Anda di halaman 1dari 5

TATA IBADAH PERINGATAN DETIK-

DETIK
KEMATIAN TUHAN YESUS KRISTUS
HKBP RESSORT PASAR MELINTANG
MEDAN
Jumat, 10 April 2020 --- Pkl. 14.00 WIB

I. Persiapan
 Pilih dan tentukan salah seorang anggota keluarga menjadi Pemimpin Ibadah.
Dan pemimpin ibadah haruslah membaca dengan lambat, jelas dan penuh
penghayatan.
 Baiklah masing-masing anggota keluarga mempersiapkan hati dan pikiran
mengikuti ibadah dan terutama untuk menjaga ketertiban dan kekudusan.
II. Pengantar Ibadah (P: Pemimpin; K: Keluarga)
P : Setelah Tuhan Yesus menjalani dakwaan dari berbagai pihak, Ia
dijatuhi hukuman mati dengan cara disalibkan. Tempatnya pun sudah
ditentukan: Ya… Bukit Golgota. Di sepanjang jalan menuju Golgota,
entah berapa banyak caci-maki, hinaan, cambukan bahkan lemparan
batu yang harus Ia terima. Ia berdarah, lemah dan sekarat. Pernahkah
kita menyadari, bahwa seharusnya kitalah yang menanggung
semuanya itu. Kini saatnya bagi kita untuk mengucap syukur kepada-
Nya atas segala kasih dan pengorbanan yang telah Ia lakukan demi
menebus dosa-dosa kita. Marilah kita merenung sejenak dalam saat
yang teduh, mengaku dosa di hadapan-Nya dengan penyesalan yang
sungguh disertai tekad untuk membarui diri agar kita berkenan bagi-
Nya! (Berdoa dalam hati masing-masing)

III. Ibadah
1. Bernyanyi BE 212:1-2   “Tu joloM O Debatangku”
Tu joloM o Debatangku! Sai use do rohangkon./
Sai pasiat tangiangku, dohot iluilungkon.
Husolsoli do rohangku, na gok dosa i tongtong./
Ai godang ariaringku, na hubahen ambolong.
2. Pembacaan I
P : Di dalam nama Allah Bapa, dan Tuhan Yesus Kristus, dan Roh
Kudus, kami hampiri tahta-Mu yang kudus dan mulia itu,
bersembah sujud memohon agar Engkau menguduskan dan
memulihkan hidup kami.
K : Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada
siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
P :  Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari
tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada,
sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita
menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang
penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat
dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita
pun dia tidak masuk hitungan.
K : Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan
kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena
tulah, dipukul dan ditindas Allah.
P :  Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia
diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang
mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan
oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
K : Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil
jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadaNya
kejahatan kita sekalian.
P : “Ya Bapa, yang baik. Ampunilah kami, Kasihani kami, Berkati
kami.”   Amin.
3. Bernyanyi KJ No. 368:1+3       “Pada Kaki SalibMu”
Pada kaki salibMu, Yesus, ‘ku berlindung./ Air hayat Golgota pancaran
yang agung./ SalibMu, salibMu yang kumuliakan./ Hingga dalam sorga
k’lak ada perhentian.
Pada kaki salibMu kuingat kurbanMu./ Dalam jalan hidupku kukenang
selalu./ SalibMu, salibMu……
4. Pembacaan II
Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan.
Mereka menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke
tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota.
Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan
yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling pada mereka dan
berkata: “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku,
melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan
tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang
rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah
menyusui. Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung:
Runtuhlah menimpa kami! Dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami!
Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang
akan terjadi dengan kayu kering?
5. Bernyanyi BE No. 520:1        “Partangisan Do Hape”
Partangisan do hape, anggo hasiangan on./ Holso, arsak, sahit pe, sai
manosak do tongtong./ Ingkon songgop hamatean, tu sudena jolma i./ Ai
sude do na manean uhum ala dosa i.
6. Pembacaan III
Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama
Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib
itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. Dan ada
juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati
bersama-sama dengan Dia. Ketika mereka sampai di Golgota, mereka
menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang
seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus
berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang
mereka perbuat.” Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas
kayu salib itu, bunyinya: “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi.”
Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana
Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam
bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Maka kata imam-imam
kepala orang Yahudi kepada Pilatus: “Jangan engkau menulis: Raja orang
Yahudi, tetapi tulislah seperti yang Ia katakan: Aku adalah Raja orang
Yahudi.” Jawab Pilatus: “Apa yang kutulis, tetap tertulis!” Sesudah
prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya
lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian
– dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke
bawah hanya satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada
yang lain: “Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi
baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.”
Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab
Suci: “Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka
membuang undi atas jubah-Ku.”
7. Bernyanyi BE No. 81:1  “Aha ma endehononku”
Jesus mual ni ngolungku, Sipangolu tondingki./ Ai dibunu Ho musungku, i
ma hamatean i./ Ho manaoni hamagoan, patupahon hangoluan./ Ala
ni hupuji Ho, tung marribu hali do.
8. Pembacaan IV
Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil
menggelengkan kepala mereka berkata:  “Hai engkau yang mau
merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari,
selamatkanlah diri-Mu, jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib
itu!” Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan
tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: “Orang lain Ia
selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja
Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.
Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia,
jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: “Aku adalah
Anak Allah.” Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia,
katanya: “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan
kami!” Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau
takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang
sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan
yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu
yang salah.” Lalu ia berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau
datang sebagai Raja.” Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya hari ini juga engkau aka nada bersama-sama dengan Aku di
dalam Firdaus.”
9. Bernyanyi BE No. 412:1 “Ndi di dolok adui”
Ndi di dolok adui silang ni Tuhanki, sap mudar, sap tijur do i./ Jesus mate
di si, asa malum dibaen, sude angka gondok roha i./ Dibaen i, tung holong
rohangki, mida silang di golgota i./ Hupasolhot diringku tu si, dompak surgo
pardalananki.
10. Pembacaan V
Hari menunjukkan jam sembilan ketika Ia disalibkan. Dan alasan mengapa
Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ: “Raja orang
Yahudi”. Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya,
Maria, isteri Kleopas dan maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya
dan murid yang dikasihi-Nya disampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-
Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian katanya kepada murid-Nya: “Inilah
ibumu!’ Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Kemudian mulai jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu
sampai jam tiga. Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara
nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Mendengar itu, beberapa orang
yang berdiri di situ berkata: “Ia memanggil Elia.” Sesudah itu, karena
Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia – supaya
genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci – “Aku haus!” Di situ ada
suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga
karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop
lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur
asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Yesus berseru dengan suara
nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku!” dan
sesudah berkata demikian, Ia menyerahkan nyawanya.
Marilah kita menenangkan diri dan masing-masing berdoa di dalam hati.
(Berdoa dalam hati masing-masing)

11. Bernyanyi BE No. 449:1+3   “Sai solhot tu silangMi”


Sai solhot tu silangMi, Jesus ingananku./ Mual na mabaor disi, ima
inumonku./ SilangMi, Tuhanki, i ma pujionku./ Paima sogot sahat
au, i endehononku.
Lao ma au tu silangMi, i haporusanku./ Sai asi ma rohaMi, unang tulak ahu./
SilangMi Tuhanki………
12. Pembacaan VI
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas ke bawah dan terjadilah
gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka
dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Kepala pasukan
dan prajurit-prajurit yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika
mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata:
“Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.” Dan sesudah seluruh orang banyak,
yang datang berkerumun di situ, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah
mereka sambil memukul-mukul diri.
13. Bernyanyi BE No. 227:1-2   “Jesus ngolu ni tondingku”
Jesus ngolu ni tondingku, Ho do haporusanhi./ Gok di Ho nama diringku, rodi
nasa langkangki.
Lam tangkas ma patuduhon tu au on panghophopMi./ Asa i huhalungunhon,
hot ma au di lambungMi.
14. Doa Bapa Kami – Amin… Amin… Amin…
TUHAN MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai