Anda di halaman 1dari 9

Dalam pasal ini kita mendapati cerita tentang,

I. Kematian Rasul Yakobus sebagai saksi Kristus, dan penahanan Rasul Petrus atas perintah

Herodes Agripa yang saat itu memerintah sebagai raja di wilayah Yudea (ay. Kis 12:1-4).

II. Pembebasan Petrus dari penjara secara ajaib oleh pelayanan seorang malaikat, sebagai

jawaban atas doa-doa jemaat baginya (ay. Kis 12:6-19).

III. Kematian mendadak Herodes di puncak kesombongannya karena tamparan seorang malaikat,

pelayan keadilan Allah (ay. Kis 12:20-23). Peristiwa ini terjadi sementara Barnabas dan Saulus

sedang berada di Yerusalem, sebagai utusan jemaat di Antiokhia untuk mengantarkan

sumbangan mereka. Itulah sebabnya pada bagian penutup pasal ini kita mendapati catatan

perjalanan mereka kembali ke Antiokhia (ay. Kis 12:24-25).

Kematian Yakobus sebagai Saksi Kristus; Penahanan Petrus ( Kis 12:1-4)

Semenjak pertobatan Paulus, kita tidak pernah mendengar lagi tentang peran imam-imam dalam

menganiaya orang-orang kudus di Yerusalem. Mungkin perubahan menakjubkan yang terjadi

pada diri Paulus serta kekecewaan mereka atas kegagalan rancangan mereka terhadap orang-

orang Kristen di Damaskus, telah sedikit meredakan kegiatan mereka serta membuat mereka

mau menerima nasihat Gamaliel, yakni biarkanlah mereka, dan lihatlah apa yang akan terjadi

nanti. Namun, sekarang badai malah muncul dari penjuru yang lain. Kekuatan rakyat biasa yang

tampaknya selama ini digerakkan oleh kaum rohaniwan, sekarang tidak lagi bertindak sendiri

dalam melakukan penganiayaan. Walaupun Herodes berasal dari keluarga bangsa Edom,

tampaknya ia telah berpindah agama menjadi pemeluk agama Yahudi. Sebab Yosefus (sejarawan

Yahudi abad pertama – pen.) mencatat bahwa ia sangat bersemangat dalam mengikuti upacara-
upacara agama menurut hukum Musa, dan menjadi orang yang sangat fanatik dalam hal upacara

keagamaan. Ia tidak saja menjadi penguasa wilayah Galilea (seperti halnya Herodes Antipas),

tetapi juga memegang pemerintahan di Yudea yang diserahkan kepadanya oleh Kaisar Klaudius.

Ia lebih sering tinggal di Yerusalem, tempat ia berada pada saat itu. Ada tiga hal yang ia lakukan

dan dapat kita baca di sini:

I. Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat (ay. Kis

12:1). Tindakannya yang mulai keras itu menunjukkan bahwa sebelumnya ia telah menahan diri.

Mungkin hati nuraninya mencegah dia bertindak keras selama ini. Akan tetapi sekarang ia lepas

kendali dan mulai bertindak keras dengan sengaja dan terencana. Herodes mulai bertindak

keras terhadap beberapa orang dari jemaat untuk membuat mereka menderita, begitulah

tafsiran beberapa orang. Ia memerintahkan prajurit-prajuritnya menangkap dan menahan mereka,

dengan maksud supaya dapat mendakwa mereka. Perhatikanlah bagaimana ia bertindak secara

perlahan-lahan.

1. Ia mulai dengan beberapa anggota jemaat, yang kurang dikenal. Ia mulai dengan permainan

kecil-kecilan, tetapi setelah itu meningkat sampai kepada penangkapan para rasul sendiri.

Kebenciannya tertuju kepada jemaat. Kepada merekalah ia melancarkan dendamnya. Ia tidak

memiliki alasan apa pun, selain hanya karena mereka itu adalah anggota jemaat, yang berarti

menjadi milik Kristus.

2. Ia mengawalinya dengan menjengkelkan mereka saja, atau membuat mereka menderita,

dengan jalan memenjarakan mereka, menjatuhkan denda kepada mereka, merusak rumah-rumah

dan harta benda mereka, serta menyusahkan mereka dengan berbagai cara. Namun, sesudah itu ia

melanjutkannya dengan perbuatan jahat yang lebih kejam. Dengan demikian hamba-hamba
Kristus dilatih dengan cara menghadapi masalah-masalah kecil sampai pada yang lebih

besar, supaya kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan serta memberikan pengalaman

dalam bertekun.

II. Herodes menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang (ay. Kis

12:2). Di sini kita dapat mengamati,

1. Siapakah saksi Kristus yang mati ini. Ia adalah Yakobus, saudara Yohanes. Ia disebut seperti

itu untuk membedakannya dari Yakobus yang lain, saudara Yoses. Yakobus yang ini

disebut Yakobus Besar – Yakobus Tua, sedangkan Yakobus yang itu disebut Yakobus Kecil –

Yakobus Muda. Orang yang di sini dimahkotai sebagai seorang saksi yang terbunuh itu adalah

salah seorang dari tiga murid pertama Kristus. Salah seorang yang menjadi saksi dari

pemuliaan dan penderitaan-Nya yang sangat dalam, yang dengan semua itu telah

dipersiapkan untuk mati sebagai seorang saksi Kristus. Ia adalah salah satu dari beberapa murid

yang dijuluki Kristus dengan Boanerges – anak-anak guruh. Kemungkinan besar karena

khotbahnya yang kuat dan membangun, ia telah menjengkelkan hati Herodes atau orang-orang

yang ada di sekitarnya. Sama seperti yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis terhadap Herodes

yang lain. Itulah kejadiannya bagaimana ia masuk dalam kesulitan ini. Ia adalah salah satu dari

anak-anak Zebedeus, yang diberi tahu oleh Kristus bahwa mereka akan minum dari cawan

yang harus diminum-Nya (Mat. 20:23) dan dibaptis dengan baptisan yang harus Ia terima.

Sekarang, kata-kata Kristus itu digenapi di dalam diri Yakobus. Namun hal itu terjadi supaya ia

boleh duduk di sebelah kanan Kristus. Sebab, jika kita menderita bersama-sama dengan Dia,

kita juga akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Ia adalah salah seorang dari kedua

belas rasul yang secara langsung menerima Amanat Agung untuk menjadikan semua bangsa
sebagai murid Kristus. Sekarang ia malah dibunuh sebelum sempat beranjak dari Yerusalem,

sama seperti Habil yang dibunuh oleh Kain ketika bumi ini belum sempat dipenuhi oleh

manusia. Dengan membunuh satu orang sekarang berarti Herodes sudah membunuh banyak

orang di kemudian hari. Ia tidak tahu berapa banyak orang yang telah dibunuhnya dengan

membunuh seorang rasul sekarang. Tetapi mengapa Allah mengizinkan hal ini terjadi?

Jika darah orang-orang kudus-Nya, berharga di pemandangan-Nya, terlebih lagi darah

rasul-rasul-Nya. Karena itu kita boleh yakin bahwa penumpahan darah itu memiliki tujuan yang

lebih berharga. Mungkin dengan mengizinkan hal ini Allah ingin membangkitkan semangat

rasul-rasul lainnya untuk segera menyebar di antara bangsa-bangsa lain dan tidak tinggal lagi

dengan nyaman di Yerusalem. Atau dapat juga untuk menunjukkan bahwa meskipun para rasul

ditunjuk untuk menanamkan Injil di dunia ini, namun jika mereka diambil dari dunia ini, Allah

sanggup melakukan pekerjaan-Nya tanpa mereka, dan Ia pasti akan melakukannya. Rasul itu

mati sebagai seorang saksi Kristus, untuk menunjukkan kepada rasul-rasul selebihnya tentang

apa yang harus mereka hadapi, supaya oleh karenanya mereka dapat mempersiapkan diri. Kisah

turun-temurun yang ada di kalangan gereja Roma mengatakan bahwa sebelum kejadian ini,

Yakobus pernah berada di Spanyol untuk menanamkan Injil di sana, sama sekali tidak berdasar.

Juga, tidak ada kepastian mengenai hal itu, atau dukungan yang dapat membenarkannya.

2. Kematian seperti apa yang ia alami. Ia dibunuh dengan pedang, yaitu, kepalanya dipenggal

dengan pedang. Cara kematian seperti ini dipandang oleh orang-orang Romawi lebih

memalukan daripada dipenggal dengan kapak. Demikianlah menurut pendapat Lorinus (theolog

Jesuit abad keenam belas – pen). Pemenggalan kepala merupakan hal yang tidak lazim dilakukan

di kalangan orang-orang Yahudi. Namun, ketika raja-raja mengeluarkan sebuah perintah lisan

untuk pelaksanaan hukuman yang bersifat pribadi dan mendadak, digunakanlah cara
pembunuhan seperti ini, sebagai cara yang sangat cepat dan hemat. Besar kemungkinan bahwa

Herodes ini membunuh Yakobus dengan cara yang sama seperti ketika Herodes yang lain

membunuh Yohanes Pembaptis secara diam-diam di penjara. Merupakan hal yang aneh kalau

kita tidak memiliki catatan yang lebih lengkap dan khusus tentang kematian rasul besar ini

seperti halnya catatan tentang kematian Stefanus. Namun, catatan yang singkat ini sudah cukup

untuk memberi tahu kita bahwa para pemberita Injil yang pertama ini begitu yakin akan

kebenaran Injil itu, sehingga mereka bersedia memeteraikannya dengan darah mereka sendiri.

Hal ini juga dapat mendorong dan menguatkan hati kita, seandainya sewaktu-waktu kita

terpanggil untuk melawan sampai mencucurkan darah juga. Para saksi Allah dalam

Perjanjian Lama juga dibunuh dengan pedang (Ibr. 11:37). Selain itu dikatakan juga bahwa

Kristus datang bukan untuk membawa damai, melainkan membawa pedang (Mat. 10:34).

Karena itu, untuk mempersiapkan diri, haruslah kita mempersenjatai diri dengan pedang

Roh, yaitu firman Allah. Setelah itu kita tidak perlu takut apakah yang dapat

dilakukan pedang manusia terhadap kita.

III. Herodes memenjarakan Petrus, yang paling sering ia dengar diceritakan orang sebagai tokoh

terbesar di antara para rasul. Oleh karena itu ia akan merasa sangat bangga memperoleh

kehormatan dapat membunuh Petrus. Amatilah di sini,

1. Setelah Herodes memenggal kepala Yakobus, ia melanjutkan perbuatannya

itu dan menyuruh menahan Petrus juga. Perhatikanlah, darah bagi orang yang haus darah,

hanya membuat mereka menjadi lebih haus lagi. Jadi, penganiayaan, seperti halnya dosa-dosa

lainnya merupakan jalan licin yang landai. Ketika orang berada di jalan itu, mereka tidak akan

dapat menghentikan diri dengan mudah. Ketika mereka berada di dalamnya, mereka merasa
harus melanjutkan perbuatan mereka. Male facta male factis tegere ne perpluant – sebuah

perbuatan jahat akan ditutupi oleh kejahatan lainnya, sehingga tidak ada jalan keluar di

dalamnya. Orang-orang yang mengambil satu langkah berani di jalan dosa memberi kesempatan

besar kepada Iblis untuk menggoda mereka supaya mengambil langkah lain lagi, serta membuat

Allah murka sehingga akhirnya Ia membiarkan mereka berjalan sendiri, dari yang buruk menjadi

lebih buruk lagi. Itulah sebabnya, sungguh bijaksana apabila kita mewaspadai permulaan

timbulnya dosa.

2. Herodes melakukan perbuatan ini karena ia melihat bahwa hal itu menyenangkan hati

orang Yahudi. Amatilah, walaupun orang-orang Yahudi tidak pernah menghasut Herodes,

mereka membuat diri mereka bersalah atas darah Yakobus yang tercurah dengan menunjukkan

bahwa mereka bersenang hati atas perbuatan itu. Di dalamnya terkandung unsur melanggar

hukum secara bersama-sama, ex post facto – sesudah fakta. Orang-orang yang merasa senang

atas penganiayaan terhadap orang lain itu akan dianggap sebagai penganiaya juga. Mereka itulah

yang bersukacita ketika melihat orang-orang benar diperlakukan dengan buruk dan

berseru, syukur, itulah keinginan kami, atau setidaknya dengan diam-diam menyetujui

perbuatan itu di dalam hati mereka. Sebab ketika para penganiaya yang haus darah merasa dipuji

atas perbuatan mereka yang memalukan dan yang seharusnya dicela, mereka terdorong untuk

melanjutkan kejahatan mereka. Tangan mereka dikuatkan dan hati mereka menjadi lebih keras,

serta katup hati nurani mereka tertutup. Hal itu bahkan menjadi godaan yang kuat bagi mereka

untuk berbuat seperti yang dilakukan oleh Herodes di sini, sebab hal itu menyenangkan hati

orang Yahudi. Meskipun Herodes tidak mempunyai alasan untuk merasa takut kalau tidak

menyenangkan hati mereka jika tidak melakukan kejahatan itu, seperti halnya Pilatus ketika

menghukum Kristus, ia berharap dapat menyenangkan hati mereka dengan melakukan kejahatan
itu. Dengan demikian ia berharap dapat menarik hati mereka serta memperbaiki perbuatan yang

tidak menyenangkan hati mereka dalam hal yang lain. Perhatikanlah, orang-orang yang berusaha

menyenangkan hati orang banyak akan menjadikan diri mereka sebagai mangsa yang mudah

ditangkap Iblis.

3. Perhatian diberikan atas waktu yang digunakan Herodes untuk memenjarakan Petrus. Waktu

itu adalah hari raya Roti Tidak Beragi. Hari raya itu merupakan rangkaian perayaan Paskah

orang Yahudi sebagai peringatan pembebasan mereka dari perbudakan yang seharusnya dapat

membawa mereka lebih lanjut kepada penerimaan pembebasan secara rohaniah. Bukannya

menerima kebenaran ini, mereka malah menentang keras pembebasan ini, dengan berpura-pura

penuh semangat mempertahankan hukum Taurat. Mereka telah mencemari hari raya Roti

Tidak Beragi ini dengan membubuhkan ragi ke burukan dan kejahatan yang berasal dari

ragi yang lama. Pada perayaan Paskah, ketika orang-orang Yahudi datang dari berbagai

penjuru ke Yerusalem untuk merayakan hari raya itu, mereka malah saling menghasut untuk

melawan orang-orang Kristen dan Kekristenan, dan kemudian menjadi lebih kejam daripada

biasanya.

4. Inilah sebuah catatan perihal penahanan Petrus (ay. Kis 12:4). Setelah Petrus ditangkap, dan

kemungkinan besar setelah itu diperiksa, kemudian ia dipenjarakan. Ia dimasukkan ke dalam

penjara yang paling dalam. Beberapa orang menduga ia dipenjarakan di penjara yang sama,

tempat ia dan beberapa rasul lainnya pernah dipenjarakan beberapa tahun sebelumnya, kemudian

dibebaskan oleh seorang malaikat (5:18). Ia dipenjarakan di bawah penjagaan empat regu,

masing-masing regu terdiri atas empat prajurit, sehingga semuanya berjumlah enam belas orang.
Maksudnya supaya ia tidak dapat melarikan diri, atau dibebaskan oleh teman-temannya. Dengan

demikian mereka mengira sudah dapat mengurungnya rapat-rapat.

5. Maksud Herodes adalah menghadapkannya ke depan orang banyak sehabis Paskah.

(1) Ia hendak menjadikan Petrus sebagai tontonan. Mungkin ia telah membunuh Yakobus secara

diam-diam sehingga ia dikecam oleh banyak orang. Bukan karena perbuatan menghukum mati

Yakobus tanpa melalui pemeriksaan perkara itu dianggap tidak adil, melainkan karena

perbuatannya itu telah melenyapkan kepuasan mereka untuk melihat Yakobus dihukum mati.

Itulah sebabnya Herodes, yang sekarang dapat membaca pikiran mereka, ingin menyenangkan

hati mereka dengan menunjukkan bagaimana Petrus dibelenggu dan direndahkan. Dengan

demikian mereka dapat menyukakan mata mereka dengan melihat pemandangan yang

menyenangkan dan menarik hati ini. Pasti sangat besar keinginan hatinya untuk menyenangkan

hati orang-orang Yahudi ini sehingga ia mau bersusah payah seperti itu untuk menyenangkan

mereka!

(2) Herodes bermaksud melaksanakan rancangannya sesudah Paskah, meta to pascha –

sehabis Paskah, pasti seperti itulah seharusnya ayat ini dibaca, sebab kata yang sama ini selalu

diartikan demikian. Untuk menyindir perayaan Injil, dan bukannya perayaan Paskah itu sendiri,

bila di dalam Perjanjian Baru tidak dijumpai adanya perayaan seperti itu, orang akan

mencampuradukkan Yudaisme dengan Kekristenan kita. Herodes tidak mau menghukum Petrus

sebelum perayaan Paskah berakhir, karena, menurut sebagian orang, ia takut kalau-kalau Petrus

memiliki pengaruh besar di antara orang banyak sehingga mereka menuntut untuk melepaskan

dia sesuai kebiasaan pada waktu perayaan Paskah. Atau alasan lain lagi, sesudah kesibukan

perayaan itu berakhir dan kota mulai lengang, ia akan menghibur mereka dengan pengadilan
Petrus berikut pelaksanaan hukumannya secara terbuka di depan umum. Demikianlah rancangan

itu ditetapkan, dan Herodes dan orang banyak itu menanti-nantikan Paskah berakhir, supaya

mereka dapat menyenangkan diri dengan hiburan yang biadab ini.

Anda mungkin juga menyukai