menyimpangkan Injil, tetapi lebih dari itu-, Injil-lah yang justru memperoleh visinya dari
Paulus..
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan
mereka sendiri, lalu dikatakannya: Ini dari Allah, (dengan maksud) untuk memperoleh
keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka,
akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi
mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. (QS Al Baqarah [2]: 79)
Awalnya, inilah agama yang ditindas di seantero Imperium Romanum. Hingga, Konstantin,
Kaisar cerdik itu membutuhkan stabilitas di negerinya yang mau tak mau harus dimulai dari
perangkulan terhadap komunitas Kristen yang makin membesar. Atas prakarsanya, Konsili
Nicea di tahun 327 M memvoting dasar-dasar kekristenan tentang ketuhanan Yesus, dosa
waris, dan penebusan dosa. Semuanya hanyalah paganisasi sebagaimana dikehendaki oleh
Konstantine. David Fiedler memberi sampul bukunya Ancient Cosmology and Early
Christian Symbolism dengan tulisan plesetan dominan Jesus Christ, Sun of God. Ya, karena
semua yang diatributkan pada Yesus, -dari tanggal lahir, tempat lahir, hingga hari ibadah
Sunday-, adalah atribut Sol Invictus, dewa matahari yang dipuja Konstantin.
Maka, walk out-lah Arius, Imam Alexandria dan pengikutnya yang tetap bersikukuh meyakini
kenabian Yesus. Dia dan pengikutnya kemudian di-ekskomunikasi, ditindas, dan dibantai oleh
para pengganti Konstantin yang telah mengambil hasil konsili sebagai agama negara. Maka
ketika Rasulullah Muhammad menulis surat untuk Heraclius, kaisar Romawi di masanya,
beliau tak lupa untuk menuliskan kalimat, ..Masuklah Islam, niscaya Allah akan
melimpahkan kebaikan kepada tuan dua kali lipat. Namun jika tuan berpaling, maka tuan
akan menanggung dosa atas Arisiyin.. Arisiyin berarti para pengikut Arius yang dipersekusi.
Unik juga. Modus operandi yang sama, dicobakan seorang Yahudi lain kepada agama Islam
yang dibawa Muhammad Shallallaahu Alaihi wa Sallam. Namanya Abdullah ibn Sabaa.
Tetapi ia tak sesukses Paulus. Ia hanya berhasil membangun sebuah sistem kepercayaan yang
di kemudian hari disebut sebagai Syiah. Jika objek Paulus adalah diri Yesus, maka Abdullah
ibn Sabaa menggunakan Ali ibn Abi Thalib.
Al Qadhi Abu Yala ketika menjelaskan fitnah besar yang melanda kaum muslimin di masa
khilafah Ali ibn Abi Thalib menyebut dengan jelas peran Abdullah ibn Sabaa. Satu
kisahnya yang terkenal, ketika Ali dan pasukannya memasuki Iraq pasca tahkim (arbitrase),
Abdullah menghasut sekelompok orang untuk bersujud pada Ali, yang disebutnya sebagai
Pemegang washiat Nabi, orang yang dipilih untuk menggantikan beliau, imam junjungan
kaum beriman, manifestasi Allah di muka bumi.
Ketika mendapati orang-orang itu sujud, Ali sangat marah dan memerintahkan untuk
membakar mereka. Maka Abdullah ibn Sabaa kembali beraksi, Aku telah mendengar hadits
dari Nabi Shallallaahu Alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda, Tidak akan
menyiksa dengan api kecuali Allah. Adakah kita kenal Ali selain sebagai sosok ini?
Inilah dasar bagi salah satu sekte paling ekstrim dalam Syiah; semisal Kaisaniyah, yang
sampai menempatkan kedudukan Ali sebagai manifestasi Allah. Guntur adalah geramnya,
dan halilintar adalah cambuk Ali yang murka pada para durjana. Tentu saja kerahasiaan
keyakinan yang terlindungi oleh taqiyyah menyebabkan munculnya berbagai aliran Syiah
yang sangat banyak dari yang paling moderat hingga paling ekstrim. Spektrum ajaran ini
amat lebar, dari Zaidiyah di Yaman yang amat dekat dengan Ahlus Sunnah hingga Bathiniyah
Nushairiyah di Suriah yang amat jauh.