Anda di halaman 1dari 7

“TUGAS GEREJA MENGUDUSKAN”

Dosen: PC. Edi Laksito, S.S., Lic.Theol, S.Th.D (RD)

Lambertus Doni Permadi – 203092


Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Widya Yuwana Madiun
Lambertusdoni7@gmail.com

Abstrak: Liturgi memiliki keistimewaan yaitu Gereja Menguduskan. Di dalam liturgi,


Gereja merayakan Misteri Paskah Kristus yaitu sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan
Yesus ke surga, yang membawa umat manusia kepada Keselamatan. Liturgi dapat di
pahami sebagai perayaan iman, dimana peryaan tersebut merupakan pengungkapan iman
Gereja, dimana orang yang ikut serta dalam perayaan tersebut mengambil bagian dalam
misteri yang dirayakan. Dalam peryaan liturgi ini terdapat juga tugas dari imamat Yesus
dengan tujuan untuk pengudusan manusia, dan dengan demikian liturgi menjadi sarana
perayaan iman yang istimewa. Dalam perayaan liturgi terkhusus Ekaristi yang merupakan
puncak dari perayaan hidup orang beriman, Yesus hadir dan bekerja melalui para Imam di
tengah-tengah umat-Nya, dan tanda kehadiran Kristus dapat kita rasakan sendiri secara
khusus melalui sakramen Ekaristi yang diterimakan dari imam dan kehadirannya di dalam
hati.
Kata Kunci: Liturgi, Imamat Yesus, Perayaan Misteri Paskah

A. PENDAHULUAN
Mengikuti peryaan Liturgi artinya ikut serta dalam perayaan ibadat resmi yang
dilakukan Yesus dalam Gereja-Nya kepada Allah Bapa. Hal ini menandakan telah
diamalkan pula tiga tugas pokok Kristus sebagai Imam, Guru dan Raja. Di dalam
kehidupan menggeraja, peribadatan menjadi sebuah sumber serta pusat hidup orang
beriman. Dari bidang karya ini, setiap anggota menemukan, mengakui serta
menyatakan identitas Kristiani mereka dalam Gereja Katolik. Hal ini dapat terlihat
dalam doa, simbo, lambing-lambang dan dalam kebersamaan umat. Partisimapsi aktif
dalam bidang ini diwujudkan dalam memimpin perayaan lirturgis tertentu seperti;
memimpin ibadat sabda, membagi komuni, menjadi lector, pemazmur, oragnis,
misdinar, paduan suara, serta engambil bagian secara aktif daam setiap perayaan
dengan berdoa bersama, emnjaab aklamasi, bernyanyi dan sikap badan.
Dalam Kompendimu KGK 233 dinyatakan bahwa “Dalam liturgi Kristus yang
bertindak, Kepala dan Tubuh sebagai Imam Agung kita, Dia merayakan dengan tubuh-
Nya, yaitu Gereja, baik di surga maupun di bumi”. Dapat dipahami bahwa liturgi

1
merupakan perayaan iman, dan sekaligus ungkapan iman Gereja. Orang yang ikut
serta dalam perayaan iman tersbut megambil bagian dalam misteri yang dirayakan,
bukan hanya dengan partispasi lahiriah tetapi yang lebih pokok adalah hati yang ikut
menghayati apa yang diungkapkan dalam doa. Kekhasan sebuah doa Gereja ini
merupakan sifat resminya karena melalui doa itulah Kristus Bersatu dengan umat yang
berdoa.
Sebagai karya Kristus, liturgi menjadi kegiatan Gereja dimana Kristus hadir
dan membagikan rahmat-Nya, yang menjadi sumber kehidupan rohani. Meskipun
demikian, liturgi harus didahului oleh pewartaan Injil, iman serta pertobatan, sebab
tanpa ketiga hal tersebut akan sangat sulit untuk menghayati perayaan liturgi yang
merupakan tugas Gereja menguduskan. Apalagi menghasilkan buahnya dalam
kehidupan sehari-hari. Jikan ingin menghayati liturgi, hendaknya kita juga mengetahui
makna dari liturgi, menerimanya dengan iman dan menanggapinya dengan pertobatan.

B. PEMBAHASAN
1. Perayaan Liturgi
Di dalam liturgi, Gereja merayakan Misteri Paskah Kristus yaitu sengsara,
wafat, kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga yang membawa umat manusia
kepada keselamatan. Dengan merayakan Misteri Kristus ini, kita umat beriman
memperingati serta merayakan bagaimana Allah Bapa telah memenuhi janji dan
menyingkapkan rencana keselamatan-Nya dengan menyerahakan Yesus Putra-
Nya oleh kuasa Roh Kudus untu menyelamatkan dunia. Dalam Katekismus
Gereja Katolik telah dijabarkan mengenai liturgi sebagai karya Allah:
“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam
Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di
dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum
dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus
untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-
Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang
dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.” (Ef
1:3-6) (Lihat KGK 1077)

Dengan demikian “berkat rohani” merupakan karya Allah, dan sumber dari segala
berkat rohani ini adalah Bapa. Berkat ini dicurahkan kepada kita di dalam Kristus,

2
oleh kuasa Roh Kudus, dan sejak awal mula Allah telah membekati umat-Nya
terkhusus umat manusia.
Liturgi pada mulanya memiliki arti “karya public”. Namun dalam sejarah
perkembangan Gereja, liturgi diartikan sebagai “keikutsertaan umat dalam karya
keselamatan Allah”. Di dalam liturgi, Yesus melanjutkan karya keselamatan di
dalam, dengan dan melalui Gereja-Nya. Secara khusus, liturgi merupakan wujud
pelaksanaan tugas Yesus sebagai Imam Agung. Oleh karena itu, liturgi merupakan
penyembahan Kristus kepada Allah Bapa, dan dalam melakukan peyembahan ini,
Yesus melibatkan Tubuh-Nya yaitu Gereja. Sehingga Liturgi merupakan karya
bersama antara Yesus (sang kepala) dan Gereja (Tubuh Karistus).

2. Imamat Yesus
Doa dan ibadat merupakan salah satu tugas gereja untuk menguduskan
umatnya dan umat manusia. Tugas ini disebut sebagai Imaniah Gereja, yaitu
Kristus, Tuhan, Imam Agung yang dipilih antara manusia menjadikan umat baru.
Karena itulah, Gereja bertekun berdoa , memuji Allah dan mempersembahkan diri
sebagai korban yang hidup suci dan berkenan kepada Allah. Dalam perayaan
liturgi Yesus Kristus sendiri yang hadir di tengah-tengah umat sebagai Imam
Agung dengan tubuhnya sendiri yaitu Gereja. Sehingga sudah sewajarnya liturgi
dipandang bagaikan pelaksanaan tugas imamat Yesus Kristus yang dimana disitu
pengudusan manusia dilambangkan dengan tanda-tanda lahir serta dilaksanakan
dengan cara yang khas bagi masing-masing. Dalam perayaan liturgi juga
dilaksanakan ibadat umum dengan cara yang seutuhnya oleh Tubuh Mistik Yesus
Kristus, yakni kepala beserta para anggota-Nya.
Isi tugas imamat Yesus dalam perayaan lturgi yaitu karya keselamatan
yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus berupa karya penebusan umat manusia dan
pemuliaan Allah. Dari liturgi tekhusus Ekaristi, bagaikan dari sumber, mengalir
rahmat bagi umat manusia dan supaya dengan hasil guna yang amat besar
diperoleh pengudusan manusia dn pemuliaan Allah dalam Yesus. Karya
keselamatan Allah yang dilaksanakan oleh Yesus inilah yang kini senantiasa
dikenang serta dihadirkan oleh Gereja di dalam Liturgi.

3
Yesus Kristus yang telah bangkit dari maut, dan duduk di sisi kanan Allah
Bapa, pada saat yang sama secara terus menerus telah mencurahkan Roh Kudus-
Nya kepada Tubuh-Nya yaitu Gereja, melalui sakramen-sakramen. Sebab Yesus
sediri yang bertindak dengan kuasa Roh Kudus-Nya, maka kita tidak perlu
meragukan efeknya, sebab Yesus pasti mencapai maksud-Nya.

“Kristus, yang duduk disebelah kanan Bapa dan yang mencurahkan


Roh Kudus di dalam Tbuh-Nya, Gereja, kini berindak melalui
sakramen-sakramen,yang Ia tetapkan untuk membag-bagikan rahmat-
Nya. Skaramen-sakramen adalah tanda-tanda (kata-kata dan
tindakan) yang dapat diungkap oleh panca indera, yang terjangkau
untuk kodrat manusia. Baerkat karya Kristus dan karya Roh Kudus,
mereka menghasilkan rahmat yang mereka tindakan” (KGK 1084).

Dalam perayaan liturgi dilakasanakan oleh Tubuh Mistik Kristus,


yakni Kristus Sang Kepala dan Gereja, Tubuh-Nya. Artinya subjek liturgi
adalah Kristus dan Gereja. Litrugi merupakan Tindakan Kristus sekaligus
Tindakan Gereja, dan dalam liturgi Kristus bertindak melalui dan bersama
Gereja sekaligus dalam liturgi yang satu dan sama Gereja bertindak melalui
dan bersama Kristus pula. Pernyataan ini sangat jelas tertera dalam Doxologi
pada akhir Doa Syukur Agung.

3. Perayaan Misteri Paska


Yesus telah menyerahkan diri secara utuh dan total kepada Bapa dalam Roh
Kudus. Wfat dan kebangkitan Kristus inilah yang menjadi puncak misteri karya
penyelamatan Allah. Puncak dari kaya Yesus adalah Misteri Paska-Nya, sehingga
Misteri inilah yang dihadirkan di dalam liturgi Gereja. Di dalam liturgi, Misteri
Paska yang sungguh-sungguh telah terjadi pada masa lampau dihadiran kembali
oleg kuasa Roh Kudus. Sebab Yesus telah menang ata kuasa dosa dan maut,
sehingga Misteri Paska-Nya tidak berlalu begitu saja di telan oleh waktu. Hal ini
dilakukan Allah karena kasih-Nya yang begitu besar kepada umat manusia,
sehingga bagi kita yang tidak hidup pasa masa Yesus hidup di dunia, kita dapat
mengambil bagian di dalan kejadi Misteri Paska Yesus dan menerima buah
penebusan-Nya.

4
Yesus Kristus selalu hadir di dalam Gereja, terkhusus di dalam perayaan
liturgi. Pada perayaan Ekaristi/Misa Kudus, Yesus tidak hanya hadir di dalam diri
imam-Nya tetapi juga di dalam wujud Skaramen/Hosti Kudus. Litrugi di dunia
menjadi gambaran liturgi surgawi di mana Yesus duduk di sini kanan Bapa, dan
kita semua sebagai anggota Gereja memuliakan Allah bersama seluruh isi surga.
Kini telah menjadi jelas bahwa pengertian liturgi sebagai perayaan Misteri karya
keselamatan Allah dalam Yesus Kristus yang dilaksanakan oleh Yesus, Sang
Imam Agung

5
C. PENUTUP
Tugas pengudusan Gereja bersumber dari perayaan litrugi, liturgi bersmuber
pada Allah yang menjadi sumber puncak kegiatan Gereja. Bersumber dari liturgi ini,
Gereja menimba kekuatan untuk melaksanakan pembaruan di dalam Roh, misi
perutusan, serta menjaga persatuan umat. Liturgi terutama Ekaristi menghadirkan
Misteri Paska Kristus merupakan peringatan akan karya Allah Tritunggal untuk
mendatangkan keselamatan bagi dunia. Oleh sebab itu liturgi adalah puncak kegiatan
Gereja, dan sumber dimana kuasa Gereja dicrahakan terutama dalam bidang
pengudusan, yaitu kehidupan baru di dalam Roh, keikut sertaan di dalam misi
perutusan Gereja dan pelayanan terhadap kesatuan Gereja.
Semua kegiatan dan fungsi gereja memiliki arah dan tujuan satu dan sama,
yakni perayaan misteri karya keselamatan Allah berupa pengudusan manusia dan
pemuliaan Allah. Liturgi menjadi fungsi dasar gereja karena liturgi berangkut paut
secar langsung dengan perayaan misteri iman, yang dalam kegiatan gerejani yang
dipersiapkan, dibina,dan diperdalam. Prinsip dasar yang membuat umat beriman
menjadi Gereja dalam liturgi bukan karena diri umat tersebut, tetapi juga karena
Kristus hadir di dalam liturgi itu. Kristus yang hadir itulah yang memanggil memilih,
dan mengmpulkan umat dalam persekutuan bagi pengudusan manusa dan pemulian
Allah.

6
DAFTAR PUSTAKA

Dokumen Gereja, Sacrosanctum Concillium

Dokumen Gereja, Katekismus Gereja Katolik 1077

Dokumen Gereja, Katekismus Gereja Katolik 1084

Kitab Hukum Kanonik 834

Katolisitas.org, Apay ANG Harus Kuketahui Tentang Liturgi.


https://www.katolisitas.org/apa-yang-harus-kuketahui-tentang-liturgi/

Anda mungkin juga menyukai