh hidup dan
pribadi Yesus melayani dan melaksanakan kehendak Bapa, dan semua itu dijalankan dengan
ketaatan secara total, bahkan taat sampai mati di kayu salib. Gelar “Anak Allah” juga
memperlihatkan “kewibawaan Yesus”. Yesus adalah Anak Allah yang berwibawa 7

C. Yesus adalah Juru Selamat

Yesus datang untuk menanggapi kerinduan manusia yang paling mendalam yaitu
keselamatan secara paripurna. Keselamatan itu dinyatakan dengan pembebasan manusia dari
dosa (bdk. Mat 1: 21) dan mendekatkan kembali manusia kepada Allah (bdk. Ibr 7: 25). Seluruh
kata dan perbuatan- Nya terarah pada upaya mendekatkan hubungan manusia dan Allah (bdk.
Rm 5: 10). Melalui perjuangan-Nya, Yesus menyatakan bahwa keselamatan yang diberikan
Allah itu semata-mata sebagai kasih karunia Allah (bdk. Kis 15: 11). Keselamatan yang dialami
manusia bukan pertama-tama usaha manusia, melainkan karunia kasih-Nya (bdk. 1Kor 1: 21).
Walaupun demikian, Allah tetap bersikap aktif dalam mengupayakannya. Keselamatan itu
berkembang dalam pewartaan (bdk. Yak 1: 21). Yesus mewartakan bahwa keselamatan itu
bagaikan biji yang ditaburkan, yang mulai dari hal-hal kecil tetapi akan bertumbuh dan
menghasilkan buah berlimpah (bdk. Mat 13: 1-9). Keselamatan yang ditawarkan Yesus itu tetap
diteruskan dalam Gereja dan terlaksana secara sakramental. Sakramen dalam Gereja
mengungkapkan tindakan Allah yang menyelamatkan 8

1.1.3. PENUTUP

7
louis Berkhof, Teolagi Sistematikrt: Doktrin Kristus (Surabaya: I-ernbaga Reforrned Irrjili Indonesia,
1.996), 9
8
. Soedarmo, Kamus IstilahTheologia (Jakarta: BPK Gunung Muli4 L986), 25.
KESIMPULAN

Tentang Mesias. Pandangan Mesias dari kalangan Yahudi dan Kristen diperlukan untuk
membangun sebuah konstruksi Mesias yang nirkekerasan. Penjelasan Mesias akan diawali
dengan definisi Mesias itu sendiri. Setelah mendapat definisi awal Mesias, maka penjelasan akan
dilanjutkan pada kemunculan dan perkembangan konsep Mesias dalam Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Konsep Mesias dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dipaparkan sebagai
dasar dalam memahami Mesias Nirkekerasan yang merupakan konsep Mesias yang dilakoni oleh
Yesus. Oleh sebab itu, Arti dari gelar adalah julukan penghormatan kepada seseorang. Alkitab
banyak mencatat gelar Yesus. Tuhan menjanjikan banyak hal jika kita percaya kepadanya, kunci
utamanya adalah keselamatan dahulu. Setelah menerima keselamatan Tuhan menjanjikan segala
yang terbaik dari padaNya kepada kita, yang pasti bukan kekayaan duniawi tetapi kekayaan dari
sorga yang jauh lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Fitzmayer ,Joseph A, 1996, “messiah” dalam The HarperCollins Bible Dictionary, ed. Paul J.
Achtemeier, New York: HarperCollins Publishers, 677

Siahaan ,S. M,2001, Pengharapan Mesias dalam Perjanjian Lama Jakarta: BPK Gunung Mulia,
4.
Hakh, Samuel Benyamin 2008, Pemberitaan Tentang Yesus: Menurut Injil-injil Sinoptik.
Cetakan ke-2, Bandung: Jurnal Info Media, 132

J. Verkuyl, 1966, Fragmentikn Apologetikn, Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 7-8.

Berkhof, louis, 1996, Teolagi Sistematikrt: Doktrin Kristus Surabaya: Iernbaga Reforrned Irrjili
Indonesia, 9

Soedarmo, 1986, Kamus IstilahTheologia Jakarta: BPK Gunung Mulia, 25.

Anda mungkin juga menyukai