Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN AGAMA KATOLIK DI BELITANG KABUPATEN

OGAN KOMERING ULU TAHUN 1950-1980


(SUMBANGAN MATERI PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS DI
SMA XAVERIUS 1 BELITANG)

Veronika Yeni Astuti


Alumni Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sriwijaya

Farida, Supriyanto
Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sriwijaya

Abstrak: Penelitian ini berjudul “Perkembangan Agama Katolik di Belitang Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 1950-1980 (Sumbangan Materi Pelajaran Sejarah di Kelas XII IPS SMA
Xaverius 1 Belitang)”. Penelitian ini dilakukan atas keinginan penulis untuk mengetahui
sejarah perkembangan agama Katolik di Belitang setelah misionaris menjalankan kembali misi
Katolik di wilayah ini. Adapun metodelogi penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian sejarah dengan proses pengumpulan data melalui dokumentasi, wawancara dan studi
kepustakaan. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana perkembangan
agama Katolik di Belitang pada tahun 1950-1980. Hasil penelitian menunjukan bahwa
perkembangan agama Katolik di Belitang dikarenakan pada tahun 1950 pemerintah Indonesia
menetapakan kembali wilayah ini sebagai penempatan para transmigran asal Jawa. Pada tahun
tersebut para misionaris Katolik juga diizinkan untuk masuk ke dusun-dusun yang ada di
Belitang. Sehingga misionaris dapat mendirikan pos misi Katolik di wilayah Gumawang yang
diakan dijadikan sebagai pusat penyebaran agama Katolik. Kemudian ada empat misionaris
yang memiliki peranan besar bagi perkembangan agama Katolik di Belitang, dalam waktu 30
tahun perkembangan agama Katolik mencapai jumlah umat sebanyak 4.789 jiwa dengan 9
daerah pelayanan gereja, serta 11 gereja berhasil didirikan.

Kata Kunci : Perkembangan, Agama Katolik

PENDAHULUAN Apostolik Batavia dipimpin oleh Mgr.


Penyebaran agama Katolik di Adamus Claessens, pada waktu itu ia
Nusantara dilakukan oleh para misonaris mengajukan surat permohonan kepada
pada abad ke 16, sejak penemuan jalur laut Gubernur Jendral Hindia Belanda Otto van
oleh bangsa Portugis dan Spanyol Rees. Permohonannya adalah mengadakan
(Aritonang, 2006:14). Kedatangan bangsa misi baru dan penempatan misionaris di
Portugis dan Spanyol diikuti juga para daerah Pasemah Ulu Manna Tanjung Sakti.
misionaris Katolik yang bertujuan untuk Sehingga wilayah Pasemah Ulu Manna
mewartakan Injil dan menyebarkan ajaran Tanjung Sakti yang saat itu berada di bawah
agama Katolik di daerah-daerah yang Keresidenan Bengkulu menjadi wilayah
dijumpai (Arnoldus, 1974:51 ; Bank Jan, pertama bagi misi agama Katolik di Sumatera
1999:1). Selatan. Usaha dalam penyebaran agama
Penyebaran agama Katolik di Katolik di wilayah Sumatera Selatan terus
Sumatera Selatan mulai dilakukan oleh para berlanjut dengan membuka pos misi baru di
misionaris setelah didirikan Vikiariat Palembang tahun 1925 (Endrayanto, 2009 :
Apostolik Batavia pada tahun 1807 (sebuah 49-59).
wilayah otoritas bagi misi Katolik) Perkembangan agama Katolik di
(Steenbrink, 2006:12). Ketika Vikariat Sumatera Selatan membawa pengaruh bagi

157
158 JURNAL CRIKSETRA, VOLUME 4, NOMOR 8, AGUSTUS 2015

penyebaran agama Katolik di daerah-daerah pusat perkembangan agama Katolik,


pedalaman, salah satunya adalah Belitang sehingga didirikan sebuah Gereja Paroki
wilayah dari Kabupaten Ogan Komering Ulu. pertama untuk wilayah Belitang yang diberi
Penyebaran agama Katolik di daerah Belitang nama Gereja Paroki Santa Maria Tak
untuk pertama kalinya dilakukan pada tahun Bernoda. Sejak setelah didirikannya gereja
1937, yakni sejak para migran asal Jawa Paroki tersebut, maka umat Katolik di
mulai menempati daerah ini (Profil Belitang dan sekitarnya dihimpun pada gereja
Kependudukan Provinsi Sumatera Selatan Paroki Santa Maria Tak Bernoda.
Tahun 1995:53). (Wawancara dengan Pastor Felix Astono
Diantara penduduk migran Jawa yang SCJ, pada tanggal 25 Februari 2014 pukul
datang di Belitang, terdapat 20 orang yang 8.00 WIB). Dari pernyataan-pernyataan
beragama Katolik. Penduduk migran Jawa tersebut, maka dapat dilihat bahwa dengan
yang beragama Katolik tersebut tersebut adanya program pemindahan penduduk dari
berasal dari Promasan Yogyakarta. Imam- pulau Jawa ke daerah Belitang baik sebelum
imam Jesuit di Promosan Yogyakarta dan sesudah Indonesia merdeka, memulai
menyampaikan laporan kepada imam Hati babak baru bagi perkembangan agama
Kudus Yesus di Metro tentang keberadaan Katolik di Belitang. Perkembangan agama
umat Katolik di Belitang. Kemudian Katolik di Belitang cukup baik, hal itu
diutuslah seorang Pastor untuk melakukan terlihat dari bertambahnya jumlah umat
kunjungan langsung ke daerah Belitang. pemeluk agama Katolik, tempat-tempat
Pastor tersebut bernama Pastor Mattheus peribadatan agama Katolik, dan sekolah-
Neilen, SCJ. Kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yayasan Katolik, serta rumah sakit
para misionaris dalam mengunjungi umat Katolik. Hal ini didukung dari data yang
Katolik di Belitang terus dilakukan sampai diambil dari Badan Pusat Statistik Kota
pada pendudukan Jepang di Indonesia Palembang, pada kurun waktu tahun 1989 -
(Endrayanto, 2009:248-249). 1995 Kabupaten Ogan Komering Ulu
Sejak saat pendudukan tentara Jepang merupakan kabupaten yang memiliki
pada tahun 1942 program transmigrasi dan penduduk terbanyak penganut agama Katolik
misi penyebaran agama Katolik di Belitang di Sumatera Selatan.
terhenti. Pewartaan iman Katolik kepada Berdasarkan uraian yang penulis
para migran Jawa di Belitang dirintis kembali uraikan di atas, maka penulis memandang
sesudah tahun 1950, saat itu para transmigran perlu untuk mengadakan penelitian mengenai
mulai ditempatkan kembali di daerah ini kegiatan misionaris Katolik dalam
(Setiawan, 2009:8 ; Hereen, 1979:32). mewartakan ajaran agama Katolik dan
Pada tahun 1950, pemerintah pengaruh perkembangan agama Katolik bagi
memindahkan pusat transmigrasi yang masyarakat Belitang. Penulis membatasi
terletak di desa Sidomulyo BK IX di penelitian ini dari tahun 1950 sampai 1980,
pindahkan ke desa Gumawang BK X. karena pada tahun 1950 para transmigran asal
Mengikuti jejak pemerintah tersebut, maka Jawa kembali ditempatkan di wilayah
Pastor Dirk Borst yang saat itu bertugas Belitang, dan pusat pemerintahan serta pusat
menjadi misionaris di Belitang juga misi Katolik yang terletak di BK IX
berencana akan memindahkan pusat dipindahkan ke Gumawang BK X.
penyebaran agama Katolik dari desa Sedangkan tahun 1980 merupakan masa
Mojosari BK IX ke desa Gumawang. Hal itu akhir penempatan transmigran ke daerah
dilakukan karena misionaris melihat Belitang yang kemudian dialihkan ke wilayah
Gumawang cukup strategis untuk menjadi Pematang Panggang (Kabupaten Ogan
Perkembangan Agama Katolik, Veronika Yeni Astuti, Farida, Supriyanto 159

Komering Ilir). Penulis mengangkat masuk ke desa-desa yang ada di Belitang.


penelitian ini dalam judul “Perkembangan Sehingga Pastor Dirk Borst yang telah
Agama Katolik Di Belitang Kabupaten Ogan membuka misi Katolik di Mojosari (BK IX)
Komering Ulu Tahun 1950-1980 melanjutkan misi penyebaran agama Katolik
(Sumbangan Materi Pelajaran Sejarah Kelas di Gumawang (BK X) (Wawancara dengan
XI IPS Di SMA Xaverius I Belitang)”. Pastor Felix Astono SCJ, 25 Februari 2014).
Adapun rumusan masalah dalam penelitian Kemudian Pastor Dirk Borst berencana akan
ini yaitu bagaimana perkembangan agama memindahkan pos misi utama dari Mojosari
Katolik di Belitang Kabupaten Ogan ke Gumawang (BK X). Hal itu dilakukan
Komering Ulu Tahun 1950-1980. Agar karena Gumawang dianggap memiliki letak
dalam pembahasan mudah untuk diuraikan yang lebih strategis, disamping pemerintah
secara jelas dan sistematis, maka dilakukan juga memindahkan pusat pemerintahan di
pembatasan pada skup tematikal yang tempat itu. Sebagai langkah awal untuk
mengambil tema pada Perkembangan Agama merintis pembukaan misi Katolik di
Katolik di Belitang Kabupaten Ogan Gumawang, Pastor Dirk Borst berencana
Komering Ulu tahun 1950-1980. Kemudian membeli sebidang tanah yang akan dibangun
pembatasan dalam skup spasial yang gereja. Tetapi rencana tersebut baru
membatasi wilayah yang menjadi objek dan terlaksana pada tanggal 27 Desember 1953
peristiwa yang terjadi, yakni wilayah-wilayah (Arsip Gereja Katolik, 1992:2).
yang termasuk dari perkembangan Gereja Sampai pada tahun 1952,
Paroki Santa maria Tak Bernoda, sebagai pembangunan gereja di Gumawang yang
gereja Paroki pertama untuk wilayah direncanakan akan mejadi pusat pos misi
Belitang. Serta pembatasan dalam skup belum mulai dilakukan. Satu-satunya gereja
temporal waktu penelitian dimulai tahun yang digunakan sebagai tempat peribadatan
1950-1980 dengan alasan tertentu. bagi umat Katolik Belitang hanya terdapat di
Mojosari. Pada saat itu belum ada pastor
PEMBAHASAN yang menetap di Belitang. Pastor biasanya
Perkembangan Agama Katolik di Belitang melakukan kunjungan beberapa kali dalam
Tahun 1950-1980 satu bulan dari Baturaja ke Belitang. Pada
Belitang merupakan daerah yang tahun l953, penduduk yang beragama Katolik
menjadi tujuan migrasi orang Jawa sejak jumlahnya mencapai 17 kk. Melihat jumlah
masa penjajahan kolonial. Penempatan para umat Katolik yang begitu banyak, maka
kolonis Jawa di daerah ini sempat terhenti pimpinan gereja Katolik Sumatera Selatan,
akibat pendudukan Jepang (Setiawan, yakni Mgr. Mekkelholt, SCJ mengatakan
2009:8). Setelah bangsa Indonesia merdeka, bahwa Belitang layak mendapatkan pastor
proyek kolonisasi Belitang yang telah dirintis yang menetap untuk melaksanakan tugas
oleh Pemerintah Hindia Belanda sejak tahun pelayanan. Kemudian Pastor Mattheus Neilen
1937 dilanjutkan kembali oleh Pemerintah RI SCJ diutus untuk menjalankan tugas misi
dengan nama baru, yaitu transmigrasi. Proyek penyebaran agama Katolik di Belitang, dan
transmigrasi di era kemerdekaan kembali sekaligus menjadi pastor pertama yang
dilaksanakan pada bulan Desember 1950 menetap diwilayah ini (Arsip Bikir Siswoyo,
(Guritno dkk, 1996/1997). bab 6). Pastor Neilen adalah seorang
Pada tahun 1950, Belitang dipilih misionaris yang memiliki semangat kerja
kembali sebagai penempatan para tinggi. Usahanya dalam mengembangkan
transmigran (Hereen, 1979:21). Pada tahun ajaran agama Katolik ialah dengan cara
ini para misionaris juga diizinkan untuk melakukan kunjungan kepada umat dan
160 JURNAL CRIKSETRA, VOLUME 4, NOMOR 8, AGUSTUS 2015

memberikan pelajaran agama bagi para calon Bellemarkers SCJ. Perkembangan agama
baptis (Endrayanto, 2012:186). Katolik pada periode ini ditandai dengan
Pastor Neilen SCJ memiliki sikap peran kaum awam yakni para katekis (guru
ramah, kerja keras, dan rasa kepedulian agam) yang ikut aktif mengambil bagian
terhadap sesama. Sikap yang dimiliki Pastor dalam usaha mengembangkan ajaran gereja.
Neilen tersebut membuat masyarakat Kaum awam ini terbentuk pada suatu
transmigran Jawa merasa simpatik. Maka perkumpulan umat Katolik yang diberi nama
beberapa bulan setelah Pastor Neilen bekerja, Legio Maria. Legio Maria berfungsi untuk
perkembangan agama Katolik di daerah ini mempersiapkan guru agama yang akan
cukup baik. Pada hari raya natal l954, mengajar para calon baptis. Mereka bertugas
terdapat 137 orang dibatis menjadi Katolik. mengajar agama bagi para calon baptis dan
Kemudian pada perayaan natal tahun 1955, juga mengunjungi umat untuk memimpin
Pastor Neilen membatis sebanyak 173 orang, perkumpulan doa (Arsip Bikir Siswoyo, bab
sehingga jumlah umat Katolik telah mencapai 8 ; Wawancara dengan Pastor Felix Astono
350 orang. Pada Pastor Neilen SCJ juga SCJ, 25 Februari 2014).
merencanakan pembangunan gereja di Sampai pada akhir tahun 1957,
Sidomakmur. wilayah Gumawang yang telah dijadikan
Bulan Mei 1956, pembangunan sebagai pusat misi penyebaran agama Katolik
pasturan di Gumawang yang akan dijadikan untuk daerah Belitang, hanya memiliki
tempat tinggal pastor mulai dilakukan dan bangunan Pasturan (tempat tingal pastor) saja
diperkirakan menghabiskan biaya sebesar Rp dan belum memiliki sebuah gereja. Maka
20.300. Tanggal 26 September 1956, semua dari itu, pembangunan gereja di Gumawang
barang-barang yang berada di gereja mulai dilakukan setelah permohonan izin
Mojosari dipindahkan ke Gumawang. Maka pembangunan gereja dikeluarkan oleh
sejak saat itulah sesuai dengan cita-cita yang Pesirah Marga Belitang tertanggal 11 Maret
direncanakan oleh Pastor Borst untuk 1958. Pada tanggal 22 Agustus 1958 Vikaris
menjadikan Gumawang sebagai pusat gereja Apostolik Palembang, yakni Mgr.
wilayah Belitang baru terwujud (Arsip Bikir Mekkelholt memberkati dan meresmikan
Siswoyo, bab 9). Selama 2 tahun bertugas, sebagai Gereja Paroki pertama di Belitang.
Pastor Neilen berhasil membatis sebanyak Gereja Paroki tersebut diberi nama Santa
410 orang menjadi Katolik, dan jumlah Maria Tak Bernoda (Immaculata Cordis
gereja yang telah dibangun berada di Santae Maria). Sejak saat itulah seluruh
Mojosari, dan Sidomakmur serta kapel di umat Katolik yang berada di Belitang dan
Gumawang (milik suster yang berada di sekitarnya (yakni meliputi kecamatan Buay
kompleks rumah sakit Charitas). Pada waktu Madang dan Cempaka) dihimpun dalam
itu jumlah stasi di Paroki Gumawang ada Gereja Paroki Santa Maria Tak Bernoda
tiga, yakni stasi Gumawang, stasi Mojosari, (Arsip Gereja Katolik Belitang, 1992:17).
dan stasi Sidomakmur (Arsip Gereja Katolik Selama tiga tahun telah bekerja,
Belitang, 1992 :16). Stasi merupakan perkembangan anggota Legio Maria
sekelompok umat Katolik yang tinggal jauh bertambah mencapai 75 orang. Selain itu,
dari gereja paroki, dan mendapat kunjungan pada 1 Juli 1960 tercatat jumlah umat Katolik
secara berkala dan teratur oleh seorang pastor mencapai 750 orang yang terhimpun dalam
(Keuskupan Agung Palembang, 2012:14). lima stasi, yakni stasi Mojosari, stasi
Setelah Pastor Neilen SCJ cuti ke Gumawang, stasi Sidomakmur, stasi
Belanda, maka kelanjutan misi Katolik di Bangunsari, dan stasi Karang Binangun
Belitang di kerjakan oleh Pastor (Arsip Gereja Katolik Belitang 1992:14).
Perkembangan Agama Katolik, Veronika Yeni Astuti, Farida, Supriyanto 161

Pada tahun 1964 suasana politik di bekerja mengembangkan agama Katolik di


Indonesia sangat kacau, di tengah masyarakat tengah masyarakat transmigran Jawa di
muncul bermacam-macam gerakan anti Belitang, beliau berhasil membaptis sebanyak
partai. Partai komunis menjadi semakin kuat 7.621 jiwa menjadi Katolik. Dengan jumlah
dan ingin menanamkan pengaruh idenya umat Katolik mencapai 7.543 jiwa yang
kedalam gereja. Pastor Bellemarkers memang terhimpun di dua puluh enam stasi, yakni
memiliki keyakinan yang teguh dalam situasi stasi Mojosari, Gumawang, Sidomakumur,
seperti ini, ia mengharapkan agar umatnya Bangunsari, Karang Binangun, Kerujon,
tetap setia kepada gereja dan tidak Rowobening, Margorejo, Srikaton, Nusa
terpengaruh oleh komunisme. Tunggal, Nusa Jaya, Tegalsari, Karang
Pemberontakan G 30 S PKI yang terjadi di Nangka, Tanjung Kemuning, Panca Tunggal,
hampir seluruh wilayah Indonesia membawa Argakaya, Bumi Arum, Rejdausaha, Sumber
pengaruh terhadap kehidupan keagamaan Agung, Limasari, Sukaraja, Tambakbaya,
bagi masyarakat Indonesia. Pada saat itu Karang Rejo, Sidowaluyo, Sembungan, dan
pemerintah mengeluarkan kebijakan bahwa Tanjung Beringin.
seluruh warga negara Indonesia harus Setelah Pastor Bellemarkers
beragama. Maka dari itu banyak diantara menjalankan perobatan ke Belanda, maka
penduduk yang belum beragama harus misi Katolik dilanjutkan oleh Pastor
memiliki agama. Perkembangan agama Kolvanbag SCJ. Perkembangan agama
Katolik pada periode ini ditandai dengan Katolik pada periode ini ditandai dengan
bertambahnya jumlah umat dan jumlah stasi keberhasilan para misionaris dalam
(wilayah pelayanan gereja). Pada tahun 1966 mendirikan empat gereja Paroki di wilayah
sebanyak 2.499 orang dipermandikan Belitang.
menjadi Katolik dan jumlah umat Katolik Dari penjelasan penulis mengenai
mencapai 5.000 jiwa. “Perkembangan Agama Katolik di Belitang
Setelah penumpasan G 30 S PKI, Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 1950-
khususnya di daerah Belitang banyak 1980 di atas, perkembangannya dapat dilihat
penduduk memilih untuk dibaptis masuk ke secara ringkas pada tabel dibawah ini :
agama Katolik. Maka sampai dengan awal
l97l, umat Katolik di Belitang yang pada
awalnya dihimpun menjadi satu kesatuan
dalam Gereja Paroki Santa Maria Tak
Bernoda Gumawang, telah berkembang
menjadi beberapa gereja Paroki. Gereja-
gereja Paroki tersebut adalah: Gereja Paroki
Santa Maria Tak Bernoda Gumawang yang
terbentuk pada 26 september 1956. Januari
l967 dibentuklah Paroki Tri Tunggal Maha
Kudus Bangunsari. Pada bulan april l970
dibentuklah paroki St. Maria Mojosari BK IX
dan pada Januari l97l dibentuklah paroki Para Berdasarkan tabel diatas, mengenai
Rasul Kudus Tegalsari. perkembangan agama Katolik di Belitang
Pada 14 Juli 1971 Pastor Bellemarkers maka dapat dilihat bahwa jumlah baptisan
meninggalkan Belitang untuk menjalani umat dan juga jumlah umat Katolik
perobatan di Belanda. Selama kurun waktu mengalami puncak perkembangan pada tahun
15 tahun (september 1956 sampai 1971) 1966-1971. Puncak perkembangan tersebut
162 JURNAL CRIKSETRA, VOLUME 4, NOMOR 8, AGUSTUS 2015

disebabkan oleh peristiwa G 30 S PKI yang masyarakat Belitang. Karya misi di bidang
mengharuskan masyarakat harus memeluk kesehatan juga dikelola oleh suster Charitas
agama. Oleh sebab itu pasca G 30 S PKI yang tiba di Belitang pada tahun 1955.
banyak diantara masyarakat yang ikut Usaha karya kesehatan ini merupakan salah
pelajaran agama Katolik dan dibaptis menjadi satu usaha untuk membantu masyarakat
Katolik. Sedangkan apabila dilihat statistik (Francis, 2009:138).
jumlah umat Katolik antara tahun 1971 ke Pada penyebaran agama Katolik di
1976 mengalami penurunan. Hal tersebut Belitang, selain melibatkan peranan
karena pada tahun 1971 umat Katolik misionaris dan guru-guru agama yang aktif
Belitang yang dihimpun dalam Gereja Paroki terlibat dalam usaha mewartakan iman
Santa Maria Tak Bernoda Gumawang Katolik di tengah-tengah masyarakat
mengalami pemekaran menjadi 4 gereja transmigrasi Jawa, maka yang termasuk
Paroki. Maka umat di wilayah gerejani dalam pola penyebaran agama Katolik di
Paroki Santa Maria Tak bernoda Gumawang Belitang adalah melalui perkawinan. Pada
juga dibagi-bagi kedalam 4 gereja Paroki proses penyebaran agama Katolik Belitang
tersebut. Pembagian umat tentu saja misionaris sangat memperhatikan
berdasarkan jarak terdekat tempat tinggalnya. kebudayaan masyarakat. Pada umumnya para
misionaris yang bekerja bagi karya misi di
Saluran Penyebara Agama Katolik di Belitang terlebih dulu telah belajar dan dapat
Belitang berbicara menggunakan bahasa Jawa. Selain
Gereja Katolik sebagai lembaga tersebut dilakukan agar mempermudah bagi
ditengah masyarakat didalam penyebaran para misionaris untuk menjalin komunikasi
ajarannya berusaha menanamkan pengaruh dengan masyarakat Belitang dalam proses
bagi kehidupan rakyat (Bank, 1999:132). pewartaan Injil. Pada perkembangannya para
Pengaruh tersebut diwujudkan dalam karya misionaris justru menggunakan berbagai
misi pelayanan. Karya misi pelayanan kebudayaan Jawa sebagai saluran dalam
Katolik yang dikerjakan oleh para misionaris penyebaran misi Katolik.
diciptakan dengan tujuan supaya bermanfaat
bagi kehidupan masyarakat. Karya misi Kendala Kendala Yang Dihadapi Oleh
agama Katolik dapat dirasakan dalam bidang Misionaris dalam Penyebaran Agama
pendidikan, dan kesehatan. Ketika agama Katolik
Katolik masuk di Belitang, para misionaris Kendala yang berat harus diterima oleh
juga mengembangkan pendidikan di tengah para misionaris dalam proses penyebaran
masyarakat sebagai karya misinya. agama Katolik terjadi pada akhir tahun 1972.
Misionaris menyadari bahwa untuk Pada masa itu para transmigran harus
memperkenalkan agama Katolik pada menghadapi masa sulit karena terjadinya
masyarakat transmigran Jawa, baik dilakukan kemarau yang panjang. Sehingga banyak dari
dengan memperkenalkan pendidikan Katolik. para transmigran yang kelaparan dan terpaksa
Pendidikan yang berikan adalah pendidikan harus makan gandum karena tidak
formal maupun pendidikan informal. Hal tersediannya bahan makanan. Keadaan yang
tersebut dimaksudkan agar masyarakat lebih semacam ini mengakibatkan sekitar 400
memahami dengan baik tentang ajaran yang orang transmigran yang meninggal.
ditawarkan oleh agama Katolik (Sugita, Kenyataan itu mendorong umat Katolik untuk
1990:40). Selain dibidang pendidikan, para membantu para transmigran dengan
misionaris juga melakukan karya misi menyumbangkan bahan makan dan obat-
Katolik di bidang kesehatan untuk melayani obatan. Tetapi bantuan yang diberikan oleh
Perkembangan Agama Katolik, Veronika Yeni Astuti, Farida, Supriyanto 163

umat Katolik kepada para transmigran justru begitu banyak. Selama kurun waktu 30 tahun
mendatangkan respon negatif dari pemerintah jumlah umat Katolik mencapai 4.789. Selain
Kabupaten Ogan Komering Ulu. Pemerintah itu umat Katolik di belitang yang awalnya
menganggap bantuan yang diberikan tersebut dihimpun dalam satu Gereja Paroki Santa
disertai dengan ajakan untuk masuk agama Maria tak Bernoda mengalami pemekaran
Katolik. Itulah yang disebut kristenisasi. menjadi 4 gereja Paroki, yakni Paroki
Maka orang Katolik yang terlibat dalam Mojosari, Paroki Tegalsari, dan Paroki
menyalurkan bantuan kepada masyarakat Bangunsari.
transmigran, yakni Wahadi dan Bikir
Siswoyo, serta guru-guru agama ditangkap DAFTAR PUSTAKA
dan diperiksa oleh pihak pemerintah AB Yass, Marzuki.2004.”Metodelogi
Kabupaten Ogan Komering Ulu. Namun Sejarah dan Histografi”. Diklat:
setelah menghadapi proses peradilan maka Fakultas Keguruan dan Ilmu
terbukti bahwa pemberian bantuan dari umat Pendidikan Universitas Sriwijaya.
Katolik tersebut tidak disertai dengan ajakan Arnolus Ende Flores. 1974. “Sejarah Gereja
untuk masuk agama Katolik. Akibat dari Katolik Indonesia Jilid 1”. Jakarta :
masa-masa sulit ini maka terbentuklah sebuah Dokumentasi Penerangan Waligereja
Pansos Belitang (Pangan Sosial) yang Indonesia Taman Cut Mutiah 10.
didirikan oleh umat Katolik dengan tujuan Bank, Jan.1999.”Katolik di Masa Revolusi”.
untuk membantu perekonomian masyarakat Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana
Belitang dibidang pangan (Wawancara Indonesia.
dengan Ibu Roberta Suprihatin, 6 April Davis, dkk. 1984.”Saya Seorang
2015). Katolik”.Jakarta : Erlangga
Daliman. A. 2011. Metode Pernelitian
PENUTUP Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Perkembangan agama Katolik di Endrayanto, Sunu. 2009.”Kawanan Kecil Di
Belitang pada tahun 1950 dimulai dengan Sumatera Selatan 1848-1942. Jakarta :
diizinkannya para misionaris Katolik untuk Cahaya Pineleng
memperluas pos misi Katolik di dusun-dusun ______________. 2012.”Melintasi
yang ada di Belitang. Sehingga misionaris Gelombang, Gereja Katolik Di
berencana akan mendirikan pos misi Katolik Sumatera Selatan : Krisis dan
di wilayah Gumawang dan pos misi ini Pemulihan 1942:1952”. Yogyakarta :
direncanakan akan dijadikan sebagai pos misi Kanisius.
utama untuk wilayah Belitang. Hal itu Francis.2009.”Charitas Masa Lalu dan
dilakukannya karena ia menganggap Sekarang”.Palembang
Gumawang letaknya strategis, disamping Gereja Katolik Belitang, 1992.”Gereja
pusat pemerintahan juga berada di daerah ini. Katolik Belitang Edisi
Selama kurun waktu tahun 1950-1980, ada Percobaan”.(Belum diterbitkan).
tiga 4 misionaris yang mempunyai peranan Guritno Sri, Mujiraharjo Djoko.
besar bagi perkembangan agama Katolik di 1996/1997.”Perubahan Lingkungan
Belitang. Mereka adalah Pastor Dirk Borst, daerah Transmigrasi di Sumatera
Pastor Nelien, Pastor Bellemarkers, dan Selatan”. Jakarta : Proyek Pengkajian
Pastor Kolvenbag. Pastor Dirk Borst bekerja dan Pembinaan Kebudayaan Masa
bagi misi Katolik dari tahun 1950-1954. Dari Kini Direktorat Sejarah dan Nilai
tangan para misionaris yang bekerja bagi misi Tradisional Direktorat Jendral
Katolik, perkembangan jumlah umat yang
164 JURNAL CRIKSETRA, VOLUME 4, NOMOR 8, AGUSTUS 2015

Kebudayaan Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan
Heeren, H. J. Transmigrasi di Indonesia.
Jakarta: Gramedia, 1979.
Provinsial SCJ Palembang.2009.“Perintisan
Gereja Katolik di Sumatera Selatan”.
(Belum diterbitkan)
Siswoyo, Bikir. “Jejak Perjalanan 50 tahun
Gereja Katolik Gumawang”. (Belum
diterbitkan).
Sumaji, dkk. 2006. “In Omnibus Optimus 75
Tahun Yayasan Xaverius Palembang”.
Palembang : Yayasan Xaverius
Palembang.
Steenbrink, Karel. 2006.”Orang-Orang
Katolik di Indonesia”. Yogyakarta :
CV. Titian Galang Printika.

Anda mungkin juga menyukai