Anda di halaman 1dari 8

Sudut Pandang (SUP)

Pemaknaan Khusus Perjamuan Kudus

Penulis : Pdt Bigman Sirait | Tue, 30 July 2013 - 10:49 | Dilihat : 4189

Tags : Artikel Sakramen Liturgika

Terkait

MEMAKNAI SAKRAMEN SUCI

Pdt. Bigman Sirait

Follow @bigmansirait

Gereja sangat familiar dengan sakramen Perjamuan Kudus. Jika Baptisan Kudus sekali untuk
seterusnya, maka sakramen Perjamuan Kudus dijalankan gereja berulang kali, namun bukan berarti
tiap kali. Kita sama mengerti betapa pentingnya pemahaman gereja Tuhan akan sakramen, agar
gereja tak salah atau terjebak rutinitas. Ini tampak jelas pada kesalahpahaman gereja di Korintus
sehingga diperingatkan oleh Paulus. Perjamuan Kudus tak boleh hanya menjadi ritual gereja belaka,
sebagaimana umat di PL (Perjanjian Lama) menjadikan segala perintah Tuhan menjadi ritual, bahkan
ditambahi disana-sini. Umat harus belajar memahami kemurnian injil yang sesungguhnya, bukan injil
menurut seseorang. Ini penting!

Perjamuan Kudus di Alkitab juga disebut sebagai Perjamuan Akhir, menunjuk pada waktu perjamuan
terakhir, sebelum Tuhan Yesus Kristus menuju penyaliban (Matius 26:17-29, Markus 14:12-21, Lukas
22:7-14, Yohanes 13:21-30). Keempat injil mencatat peristiwa ini, jelas menunjukkan signifikansinya.
Dalam keempat injil, nuansa Paskah sangat terasa, dan dengan segera memberi sinyal kepada umat.
Paskah bagi orang Israel, adalah peringatan akan kelepasan mereka dari tulah kematian anak sulung.
Mesir tertimpa tulah, namun Israel bebas. Maka Perjamuan Akhir, yang juga disebut sebagai
Perjamuan Paskah, dengan segera mempunyai makna baru, bukan hanya kelepasan bagi anak sulung
Israel, melainkan kelepasan bagi seluruh orang percaya. Bukan sekedar lepas dari tulah kematian,
tapi lepas dari maut akibat dosa. Itu sebab, ucapan Tuhan Yesus Kristus tentang pengorbanan tubuh
dan darah-Nya menjadi kekuatan pada Perjamuan Akhir. Dan juga membedakan Perjamuan Akhir
dengan perjamuan Paskah Yahudi. Paskah juga mengalami penggenapan makna kelepasan, yaitu dari
maut kepada hidup yang kekal di dalam Yesus Kristus Tuhan. Ini catatan penting Alkitab, Perjamuan
Kudus adalah tentang karya Tuhan Yesus Kristus.
Perjamuan Kudus juga disebut sebagai Pemecahan Roti (Kisah 2:42,46 dan 20:7). Sebutan ini dengan
segera mengingatkan kita akan Yesus Kristus, yang menyebut diri-Nya sebagai Roti Hidup (Yohanes
6:35). Roti yang kemudian terpecah untuk memberi hidup kepada setiap orang yang percaya kepada-
Nya. Maka Pemecahan Roti hanya dilakukan oleh orang percaya. Lagi-lagi, Perjamuan Kudus, dengan
amat sangat jelas mengacu kepada peringatan akan pengorbanan diri Tuhan Yesus Kristus, bukan
permohonan atas kebutuhan kita. Mengingat pengorbanan-Nya, bukan sakit atau kesusahan kita.
Karena itu, sekali lagi, betapa amat sangat pentingnya kita memahami semuanya sesuai Alkitab, apa
makna dan tujuannya yang murni, bukan kehendak pribadi.

Perjamuan Kudus, juga disebut oleh rasul Paulus sebagai Perjamuan Tuhan (1 Korintus 11:20), yang
menunjuk kepada persekutuan umat di dalam Tuhan Yesus Kristus, dimana umat dipersatukan di
dalam Dia. Sehingga rasul Paulus mengkritik umat yang terpecah, termasuk mereka yang malah
menjadikan roti dan anggur perjamuan sebagai santapan, bahkan hingga ada yang mabuk. Gereja
Korintus tergolong gereja yang ditegur keras oleh rasul Paulus karena sikap mereka yang tidak terpuji.
Penting untuk disadari, teguran yang benar dibutuhkan gereja, bukan sikap yang meninabobokan.
Umat harus mengerti hal ini.

Perjamuan Kudus, dipakai oleh gereja Tuhan untuk menunjuk kekudusan dari Perjamuan yang
diadakan. Bukan Perjamuan biasa, melainkan Perjamuan Tuhan. Kata Kudus, mengikuti sakramen
Kristen, baik Baptisan maupun Perjamuan. Betapa Kudusnya yang kita kerjakan, maka sudah
sepatutnya kita juga sebagai umat, harus kudus. Menarik untuk merekonstruksi pemaknaan khusus
Perjamuan Kudus, agar gereja terjaga dalam tiap langkahnya, dan tidak menjadi salah.

Pertama, bahwa Perjamuan Kudus adalah perintah Tuhan Yesus Kristus untuk memperingati diri-
Nya. Jadikanlah ini peringatan akan Aku (Lukas 22:19, 1 Kor 11:24), jelas sekali, peringatan akan
pengorbanan Yesus Kristus. Untuk mengingatkan umat apakah masih hidup sesuai jalan salib. Setia
bersyukur atas pengorbanan Yesus Kristus. Jadi, sama sekali bukan untuk mengingat kepentingan diri
kita, permohonan kita, tentang kesembuhan atau apapun. Ada banyak waktu kita berdoa memohon
kepada Tuhan. Apalagi membuat Perjamuan Kudus menjadi kekuatan magis (roti dan anggur), bagai
praktek perdukunan, ini membahayakan kemurnian iman. Ingat, Perjamuan Kudus adalah momen
khusus untuk mengingat sikap dan kondisi iman kita di hadapan Yesus Kristus, yang telah mati
tersalib, tubuh-Nya terpecah, dan darah-Nya tertumpah, untuk menebus dosa.

Kedua, pentingnya mempersiapkan diri untuk mengikuti Perjamuan Kudus, yaitu memeriksa diri,
persiapan hati, dan perenungan tentang diri (1 Kor 11:28). Sehingga kita siap dengan hormat dan
benar mengikuti Perjamuan Kudus. Tidak asal, semaunya! Ini bukan sekedar ritual gereja, melainkan
perintah Alkitab. Persiapan ini juga, menolong kita menghayati pengorbanan Tuhan Yesus Kristus. Jika
dibenak kita yang ada untuk memohon keperluan diri, maka sudah pasti, tak akan ada penghayatan,
melainkan pemanfaatan. Ah, ini akan jadi tindakan yang menyedihkan. Tak sejalan dengan semangat
Alkitab, yang memperlakukan Perjamuan Kudus itu sakral, dan mengikutinya dengan ketentuan
perenungan hati. Seperti ungkapan Musa tentang Israel, jangan hanya sunat lahiriah, melainkan
sunat hati (Ulangan 10:16, Roma 2:29). Begitulah Perjamuan Kudus, jangan hanya ritual tetapi
spiritual.

Ketiga, mengikuti Perjamuan Kudus dengan sikap hormat, yaitu mengingat akan pengorbanan Tuhan
Yesus Kristus, yang tubuh-Nya terpecah, dan darah-Nya tertumpah, demi penebusan dosa. Hanya
mengingat Dia, bukan diri. Sementara untuk diri sendiri adalah evaluasi, apakah masih beriman
sungguh kepada karya salib Kristus. Ikuti Perjamuan Kudus secara khusuk, sehingga terjadi
pembaharuan yang terus-menerus akan diri sebagai murid Yesus. Dengan Perjamuan Kudus, kita
memiliki waktu jeda merenung ulang kasih Kristus. Sekaligus evaluasi sejauh mana pertumbuhan
iman dan pelayanan sebagai gereja Tuhan.

Keempat, ingat ketiga langkah di atas, dan hindari jebakan seperti gereja di waktu lampau, yang
membuat Perjamuan Kudus sebagai ritual magis. Menjadikan roti dan anggur seakan memiliki
kekuatan supranatural. Padahal Alkitab dengan tegas menggambarkan roti dan anggur sebagai
lambang, dan bukan kekuatan. Praktek pemagisan Perjamuan Kudus seharusnya tak akan terulang,
jika gereja cermat mengamati perjalanan sejarah gereja seutuhnya. Sehingga kita tak terjebak pada
kesalahan yang sama. Menjadikan roti dan anggur seakan memiliki kekuatan sendiri memang sangat
menggoda, dan dapat memenuhi keinginan kemanusiaan. Apalagi kecenderungan orang Asia untuk
hal magis sangat kental. Kebiasaan seperti mengadu rejeki ke gunung Kawi, atau sesajen sebagai
tumbal atas berbagai persoalan. Didalam praktek gereja, semua berganti baju, dengan baju yang
sangat Kristiani. Patutlah Alkitab mengingatkan kita: Tidak setiap orang menyebut Tuhan, Tuhan,
akan masuk ke dalam kerajaan sorga, melainkan yang melakukan kehendak Bapa. Juga gambaran
penolakan pada mereka yang bernubuat, mengusir setan, bahkan mengadakan banyak mujizat, yang
semuanya demi nama Yesus, ternyata ditolak Tuhan Yesus (Matius 7:21-23).

Tuhan Yesus Kristus tidak menyangkal mereka menyebut nama-Nya, tapi jelas menolak mereka
karena hidupnya tidak sesuai kehendak Allah. Tak penting berapa banyak mujizat yang kita lakukan,
tapi penting sejauh mana kita hidup sesuai kehendak Allah: Menyangkal diri, memikul salib Yesus
Kristus.

Perjamuan Kudus, pemaknaan khusus tentang hidup kita sebagai murid Yesus Kristus. Selamat
mengikuti Perjamuan Kudus dengan pemahaman yang kudus.

Pesan dari Perjamuan Malam Terakhir (Khotbah Pdt Ir Sutadi Rusli)

Pesan dari
Perjamuan Malam
Terakhir
Pdt Ir Sutadi Rusli

Ringkasan Khotbah

Kebaktian Ibadah Raya

Tanggal Minggu, 10
April 2011

Gereja GBI Danau


Bogor Raya

Tempat Graha Amal


Kasih

Kota Bogor

Tuhan, Engkau tilik setiap anak-anak-Mu dalam setiap pergumulan-pergumulan, tolong dan
teguhkan mereka, karena di dalam Engkau ada pengharapan, mujizat, pertolongan, sukacita
yang baru, kekuatan yang baru, berkat-berkat yang baru. Terima kasih Tuhan. Kami bersyukur
untuk hari ini dan kami bersyukur engkau ada di tengah-tengah kami, berkati ibadah kami
sepanjang pagi ini, urapi setiap pribadi lepas pribadi dan kami bersyukur kalau kami masih
boleh terus mendengarkan pesan-pesan Tuhan dan terus diberkati oleh Engkau.
Amin.

Shalom, saya sangat percaya setiap pribadi diberkati dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Beberapa minggu ke depan kita akan memperingati Jumat Agung pada 22 April 2011 di
Gedung Puri Begawan dan Paskah pada 24 April 2011. Kita ingin semua sama-sama masuk
memperingati kematian Tuhan Yesus Kristus, diberkati dan mengalami pemulihan yang luar
biasa. Memasuki Jumat Agung ini, saya mengajak seluruh jemaat untuk berpuasa mulai hari
Selasa hingga Kamis tanggal 19-21 April 2011 untuk mempersiapkan masuk dalam Jumat
Agung, 22 April 2011.

Saya mau membagikan seputar apa yang akan kita peringati dalam beberapa minggu ke
depan mengenai kematian Tuhan Yesus Kristus.

Ada begitu banyak pesan Tuhan sebelum Tuhan ditangkap dan mati di kayu salib, khususnya
Perjamuan Malam Terakhir atau the Last Supper. Leonardo Da Vinci pada tahun 1499 juga
melukiskan mengenai Perjamuan Malam Terakhir yang menjadi buah-buah bibir pada saat
ini.

Ada 3 pesan utama yang boleh kita sama-sama simpan dalam hati kita dan renungkan dan
kita lakukan kebenaran Firman Tuhan.

#1 Jangan ada pertengkaran


Lukas 22:24, Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang
dapat dianggap terbesar di antara mereka.

Ayat ini dimulai dengan "Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus."

Dalam ayat-ayat berikutnya, Tuhan Yesus dalam pergumulan karena sebentar lagi Dia akan
ditangkap dan naik ke kayu salib. Dalam saat itu, saya membayangkan pergumulan dalam
hati Tuhan Yesus. Dia mengalami sesuatu yang menakutkan. Dalam Taman Getsemani Dia
berdoa, "Ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan
kehendak-Mulah yang terjadi." Alkitab katakan bahkan tetesan keringat-Nya bahkan seperti
darah. Dia mengalami suatu tekanan yang luar biasa. Dia akan menghadapi semua ini.

Saat Tuhan duduk bersama-sama dalam meja perjamuan makan malam terakhir, ternyata
murid-murid-Nya bertengkar ribut satu sama lain mengenai siapa yang terbesar di antara
mereka. Saya membayangkan, kalau saya menjadi seperti Yesus saat itu, saya pasti merasa
sedih, sementara saya bergumul dan melihat apa yang saya akan hadapi beberapa jam ke
depan, ternyata orang-orang yang mendampingi selama 3,5 tahun, malah mencari siapa yang
terbesar.

Mungkin Petrus merasa paling besar karena menjadi ketua dari semua murid-murid yang ada,
Yohanes merasa paling besar karena menjadi murid yang paling dikasihi, mungkin juga
Yudas merasa paling besar karena dia yang pegang duit.

Saudara yang dikasihi Tuhan, jangan ada pertengkaran! Yesus akan datang segera, Dia
sedih kalau melihat gereja-gereja satu sama lain berantem, hamba-hamba Tuhan berantem,
semua mempersoalkan siapa yang paling besar, siapa yang paling jago, siapa yang paling
dipakai. Semua meributkan sesuatu yang jasmani! Saya percaya waktu Tuhan lihat kita dalam
kondisi seperti itu saat-saat ini, ini seperti 2000 tahun lalu, melihat murid-murid-Nya ribut
seperti itu, Tuhan pasti sedih. Jangan ada pertengkaran! Suami istri, orang tua, anak-anak,
teman-teman sesama, saudara-saudara seiman, maupun yang bukan, jangan ada pertengkaran.

Dosa pertengkaran pertama adalah waktu Kain dan Habel, sampai akhirnya terjadi
pembunuhan Habel oleh Kain. Itu dosa karena pertengkaran. Menurut penelitian ternyata
kalau orang suka bertengkar itu menimbulkan 4 macam penyakit: jantung, stroke, darah
tinggi, dan stres berat.

Kalau kita bertengkar, selesaikan sebelum matahari terbenam. Jadi kita harus bikin beres.
Kalau ada selisih paham, ganjelan, bikin beres secepatnya. Jangan ditunda-tunda. Waktu kita
tunda, Iblis mulai masuk dan kita mulai mikir macam-macam, jahat, mungkin seperti Kain
dan Habel. Sehingga Tuhan katakan, kalau ada perselisihan, bereskan sebelum matahari
terbenam.

Kalau saya berselisih dengan istri saya, tentu sebagai keluarga kita juga pasti ada gesekan-
gesekan, kami membereskan segera dan kami selesaikan dalam doa. Mari, setiap
pertengkaran dan perselisihan itu kita selesaikan dalam doa dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
supaya semua dipulihkan dan tidak ada celah Iblis untuk masuk pada orang-orang percaya.

Kenapa bertengkar? Orang tidak mau dinasehati sehingga Tuhan berikan sebuah
perumpamaan dalam Matius 13:24-30,
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal
Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di
antara gandum itu, lalu pergi.

Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka
datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih
baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?

Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu
kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata:
Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.
Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan
berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-
berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."

Saudara, Tuhan sendiri yang menabur kemudian tumbuh menjadi gandum, dan ada yang jadi
lalang. Gandum itu makin lama makin berat makin tunduk. Sedangkan lalang itu makin
tumbuh makin naik bukannya makin tunduk, dia terus naik ke atas. Ketika kelihatan ada
lalang dan gandum, Tuhan katakan agar jangan dicabut dulu, nanti waktu musimnya baru
akan dipisahkan. Ini berbicara mengenai dua macam orang Kristen. Yang satu Kristen
Gandum, satunya lagi Kristen Lalang. Kristen Lalang tidak mau dikasih tahu, terus saja
terabas ke atas. Mungkin Pendeta sudah kasih nasihat, jangan punya istri dua, tapi ternyata
dia menjawab "semau gua mau lakukan apa". Saya percaya jemaat di sini tidak ada yang
seperti itu, semua luar biasa baiknya. Amin!

Yang Kristen Gandum adalah Kristen yang penurut. Ini juga gambaran dari Tuhan Yesus
Kristus. Apa bedanya Gandum dan Lalang? Gandum bisa jadi berkat bagi banyak orang,
dikumpulkan dalam lumbungnya Tuhan. Sedangkan Lalang setelah dicabut, dikumpulkan,
dan akhirnya dibakar habis. Saudara tentu pernah makan roti yang dibuat dari gandum.
Gandum adalah gambaran Yesus, Dia bagaikan gandum yang tumbuh di Getsemani, mati di
kayu salib, dan jadi berkat bagi banyak orang, bagi Saudara dan saya. Firman-Nya berkata
Aku adalah roti hidup. Setiap orang percaya harus menjadi berkat bagi banyak jiwa, karena
Saudara-Saudara adalah gandum yang siap dituai masuk dalam lumbungnya Tuhan Yesus
Kristus.

Jangan ada lagi pertengkaran. Ikuti nasehat Tuhan. Hidup ini singkat. Amin! Biarlah kita
menikmati anugerah Tuhan.

Sekali waktu saya baca sebuah pamflet di depan sebuah toko di luar negeri, judulnya "Tiga
hal bodoh sebagai manusia":

 Yang pertama, waktu kita muda (teenage) kita punya waktu punya tenaga, tapi tidak
punya duit.
 Setelah dewasa muda, usia produktif, kita punya duit, punya tenaga, tapi tidak punya
waktu.
 Nanti kalau sudah tua, sudah punya duit, punya waktu, tapi tidak punya tenaga!
Karena itu, nikmati hidup bersama Tuhan Yesus Kristus! Jangan bertengkar, karena ini
mendukakan hati Tuhan. Tuhan segera datang menjemput kita!

#2 Jangan ada roh Yudas Iskariot


Yohanes 13:31, Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia
dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.

Perhatikan, kalimat pertama dalam ayat ini adalah "Sesudah Yudas pergi"!

Kalau kita ingat Yudas Iskariot, ada 3 hal utama dari Yudas Iskariot:

1. Orang yang berkhianat

Dalam kamus, arti berkhianat adalah tidak setia. Ingkar janji. Apakah hari ini Saudara
menjadi pasangan yang setia, atau ingkar janji dengan pasangan hidup Saudara.
Jangan katakan pada Tuhan, "Saya mengasihi Engkau, tidak pernah meninggalkan
Engkau," padahal dengan pasangan hidup saja kita tidak setia, berkhianat. Dengan
yang kelihatan saja kita tidak setia, ingkar janji, bagaimana dengan yang tidak
kelihatan? Mari koreksi diri kita.
Kalau ada orang yang konseling pernikahan, saya senantiasa ajak mengingat kembali
sekian puluh tahun lalu dia menikah, coba ingat apa yang diucapkan di hadapan
Tuhan. Dalam pernikahan, senantiasa saya kasih tips pada pasangan baru, saya bilang
sama mereka, kalau bisa nanti janji nikahnya dibuat plakat, dikasih frame, tempel di
kamar tidur, baca. Kalau ada sesuatu baca kembali dan ingat pada tanggal-bulan-tahun
sekian, ingat kembali bagaimana janji nikah itu dinyatakan. Kita diingatkan kembali
akan janji ini.
2. Tidak bertobat

Firman Tuhan katakan Yudas Iskariot itu menyesal. Menyesal dan bertobat itu
berbeda. Kalau menyesal, dimulai dari hati, "Ya saya menyesal", dan harus
dilanjutkan langkah nyata yang harus dilakukan yaitu bertobat. Yudas Iskariot hanya
sekedar menyesal, tapi tidak bertobat, akhirnya dia bunuh diri.
Anak bungsu yang hilang juga menyesal, tapi lalu dia bangkit dan kembali ke rumah
Bapanya. Saudara, jangan hanya menyesal tapi harus bertobat! Metanoia, ubah
perjalanan kita. Kalau kita di perjalanan ditegor Tuhan, bertobat, memutar 180 derajat
kembali ke jalan Tuhan.
3. Serakah

Yudas Iskariot adalah orang yang serakah, tamak. Akar segala kejahatan adalah cinta
uang. Dibalik pun sama saja. Cinta uang adalah akar segala kejahatan. Tamak!
Saya percaya Saudara adalah jemaat yang diberkati dan memberkati. Banyak orang
makin kaya makin pelit. Tapi jemaat Tuhan yang dewasa, bukan makin kaya makin
pelit, tapi makin diberkati makin memberkati.

Saudara, siapa yang hidupnya mau memuliakan dan dipermuliakan oleh Tuhan? Saudara
harus usir roh Yudas Iskariot, yaitu keserakahan, khianat, dan tidak mau bertobat. Usir dalam
nama Tuhan Yesus Kristus! Jangan ada dalam diri setiap pribadi, supaya kita dipermuliakan
dan memuliakan Tuhan Yesus Kristus.
#3 Mengasihi seorang akan yang lain
Yohanes 15:17, Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

Perintah Tuhan, kasihilah seorang akan yang lain.

Satu hari, ada seorang wanita keluar dari rumahnya, melihat ada tiga orang asing, bapak-
bapak yang sudah tua sedang dalam perjalanan jauh. Dia menyapa mereka dan mengundang
mereka masuk ke rumahnya untuk diberi makanan dan minuman. Salah satu Bapak itu
menjawab, "Ibu tidak bisa mengundang kami bersama-sama, Ibu harus pilih salah satu dari
kami bertiga." Nama Bapak yang pertama adalah Sukses, kedua Rejeki, dan ketiga adalah
Kasih. "Ibu boleh pilih yang mana yang masuk ke rumah Ibu." Ibu itu berunding dengan
suaminya, "Kita mau undang yang mana?" Suaminya bilang, "Kita undang Sukses saja, biar
pekerjaan kita sukses, apa pun sukses semuanya." Si Ibu tidak setuju, "Lebih baik kita
undang saja Rejeki, supaya apa yang saya kerjakan dapat rejeki semua." Anaknya melihat
perdebatan kedua orang tuanya dan berkata, "Kalau begitu, kita undang saja Kasih." Akhirnya
ketiganya sepakat untuk mengundang Kasih. Si Ibu pergi keluar dan mengundang Kasih
untuk masuk ke rumah itu. Dan ketika Kasih masuk, kedua temannya Sukses dan Rejeki juga
ikut masuk. Ternyata, ketika Ibu itu mengundang Kasih, maka Sukses dan Rejeki juga
mengikuti!

Kita akan merenungkan dalam beberapa minggu ke depan, karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
(Yohanes 3:16)

Waktu Saudara memiliki kasih, seperti yang Tuhan contohkan, maka ada berkat dan
keberhasilan Tuhan mengikuti kita.

1 Korintus 13:13, Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih,
dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

Siapkan hidup kita, mari kita ingat kembali akan kasih Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai