I. Kematian Rasul Yakobus sebagai saksi Kristus, dan penahanan Rasul Petrus atas perintah
Herodes Agripa yang saat itu memerintah sebagai raja di wilayah Yudea (ay. Kis 12:1-4).
II. Pembebasan Petrus dari penjara secara ajaib oleh pelayanan seorang malaikat, sebagai
III. Kematian mendadak Herodes di puncak kesombongannya karena tamparan seorang malaikat,
pelayan keadilan Allah (ay. Kis 12:20-23). Peristiwa ini terjadi sementara Barnabas dan Saulus
sumbangan mereka. Itulah sebabnya pada bagian penutup pasal ini kita mendapati catatan
Semenjak pertobatan Paulus, kita tidak pernah mendengar lagi tentang peran imam-imam dalam
pada diri Paulus serta kekecewaan mereka atas kegagalan rancangan mereka terhadap orang-
orang Kristen di Damaskus, telah sedikit meredakan kegiatan mereka serta membuat mereka
mau menerima nasihat Gamaliel, yakni biarkanlah mereka, dan lihatlah apa yang akan terjadi
nanti. Namun, sekarang badai malah muncul dari penjuru yang lain. Kekuatan rakyat biasa yang
tampaknya selama ini digerakkan oleh kaum rohaniwan, sekarang tidak lagi bertindak sendiri
dalam melakukan penganiayaan. Walaupun Herodes berasal dari keluarga bangsa Edom,
tampaknya ia telah berpindah agama menjadi pemeluk agama Yahudi. Sebab Yosefus (sejarawan
Yahudi abad pertama – pen.) mencatat bahwa ia sangat bersemangat dalam mengikuti upacara-
upacara agama menurut hukum Musa, dan menjadi orang yang sangat fanatik dalam hal upacara
keagamaan. Ia tidak saja menjadi penguasa wilayah Galilea (seperti halnya Herodes Antipas),
tetapi juga memegang pemerintahan di Yudea yang diserahkan kepadanya oleh Kaisar Klaudius.
Ia lebih sering tinggal di Yerusalem, tempat ia berada pada saat itu. Ada tiga hal yang ia lakukan
I. Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat (ay. Kis
12:1). Tindakannya yang mulai keras itu menunjukkan bahwa sebelumnya ia telah menahan diri.
Mungkin hati nuraninya mencegah dia bertindak keras selama ini. Akan tetapi sekarang ia lepas
kendali dan mulai bertindak keras dengan sengaja dan terencana. Herodes mulai bertindak
keras terhadap beberapa orang dari jemaat untuk membuat mereka menderita, begitulah
dengan maksud supaya dapat mendakwa mereka. Perhatikanlah bagaimana ia bertindak secara
perlahan-lahan.
1. Ia mulai dengan beberapa anggota jemaat, yang kurang dikenal. Ia mulai dengan permainan
kecil-kecilan, tetapi setelah itu meningkat sampai kepada penangkapan para rasul sendiri.
memiliki alasan apa pun, selain hanya karena mereka itu adalah anggota jemaat, yang berarti
dengan jalan memenjarakan mereka, menjatuhkan denda kepada mereka, merusak rumah-rumah
dan harta benda mereka, serta menyusahkan mereka dengan berbagai cara. Namun, sesudah itu ia
melanjutkannya dengan perbuatan jahat yang lebih kejam. Dengan demikian hamba-hamba
Kristus dilatih dengan cara menghadapi masalah-masalah kecil sampai pada yang lebih
dalam bertekun.
II. Herodes menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang (ay. Kis
1. Siapakah saksi Kristus yang mati ini. Ia adalah Yakobus, saudara Yohanes. Ia disebut seperti
itu untuk membedakannya dari Yakobus yang lain, saudara Yoses. Yakobus yang ini
disebut Yakobus Besar – Yakobus Tua, sedangkan Yakobus yang itu disebut Yakobus Kecil –
Yakobus Muda. Orang yang di sini dimahkotai sebagai seorang saksi yang terbunuh itu adalah
salah seorang dari tiga murid pertama Kristus. Salah seorang yang menjadi saksi dari
pemuliaan dan penderitaan-Nya yang sangat dalam, yang dengan semua itu telah
dipersiapkan untuk mati sebagai seorang saksi Kristus. Ia adalah salah satu dari beberapa murid
yang dijuluki Kristus dengan Boanerges – anak-anak guruh. Kemungkinan besar karena
khotbahnya yang kuat dan membangun, ia telah menjengkelkan hati Herodes atau orang-orang
yang ada di sekitarnya. Sama seperti yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis terhadap Herodes
yang lain. Itulah kejadiannya bagaimana ia masuk dalam kesulitan ini. Ia adalah salah satu dari
anak-anak Zebedeus, yang diberi tahu oleh Kristus bahwa mereka akan minum dari cawan
yang harus diminum-Nya (Mat. 20:23) dan dibaptis dengan baptisan yang harus Ia terima.
Sekarang, kata-kata Kristus itu digenapi di dalam diri Yakobus. Namun hal itu terjadi supaya ia
boleh duduk di sebelah kanan Kristus. Sebab, jika kita menderita bersama-sama dengan Dia,
kita juga akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Ia adalah salah seorang dari kedua
belas rasul yang secara langsung menerima Amanat Agung untuk menjadikan semua bangsa
sebagai murid Kristus. Sekarang ia malah dibunuh sebelum sempat beranjak dari Yerusalem,
sama seperti Habil yang dibunuh oleh Kain ketika bumi ini belum sempat dipenuhi oleh
manusia. Dengan membunuh satu orang sekarang berarti Herodes sudah membunuh banyak
orang di kemudian hari. Ia tidak tahu berapa banyak orang yang telah dibunuhnya dengan
membunuh seorang rasul sekarang. Tetapi mengapa Allah mengizinkan hal ini terjadi?
rasul-rasul-Nya. Karena itu kita boleh yakin bahwa penumpahan darah itu memiliki tujuan yang
lebih berharga. Mungkin dengan mengizinkan hal ini Allah ingin membangkitkan semangat
rasul-rasul lainnya untuk segera menyebar di antara bangsa-bangsa lain dan tidak tinggal lagi
dengan nyaman di Yerusalem. Atau dapat juga untuk menunjukkan bahwa meskipun para rasul
ditunjuk untuk menanamkan Injil di dunia ini, namun jika mereka diambil dari dunia ini, Allah
sanggup melakukan pekerjaan-Nya tanpa mereka, dan Ia pasti akan melakukannya. Rasul itu
mati sebagai seorang saksi Kristus, untuk menunjukkan kepada rasul-rasul selebihnya tentang
apa yang harus mereka hadapi, supaya oleh karenanya mereka dapat mempersiapkan diri. Kisah
turun-temurun yang ada di kalangan gereja Roma mengatakan bahwa sebelum kejadian ini,
Yakobus pernah berada di Spanyol untuk menanamkan Injil di sana, sama sekali tidak berdasar.
Juga, tidak ada kepastian mengenai hal itu, atau dukungan yang dapat membenarkannya.
2. Kematian seperti apa yang ia alami. Ia dibunuh dengan pedang, yaitu, kepalanya dipenggal
dengan pedang. Cara kematian seperti ini dipandang oleh orang-orang Romawi lebih
memalukan daripada dipenggal dengan kapak. Demikianlah menurut pendapat Lorinus (theolog
Jesuit abad keenam belas – pen). Pemenggalan kepala merupakan hal yang tidak lazim dilakukan
di kalangan orang-orang Yahudi. Namun, ketika raja-raja mengeluarkan sebuah perintah lisan
untuk pelaksanaan hukuman yang bersifat pribadi dan mendadak, digunakanlah cara
pembunuhan seperti ini, sebagai cara yang sangat cepat dan hemat. Besar kemungkinan bahwa
Herodes ini membunuh Yakobus dengan cara yang sama seperti ketika Herodes yang lain
membunuh Yohanes Pembaptis secara diam-diam di penjara. Merupakan hal yang aneh kalau
kita tidak memiliki catatan yang lebih lengkap dan khusus tentang kematian rasul besar ini
seperti halnya catatan tentang kematian Stefanus. Namun, catatan yang singkat ini sudah cukup
untuk memberi tahu kita bahwa para pemberita Injil yang pertama ini begitu yakin akan
kebenaran Injil itu, sehingga mereka bersedia memeteraikannya dengan darah mereka sendiri.
Hal ini juga dapat mendorong dan menguatkan hati kita, seandainya sewaktu-waktu kita
terpanggil untuk melawan sampai mencucurkan darah juga. Para saksi Allah dalam
Perjanjian Lama juga dibunuh dengan pedang (Ibr. 11:37). Selain itu dikatakan juga bahwa
Kristus datang bukan untuk membawa damai, melainkan membawa pedang (Mat. 10:34).
Karena itu, untuk mempersiapkan diri, haruslah kita mempersenjatai diri dengan pedang
Roh, yaitu firman Allah. Setelah itu kita tidak perlu takut apakah yang dapat
III. Herodes memenjarakan Petrus, yang paling sering ia dengar diceritakan orang sebagai tokoh
terbesar di antara para rasul. Oleh karena itu ia akan merasa sangat bangga memperoleh
itu dan menyuruh menahan Petrus juga. Perhatikanlah, darah bagi orang yang haus darah,
hanya membuat mereka menjadi lebih haus lagi. Jadi, penganiayaan, seperti halnya dosa-dosa
lainnya merupakan jalan licin yang landai. Ketika orang berada di jalan itu, mereka tidak akan
dapat menghentikan diri dengan mudah. Ketika mereka berada di dalamnya, mereka merasa
harus melanjutkan perbuatan mereka. Male facta male factis tegere ne perpluant – sebuah
perbuatan jahat akan ditutupi oleh kejahatan lainnya, sehingga tidak ada jalan keluar di
dalamnya. Orang-orang yang mengambil satu langkah berani di jalan dosa memberi kesempatan
besar kepada Iblis untuk menggoda mereka supaya mengambil langkah lain lagi, serta membuat
Allah murka sehingga akhirnya Ia membiarkan mereka berjalan sendiri, dari yang buruk menjadi
lebih buruk lagi. Itulah sebabnya, sungguh bijaksana apabila kita mewaspadai permulaan
timbulnya dosa.
2. Herodes melakukan perbuatan ini karena ia melihat bahwa hal itu menyenangkan hati
orang Yahudi. Amatilah, walaupun orang-orang Yahudi tidak pernah menghasut Herodes,
mereka membuat diri mereka bersalah atas darah Yakobus yang tercurah dengan menunjukkan
bahwa mereka bersenang hati atas perbuatan itu. Di dalamnya terkandung unsur melanggar
hukum secara bersama-sama, ex post facto – sesudah fakta. Orang-orang yang merasa senang
atas penganiayaan terhadap orang lain itu akan dianggap sebagai penganiaya juga. Mereka itulah
yang bersukacita ketika melihat orang-orang benar diperlakukan dengan buruk dan
berseru, syukur, itulah keinginan kami, atau setidaknya dengan diam-diam menyetujui
perbuatan itu di dalam hati mereka. Sebab ketika para penganiaya yang haus darah merasa dipuji
atas perbuatan mereka yang memalukan dan yang seharusnya dicela, mereka terdorong untuk
melanjutkan kejahatan mereka. Tangan mereka dikuatkan dan hati mereka menjadi lebih keras,
serta katup hati nurani mereka tertutup. Hal itu bahkan menjadi godaan yang kuat bagi mereka
untuk berbuat seperti yang dilakukan oleh Herodes di sini, sebab hal itu menyenangkan hati
orang Yahudi. Meskipun Herodes tidak mempunyai alasan untuk merasa takut kalau tidak
menyenangkan hati mereka jika tidak melakukan kejahatan itu, seperti halnya Pilatus ketika
menghukum Kristus, ia berharap dapat menyenangkan hati mereka dengan melakukan kejahatan
itu. Dengan demikian ia berharap dapat menarik hati mereka serta memperbaiki perbuatan yang
tidak menyenangkan hati mereka dalam hal yang lain. Perhatikanlah, orang-orang yang berusaha
menyenangkan hati orang banyak akan menjadikan diri mereka sebagai mangsa yang mudah
ditangkap Iblis.
3. Perhatian diberikan atas waktu yang digunakan Herodes untuk memenjarakan Petrus. Waktu
itu adalah hari raya Roti Tidak Beragi. Hari raya itu merupakan rangkaian perayaan Paskah
orang Yahudi sebagai peringatan pembebasan mereka dari perbudakan yang seharusnya dapat
membawa mereka lebih lanjut kepada penerimaan pembebasan secara rohaniah. Bukannya
menerima kebenaran ini, mereka malah menentang keras pembebasan ini, dengan berpura-pura
penuh semangat mempertahankan hukum Taurat. Mereka telah mencemari hari raya Roti
Tidak Beragi ini dengan membubuhkan ragi ke burukan dan kejahatan yang berasal dari
ragi yang lama. Pada perayaan Paskah, ketika orang-orang Yahudi datang dari berbagai
penjuru ke Yerusalem untuk merayakan hari raya itu, mereka malah saling menghasut untuk
melawan orang-orang Kristen dan Kekristenan, dan kemudian menjadi lebih kejam daripada
biasanya.
4. Inilah sebuah catatan perihal penahanan Petrus (ay. Kis 12:4). Setelah Petrus ditangkap, dan
penjara yang paling dalam. Beberapa orang menduga ia dipenjarakan di penjara yang sama,
tempat ia dan beberapa rasul lainnya pernah dipenjarakan beberapa tahun sebelumnya, kemudian
dibebaskan oleh seorang malaikat (5:18). Ia dipenjarakan di bawah penjagaan empat regu,
masing-masing regu terdiri atas empat prajurit, sehingga semuanya berjumlah enam belas orang.
Maksudnya supaya ia tidak dapat melarikan diri, atau dibebaskan oleh teman-temannya. Dengan
(1) Ia hendak menjadikan Petrus sebagai tontonan. Mungkin ia telah membunuh Yakobus secara
diam-diam sehingga ia dikecam oleh banyak orang. Bukan karena perbuatan menghukum mati
Yakobus tanpa melalui pemeriksaan perkara itu dianggap tidak adil, melainkan karena
perbuatannya itu telah melenyapkan kepuasan mereka untuk melihat Yakobus dihukum mati.
Itulah sebabnya Herodes, yang sekarang dapat membaca pikiran mereka, ingin menyenangkan
hati mereka dengan menunjukkan bagaimana Petrus dibelenggu dan direndahkan. Dengan
demikian mereka dapat menyukakan mata mereka dengan melihat pemandangan yang
menyenangkan dan menarik hati ini. Pasti sangat besar keinginan hatinya untuk menyenangkan
hati orang-orang Yahudi ini sehingga ia mau bersusah payah seperti itu untuk menyenangkan
mereka!
sehabis Paskah, pasti seperti itulah seharusnya ayat ini dibaca, sebab kata yang sama ini selalu
diartikan demikian. Untuk menyindir perayaan Injil, dan bukannya perayaan Paskah itu sendiri,
bila di dalam Perjanjian Baru tidak dijumpai adanya perayaan seperti itu, orang akan
mencampuradukkan Yudaisme dengan Kekristenan kita. Herodes tidak mau menghukum Petrus
sebelum perayaan Paskah berakhir, karena, menurut sebagian orang, ia takut kalau-kalau Petrus
memiliki pengaruh besar di antara orang banyak sehingga mereka menuntut untuk melepaskan
dia sesuai kebiasaan pada waktu perayaan Paskah. Atau alasan lain lagi, sesudah kesibukan
perayaan itu berakhir dan kota mulai lengang, ia akan menghibur mereka dengan pengadilan
Petrus berikut pelaksanaan hukumannya secara terbuka di depan umum. Demikianlah rancangan
itu ditetapkan, dan Herodes dan orang banyak itu menanti-nantikan Paskah berakhir, supaya