Anda di halaman 1dari 9

IBADAT PERINGATAN ARWAH HARI KE-40 BPK.

ANSELMUS
PAMPUT

A. RITUS PEMBUKA
1. Pembuka
P: Bpk/ibu saudara/I yang terkasih dalam Kristus Yesus, malam hari ini kita
berkumpul di kediaman Bpk Waldus untuk berdevosi kepada Bunda Maria
sekaligus bersama sama berdoa untuk memohonkan keselamatan arwah bagi
Bpk Anselmus Pamput yang pada 40 hari yang lalu di panggil Bapa. Kita
percaya bahwa segala
doa yang kita panjatkan untuk mereka yang sudah meninggal
sangat bermanfaat demi terwujudnya harapan iman mereka untuk
berdiam di rumah Bapa untuk selama-lamanya .

Lagu Pembukaan PS. No. 539 (atau lagu lain yang sesuai)

2. Tanda Salib dan Salam


Pemimpin : Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus
Umat : Amin
Pemimpin : Semoga Allah yang telah membangkitkan Yesus
Kristus, PuteraNya dari alam maut, melimpahkan
penghiburan dan kekuatan iman kepada kita sekalian
Umat : Sekarang dan selama-lamanya

3. Pengantar

4. Seruan Tobat
Suster, Bapak/ibu, saudara/i terkasih dalam Tuhan, agar Ibadat Arwah ini
sungguh-sungguh mendatangkan rahmat dan berkat bagi kita semua,
terutama bagi BPK. ANSELMUS PAMPUT yang sudah mendahului kita
dalam imannya, serta kekuatan dan penghiburan iman bagi semua anggota
keluarga yang ditinggal-kannya bagi kita semua yang ambil bagian dalam
Ibadat ini, maka marilah kita dengan rendah hati memohon ampun kepada
Tuhan untuk semua dosa dan kesalahan yang sudah kita lakukan.
P+U : Saya mengaku…

1
P : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita
dan mengantar kita kepada hidup yang kekal.

5. Doa Pembuka
B. LITURGI SABDA
6. Bacaan Pertama
7. Mazmur Tanggapan
8. Bait Pengantar Injil
9. Bacaan Injil
10. Homili
11. Doa Umat
12. Doa Rosario
Marilah kita mengakui iman kepercayaan kita kepada Allah dengan
mengucapkan doa : Aku Percaya…
Kemuliaan kepada Bapa Putra dan Roh Kudus...
Bapa Kami...
Salam Putri Allah Bapa, Salam Maria.....
Salam Bunda Allah Putra, Salam Maria...
Salam Mempelai Allah Roh Kudus, Salam Maria....
Kemuliaan kepada Bapa, Putra dan Roh Kudus....
Pada hari ini kita kembali mendaraskan peristiwa peristiwa ….
PERISTIWA SEDIH
Peristiwa Sedih 1
 Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut.
“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau berkenan, ambillah cawan ini dari hadapan-Ku,
tetapi janganlah menurut kehendak-Ku, melainkan kehendakMu yang terjadi”
(Matius 26:39).
Doa permohonan…
Amin
Bapa Kami......
Salam Maria ... (x10)

2
Kemuliaan kepada Bapa, Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan
sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Terpujilah nama Yesus, Maria dan Yosef, sampai selama-lamanya. Amin
Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami. Selamatkanlah kami dari api
neraka,
dan hantarlah jiwa-jiwa ke surga, terlebih jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan
kerahiman-Mu, Amin.
Peristiwa Sedih 2
Yesus didera.
“Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut
menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olok Dia, mereka menanggalkan jubah ungu
yang dipakai-Nya dan mengenakan lagi pakaian-Nya kepadaNya”
(Markus 15:19-20a).

Doa permohonan…

Bapa Kami......
Salam Maria.... (x10)
Kemuliaan kepada Bapa, Putra dan Roh Kudus...
Terpujilah nama Yesus, Maria dan Yosef...
Ya Yesus yang baik....
Peristiwa Sedih3
Yesus dimahkotai duri.
“Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya diatas kepala-Nya.
Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya “Salam, hai raja
orang Yahudi!”
(Markus 15:17-18).
Doa permohonan…
Bapa Kami....
Salam Maria.... (x10)
Kemuliaan kepada Bapa Putra dan Roh Kudus...
Terpujilah nama Yesus Maria dan Yosef...

3
Ya Yesus yang baik....
Peristiwa Sedih 4
Yesus memanggul salib-Nya ke gunung Kalvari.
“Sambil memikul salib-Nya, Ia pergi ke luar ketempat yang bernama Tempat
Tengkorak yang dalam bahasa Ibrani disebut Golgota”
(Yohanes 19:18b).
Doa permohonan…
Bapa Kami.....
Salam Maria... (x10)
Kemuliaan kepada Bapa Putra dan Roh Kudus...
Terpujilah nama Yesus Maria dan Yosef...
Ya Yesus yang baik....
Peristiwa Sedih 5
Yesus wafat di salib.
“Yesus berseru dengan suara nyaring “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Ku
serahkan nyawa-Ku” Sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya”
(Lukas 23:48).
Doa permohonan…
Bapa Kami....
Salam Maria.... (x10)
Kemuliaan kepada Bapa Putera dan Roh Kudus...
Terpujilah nama Yesus Maria dan Yosef....
Ya Yesus yang baik,....
Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.Amin

13.Penutup
Doa Bapa Kami
Doa penutup
Berkat Penutup
Lagu penutup

4
5
Renungan 1
Ayub 19:1,23-27a ; Lukas 23:33,39-43
Saudara-saudari yang terkasih…
Hari ini kita kembali berkumpul di sini untuk berdoa bagi saudara kita … yang
telah dipanggil Tuhan beberapa waktu yang lalu. Pewartaan Sabda pada hari ini
ingin mengajak kita untuk menyadari betapa dalam situasi sesulit apapun; apalagi
ketika harus berhadapan dengan kenyataan berpulangnya orang-orang yang kita
kasihi menghadap Bapa, kita harus selalu menaruh kepercayaan pada Tuhan yang
senantiasa mencurahkan rahmat, keselamatan dan kekuatan bagi kita.

Ayub dalam bacaan pertama yang kita dengarkan tadi mengalami saat sulit; semua
menjadi hilang, dan penderitaan yang bertubi-tubi Padahal dia sendiri adalah orang
baik, saleh, tentu dia merasa heran dan protes karena mengapa harus terjadi. Tentu
hal seperti ini juga pernah kita alami kalau kita berhadapan dengan saat sulit,
kehilangan dan apapun yang mungkin saja kita tidak pernah bayangkan
sebelumnya misalnya karena pandemic ini kita banyak kehilangan dalam berbagai
hal, termasuk seperti yang kita alami pada saat ini, peristiwa kepergian … .
Namun, dari Ayub kita belajar untuk tetap menaruh pengharapan pada Tuhan yang
pasti akan menolong, menyertai, menguatkan dan akhirnya kita bisa melalui
semuanya dan menikmati pelangi yang indah, berkat dan sukacita yang dijanjikan
Allah. Kita tahu karena penyerahan ini, akhirnya Ayub memperoleh kembali
semuanya, bahkan berlipat ganda dan berkat melimpah.
Kita pun diteguhkan pula dalam bacaan Injil pada hari ini, yang biasanya kita
dengarkan pada Jumat Agung, di mana seorang penyamun yang disalibkan
bersama Yesus dengan penuh iman mengatakan Yesus ingat aku jika Engkau
datang sebagai Raja. Pernyataan Yesus yang mengatakan Hari ini juga kamu akan
bersama aku di Firdaus. Kita bisa merrefleksikan bahwa dalam keadaan terjepit,
situasi sulit, dan apapun itu, saat kita percaya pada Tuhan, Tuhan akan
mengerjakan karya agung yang menyelamatkan, keselamatan dan kebahagiaan
yang melimpah sebagaimana yang dialami oleh penyamun yang bertobat dan
konon katanya bernama Dismas itu.

Saudara-saudari yang terkasih.

6
Kita yang telah mengimani Kristus, termasuk saudara kita ini, tentu kitapun
mengimani, meyakini bahwa Tuhan selalu ada bersama kita. Suasana sulit yang
kita hadapi adalah cara Tuhan menguatkan iman kita, meskipun kadang cara itu
tidak kita duga, termasuk ketika berhadapan dengan kematian. Namun kita diajak
untuk tetap percaya, menyerahkan semua kepada Tuhan yang menjamin segalanya,
memberi kebahagiaan dan keselamatan kekal bagi saudara kita ini, menguatkan
keluarga yang ditinggalkan dan diberi semangat untuk menjalani hari-hari
selanjutnya dan sebagainya. Tuhan tidak pernah diam, Dia selalu berpihak pada
kita. Mari kita mohon rahmat Tuhan dan kita serahkan saudara kita … dalam
dekapan kasih Allah yang menyelamatkan, dan juga menyerahkan diri kita pada
penyelenggaraan Tuhan yang akan membuat semua indah, seperti pelangi sehabis
hujan. Memang, semua butuh proses yang tidak mudah, kita tidak mengerti, seperti
yang dialami oleh Ayub, tetapi bersama Tuhan, kita selalu dimampukan.
Mari kita pun juga saling mendoakan, menguatkan, dan juga memberi support satu
sama lain. Karena sebagai Tuhan selalu bersama kita, apapun situasi yang kita
hadapi.
Semoga Tuhan memberkati kita sekalian. Amin!

7
Renungan 2
Rat. 3:17-26; Yoh. 6:37-40
Bapak, ibu, saudara-i yang terkasih dalam Kristus.
Pewartaan Sabda pada hari ini, sekali lagi ingin meneguhkan kita bahwa Tuhan
selalu ada bersama kita, Dia tidak ingin kita hilang alias terbiar dalam situasi sulit
yang membuat kita tidak mengalami kebangkitan. Dalam bacaan pertama dari
Kitab Ratapan yang kita dengarkan tadi, di tengah kecemasan, ketakutan yang
membuatnya merasa kehilangan harapan, hidup terasa pahit melebihi sayur bunga
papaya atau buah pare, kita diajak untuk menyadari bahwa kasih karunia Tuhan
yang tak pernah habis bagi mereka yang terus bersandar pada Tuhan dan kita
diajak untuk tenang dan menjalani semuanya dalam pernyertaan Tuhan. Sedangkan
Yesus dalam Bacaan Injil hari ini, kita kembali diteguhkan akan keselamatan dan
berkat yang dijanjikan-Nya bagi siapa yang dengan rendah hati datang, memohon
dan menyertakan Kristus dalam perjalanan hidupnya. Sebab Yesus sendiri berkata
bahwa Bapa menghendaki kita selamat dan bangkit bersama Kristus; bangkit saat
di dunia, yaitu ketika kita berani menghadapi tantangan maupun kebangkitan
dalam kehidupan abadi bersama Bapa di surga seperti yang telah dialami saudara/I
… yang kita doakan pada malam hari ini.
Bapak-ibu, saudara-i yang terkasih
Hari ini, kita berkumpul di sini untuk mendoakan saudara/i kita yang telah
menghadap Bapa yang penuh belas kasih. Melalui doa-doa kita, kita menghantar
saudari, ibu kita ini semakin mengalami dekapan kasih Allah Bapa di Surga
bersama para kudus dan para malaikat, serta semua orang yang telah mendahului
kita. Dalam iman kita, tentu ketika kita mendoakan saudara-i yang telah berpulang,
kita yakin dan percaya bahwa belas kasih Allah tercurah bagi mereka dan juga bagi
kita yang ditinggalkan dengan berbagai situasi yang kita alam seperti rasa sedih,
merasa kehilangan harapan/sosok teladan dan sebagainya setelah ditinggalkan oleh
orang yang kita kasihi untuk menghadap Bapa. Dengan demikian, kita pun
diteguhkan dalam iman, harap, kasih untuk menapaki hari-hari ke depan bersama
Kristus.
Pewartaan Sabda malam ini meneguhkan kita pada kasih dan penyertaan Tuhan
yang selalu ada setiap saat. Oleh karena itu, sekalipun kita harus berhadapan
dengan berbagai tantangan, kesulitan seperti apa yang akan terjadi pada hari esok,
apalagi dalam situasi seperti saat ini, mari kita selalu ingat bahwa Tuhan selalu
menyertai dalam setiap langkah hidup kita. Kita perkuat doa kita, merenungkan

8
Firman dan aksi rohani lainnya selain kita berusaha seperti menjaga kesehatan,
bekerja dan sebagainya. Bukan hanya bagi diri kita, juga sesama, khususnya
anggota keluarga yang ditinggalkan agar selalu saling menguatkan, meneguhkan
dan mendoakan.
Semoga dari hari ke hari, kita semakin dimampukan untuk selalu bersandar pada
Tuhan, melibatkan Dia dalam setiap langkah dan perjuangan hidup kita.
Percayalah bahwa ada harapan, kebangkitan dan sukacita telah menanti di depan
kita; baik saat ini ketika kita berziarah di dunia ini maupun saat nantinya kita
menghadap Bapa seperti yang telah dialami oleh saudara kita yang kita doakan
pada malam hari ini.

Anda mungkin juga menyukai