Anda di halaman 1dari 9

Kata Pengantar

Latar Belakang
Buku ini disusun dengan semangat pemberdayaan dan penguatan iman umat terutama para
pengurus stasi. Paroki Segah memulai hal yang baru yakni para pengurus stasi/wilayah
diberdayakan untuk menjadi Pembina persiapan calon baptis dengan kewibawaan rohani yang
mereka miliki dan untuk itulah mereka telah dipilih umat.
Oleh karena itu, para Pembina akan mengikuti kursus sesuai buku panduan ini. Pentingnya
Perayaan Baptisan sama Pentingnya dengan Persiapan Calon Baptis sehingga diharapkan Buku
ini menjawab kebutuhan umat dan mengatasi kesulitan yang selama ini terjadi di Paroki Segah,
tidak lagi tergantung dari pelayanan dari paroki yang diistilahkan dengan Tim Pastoral.
Dengan demikian proses penyelesaian pembinaan dan administrasi terselenggara oleh karena
berfungsinya pengurus stasi.
Besar harapan saya bahwa kepemimpinan pengurus stasi benar-benar memiliki kewibawaan
iman dan Pembinaan Calon Baptis menjadi perhatian yang serius serta menyadari dengan
sungguh perutusan dari Tuhan yang telah memanggil dan memilihnya.
Sebagaimana gereja pada umumnya, Paroki Segah juga serius mempersiapkan calon baptis
bersama dengan orang tua dan wali baptis untuk memahami arti dan makna dari sakrmen
pembaptisan tersebut.
Aturan-aturan pokok Panduan Buku Persiapan Calon Baptis Paroki HKY Segah didasarkan
pada pedoman Pastoral KTS tentang Sakramen-Sakramen ( pasal 75-81) tentang Sakramen
Baptis. Dan dalam Rumusan aturan ini maka kami membuat perincian sebagai berikut :
1. Penerimaan Sakramen-sakramen hendaknya dipersiapkan dengan katekese dan usaha-usaha
lain sesuai keadaan setempat. Pasal 72
2. Pembaptisan orang dewasa dipersiapkan dengan masa katekumenat yang memadai, minimal 6
bulan atau 25 kali pertemuan. Pasal 75 no.1
3. Hendaknya Pastor paroki bersikap wajar, tidak terlalu mudah membaptis, tetapi juga tidak
mempersulitnya. Pasal 75 no.2
4. Nama Baptis yang sesuai dengan cita rasa Katolik atau sesui nama para kudus. Pasal 77
5. Lamanya Persiapan di Paroki Segah sesuai dengan materi pembinaan Pasal 78 no.1
6. Anak dari orang tua yang perkawinannya tidak sah atau dari ibu yang tidak bersuami, boleh
dibaptis, jika ada izin orang tau atau Walinya, tidak menjadi batu sandungan bagi umat
setempat dan ada harapan nyata bahwa anak itu akan dididik dalam Agama Khatolik. Pasal
78 no. 2
7. Anak dari prang tua yang perkawinannya belum sah, pembaptisan anak sebaiknya menunggu
sampai perkawinan orang tua sah. Pasal 78 no.3
8. Hendaknya diusahakan agar pendampingan oleh Wali Baptis tidak hanya formalitas selama
upacara, melainkan sunguh dapat diharapkan akan bertindak sebagai pendamping dalam
perjalanan hidup iman selanjutnya menuju kedewasaan iman. Untuk itu, perlu diusahakan
untuk memilih wali Baptis yang yang sesuai dengan maksud tersebut.
Berdasarkan Pedoman Pastoral tersebut saya yakin Buku ini akan membantu Persiapan Calon
baptis terlaksana dengan baik dan selalu dalam semangat Misi Pastoral Keuskupan Tanjung
Selor.

Paroki Hati Kudus Yesus Segah-Long Ayan/1


Long Ayan, Januari 2018
Mengetahui Penulis
Pastor Paroki

P. Fransiskus Mangelep MSC Lorensius Leonardo

Paroki Hati Kudus Yesus Segah-Long Ayan/2


PENDAHULUAN
Sakramen Pembaptisan sebagai tindakan simbolis pertama dari Gereja dalam kehidupan
kristiani, awal hidup sebagai umat kristiani dan keseluruhan hidupnya.
Sakramen pembaptisan, pertama-tama adalah tindakan Allah dan bukan inisiatif Manusia,
bahwa, pertama, Sakramen Pembaptisan menggabungkan Manusia kedalam Tubuh Kristus,
karena percaya pada Yesus Kristus. Kedua, Sakramen Pembaptisan menyatakan daya rahmat
Allah yang menyelamatkan manusia dari dosa oleh Roh Ilahi Yesus Kristus. Ketiga, Sakramen
Pembaptisan menempatkan seluruh hidup yang dibaptis dalam doa Gereja.
Orang yang dibaptis kini bisa mengimani bahwa melalui gereja, mereka dipanggil untuk
memberikan kesaksian iman melalui praktek hidup mereka berkat cinta akan Allah dan cinta
akan sesama, dalam mengikuti Yesus, dan dalam pelayanan keadilan.

Paroki Hati Kudus Yesus Segah-Long Ayan/3


I. PERANAN ORANG TUA

1. Kegembiraan Iman
Sebagai orang beriman, kelahiran anak adalah anugerah Tuhan bagaimanapun keadaannya.
Keluarga menerima dengan penuh syukur dan terima kasih dan berharap ia selalu sehat bahkan
bertumbuh dan berkembang dalam kasih orang tua
Iman yang mau dirayakan ialah Allah telah memberkati buah kasih perkawinan dan
menunjukkan diciptakanNya dari darah daging sendiri. Pastinya inilah rasa syukur yang tanpa
batas

2. Bertumbuh dalam Iman


Hal yang biasa orang tua inginkan ialah yang terbaik kepada anaknya sehingga rela bekerja
keras memenuhi kebutuhan jasmaninya.
Gereja juga berharap bahwa orang tua berusaha keras memenuhi kebutuhan rohaninya yaitu
iman akan Kristus. Kenyataan di beberapa stasi di Segah ini soal hidup beriman katolik
dipersoalkan umat yang mudah berpindah agama, oleh karena itu iman orang tua harus kuat
karena kita telah diangkat menjadi ahli waris kerajaan surga maka kita selamat, Yesus berkata:
“Siapa yang percaya dan dibaptis, akan diselamatkan, tetapi yang tidak percaya akan dihukum”
(Mrk 16:6). Dalam liturgi baptis kita nyatakan dengan Pernyataan Iman atau Doa Aku Percaya.

3. Ungkapan Iman Orang Tua Kepada Allah


Pembaptisan anak dalam Gereja Katolik mempunyai alasan yang kuat karena iman orang tua
juga adalah bagian membangun hidup rohani anak.
Dalam liturgi baptis, orang tua juga memilih wali baptis yang bersama-sama mengembangkan
iman anak.
Ajaran resmi gereja dalam dokumen Konsili Vatikan tentang konstitusi Liturgi Suci
menekankan peran orang tua karena permintaan pembaptisan berawal dari iman orang tua, janji
baptis juga dinyatakan bersama wali baptis sehingga penyerahan kepada Tuhan adalah wujud
penghayatan iman orang tua.
Singkatnya kenyataan hidup kini dan mendatang, duniawi dan akhirat adalah iman orang tua
supaya hidup baik ditanamkan orang tua dan menjadi berguna bagi anaknya di masa yang akan
datang

4. Anak Diangkat Menjadi Anak Allah


Peristiwa Pembaptisan menurut kita Suci sangat jelas dalam pengertian Penyerahan Anak
kepada Tuhan. Maria dan Yosep ketika mereka mengantar Kanak-Kanak Yesus ke Bait Suci
untuk dipersembahkan kepada Tuhan (lih. Luk.2:22-40). Abraham yang bersedia
mempersembahkan Puteranya Ishak sebagai korban sembelihan bagi Tuhan (Kej 22:1-9) dan
Hana, istri Elkana yang merelakan anaknya bernama Samuel bagi Tuhan. (1 Sam 1:1-28)
Itulah peristiwa kitab suci yang pada intinya memberi contoh tindakan orang tua yang patut
dipuji. Maka tindakan yang sama dari para orang tua itu adalah meneladan orang-orang kudus
dalam kitab suci dengan tujuan supaya anak-anak menjadi Anak Allah.

II. PERANAN WALI BAPTIS


Paroki Hati Kudus Yesus Segah-Long Ayan/4
1. Tugas Wali Baptis
Wali Baptis memberi makna bahwa mereka ikut bertanggung-jawab supaya anak terpelihara
dalam iman. Sepanjang hidupnya harus memperhatikan bahwa anak itu memperoleh kehidupan
yang layak dan pantas, terlebih dari segi penghayatan imannya. Tugas ini menjadi amat penting
jika seandainya orang tua sendiri tidak mampu atau lalai menumbuhkan iman pada diri anak
mereka. Sejak Wali Baptis hadir dalam Upacara Baptisan maka ia sudah memulai perannya yaitu
hadir dan menandai dahi anak dengan salib, memegang piring pembaptisan dan menerima lilin
bernyala atas nama anak. (Selalu diingat bahwa yang membopong anak itu ialah ibunya sendiri)

2. Memilih Wali Baptis


Wali Baptis sebaiknya dipilih dengan seksama yaitu orang yang dipandang memili
kewibawaan rohani dengan cara hidup yang baik dan sekurang-kurangnya selalu aktif dalam
hidup menggereja.
III. MAKNA BAPTISAN

1. Menjadi Keluarga Allah


Melalui sakramen pembaptisan, setiap kita diangkat menjadi keluarga Allah. Berarti juga
mempunyai hak Ahli Waris akan kehidupan Surgawi.

2. Persekutuan Para Kudus


Gereja mengajarkan keberadaan Para Kudus adalah gambaran kehidupan yang baik yang
telah dinyatakan mereka karena beriman pada Kristus. Mereka bahkan menyerahkan nyawanya
untuk mempertahankan iman pada Kristus.
Maka dalam persiapan baptisan kita diminta untuk memberi nama orang kudus agar akan
masa depan anak itu ada dalam lindungan Tuhan dan berguna bagi Tuhan. Nama biasanya
diambil sesuai dengan tanggal lahir dan hari orang kudus diperingati. Pada Upacara Malam
Paska, Liturgi Baptis dibuka dengan Lintani Para Kudus.

3. Persekutuan dengan Tritunggal Maha Kudus


Rumusan baptisan “Aku membaptis engkau dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
adalah kenyaan iman bahwa Anak yang dibaptis masuk ke dalam persekutuan dengan Tritunggal
Mahakudus. Ia menjadi anak Allah yang percaya akan Kristus sebagai Putera Tunggal Bapa, dan
hidup dipimpin oleh Roh Allah.
Maka dapat dipahami bahwa orang yang sudah dibaptis itu, Pertama, menjadi tempat
Kediaman Roh Kudus. Lukas 3:21-22 “ketika Yesus dibaptis disungai Yordan, turunkanlah Roh
Kudus dalam rupa burung merpati keatas-Nya”. Lukas 4:1 “Yesus penuh dengan Roh Kudus,
kembali ke sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus kepadang gurun. Di situ ia tinggal 40
hari lamanya”. Lukas 4:14 Dalam kuasa Roh, Yesus kembali ke Galilea. Lukas 4:16 (Yesus
dalam rumah ibadat membawakan bacaan dari kita nabi Yesaya): “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh
sebab ia telah mengurapi aku”. Karunia yang sama itulah yang akan senantiasa diterima oleh
para pengikutNya. Lukas 11:13 Yesus berkata: “Allah akan memberikan Roh Kudus kepada
mereka yang meminta kepada-Nya”: dalam amanat perpisahan dengan murid-murid-Nya Yesus
berulang kali menegaskan bahwa mereka akan menerima Roh Kudus (Yoh 14-16), dan pada hari
Pentakosta hal itu menjadi kenyataan (Kis 2). Sudah lebih dahulu Yohanes Pembaptis
mewartakan: “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi ia (Kristus) akan membaptis kamu
dengan Roh Kudus (Mrk 1:8).

Paroki Hati Kudus Yesus Segah-Long Ayan/5


Kedua, yang dibaptis Dipersatukan dengan Kristus yang dengan Lilin Bernyala yang
dinyalakan dari Lilin Paskah hidup dari terang Kristus. Dan karena baptisan ia harus menjadi
terang Kristus pula ‘ Matius 5:14-16, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:”kamulah terang
dunia. Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu
yang baik”.
Ketiga, Baptisan juga mengabungkan dia dalam persekuatuan orang beriman kepada Kristus
dan hidup dengan norma-norma kekristenan. Ia menjadi bagian dari persekutuan untuk
mewartakan kebaikan dan keselamatan yang dibawa oleh Kristus.
Keempat, Pembaptisan berhubungan dengan Kebangkitan Kristus. Semua orang yang dibaptis
dalam Nama Kristus memperoleh jaminan kebangkitan karena telah ditebus dengan DarahNya
dan Dibangkitkan oleh Kebangkitan Kristus. Gereja mengajarkan bahwa pada Malam Paska
adalah saat yang paling sesuai melangsungkan upacara pembaptisan. Paska Tuhan itu diimani
sebagai Tuhan menunjukkan kuasanya atas bangsa Israel dalam kisah Pembebasan umat Israel
dari Tanah Mesir. Kitab Keluaran mengungkapkan: “Musa mengulurkan tangannya keatas
laut dan semalam-malaman itu Tuhan menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur
yang keras membuat laut itu menjadi tanah kering, maka terbelahlah air itu” (Kel 14:21).
Lalu orang-orang Israel berjalan ke seberang lewat dasar laut yang sudah menjadi kering. Tetapi
ketika Firaun mengejar mereka melalui jalan yang sama, maka air berbalik ke tempatnya
membenamkan orang Mesir, sehingga semuanya tewas. Peristiwa itu sampai hari ini tetap
dikenangkan oleh umat Yahudi pada perayaan Paskah mereka.
Dalam perayaan Paskah kita, kita memandang peristiwa itu sebagai pra-lambang karya
Kristus bagi kita. Dialah bagaikan Musa yang baru yang menghantar kita keluar dari perbudakan
dosa (perbudakan oleh setan), mengarahkan kita ke tanah terjanji yang sesungguhnya ialah
Kerajaan Allah, baik sekarang didunia ini maupun kelak di Surga.
Manusia yang tadinya menjadi budak dosa, oleh Kristus diselamatkan melalui air baptis,
melaluinya dosa dihancurkan. Orang yang dibaptis itu memang tidak langsung masuk suatu
kehidupan yang serba enak dan penuh kesenangan. Seperti orang Ibrani terlebih dahulu
mengadakan suatu perjalanan berat melalui padang gurun selama tahun, baru boleh masuk
Tanah Terjanji, demikian pula orang yang dibaptis itu harus melalui padang gurun kehidupan ini
berziarah menuju tanah air abadi. Tetapi selama perjalanan itu hati penuh HARAPAN. Dan
seperti orang Israel dihantar oleh malaika Tuhan yang menyertai mereka siang dan malam,
demikian pula Roh Allah yang Kudus tidak pernah jauh dari orang yang telah dibaptis.
Kelima, baptisan menjadi kenangan akan Wafat dan Kebangkitan Kristus. Santo Paulus,
dalam suratnya kepada umat di Roma 6:3-4, mengatakan bahwa: “Tidak tahukah kamu bahwa
kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? dengan
demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh pembaptisan dalam
kematian-Nya, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh
kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru”.
Sesudah penyucian dengan penyiraman air kemudian sang baptisan memperoleh kain putih
sebagai tanda hidup baru yang cerah dan mempunyai martabat kekudusan yang diartikan bahwa
dosa asal (dan segala dosa pribadinya) telah dihapus: mereka telah bangkit bersama Kristus, dan
menjadi telah menjadi manusia baru dalam Kristus.

Paroki Hati Kudus Yesus Segah-Long Ayan/6


VII. MAKNA LITURGI BAPTIS
Paroki Hati Kudus Yesus Segah senantiasa menempatkan Upacara pembaptisan dalam Misa
Kudus. Secara Pastoral kehadiran umat menjadi bagian liturgis apalagi ada bagian umat
menjawab pertanyaan untuk kesediaan bergabungnya calon baptis dalam persekuan gereja.
Nuansa kekudusan lebih Nampak dan memberikan kesan yang mendalam bagi umat.
Meskipun bagian-bagian tertentu bersifat fakultatif tapi upacara lengkap menjadi kebiasaan yang
patut dipertahankan dan menjadi kekayaan dalam perayaan pembaptisan.
Berikut ini tata cara liturgi pembaptisan dewasa dan aneka makna di balik symbol dan ritus
pembaptisan.

1. Pemanggilan Calon Baptis Terpilih


Untuk baptisan dewasa, setelah pewartaa sabda (pembacaan Kitab Suci dan homili), para
calon baptis terpilih di panggil satu persatu. Dan anda menjawab, “saya hadir” seraya berdiri.
Kemudian, seluruh umat diajak mendoakan para calon baptis.

2. Litani Para Kudus (Doa Umat I)


Setelah para calon baptis dipanggil satu per satu, litany para kudus dipanjatkan, mulai dari
Santa Maria Bunda Allah, Santo Yohanes Pembaptis, Santo Yosef, Santo Petrus dan Santo
Paulus, kemudian menyusul santo-santa pelindung para calon baptis, dan ditutup dengan santo-
santa pelindung gereja paroki dan semua orang kudus Allah. Setelah menyebut santo atau santa
masing-masing itu, kita berseru, “Doakanlah kami”.
Litani Para Kudus mengingatkan kita bahwa melalui pembaptisan kita semua digabungkan
dalam Gereja, yakni persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus. Gereja itu melipati
kita yang masih hidup didunia (Gerej Juang) maupun para pengikut Kristus yang telah
meninggal, entah yang masih berada di api penyucian (Gereja menderita) ataupun yang sudah
berbahagia di surga (Gereja jaya). Kita memohon agar para Kudus mendoakan kita yang akan
menerima anugerah pembaptisan.

3. Pemberkatan Air Baptis


Dalam Tradisi Gereja Katolik, Air Baptis yang selalu digunakan adalah air yang diberkati
pada malam paska, dengan makna kesempurnaan pembebasan dari dosa dan dibangkitkan
bersama Kristus, “sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat
masuk kedalam kerajaan Allah” (Yoh :). Dan sewaktu meninggal, dari lambung-Nya yang
tertikam tombak keluarlah darah dan air (Yoh :).
Dalam doa pemberkatan air baptis ini, pelayan baptis memohon kedatangan Roh Kudus
(epiclesis) agar berkenan memberkati air dalam bejana baptis itu sehingga mereka yang turut
dikuburkan Bersama Kristus dalam pembaptisan akan turut dibangkitkan Bersama Kristus dala
kehidupan baru.

4. Penolakan Setan
Sebelum menerima pembaptisan, anda harus menyatakan pertobatan dengan menolak setan
dan segala tipu-muslihatnya (lih. PS no. ). Tiap kali ditanya, anda semua menyatakan penolakan
setan dengan Bersama-sama menjawab, “ya, kami menolak!” inilah yang disebut dengan janji
baptis.

Paroki Hati Kudus Yesus Segah-Long Ayan/7


5. Pengakuan Iman
Selanjutnya, anda semua diminta mengakui iman anda yakni iman yang diwarisi Gereja dari
para rasul, dengan cara menjawab pertanyaan pelayan baptis, “ya, kami percaya!, atau bersama-
sama mendoakan “aku percaya”. Dalam iman Gereja inilah anda kan dipermandikan. Tuhan
Yesus berjanji, “siapa yan percaya dan dibaptis, akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak
percaya akan dihukum” (Mrk :). Santo Paulus juga menulis, “jika kamu mengaku dengan
mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dlam hatimu bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan” (Rm :).

6. Pembaptisan
Maka saat pembaptisan Orang Tua, Wali Baptis dan Umat benar-benar terlibat dalam upacara
pembaptisan
P: Maukah saudara dipersatukan dengan Yesus Kristus dan diterima sebagai anggota umat
Allah?
C: Ya, saya mau.
P: Maukah saudara dibaptis dalam iman Gereja yang telah kita akui Bersama?
C: Ya, saya mau.
Sesudahnya Imam akan melakukan pembaptisan, “… aku membaptis engkau dalam nama
Bapa, dan putera, dan Roh Kudus.” Anda menjawab, “amin.”

7. Pengurapan Minyak Krisma


Setelah semua menerima pembatisan, masing-masing baptisan baru akan menerima
pengurapan minyak Krisma yang akan diberkati Uskup pada Pekan Suci. Minyak itu di urapi
pada ubun-ubun kepala. Ini bukanlah penerimaan upacara Sakramen Krisma (minyak Krisma
dioleskan pada dahi disertai dengan penumpangan tangan). Dalam tradisi Yahudi, mintak Krisma
dipakai untuk mengurapi imam, nabi, dan raja. Dengan pengurapan minyak Krisma ini, si
terbaptis menerima martabat Kristus, yakni menjadi imam, nabi, dan raja. Menjadi imam berarti
turut memuliakan Allah dalam ibadat. Menjadi nabi berarti turut mewartakan sabda Tuhan.
Menjadi raja berarti turut memimpin dan menggembalakan.

8. Pengenaan Kain Putih


Paroki HKY Segah menggunakan kain putih sebagai lambang martabat ilahi yang anda terima
berkat pembaptisan. Maka Tugas orang tua dan wali baptis ialah menjaga dan memelihara
martabat ilahi ini.

Paroki Hati Kudus Yesus Segah-Long Ayan/8


PENUTUP
Buku Panduan Persiapan Calon Baptis yang pada dasarnya adalah mempersiapkan Orang tua
dan Wali Baptis ini adalah salah satu usaha untuk membekali para pengurus stasi agar mereka
dapat terlibat langsung dalam pelayanan kepada umat di seluruh wilayah paroki Segah
Oleh karena itu perlu ditunjuk umat awam yang cakap dan memperoleh persetujuan resmi
dari pastor paroki dan pada dasarnya dilantik secara resmi oleh Pastor Paroki.
Dalam situasi Paroki HKY Segah, Tim Pastoralnya bisa juga dibentuk secara wilayah bila
memungkinkan. Jadi umat tidak harus dipersulit hingga memperoleh pelayanan sakramen-
sakramen.

Paroki Hati Kudus Yesus Segah-Long Ayan/9

Anda mungkin juga menyukai