Anda di halaman 1dari 41

SAKRAMEN EKARISTI

1. Skr Baptis, Krisma & Ekaristi


adalah sakramen inisiasi (yang
menjadikan kita orang kristen)
2. Dasar Alkitabiah: perjamuan
terakhir yesus (Mat 26:26-30; 1Kor
11:23-26, “Lakukan ini sebagai
kenangan akan daku.”)
3. Praktik Gereja sejak zaman rasul:
Kis 2:42.46. Hingga hari ini Gereja
setia pada pesan Yesus.
Hakikat Ekaristi
Sakramen Ekaristi itu begitu kaya
maknanya. Hal itu tampak dari
banyaknya nama yang bisa diberikan
kepadanya:

A. Ekaristi (ucapan syukur).


Ekaristi = perayaan syukur Yesus
Kristus bersama dgn seluruh Gereja
atas karunia ciptaan, keselamatan &
pengudusan (CCC 1328)
B. Kurban Misa.
Ekaristi menghadirkan kembali
kurban Yesus yang berdarah di
salib secara tak berdarah di atas
altar, lalu kita menyatukan
kurban kita sendiri dgn kurban
Kristus agar kurban kita
berkenan kepada Allah.
C. Perjamuan Tuhan
Ekaristi adalah peringatan
perjamuan terakhir Yesus sebelum
menderita sengsara (“Perbuatlah ini
menjadi peringatan akan aku” - Luk
22:19; 1Kor 11:25).
Notabene: suatu perjamuan yang
menuntut persekutuan di antara
pesertanya – dalam 1Kor 11:17-34
Paulus mengecam praktik yang tidak
sesuai dengan semangat Ekaristi,
yaitu perbedaan besar antara orang
kaya dan orang miskin.
D. Komuni
Ekaristi disebut demikian karena
menciptakan dan memupuk
persatuan pribadi dengan Kristus
dan dengan seluruh Gereja.
Karena itu Ekaristi dianggap sumber
dan puncak seluruh kegiatan Gereja;
sakramen segala sakramen (CCC
1324)
E. Perutusan
Pada akhir misa imam berkata, “Ite,
missa est.” artinya: pergilah,
(kurban) sudah selesai.”
RINGKASAN:
HAKIKAT DARI EKARISTI ADALAH:

* UCAPAN SYUKUR KEPADA


BAPA
* KENANGAN PADA KURBAN
YESUS

* KEHADIRAN KRISTUS YANG


AMAT NYATA
EKARISTI DALAM
KARYA LUKIS GEREJA
HASIL SAKRAMEN
EKARISTI
* Persatuan dengan Kristus
secara paling sempurna
* Persatuan dengan seluruh
Gereja (CCC 1325; 1329)
* Jaminan dan antisipasi dari
perjamuan surgawi (CCC
1326;1329)
* Pengudusan (CCC 1325)
SUSUNAN DASAR SAKRAMEN
EKARISTI
Dalam Ekaristi kita mendapat
makanan rohani dari dua meja:
* Meja Sabda Tuhan (=Liturgi
Sabda)
* Meja Tubuh dan Darah
Yesus(= Liturgi Ekaristi)
Kedua ritus utama ini diawali de-
ngan Ritus Pembuka dan
diakhiri dengan Ritus Penutup.
EKARISTI DALAM ALKITAB

• Yesus sendiri yang mengadakan


Skr Ekaristi (Mat 26:26-29; bdk.
Mrk 14:22-25; Luk 22:14-20;
1Kor 11:23-26).
• Yesus mengadakan perjamuan
Paskah Yahudi bersama para
rasul (Mat 26:17-19) untuk
mengenang pembebasan Israel
dari perbudakan Mesir.
• Pada saat itu, ada perjamuan
makan, yang terdiri atas
sayuran pahit, roti tidak beragi
(=roti penderitaan), saus yang
dibuat dari buah-buahan, dan
anggur minuman.
• Namun, Yesus memberi arti
baru kepada unsur-unsur yang
ada dalam Paskah Yahudi.
• “Ketika mereka sedang makan, Yesus meng-
ambil roti, mengucap berkat, memecah-
mecahkannya lalu memberikannya kepada
murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah,
makanlah, inilah tubuh-Ku.“ (Mat 26:26).
• Roti penderitaan dalam ritus
Paskah Yahudi ditafsirkan Yesus
sebagai tubuh-Nya sendiri. Dalam
budaya Semit dan Yunani, tubuh
bisa berarti seluruh diri manusia.
• Jadi, Yesus menyatakan bahwa
roti itu adalah tubuh-Nya atau
diri-Nya yang akan dihancurkan
di kayu salib demi menebus
manusia dari dosanya.
• Ketika mengangkat piala syukur
yang berisi anggur, Yesus berkata,
“Minumlah, kamu semua, dari cawan
ini. Sebab inilah darah-Ku, darah
perjanjian, yang ditumpahkan bagi
banyak orang untuk pengampunan
dosa” (Mat 26:27-28).
• Menurut Alkitab, darah adalah jiwa
(Kej 9:5; Ul 12:23). Jadi, Yesus
memberikan darah-Nya, nyawa-Nya,
bagi kita, demi penebusan dosa kita.
Darah Yesus yang merupakan
darah perjanjian mengingatkan
pada darah bintang kurban yang
ditumpahkan pada waktu Allah
mengikat perjanjian dengan umat
Israel di G. sinai. Menurut Kel
24:1-11, perjanjian tersebut
diresmikan dengan jalan
menyembelih lembu jantan
sebagai kurban keselamatan.
• Sebagian dari darahnya dituang-
kan ke atas mezbah (=yang
mewakili Tuhan) dan sisanya
dipercikkan ke atas umat Israel.
Melalui ritus itu, seakan-akan
mau dikatakan bahwa darah
bintang yang sama ada pada
kedua pihak dan memnyatukan
keduanya.
• Akan tetapi, karena darah
binatang tidak mampu benar-
benar menyatukan Allah dan
Israel, maka darah Kristus
menjadi penggantinya.
• Darah Yesus yang memberikan
pengampunan dosa
mengingatkan kita pada
upacara hari raya Pendamaian
(Im 16). Pada hari itu imam
besar harus masuk ke Tempat
Mahakudus untuk memohon
pengampunan atas dosa.
Dia harus merecikkan darah
binatang kurban penebus dosa ke
atas Tutup Tabut Perjanjian
(=Takhta Kehariman Allah).
Menurut Surat Ibrani, darah
binatang tidak mampu sungguh-
sungguh menyucikan manusia
dari dosanya, dan tidak bisa
menyucikan hati nuraninya.
Oleh karena itu, Allah menyedia-
kan darah Kristus yang benar-
benar mampu mengampuni dosa
manusia dan menguduskan hati
nuraniya. Darah Kristus juga
mengesahkan perjanjian baru
yang lebih mulia (Ibr 9:11-28;
10:4dst).
• Darah Kristus yang memberikan
pengampunan dosa juga meng-
ingatkan kita pada nubuat nabi
Yeremia mengenai perjanjian
baru (Yer 31:31-34). Salah satu
ciri perjanjian baru itu adalah
pengampunan dosa (ay. 34).
Unsur alkitabiah dalam Misa
Kudus
Seluruh perayaan Ekaristi kita
diresapi oleh gagasan atau
bahkan kalimat-kalimat kitab suci:
• “Dalam nama Bapa, dan Putra
dan Roh Kudus” yang menga-
wali Misa Kudus mengingatkan
kita pada Mat 28:19 di mana
Allah Tritunggal disebut
bersamaan.
• Salam Pembuka “Semoga rahmat
Tuhan kita Yesus Kristus, cinta
kasih Allah dan persekutuan Roh
Kudus bersamamu” diambil dari
berkat yang diucapkan Paulus
kepada jemaat di Korintus (2Kor
13:13).
• “Tuhan Kasihanilah kami”
mengingatkan kita pada seruan
yang cukup sering muncul
dalam Mazmur (6:2; 9:13; dll)
atau pada seruan yang
ditujukan orang kepada Yesus
(Mat 15:22; 17:15; 20:30-31).
• Kemuliaan kepada Allah di surga
dan damai di bumi kepada orang
yang berkenan padanya”
mengulang pujian bala tantara
surgawi pada malam kelahiran
Yesus (Luk 2:14). Kalimat-
kalimat sesudahnya memang
disusun oleh Gereja namun
• kadang menggemakan kitab
suci juga. Misalnya kalimat
“hanya Engkaulah kudus”
mengingatkan kita pada Why
15:4 (“Sebab Engkau saja
kudus”).
• Bacaan-bacaan Misa dan
Mazmur Tanggapan diambil dari
• Kitab Suci dan tidak bisa
digantikan dengan bacaan yang
bukan dari kitab suci.
• Syahadat (=Credo) jelas berasal
dari Kitab Suci. Itu ajaran para
rasul sebagaimana dapat kita
simpulkan dari Kitab Perjanjian
Baru.
• “Terpujilah Engkau, Tuhan
semesta alam …” pada Persiapan
Persembahan mengingatkan kita
pada kebiasaan Israel untuk
memuji Tuhan (Kej 9:26; 1Raj
1:48 dll).
• Kudus, kudus, kuduslah Tuhan
…” sangat mirip dengan pujian
abadi para malaikat (Yes 6:3;
Why 4:8) dan dengan pujian
• penduduk Yerusalem ketika
menyambut Yesus (Mrk 11:9).
• Doa Syukur Agung tentu banyak
berinspirasi pada Kitab Suci.
• “Anak Domba Allah yang
menghapus dosa dunia”
mengingatkan kita pada ucapan
Yohanes Pembaptis (Yoh 1:29).
• Doa Bapa Kami jelas diambil
seluruhnya dari Kitab Suci.
• Embolisme juga mengingatkan
kita pada sejumlah ayat kitab
suci. “Bebaskanlah kami dari
segala yang jahat” sama dengan
apa yang kita minta pada doa
Bapa Kami.
• Doa Damai mengutip pesan
Yesus sendiri, “Damai-Ku
Kutinggalkan bagimu …” (Yoh
14:27).
• Pemberian Damai mengingatkan
kita pada Yesus yang sudah
bangkit memberi salam damai
kepada para murid (Yoh 20:19;
20:21)
• Pengantar komuni, “Lihat Anak
Domba Allah. Lihatlah Dia yang
menghapus dosa. Berbahagialah
Saudari-saudari yang diundang
ke Perjamuan Anak Domba”
mengacu pada Yoh 1:29 tadi dan
pada Why 19:9, “Tuliskanlah:
Berbahagialah mereka yang diundang
ke perjamuan kawin Anak Domba."
• Doa kita sebelum penerimaan
komuni, “Ya Tuhan, saya tidak
pantas …” diambil-alih dari
ucapan perwira Romawi pada
Mat 8:8, "Tuan, aku tidak layak
menerima Tuan di dalam rumahku,
katakan saja sepatah kata, maka
hambaku itu akan sembuh.”
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai