Anda di halaman 1dari 8

1. Apakah Ekaristi itu?

Kata Ekaristi berasal dari kata Yunani ‘eucharistia’ yang berarti perayaan ucapan syukur atau
pujian syukur.

2. Mengapa ekaristi dikatakan sebuah sakramen?


Ekaristi menjadi sakramen karena didalamnya kita mengalami secara nyata Allah yang
menyelamatkan kita melalui pemberian diri Yesus; lewat kata-kata Yesus yang diulangi oleh
imam; inilah TubuhKu, inilah DarahKu. Ekaristi adalah tanda rahmat dan serentak sarana
yang menghadirkan rahmat secara sangat nyata.

3. Apakah yang mau disyukuri dalam perayaan ekaristi?


Hal utama yang mau disyukuri adalah karya keselamatan Allah bagi manusia yang
berpuncak dalam diri Yesus Kristus. Allah yang dari semula merencanakan keselamatan
bagi manusia yang telah jatuh dalam dosa, tidak pernah berhenti menawarkan rencana
keselamatanNya. Hal ini berulang kali dilakukan, mula-mula melalui para nabi dan terakhir
berpuncak pada diri Yesus Kristus, anakNya sendiri yang diutusNya untuk mengangkat
martabat manusia yang telah jatuh untuk bersatu kembali denganNya. Manusia memiliki
kembali martabatnya sebagai anak-anak Allah, menjadi ahli waris Kerajaan Surga.

4. Ada beberapa nama yang diberikan orang pada sakramen ekaristi ini. Apa saja nama
itu dan apa arti yang mau ditekankan oleh setiap nama?
a. Ekaristi, yang berarti ucapan syukur atau ucapan terima kasih kepada Allah yang telah
menciptakan, menebus dan menguduskan serta memelihara manusia ciptaanNya. Ekaristi
menjadi perayaan syukur umat Allah untuk apa saja yang menjadi berkat, karunia dan
kemurahan Tuhan.
b. Perjamuan Tuhan, artinya sebagai perayaan kenangan dan penghadiran akan perjamuan
malam terakhir yang dilakukan oleh Tuhan Yesus bersama para rasul. Perjamuan yang
kita lakukan sekarang adalah perjamuan cinta dari Allah kepada manusia sekaligus
ketika merayakannya umat beriman menikmati sebagai antisipasi akan perjamuan anak
domba di Yerusalem baru, surga.
c. Pemecahan Roti, dalam perayaan ekaristi imam melakukan kembali tindakan Yesus yang
mengambil roti, memberkati, memecahkan dan membagi-bagikannya kepada para murid.
Hal ini juga yang dilakukan umat perdana sampai kini, berkumpul untuk memecahkan
roti, itulah ekaristi. Orang yang ikut ekaristi dipanggil untuk bersatu dengan Kristus dan
menjadi seperti Yesus Kristus yang mau ‘diambil, diberkati, dipecahkan dan dibagikan’
untuk kepentingan gereja/sesama.
d. Perayaan Kenangan, dikenangkan hal yang kudus atau memoria sancta yaitu kenangan
akan Yesus yang berkata kepada para muridNya; inilah TubuhKu… inilah darahKu….
Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku. Maka dalam perayaan ekaristi imam
menghadirkan apa yang Yesus dahulu lakukan; ini bukan hanya sebagai dramatisasi atau
nostalgia belaka, tetapi suatu kenangan yang menghadirkan. Hal ini berarti seperti halnya
Yesus yang menyerahkan Tubuh dan DarahNya untuk para muridNya, demikian pula hal
yang sama terjadi pada saat imam mengungkapkan kembali kata-kata Yesus itu.
e. Kurban Kudus, setiap kali dilaksanakan perayaan ekaristi maka terjadi penghadiran
kurban tunggal Yesus di mezbah Golgota. Pengurbanan Yesus adalah untuk keselamatan
manusia. Setiap orang yang ikut ekaristi dipanggil untuk mengikuti Kristus sendiri,
berkurban untuk sesamanya terutama bagi mereka yang miskin dan lemah.
f. Liturgi Kudus/Ilahi, perayaan bersama sebagai karya bakti umat Allah yang dipimpin
oleh imam. Liturgi ini menghadirkan Allah yang Mahakudus maka dikatakan liturgi ilahi
dan kudus. Perayaan ini adalah sakramen segala sakramen. Setiap kali kita mengikuti
ekaristi kita mengalami pengudusan diri kita.
g. Komuni Kudus, salah satu bagian penting dalam perayaan ekaristi adalah komuni. Saat
ini umat bersasama-sama menyambut Tubuh dan Darah Yesus Kristus. Terjadi persatuan
yang intens dengan Kristus yang mengundang kita masuk dalam kekudusanNya. Dalam
perayaan ekaristi nampak secara nyata persatuan kita dengan Yesus Kristus dan para
kudus dan sesama umat yang menyambut Tubuh Kristus.
h. Misa Kudus : di akhir perayaan ekaristi imam berkata ite missa est.. artinya, pergilah,
misa sudah selesai.. Pergilah kamu diutus. Ekaristi adalah sebuah tugas perutusan bagi
umat Allah. Misa sudah selesai namun misi baru dimulai. Setiap orang yang mengikuti
ekaristi dipanggil dan diutus membawa berkat bagi sesama, menjadi seorang misionaris
bagi kerajaan Allah.

5. Manakah kisah dalam KS Perjanjian Baru yang menjadi latar belakang adanya
perayaan ekaristi?
Ada tiga kisah yang menjadi latar belakang yaitu:
a. Perjamuan makan Yesus dengan orang-orang berdosa. Inti pewartaan Yesus adalah
hal Kerajaan Allah yang berisikan undangan penuh belaskasih Allah akan semua orang,
termasuk orang berdosa untuk masuk ke dalam persaudaraan dan persekutuan, perjamuan
bersamaNya (bdk. Mat.9.10-13,Mrk.2.16-17, Luk.5.29-32). Sampai saat inipun terjadi,
ekaristi, mengundang semua orang walaupun tidak pantas dan berdosa untuk mengalami
kerahiman Allah yang mengasihi dan mengampuni.
b. Perjamuan malam terakhir, perjamuan yang dilakukan oleh Yesus untuk terakhir
kali bersama-sama dengan para murid. Dalam perjamuan ini Yesus menjelaskan
sengsara, wafat dan kebangkitanNya sebagai pemberian diri sehabis-habisnya bagi
keselamatan manusia. Perjamuan Yesus ini juga adalah penetapan akan perayaan
ekaristi…. Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku (Luk.22.19, 1 Kor.11.24) Dalam
perayaan ekaristi kita mengenangkan secara penuh akan sengsara, wafat dan kebangkitan
Yesus.
c. Perjamuan makan bersama para muridNya setelah Yesus bangkit; Yesus
menampakkan diri kepada para murid dan makan bersama mereka. Misalnya, peristiwa
Emaus memberikan gambaran yang jelas bahwa ekaristi merupakan kebersamaan dengan
Tuhan yang bangkit (Luk.24.13-35) yang tetap mau berjalan bersama umatNya. Hal ini
terjadi sampai kini yaitu di setiap ekaristi. Tuhan datang berjalan bersama kita di tengah
situasi hidup kita, menerangkan KS dan memberikan Tubuh dan DarahNya sebagai
santapan bagi perutusan kita.

6. Apakah ada ayat-ayat atau kisah-kisah dalam KS Perjanjian Lama yang berhubungan
dengan perayaan ekaristi?
Ya, ada beberapa teks yang secara tidak langsung menunjukkan hubungan erat dengan
peristiwa ekaristi. Misalnya : ketika bangsa Israel hendak meninggalkan Mesir, mereka
melakukan perjamuan di keluarganya masing-masing sesuai amanat Tuhan; kamu harus
makan anak domba jantan dan darahnya ditaruh pada tiang palang pintu dan ketika malaekat
datang ia melewati rumahmu dan tidak mengambil anak sulungmu. Dan terjadilah demikian,
anak sulung baik manusia maupun binatang dari bangsa Mesir mati semua, karena tidak ada
perjamuan anak domba dengan darahnya dioles di pintu rumah mereka. Mereka selamat oleh
perjamuan tsb. Perjamuan bangsa Israel ini mengingatkan kita akan perjamuan Anak Domba
Allah yang menyelamatkan umat manusia.
Teks lainnya dari kitab 1 Raja-raja 17.10-16. Berkisah tentang Nabi Elia yang bertemu
dengan seorang janda dan meminta roti kepadanya. Sang janda yang miskin ini menolak
memberikan roti karena apa yang ada padanya kini hanya cukup untuk hidup sehari dari dia
dan anaknya. Namun nabi Elia tetap meminta kepada janda itu dengan jaminan tidak akan
kehabisan tepung dan minyak. Itulah yang dialami janda itu ketika memberikan roti kepada
nabi Elia. Ia tidak kehabisan malah tak pernah habis rotinya. Kita diingatkan akan makna
ekaristi sebagai panggilan berbagi dan semakin kita memberi kita akan mendapatkan lebih
banyak, bahkan roti hidup, roti surgawi.
Demikian juga ketika umat Israel berada dalam perjalanan panjang menuju Tanah Terjanji.
Ketika persediaan makanan semakin habis, mereka meminta kepada Musa untuk mohonkan
makanan dari Tuhan. Tuhan memberikan roti, yaitu manna, yang turun dari langit, sebagai
makanan bagi seluruh bangsa Israel. Dalam ekaristi Allah menjadi tuan rumah yang sangat
baik dan menyiapkan hidangan, santapan atau makanan rohani bagi jiwa kita : roti yang turun
dari surga dan menjadi santapan umat pejiarah [panis angelicus fit panis hominum].

7. Apakah yang dikatakan Katekismus Gereja Katolik tentang Sakramen Ekaristi?


Dalam buku Katekismus Gereja Katolik no. 1324 dikatakan ‘Ekaristi adalah sumber dan
puncak seluruh kehidupan kristiani…sebab dalam Ekaristi suci tercakuplah seluruh
kekayaan rohani gereja, yaitu Kristus sediri, paskah kita’. Bahkan dikatakan bahwa ‘ Gereja
menjadi Gereja yang sesungguhnya apabila ikut serta dalam kehidupan ilahi dan kesatuan
dengan umat Allah. Hal ini terjadi dalam Ekaristi. Dalam ekaristi terlaksananya puncak
tindakan Allah menguduskan dunia oleh pengorbanan Kristus dan ekaristi menjadi juga
puncak penghormatan yang disampaikan manusia kepada Allah Tritunggal’.

8. Manakah Forma (rumusan tetap) dan materia (bahan/alat) dalam sakramen Ekaristi?
Formanya adalah pertama rumusan kata-kata oleh imam yang membuat roti dan anggur
berubah menjadi tubuh dan darah Tuhan. Hal ini terjadi ketika imam mengambil hosti dan
berkata: “ … Terimalah dan makanlah: Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi-mu….
Dan ketika mengambil piala lalu berkata: ‘…..Terimalah dan minumlah: Inilah piala
Darah-Ku, Darah perjanjian baru dan kekal, yang ditumpahkan bagi-mu dan bagi
semua orang demi pengampunan dosa. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku’.
Selanjutnya, bahan/alat (materia) yang harus disediakan adalah roti/hosti tak beragi yang
dibuat dari bahan tepung gandum dan air anggur yang berasal dari perasan buah anggur.

9. Bolehkah mengganti air anggur dengan bahan lain?


Dalam kanon 924 art 2 dan 3 mewajibkan setiap kali mau merayakan ekaristi maka perlu
menyiapkan bahan roti dari gandum dan air dari buah anggur. Dengan demikian tidak
dibenarkan mengganti dengan bahan yang lain walaupun wujudnya sama.
10. Adakah konsekwensi bila mengganti bahan tadi? Secara moral kita sudah melanggar
ketentuan yang ditetapkan gereja. Namun lebih penting lagi karena itu adalah syarat sahnya
sakramen ini maka bila diganti maka tidak terjadilah sakramen ekaristi, karena ada syarat
yang tidak terpenuhi. Jika demikian, semua kekayaan yang ada dalam sakramen ini tidak
dialami oleh umat yang merayakan karena tindakan penipuan yang kita lakukan, mengganti
bahan yang semestinya ada, walaupun wujudnya sama.

11. Manakah susunan lengkap Perayaan Ekaristi?


1. Ritus Pembuka berisi acara: 1. Perarakan masuk dan penghormatan altar, yang biasanya
diiringi dengan lagu pembuka. 2. Tanda salib dan salam. 3. Kata pengantar. 4. Ritus
tobat, diikuti kyrie. 5. Madah Kemuliaan. 6. Doa pembuka.
2. Liturgi Sabda berisi acara: 1. Bacaan Pertama, 2. Mazmur Tanggapan, 3. Bacaan Kedua,
4. Bait Pengantar Injil, 5. Bacaan Injil, 6. Homili, 7. Syahadat/Pernyataan Iman dan 8.
Doa Umat/ Permohonan.
3. Liturgi Ekaristi berisi acara: 1. Persiapan persembahan (kolekte, perarakan persembahan,
doa pribadi imam dan doa persiapan persembahan), 2. Doa syukur agung (Dialog,
Prefasi, Kudus, Doa Syukur (konsekrasi, kisah institusi, aklamasi anamnesis,
permohonan, doksologi, Amin), 3. Bapa kami (Embolisme, Doksologi), 4. Pemecahan
Roti (Anak Domba Allah), 5. Pembagian Tubuh (dan Darah) Kristus, 6. Doa sesudah
komuni.
4. Susunan Ritus Penutup: 1. Pengumuman, 2. Berkat dan Pengutusan, 3. Perarakan Keluar,
4. Lagu Penutup.

12. Perayaan ekaristi terdiri dari 4 bagain, mana sajakah bagian itu dan apakah
maksudnya?

Dalam perayaan ekaristi ada dua unsur utama : Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi. Kedua
unsur ini diapit dua unsur lain yaitu ritus pembuka dan ritus penutup.
a. Ritus Pembuka, dimulai dengan upacara pembuka. Tujuan ritus pembuka adalah
mempersatukan umat yang berhimpun, juga untuk membersihkan hati lewat
pengampunan dosa dan mempersiapkan umat, agar dapat mendengarkan Sabda Tuhan
dan merayakan ekaristi dengan sebaik-baiknya.
b. Liturgi Sabda : Kristus hadir dalam Sabda Allah yang diwartakan, bahkan “Kristus
sendiri yang berbicara apabila kitab suci dibacakan” (SC. 7). Sabda itu menjadi hidup
dan penuh daya berkat kekuatan Roh Kudus. Sabda itupun menjadi dasar kegiatan liturgis
dan pegangan serta penunjang seluruh kehidupan kita. Gereja atau umat beriman
mendapatkan santapan rohani dari meja Sabda. Sesudah itu, akan digenapi dengan
santapan jasmani dari meja ekaristi, menyantap Tubuh dan Darah Kristus. Dalam Liturgi
Sabda, sejarah keselamatan yang sudah terekam dalam Kitab Suci diwartakan kembali
lewat bunyi kata-kata.
c. Liturgi Ekaristi, merupakan bagian terpenting dalam Perayaan Ekaristi, namun tidak
boleh dipisahkan dari Liturgi Sabda. Pewartaan Sabda memang mau menuntun jemaat
memasuki perayaan Ekaristi secara semestiya. Di dalamnya secara simbolik kurban
Yesus melalui peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitanNya, dirayakan dan umat
beriman bersatu dengan kurban Yesus ini sebagai satu-satunya kurban yang berkenan
kepada Allah. Dalam bagian sebelumnya karya kesematan Allah dihidangkan melalui
bacaan kitab suci maka di dalam liturgi ekaristi Allah mejadi santapan rohani. Tubuh dan
Darah Yesus Kristus menjadi santapan jiwa bagi umat beriman.
d. Ritus Penutup : bagian terakhir ini dimaksudkan untuk menutup seluruh rangkaian
Perayaan Ekaristi. Yang terpenting adalah berkat dan pengutusan. Setelah diberkati umat
diutus agar pulang ke rumah masing-masing dengan damai dan kembali menjalankan
kewajibannya sambil memuji dan memuliakan Tuhan. Berkat Allah menyertai tugas
perutusan kita di dunia ini.

13. Siapakah yang diberi kewenangan untuk memimpin perayaan ekaristi?


Mereka yang diijinkan untuk memimpin perayaan ekaristi hanyalah imam dan uskup. Diakon
walaupun sudah memiliki martabat tahbisan namun tidak diberi kewenangan untuk
memimpin perayaan ekaristi ini.

14. Dengan kalimat manakah Yesus menyuruh dan memberi kuasa kepada para imam untuk
melaksanakan ekaristi/konsekrasi?
Ketika Yesus membuat perjamuan Paskah terakhir bersama murid-muridNya, Yesus
membuat hal baru dalam perjamuan itu. Pada saat itu Yesus memohonkan berkat atas roti
dan anggur dengan menambahkan kalimat; inilah TubuhKu.. dan Inilah DarahKu.. dan
diakhir perjamuan Yesus memberikan pesan; lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku.
Pesan Yesus inilah yang memberi perintah bagi gereja untuk melakukan perjamuan yang
sama sebagai kenangan akan Yesus. Sekaligus juga pesan ini memberikan penegasan akan
kuasa yang diberikan Yesus kepada para muridNya untuk melakukan apa yang telah Ia
lakukan.

15. Manakah syarat agar umat bisa menerima sakramen ekaristi dengan benar?
Pertama-tama adalah telah dibaptis. Kedua tidak dalam keadaan berdosa berat. Syarat lainnya
yaitu mempersiapkan diri secara baik agar siap menerima sakramen ekaristi; khususnya
hadir lebih awal sebelum perayaan dimulai, atau juga melakukan puasa ekaristi.

16. Sikap manakah yang perlu kita ambil ketika mengikuti perayaan ekaristi?
1. Berperan aktif selama perayaan. Caranya: dengan berdoa, bernyanyi, menjawab sapaan,
dengan hening, dengan menciptakan suasana doa. Mengikuti keseluruhan upacara dengan
hati dan budi, dengan khidmat dan agung.
2. Dengan mengambil bagian dalam tugas-tugas liturgis, misalnya sebagai lector,
pemazmur, dll; kita hadir bukan sebagai penonton bahkan pengeritik saja.
3. Sangat baiklah jika ikut membawa buku lagu dan ikut serta dalam doa dan nyanyian
secara aktif.

17. Apakah yang akan kita peroleh secara rohani bila mengikuti perayaan ekaristi?
1. Mengalami persekutuan yang erat dengan Kristus.
2. Ekaristi memisahkan kita dari dosa. Ini akan menghapus dosa-dosa ringan kita. Ekaristi
akan menjauhkan kita dari dosa berat pada masa yang akan datang.
3. Mengikuti Ekaristi berarti kita dipersatukan dengan Kristus dan gerejaNya serta
sesama anggota gereja: kita menjadi satu tubuh/mistik.
4. Ekaristi memperkuat cinta kita yang terancam menjadi lumpuh dalam kehidupan sehari-
hari.
5. Mendapatkan jaminan kemuliaan yang akan datang. Ikut Perayaan Ekaristi berati
kita mulai mencicipi perjamuan surgawi
6. Menyambut komuni sama dengan menjadi seperti Kristus. St. Agustinus pernah
berkata: ‘kamu menjadi seperti apa yang kamu sambut/makan’!

18. Apa itu dosa sakrilegi?


Dosa Sakrilegi adalah dosa yang diperbuat apabila seseorang menyambut Komuni Kudus
dalam keadaan berdosa berat.

19. Apa nasehat St Paulus tentang bagaimana cara mengambil bagian dalam perjamuan
Tuhan atau dalam hal menerima komuni kudus yang baik?

Dalam 1 Kor 11:17-34, Paulus memberi nasehat untuk membersihkan hati sebelum ambil
bagian dalam perjamuan Tuhan. “Barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti
atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu
hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan
minum dari cawan itu (1 Kor 11:27-28)
Paulus juga menasehatkan untuk menimani atau percaya pada apa yang akan disambut
dalam perjamuan; bahwa yang akan disambut adalah benar-benar tubuh dan darah Tuhan.
“Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan
hukuman atas dirinya (1 Kor 11:29)

20. Benarkah Yesus hadir pada saat konsekrasi, dalam hosti dan anggur yang sudah
dikonsekrir?
Ya! Ketika roti dan anggur dikonsekrasi/dikuduskan melalui kata-kata Yesus yang diulangi
oleh imam; inilah TubuhKu.. dan inilah darahKu.. maka pada saat itu pula terjadi pergantian
wujud dari roti menjadi Tubuh Kristus dan anggur menjadi Darah Kristus. Peristiwa ini
disebut transubstansiasi.

21. Mana warna liturgi, arti dan kapankah digunakan dalam Gereja katolik?
Warna Putih dan kuning
Warna putih dikaitkan dengan makna kehidupan baru. Warna putih umumnya dipandang
sebagai simbol kemurnian, ketidaksalahan, terang yang tak terpadamkan dan kebenaran
mutlak, kemurnian sempurna, kejayaan yang penuh kemenangan, dan kemuliaan abadi.
Warna kuning umumnya dilihat sebagai warna mencolok sebagai bentuk lebih kuat dari
makna kemuliaan dan keabadian sebagaimana dipancarkan oleh warna emas.
Dalam liturgi warna putih dan kuning digunakan menurut arti simbolisasi yang sama yakni:
kejayaan abadi, kemuliaan kekal, kemurnian dan kebenaran.
Warna putih dan kuning bisa dipakai untuk masa Paskah, Natal, hari-hari raya dan peringan
Tuhan Yesus (kecuali peringatan sengsara-Nya), hari raya, pesta dan peringan St. Perawan
Maria, para malaikat, para kudus bukan martir, hari raya semua orang kudus (1 November),
St. Yohanes Pembaptis (24 Juni), pesta St. Yohanes Pengarang Injil (27 Desember), Tahta St.
Petrus Rasul (22 Februari) dan bertobatnya Paulus Rasul (25 Januari).
Warna Merah merupakan warna api dan darah, dihubungkan dengan penumpahan darah
para martir sebagai saksi-saksi iman, sebagaimana Tuhan Yesus Kristus sendiri
menumpahkan darah-Nya bagi kehidupan dunia.
Dalam liturgi warna merah dipakai untuk hari Minggu Palma, Jumat Agung, Minggu
Pentakosta, perayaan-perayaan sengsara Kristus, pesta para rasul dan pengarang Injil, dan
dalam perayaan-perayaan para martir.
Warna Hijau dipandang sebagai warna yang tenang, menyegarkan, melegakan, dan
manusiawi, dikaitkan dengan musim semi di mana suasana alam didominasi warna hijau
yang memberi suasana pengharapan.
Dalam liturgi warna hijau digunakan untuk masa biasa sepanjang tahun liturgi di mana dalam
masa biasa itu orang Kristiani menghayati hidup rutinnya dengan penuh ketenangan,
kontemplatif terhadap karya dan sabda Allah.
Warna Ungu merupakan simbol kebijaksanaan, keseimbangan, sikap berhati-hati dan mawas
diri.
Dalam liturgi, warna ungu digunakan untuk masa advent dan prapaskah sebab pada masa itu
semua orang Kristiani diundang untuk bertobat, mawas diri dan mempersiapkan diri bagi
perayaan agung natal ataupun paskah. Warna ungu juga digunakan untuk keperluan ibadat
tobat, ibadat arwah (melambangkan penyerahan diri, pertobatan dan permohonan belas
kasihan dan kerahiman Tuhan atas diri orang yang meninggal dan umat beriman, pengganti
warna hitam)
Warna Hitam merupakan lawan warna putih dan melambangkan ketiadaan, kegelapan,
pengorbanan, malam, kematian, dan kerajaan orang mati, kesedihan dan kedukaan hati secara
paling intensif.
Dalam liturgi warna hitam biasa digunakan dalam liturgi arwah. Penggunaan warna ini
sekarang bersifat fakultatif.

22. Apa itu viaticum?


Viaticum adalah komuni yang diberikan kepada orang yang sekarat atau menjelang ajalnya.
Orang sering menyebutnya dengan “Bekal Suci”.

23. Siapakah yang boleh menerima Bekal Suci?


Yang boleh menerima adalah setiap orang sakit menjelang akhir hidupnya.

24. Apa itu adorasi?


Adorasi Sakramen Maha Kudus adalah tindakan penyembahan kepada Tuhan yang hadir
dalam rupa Hosti yang telah dikonsekrasikan.

25. Bagaimanakah cara kita beradorasi?


Salah satu cara adalah:

a. Berlutut di hadapan Tuhan, atau duduk dan berdoa hening


b. Buat tanda salib dengan perlahan.
c. Sebutkan nama Bapa, Putra dan Roh Kudus dengan lambat
d. Sapalah Yesus dengan kata-kata kita sambil menyadari kehadiranNya
e. Katakan berulang-ulang:
 “Yesus, aku percaya Engkau sungguh hadir.”
 “Yesus, aku mengasihi dan menyembahMU”
 “Yesus, aku percaya bahwa jantung-Mu berdetak dalam Ekaristi.”
 “Yesus, Engkau haus akan cintaku dan cinta semua manusia.”
 “Yesus, ampunilah aku karena kurang mencintai-Mu, ajarilah aku untuk mencintai-
Mu”
f. Heninglah dihadapan sakramen. Pandanglah Tuhan Yesus dalam rupa hosti di dalam
monstrans.

Anda mungkin juga menyukai