2. Bukti Keselamatan
Mengutip buku Apakah Penggembalaan Itu? Karangan Prof. dr. M. Bons-storm (1967), perjamuan
kudus menjadi tanda bahwa umat Nasrani sudah diselamatkan oleh kasih Tuhan Yesus Kristus,
yang nyata dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Perjamuan kudus juga membayangkan
kepada umat, bahwa nantinya umat boleh duduk pada meja perjamuan dalam Kerajaan Allah.
Karenanya, perjamuan kudus bukan merupakan peristiwa sedih yang penuh ketakutan, melainkan
perayaan terhadap anugerah Allah.
3. Persekutuan Orang Percaya
Perjamuan kudus membuat semua umat Nasrani menjadi satu dalam Kristus. Sebagaimana
dikatakan dalam Alkitab, injil 1 Korintus 10:16-17 yang berbunyi: “Bukankah cawan pengucapan
syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah
roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti adalah satu,
maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti
yang satu itu.”
4. Pengharapan Kedatangan Tuhan Yesus yang Kedua Kalinya
Perjamuan kudus yang dilakukan umat Nasrani menjadi bentuk pengharapan sekaligus tindakan
iman untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kalinya.
HKBP memahami bahwa Perjamuan Kudus dipahami sebagai “parhitean” untuk menerima tubuh
dan darah Kristus yang sebenarnya. Yesus tidak mengubah hakikat roti dan anggur menjadi tubuh
dan darahNya sendiri, juga tubuh dan darah Yesus tidak melekat pada roti dan anggur, melainkan
bahwa melalui Perjamuan Kudus kita menerima tubuh dan darah Yesus yang masuk ke dalam tubuh
rohani kita, sedangkan roti dan anggur tersebut masuk ke dalam tubuh jasmaniah kita. Artinya
Perjamuan Kudus merupakan sarana menerima tubuh dan darah Kristus.
Melalui Perjamuan Kudus manusia diyakinkan bahwa dia tumbuh menjadi satu tubuh dengan
Kristus. Dengan demikian segala sesuatu yang adalah kepunyaan Dia boleh kita namakan kepunyaan
kita. Melalui Perjamuan Kudus manusia diyakinkan bahwa kehidupan kekal yang telah diwarisinya
menjadi milik manusia dan bahwa Kerajaan Sorga yang telah dimasuki-Nya tak dapat luput dari
manusia sebagaimana tak dapat luput dari Dia.