Anda di halaman 1dari 132

SPEKTRUM Edisi Khusus

KONGREGASI UNTUKIMAM

PETUNJUK UMUM

KATEKESE

Dzhm kcrjtzma dcngan

KOMISI KATEKETIK Kl!fl


Ditcrbitkan olch,

DEPARTEMEN DOKUMENTASI DAN PENERANGAN KWI


@
Juli 2000
PETUNJUK UMUM KATEKESE
DAFTAR SINGKATAN
PETUNJUKUMUM KATEKESE

Diteriemahkan oleh ' f#'ff 5iJtffi


Congrcgetion For Thc
RY FoR cArEcHEsts
Clcrgf
( t 99; - Lib'ai' Edin*
Vdi"nd - va'kan Ltj)

DAN PENERANCAN I(WI'


: DEPARTEMEN DOKIJMEINASI
Diterbitkan oleh It. Cut M.uri' lo')ak"
10340'

T.lo./Fd. : (o2l) 32t757


E-h.il : dokP'n l0 @ub'n'r''d

Tata-letak Er R Hartomi
: Ant As'rng S'tilwan' 'JR
Desain Cover

MtdiYuena Bogor
Pctcctekan SMK Grefrka
lsi di luer tanggungjawab
I
SINGKATAN-SINGKATAN KITAB S U CI

Perianiian Lama

K.j Kejadian Keb Kebijaksanaan


Kel Keluaran Salomo
Im Imamat Sir Yesus bin Sirakh
Bil Bilangan
UI Ulangan Yes Yesaya
Yos Yosua
Hak Hakim-Hakim Yer Yeremia
Rut Rut Rat Ratapan
lSam I Samuel Bar Barukh
2Sam II Samuel Yeh Yehezkiel
I Raj I Ra.ja-Raja Dan Daniel
2R4 II Ra.ia-Raja Hos Hosea
I Tlw I Tawarikh YI Yoel
TTaw II Tawarikh Am Amos
Ezr Ezra ob Obaja
Neh Nehemia Yun Yunus
Tob Tobit Mi Mikha
Ydt Yudit Nah Nahum
Est Ester Hab Habakuk
Avb Ayub Zef Zefanya
Mzm Mazmur H"g Hagai
Ams Amsal Za Z.akhzria
Pkh Pengkhotbah Mal Maleakhi
Kidung Agung
:'o
4 Singkatan Kitab Suci

II
Perjanjian Baru DOKUMEN-DOKUMEN MAGISTERJUM

Mat Matius Apottolicam Actaotitdtem, Dekrir Konsili Vatikan II


2Tes I Tesalonika tentang Kerasulan Kaum Awam ( I 8 Nopember 1965).
Mrk lTim. I Timotius AG Ad Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiaran
Gentes,
Markus
Luk 2Tim II Timorius Misioner Gereja (7 Desembcr 1965).
Lukas
Yoh
Tit Titus
Yohanes CA Centcsimus Annus, EnsiUik Pau Yohanes paulus lI (ll
Flm Filemon
Kis Kisah Para
Ibr
Mei t99l): AAS 83 (1991) hlm.793-867.
fusul Ibrani
Yak CD Chrittus Dominus, Dekrit Konsili Vatikan II tentang
Rm Yakobus
Roma Tirgas Pastoral Para Uskup dalam Gereja (28
lKor I Korintus
I Ptr I Petrus
2Pt II Petrus Oktober 1965).
2Kor IIKorinrus
I Yoh I Yohanes CCC Cdtcchitm of theAtholic Church, I{atehimus GerclaKatolih
Gal Galatia
2Yoh II Yohanes (l I Oktober l!92).
Ef Efesus
Flp Filipi
3Yoh III Yohanes CCL Orpw Cltistiarurum, tatin (lumhoh) 1953 dst.).
Seri bahasa
Yud Yudas ChL
Kol Kolose Chrhifdclct Laici, At)uran Aposrolik paus yohanes
V4ry Vahyu
lTLs I Tesalonika Paulus II Pasca-Sinode (30 Desember 1988): AAS 8l
(r 989) hlm. 393-521 .
COINCATI SIDANG INTERNASIONAL UNTUK KATEKESE,
I(atchcse Orang Deu.,asa dahm Komunita: Kristiazr, Libreria
Editrice Vaticana, 1990.
CSEL Corpus Scriptorum Eccleiasticorum Latinorunt (Vina
1866 dsr.).
CT Catechesi Ti.adendar,Aniuran Apostolik paus yohanes
Paulus II (16 Oktober 1979), hlm. t277-1340.
DCG (1971) KONGREGASI UNTUK KLERUS, Petunjuk Umum
untuk Katekese, Ad normam dzcr*i (ll April l97l): AAS
64 (1972). hlm. 97-t76.
DH Dignitatit Hutnanae, Pernyataan Konsili Vatikan II
tentang Kebebasan Beragama (7 Desember 1965).
DM Divcs in Misericordia, Ensiklik Paus Yrihanes paulus II
(30 Nopember 1980): AAS 72 (t980) hlm. tt77-1232.
DV Dei Wrbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II
tentang \7ahyu ilahi (18 Nopember 1965),
6 Dokumcn-dokumcnMagttcrium
Pctunjuk Umum K:tcttcc 7

ENChiTidiON MPD SINODE PARA USKUB pesan kepada


DS H. DENZINGER.A SCHONMETZER, Jemaat Allah,
Cum iam ad exitum tentang karekcie pada zaman kita
;;*rrir;. Dcfinitionum c' Dcclar,'ionum dc Rc bus (28 Oktobcr 1977) Typis polyglottis Vaticanis 1977.
iidri rt Mrru^.'Editio )CO(V, Roma 1973'
PAUS YOHANES NA Not*d Act4tc, pernyataan KONSILI VATIKAN II
EA Ecclcsia in Africa, Aniurat Apostolik rentang
p,CUiUS llhasc"-siiode (14 Scptember 1995): AAS 88 Hubungan Gcreja dengan Agama_Agama bukan
Kristcn, (28 Oktober 1965).
(1996) hlm. 5-82.
F,anoclii Nuntiandi, Aniuran Apostolik PAUS PAULUS
PB Pattor Bonu, Konstitusi Apostolik PAUS YOHANES
EN
ifp?r..-si*a. (18 Desembci 1975): AAs 58 (1976) PAULUS II (28luni 1988): AAS 80 (19S8) hlm. 841-930.

hln.5-76. PG Paoohgiac Cunus Comphnu, Stics Gracca ed.


JACeUES
PAULUS Il Il MIGNE, paris 1857 dst.
EV Euansclium l/iraa Ensiklik PAUS YOHANES
(25 fr.r.t 1995): AAS 87 (1995) hlm' 40r'522' PL Pa_tyhgtac Cursus Complctut, Complctus, Serics Latina,

Familia* Consortio, Anltran Apostolik PAUS


YOLI'ANES cd.JACeUES p MIGNE, paris l8i4 dsr.
FC
irauiUs II Pasca-Sinode (22 Nopembcr 1981): AAS
73 PO hdb*ontn Glrn, Dekrit KONSIU VATIKAN II rcnrang
(1981) hlm. 81-191'
, Pclayrnan dan Kehidupan para Imam (7 Dcsembcr 1965).

Fi,Li Dcoosinm, Konstitusi Apostolik PAUS YOHANES PP Populorum progrcssio, Ensiklik pAUS PAULUS VI (26
FD
I I I I 8'
i,quLud u tr r okober 1992): i\AS 86 (1994) hlm' l- Marct | 9 67), hlm. 257 - 299.

KONGREGASI UNTUK EVANGELISASI


BANGSA' RH Rcdtmptor Hominit, Ensi[ik PAUS YOHANES PAULUS
GCM
Dokumcn tenrang II (4 Marct 1979): AAS
BANGSA, T ntunan bagi Para Katchis' 7t (t979) htm. 257_324.
ori.nori i+rtrt, form-atif' dan promosional,bagi
para RCIA Riu of Chrittian Initionis of Adult (Ritus Inisiasi Kristcn
Katekis di daerah-daerah yang tcrgantung Pada l'onqr:qaj: untuk Orang Dewasa), Ordo Initiationis Chrfutianac
(3 Desember 1993)
ri,r[- t""rg.ti*.i
'1993.
B"ni'"'Btngt" Adulnrqm, Editio Typica, Typis polyglottis Vaticanis 1972.
Vatikan RM Rcdcnpnrt Mbsro, Ensi.klik pAUS YOHANES PAULUS II
Grauissinm Educationis, Pctnyataan
KONSILI VAIIKAN (7 Dcscmbcr 1990): AAS S3 (1991), hlm.249-340.
GE
II t.nt"ng P"ndidik n Kristen (28 Oktober 1965)' SC Saoonnctum Anciliam,lGnstitusi KONSILI VATIKAN
II
Gaudir* et Spa, Konstinrsi Pastoral KONSILI VAIIKAN II tcntrng Liturgi Suci (4 Dcsember 1963).
GS
,"**g C.*i, a"f"m Dunia Modcrn (7 Desember 1965) S\ IODE 1985 SINODE PARA USKUP (pertemuan istimewa
UNTUK 1985) La-
LC Libcrtitit Co,nscie*ia, Instrulai KONGREGASI poran Akhir Eccbsia sub ucrbo Dci mysteria Christi celzbmnt
,t N (22 Mer*198Q: AAS 79 O98n llm' 554' pru ulutc mundi (7 Desembcr l9g5), Vatikan 1985.
^1ffi
599.
ll
SCh Sotrcq Chrcticnnct, Collectio, paris 1946 dss.
YOHANES PAULUS SRS
LE Itborcm Exaccru, Ensiklik PAUS Solliciado Rci Socialis, Ensiklik pAUS YOHANES
i.p*.U.' 1981): AAS 73 (198r)blm 577'647 '
[a
'Lu-r) PALTLUS II (30 Desemhr 1987): AAS 80 (1983), hlm.
5r3_
LG Grrtiu-, Konstitusi Dogmatik -KONSILI 586.
1964)'
(21 Nopember
;AtlKAN lI tentang Gere)a TMA Tcrtio Millcnio Aducnicntc, Anjuran Apostolis pAUS
Ensiklik PAUS YOHANES )COll (15 YOHANES PAULUS II (10 Nopcmber 1S9S), A S Al
MM Marer et Masitta.
Mei l96r): ies:g ttlet) hlm 40r'464' (1995) hlm.5-41.
8 Dokumcn-dokumcnM.trs(.rium

UR (Jnitatit Rcdintcgrarla, Dekrit KONSILI VATIKAN II PENGANTAR


tentang Ekumenisme (21 Nopember 1964).
UUS [Jt (Jnum Siza Ensiklik PAUS YOHANES PAULUS II
(25 Mei 1995): AAS 87 (199r) hlm.92t-982' I KonsiliVatikan II mcnyatakan bahwa akan disusun scbuah ,.pcrunjuk
untuk pela.iaran katcketis Umat lGistiani". rKongrcgasi unruk Klcus,
VS Writath Spbndor, Ensiklik PAUS YOHANES PAULUS
dalam mclaksanakan keputusan konsilier ini, menyediakan sebuah
II (6 Agustus 1993): AAS 8t (1993), hlm.'tr)3 '1228'
ko,misi khusus para ahli, dan mcminta pelbagai nasihat para l\,tajelis
Vali Gercjadi scluruh dunia, yang membuar banyak-usulan dan
pemerhatian rentang hal ini. Tels yang telah disiapkan ditinjau kcmbali
oleh sebuah komisi teologis ad hoc dzn olch Kongrcgasi untuk Ajaran
lmen. Pennjrk Umum Katckctik secara definitif disetujui olch paus
Paulus VI prda tanggal l8 Marct l97l dan diresmikan pada tanggal
ll April 1971.
2. Periodc tiga puluh tahun antara pcnurupan Konsili Varikan II dan
jcnjang mcmasuki pintu millcnium kctiga ranpa ragu mcrupakan hal
yang paling mujur bagi orientasi dan pcningkatan ketckesc. Tahun-
tahun tcrscbut tclah mcn.jadi masa di mana semangat mcwartakan
Injil dari komunitas eklcsial asli yang dalam bebcrapa cara tcrrcnru
bangkir kcmbali. Masa itu juga dilihat scbagai suatu pimbaruan minar
akan pengajaran para Bapa Gcrcja dan memungkinlan kcmbali pada
katekumenar. Scjak tahun 1971, Pctunjuk Umum Katckctik iclah
mengarahkan Gcrcja-Gcrcja parrikular dalam pcmbaruan katckcsc
mcrcka dan bertindak scbagai titik refcrcnsi bagi isi dan pcdagogi,
juga metodologi.

Kursus katckctik selama pcriodc ini di mana-mana tclah diwarnai


oleh dcdil,.asi yang murah hati, prakarsa yang layak, dan hasil-hasil
yang posirifbegi pcndidikan dan penumbuhan iman anak-anak, kaum
muda, dan orang dcwasa. A.kan tctapi, pada saat yangsama, juga tcrjadi
krisis, kctidaktcparan doktrinal, p.ngarrh-p.rrg"ruh dari clnoiusi
budaya globd, dan pertanyaan-pcrtanyaan tentang Gcrc.ja yang bcrasal
dari luar bidang ketekcse yang scring m.-pe.-irkin rnu,un!".
3 Magisterium Gcrcja, selama tahun-tahun ini, tak pcrnah bcrhcnti
memberikan pcrhatian pastorelnya pada katckcsc. Banyak Uskup dan
Konpcrensi Para Uskup scluruh dunia tclah mcmbcrikan pcrhatiannya
yang luar biasa unruk katckcsc mclalui katckismus dan garis pcdoman
pastoral, dcngan memajukan pcmbinaan para imam dcngan
l0 Pctunjuk Umum Katckcse I I

mendorong penyelidikan kateketik. Usaha-usaha seperti ini telah Selama pengabdiannya sebagai Paus, Paus yohanes paulus II terus-
hasilnya dan memberikan banyak sumbangan bagi menerus mengusulkan suatu magisterium yang rerap renrang nilai
-.-p"rlih"tl"n kateketik yang sangar tinggi. Dari antara pembicaraannya,
"surar-
prakris k"tekese d"lam Gereia-Gereja Partikular. Rkus Inisiasi Kristen
unruh Orang Dewau, yang diterbitkan oleh Kongregasi untuk Ibadat surarnya, ajaran tertulisnya, tekanan khusus harus diberikan pada
Ilahi pada tanggal 6 Januari 1972, secara klusus telah menuniukkan kedua belas Ensiklik, dari Redemptor Hominis sampai pada []t [)nunt

kegunaannya untuk pembaruan katekese


.$ar. Ensiklik-ensiklik ini merupakan badan sintetis dari dokrnn
koheren yang berkaitan dengan pembaruan hidup gerejawi yang
Secara klusus harus juga disebutkan pelayanan Paus Paulus M, diinginkan oleh Konsili Vatikan II.
yang relah menggembalakan Gereia tidak lama setelah KonsiliVatikan Mclihat nilai kateketik yang khusus, di antara dokumcn-dokumen
il b.r"khir. Teniang beliau, Yohanes Paulus II berkata: " ' melalui pelayanan kepausan dari Paus Yohanes paulus II, yang berikur ini
sikap, khotbah, dan pen"fsirannya yang berwibawa tentang Konsili memiliki nilai penting Re"Lmptor Hominis (30 Nopcmber l9g0),
Vatik"n II Jip"nd"t gnya sebagai katekismus agung abad Dominum et Viuifcantem (18 Mei 1986), Redemptoris Missio (7
-y"ng
rnodern- dan melalui seluruh hidupnya, pendahulu saya yang Pantas Desember 1990); untuk yang terakhir, keabsahan permanen dari
dihormati, Paulus\4 membcrikan pelayanan terhadap katekese Gereja amanat misioner Gereja diteguhkan kembali.
2
dengan cara yang penuh teladan 6. Di lain pihak, Sidang Umum Sinode para Uskup, baik yang biasa
4. P.rri.n,.rng"n ,.rrong Pertemuan Umum Sinode Para Uskup Oktober maupun yang luar biasa, sungguh sangar penting bagi katekese.
1974 deng-an tema Evangelisasi dalam Dunia Dewasa ini, merupakan Berkaitan dengan ini harus disebur sinode-sinode pada iahun l9g0
tonggak sejarah yang menentukan bagi katekese' Propo-sisi yang dan 1987 yang berbicara tenrang rugas dan tanggung jawab keluarga
disusun oleh Sinode diserahkan kepada Paus Paulus VI, yang
dan panggilan kaum awam. Mengikuri karya sinLdc-sinode ini, pals
mengumumkan Aniuran Apostolik Euangelii Nuntiandi tanggal 8
Yohanes Paulus II mengumumkan secara resmi Himbiauan Apostolis
D.rJ-b., 1975 sesudah sinode. Di antara dokumen-dokumen Familiaris Consortio (22November l98l) d,at Cbrittifdelcs L'aici (30
lainnya, dokumen ini menyebut sebuah prinsip yang amat Penting' Desember 1987). Sinode Luar Biasa Para Uskup pada rahun l9g5
yrkni k"t.k.r. sebagai karya pemakluman Kabar Gembira dalam juga mempunyai nilaiyang menentukan bagi katekese masa kini dan
ionteks misi Gereja. Oleh karena itu, katekese hendaknya dipandang yang akan darang. Pada kesempatan itu, seraya meninjau kembali
sebagai salah satu perhatian dari amanat misioner Gereja untuk
zaman
penerapan KonsiliVarikan II dua puluh tahun yang silam, para Uskup
kita. dalam sinode mengusulkan kepada Bapa Suci iebuah Larekismus
Pertemuan Umum terakhir Sinode Para Uskup, yang universal bagiseluruh Gereja. Usulan iru diterima dengan senang hari
diselenggarakan oleh Paus Paulus VI pada bulan Oktober 1975' oleh PausYohanes Paulus IL Sesudah melalui proses kerja yang p"nj"ng

m.ng"jiLn k.p"daPara PartisiPan katekese sebagai tema analisis dan dan sulit, Kdtehismw Gereja Katolib disodorkan ol.L Konrriruri
,.fl"[riny". Sinod. ini melihat "dalam pembaruan kateketik suatu Apostolis Fidci Dcpositum kepada para Uskup dan Gereja-Gereja
karunia Lerharga dari Roh Kudus bagi Gereia dewasa inl
"' parrikular pada tanggal I I Oktober 1992.
tahun 1978, Yohanes -Paulus 7 Penerbitan Katekismus bersama dengan campur rangan Magisterium
5 Menerima wariln kateketik inipada Paus

II mengadakan orientasi-orientasi yang pertama untuk kat"\" ily yang telah disebutkan sebelumnya mengharuskan peninjauan kembali

Anjura-n Apostolik Catechesi Tiadendae pada tanggal 1.8 Oktobcr 1979' Pennjuh Umum Katebetih agar sarana teologis-pastoral yang bernilai
membentuk suatu kesatuan kohesif dengan Euangelii
enlrr"n irri ini sesuai dengan keadaan-keadaan dan keburuhan-kebutuhan baru.
Nurtiandi dan seluruhnya menemPatkan katekese dalam konteks Dalam pelayanan scluruh Gerejalah Takhta Suci berusaha menyusun
warisan inidan mengaturnya secara sisrematis supaya dapat digunakan
pemakluman Kabar Gembira.
untuk tujuan katekctik.
t2 Pengantar Penrnruk Umum liatckese l3

Pekerjaan mercvisi Petunjuh [Jmum Kdtchetih yang dilaksanakan konteks dari orang-orang yang mendapat pengarahan, pada hal-hal
oleh Kongregasi untuk Klerus, dipimpin oleh sekelompok Uskup dan yang timbul dari keadaan sosio-religius, dan secara khusus pada
para pakar teologi dan katekese. Dalam meninjau kembali Petunjuk soal inkulturasi;
Umum, isi dan inspirasi asli tetap dihormati. KonPerensi Para Uskup - Bagian Kelimag berfokus pada sentralitas Gereja partikular dan pada
dan beberapa ahli dimintai nasihat sebagai pusat dan institut utama tugas pokoknya untuk memajukan, mengarur, mengawasi, dan me-

kateketik. nyelenggarakan kegiatan-kegiatan kateketik; yang mempunyai arri


Dalam bentuknya yang sekarang ini, Petunjuh Umum untuh khusus ialah penjabaran peran-peran y"ng r.rurid.ngrn pala pe-
Kateheseberusaha. mencari keseimbangan antara dua tuntutan utama: laku yang rerlibar dalam karekese (tentu saja yang selalu berganrung

- di satu pihak, menempatkan katekese pemakluman Kabar Gembira atas para Gembala dari Gereja
Partikular) dan atas tuntutan_runruran
dalam konteks seperti yang digambarka n dalam Evangelii Nuntiandi; yang perlu untuk pembinaannya masing-masing:
di lain pihak, penyesuaian dari isi iman sebagaimana dipaparkan
* Penutup menganjurkan intensifikasi kegiatan kateketik pada masa
- kini dan ditutup dengan seruan iman dalam karya Roh Kudus dan
dalam Kate hismus Gereid Kdtolik.
daya guna sabda Allah yang disebarkan dalam cinta.
8 Petunjuh (Jmuru untuh Katehese, sambil tetap mempertahan-kan 9. Objek Petunjuk inijelas sama dengan yang dikejar oleh petunjuk tahun
,trrlktu d".". y"ng dibuat pada tahun 1971, dibagi sebagai berikut: 1971. Perunjuk ini bcrusaha memberikan prinsip-prinsip teologis-
- Pmgantar mengambil titik awalnya dari iman dan kepcrcayaan akan pastoral yang mendasar yang diambil dari Magisterium Gereja,
kek-uatan benih Injil, dan mengusulkan kebi)akan-kebijakan untuk khususnya prinsip-prinsip yang mengambil inspirasi dari Konsili
mena6irkan dan memahami kondisi manusiawi dan Gereja' Hal-hal
,
Vatikan II, yang sanggup mengarahkan dan mengatur kegiatan pastoral
ini bertujuan unruk membantu misi. dengan lebih baik dalam pelayanan sabda, dan dalam k"tekes....ara
- Bagian Pertaml memiliki tiga bab dan akar-akar katekese terutama konkret.e Tujuan dasar dari Petunjuk ini adalah (dan tetap)
dali Konstitusi Del Wrbam, yang menempatkannya dalam konteks memberikan reflcksi dan prinsip, daripada menentukan penerapan
pemakluman Kabar Gembira scbagaim ar,l- dilihar dalam &tangelii dan petun,juk-petunjuk praktis. Secara prinsipiil, metode
'Nuntiandi ini telah
dan Catechesi Tradendae, dan lebihJebih menganiurkan disesuaikan dengan pertimbangan agar kesalahan dan kekeliruan dalam
untuk memper)elas si6t katekese; materi karekese dapat dielakkan, sebagaimana juga kebenaran-
- Bagian Kedua5 berisi dua bab, yang penama di bawah iudul "Norma kebenaran dan nilai yang harus diteruskan, dimengerii dengan repar
dai Kriteria untuk Menyajikan Pesan Injil dalam Katekese", menyo- dari saluran keluarnya.to
dorkan secara seluruh isiyang berhubungan dengan bab sebelumnya
dipandang dari suatu perspektifyang baru dan diperkaya; bab kedua, Penerapan konkret dari prinsip-prinsip ini serta pewartaan
,"-"
sekali baru, bertujuan menyajikan Katehitmus Gcreja berdasarkan buku penunrun, petunjuk-petunjuk nasional, regional
y*g
'Kalolib
sebagti titik banding bagi penyaluran iman dalam dan keuskupan, katekismus dan cara-cara lain yang dianggap sesuai
katekese dan bagi persiapan katekismus pada tingkat lokal; bab ini
bagi peningkatan karekese yang berdaya guna r.ru.iu y"ng
"d"l"h
berkenaan dengan wewenang klusus dari pelbagai
juga menggarisbawahi prinsip-prinsip dasar yang harus digunakan Keuskupan.
dia- red"lsi k tekismus dalam Gereia-Gereja lokal dan partikular; 10. Jelas bahwa tidak semua bagian dari Perunjuk ini memiliki kepentingan
yang sama. Hal-hal yang berhubungan dengan pewahyuan IIahi, sifat
- Bagian Kctiff luga telah ditiniau kcmbali untuk merumuskan
katekese, kriteria yang mengarur pewartaan pesan Injil memiliki nilai
,niur-rnrur-p.n,ing sebuah pedagogi iman yang diinspirasikan oleh
ini penama-tama merupakan bagisemua. A[<an retapi, berkaitan dengan keadaan-keadaan sekarang
pedagogi ilahi; walaupun PertanFaan
masaiah teologis, itu juga melibatkan ilmu-ilmu manusia;
ini, mctodologi dan cara menyesuaikan katekese dengan pelbagai
kelompok usia yang berbeda serta konteks budaya, h"ru di-.r,g.rci
- Bagian kempaf berludul Mereha lang Menerima Ka*hese; dalam
lebih sebagai petunjuk atau pedoman.rl
Iirn'. bab yang singkat diberikan perhatian pada berbagaisituasidan
14 Pengrntar
Pcrunjuk Umum Krrckcsc lJ

. Buku Petunjuk pada dasarnya dialamatkan kepada para Uskup, Majelis


Catatan kaki Pensantar
I 1

Uskup, dan, secata umum, sesuai dengan wewenang mereka, bagi


r) cD 44.
mereka yang bertanggung iawab atas katekese. ]elaslah, petunjuk ini
akan bermanfaat dalam membina merekayang menyiaPkan diri untuk
2) cf 2.
3t cT 3,
tahbisan imamat, dalam melaniutkan Pembinaan Para imam, dan
4) Sesuai dengan Brgian II Petunjuk Umum untuk Katckcsc (PUK)
pembinaan para katekis.
5) Bagian III mcmpunyai rujuan-tujuan yang sama dengen PUK
Tujuan langsung dari Petunjuk ini ialah sebagai bantuan dalam 6) Sesuai dengan Begian [V PUK
susunan petuniuk-Petun.iuk kateketik dan katekismus. Pelbagai catatan 7) Sesuaidengen Bagian VPUK tahun 1971.li(alaupun beberapralaren pcntingdapar
dan referensi telah dimasukkan ke dalam Petunjuk ini, berdasarkan diusulkan:g:r scksi ini lebih baik mend:hu!.ri bagien tcntang pcdrgogi, namun
usulan dari para Uskup, yang tentu akan bermanfaat dalam menyusun katcna telah dibcrikan bcnruk baru dari Brgian III, lcbih disukai uotuk
bantuan-bantuan kateketik. mempcrtahrnkrn ururan ylng sama scpcrri yang rda d:lam tcks 1971. Ini
menggarisbawehi bahwe perherian bagi mcreka yrng mencrima katckcsc adrlah
12. Karena Petunjuk ini dimaksudkan untuk diPakai bagi Gereja suatu pertisipa.si dalam den konsckuensi dati pcdagogi ilehi yrng sama ini, yakni
Partikular, yang kebutuhan Pastoralnya dapat sangat berbeda-beda, Pcrcndahan DiriAllah dahm Sejarah Kcsclamatan (DV l3), pcnycsuaien diri-Nya
jelaslah bahwa hanya Perhatian-Perhatian umum dan mendesak yang dalam pcwahyuen kepeda kondisi manusiawi.
harus diperhitungkan. Hal ini juga benar mengenai bagian-bagian 8) Mengambil scmue unsurnya deri Paulus VI dalam PUK.
yang berhubungan dengan pengaturan katekese dalam pelbagai tingkat' 9) 8/[.PUK (1971), Pendahuluan.
Catatan yang wajar hendaknya dibuat sementara menggunakan t0) Bdk. ibidcn.
Petunjuk ini. Sebagaimana telah dicatat dalam Petun)uk tahun 1971, I l) Bdh. ibidcn.
apa yang tamPak tidak cukup dalam bidang-bidang di mana katekese
dan sumber-sumber kateketik telah mencaPai ukuran yang tinggi,
barangkali kelihatan berlebihan dalam bidang-bidang di mana katekese
belum mengalami Perkembangan yang demikian'
13. Diharapkan bahwa publikasi dokumen ini, kesaksian dari kecemasan
Takhta Suci akan pelayanan kateketik, dapat diterima dan dipelajari
dengan saksama dalam konteks kebutuhan pastoral setiap Gereja
P"rtiku["r. Hendaknya juga diharapkan agar dokumen ini dapat
memajukan studi di masa mendatang dan memperdalam riset agar
dapat menanggapi kebutuhan katekese dan Peraturan-Peraturan dan
petunjuk-petunjuk dari Magisterium Gereja.
Abhirnya, nudara+audara, berdoalah bagi hami, agarfrman Tuhan
beroleb himajuan dan dimuliahan' tam/l se?erti ldng telah nrjadi di
dnturd har u (27is i:1).
Dari Vatikan, l5 Asuslu' 1997
HARI RAYA SANTA PERA\(TAN MARIA DIANGKAT KE SURGA
+ DARIO CASTRILLON HoYoS
Uskup Agung Emcritus dari Bucamar:mga
Pro-Pcrfek
+ CRTSCENZIO SEPE
Uskup AgungTitulcr dari Crado
SeIrctaris
PENDAHULUAN

MEITARTAKAN INJIL DI DUNIA DE\TASA INI

"Deagarhh! Adahh watg pcadbw lzcluar xnnl mcnzbar Pala wn** ia


mnabut rbzgiax be h ia jairh di pinggir jalar, kh-dzutghh ktruag
dax mcmakatnla m2ai habb, *bagian janh di jahn yag bciban-bau,
Xang tidab bdilAL tunihria, hlu bnih in pn rgeta t abuh lanna
. tanahrya tiyit. Tttapi wudzh matahai tabit, hyhh ia dan mmjali Lering
lannc tidal bialar, *bagiar lagi janh di rmak dti, hlu makia baarhh
tmah i* daa mighimpitnld tatn?di mdti, schinga h tidah bc ult. Dan
rbagiat ja*h di tanah yng baih, ia nnbuh dcngan :ubamla dan bctbuah,
haibya ada yaag tiga pulab Lali lipat, ala yang cnan 2utuh kili lipat, adz
yng oat* kali li1ut" lMth a!-l) ,.
.
.i
.

14. Maksud dari Pendahuluan ini ialah merangsang dan menumbuhkan


, di dalam diri para gembala dan katekis suatu kesadaran yang lebih
besar akan kebutuhan untuk mempcrhatikan lahan tempat benih itu
ditaburkan, dan untuk melakukan hal itu dalam perspektifiman dan
belas kasih. Penafsiran tentang dunia dewasa ini yang akan disajikan
di sini jelas bergantung atas situasi historis yang berlaku.

"Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur"


(Mrk 4:3)
15. Perumpamaan seorang penabur yang keluar untuk menabur adalah
sumber inspirasi bagi pemakluman Kabar Gembira. Benih adalah
sabda Allah (Luk 8; I I ). Penabur adalah Yesus Kristus. Dua ribu tahun
yang lalu, Dia mewartakan Kabar Gembira di Palestina dan mcngutus
para murid untuk menabur Kabar Gembira di dunia. Sekarang, Yesus
Kristus, yang hadir dalam Gere)a melalui Roh Kudus, terus
menyebarkan sabda Bapa bahkan secara lebih luas lagi dalam ladang
dunia. Keadaan tanah tempat benih iru jatuh sangat berbeda. Kabar
gembira "jatuh di pinggir jalan' (Luk 4:4\,6ila tidak didengarkan
dengan sungguh-sungguh; jatuh di tanah yang berbatu-batu (Mrk
4:5) dan tidak berakar; dia .latuh "di tengah semak berduri" (Luk 4:2)
dan segera terhimpit oleh kecemasan dan maselah yang membcbani
hati manusia. A.kan tetapi, ada benih yang jatuh di tanah yang baik
(Mrk 4:8), yakni di antara pria dan wanira yang terbuka bagi hubungan
l8 Pendahuluan
Petuniuk Umum Kare[ese l9

pribadi dengan Tirhan dan yang solider dengan sesama mereka, dan Melalui katekese dalam mana tekanan yang seharusnya diberikan
menghasilkan buah yang berlimpah. Yesus, dalam perumpamaan pada ajaran sosialnya, Gereja6 ingin menggerakkan hati umat Kristiani
penabur, mewartakan Kabar Gembira, bahwa Kerajaan Allah sudah "akan alasan keadilan"T dan akan "pilihan unruk mendahulukau atau
dekat, meskipun ada kesulitan dengan tanah, tekanan-tekanan, mencintai kaum miskin",8 sehingga kehadirannya sungguh akan
pertentangan-pertentangan, serta kesukaran-kesukaran di dunia. Benih menjadi cahaya yang bersinar dan garam yang menyembuhkan.
Kabar Gembira menyuburkan seiarah umat manusia dan menjanjikan
scbuah panen yang melimpah. Yesus juga mengingatkan, bahwa hanya Hak asasi manusia
dalam hati yang rela dan terbukalah, firman A.llah bertumbuh. 18. Gereja, dalam analisisnya tentang tanah dunia, sungguh-sungguh
menyadari segala sesuatu yang mencederai marrabat pribadi manusia.
Melihat dunia dari sudut pandang iman. Dia sadar bahwa segala hak asasi manusiae berasal dari martabat ini,
objek tetap dari perhatian dan komitmen Kristiani. Karena alasan
16. Gereja melanjutkan tugas menabur Kabar Gembira dalam ladang
ini, Gereja melihat jauh melampaui "gejala-ge.jala sosial ekonomis"
Allah. Umat liristiani, yang hidup dalam situasi yang bermacam-
belakar0 untuk merangkul segala faktor budaya dan religius. Yang
macam, melihat dunia dengan pandangan yang sama, yang digunakan
menjadi perhatian Gereja ialah perkembangan utuh pribadi manusia
Yesus ketika Dia melihat masyarakat pada zaman-Nya. Murid Yesus
dan segenap bangsa.'r Gereja memandang dengan gembira, bahwa
Kristus secara mendalam membagikan "kegembiraan-kegembiraan dan
"suatu kecenderungan yang menguntungkan sedang bertumbuh dan
harapan-harapan, kesedihan dan kecemasan manusia zaman ini."'
meresapi bangsa-bangsa dunia, yang membuat mereka semakin sadar
Yesus memandang sejarah umat manusia dan mengambil bagian di
dalamnya, bukan hanya dari sudut pandangan nalar, melainkan juga
, akan martabat setiap individu."r2 Kesadaran ini terungkap dalam
usahanya yang keras untuk menghormati hak asasi manusia dan akan
dari sudut iman. Dalam cahaya iman, dunia, yang dahulu "diciptakan
penolakannya yang definitif terhadap segala pelanggarannya. Hak
dan dipelihara dalam cinta Pencipta, dan yang telah dibebaskan dari
untuk hidup, pekerjaan, pendidikan, dan pembangunan keluarga,
perhambaan dosa oleh lGistus, yang disalibkan dan bangkit."'? Orang
partisipasi dalam hidup bersama, dan kebebasan beragama, dervasa
llristen tahu bahwa setiap peristiwa manusiawi-sesungguhnya dalam
ini semakin dituntut daripada sebelumnya.
segala realita- ditandai oleh kegiatan kreatifAllah yang menyampai-
19. Alan tetapi, di banyak tempat, )elaslah bahwa hak asasi manusia
kan kebaikan kepada segenap ciptaan/kekuasaan dosa yang membatasi
dilanggar,tr yang jelas bertentangan dengan marrabar pribadi manusia
dan menebalkan manusia; dan dinamisme yang keluar dari
yang layak. Pelanggaran-pelanggaran itu menjadi subur dalam bentuk-
Kebangkitan IGistus, benih yang memperbarui orang bcriman adalah
bentuk kemiskinan yang melampaui tingkat material: yakni
harapan akan suatu "pemenuhan" yang pasti.' Memandang dunia
kemiskinan kultural dan religius yang mencemaskan Gereja.
ranpa memasuklan tiga elemen ini tidak dapat disebut Kristiani. Oleh
Pembatasan dan pengekangan terhadap hak asasi manusia
karena itu, pentinglah sebuah katekese yang sanggup mulai membawa
memiskinkan pribadi manusia dan seluruh umat manusia, sekurang-
para katekumen dan mereka yang menerima katekese ke dalam suatu
kurangnya sama, atau bila tidak, mclebihi kekurangan material itu
"bacaan teologis atas persoalan-persoalan dunia modern".{
sendiri.ra Kegiatan Gereja mewartakan Kabar Gembira dalam bidang
hak asasi manusia yang luas ini, adalah tugasnya yang tak dapat
I.ADANGADALAH DUNI,A disangkal, tugas untuk mcngungkapkan bahwa martabat sctiap pribadi
manusia tidak boleh dilanggar. Dalam arri tertentu, itu merupakan
17. Gereja, Ibunda umat manusia di atas segala-galanya, dengan kesedihan tugas dan tanggung jawab Gereja yang utama dan yang mcnyatukan.
mendalam, melihat "sejumlah besar pria dan wanita, anak-anak, orang Gereja dan kaum awam dipanggil untuk menjadi satu keluarga bcsar
dewasa dan kaum tua, dan manusia yang unik, mengalami umat manusia".rt
kemalangan".s
20 Pendatruluan Petuniuk Umum Karckcsc 2l

Budaya dan kebudayaan-kebudayaan memamerkan suatu pandangan hidup yang tidak menghormati
perbedaan budaya dari bangsa-bangsa yang mereka tuju.
20. Si penabur tahu bahwa benih itu jatuh di tanah yang khusus dan
Oleh karena itu, dengan inkulturasi, pemakluman Kabar Gembira
harus menyerap segala unsur yang perlu agar dapat menghasilkan
menemukan satu dari tantangan-tantangannya yang paling besar.
buah.16 Dia juga tahu, bahwa beberapa dari unsur-unsur ini dapat
Dalam terang Injil, Gcreja harus menyesuaikan segala nilai positif
menentukan bertumbuhnya benih dan panenannya.
dari budaya dan kebudayaan-kebudayaan2o dan menolak unsur-unsur
Konstitusi Gaudium r, S/er menggarisbawahi pentingnya ilmu yang merintangi perkembangan sejati dari pribadi-pribadi dan bangsa-
pengetahuan dan teknologi demi lahir dan berkembangnya budaya bangsa.
modern. Cara berpikir dan bertindak ilmiah, yang berasal dari
padanya, secara mendalam "membentuk budaya dan cara berpikir",rz Faktor- faktor religius dan moral
yang membawa akibat-akibat manusiawi dan religius. Manusia modern
22. Diantara unsur-unsuryang membentuk warisan budaya suatu bangsa,
sungguh dipengaruhi oleh metode ilmiah dan eksperimental.
faktor-faktor moral dan religius menjadi perharian khusus si penabur.
Namun, dewasa ini bertumbuh pula kesadaran bahwa mentalitas
Dalam budaya kontemporer bertumbuhlah secara rerap suaru
demikian tidak dapat menjelaskan segala sesuatu. Kaum ilmuwan
ketidakpedulian religius: "AIan tetapi, banyak dari antara orang-orang
sendiri mengakui bahwa kekerasan metode eksperimental harus
kitayang sezaman, tidak menerima, atau bahkan secara terang-terangan
dilengkapi dengan metode pengenalan, bila orang ingin memperoleh
menolak, hubungan yang vital dan mesra manusia dengan Allah."2r
suatu pengertian yang mendalam tentang manusia, Teori kebahasaan,
misalnya, menunjukkan bahwa pemikiran simbolis menghasilkan Ateisme, yang dimengerti sebagai penolakan akan Allah, "harus
suatu pendekatan terhadap misteri pribadi manusia yang sebenarnya dipandang sebagai problem yang paling berat dari zaman kita
akan tetap tak terjangkau dalam bentuk lain. Sebuah rasionalisme sekarang",22 Sementara ateisme bisa mengambil banyak rupa, dervasa
yang tidak membagi-bagi manusia tetapi yang mengintegrasikan ' ini dia muncul di bawah selubung sekularisme, yang tcrbentuk dalam
dimensi afektifnya dan memberikan arti yang lebih penuh pada suatu pandangan yang otonom tentang manusia dan dunia," yang
kehidupannya, sangat diperlukan. terlalu banyak mcmberikan penjelasan renrang dirinya sendiri, ranpa
21. Bersama dengan "bentuk budaya yang lebih universal ini"rt bertum- suatu refercnsi apapun pada Allah".r3 Dalam bidang yang khusus
buhlah suatu kerinduan untuk menghargai kembali budaya aurokton. religius, ada tanda-tanda "kembali ke dunia sakral",2a suaru kedahagaan
Pertanyaan yang diajukan oleh KonsiliVatikan II tetap berlaku: 'Apa baru akan realitas transenden dan ilahi. Dengan suatu cara yang lebih
yang harus dilakukan untuk mcncegah pertukaran yang semakin komprehensif dan vital, dunia dewasa ini mengakui "minat yang
bertumbuh antarbudaya (yang seharusnya membawa kepada dialog diperbarui akan riset religius".2t Tentu saja fenomen ini bukan tanpa
yang tulus dan berbuah di antara kelompok dan bangsa-bangsa) agar ambiguitas".26 Bertumbuhluasnya sekte-sekte dan gerakan-gerakan
tidak mengganggu kehidupan komunitas, yang membuang kebijak- agama baru dan hidupnya kembali "fundamentalisme"2T adalah faktor-
sanaan tradisional dan membahayakan warisan budaya setiap bangsa."re faktor dari perhatian serius Gereja dan menuntut analisis yang saksama.
23. Situasi moral dewasa ini sejalan dengan situasi rcligius. Ada suatu
Di banyak tempat ada suatu kesadaran yang tajam bahwa budaya- pengaburan yang.ielas atas kebenaran ontologis tcntang pribadi
budaya tradisional diserang oleh kekuatan-kekuatan asing yang
manusia ini terjadi seolah-olah penolakan akan Allah
dominan dan oleh peniruan-peniruan gaya hidup yang dibawa dari -hal
dimaksudkan sebagai keruntuhan batin aspirasi manusia.':8 Dibanyak
luar, yang mengakibatkan bahwa iati diri dan nilai-nilai yang layak
tempat, hal ini mendorong bangkitnya suatu "relativisme ctis yang
bagi bangsa-bangsa secara perlahan hancur.
menghilangkan setiap referensi moralyang pasti dari kehidupan sosial
Diakui juga pengaruh-pengaruh yang merajalela dari media dan politik'.'?e Evangelisasi menemukan dalam bidang moral-religius
komunikasi, yang demi kepentingan ideologis dan ekonomis, sering
sebuah bidang kegiatan yang istimewa dalam lingkup moral dan
22 Pcndahulurn Pctuniuk Umum Kerckese 2l

religius. Tirgas utama Gereja ialah mewartakan Allah dan menjadi Gereja. Ada juga "orang-orang sederhana"ra yang mengungkapl..an diri,
saksi-Nya di dunia, memperkenalkan wajah Allah yang benar dan kali dengan perasaan religius yang tulus, dan "devosi populcr"rs
rencana keselamatan-Nya yang penuh cinta bagimanusia, sebagaimana -scring
yang berakar dalam. Mereka memiliki semacam iman, "namun hanya
telah diwahyukan dalam diri Yesus Kristus. Untuk menyiapkan saksi- sedikit mengetahui prinsip-prinsip fundamentalnya".,6 Di samping
saksi yang demikian, pentinglah bagi Gereja untuk mengembangkan itu, ada sejumlah orang Kristen, meskipun bcrpendidikan tinggi,
sebuah katekese yang sungguh religius, yang memperdalam Pertemuan namun pembentukan religiusnya hanya seringkat pada apa yang
manusia dengan Allah dan menempa kesatuan yang tetap dengan Dia. diterima mereka pada masa kanak-kanak. Mereka ini juga harus
meninjau kembali dan mengembangkan iman mereka' dari suatu
GEREJA DALAM DUNI-A sudut pandangan yang berbeda".37
26. Ada juga sejumlah orang Kristen yang dipermandikan yang, sambil
Imal umat Kristiani ingin membina dialog dengan pelbagai kebudayaan, penganur aBama
dan keyakinan lain, atau karena sikap diam sebagai bagian mereka
24. Pan murid Yesus tersebar di dunia bagai ragi, namun, sePerti Pada
untuk tinggal di dalam masyarakar sezaman sebagai orang bcriman,
setiap zaman, mereka bukanlah kebal terhadap pengaruh-pengaruh
gagal memberikan kesaksian eksplisit dan berani dalam hidup mercka
keadaan manusia. Oleh karena itu, pentinglah menyelidiki situasi tentang imannya akan Yesus Kristus. Situasi-siruasi konkret iman
aktual iman umat liristiani. Pembaruan kateketik, yang dikembangkan
Kristiani ini mendesak si penabur un-tuii mingimba ngkan sratu
dalam Gereja beberapa puluh tahun terakhir ini, rerus menghasilkan eudngelisasi baru,18 tetistimewa dalam pada Gereja-Gere)a dcngan
buah yang menggembirakan. Katekese b-agi anak-anak, kaum muda, tradisi Kristen yang sudah bertahan lama di mana "sekularisme" telah
dan orang dewasa telah gelnbangkiekan satu srodel umat lcistiani banyak menyerang jiwa-jiwa. Dalam konreks evangelisasi baru ini,
yang sadar akan imannya dan berbuat sesuai dengan iman dalam pemakluman misioner dan katekise, adalah suaru prioritas yang jclas,
hidupnya. Dalam diri umat IGistiani demikian, telah diberi dorongan teristimewa bagi kaum muda dan orang dewasa.
semangar unruk karekese ini:
- sebuah pengalaman vital dan baru akan Allah sebagai Bapa yang
Kehidupan internal komunitas Gereja
berbelas kasih;
- sebuah penemuan kembali Yesuq Kristus secara lebih mendalam, 27. Pentinglah juga memikirkan hidup komunitas Gereja itu sendiri, yakni
bukan hanya sebagai Allah melainkan juga sebagai manusia; kualitasnya yang terdalam. Pertama-tama, haruslah dilihat bagaimana
sebuah kesadaran akan ikut benanggung jawab dalam segala bidang KonsiliVatikan II telah diterima dalam Gereja, dan bagaimana konsili
-
dalam misi Cereja di dunia; ini telah menghasilkan buah. Dokumen-dokumen konsilier tidak
meningkatnya kesadaran yang berkaitan dengan kewajiban-kewajib- tinggal sebagai huruf-huruf yang mati: pengaruh-pcngaruhnya diakui
-
an iman di bidang sosial. luas. Empat konstitusi (Sarosanctum Concilium, Lumen Gentium, Dci
25. Akzn tetapi, dalam me mPertimbangkan situasi religius dewasa ini, Vrbum dan Gaudium er Spey' sungguh-sungguh telah memperkaya
Gereia juga harus mempcrhitungkan sejauh mana umat l(ristiani telah Gereja. Kenyataannya:
dijamah oleh iklim sekularisme dan relativisme etik?"rr Sebuah kategori - hidup liturgis lebih dimengerti scbagai sumbcr dan puncakhidup
pertama1ang menuntut penyelidikan ialah "tentang mereka yang telah Gercja;
dipermandikan tetapi hidup terPisah sama sekali dari Kristianitas"'!'z - Umat Allah telah memperoleh suatu pcngetahuan yang lebih hidup
Hal ini dalam kenyataannya membentuk sekelompok "orang-orang tcntang "imamat umum"3e yang berakar pada Permandian, dan
Kristen non-praktikan",3' walaupun dalam banyak hati manusia, serentak menemukan kembali lebih.jauh panggilan universal kepada
perasaan keagamaan belum lenyap sama sekali. Membangunkan ini kedudukan serra pemahaman yang lebih hidup tentang pelayanan
kembali kepada iman merupakan suatu tantangan yang nyata bagi cinta kasih timbal balik;
24 Pendahuluan P*uniuk Umum Karckcsc 25

- komunitas eklesial telah memperoleh pengenian yang lebih hidup harus memilikisebuah gaya katekumenal, sebagai bagian integral,
tentang firman Allah. Kitab Suci misalnya, dibaca, dirasakan, dan daripada hanya semata sebagai informasi; gaya ini harus dilak-
direnungkan secara lebih intensiC sanakan sebagaisarana untuk membangun pertobatan yang sejari;al
- misi Gereja di dunia dipahami secara baru: berdasarkan pembaruan - sesuai dengan apa yang telah dikatakan, berhubungan dengan
batin, KonsiliVatikan II telah membuka umat Katolik akan runru(- peranan yang semakin meluas dalam katekese orang dervasa,al
an evangelisasi sepenting seperti dialog dengan dunia, yaitu pada program-program kateketik dari banyak Gereja partikular perlu
perkembangan manusiawi, kebudayaan dan agama yang berbeda mendapat perhatian yang istimewa. Pandangan ini tampak sebagai
serta usaha yang mendesak demi kesatuan umat Krisriani. suatu prioritas dalam perencanaan pastoral banyak keuskupan, dan
28. Harus diakui pula, bahwa di tengah-tengah kekayaan ini terjadi juga juga memainkan peranan yang utama dalam kelompok-kelompok
"kesulitan untuk menerima Konsili".a0 Walaupun ada eklesiologi yang dan gerakan-gerakan eklesial;
konprehensif dan mendalam, rasa memiliki Gereja telah melemah - tanpa ragu, dengan pengarahan Magisterium dikembangkan
dan telah sering diperhatikan "bahwa cinta terhadap Gereja pemikiran kateketik, yang pada zaman kita, telah banyak mendapat
berkurang".ar Gereja sering dipandang dalam satu dimensi, yakni kualitas dan kedalaman yang besar. Dalam arti ini, banyak Cereja
hanya sebagai institusi serta kehilangan misterinya. Dalam keadaan lokal telah siap dan rela membuat program pastoral yang sesuai
tertentu, dmbul sikap tertentu yang cenderung melawan pena6iran dan tepat.
dan penerapan dari pembaruan yang diupayakan dalam Gereja oleh 30. Adalah penting untuk menyelidiki dengan perhatian khusus pada
Konsili Vatikan II. Ideologi sikap demikian telah menuntun pada masalah-masalah tertentu untuk menentukan dan mencari
pemisahan-pemisahan yang merusak kesaksian akan komunio yang pemecahannya:
tak terpisahkan dari evangelisasi. Kegiatan Gereja mewartakan Kabar - Yang pertama berkaitan dengan pemahaman katekese sebagai
Gembira, termasuk katekese, harus lebih mengarah lagi kepada sebuah sekolah iman, sebagai inisiasi dan praksis dalam seluruh
kesatuan eklesial yang kokoh. Untuk mencapai maksud ini, adalah kehidupan Kristiani yang belum dipahami seluruhnya oleh para
mendesak untuk mema)ukan dan mengembangkan serta katekis;
memperdalam sebuah eklesiologi yang autentik tentang komunio,{2 - Sehubungan dcngan pengarahan dasar dari katekese, kegiatan
agar membangkitkan dalam diri umat Kristiani sebuah spiritualitas , kateketik biasanya masih diisi dengan ide tentang "Vahyu":
yang dalam. bagaimanapun, pandangan konsili tentang "Tradisi" kurang ber-
pengaruh sebagai suatu inspirasi bagi katekese: dalam kebanyakan
Situasi katekese: daya hidup dan kesulitan-kesulitan katekese, scsungguhnya referensi pada Kitab Suci begitu eksklusif,
dan tidak discrtai rc6rensiyang cukup atas pengalaman dan refleksi
29. Dalam beberapa tahun belakangan ini, daya hidup katekese telah
Gereja yang panjang,{' Fang diperolehnya dalam sejarah perja-
dibuktikan dengan banyak aspek yang positif, antara lain beberapa
lanannya selama dua ribu tahun. Sifat eklesial dari katekese, dalam
hal berikut ini perlu disoroti:
hal ini, tampak kurang jelas; antar-hubungan Kitab Suci, Tradisi,
- banyak imam, rohaniwan, dan awam yang membaktikan diri dan Magisterium, "masing-masing menurut caranya sendiri"a6
dengan antusias bagi katekese, yang adalah satu dari kegiatan-
belum secara berimbang memperkaya suatu penyampaian katekctik
kegiatan gereja yang penting;
tentang iman;
- karakter misioner dari katekese dewasa ini dan kesanggupannya
untuk menjaga dan memelihara kesetiaan iman dari pihak - Sehubungan dengan objek katekese, yang senantiasa mencari
komunio dengan Yesus Kristus, haruslah sampai pada suatu
katekumen dan mereka yang menerima katekese di sebuah dunia
penyajian yang lebih berimbang dari seluruh kebenaran tentang
di mana harus digarisbawahi suatu rasa religius yang menyuram;
misteri Kristus. Sering, tekanan hanya diberikan pada kema-
dalam dinamika ini, ada kesadaran yang rajam bahwa katekese
nusiaan-Nya tanpa referensi eksplisit pada keallahan-Nya; di lain
26 Pendahuluen Pctuniuk Umum Kerckcsc 27

tempat, lebih kurang pada zaman ini, tekanan begitu eksklusif tidak memadai. Sering, katekese hanya kurang memberikan
diletakkan pada keallahan-Nya sehingga realitas dari misteri perhatian dan tidak konsisten pada rugas perurusan.
SabdaYang Menjadi Manusia tidak tampak lagilT
Pelbagai masalah muncul sehubungan dengan isi katekese: ada MENABUR INJIL
semacam hchotongan doktrinal berkaitan dengan kebenaran tentang
Allah dan manusia; tentang dosa dan rahmat dan tentang 31. Setelah menyelidiki tanah, Sang Penabur mengutus para pekerjanya
eskatologi; ada kebutuhan akan pcmbinaan moral yang lebih untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia dan memberikan mereka
kokoh; penyajian sejarah Gereja tidak memadai; aiaran sosial Gereja kekuatan Roh-Nya. Pada saat yang sama, Dia menunjukkan kepada
kurang mendapat tempat; di beberapa daerah berkembang biaklah mereka cara untuk membaca randa-randa zaman dan minra dari
katekismus dan teks-teks, hasil prakarsa perseorangan yang tekanan mereka persiapan khusus yang perlu untuk menjalankan tugas
dan kecenderungan-kecenderungan selektifnya demikian berbeda menabur.
sehingga merusak titik temu yang pcrlu bagi kesatuan iman;48
"sccara intrinsik, katekese berhubungan dengan setiaP Perbuatan Bagaimana membaca tanda-tanda zaman
lirurgis dan sakramental."a' Akan terapi, sering praksis katekese
membuktikan bahwa ada garis penghubung yang lemah dan 32. Suara Roh, yang telah disampaikan Yesus, atas nama Bapa kepada para
terpecah-pecah dengan liturgi; perhatian yang terbatas akan simbol- murid-Nya, "bcrgema dalam setiap peristiwa sejarah".52 Di balik data
simbol liturgi, jarangnya Penggunaan ritus-ritus liturgi, kursus- situasidewasa iniyang berubah-ubah dan &lam motifyang dalam untuk
kursus liturgi dengan sedikit atau tanpa hubungan dengan tahun mewartakan Injil, perlulah untuk menemukan kembali "apa yang dapat
liturgi, penyingkiran perayaan-Perayaan liturgis dalam program- menjadi tanda-tanda yang asli dari kehadiran atau maksud Allah".tl
program kateketik; Bagaimanapun, analisis demikian harus selalu dilakukan dalam
Sehubung"n dengan pedagogi, setelah sekian lama ditekankan cahaya iman. Dengan membuka diri bagi ilmu pengetahuan
secara berlebihan nilai metode dan teknik yang dipromosikan oleh manusiawi,t4 Fang senantiasa perlu, Gereja berusaha menemukan
beberapa orang, masih iuga belum diberikan perhatian yang cukup kembali arti dari situasi dewasa inidalam perspektifsejarah keselamat-
bagi tuntutan-tuntutan dan keaslian Pedagogi yang sesuai dengan an. Penilaiannya atas realita selalu merupakan suaru diagnosis dari
iman. Masih tetap mudah untuk iatuh ke dalam dualisme "isi- kebutuhan akan rugas perutusan.
metode" yang berakibat pada menekankan yang satu dan
mengurangi yang lain; sehubungan dengan dimensi pedagogis, Beberapa tantangan bagi katekese
belum selalu dilaksanakan suatu pembedaan teologis;t0
Sehubungan dcngan perbedaan antara kebudayaan-kebudayaan 33. Untuk mengungkapkan daya hidup dan agar berdaya guna, katekese
dalam pclayanah iman, sulitlah untuk mengetahui bagaimana dewasa ini harus menjalani ranangan-tantangan dan pengarahan-
mcnyampaikan Injil dalam cakrawala budaya dari orang-orang yang pengarahan ini:
menerima Pewartaan, dengan cara yang demikian sehingga dapat - Di atas segala-galanya, katekese harus menghadirkan dirinya sebagai
pelayan yang sahih bagi evangelisasi Gereja dengan sebuah tekanan
diterima sebagai Berita Gembira bagi hidup manusia dan
pada karakter misioner;
masyarakat,tr
Pembinaan bagi kerasulan dan misi adalah tanggung jawab dasar - Katekese harus tertuju pada mereka yang telah dan terus meniadi
penerimanya yang istimewa: anak-anak, kaum remaja, kaum muda,
katekese. Namun, sementara ada kepekaan baru akan pembinaan
dan orang dewasa;
kaum awam untuk kesaksian hidup Kristen, untuk dialog antar-
agama, dan untuk kewajiban-kewaiiban mereka di dunia, pen- - Berdasarkan pa& contoh katekese dalam era Bapa-bapa Gereja, per-
lulah membentuk kepribadian dari kaum beriman dan olch karena
didikan bagi kegia tan misioner ad genres masih tampak lemah dan
28 Pend:hulLran l-" Peruoiuk Uhuln K.rckcs. 29

itu katekese hendaknya menjadi sekolah pedagogi Kristen yang Catatan kaki Pendahuluan
tepat dan benar.
Katekese harus mewartakan miste ri-misteri mendasar Kristianitas, l) GS l.
sambil mema.jukan pengalaman hidup riniter dalam Kristus 2) GS 2.
sebagai pusat hidup iman;
3) GS 2.
Karekese harus memikirkan sebagai rugas utamanya memper-
4) sRs 3r.
siapkan dan membina pala katekis dalam kekayaan iman yang
5) SRS l3b; //*. En 30.
dalam.
6) Bdh. cT 29.
7\ SRS 41,6/1. Dokumcn-dokumcn Sinodc Para Uskup 1971, Il "kadihndiDunia"
(30 Novcmber l97ll,lll, "Pcrjuangan dlni Kcadihn": AAS 43 (1971), hlm, 935.
937 t d,zn LC 77 .
8) SRS 41. ,/1. ChL 42;TMA 5lr CCC 2444-2448.
9) a/*. YOHANES XXIll. Paccm in ??','6 Ensiklik (l I April 1963), 9-27 AAS 55
(1963), hlm. 261-270. Di sini ditunjukkan bagi Gcreja hal-hal yang lebih
fundamcntal tcntang hak asasi menusia. Dalam nomor 28-34 (AAS 55 (1963)
hlm.27O-273) ditunjuk prinsip "hak-hak asasi manusia'. Karekese harus mem-
pcrhatikan kedua perspcktif ini.
t0) B/*, SRS I5A,
I l) Bdk. PP 14; CA 29.
t2) ChL 5; bdk. SRS 26b;VS 3lc.
l3) Bdt. ChL5a. Sinodc Luer Biasa tahun 1985, II, D, I.
t4\ 8/1. SRS I Je; CCC 2444; CA 57b.
t5) chl 37. Bdk. cA 47.
l6) AG 22a.
t7) GS 5.
l8) GS t4.
l9) GS 56c.
20) B/1. EN 20; CT 53.
2t\ cs I l.
22\
23) EN 55; bdh. LC 4l drn GS 19.
24) Sinode, II, A i,
25) chL 4.
26) RM 38.
Bdh.
27\ CA29 dan 46c.
28) Bdh. GS 36. YOHANES PAULUS II, dalam ensisklik Dominum ct uiaifcanum
(18 Mei 1986), n.38: AAS 78 (1986), hlm. 851-852, juga menetapkan hubung:n
ini: "ldeologi 'kematian Tirhan' dengan mudah memperlihatkan bahwa dalem
akibarnya prda tingkat "rcotitis dan prakris" adalah ideologi 'kematiln menusir.
30 crtatan Kak

29) YS lol; bdl. EY 19,20.


30) CT 3; bdk. MPD 4.
3t) TMA 36b; GS l9c.
32) EN 52. B/k. CT 19 dan 42.
33\ EN
34) EN '6.
35) EN '2.
48; bd|. Cf 54; ChL 34b; Sinodc, ILA.4; DCG (1971), 6.
EN 52.
36)
BAGI,AN I
37) BdL. EN 52; C-f 44.
38) ChL 34 b; 33d. IGTEKESE DAIAM MISI
39) LG IO.
40) Sinodc, 1985, I, 3. EVANGELISASI GEREJA
4r) Ibid.
42) KONGREGASI T NTUK AJARAN IMAN, Surar, Communionh notio (28 M.i
1992), n.l, AAS 8J (1993), hln. 838; bdl.'fMA 36c.
43) Bdl. c'f t9h.
44) BdL. Cf 4).
45) B&. Cr 27b.
46) DV lOc.
47) BdL. Cf 29b.
48) Bdb. c-f 30.
49) cT 23.
i0) Bdt. c'f 58.
il) EN 63.
52) FC 4h; b/1. ChLle.
53) GS I l; 6/1. GS 4.
54\ Bdlc. GS 62; FC 5.
?*4vf r,vn<-l1t't jc 1a1.t

KATEKESE DAIAM
MISI EVANGELISASI GEREJA

"Pcrgilah hc schrub dunia, bcritahanlah Injil kcpada scgah aalhlul"


(Mrh t6:15).
"Karaa itu ?crgihh, jdd,ihanl4h t.mr.4 kthgtd nuidKu dat bapthhh
Rob

" (Kb 1:8):

Perintah misioner Yesus


34. Yesus Kristus, sesudah kebangkitan-Nya, bersama dengan Bapa, meng-
utus Roh Kudus agar Dia dari dalam dapat menyelesaikan karya kese-
lamatan dan agar Dia dapat menyemangati murid-murid-Nya untuk
t; melanjutkan tugas perutusan ke seluruh dunia.

Yesus IGistus adalah pewarta Kabar Gembira yang pertama dan yang
terutama. Dia mewanakan KeraiaanAllah,r sebagai campur rangan yang
mendesak dan definitifdari Allah dalam sejarah, dan merumuskan pewar-
taan inisebagai "Injil",yaitu,BeriraGembira. Unruk Injil ini, Yesus mem-
baktikan seluruh hidup-Nya di dunia; Dia memperkenalkan kegembiraan
karena memiliki Kerajaan,2 tuntutan-tuntutannye, magna cana-nya,3
misteri-misteri yang dirangkulnya,a hidup kasih persaudaraan dari mereka
yang masuk ke da.lamnla,t dan pemenuhannya di masa yang akan darang.6

Arti dan tujuan Bagian Pertama


35. Bagian pertama bertujuan merumuskan sifat katekese yang sebenarnya.
Bab pertama, berkaitan dengan teologi, mengingat secara singkat konsep
, Wahyu sebagaimana disusun dalam Konstitusi Dogmatis Dei W*um.
Dengan cara yang khas, dia menentukan bagaimana pelayanan sabda
harus dipahami. Ko nsep-konsep sabdz Alkh, Kerujaan Alkh, dan Tkdisi,
dalam konstitusi dogmatis ini, adalah mendasar bagi arti katckese.
Bersama dengan ini, konsep evangelisasi adalah suatu hal yang tidak
bisa dilepaskan dari katekese. Dinamika yang sama dipaparkan dengan
kepastian yang baru dan dalam di dalam Anjuran Apostolis Euangclii
Nuntiandi.
34 Katckac Dalam Misi Evangclisai ccrcja

Bab kedua menempatkan katekese dalam konteks evangelisasi dan


BAB I
menghubungkannya dengan bentuk-bentuk lain dari pelayanan sabda
Allah. Berkat hubungan ini, orang dapat dengan lebih mudah
menemukan karakter kat€k€se yang sebenarnya.
\TAHYU DAN PEI.IYAM PAIANNYA
Bab ketiga menyajikan sebuah analisa yang lebih langsung rentang
MELALUI EVANGELISASI
katekesc itu sendiri, "si6t eklesialnya, komunio sebagai tujuannyayang
mengikat dengan Yesus Kristus, tugas-tugasnya dan ide-ide ''"1iryt ihh Alkb di;,bi2a Tihan tiu Yart lGbtts yry daht*.Ktit* ahh
katekumenal yang memberikannya inspirasi. mcngantniakan lcpada Lita rgah bc*at nhani di dahm wrya -.. *lab Ia
Istilah katekese telah mengalami evolusi scmantik selama duapuluh uhh mmlaukan rahafu kknfuA-N1a Lcpada hita, rsuai dtrgan rcncana
abad sejarah Gereja. Dalam petunjuk ini, konsep katekese mendapat hocbaa-Nxa, ji:iin'iiati'locliiri yig dai iiauh telah ditetap[an-N1a
inspirasi dari dokumen-dokumen Magisterium sesudah konsili, ' 'di dalan Kirt i'nbdini'?.ttin?dn Lcgexapan uuku inul icmpetla*lat
' di ddlarn kirtuttr.bagdi ki;ab qala *uaw,..bail yag & *ryt a*pt
terutama dzri Euangelii Nuntiandi, Catechesi Tradendae, dan yng di buni' (Ef l:3-10)
Rcdemptois Missio.
Konsep katekese yang dimiliki seseorang mengandaikan sungguh-
Pewahyuan rencana penyelenggaraan Allah
sungguh pcmilihan dan p€nataan dari isi-isinya (dalam bidang
pengetahuan, pengalaman, dan sikap), menyamakan mereka yang 36. "Allah yang menciptakan dan memelihara scgala sesuatu dcngan Sabda-
mcnerima katckesc, dan mcrumuskan pedagogi yang harus digunakan Nya, memperscmbahkan bagi manusia suatu penyataan Diri-Nya yang
dalam memenuhi tujuan-tujuannya. tetap abadi melalui makhluk cipraan-Nya".r Manusia, yang dari kodrat
dan panggilannya sanggup mengenal A.llah, bila dia mcndengarkan
pesan-pesan dari penciptaannya ini, sanggup sampai pada keyakinan
tertentu akan eksistcnsi Allah, sebagai akibat dan tujuan segala sesuatu,
dan sebagi Pribadi yang sanggup mewehyul..an Diri-N1a kepa& manusia.

Dei Wrbum melukiskan $7ahyu sebagai tindal.,an Allah yang me-


wahyukan diri-Nya secara pribadi kepada manusia. Allah sungguh
menyatakan Diri sebagai seorang yang rindu mengungkapkan Diri,
dengan menjadikan manusia sebagai seorang pengambil bagian dalam
kodrat ilahi-Nya.2 Dengan cara ini Allah memenuhi rencana cinta-Nya.
"Menyenangkrn Allah, dalam kcbaikan drn kebijaksanaan-Nya, mewahyukan
diri-Nya dan mempc*enalkan misteri kchendak-Nya (kepada manusia) ... untuk
mcngundang dan menctima mereka ke dalam persatuan dengan diri-Nye'.r

37. "Rencana Penyelenggaraan"{ Bapa, secara sempurna diwahyukan


dalam Yesus Kristus, dilalaanakan oleh kekuatan Roh Kudus. Hal ini
, mencakup:
- \fahyu Allah, tentang "kebenaran-Nya yang paling dalam,'
"rahasia"-Nya,6 tentang panggilan dan martabat pribadi manusia;7
- anugerah keselamatan kepada segala manusia, sebagai suaru hadiah
kasih karunia dan belas kasih Allah,8 yang mencakup kemerdekaan
dari yang jahat, dosa, dan maut;e
Petuniuk Umum Karckese 37
36 8AB I ',)0ahpr Dan Pcnyampaiannya Melalui Evangelhasi

panggilan definitif untuk mempersatukan anak-anakyang tercerai Yesus Kristus: Pengantara dan Kepenuhan Vahyrr
-
berai sebagai keluarga Allah, jadi, mewujudkan kesatuan 40. Allah mewahyukan Diri tahap demi tahap kepada manusia, melalui
persaudaraan di antara umat manusia.l0 para nabi dan peristiwa-peristiwa keselamatan, sampai Dia menyem-
purnakan pewahyuan diri-Nya dengan mengutus Putra-Nya sendiri:It
rW'ahyu: perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan "Yesus Kristus \7ahyu yang penuh dan sempurna, melakr.rkrn hal ini
dcngan kehadiran dan penyataan Diri-dengan perkataan dan perbuatan,
38. Allah, dalam keagungan-Nya, menggunakan suatu "pedagogi"rr untuk tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat, retapi rerurama dengan *afat dan ke-
mewahyukan diri kepada manusia: Dia menggunakan peristiwa dan bangkiran-Nya yang mulia dari anrara orang mati, dan akhirnva dengan
kata-kata manusia untuk menyampaikan rencana'Nya; Dia melaku- mengutus Roh kebenaran."r6

kannya tahap demi tahap,r'?agar lebih dekat kepada manusia. Sesung- Yesus Kristus bukan hanya yang terbesar dari anrara para nabi, melain-
guhnya, Allah berkarya dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga kan Putra Allah yang kekal, yang menjadi manusia. Oleh karena iru,
manusia sampai pada pengenalan akan rencana keselamatan-Nya Dia adalah peristiwa terakhir, yang menuju kepada titik temu dari segala
melalui peristiwa-peristiwa sejarah keselamatan serta sabda-sabda yang peristiwa sejarah keselamatan.rT Dia sesungguhnya, "Sabda Bapa yang
diinspirasikan oleh Allah yang menyertai dan menjelaskan peristiwa- tunggal, sempurna, dan tak terkalahkan."r8
peristiwa itu. 41. Pelayanan sabda harus selalu memberikan tempat penring bagi
"Tata pewahyuan itu terlaksana melalui perbuatan dan perkataan karakteristik yang mengagumkan ini, yang sesuai dengan kemurahan
yang amat erat terjalin, sehingga, \,(/ahyu: Putra Allah masuk ke dalam sejarah umat manusia, mengambil
karya-karya yang dilaksanakan oleh Allah dalam sejarah hidup dan kematian manusia, melaksanakan perjanjian yang baru dan
- definitif antara Allah dan manusia. Adalah tugas katckese untuk
keselamatan memperlihatkan dan meneguhkan ajaran serta
kenyataan-kenyataan yang diungkapkan dengan kata-kata, menunjukkan siapa Yesus Kristus itu, hidup dan pelayanan-Nya, dan
kata-kata menyiarkan karya-karya dan menerangkan rahasia menghadirkan iman Kristiani untuk mengikuti pribadi-Nya.'' Oleh
- karena itu, katekese harus selalu dan tetap berdasar pada Injil, yang
yang terkandung di dalamnYa."r'
adalah "jantung semua Kitab Suci, karena Kitab Suci adalah sumber
39. fuga, Evangelisasi yang menyamPaikan Vahyu kepada dunia, utama bagi hidup dan ajaran Sabda yang menjelma, yakni Penyelamat
dilaksanakan dalam perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan kiti'.2o Kenyataan bahwa Yesus Kristus adalah kepenuhan Wahyu
Evangelisasi adalah serentak kesaksian dan Per,vartaan, perkataan dan merupakan dasar bagi katekese yang "berpusat pada Kristus":rr misteri
sakramen, ajaran dan tugas. Pada bagiannya, katekese menyampaikan Kristus, dalam pesan yang diwahyukan, bukanlah unsur lain yang
\Wahyu; dia diwajibkan memak-
kata-kata dan perbuatan-perbuatan ada disamping unsur-unsur lain, hal ini merupakan pusat dari mana
lumkan dan menceriterakannya, dan pada saat yang sama, memperjelas semua unsur lain dibentuk dan ditcrangi.
\Wahyu adalah
misteri yang dikandungnya. Di samping itu, karena
suatu sumbet cahaya bagi manusia, katekese tidak hanya mengenang Penyampaian Wahyu oleh Gereja, karya Roh Kudus
kembali karya-karya Allah yang mengagumkan yang diker)akan-Nya
pada masa lampau, melainkan iuga, dalam terang $0ahyu yang sama, 42. Vahyu Allah, yang berpuncak pada Yesus Kristus, ditu)ukan bagi
L"t.k.r" m.n"frirkan tanda-tanda zaman dan hidup manusia sekarang seluruh umat manusia: "Dia (Allah) ingin agar semua manusia
ini, karena dalam hal'hal inilah rencanaAllah bagi keselamatan dunia diselamatkan dan mengenal kebenaran' (t Tim 2:4).']r Berkat keinginan
diwujudkan.ra
, untuk menyelamatkan seluruh umat manusia, Allah telah
memerintahkan agar'Wahyu itu, yang harus tetap utuh, disampaikan
kepada seluruh bangsa dan keturunan.
38 BA! I \{rehyu Dan Pcnyempai:nnya Mchlui Evangelisci Pctunjuk Umum K:tckoc !9

43. Untuk mcmcnuhi rencanaAllah ini, Ycsus Kristus mendirikan Gcrcja, Perintah misioncr Ycsus untuk mcwartakan Bcrita Gcmbira
yang dibangun atas para rasul. Dia mcmberikan kepada mereka Roh memiliki pelbagaiaspck, yang scmuanya bcrhubungan erat satu dcngan
Kudus dari Bapa dan mengutus mercka untuk memaklumkan Injil yang lain: "mcmaklumkan", (Mrk l6: l5) "mcngajar dan mcnjadihan
kc seluruh dunia. Para Rasul, dcngan kata-kata, perbuatan-perbuatan murid",tt'iaoli hh.dleti+ahi-Ka,''2 "mcmplmandihan",3J, " buathh ini
dan tulisan-tulisan, telah melakukan tugasnya dengan setia.23 scbagai lcnangan aLan Aku" (Luk 22:19), 'saling mcngasihi" (Yoh
l5:22). Mcmaklumkan, memberi kcsaksian, mcngaiac sakramcn-
Tradisi Apostolik ini diabadikan dalam Gcrcja melalui Gereja
sakramen, kasih akan sesama: segala aspek ini adalah sarana-sarana
scndiri. Seluruh Gereja, para gcmbala dan umat beriman, bcrtanggung
jawab memclihara dan meneruskan. Injil dipelihara seluruhnya dan untuk mcncruskan Injil yang satu. Sarana-sarana ini membcntuk
unsur-unsur cvangclisasi itu sendiri.
seutuhnya dalam Gereja: murid Yesus Kristus tanpa hentimcmandang
Unsur-unsur ini dcmikian pcn(ing, sehingga sering, ada kccen-
dan merenungkannya; mereka mcnghayatinya dalam hidup schari-
dcrungan untuk mcnyamakan mcrcka dcngan perbuatan cvangclisasi.
harimereka; mereka mewartakannya dalam kegiatan misioner mereka.
Akan tctapi, "dcfinisi yang demikian tidak dapat diterima bagi realitas
Gereja yang menghayati Iniil senantiasa menghasilkan buah dcngan
yang komplela, kaya, dan dinamis yang dinamakan cvangclisasi."!
perantaraan Roh Kudus. Roh Kudus membuat Gereja bcrtumbuh
Ada risiko mcngurangi atau bahkan mcmutarbalikkannya. Scbaliknya,
senantiasa dalam pengertiannya rcn.ang Injil, mendorongnya dan
evangclisasi, harus mcngembangkan "toralitas"" dan sccara lcngkap
menopang rugasnya mcmaklumkan Injil di setiap sudut dunia.2{
mcmasukkan bipolaritasnyayang intrinsik: kcsaksian dan pcwarraan,3u
44. Pemcliharaan secara utuh atas Vahyu, sabda Allah yang tcrkandung
sabda dan saknmcn,tT perubahan batin dan pcrubahan sosial.36 Mcrcka
dalam Tradisi dan Kitab Suci, scrta penyampaiinnya yang tcrus-
yang mcmaklumkan Berita Gembira mcmiliki "visi global"" atas
menerus, dijamin autensitasnya. Magistcrium Gereja, ditopang oleh I
evangclisasi &n mcnlamakan diri dengan misi Gcrcia lang mcnycluruh.€
Roh Kudus, dan dikaruniakan dengan "karunia kebenaran yang
pasti",2t mclaksanakan fungsi "menafsirkan sabda Allah secara
Proses ewangclisasi
autentik".26
45. Gerela, "sakramen keselamatan universal", lahir dari Roh Kudus, 47 . Gereja, seraya tctap mcngandung di dalam dirinya kcpcnuhan sarana
melalui Evangelisasi, mencruskan Vahy'u; dia memaklumkan Berita keselamatan, scnantiasa bckcrja "rahap dcmi tahap".ar Dckrit Konsili
Gembira rcncana kcselamatan Bapa, dan dalam sakramcn-sakramcn Ad Gcntcs menielasken dengan baik dinamika proscs cvangclisasi
memberikan karunia-karunia ilahi. "kesaksian Kristiani, dialog, dan kchadiran dalam kasih (ll-12),
pemakluman Injildan panggilan mcnuju pcrtobatan (13), katckumenat
Manusia harus taat dalam iman kepada A.llah yang mewahyukan Diri
dan inisiasi Kristcn (14), pendidikan komunitas-komunitas Kristiani
agar dia melckat pada "Injil rahmat Allah" (Kis 20:24) dengan pcr-
melaluidan dcngan pcrantaraan sekramcn-sakrame n dan para pclayan-
setujuan penuh dari budi dan kehcndaknya. Dituntun oleh iman, ,'
nya (1518).41 Inilah dinamika yanB mcmbcntuk dan membangun
bersaranakan karuni'a Roh Kudus, manusia berhasil merenungkan dan
Gereja.
bergembira dalam Allah kasih, yang mewahyukan kekayaan kemuliaan-
Nya dalam Kristus.2T
48. Olch karcna i , sesuai dengan ini, evangelisasi harus dipandang scbagi
proses dengan mana Gereja, yang digerakkan oleh Roh Kudus, mcmak-
lumkan dan mcnycbarkan Injil ke seluruh dunia. Evangclisasi"
Evangelisasi2s
- didorong oleh cinta hasih, yang mcnyuburkan dan mcngubah
46. Gcrcja "hidup untuk mewartakan Injil",2' yaitu "membawa Bcrita seluruh tata duniawi, mcnycsuaikan dan mempcrbarui scglla
Gembira kepada segala suku bangsa schingga dengan kekuatannya, kebudayaan;43
Berita Gembira itu dapat masuk kc dalam hati manusia dan , - mcmbawa kcsabianaa tcntang cara bcada dan hidup baru yng
memperbarui bangsa".r mcnjali ciri kbas umat Krittiani di antd t ?drd bdngtd;
40 BAB I \fahrr Dan Penlampaiannyr Mclalui Evangclissi Peruniuk Umum lGtck*c 4l

- menaklunhan Injil secara ehqlisit, melalui "pemakluman hal ini selalu menuniuk pada karya-karya yang telah dan masih terus
pe rtama",4' panggilan menuju pertobatan;a6 dilaksanakan oleh Allah kepada manusia, teristimewa dalam liturgi;
- memprakarsai dalam iman dan hidup Kristiani, melalui pada kesaksian orang Kristen, pada perbuatan-perbuatan yang
"katekese"aT dan "sakramen inisiasi Kristen",a8 mereka yang ber- transformatif yang diperoleh orang-orang Kristen ini, bersama dengan
robat kepada Yesus Kristus atau mereka yang mengambil kembali begitu banyak orang yang berkehendak baik, di seluruh dunia. Kara-
jalan mengikuti Dia, memasukkan kedua-duanya ke dalam kata manusia dari Gereja ini adalah sarana yang digunakan oleh Roh
komunitas Kristiani;ae Kudus untuk mclanjutkn dialog dengan umat manusia. Roh Kudus,
- terus-menerus memupuk karunia "komunio',0 amarumat beriman sesungguhnya adalah pelaku utama pelayanan sabda, yang melalui-
melalui sarana pendidikan yang berkelanjutan dalam iman (homili- Nya,'tuara Injil yang hidup bergema dalam Gereja dan melalui
homili dan bentuk-bentuk katekese lain) sakramen-sakramen dan Gereja di se luruh dunia'."
-
praksis cinta kasih; Pelayanan sabda dilaksanakan dengan "bentuk-bentuk yang berbe-
- terus-menetus membangkitkan misi,st dengan mengutus para da."t' Gereja, sejak zaman para rasul,t'dalam kerinduannya untuk
murid lGistus untuk memaklumkan Injil, dengan kata dan per- mempersembahkan sabda Allah dengan cara yang paling tepat, telah
buatan di seluruh dunia. melaksanakan pelayanan inidalam pelbagai cara.6' Akan tetapi, semua

49. Oleh karena itu, proses evangelisasit2 dibangun berdasarkan tahap- ini melaksanakan fungsi-fungsi esensial dan fundamental dari pela-
tahap atau "momen-momen esensial":t3 kegiatan misioner yang yanan sabda itu sendiri.
ditujukan kepada orang yang tidak beriman dan mereka yang hidup
dalam kctidakpcdulian religius; kegiatan kateketik awal bagi mcreka Fungsi-fungsi dan bentuk-bentuk pelayanan sabda
yang memilih Iniil dan bagi mereka yang harus menyelesaikan atau 51. Berikut ini adalah fungsi-fungsi utama pclayanan sabdar
membentuk inisiasi mcreka; kegiatan pastoral yang diarahkan bagi Dihumpulhan dan dipangil hepadt iman
umat Kristcn yang beriman matang dalam pangkuan komuniras
-
Fungsi ini merupakan ungkapan yang paling langsung dari
Gereja.t{ Momen-momen ini, tidak hanya sekali saja, bisa diulang, perintah mis io ner'.Yesus. Fungsi ini diwujudkan melalui
bila perlu, bila memberikan gizi evangelis yang seimbang bagi "pemakluman pertami', yang ditujukan bagi orang-orang yang
pertumbuhan rohani dari setiap pribadi dalam seluruh komunitas. tidak beriman; mcrcka yang memilih untuk tidak percaya, orang-
i
L
orang Kristen yang hidup pada batas-batas hidup Kristiani, mereka
Pelayanan sabda dalam evangelisasi yang memeluk agama-agama lain.62 Kebangkitan religius anak-anak
dari keluarga-keluarga Kristiani, juga merupakan bentuk yang
50. Pelayanan sabdat'adalah unsur evangelisasi yang fundamental. I

ampuh dari fungsi ini.


Kehadiran Kristianitas di antara kelompok-kelompok yang berbeda
dan kesaksiannya yang hidup harus dijelaskan dan dibenarkan dengan
I
- Inkiasi
Mereka yang digerakkan oleh rahmat untuk memilih
pemakluman eksplisit tentang Yesus Kristus Tuhan. "Tidak ada
mengikuti Yesus "diperkenalkan dengan hidup iman, liturgi, dan
evangelisasi yang benar, kalau nama, a.jaran, dan hidup, janji-janji,
cinta kasih Umat Allah."6l Pada dasarnya, Gere)a mencapai fungsi
Kerajaan dan misteri Yesus dari Nazaret, Putra Allah, tidak
ini melalui katekese, dalam hubungan yang erat dengan sakramen-
diwartakan".56 Mereka yang sudah menjadi murid-murid Yesus Kristus
juga harus disuburkan dengan sabda Allah agar mereka dapat sakramen inisiasi, apakah sakramen-sakrame n ini akan atau sudah
diterima. Bentuk-bentuk yang penting mencakup: katekese bagi
bertumbuh dalam hidup Kristiani mereka.tT
orang-orang dewasa yang belum dipermandikan dalam
Pelayanan sabda, dalam konteks evangelisasi, meneruskan Wahyu, katekumenat, katekese orang-orang dervasa yang sudah
melalui Gereja, dengan menggunakan kata-kata manusia. AIan tetapi, dipermandikan yang ingin kcmbali pada iman, atau katckcse bagi
,
42 BAB I w:hyu Dan Penyampaiannya Melalui Evangcls*i Pctuniuk Umum Krrckcsc 43

mereka yang ingin menyelesaikan inisiasi mereka; katekese bagi bersama dcngan bentuk-bentuk yang mengawalinya, scring harus
anak-anak dan kaum muda, yang dari dirinya sendiri mempunyai menghentikan tugas-tugas misi. Homiliyang sama, yang bergantung
karakter inisiasi. Pendidikan Kristen dalam keluarga dan pelajaran pada keadaan, dapat mengambil bentuk baik fungsi. pertemuan
agama di sekolah-sekolah juga memiliki fungsi mengawali. maupun inisiasi mcnyeluruh.

- Pendidihan irnan tettts-menerw


Di banyak daerah, hal ini disebut.juga "katekese tetap".a Pertobatan dan iman
Katekese ini ditujukan bagiorang-orang Kristen yang sudah diper-
53. Dalam mcwartakan Berita Gembira kepada dunia, cvangclisasi mcng-
kenalkan dengan unsur-unsur dasar iman Kristen, tetapi yang ajak orang pada pertobatan dan iman.6e Panggilan Yesus, "Bertobatlah
masih harus memupuk dan memperdalam iman mereka sepanjang dan percayalah kepada Injil", (Mrk 1:15) tetap bergema dewasa ini
hidup. Fungsi ini dilaksanakan melalui banyak bentuk: sistematis berkat karya evangclisasi Gereja. Di atas segala-galanya, iman Kristiani
atau kadang-kadang, individual atau komunal, diatur atau adalah berbalik kepadaYesus lGistus,To kesetiaan penuh dan tulus pada
spontan."6t pribadi-Nya dan keputusan untuk mengikuti jejak-Nya.7' Iman adalah
- Fungsi liurgis l
I
pertemuan pribadi dengan Yesus Kristus yang mcnjadikan seseorang
Pelayanan sabda juga mempunyai fungsi liturgis karena, murid-Nya. Hal ini menuntut komitmen terus-menerus untuk
bila diwu.judkan dalam konteks suatu tindakan sakral, maka itu berpikir seperti Dia, mcnilai seperti Dia, dan hidup sebagaimana Dia
merupakan bagian utuh dari tindakan tersebut.66 Pelayanan sabda r telah hidup.7'? Dengan cara ini, seorang beriman menyatukan diri
li
dapar menggunakan bentuk yang berbeda-beda, namun di antara dengan komunitas para murid dan pantas bagi iman Gereja.Tl
semua itu, yang paling penting adalah homili. Bentuk-bentuk lain 54. "Yd' kepada Yesus Kristus ini, yang adalah kepenuhan Vahyu Bapa
dalam konteks [iturgis termasuk perayaan sabda dan pelajaran yang bersudut dua: pcnyerahan penuh kepasrahan kepada AIIah dan
diterima selama upacara sekramen-sakramen. Di lain pihak, harus pcrsetujuan penuh cinta akan segala sesuatu yang tclah diwahyukan
disebut pula persiapan langsung bagi penerimaan sakramen- kepada kita. Hal ini hanya mungkin karena karya Roh Kudus.'o
sakramen yang berbeda, perayaan sakramental dan yang terpenting "Dcngan iman, manusia mcnycrahkan scluruh dirinya kcpada Alhh, srmbil
partisipasi umat beriman dalam Ekaristi, sebagaisarana pendidikan menundukkrn scpenuhnya budi dan kchcndaknya kcpade Alleh yeog mcwehyt-
kan diri, dan dcngrn rcla m<nyetujui \7ahyu yeng dibcrikrn olch-Nyr"."
iman yang pertama.
- Fungsi Tbohgis "Oleh karena itu percaya memiliki referensi ganda: kepada pribadi
Fungsi ini berusaha mengembangkan pengertian iman dan dan kepada kebenaran; kepada kebenaran dengan percaya kepada
harus ditempatkan dalam dinamika "fides quaerens intellectum", pribadi yang membawa kesaksian tentang kebcnaran."76
yakni, iman yang berusaha mengerti.6T Untuk memenuhi fungsi 55. Iman mcncakup suatu perubahan hidtp, suaru metanora,T yakni suatu
ttl ini, teologi harus menghadapi bentuk-benruk pemikiran filosofis, p;frtrhAriTuai diii h"ti y"ng mendilam; iman membuat seor".,g
pelbagai bentuk humanisme dan ilmu pengetahuan manusiawi, beriman menghayati pertobatan itir.Ts Perubahan hidup ini menya-
dan berdialog dengan mereka. Hal ini diungkapkan apabila: takan diri dalam segala tingkat hidup lGistiani: dalam hidup batinnya
"perlakuan sistematik dan penyelidikan ilmiah dari kebenaran- yang penuh pujian dan penerimaan akan kchendak ilahi, dalam
kebenaran tentang iman'68 ditingkatkan. tindakannya, partisipasi dalam perutusan Gereja, dalam hidup per-
52. Bentuk-bentuk yang penting dari pelayanan Sabda adalah: pemak- kawinan &n keluarga; dalam pekerjaan; dalam memenuhitanggungiawab
luman peftama atau khotbah misioner, katekese sebelum dan sesudah ekonomi dan sosial.
permandian, bentuk-bentuk liturgis dan teologis. Demi alasan-alasan Iman dan pertobatan munculdari "hati", yakni, muncul darikeda-
partoral, sering terjadi, bahwa bentuk-bentuk penting dari pelayanan laman pribadi manusia dan melibatkan seluruh keberadaannya. Melalui
sabda harus mengambil lebih dari satu fungsi. Katekese, misalnya, perjumpaan dengan Yesus Kristus dan melalui kesetiaan kcpada-Nya,
44 BAB I Vahyt Dan Penyampaiannya Melalui Evangelis*i I'ctuniuk Umum Kerckcsc 45

manusia melihat segala kerinduan dan cita-citanya yang rerdalam, yang b)Pertobatan, Mome n minat yang penama akan Injil menuntur
telah dipenuhi secara sempurna. Dia menemukan apa yang selalu suatu periode pencarian'3 untuk diubah menjadi suatu pilihan
dicarinya dan mendapatkannya dengan berlimpah.Te Iman menanggapi yang teguh. Pilihan akan iman harus dipandang sebagai pilihan
"penantian" itu,8o sering tanpa sadar dan selalu rerbatas dalam yang matang. Pencarian demikian, yang dibimbing oleh Roh
pengetahuan dan kebenaran tentang Allah, tentang manusia sendiri, Kudus dan oleh pemakluman Klygm4 menyiapkan jalan bagi
dan tentang tujuan yang menantinya. Iman iru bagaikan air jernihtr pertobatan yang tentu saja "masih awal",e4 namun mcmbawa
yang menyegarkan perialanan manusia, yang mengembara mencari kesetiaan kcpada Kristus dan kehendak untuk mengikuti ,iejak-
rumahnya. Iman adalah anugerah dariAllah. Iman hanya bisa dilahir- I Nya. "Pilihan mendasar" ini merupakan basis seluruh hidup
kan dalam kemesraan hati manusia sebagai buah dari "rahmat yang I
Kristen murid Tuhan.et
menggerakkan dan membantunyi',82 dan sebagai suatu tanggaPan I
c)Pengahuan iman. Metyerahkan diri kepada Yesus Kristus
bebas terhadap dorongan Roh Kudus yang menggerakkan hati dan
membangkitkan dalam diri orang beriman suatu kerinduan
mengarahkannya kepada Allah, dan yang "mempermudahnya untuk
untuk mengenal-Nya lebih dalam dan untuk menjadi sama
menerima dan percaya akan kebenaran".83 Perawan Maria menghayati
i dengan Dia. Katekese mulai mcmbawa mereka ke dalam
dimensi-dimensi iman ini dengan cara yang paling sempurna. Gereja,
pengenalan akan iman dan praksis hidup Kristiani, dan oleh
"dalam diri Maria menghormati pelalaanaan iman yang paling murni."8a I
karena itu memajukan perjalanan rohani yang menghasilkan
I' "suatu pcrubahan progresifdalam pandangan dan moral".'6 Ini
Proses pertobatan lanjut I
diperoleh dengan kurban dan tantangan, serta dalam kcgembira-
56. Iman adalah suatu anugerah yang bertujuan untuk bertumbuh dalam I

I
an yang diberikan oleh Tuhan dengan berlimpah-limpah.
hati para beriman.st Setia kepada Yesus Kristus sesungguhnya men- l Dengan demikian, murid Yesus Krisrus siap membuat suatu
ciptakan proses melanjutkan pertobatan yang berlangsung seumur i pengakuan iman yang eksplisit, hidup dan berbuah.eT
hidup."6 Orang yang sampai pada iman, sama dengan seorang anak
d)Perjahnan menuju hesempurnadz. Kematangan dasar yang
yang baru lahir,87 yang scdikit demi sedikit bertumbuh dan berubah
melahirkan pengakuan iman bukanlah titik akhir dalam proses-
menjadi seorang dewasa, yang menuju ke tingkat "manusia scm-
proses pertobatan yang berkelanjutan. Pengakuan iman dalam
purni'88 dan ke tingkat kematangan dalam kepenuhan Kristus. Dari
permandian merupakan dasar bangunan rohani yeng harus
sudut teologis, berikut ini merupakan momen-momen Penting dalam
bertumbuh. Orang yang dipermandikan, senantiasa digerakkan
proses iman dan pertobatan:
oleh Roh Kudus, dipelihara oleh sakramen-sakramcn, dibantu
a)Minat terhadap Injil. Momen pertama adalah sesuatu yang oleh pelbagai macam bentuk pendidikan iman lanjut, berusaha
dalam hati orang lang tidak percaya atau yang acuh tak acuh mewujudkan keinginan Kristus: "Hendaklah kamu sempurna
atau mereka yang memeluk agama lain, lahirlah suatu minat sebagaimana Bapa-Mu yang di surga sempurna adanya".e8 lni
terhadap Injil sebagai akibat dari pewartaan Pertama, namun merupakan panggilan menuju kesempurnaan yang dirujukan
masih tanpa keputusan yang teguh. Gerakan pertama dari .iiwa kepada semua orang yang dipermandikan.
manusia menuju iman, yang sudah merupakan buah rahmat,
sama dengan ungkapan-ungkaPan yang berbeda: "kecen-
57 . Pelayanan sabda ada dalam pelayanan proses pertobatan sempurna.
Pemakluman pertama Kabar Gembira diwarnai oleh panggilan iman;
derungan akan iman",8e "persiapan evangelis",e0 kecenderungan
katekese dengan memberikan dasar pada pcrtobatan dan memclihara
untuk percaya, pencarian religius".er Orang-orang yang menun-
hidup Kristen dengan suatu struktur dasar, sedangkan bina lanjut iman,
jukkan minat dan perhatian demikian oleh Gere.ia dinamakan I dalam mana rempat homili harus digarisbawahi, diwarnei olch pe-
"simpatisan'.e2
46 BAB I \izahyu Dan PenT.mpaiannya M.lalui Evans.ltasi Peruniuk Umum Kat.k€se 47

mupukan yang perlu, yang diburuhkan oleh setiap orang dewasa yang c)Dalam banyak negara dengan tradisi yang telah mantap dan
dipermandikan agar mereka dapat hidup.'e kadang-kadang dalam Gereja-Gereja yang lebih muda ada
"situasi-situasi menengah",r0a di mana "seluruh kelompok orang
Situasi sosio-religius dan evangelisasi yang telah dipermandikan telah kehilangan perasaan iman, atau
bahkan tidak lagi mengakui dirinya anggota-anggota Gereja dan
58. Evangelisasi dunia menemukan bagi dirinya sebuah tempat dalam
hidupjauh terpisah dari Kristus dan Injil-Nya".'0t Situasi-situasi
sebuah panorama religius yang beraneka ragam dan berubah-ubah.
seperti ini menuntut "suatu evangelisasi baru". Sifat khas situasi
Kita dapat membeda-bedakan riga situasi basisr00 yang meminra tang-
gapan tepat dan khas.
ini ditemukan dalam kenyataan bahwa kegiatan misioner
diarahkan kepada orang-orang yang dipermandikan dari segala
a)Situasi "orang-orang, kelompok-kelompok, dan konteks-konteks usia, yang hidup dalam sebuah konteks religius dalam mana
sosio-budaya dalam mana Kristus dan In)il-Nya tidak dikenal, titik referensi Kristen semata-mata dipahamisecara lahiriah. Di
atau yang kekurangan komunitas Kristen yang cukup matang sini pemakluman pertama dan katekese basis menjadi prioritas.
agar sanggup mewujudkan iman dalam lingkungannya sendiri,
dan memaklumkannya kepada kelompok-kelompok lain".r0r Hubungan timbal balik antara kegiatan € ngelisasi yang
Situasi ini menuntut suatu "perutusan ad gentei'to2 di mena berhubungan dengan situasi sosio-religius
kegiatan misioner lebih dipusatkan pada kaum muda dan orang
dewasa. Karakteristik yang khas terdapat dalam fakta bahwa itu
59. Situasi-situasi sosio-religius jelas berbeda satu dengan yang lain, dan
kelirulah memandangnya sama. Keanekaragaman yang selalu ada
ditujukan kepada orang-orang bukan Kristen dan mengajak
dalam misi Gereja itu, menemukan sebuah arti baru dalam dunia
mereka untuk bertobat. Dalam konteks ini, katekese biasanya
yang sedang berubah dewasa ini. Sesungguhnya, situasi-situasi berbeda
dikembangkan ke dalam katekumenat menuju permandian.
yang terus-menerus bertumbuh sering ada bersama dalam wilayah
6)Lebih lagi, ada situasi-situasi, dalam konteks sosio-budaya yang yang sama. Di banyak kota besar, misalnya, suatu situasi yang me-
pasti, di mana "ada komunitas-komunitas Kristen dengan nuntut mitio ad gcn /ar dapat ada secara berdampingan dengan komu-
struktur-struktur eklesial yang memadai dan kokoh. Mereka nitas yang membutuhkan "evangelisasi baru", Bersama dengan ini
bersemangat dalam iman, dan penghayatan hidup Kristen. dapat hadir dengan cara yang dinamis komunitas-komunitas misioner
Mereka membawa kesaksian tentang Injil dalam lingkungan Kristiani yang ditopang oleh "kegiatan pastoral komprehensif".
mereka dan memiliki komitmen akan perutusan universal".'03 Dewasa ini, sangat sering Gereja-Gereja lokal harus menyambut
i
Komunitas-komunitas ini menuntut suatu "tindakan pastoral ) seluruh panorama dari situasi-situasi religius ini. Batas-batas antara
yang bersemangat dari Gereja" karena mereka terdiri dari orang- i
pemeliharaan pastoral bagi umat beriman, evangelisasi baru, dan
orang dan keluarga yang berpandangan Kristen yang dalam. kegiatan misioner yang spesifi, tidak dapar dirumuskan dengan jelas,
Dalam konteks demikian, pentinglah bahwa karekese bagi anak- dan tidak dapat dipikirkan untuk menciptakan baras-batas penghalang
anak, orang dewasa, dan kaum muda mengembangkan berbagai diantara mereka, atau menempatkan mereka pada ruang terpisah yang
proses inisiasi Kristen yang terungkap baik, yang membawa tetap."r06 Kenyataannya, "masing-masing di antara mereka saling mem-
mereka kepada kematangan iman yang dewasa, yang menjadikan pengaruhi, merangsang, dan saling membantu."r0:
mereka yang telah menerima Kabar Gembira, pewarta Kabar
Oleh karena itu, agar dapat saling memperkaya antara berbagaikegiaa
Gembira. Juga dalam situasi-situasi ini, orang-orang dewasa I
an ev-angeliusi lang&pat ber&mpinga,n ini, pentinglah mengingat bahwa.*
membutuhkan bentuk-bentukpembinaan Kristen yangberbeda-
beda. - Misi ad gentet tanpa memandang zona atau kontehs tempat misi
itu diwujudkan, merupakan tanggung jawab perutusan yang paling
48 BAB I w:hyru Dan Pcnyampairnnyr Mclalui Evangcli3asi

spesifik yanB dipcrcayakan oleh Yesus Kristus kepada Ge rga, yang BAB II
adalah model teladan bagi semua kegiatan misioncrnya.
Evangelisasi baru tidak dapat menggantikan atau digar,tikan "mii
ad gcntci', yang terus menjadi model dan tugas utama kegiatan
KATEKESE DALAM PROSES EVANGELISASI
misioner.ros
- "Model bagi semua katekese adalah karekumenat permandian, saat "Yang tthh lami dagat dat Lami lctahui, dan yang dicctiukar *cpadt
ketika, dengan pembinaan khusus, seorang dewasa Fang bertobat kami obh nmc| nqang Lami, tidal hcadal lami *mbualilua hcpada
kepada iman dibawa ke pengakuan iman yang eksplisit dalam per- anak-anal mcrlt, ,naPi ldrni alan ccitalta Lepada aagLaun Tatg
mandian pada Malam Paskah".r0' Pembinaan katekumenat harus Lcn iaa pji-pujian lqada Ttban dax kcluatan-N1n dar pofuaua rjaib
yary tchh dilaLukn-Nya' (Msn 78.31).
memberi inspirasi kepada bentuk katekese yang lain baik dalam
"Ia (Apolo) tzhh motaime pcngajaran dahm Jahn Tuhan. Dcngtn
tujuan-tujuannya maupun dalam dinamismenya.
mangrt di4 bcrbkau ltx doryaa diti ia mcngajar rntang Yaw' (Ko
- "Katckcsc bagi orang dewasa, karena berhubungan dengan pribadi 18:25).
yang sanBBup mengikat diri dengan pcnuh tanggung jawab, harus
dipandang sebagai bentuk katekese yang utama. Bentuk-bentuk 60. Dalam bab ini dipcrlihatkan hubungan antara katekese dengan unsur-
yang lain, yang tentu saja pcrlu, dcngan cara tertentu diarahkan unsur evangclisasi yang lain, yang dalam dirinya sendiri, adalah suatu
kepada-nya".r'o Hal ini berarti bahwa katekese dari kelompok usia bagian intcgral. Oleh karena itu, pertama-tama hubungan katckcse
yang lain harus mengambilnya sebagai pusat referensi dan harus dengan pemakluman Injil yang pcrtama, yang diwujudkan dalam m isi,
diungkapkan dalam hubungan dengannya, dalam suatu program akan ditunjukkan. Dari situ menyusul t"tu p.ny.lidik.n t.nt"ng
kateketik yang koheren dan scsuai dapat memenuhi hubungan yaog crat antara katekese dcngan sakramen-sakramcn inisiasi
"gar
kebutuhan-kebutuhan pastoral keuskupan-keuskupan. Kristen. Kemudian dipahami peranan fundamcntal katekcse dalam
Dengan cara ini,
katekese yang tcrlctak dalam konteks misi hidup biasa Gercja dan peranannya sebagai guru tcrus-mencrus dalam
evangelisasi Gcreja ini, dan dilihat scbagai momen escnsial misi itu, iman. Perhatian istimcwa diberikan pada hubungan antara katekcsc
menerima dari evangelisasi suatu dinamika misioner yang sungguh dengan pelajaran agama di sekolah-sekolah, karcna kedua kegiatan
mempcrkaya dan mencntukan jati dirinya sendiri Dengan dcmikian, ini sangat crat berkaitan satu dcngan yang lain, dan bersama dcngan
pelayanan katckese tampak sebagai suatu pelayanan cklcsial pendidikan dalam kcluarga Kristcn, mcrupakan basis bagi pembinaan
fundamental dalam mcwujudkan pcrintah misioner Yesus. anak-anak dan kaum muda.

Pemakluman p€rtaml Kebar Gembira dan katekese


61. Pemakluman p€rrama Kabar Gembira dialamarkan kepada orang'
orang yang tidak pcrcaya dan mcrcka yang hiduP dalam kctidak-
pedulian rcligius. Fungsinya adalah untuk mcwartakan Injil dan mc-
nyerukan pcrtobatan. Katekese, "bcrbeda dengan pemakluman pcr-
tama Kabar Gcmbira,'trmimaiukan dan mcmatangkan pertobatan
awal, mendidik orang yang bertobat dalam iman dan mcng'
gabungkannya dalam komunitas Kristiani. Hubungan antara dua
bentuk pelayanan sabda ini mcrupakan hubungan yang saling
melengkapi. Pcwartaan pertama, yang harus dilaksanakan olch umat
50 BAB II Krtckcsc Dalam Proscs Evenselisasi Pe,uniuk umum Klr€ker 5l
Kristen karena panggilannya, merupakan bagian dari "Pergilah" yang momen yang penting, dalam seluruh proses evangelisasi."3 Malsudnya,
diperintahkan Yesus kepada para murid-Nya: oleh karena itu, itu ada kegiatan-kegiatan yang "menyiapkan"') katekese dan kegiaran-
menyatakan secara tidak langsung, suaru kegiaran keluar, suatu hal kegiatan yang berasal darinya.r0 "Momen" dari katekese adalah bahwa
yang mendesak, suatu pesan. Akan tetapi, katekese mulaidengan syarat yang cocok dengan periode dalam mana pertobatan kepada Yesus
yang dituniukkan oleh Yesus sendiri: "barangsiapa percaya,"3 banng- Kristus terbentuk, dan memberikan suatu basis bagi kesetiaan pertama
siapa bertobat, barangsiapa memutuskan. Kedua kegiatan itu esensial kepada-Nya. Orang-orang yang bertobat, melalui "suatu periode
dan saling melengkapi: pergi dan menyambut, mewartakan dan men- pembinaan, suatu praksis seluruh hidup Kristiani,"'r dimasukkan ke
didik, mcmanggil dan memasukkan. dalam misteri keselamatan dan gaya hidup injili. Arrinya, menrper-
62. Akan tetapi, dalam pral<sis pastoral, tidaklah selalu mudah menentukan f<enalkan para pendengar pada kepenuhan hidup Kristen."r)
batas-batas dari kegiatan-kegiatan ini. Sering kali, banyak yang 64. fDalam melaksanakan fungsi awal. pe.layanan sabda dengan pelbagai
memberikan dirimelalui katekese, sungguh menuntur pertobatan yang cara, katekcse meleakkan dasar bagi pembangunan iman{r Fungsi-
tulus. Karena ini, Gere)a biasanya ingin agar tahap pertama dalam f""gri-t"1n1"ri pelayanan y,ng r.ri"-.kr, ,.iu, -.rnb,n!un, pid"
proses kateketik dibaktikan untuk meyakinkan pertobatan.a Dalam dasar yang sama, pada tingkat-tingkat yang berbeda.
missio ad gcntes, tJ€as ini
biasanya dipenuhi selama masa
Maka, katckese awal merupakan hubungan yang perlu anrara
'prakatekumenat'.5 Dalam konteks "evangelisasi baru", hal ini dicapai
kegiatan misioner yang menyerukan pertobatan dan kegiatan pastoral
lewat "katekese kerygmatis", yang kadang-kadang disebut
yang terus-menerus memupuk komunitas Kristen. Oleh karena iru,
"prakatekese",6 karena didasarkan pada prakatekumenat dan dianjur-
katekese ini bukanlah suatu kegiatan pilihan, melainkan kegiatan dasar
kan oleh Gereja dan diarahkan kepada pilihan iman yang kokoh.
dan utama untuk membangun kepribadian setiap murid dan juga
Hanya dengan memulai lewat pertobatan, dan karena itu dengan
bagi segenap komunitas. Tanpa itu, kegiatan misioner kekurangan
memberi tempat bagi sikap batin dari "barangsiapa yang percaya",
kesinambungannya dan menjadi steril, sedangkan kegiatan pastoral
dapat berkatekese, secara tegas berbicara, memenuhi tugas pendi-
kekurangan akar dan menjadi dangkal dan membingungkan:
dikannya secara tepat dalam iman.7
kemalangan apa pun dapar meruntuhkan seluruh bangunan. ''
Fakta bahwa katekese, sekurang-kurangnya pada tahap awal, bertujuan
f S..,, n ggr h n y". pe 11 y m b gh.qn. b-11 1n.-G9 1ej 1,-d-i n- h qb_tr n ga n n ya
misioner, bukan melepaskan Gereja partikular dari memajukan dan
dengan rencana Allah secara esensial berganturrg p"*, l"*t ki.rf''
membentuk program pewartaan primer untuk melaksanakan secara
Dalam arti ini, katekese harus selalu dipandang sebagaisuatu prioritas
lebih langsung perintah misioner Yesus. Pembaruan kateketik harus
dalam evangelisasi.
didasarkan pada evangelisasi misioner lebih dahulu.

Katekese, daI a nan inisiasi Kristen I .,-


KATEKESEYANG MELAYANI
65. Iman, dengan mana manusia menanggapi pewartaan In)il, menuntut
INISI.ASI KRISTEN Permandian. Hubungan yang erat antara dua kenyataan ini didasarkan
pada kchendak Kristus sendiri, yang memerintahkan para murid-Nya
Katekese, suatu "momen" esensial dalam proses evangelisasi untuk meniadikan segala bangsa murid-Nya dan mempermandikan
63. Anjuran Apostolik Catechesi Ti,adendae dengan tegas menempatkan mereka.rl'Misi untuk mempcrmandikan, tercakup dalam misi untuk
katekese dalam misi Gereja dan mencatat bahwa evangelisasi mewartakan Kabar Gcmbira, "'n
merupakan suatu realitas yang kaya, kompleks, dan dinamis, y.ng Mereka yang sudah bertobat kepada Yesus Kristus dan yang telah di-
mencakup "momen-momen" esensial namun berbedar/ Ditambah- didik dalam iman melalui katekese, dengan menerima sakramen-sakrame n
kannya, "katekese adalah salah satu dari momen-momen ini, suatu inisiasi IGisten (Permandian, IGisma, dan Ekaristi) dibebaskan dari ke-
,2 BAa II Ketckcsc Dalam Prosd Ev:nsclt.si Pcruniuk Umum K:tckcrc 53
/_-_--
kuasaan-kekuasaan kcgelapan melalui sakramen-sakramen inisiasi pada tingkat yang terdalam, mcrasa diperkaya oleh sabda Allah;
lGisten, setelah mati dan dikuburkan, dan bangkit bersama Kristus, katckcsc ini mcnolong murid Kristus untuk mcngubah manusia
mcnerima Roh pcngangkatan menjadi anak-anak Allah dan bersama lama agar dapet menerima tanggung iawab dalam sakramcn pcr-
dcngan seluruh umat Allah, merayakan kenangan akan wafat dan mandian dan mengakui iman dari dalam "hati";24
kebangkitan Tuhan."r7 - suatu pcmbinaan dasar dan csensial,2t bcrpusat pada aPa yang
66. Oleh karena itu, katckese mcrupakan unsur fundamcntal inisiasi membentuk inti pcngalaman lGistiani, kcpastian yang paling dalam
Kristen, dan crat hubungan dengan sakramen-sakramen inisiasi, dari iman dan nilai-nilai yang paling mendasar dan iniili; katekcse
khususnya Pcrmandian, "sakramen iman".16 Garis fang meng- ini mcndasari bangunan rohani lGistcn, mcnguatkan &n mcnyu-
hubungkan ketckesc dan Permandian adalah pcngakuan iman yang burkan akar hidup iman dan mcnyanggupkannya mencrima makanan
bcnar, yang screntak mcniadi unsur inhercn dari sakramen ini dan yang lebih padat &lam hidup schari-hari komunitas lGistiani.
tujuan katckese. Tujuan kegiatan katekcse terletak dalam hal ini: 68. Singkatnya, katckese awal, yang komprehensif dan sistemaris, tidak
memberi dorongan dan semangat bagi pcngakuan iman yang hidup, dapat dircduksi hanya sambil lalu dan kadang.z6 Karcna merupakan
eksplisist, dan berbuah.r'Untuk mencapaihal ini, Gercja meneruskan pembinaan bagi hidup Kristen yang dicakupnya, katekesc mclampaui
kepada para katekumcn dan meteka yang mcnerima katekesc, instruksi scmata.27 Karena katekese itu csensial, ia melihat pada apa
pengalamannya yang hidup tentang Iniil, imannya, sehingga mereka yang "umum" bagi orang Kristen, tanpa masuk ke dalam Pcrtenyaan-
menjadikan ini miliknya dan mengakuinya, Maka, "katekcse yang pcrtanyaan diskusifatau mengubahnya mcnjadi satu bentuk pcnelirian
autentik adalah selalu suatu inisiasi yang teratur dan sistcmatis ke teologis belaka. AIhirnya, karcna bcrsiht awal, katekesc menjadi bagian
dalam wahyu yang tclah diberikan A.llah scndiri kepa& umat manusia hidup komunitas, yang menghayati, mcrayakan, dan mcmberi
dalam Ycsus Kristus, scbuah pewahyuan yang tersimpan dalam kcsaksian iman. Sckaligus katekesc mcmcnuhi fungsi awalnya, yakni
kedalaman kcnangan Gcrcja dan dalam Kitab Suci, dan tctus-menerus mendidik dan mcngajar.28 Kekayaan yang inhcren dalam Katekumcnat
diberitakan dari satu angkatan kcpada angkatan yang berikut melalui orang-oranB dcwasa yang belum dipermandikan. harus mcnjadi
suaru trdditio yang hidgp dan aktiP'.'2o inspirasi bagi bcntuk-bentuk katckese lainnya.
u,/
Karakteristik fundamcntal katekese awd KAIEKESEYANG MELAYANI
67. Karetamenjadi "momen esensial" dalam proscl cvangelisasi, dalam PEMBINAAN IMAN LANJUT
meleyani inisiasi lGistcn,2t katekese memiliki bcbcrapa sifat:
- suatu pembinaan iman yang organis dan sistcmatis: sinode tahun
1977 mcnggarisbawahi suatu kebutuhan akan "sebuah karekese Pendidikan lanjut ddam iman di dalam komunitas Kristiani
yang konprehensif dan tcrtata baik",22 karcna pada dasarnya 69. Pendidikan iman lanjut atau tcrus-menerus melanjutkan pendidikan
katckese bcrbcda dcngan bcntuk-bentuk lain untuk mcnyajikan . dasar dan mengandaikannya. Kedua'duanya memenuhi dua fungsi
sabda Allah mclalui pendalaman yang vital dan konprehensif l,/ yngberbeda namun saling mclengkapi dari pelayanan sabda sambil
tentang mistcri Kristus. mclayeni proscs pertobatan. Katekcsc awal mcletakkan dasar bagi
- pembinaan komprchensif ini lebih dari suatu instruksi sa.ia: hidup Kristcn dari para pengikut Ycsus. Proscs pcrtobatan lanjut mc-
pembinaan ini adalah pralsis scluruh hidup Kristcn, suatu "inisiasi lampaui apa yang disajikan oleh katckesc. Untuk mcnycmangati proscs
lGistcn yang utuh",2r yang memaiukan hidup mengikuti ieiak ini, pcrlulah mcmiliki sebuah komunitas Kristiani yang mcnyambut
lGistus yang autcntik, yang berpusat pada pribadi-Nya; katekese orang-orang yang sudah ditcrima dalam inisiasi, mcnopang dan
ini mcncakup pendidikan tentang pengetahuan iman dan dalam membe ntuk mcreka dalam iman: 'Ada risiko bahwa katekese mcniadi
hidup iman, dcngan cara yang demikian, sehingga scluruh pribadi,
54 8^B I Krrckcsc Ddrm prorcs Evrnsctrsr Pctuniuk Umum K:rckcsc 55
L-,,-
mandul bila tidak ada komunitas orang beriman dan hidup Kristen schingga mcmbangunkan iman.! "Lcctio divina" adalah suatu
tidakmencrima karekumen dalam tingkat tcrtcntu dari katckescnyi'.2e bentuk yang bagus dari studi penting tcntang Kitab Suci.
Pendampingan yang diberikan oleh komunitas kcpada orang yang Membaca pcristiwa dan kejadian-kejadian secara Kristiani, yang
sudah diinisiasi mengintcgrasikan mcrcka sepcnuhnya ke dalam menuntut suatu panggilan misioner dalam komunites Kristen.
komunitas itu. Sehubungan dcngan ini, studi tentang aiaran sosial Gcreja tidak
70. Dalam komunitas Kristen, murid-murid Yesus diberi makanan di dapat dilepaskan, karena, "tujuannya yang utama ialah mcna6irkan
sebuah meja dua kalilipac 'me)a saMa Allah dan mejaTubuh IGistus".r realitas-realita ini, menentukan kesesuaiannya atau pcrbedaannya
Injil dan Ekaristi adalah makanan tetap dalam perialanan menuju kc dari garis-garis aiaran Injil".r{
rumah Bapa. Karya Roh bekerja agar karunia "kcsatuan' dan tugas Katckcse liturgis, menyiapkan sakramen-sakramen dengan
"perutusan' diperdalam &n dihayati dcngan suatu cara yang lebih dalam. memaiukan suitu pengertian dan Pcngalaman liturgilcbih dalam.
Katekcsc ini mcmbcrikan pcnjclasan tcntang isi doa-doa, arti tanda-
Pembinaan iman lanjut diarahkan bukan saja kepada individu
tanda dan gerak-gerik, mendidik PartisiPasi aktif, kontemplasi,
liristen, untuk mcnyerui. mereka dalam jalan mcnuju kekudusan,
dan keheningan. Ini harus dipandang sebagai "suatu bcntuk
melainkan.juga komunitas Kristiani sehingga mereka menjadi matang
katekese yang unggul".35
dalam hidup batin dari cinta Allah dan saudara-saudara, serta dalam
Karekcsc bcrkala, yang berusaha mcnafsirkan situasi-situasi hidup
keterbukaan mereka kepada dunia sebagai komunitas misioner.,/
rertentu personal, keluarga, atau hidup eklesial dan sosial, dan
Kerinduan Ycsus dan doa-Nya kepada Bapa adalah seruan tanpa henti: ]6
meno[ong mcreka untuk menghayarinya dalam prospek iman
"Agar mercka scmua meniadi satu, sebagaimana Engkau, Bapa, ada
Prakarsa-prakarsa pembinaan rohani yang berusaha menguatkan
dalam A-ku, dan Aku dalam Dikau, agar mereka juga ada dalam kita,
keyakinan, membuka prospektif-prospektif baru dan membcrikan
supaya dunia percaya bahwa Engkau telah mengutus Aku'.'r Mendekati
dorongan untuk berkanjang dalam doa, dan dalam tugas kcwaiiban
cira-cita ini, sedikit dcmi sedikit, menuntut dari komunitas, kesetiaan
mengikuti Kristus.
yang besar kcpada karya Roh Kudus, mencrima makanan tetapTirbuh
Pend-"laman sistematik Pesan-Pesan Krilliani melalui pcngajaran
dan Darah Kristus dan pcndidikan iman lanjut, dan scpanjang waktu 7 teologi, untuk mendidik sungguh-sungguh dalam iman'
mendengarkan sabda.
mendorong tumbuhnya pengertian iman, dan inenyanggupkan
homili mcnduduki tempat istimewa, karena
Pada mcja sabdaA.llah,
orang Kristcn memberi alasan bagi pcngharapannya dalam dunia
"homili mcncruskan kcmbali perjalanan iman yang tclah dimulaioleh
dewasa ini.17 Dalam arti tertentu pantaslah menyebut katckesc
katekese dan mcmbawanya kepada pemcnuhan kodrarinya, dan pada
demikian "katekcse penyempurna".
saat yang sainamcndorong para muridTirhan untuk setiap hari membarui
'71 Sungguh pcnting bahwa karekcse awal bagi anak-anak, kaum muda,
perialanan rohani mcreka ddam kebenaran, scmbah suiud, &n syukui'.r'z
.n,"h y"ng sudah atau belum dipermandikan serta katekese lanjut,
Pelbagai bentuk katekese lanjut berhubungan erat dengan proyek katckctik dalam komunitas lGistiani,
agar Gcrcja partikular dapat bertumbuh dcngan serasi dan kegiatan
71. Untuk mclanjutkan pcndidikan iman, pclayanan sabda mcnggunakan
misioncrnya muncul dari sumber-sumber yang autcntik. "Pcnting juga
berbagai bcntuk katckcsc. Di antaranya akan disoroti bentukhe.tquk
bahwa katckese untuk anak-anak dan kaum muda, katekese yang
berikut:
bersifat terus-menerus dan katekcse untuk orang dewasa, tidak dikotek'
7 Studi dan penyelidikan Kitab Suci, dibaca bukan hanya dalam
kotakkan ... pcnting bahwa sifat saling mclengkapi secara semPurna
gereja melainkan bcrsama Gereja dan imannya yang hidup, yang
perlu dikcmbangkan'.38
membantunya mcnemukan kebcnaran ilahi, yang dikandungnya
56 BAB II Karckcsc Datam proses Evanselisasi Petuniuk Umum Kerckcse 57

KATEKESE DAN PELAJARAN AGAMA Konteks sekolah dan mereka )eng menerime pelaiaran agama
DI SEKOT-{H-SEKOLAH 74. Pelajaran agama disekolah dikembangkan dalam konteks sekolah yang
berbeda-beda, sementara tetap mempertahankan sifatnya yang khas,
Sifat pelajaran agama Fng umum di sekolah-sekolah memperoleh penekanan-penekanan yang berbeda. Hal ini bergantung
pada situasi legal dan organisatoris, teori-teori pendidikan, pandangan
73. Dalam pelayanan sabda, sifar pelajaran agama itu sendiri di sekolah_ pribadi masing-masing guru, serta hubungan antara pelajaran agama
sekolah dan hubungannya dengan kat.kes. bagi dan kaum di sekolah-sekolah dan katekese keluarga atau paroki.
muda perlu mendapat perhatian istimewa. "n"k_anak
Tidaklah mungkin mereduksi berbagai pentuk pelajaran agama di
Hubungan antara pelajaran agama disekolah-sekolah dan katekese sekolah-sekolah, yang telah dikembangkan sesuai dengan persetujuan
merupakan hubungan yang berbeda dan saling melengkapi: ,,secara antara negara dengan Majelis Uskup. Namun demikian, perlu diupaya-
mutlak harus dibedakan pelajaran agama dengan katek-q5g;.rr kan agar pelajaran agama disekolah-sekolah dibuat sedemikian sehingga
Apa yang menunjukkan si6t khas pada pelajaran agama di sekolah menanggapi tujuannya dan sifatnya yang khas.al
_
ialah tenyataan bahwa ia dipanggil untuk meresapi satti bidang Para siswa "berhak mempelajari dengan benar dan pasti agama
budaya
dan unnrk berhubungan dengan bidang ilmu pengetahL yang dipeluknya. Hak untuk mengenal Kristus, dan pesan yang
fS $.ras
lain. Sebagai bentuk asli dari pelayanan sabda, dia m.ngl"dirk"n inlil
i"ng
menyelamatkan yang dimaklumkan-Nya tidak boleh diabaikan. Sifat
dalam sebuah proses personal dariasimilasi kulrural, sistema-tis, dan kritis.ao pengakuan dari pela)aran agama di sekolah-sekolah, dalam berbagai
D"l"T
dunia budaya, yang diasimilasi oleh para siswa dan yang fokus, yang diberikan oleh Gereja di berbagai negara merupakan
,.
dirumuskan oleh ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang dipersem_ jaminan yang tidak dapat dilepas-kan yang dipersembahkan kepada
bahkan oleh disiplin ilmu yang lain, pelajaran agama di sekJah_sek.,lah keluarga-keluarga dan para siswa yang memilih pendidikan seperti
menaburkan benih dinamis dari Iniil dan berus"ha untuk ,,t tap menjaga iru".a{
hubungan dengan unsur-unsur lain dari pengetahuan dan p.naiait- Bagi sekolah Katolik, pelajaran agama merupakan bagian dari dan
para siswa; maka, Injilakan menyuburkan mentalitas para siswa d"l"m dilengkapi dengan bentuk-bentuk lain dari pelayanan sabda (katekese,
bidang pelajaran mereka, dan penyelarasan bud"ya m.reka akan diper- homili, perayaan-perayaan liturgis, dll.). Pelajaran agama tidak dapat
oleh dalam rerang iman".at dipi-sahkan dari fungsi pedagogis, dan dari dasar eksistensi mereka."5
OIlh.farlna itu, pela.jaran agama di sekolah he ndaknya tampil Dalam konteks sekolah negari atau sekolah-sekolah swasta, di mana
.
sebagai disiplin srudi, dengan tunturan dan kepentingan yang sama wewenang sipilatau situasi lain memaksakan pelajaran agama umum
dengan disiplin-disiplin yang lain. Pelajaran agama harr, baik bagisiswa Katolik maupun bukan Katolik,a6 hendaklah pelajaran
-"nyi.p"i-
kan pesan dan perisriwa Kristiani dengan kesungguhan dan kedalaman agama lebih bersifat ekumenis, dan memiliki kesadaran antaragama
yang sama dengan apa yang disajikan oleh disiplin-disiplin lain. Tidak yang lebih besar.
dapat ditempatkan hanya sebagai tambahan, mel"inkan sebagai hal Dalam situasi yang lain, pelajaran agama lebih bersifat kultural
yang perlu dalam dialog interdisipliner. Dialog itu,.ru,"rn" h"ru, dan mengajarkan pengetahuan tentang agama-agama, termasuk agama
terjadi pada level yang sama seperti halnya disiplin lain membentuk Katolik. Dalam hal ini, dan teristimewa bila diberikan olch guru'
kepribadian para siswa. Dengan cara ini, penyajian pesan-pesan lfuistiani guru yang memiliki hormat yang tulus akan agama Krisren, pelajaran
mempengaruhi cara mcmahami asal mula dunia,. pengertian sejarah, agama mempcrtahankan dimensi yang sejatu dari "pcrsiapan injili".aT
dasar nilai-nilai etis, fungsi agama dalam budaya, tujuan ,n"nr.i" d"n 75. Hidup dan iman para siswa yang menerima pelajaran agama disekolah
hubungannya dengan alam. Melalui dialog interdisipliner, pelajaran dirandai oleh perubahan yang terus-menerus. Pelajaran agama harus
agama di sekolah, mendasari, menggerakkan, mengembangkan, dan memperhitungkan fakta-fakta untuk dapat mencapai tujuannya.
menyempurnakan kegiatan pendidikan di sekolah.a, Dalam hal siswa yang percaya, pelaiaran agama membantu mereka
58 BAB ll Karckese Dalam Proses Evangelis*i
Pcrunjuk Umum Krtckcsc 59

memahami dengan lebih baik pesan Kristiani, dalam hubungannya


Catatan kaki
dengan keprihatinan-keprihatinan besar yang umum pada segala
agama dan pada semua manusia, dalam hubungannya dengan berbagai
Bagian I
pandangan tentang hidup yang nyara dalam budaya dan pada
l) Blh. Mrk l:15 dan paralelnya. RM 12-20 CCC 541-560
persoalan-pcrsoalan moral yang lebih besar yang menantang manusia
2) Bdh. Mat 5:3-12.
dewasa ini.
3) Bd*. Mat 5:l-7,29.
Siswa-siswi yang sedang mencari, atau yang ragu-ragu, dapat juga 4\ Bdk. Met l3:l l.
menemukan dalam pelajaran agama kemungkinan unruk menemukan 5\ Bdk. Mer t8:l-3i.
apa artinya iman yang tepar kepadaYesus lcisrus, apa tanggapan Gercja 6\ Bdt. Mat24:l-25,46.
terhadap penanyaan-perranyaan yang mereka buat, dan memberikan
mereka kesemparan untuk menguji pilihan mereka sendiri secara lebih Bab I
dalam. I) DV 3,
Dalam hal siswa ).,ang tidak percaya, pelajaran agama bersifat 2\ Bdl.2Plr lA; CCC 5l-r2.
pewartaan misioner Injil dan ditujukan untuk sampai pada keputusan 3) DV 2.
iman, di mana katekese akan menyuburkan dan mendewasakan. 4\ Ef 1:9.
5) DV 2,
Pendidikan dalam keluarga Kristen, katekese dan pelajaran agama 6) EN II.
yang m€layani pendidikan dalam iman 7\ Bdk. GS 22a.

76. Pendidikan Kristen dalam keluarga, katekese dan pelajaran agama di 8) Bdk. Ef 2$: LN 27.
sekolah-sekolah, dengan caranya masing-masing, erar berhubungan 9) Bdb, EN 9.

dengan pelayanan pendidikan lGistiani bagi anak-anak, orang dewasa, l0) Bdh. Kcj ll:52; AG 2b dan 3a.

dan kaum muda. A-kan rerapi dalam praksis,.harus diperhitungkan I l) 8/,. STIRENEUS DARI LYONS, 'Adt'ctnt hacraci',lll, 20, 2. SCh 2l l, 389-
393. DV t5; CT 58; ChL 6l; CCC 53 dan 122; dan juga Bagian ll[, Bab I.
6kror-faktor yang berbeda-beda, agar dapat maju secara realistis, dan
dengan kebijaksanaan pastoral, menerapkan petunjuk-petunjuk t2) ccc 54-64.

umum. l3) DV 2.

t4) 8/[. DCG (r971) l lb.


Adalah kebijaksanaan seriap keuskupan arau daerah pastoral untuk lr) Bdk. l& l:l-2.
membeda-bedakan situasi yang dapat muncul sehubungan dengan
l6) DV 4.
ada atau tidaknya inisiasi Kristen bagi anak-anak dalam konteks
17) B/h. Luk 24:27 .
keluarga, dan sehubungan dengan kewajiban-kewajiban mendidik
l8) CCC 65; Santo Yohanes drri Salib mengatakan demikian: "la (.hh m.ngarak.n
yangsecara tradisional di.jalankan oleh paroki, sekolah, dll. Oleh karena scgela rcsuatu kcpada kita sekali serentak dalam Sebd: yang satu ini" ("Mcndali
itu, Gereja partikular dan Majelis Para Uskup hendaknya menylun Guaung Karmcl",2,22; bdh. Liturgi Ibadat, I, Ibadat B:caan untuk hti Scnin
petunjuk-petunjuk umum unruk berbagai situasi dan memajukan Minggu Kedua Masa Advcn).
kegiatan yang berbeda-beda namun saling melengkapi. t9) Bdk. Cf 5t CCC 520 d,an 3053.
20) CCC 125, yang bcrhubungan dengan DV 18.

2t) CT 5.Tcma Kristoscntrismc, dijelaskan didalem "Objck Katekcser Komuniodcngan


Ycsus Kristus" (Bagian I Bab Il[) dan dalam "Pcsan Injilyang berpusat padr Kristus"
(Bagian II, Bab I).
22) Bdk. Dv 7.
60 Gtatan Kaki
Pctuniuk Umum Ketckcsc 6l
23) BdL. DY 72.
-"pcleyen-pcl:yrn tcnzhbis (bdl. CIC 7 JG-7 57);
24t I
2t)
26)
Bdk. DY dan
DY l0b; b/1. CCC 8t-87.
CCC75-79.

LG 448; AG t; GS 45; b/1. CCC774-776


L" -anggora insritur-institur hidup bakti dahm rerang pcrscmbahan diri mcrcka brgi
Nlzh lbdl. ClC758\;
-kaum awam dalam tcrlngslkraman perm.ndian dan saknmcn pcngu.ran mcrcka
27) Bdh. Kol 126. (bdl. CIC 759). Schubungan dengan isrilzh pckyanan (rcrrititm), pcrlu dibuat
28) scmua rcfcrcnsiprda kcuniken dan snmber scm ua pelaytntn, yakni pchlanan kitut.
D1i V1bu7 d-an Kanlinw Gotja lGrolih (no. li,}-t7i) bcrbicrra
rcnrang iman Dzl:m ukuran tcrtcntu, inijuge, tenpa ragu, mrncakup umat b€rim.n tek tcrtahbis.
scDrgrt.scbueh t2nggaprn ater Vahyu. Dalem kontcks
ini, dcmi motivrsi p-rstorrl Drlem rtti asli, ia mcngungkapkrn kerya yang dipikul olch rnggote Gcreja drlam
katcketik,Icbih disukai menghubungkan iman dengan Evangclisasidaripade
dcngan misi Kristus, baik di drlam Gereja maupun mclalui dunia. Akan tctapi, apabila
wahyu, scjauh Vahyu, dalam kcnyrrrannya, mcncepai iranusia..ir."
no.id istileh ini dibedaken d:ri dan dibendingkan dcngen pclbagai munoa and offcia,
m.l.lut tugas pcruru'ln cvangclis Gcrcir.
mrkr hrruslah dic:tet dcngen jeles behwa hanye bcrkat tahbisan suci, k..e itu m.n-
29) EN 14.
dapat arti pcnuh, atti srma yeng dibcrikan kcpadanya olch tredisi (6/1. YOHANES
30) EN I8. PAULUS II, Pcmbicerunddam Simposium tcnrang "Partisipasi Kaum Awrm dalem
3l) BdL. Mt 28:t9-20. Pclayanen Imamat", no.4, Lbtlcrudror. Romaro, Edisi Inggris, I I Mci 1994).

32) Kis I:8. 56\ EN 22; bdt. CN ,l-t3.


33) Mat 28:19, 57) B/h. EN 42-45. 54-57.
34't EN I7. t8) DV 8c.
35) EN 28. 5e) ?O 4b: b/k. CD l3c.
36) Bdh. EN 22a. 60) Bemgam bcntuk dari pclayanan tunggal ini tampek dalam Pcrjanjian Lema:
"Pewartaan, rjaran, ejaken, remrhn, kesaksian... kckavean ungkapan itu pantrs
37) BdL. EN 47h.
dicatac.
38) a/a EN t8.
6l) Bcntuk-bcnruk mcl.lui mrna pcleyanan sabd: itu disrring scsungguhnvr tidek
39) EN 24d, intrinsik dcngan pcs.n l(istiani seolah-olah mcnerapken berbagai bentuk vang
40) 8/i. EN t4. menglndung pcsan-p.Jrn yang bcrlainan. Ini lcbih mcrupakan p.n.kanen ltau
4l) AG 6b. naday:ng lebih kureng dijclrskrn arau discsuaiken dengan situxiiman sctiap pribadi
atau kelompo[ orang-orang dalem situasi konkret mcreka.
42) Dalam dinamisme cvangelisasi harus dibcdakan mran ,.shu.Ji-si!u.si
awal,, (initia),
pcrkcmbangra-perkcmbangan bcnahap" 62) EN
Qralru), dan situeri kcmaranga", ,ina"l."_
tindakrn yrng reprt harus berku itan dengen situasi dan kondisi ini" 63) AG '-t3.
I{.
IAG 6).
43) EN l8-20 drn RM 52-54; bdL. AG tt-12 dan 22. 64) Ada rlasan-elasen yrng berbeda-bede, dalam menggunakan ungkrpan sepcrti
"pendidikan irnan tcrus-menerus 'arau' katckcsc bcrkela njutan". Mungkin ungkapan-
44) EN 2l 4l; RM 42-43: AG I l.
dan
ungkepan itu mcnisbikm k:rakrcr ketck.s€ yang lcbih utama, basis, srrukrur.l d.n
45) EN tl, ,2, 53; bd[ CT tB, 19,21,25; RM 44.
khusus yang dimcngcrti scbegai buis awal. Ungkapen "pendidikrn imen tcrus.
46) AG l3; EN I0 dan 23; CT l9; RM 46. rnenerus" sudah diplkri secara luas dalam ptaksis katekerik sejak KonsiliVarikan II,
47\ EN 22 dan 24; CT l8; bdl. AG t4 dan FM 47. yrng mcnunjukkan tehap kcdua katekcsc yrng tunduk pada karckcse:wal, d:n
tidak mcnunjukken kcscluruhan kcgietan katcketik. Pcrbcdean entara form.rib.5is
48) AG l4; CCC l2l2; bd|. CCC t229-t233.
drn pcndidikan bcrkclanjutan digunakan schr.rbungan dcngan pcndidikan imem
49) EN 23; CT 24; RM 48-49; bdt. Ac ti. dalam Anjuran Apostolik, Patora Dabo Vobis, dariYohancs Paulus Il, bab lime dan
i0) chl 18. cnem, k'hususnya d.lam no. 7l: AAS 84 (1992), hlm. 729 dsr.; 778 dst.;782-783,
i1) ChL 32, yrng mempcrlihrtkan hubungan ct.t.nrara "komunio dan misi". 65) DCG (1971) l9d.
52) Bdh. EN 24. 66) Bdk. SC 31; CCC I l 14.
53) CT 18. 67) 8/1. KONGRECASI UNTUK AJARAN IMAN, "lrutr*ti tnrang pangjiha
54) 8/[. AG 6f; RM 33 dan {8. *btial tcologi, Donum U.itdti (24 Mci 1990), no. 6: AAS 82 ( 1990), hlm. I5 !2.
55) Bdh, Ks 6:4. Pelayanan Sabda AJleh dipclihrn di dahm Gcrcja oleh; 68) DCG (1971) t7; b/L.GS 629.
62 Catatan Kaki Pctuniuk Umum K:tckcsc 63

69) Rm l0: 17; LG 16 dan AG 7; bdh. CCC 846-848. (RM 37), scpcni kota-kota bcsat kaum muda, migrasi den d:crrh-de...h kukur
70) Bdh. AG l3a. dan forum moderen (RM 37), misalnya komunikasi modercn, ilmtr pcngctahuan
dan ekologi. Katena ini sebuah Gereja parrikular yang teleh b*rkt dahm suetu
71t Bdh. c'f 5b.
tcritorial klusus mcmikul suaru mi*io ad gcnta l:ukan henya ke htr mclainkan
72) Bdh. cT 20b. jqt hc dahn.
73) Bdk. CCC 166 d,an 167. 103) RM 33..
74) Bdb. CCC a50 d^n t76. to4) RM 33d.
7t) DV 3, t0t) lbidcn.
76\ ccc r77. r06) RM 34b.
77) 8/*. EN l0: AG l3b: CCC 1430-1431. t07\ RM 34c. Tiks inijuga bcrbicera tentang saling m.mp.rk.ya anr{a misi hc lahm
78) EN 23. dcngan misi kc luar. Dalam RM 59c, diperlihatkan d.ngtn c.r. yrng semar
bagaimana misi ad gcntct mendorong umat unti.rk bcrkembang ma,u, 3arncn(aftt
79) Bdh. AG. t3.
'evangelisasi baru" delam ncgara-negara yang lebih maju mcnghasilken sutu rua
80) Bdh. RM 45c.
solidaritas yang )cl:s rerhadap yang lain.
8t) Bdk. RM 46d.
r08) Bd*. RM 31,34.
82) DV 5: CCC 153.
109) Sinode, MPD 8.
83)
l lo) DCG (1991)20; CT 43; bdh. basian lY, Rab ll.
84) ccc 149.
8t) CT 20a: "Sebenarnya itu merupakan soal memberikan petrumbuhan, pada ringkat Bab II
pengetahuen dan kehidupan, pada benih iman yang relah disebarkan oleh Roh
Kudus dengan pewattaan awal".
l) CT 19.

86) B/b. RM 46h. 2) Mrk l6:15 dan Mat 28:19.


87) Bdh. tPtt 2:2; Ibt 5:t3.
3) Mtk l6:16.
88) Ef 4:13.
4) Bdk. Cf 19; DCG (1971) 18.

89) RCLA. 12.


5) RCIA 9-13. 8/1. CIC 788.
6\ Dalam buku pctuniuk yang sckarang, diandaikan behwa mereka yang menerima
90) 8/,. EUSEBIUS dari KAESAREA, " l\*paratio Euangclica", I, l; SCh 206; LG
kauAat Aeryrgtatil *a! prakdt.h*c fictasa tettarik pada Injil. Ddam situasi-
t6; AG 3a.
situasidi mana mcr.ka tidak rerrarik^ken
makr pcwattaan perdana di:niurkan.
9l) ChL 4c.
7) Bdl. RCIA9,10, 50; CT 19.
92) RCIA 12 dan l1l.
8) CT 18; bdh. CT 20c.
93) Bdh. RCIA 6 dan 7.
9) cT 18.
94) AG l3b.
r0) Ibilcn.
95) Bdh. AG 13: EN 10; RM 46; VS 66; RCIA 10.
I l) AG 14.
96) AG 13b.
t2) cT 18.
97) B/t. MPD 8b; CCC 187-189.
l3) SANTO CYRILUS DARI YERUSAIEM, Catcch* illxminandortm, I, ll; PG
98) M* 5:48: bdh. LG I l, l0b,42e, 33;351-352.
99) Bdh. DY 24; LN 45. t4) Bdh. Mar 7 :24-27 .

100) Bdh. RM 33. l5) CT t3t bdA. CT 15.


r0l) RM 33b. t6) ccc tt22
102) RM 33b. Penting mengetahui parameter-param eter (fner-njuan)yangdipcrliha&an t7) AG 14; Bdk. CCC 1212, 1229.
oleh RM ped^ nitio dd gentes. l
tidak hanya dibatasi pada parameter teritorial
l8) CCC 1253. Drlarn katekumcnar permandian otang dcwzsa dalxr misi a/ gcnta,
(RM 37) melainkan juga pada situasi dan fenomena-fenomena sosial yang beru

I
64 Cautrn Kaki
Pctuniuk Umum Kerclcsc 6!
katekcsc mcndehului Permandian. Delam katckcsc brgi mctcka yang sudah
Roma 1988, ,/1. YOHANES PAULUS II, Aloluti kcpada prra im:m dxri
dipcrmrndikan, pcmbinaan/formrsi mcngikuri Pcrmrndim. Akan tctapi delam (l Mlrct l98l). Ins.gnamcnti di Giovenni Paolo ll, tV I hlm.
Kcuskupan Roma
hal ini fungsi ketckcsc mcmbantu mcncmuken dan mcmbawr peda kchidupan
629-630, CD l3c CIC 761.
kckrpan Sakramcn Pctmrndien png tcleh ditcrima. CCC l23l mcmekai ungkprn
lacckumcnat 2atcapomandidn, ChL 6l mcnycbutnya katekese p"r""p..."ndi"n.
40) KONGREGASI UNTUK PENDIDIKAN KATOLIK, Dohuncn, Sclohh Katolih
(19 Meret l)77) no. 26, lipognfis PollgloneYaticane 1977.
l9) Bdl. CCC t229t CD 14.
4l) CT 69. Pcrharikrn jug. sebag.imln. mclalui CT 69 asel usul instruloi rcligius di
20) cT 22. BdL. CT 2lb, l8d. sckolah-sckolir tidek hiny. tcrdiri .t.r mcnciptekan kcmungkinu didog dcngen
2tI BdL. Cf 2r. kcbudryun p.il. umumnya karcnr ini berhubungen dcngrn rcmu. b.ntuk
Dua hal prcrlu digarisbrwahi drlem sumbrngan deri sinodc yrng dirmbil dari pclayanen sabde. Dcngen carr yrng lcbih langsung pclajrran agrm: di sckoleh-
Catcchcti Tradcndac: !ugas un!uk mempcrhitungkan mrsel:h pestorel (Srya sckolelr bcrusrhr mcmajukm dirlog ini delam suatu proscs pribadi inisiesi yang
mcnegrsken kcbutuhen akan suatu pcndidikan Kristiani yang orgen sisrcmatis dan kritis dan mchh.ri pcrjuangan dengan warisan budaya y.ng dicmban
is d.n sistem.ris
karcne berbegai alesan tclah mcnjadi kcccndcrungen untuk mcngccilkrn olch sckolah.
kcpentingennye) den kcnyetaan mcmandang sifrr orgenis katckcsc sebegei 42) 8/t. KONCRECASI UNTUK PENDIDIKAN KATOLIK, "Diacnti rcligiut
bzraLteritiL uuma yarrg mcngandung ani itu pcnlidilan di Sclohh IQroliL", I.c.70.
23) cf 2r. 43) 8/'. YOHANES PAULUS II, KONGREGASI UNTUK PENDIDIKAN
24) 8/*. CT 20; ST ACUSTINIJS, Dc catcchizzndit rudibut,I,bah 4, no. 8; CCL 46, KATOLIK, "lloluti, pzdt Simposium Konpcrcnsi Majclis Para Uskup rcnong
t28-t29. McngajarAgama Ketolik disckoleh umr-rm (15 April l99l): Ajaran-ajaran YoLancr
Paulu II, XIY ll, hlm.78O dsr.
25) Bda. cr
2tb.
44) tbia.
26) B/1. C-f 2lc.
45) Bdb. CT 69, KONGRECAST UNTUK PENDIDIKAN KATOLIK, Dizrzri
27) Bdl. C'f 33 dan CCC l23l; AG 14.
Rcligiut pcndidilan di Sclohh Katolik, no. 66: l.C.
28) Bdb. Dcc (t99t) 3t. 46) cT
Bdk. 33
29) cT 24.
47) Bdh. cf 34.
30) DV 2I,
3l) Yoh 17:21.
32) Bdl. CT 48; bdA. SC 52; DV 24; DCG (1971) t7; Miob Romanum. Orlc
Lcctiontm Mtt*, no. 24 Edirio Typica Altcra, Libtcria Editricc Vaticanr 1981.
33) BdL. DV 2l-25; KOMISI KITAB SUCI KEPAIJS/0.I, Pcnafian Kub Sitci dahm
Gacja (21 S<ptcmbcr 1993), khususnya dahm brb IY liht 2 drn 3, Citra dcl
Vaticano 1993.
14) SRS 4l; l/1. CA 5, 53-62. KONGREGASI UNTUK PENDIDIKAN KATOLIK,
Penuauz bagi tali lan ajaran tcntarg Doknin Sotial Gocja /akn pcmbiaaan/
formai imam (30 Dcscmbec 1988), Rome 1988.
35) CT 23. Bd*. SC35 aJ3;CIC777,l dan2.
36) BdL. C-f Zlc dat 47; DCG ( l97l ) 96c, d, e, f
37) Bdh. lPtr 3, l5 KONGRIGASI UNTUK AJARAN IMAN, lnsttuksi Doziz,/r,
Vcitatit no. 6b l.c. 1552. Bdb. jugz lLpa yang ditunjukkan dalam CT 61, tcnraog
hubungan anten katckcsc dan tcologi.
38) cf 4rc.
3e) KONGREGASI UNTUK PENDIDIKAN KATOLIK, 'Dimcti tuligiut
Pcndidiban di ScLohh Katolik" (7 Apil1988), no. 68; Tipografia Poliglorr Vaticana,
BAB III

SIFAT, OBJEK, DAN TUGAS-TUGAS KATEKESE


"Dar ryala lidab magahui bahwa Yau ktut adahh Tuhan, funi
hcmuliaan Alhh Bapa" (Fil 2:11).

77. Setelah menggarisbawahi tempat katekese dalam misi evangelisasi


, Gereja, hubungannya dengan pelbagai unsur evangelisasi, dan dengan
bentuk-bentuk pelayanan sabda yang larn, bab ini secara khusus
menyelidiki katekese dalam hubungannya dengan:

- sifat eklesial katekese, yakni pelaku katekese, Gereia yang dijirvai


oleh Roh Kudus;
- objek fundamental katekese;
- tugas-tugas untuk tujuan ini dicapai dan yang membentuk tuiuan-
tu)uannya lebih langsung;
- sifat proses kateketik yang bertahap dan inspirasi katekumenarnya.

Di samping itu, dalam bab ini, sifat katekese yang biasa sudah
-yang
melalui analisa dari hubungan-
dilukiskan dalam bab terdahulu
-diselidiki
nya dengan kegiatan-kegiatan eklesial yang lain.

Katekese: kegiatan yang bersifat eklesial


78. Pada dasarnya, katekese merupakan sua ru tindakan eklesial.' Subiek
katekese yang benar adalah Gereja, am melan utkan nii!-i Yiius
Sang Gu ru, ilan yiiig diiiwai ole[r R,q! 5yd9! dir'ltUj. untu!< me,nj adi
guru iman. Gereja me ngikuti Bunda Allah dalam menyimpan harta
Injildalam hatinya.2 Dia mewartakannya, menghayatinya, dan mene-
ruskannya dalam kateTiese bagi mereka semua yang telah mengambil
keputusan untuk mengikuti Yesus Kristus. Pene ry^s,a1r Kabar Gembira
ini merupakan suatu tindakan hidup dari tradisi gereja;3
- Gereja meneruskan iman yang dihayatinya sendiri: pengertiannya
tentang misteri Allah dan rencana keselamatan, pandangannya
tenrang panggilan tertinggi manusia, gaya hidnp iniili yang me-
nyampaikan kegembiraan Kerajaan Allah, pengharapan yang
menyelimutinya dan cinta yang dimilikinya bagi umat manusia
dan makhluk ciptaan Allah.
68 BAB III Sifat, Objck, Dan Tugastugu Karekese Peruniuk Umum Katckcsc 69
I

- \ Gereja meneruskan iman dengan cara Fang akrif; Gereia menabur- Bapa-Nya, yang mengutus-Nya ke dunia, dan dengan Roh Kudus,
f kan iman di dalam hari para karekumen dan mereka yang menerima yang mendorong perutusan-Nya; dengan Gereja, Tubuh-Nya, yang
ikatekese memelihara pengalaman hidup mereka y"ng paling menerima pcmberian diri Kristus, dengan umar manusia dan dcngan
\dalam.a Pengakuan iman yang diterim a oleh Gereja (traditio), yang saudara-saudara-Nya, yang nasibnya ingin dirasakan-Nya juga.
lahir dan tumbuh selama proses kareketik, diberikan kembali
(redditio), diperkaya oleh nilai-nilai dari kultur yang berbeda-beda.t Objek katekese diungkapkan dalam pengakuan iman a-kan
Oleh karena itu, katekumenar diubah menjadi suaru pusar satu Allah: Bapa, Putera, dan Roh Kudus
pendalaman katolisiras dan ragi bagi pembaruan Gereja.
79. Dalarn meneruskan iman dan hidup baru, Gereja bertindak sebagai 82. Katekese adalah bentuk khusus pelayanan sabda yang mematangkan .,

seorang ibu bagi umat manusia yang melahirkan anak-anak yang pertobatan awal untuk menjadikannya suatu pengakuan iman yang
dikandung oleh kekuaran Roh Kudus dan lahir dari Allah.6 Justru nyata, hidup, dan berbuah: "hatekcse memiliki asalnya dakm ?engahutn
"karena Gereja adalah ibu, dia jugalah pendidik iman kita";7 pada , iman dan membau,a hcpada pengabuan iman.''z
waktu yang sama, Gere.ja sekaligus ibu dan guru. Melalui katekese, Pengakuan iman yang melekat pada Permandianrr sungguh-sungguh
dia memberi makan anak-anaknya dengan imannya sendiri, dan bersiEt Tiitunggal. Gereja me mperm an{ik^n "daldm ndtnd BdPa dtln
memasukkan mereka ke dalam keanggoraan keluarga Gereja. Sebagai Putera dan Roh Kudus" (Mat 28: l9)rr Allah Tiirunggal yang kepada-
seorang ibu yang baik, dia memberikan mereka Injil dalam segala ke- Nya orang-orang Kristen menyerahkan hidupnya. Katekese awal
aslian dan kemurniannya, sebagai makanan yang repar, yang diperkaya baik sebelum dan sesudah permandian, mempersiapkan rindakan yang
-
secara kultural dan menjadi tanggapan atas cita-cita hati manusia yang menentukan ini. Katekese lanjut membantu untuk mcmatangkan
paling dalam. pengakuan iman ini, untuk memaklumkannya dalam Ekaristi dan
untuk membarui komitmen yang tercakup di dalamnya. Pentinglah
Objek katekese: persatuan dengan Yesus Kristus bahwa katekese menyatukan pengakuan iman akan Kristus, "Ycsuslah
Tirhan", dengan pengakuan akan Tiitur,ggal, 'Ahu ?ercay ahan Allah
80. "Ti:juan definitif katekese ialah bukan hanya membuat orang saling
Bapa, Putera, dan Roh Kdui', sedemikian rupa sehingga tidak ada
berkontak, melainkan.juga dalam kesatuan dan kemesraan, dengan
dua cara berbcda untuk mengungkapkan iman. Dia yang berbalik
Yesus Kristus".8 Segala kegiatan mewartakan Kabar Gembira
kepada Yesus lGistus dan me ngakui-Nya sebagaiTirhan mclalui pemak-
dimengerti sebagai memajukan kesatuan dengan Yesus Kristus. Mulai
luman pcrtama Injil, mcmulai suatu proses, yeng dengan bantuan katekesc,
dengan pertobatan "awal"e seseorang kepada Tuhan, yang digerakkan
membawa orang kepada pengakuan yang nyata akan Tritunggal.
oleh Roh Kudus melalui pewartaan In.jil yang pertama, katekese
Dalam pengakuan iman akan satu A.llah, orang Kristen menolak
berusaha mengukuhkan dan mematangkan kesetiaan pertama ini.
setiap pelayanan dari kemutlakan manusia; "kekuasaan, kenikmatan,
Katekese mau membantu orang-orang yang baru bertobat "untuk
ras, keturunan leluhur, status, kekayaan ,..",'t dan oleh karena itu
mengenal Yesus dengan lebih baik, yang kepada-Nya dia menyerahkan
dibebaskan dari perbudakan dewa mana pun. Hal itu merupakan
diri: untuk mengenal "misteri"-Nya, Kerajaan Allah yang diwartakan-
pemakluman akan kehendak-Nya untuk mengabdiAllah dan manusia
Nya, tuntutan dan komentar-komentar yang ada dalam Injil, dan jalan
tanpa ikatan apa pun. Dalam memaklumkan iman akan Tiitunggal,
yang telah diletakkan-Nya bagi setiap orang yang mau mengikuti-
yang adalah persatuan Pribadi-Pribadi, murid Yesus Kriscus
Nyi'.r0 Permandian, sakramen, tempat "kita diserupakan dengan
memperlihatkan serentak, bahwa cinta akan Allah dan sesama
Kristus"," menopang karya katekese ini dengan bantuan rahmat.
merupakan prinsip yang menyatakan keberadaan dan tindakan-Nya.
81. Persatuan dengan Yesus Kristus, dari dinamikanya sendiri, membawa
murid-murid menyatukan diri dengan segala sesuatu yang
83. Pengakuan iman rersebut lengkap bila menunjuk pada Gereja. Secara
individual, orang yang dipermandikan memaklumkan Credo, karena
mempersatukan Yesus Kristus sendiri secara mendalam: dengan Allah
70 BAB III Sifrr, Objek, Dan Tugasrugas Karekese Pauniuk Umum Karckqc 7l

tidak ada tindakan apa pun yang lebih pribadi daripada ini. Akan te- Tugas-tugas fundamental katekese: membantu mengetahui,
tapi, mereka mengucapkannya di dalam Gereja dan melalui Gereja,
merayakan, dan merenungkan misteri Kristus
karena mereka melakukannya sebagai anggora-angg ota Gerela. ,A.hu
Percala" dan "Kami pffcaya" harus saling mencakup.16 Dengan
85. Tugas-tugas fundamental katekese adalah:
memadukan pengakuan imannya dengan pengakuan iman Gereja, - Mengcmbanghan pengetahuan iman
orang Kristen digabungkan dalam misi Gereja: menjadi "sakramen Barangsiapa telah berjumpa dengan Kristus ingin
keselamatan universal" bagi hidup dunia. Dia yang mengakui iman mengenal-Nya sejauh mungkin, serta mengenal rencana Bapa yang
memikul tanggungjawab yang sering kali menimbulkan penganiayaan. diwahyukan-Nya. Pengetahuan iman ffi*t quae) diturrtut melalui
Dalam sejarah Kristen, para marrir adalah pewarta dan saksi-saksi kesetiaan kepada iman (fdes qua))a Bahkan .iuga dalam tata
lman par excetlence.lT manusiawi, cinta yang dimiliki seseorang terhadap orang lain
menyebabkan orang itu ingin semakin mengenal orang lain ter-
Tugas katekese memenuhi tujuannya sebut. Oleh karena itu, katekese harus menuntun "kepada penge-
nalan bertahap akan seluruh kebenaran tentang rencana ilahi",r'
84. Objek katekese diwujudkan dalam berbagai tugas namun saling ' dengan memperkenalkan murid-murid Yesus pada pengetahuan
berhubungan,r8 Untuk melaksanakan tugas ini, katekese renru saja akanTiadisidan Kitab Suci, yang merupakan "pengetahuan Kristus
mendapat inspirasi dari cara Yesus membina para murid-Nya. Dia yang tertinggi".26 Dengan memperdalam pengetahuan iman,
menyarakan kepada mereka berbagai dimensi Kerajaan AJlah: ,,kepada katekese memberi makan bukan hanya bagi kehidupan iman, me-
kamu diberikan karunia untuk mengetahui rahasia-rahasia Kerajaan lainkan juga melengkapinya untuk menjelaskan hidup iman itu
surga" (Mat l3: I I ).re Ia mengajar mereka berdoa ( "Kalau hamu berdoa, kepada dunia. Arti Credo, yang merupakan ringkasan Kitab Suci
hatahanlah Bapa ..." Luk l l:2).ro Dia menekankan kepada mereka dan Iman Gereja, adalah perwujudan dari tugas ini.
sikap-sikap injtli ("bekjarlah daripada-Ku harena Ahu lembut dan
rendzh hati"Mat l l:29). Dia menFiapkan mereka untuk tugas peru(us-
- Pcndidihan liturgit
Kristus selalu hadir dalam Gereja-Nya, teristimewa dalam
an (Dia mengutus mereha berdua-dua men thului-N1a" Luk l0:l).rl "perayaan-perayaan liturgis".27 Persatuan dengan Yesus Ktisrus
Tugas-tugas katekese berhubungan dengan pendidikan dari membawa kepada perayaan kehadiran-Nya yang menyelanratkan
dimensi-dimensi iman yang berbeda-beda, karena katekese merupakan dalam sakramen-sakramen, khususnya dalam Ekaristi. Dengan
pembinaan Kristen yang ur:uh, "terbuha bagi segala fahtor hehidupan hangat Gereja ingin agar semua orang Kristen dibawa kepada
Kristiani".22 Karenadinamika batinnya, iman harus dikenal, dirayakan, partisipasi penuh, sadar, dan aktifyang dituntut oleh sifat lirurgi
dihayati, dan diterjemahkan ke dalam doa. Katekese harus memupuk itu sendiri2s dan martabat imamat dari sakramen permandian.
dan menyuburkan setiap dimensi ini. Namun, iman dihayati oleh Karena alasan ini, katekese, bersama dengan memaiukan penge-
komunitas Kristiani dan diwartakan dalam perutusan: Iman yang tahuan tentang arti liturgi dan sakramen-sakramen, harus juga
diwartakan dan yang dialami bersama-sama. Katekese juga harus mendidik para murid Yesus Kristus "untuk doa, ucapan syukur,
memberikan semangat dan dorongan bagidimensi ini. KonsiliVarikan tobat, berdoa dengan penuh kepercayaan, untuk semangat men-
Iimengungkapkan rugas-rugas ini sebagai berikut: "... instruksi jemaat, untuk mengerti dengan repat arti Credo ,.."2e karena semua
kateketik, yang menerangi dan menguarkan iman, mengembangkan ini perlu bagi hidup liturgis.
suatu hidup yang selaras dengan Roh I(istus, menggerakkan partisipasi - Pembinaan moral
yang sadar dan bersemangar dalam misteri liturgis dan mendorong Pertobatan kepada Yesus Kristus, mencakuP mengikuti
orang-orang untuk mengambil bagian secara aktif dalam karya ke- je.jak-Nya. Maka, katekese harus meneruskan kepada para murid
rasulan".2l sikap-sikap Guru sendiri. Para murid menjalani Perubahan batin,
di dalamnya, dengan mengambil bagian dalam misteri paskah
72 BAB III Sifrr, Obicl. Dan Tugas-ru8el K.rckcsc Pctuniuk Umum tGtckcsc 7,

Tuhan, "mereka beralih dari manusia lama menjadi manusia baru Pcndidiken bagi hidup jcmaat
yang discmpurnakan dalam Kristus".r Khotbah di Bukit, tempat
-
a) Hidup jcmaat Kristiani tidak diwujudkan secara spontah. Adalah
Yesus. mcngambil Dekalog dan menorehnya roh sabda bahagia,r, perlu untuk mcndidiknya dcngan penuh perhatian. Dalam masa
adalah titik rcfcrcnsi yang tidak bisa dilepaskan dari pembi-na"n magang ini, aiaran Kriitus tcntang hidup jcmaat, yang diceritakan
moral yang dewasa ini menjadi amar penring. Eyang;lisasi yang dalam Injil Matius, menyerukan sikap-sikap yang harus dipupuk
mencakup "pemakluman dan penyajian moralit-as"r, mem- olch katckcrc: scmangat kcsederhanaan &n kcrendahan hati ('..{a/zrl
perlihatkan scluruh kekuatan daya tarik yang dibcrikannya bukan hamu tidah bcrtobat dan mcnjadi scpcni anah hccil ..." Mu lS:3\;
saja dalam sabda yang diwartakan mclainkan juga dalam sabda pcrhatian bagi yang paling kcc il di a n ta ru pan saudara (" bara ng iapa
yang dihayari. Kcsaksian moral ini, yang disiapkan oleh karckesc, mcnycbabhan ronng dari yang urkccil yang pcrcaya bcpada'Ku
harus selalu mempcrlihatkan konsckucnsi-konsckuensi sosial dari bcrdon ..." Mat l8:6); pcrhatian khusus bagi mcrcka yang
tuntutan-tuntutan Injil.rl diasingkan ('Pcrgthh dan carihh tatu lang tctctdr... "Mat l8: l2);
- Mengajar bcdoa saling korcksi scbagai saudara ("Pcrgilah dan katahanlah
_- Petsatuan dengan Yesus Kristus membawa para murid huahhannya... " Mat l8:15); doa bcrsama ("Bih dua di antata
Ye.usJ(ristus mengambil sikap doa dan kontemplasiyang dimiliki kamu di dunia scnja unfi4h ncmohon tctuatu ..," Mat | $; l!); saling
oleh Guru itu sendiri. Belajar berdoa b..r"m" yiru, berdo" mengampuni ("mclaithan tujuh puluh kali tujuh hali ..." Mar
dengan perasaan yang sama dcngan yesus kctika "dalihDia berbalik l8:22). Kasih pcrsaudaraan merangkul semua sikap ini ('\ding
kepada Bapa: scmbah sujud, pujian, ucapan syukur, kepercayaan mcngdrihi, tpcrti Ahu tchh mcng*ihi kamu ..."\oh 13:34).
seorang anak, doa pcrmohonan dan kekaguman ak"n ki-uli""n- 6) Dalam mcngcmbangkan perasaan beticmaat ini, katckesc sccara
Nya. Scgala perasaan ini rercermin dalam doa Bapa Kami, doa khusus mcmpcrhatikan dimcnsi ckumcnis dan mendorong sikap'
yang diajarkan Ycsus kepada para murid, dan yang menjadi model sikap bcrsaudara tcrhadap anggota-anggota Gcrcia-Gcrcja dan
dari segala doa Kristiani. 'Pentuun Doa Bapa Kami',y adalah jcmaat cklcsial lang lain. Maka, dalam mcng€iar tuiuan ini katckcse
ringkasan dariseluruh Injil3t dan oleh karena itu menjadi tindakan harus mcmbcrikan penjabaran yang.iclas tcntang scmua aiaran
katekesc yang sejati. Bila katekese diresapi oleh iklim doa, Gcrcja dan mcnghindari pcrumusan-Pcrumusan ltau ungkapan-
penyesuaian scluruh hidup Kristiani mencapai puncaknya. Suasana ungkapan yang bisa mcnimbulkan kckcliruan. Hal ini mencakup
ini sungguh pcnting bila katekumcn dan mcrcka yang mendapat 'luatu pcngctahuan yang scsuai tcntang kcyakinan-kcyakinan yang
katekese dihadapkan dcngan aspck-aspck Injil yang simakin mc- lain',I dcngan mana dibagi-bagikan juga unsur-unsur imani: "kata-
nuntur, dan bila mcreka mcrasa lcmah, atau bila mercka kata Allah ylng tcrtulis, hidup rahmat, pcngharapan dan kasih,
menemukan perbuatan-perbuatan Allah yang misterius dalam dan karunia-karunia batin yang lain dari Roh Kudus".'e Katekcsc
kehidupan mereka. akan mcmiliki suatu dimensi ckumcnis sejauh membangun dan
mcnyuburkan 'iuatu kerinduan yang seiatiakan kcsatuan',t0 bukan
Tirgas-tugas fundamental )zng lain dari katekese: inisiasi kedamaian yang gampang, melainkan kcsatuan yang scmPurna'
dan pendidikan dalam hidup jemaat dan perutusan bilaTirhan scndiri mcnghendakinya dan dcngan sarana-sarana yang
dikehendaki-Nya schingga kcsatuan itu dihasilkan.
86. Katekese mempersiapkan orang lGisren unruk hidup dalam komunitas
dan untuk berpanisipasiaktifdalam kehidupan dan pcrurusan Gereja. - Pcrmulaan misioner
Konsili Vatikan II mcnunjuk penringnya para gcmbala ,,untuk a) Katckcse juga tcrbuka bagi dimcnsi misioner.arlni bcrusaha
membentuk komunitas-komuniras IGisriani yang asli"16 dan bagipara melcngkapi para murid Ycsus agar mcrcka hadir sebagai orang-
katekumen untuk bela.iar bckcrja sama sccara aktif mcmbangrn Gi..j" orang Kristcn dalam masyarakat melalui Pekeriaan mcreka,
dan karya evangelisasinyi'.37 kchidupan budaya dan sosial. Mcreka juga dipersiapkan untuk
74 aAB III Sifat, Objek, Dan Tugasrugas Karekesc I,er"niuk Umum Kerekse 75

bekerja sama dengan pelayanan-pelayanan Gereja yang berbeda- ini, iman Kristiani tidak
menghilangkan satu dari unsur-unsur
beda, sesuai dengan panggilannya masing-masing. Bagi para
mencapai perkembangan yang penuh.
beriman awam, tugas evangelisasi ini, berasal dari sakramen-sahamen
Setiap tugas, dengan caranya sendiri, mewujudkan obiek katekese'
inisiasi Kristen dan dalam karakter panggilan mereka di dunia.al
Pembin""n mo."l, misalnya, pada dasarnya bersifat kristologis, dan
Juga penting bahwa digunakan seriap sarana untuk mendorong triniter. Pembinaan moral itu secara mendalam bersifat eklesial,
panggilan menuju imamat, dan berbagai bentuk persembahan diri
sementara juga terbukabagi kepriharinan-keprihatinan sosial Hal
kepada Allah dalam hidup membiara dan hidup kerasulan untuk
yang sama berlaku iuga unruk Pembinaan liturgis. Sementara
membangkirkan panggilan-panggilan misioner khusus. Sikap in.iili
pembinaan liturgis itu pada dasarnya religius dan eklesial, ia juga
yang diajarkan Yesus kepada para murid-Nya, ketika mereka diutus-
amat menuntut komirmen terhadap. evangelisasi dunia.
Nya, merupakan sikap+ikap yang harus dipupuk dalam katekese:
Tugas-tugas ini saling bergantung dan berkembang bersama-sama'
mencari domba yang hilang, mewarrakan dan sekaligus menyem-
Setiap tema kateketik yang besar, katekese tentang Allah Bapa'
buhkan, menjadi miskin, tanpa uang arau dompet, tahu bagaimana
misainya, memilikisuatu dimensi kognitif serta penerapan moral,
menerima penolakan dan penganiayaan; menaruh harapan di dalam
yang dibatinkan dalam doa dan kesaksian yang sesuai. Tugas yang
Bapa dan di dalam dorongan Roh Kudus; tak menantikan balasan
saru memberi gema pada tugas yang lain: pengetahuan iman
lain selain kegembiraan berkarya demi Kerajaan Allah.ar
mempersiapkan perutusan; hidup sakramental memberi kekuatan
6) Dalam membina pengertian misioner ini, katekese juga perlu bagi bagi perubahan moral.
dialog antaragama bila katekese memungkinkan umat beriman Untuk memenuhi tugasnya, katekese siap dengan dua sarana:
mampu berkomunikasi penuh arti dengan pria dan wanita dari pencrusan pesan Iniil dan pengalaman hidup Kristiani'a'
agama-agama lain.aa Katekese memperlihatkan bahwa hubungan
iembinaan iiturgis, misalnya, harus menjelaskan apa itu lirurgi
antara Gere.ja dengan agama-agama bukan Krisren, pertama-tama,
Kristen, dan apa itu sakramen. Katekese harus juga memberikan
adalah asal dan tujuan umum bangsa manusia, serta "banyak benih
pengalaman tentang macam-macam Perayaan yang bcrbeda, dan
sabda yang telah ditabur Allah dalam agama-agama ini". Katekese
harus membuat simbol-simbol, gerak-gerak, dan sebagainl'a I'ang
juga membantu mendamaikan, dan sekaligus, membedakan antara
dikenal dan dicintai. Pembinaan moral tidak hanya menyampaikan
"pewartaan Krisrus" dan "dialog antaragama". Dua unsur ini,
isi moraliras Kristiani, melainkan juga mengolah tingkah laku injili
meskipun berkaitan erat, namun tidak boleh dicampuradukkan aktif dan nilai-nilai Kristiani.
atau disamakan.as Sesungguhnya, "dialog tidak terlepas dari Dimensi-dimensi iman yang berbeda merupakan obiek-obiek
evangelisasi".a6
pembinaan, yang diberikan dan yang diterima. Pengetahuan iman,
iridup liturgis, mengikuti Kristus semua meruPakan karunia Roh
Pengamatan-pengamatan pada totalitas tugas-tugas ini yang diterima dalam doa, dan dengan cara yang seruPa! suatu.studi
87. Oleh karena itu, tugas-tugas katekese, membentuksatu rotalitas, kaya moial dan spiritual serta kesaksian. Aspek-aspek ini tidak boleh
dan beraneka ragam aspek. Dalam soal ini menguntungkan bila mem- diabaikan.{'
buat beberapa pengamatan. Setiap dimensi iman, seperti iman itu sendiri sebagai suatu kese-
luruh"n, hrru, berakar pada pengalaman manusiawi dan tidak
- "Semua tugas ini perlu. Sebagaimana daya hidup manusia ber-
gantung pada fungsi yang tepar dari organ-organnya, demikian tinggal semata sebagai tambahan pada pribadi manusia' Penge-
juga pematangan hidup Kristiani menuntut agar dipelihara dalam t"Li-"n i-"r, itu p.nting. Pengetahuan itu memberi terang pada
segala dimensinya: pengetahuan iman, hidup liturgis, pembinaan seluruh eksistensi dan dialog dengan budal'a-budaya' Dalam liturgi'
moral, doa, rasa memilikikomunitas, semangat misioner. Bila katekese seluruh hidup pribadi menjadi suatu persembahan rohani' Mo-
76 BAB III Sifat, Objck, Dan Tug*-rugas Karekese
Pcrunjuk Umum K:tckcrc 77

ralitas In)il menerima dan mengangkat nilai-nilai manusiawi. Doa dan sejauh melayani orang yang mcngambi[ kcputusan unruk meng-
terbuka bagi semua masalah pribadi dan sosial.ae ikuri Krisrus, nyan bcrsifar kristosenrris.
- Sebagaimana ditunjuk dalam Petunjuk Umum untuk Katekerik
tahun 1971, "sangat penring bahwa katekese mempertahankan ke-
Katekumenat permandian: inspirasi bagi katekese dalam Gereja.
kayaan dariaspek-aspek yang pelbagai inisedemikian rupa sehingga
satu aspek tidak rerpisah dari yang lain sehingga merugikan aspek- 90. Kenyataan bahwa 'missio ad gcntei'adalah, model semua kegiatan
aspek yang lain".ro misioner dalam Gereja, maka karekumenar permandian yang
dihubungkan dengannya, adalah model yang memberikan inspirasi
Katekumenat permandien: struktur dan perkembangan bagi kegiatannya dalam berkatekese.@ Maka, hal itu membantu untuk
menggarisbawahi unsur-unsur katekumenar iru yang harus memberi
88. Iman, yang digerakkan oleh rahmat ilahi dan disuburkan oleh karya inspirasi bagi katekesc kontemporer dan artinya.
Gereja, men.jalanisuatu proses pematangan. Katekese, yang melayani
perrumbuhan ini, adalah juga suatu kegiatan bertahap. ,,Katekese yang Berdesarkan alasan ini, harus dikatakan bahwa ada perbedaan
baik selalu dijalankan dalam tahap,tahap".r, Dal"m katekumenat fundamental anrara katckumen, mereka yang menerima katekcse,6r
permandian, pembinaan dilaksanakan dalam empat tahap: antara katekese rcbelam pcrmandidn dan scsudah permandian, yang
masing-masing diberikan kepada mereka. Yang terakhir berasal dari
- prahatebumenat,t2 sebagai lokus evangelisasi pertama yang sakramen-sakramcn inisiasi yang diterima ketika bayi, "yang relah di-
membawa kepada pefiobatan dan tempar kerygma pewaftaan yang
perrama di.jelaskan; terima dalam Gercja dan dijadikan anak-anak A.llah melalui Perman-
dian". Basis pertobatan mereka adalah Permandian yang telah mereka
- hatehumenat,s3 adalah konreks katekese integral yang mulai dengan
"pewarisan Injil";ra ' terima dan yang kekuatannya harus mereka kcmbangkan".62

- waktu pemurnian dan penerangan s yang memberikan suatu 9l . Menghadapi perbedaan substansial ini, sekarang dipcmimbangkan be-
persiapan yang lebih intensifbagi sakramen-sakramen inisiasi dalam berapa clemen darikatekumenat permandian, sebagai sumber inspirasi

mana "pewarisan Credo"56 dan "penyerahan DoaTuhan" terjadi;t7 bagi katekcsc sesudah permandian.

- waktu ,nlttagog!,18 dicirikan oleh pengalaman-pengalaman renrang - Katekumenat permandian relus-mencrus mengingatkan seluruh
sakramen dan masuk ke dalam komuniras. Gereja akan pentingnya fungsi inisiasidan fakror-faktor dasar yang
89. Tahap-tahap ini, yang memantulkan kebijaksanaan tradisi kate- membentuknya: katekese dan Sakramen Permandian, Pcnguatan
kumenat, juga menginspirasi pada sifat katekese yang bertahap.s, dan Ekaristi. Pcrawatan pastoral dari inisiasi Kristen penting bagi
Dalam periode patrisrik, pembinaan karekumenat dilaksanakan semua Gereja partikular.
melalui karekese alkitabiah, yang didasarkan pada penceritaan kembali - Katekumenat permandian adalah ranggung jawab seluruh jemaat
sejarah keselamatan; persiapan langsung Permandian lewat katekese Kristiani. Sebenarnya, "inisiasi Kristen yang dilalaanakan selama
doktrinal, dengan menjelaskan Credo dan doa Bapa Kami, yang baru masa katekumenat tidak boleh hanya diserahkan kepada para imam

sajadiajarkan, bersama dengan pencrapan moralnya; dan melalui fase- dan katekis, melainkan harus menjadi perhatian seluruh jemaat
fase yang mengikuti sakramen-sakramen inisiasi, sebuah periode IGistiani, terutama para sponsor".63 Oleh kare na itu, pcmbentukan
katekese mistagogis yang menolong orang yang baru dipermandikan katekumenat menumbuhkan kesadaran akan keibuan rohani
untuk membarinkan sakramen-sakramen ini dan menggabungkan diri Gercja, yang dilaksanakannya dalam semua bentuk pendidikan
mereka pada jemaar. Konsep patristik ini rerus-menerus menerangi iman.64

katekumenat dewasa ini serta katekese itu sendiri. Yang terakhir ini, - Katekumenat permandian juga sama sekali diresapi oleh'mistcri
sejauh menemani proses pertobatan, bersifat esensial dan bertahap, Pashah Kristus". Karena alasan ini, semua inisiasi harus meng-
78 BAB III Sifat, Obiek, Dan Tug*-rugas Katckcsc
Paunjuk Umum r.etckcsc 79

ungkapkan secara jelas si6t paskahnya.6t Malam Paskah, titik pusat Catatan kaki Bapian I Bab III
liturgi Kristiani, dan spiritualitas Permandian menjadi inspirasi
bagi semua katekese. \ r) Scbrgrimenatchh dinyzteken dalem Bab I deribagian iniddem "Pcncruran Wrhyu
- Katekumenat permandian adalah juga lokus inisial dari inkulturasi. olch Gcrcja, karyr Roh Kudus" dan dalam Bagian II, Bab I dalam "Dimcnsi eklcrirl
Mengikuti jejak Penjelmaan Putra Allah yang telah mcnjadi drtipcsan Injil".8/1. EN 60 yangberbicara tcntang ciricklcsial datisaiep kcgirtrn
cvangclisesi.
manusia dalam peristiwa sejarah konkret, Gereja menerima para
katekumen secara utuh bersama dengan ikatan budaya mereka. 2) Bdl. LG 64; DY lla.
Segala kegiatan kateketik mengambil bagian dalam fungsi ini, yakni 3) Bdl. DcG (rr7D t3.
memasukkan ke dalam kekatolikan Gereja, "benih-benih sabda 4) B/k. AG 222.
yang autentik, yang disebarkan melalui individu-individu dan 5) Bdh. C'f 28, RCIA 25 dan 183-187. Tiaditio-synla/i (pcnycr:hen dao mcngcm.
balikan Syrhada$ adelah suatu clcmcn pcnting dati katckumcnat pcrmandirn.
bangsa-bangsa.6
Bipolarirar pctbuatan ini mcngungkapken dimensi gande iman: kerunie yrng
- AIhirnya, konsep tentang katekumenat permandian sebagai suatu ditcrimz (*aditio) dan t.nggapao ptibadi @Aitio). Bd*. CT 28 untuk sutu
Prlles Pembentuhdn dan sebuah sebolah iman yang scjati memberikan pcmakaiu yang nrcmadaidelem katckcsc deri rirus yang peling cksprcsifini.
karakteristik yang khas dan dinamis pada katekese sesudah 6\ Bdk. LG 64.
permandian: komprehensifdan kesatuan pcmbinaan; karakternya 7) CCC 169. Hubungan rntzrz hcibuan Gcrcja dn fungi mcndidiLnya diungkrgbn
yang bertahap yang diungkapkan dalam tahap-tahap yang pasti; dengan sengat baik olch St. Gregorius Agung: "Kanna thb dibuat bc uah latil
hubungannya dengan ritus-ritus, simbol-simbol, tanda-tanda dorgan mcngatdung anal-aaalnya betlat pclayanat pcwartaan, mcmhtat acttla
bcr*mbah dahm rahimrya dcngan ajatannya, Motatia XIX, c.12, 9; PL76, 108\.
alkitabiah dan liturgis yang penuh maknai dan referensi yang tetap
8) CT 5; bdl. CCC 426; AG l4r. Dalam kritannya dcngan tujuan kerckcsc krisrologis
pada jemaat Kristiani.
lihat Brgian I, Bab I dan Bagien I[, Bab I. "Yct* Krirtrs pcagantan dan Lcpcnuhan
Katekese sesudah permandian, tanpa mcniru struktur katckumenat \Yahyt" dzn bagirn yeng dikatakan dalam bagian ll, Blb I 'Krttiatitat lai niti
cvangcli".
baptismal, dan dengan mengakui dalam diri orang yang mencrima
9) AG l3b.
katekese realita Permandiannya, melakukan dengan baik, untuk mcnarik
inspirasi dari "sckolah persiapan untukhidup Kristiani",67 dan membiar-
l0) , CT 20c.

kan dirinya diperkaya oleh unsur-unsur prinsipiil yang menjadi ciri- I l) LG 7b.

ciri katekumenat. t2) MPD 8; CCC 185-197.


l3) Bdh. ccc t89.
l4) Bl{. CCC 180-190 dan 197.
15) Bdk. ccc 2t3.
16) Bdl. CCC t66-67; CCC 196.
t7\ BdL. PN 45.
l8) DGC (1971) 2l-29 juga mcmbcdakan entaa tujuan (fnt) dn s*nt (awoa)
krtckcsc. Inim*upakan tujuan spcsifik dalam mana tujuan rcrscbut dikookrctkm.
l9) Bdk. M& 4tl0-12.
20) Bdk. Mtt 6:5-6.
2t) Bdh. Mat l0t5-15.
cT 2lb.
23) GE4; bdk. RCIA 19; CtC 788, 2.

24) B/k. DCG (t97 t) 36a.


80 Cataran Kaki Petuniuk Umum Katckese 8 t

25) Bdh. DcG (t97 t) 24. ,8) RCIA37-4 35-329.


26) DY 25a. 59) Sifat bertahap ini juga tampak delam nama-nama yang diberikan yang dipakai oleh

27) 5L /. Gereja untuk menunjuk mereka yang ada dalam pelbagai rahap katekumenat
pe(mendia timpdtian (RCIA l2), orang yang ingin beriman namun belum percaya
28) sc t4.
Bdh.
secea penuhi kdt.&umaz (RCLA l7-18), mereka yang telah mengambil kepurusan
29) DCG ( l97l) 25b. regas untuk mengikuti Yesus Ktistns; ttrpilih (RCL{ 24), mereka yang dipanggil
30) AG 13. untuk menerime Sakramcn Permandiani ncoft (RCIA 3l-36), mereka yang baru
d ilah irkan dalam cahrylr k:rcna rahmat Sakrame n Permtndian; rma t Kristiani (RCIA
3l) Bdb. LG 62; CCC 1965-1986. CCC 1697 membicaral:an secara khusus karaktcrisril
yang hatus diambil oleh katekese dalarn pcmbinaan motal,
39), mcreka yang matang dalam iman dan anggota-anggora aktif dari komunitas
Kristiani.
32) vs 107.
60) Bdl. MPD 8; EN 44r ChL 61.
33) Bdk.cT 29f.
6t) Dalam DCG ini, ungkapan "katekumen" dan "mereka vang meneriml katekese"
34) RCLA 2i dah 188-191. dipakai untuk membuat distingsi ini. Unruk bagiannva CIC, canon 204'206,
35) Bdk. ccc 2761. mencatat cara-clra yang berbcda, dengan mana katekumen dan umar Kristiani
36) PO 6d. bersatu dengan Gcreja.

37) AG 14d. 62) RCIA 295. Rirtu Intiati Kristen orang Dcwasa ying sama, Bab 4, merenungkan
pertanyaan d.ri mereka yang dibaptis dewasa yang membutuhkan katekese rwal.
38) DCG (t971\ 27.
CT 44 menentukan berbagai situasi dalam mana karekese dapat dipandang perlu.
39) UR 3b.
63) AC r4d.
40) CT 32; bdb. CCC 82l CT 34.
64) Methodius dari olympus, misalnya, berbicara tel.^ng indahan Lcibuan dti
4t\ Bdh. Cf 24b d* DCc (1971)2s. komunitas lGistirniketika dia mengatakan; "Sehubungan dengan merekr yang masih
42. Bdb. LG 3lb dan ChL l5; CCC 898-900. tidaksempurna (dalam kehidupen llristiani) justru agar lebih matanglah membenruk
43) &dl. Mat 10:5-42 dan Luk l0:t-20. mercka dan mcmbewa mereka kepada kelahitan sebagai seorang ibu. (Sympotium
IIl, 8; GCS 27, 88), Lihat juga St. Gregorius Agung Homilia in Etngclia,l,lll,2:
44) Bdh. EN 53 dan RM 55-57 .
PL 76, l086 D).
45) a/1. RM. 55b; KoNGREGASt UNTUK EVANGELISASI BANGSA-BANcsA 6 5,) RCLA 8.
DAN RaPAT PONTIFIKAL UNTUK DTALOG AN'D{RAGAMA, 'Diatos dan
Pcwartaan' (19 Mei 1991), no. 14-54; AAS 84 (199211,hlm. 419-432- CCC 939- 66) Bdb. c-f 53.
845; Bagian IV, Bab 4 d:ri Buku Petunjuk ini berkenaan dengan mctcka yang 67) DCC (1971) 130. Artikcl ini mulai dengen peneguhan: " Katekum€nar bagi orang-
menerim. kalckese dan kembdike topik,(zr* csc dahm bontch agana-agama hin, orang dewasa yang.serentak mencekup katekese, partisipasi liturgis dzn hidup
komunitas, adalah contoh yeng istimewa dari setu lembage yang muncul karena
46) RM tr".
kerja sama dari fungsi pastoral yang berbeda-bcdi'.
47) Bdk. CIC 773 dan 778 S 2. .

48) BdL. DCG (1971) 22 dan 23.


49) Bdb. DcG (t971) 26.
50) DCG (1971) 3l b.

t1) Bdk. RctA t9.


RCIA I9.23.
53) RCIA I 4-20i 68-7 2; 98-t05.
54) RCIA 93; 6/1. MPD 8c.
55) RCIA 2l-26; 133-142; 152-159.
56) RCIA 25 dan 183- 187.
57) RCIA 25 dan 188-192.
FU
FN
Cr) t!
z liJ

z
z
F
PESAN INJIL

"Dan inihh hifup abadi, agar matha mcngcnal Engkau u*rauzya Alhh
Xang bcanr dan Yaut kitna yng tchh l(olu&r" (yoh 17: 3).
"Damnghh Yart he Galilza, mcmboita*an lajilAlhb, kata-N1a: "WaLrunya
ehh gcnap; Kcrajaat Allah slah *lat. Bcrtobathh dtn petcayahh lqadz
Injil" (MrL l:14-19.
"Dan rlantg, uudarataudaro aht nau mcnghgt*at lanu Lcpadz lajil
yaag ela boitalaa hcpalama dtn yang laau r';ina, daa yng di dahmala
ltau tcguh boliri. Obh lajil in Leat dhchrnr,Lrr, .tal lamu kT,qrng
Eyh ?olonfo, katali Laha Lamt tchh ia+ia uja ncajali p*a1a. Scbab
ldng tdngdt P.iting tehh l*ampaihan lc2adama, yi* npa yng tchh
kutcrima ndii, ialah babw kis*s phh nati latcaz hu-dosa Lin, wai
dcngan Kub S*i, bahwa Ia tchh di&htrkan, dan bahwa Ia rhh dibang-
hitlan pada hai yang laiga, se*ai &xgar Kiub Suci" (lKor lJ:11).

Makna dan tujuan Bagian Kedua


92. Iman Krisriani, mclaluinya seorang berkata "Ya" kepada Yesus IGistus,
dapat dianalisa dcmikian:
- Sebagai suatu keterlekatan yang diberikan di bawah pcngaruh
rahmat, kepada AIIah yang mcwahyukan diri-Nya sendiri; dalam
hal ini iman berarti percaya kepada sabda Allah dan mcmberikan
diri kcpada sabda Allah iru (fdcs qua).
- Sebagai isi \(ahyu dan pesan lnjil; dalam arti ini, iman diungkapkan
dalam usahanya untuk mengerti dcngan lebih baik mistcri sabda
(f/u quac).
' Kedua aspek ini, dari kodratnya, tidak bisa dipisahkan. Pematangan
dan pertumbuhan dalam iman mcnuntut perkembangan yang
komprchensifdan koheren. Namun, untuk tujuan metodologis, mcrcka
dapar dilihat tcrscndiri.r
93, Bagian dua, menyelidiki isi pesan Injil (fdts qua).
- Bab Pertama menyusun norma dan kritcria yang harus diikuti oleh
katekcsc agar dapat menemukan, mcrumuskan, dan mcnyajikan
isi-isinya. Scbenarnya sctiap bcntuk pelayanan sabda diatur dcmi
penyajian pcsan Injil sesuai dengan karaktcrnya sendiri.
- Bab Kcdua menyelidiki isi iman sebagaimana dijabarkan dalam
Katcbism* Gcrcja Kanlih, yangmcrupakan titik refercnsi doktrinal
bagi semua katckese. Bab ini juga memberikan bebcrapa
86 P6.n rniit

pengamatan yang dapat membantu perpaduan dan pembatinan BAB I


Katekismus dan mcnempatkannya dalam kegiatan kateketik Gereja.
Di samping iru, beberapa kriteria dirata untuk menolong Gereja-
Gcrcja partikular dalam mcnyusun katckismus-kate kismus yang NORMA DAN KRITERI,A UNTUK MENIYAJIKAN
berdasarkan Katchismus Gereja KatoliL, yang semcntara memclihara PESAN INJIL DAIAM KATEKESE
kesatuan iman, harus juga memperhitungkan keanekaragaman
Iingkungan dan kebudayaan. "Dcagarhh, hai omng bacL Tuhan i* Alhh kiu, Tithar itu ba! lQtihihh
Teh4;, Altahn u, &ngat rgmtp batima dtn &ngan rgcaap iiwama lan
dcngan cgcnap hclvtanmt. Apa yazg hqcintahlan Lcpadaan 2a/a hai
ini barurhh atglau pcthetilan, hanthh Lauajarlan bcruhng-tbag lcpada
anelrana|mv lan ltrbiunlas apabih cngLau dulaL li rumthm* apa'
bih e4hau dang kba perjahta6 apabih nghatt beiaing daa epbih
cnglar bangun. Ha*thh juga Lar ilathan rbagai unda pada tangtnmu
&n hanulah iru ntiali hmbaag di dahinu, dnn ha*thh iru Lau *liLaa
pada tiaag pin* umahau dan pada pinn gctbangnr' (Ul 61-9)-
"Dat Sabda nnjali daging dan titgal li antara lzita" (Yoh l: l1).

Sabda Allah: sumbcr katekese

94. Sumber tempat katckesc mcnarik pesan-Pesannya adalah sabda A.llah:


"Katclac ahan rhlu mcnariL iinla dari ubda Alhh yng hilup yng /irz'"'Lan
&hn Traditi dan Kiub Srci *arcna Tialiti tuci dan Kub Suti mcmbcna& satu
harta ubda Alhh yng nnggal daa Ludul yng dipcrcayakan hcpala Gctcja".'

"Harta iman"2 ini bagaikan harta seorang tuan rumah yang diper-
cayakan kepada Gercja, keluarga Allah, dan Gereja tcrus-menerus
menimba harta yang baru dan yang lama.3 Semua anak Allah, yang
dijiwai olch Roh-Nya, diberi makan dari harta sabda Allah. Mereka
tahu bahwa Sabde itu adalah Yesus Kristus, yang mcniadi manusia
dan bahwa suara-Nya terus bcrgema dalam Gereia dan di dunia melalui
' Roh Kudus. Sabda Allah, melalui "pcrcndahan diri" ilahi yang mcnga-
gumkan{ dirujukan kcpada kita dan sampai kepada kita melalui "pcr'
kataan-perkataan dan perbuatan-pcrbuatan", sama scPcrti Sabda Bapa
yang kekal, ketika mcngenakan daging kclemahan manusia, menjadi
scperti manusid'.'TanPa bcrhcnti mcnjadi sabda Allah, sabda itu di'
ungkapkan dalam kata-kata manusia. Walaupun dckat dengan kita,
dia retap terselubung, dalam suatu kcadaan "kenosis" (pcngosongan
diri). Maka, Gcrcja, yang dituntun oleh Roh Kudus, harus mcna6irkan
sabda itu terus-mcncrus. Gereia mcrcnungkan sabda dengan semangat
iman yang dalam, "mendengarkannya dengan saleh, memeliharanya
dcngan cinta, dan menielaskannya dengan setia."('
88 BAB I Norma Dan Kritcria Pcsan Iniil Datam Katekct Pctuniuk Umum K:tckac 89

Sumber dan "sumber-sumber" pesan katekeseT Kriteria untuk penyajian pesan


95. Sabda Alkh, yang rerkandung dalam Ti"adisi Suci dan dalam Kitab ' 97.i Krireria untuk menyaiikan pesan Injil dalarr' katekese berkaitan erat
Suci: ' satu dengan yang lain, karena mereka muncul dari sumber yang sama'
- direnungkan dan dimengerti dengan lebih mendalam melalui
- Pesan yang berpusat Pada Pribadi-Yesus Krisrus (fnlrorrzrri) dengan
perasaan iman dari seluruh )emaat Allah, di bawah bimbingan dinamika barinnya memperkenalkan dimensi tritunggaldari pesan
Magisterium yang mengajar dengan kewibawaan; yang sama itu.
- dirayakan dalam Liturgi Suci, di mana sabda Allah terus menerus
- Pem"kl,,man B.rita Gembira tcntang Kerajaan Allah, bcrpusat pada
dimaklumkan, didengarkan, dibatinkan, dan di.jelaskan; antgcrdh Kaelamatan, yang berisikan sebuah pesan tentang
- bcrsinar dalam kehidupan Gere.ja, dalam dua ribu tahun sejarahnya, pembebasan.
reristimewa dalam kesaksian Kristiani dan secara khusus dalam Ciri e hhsial dari pesan hjil mcncerminkan sifat /lirrani'r-nya karena
diri pada kudus;
-
katckcse sebagaimana dengan semua evangelisasi diwujudkan
-_ diperdalam oleh riset teologis yang membantu kaum beriman untuk -
dalam "waktu Gcrcia".
-
maju dalam pcngertiannya yang viral rentang misteri-misteri iman; mencei iuhalturasl, karena Berita Gembira ditujukan
Injil
- Pesan
- dinyatakan dalam nilai-nilai moral dan religius yang asli, di mana, kepada segala bangsa, yang hanya bisa dicapai bila Pesan Injil
sebagai "benih-benih sabdi', ditabur dalam masyarakat manusia disajikan dalam Lcutuhan dan hcmarniannya.
dan kebudayaan-kebudayaan yang berbeda. Pesan Injil mcrupakan suatu Pesan homprchcns$ dengan hierarki
96. Ini adalah semua sumber, prinsip subsidiaritas dari katekese, namun
-
kebenarannya sendiri. Justru visi harmonis dari Iniil inilah yang
katekese tidak boleh dipahami dalam arti yang sempir.s Kitab Suci mengubahnya menjadi suatu Perisriwa yang berarti begi pribadi
"adalah cara berbicara Allah yang dituangkan dalam tulisan di bawah manusia.
embusan Roh Kudus",, Tiadisi Suci "meneruskan keutuhan sabda
'Walaupun kritcria-kriteria ini sah bagi seluruh pelayanan sabda,
Allah yang oleh Kristus Tirhan dan Roh Kudus, telah dipercayakan
kepada para rasul".ro Magisterium mempunyai tugas memberikan disini kriteria-kriteria iru dikembangkan dalam hubungannya dengan
interpretasi yang autentik atas sabda Allall',rr dan dengan berbuat karekesc.

demikian, dalam nama Kristus, memenuhi\elayanan gerejani yang


fundamental. Tiadisi, Kitab Suci, dan Magilterium, ketiganya erat Pesan Inlil yang berpusat Pada Kristus (kristosentris)
berkainn satu dengan yang lain. adalah sumber-sumber dasar karekese, 98. Yesus Kristus tidak hanya meneruskan sabda Allah: Dia adthh Sabda
"masing-masing dengan caranya sendiri,"r2Tiap-tiap sumber katekese Allah. OIeh karcna itu, katekese harus sama sekali terikat pada-Nya'
yang subsidier memiliki bahasanya sendiri yang telah dibenruk oleh Maka, ciri khas pesan yang diteruskan oleh katekese, terutama, adalah
aneka "dokumen iman" yang kaya. Katekese merupakan suatu tradisi "keberpusatannya pada Kristus".ra Ini daPat dimengerti dalam pelbagai
yang hidup dari dokumen-dokumen yang demikian: petikan-perikan ' arti.
alkitabiah, teks-teks liturgis, tulisan-tulisan para Bapa Gereja,
- Pertama-tama, itu berarti bahwa "pada inti katekese, kita me-
perumusan-perumusan Magisterium, simbol iman, kesaksian para nemukan, dalam esensinya, scorang pribadi, Pribadi Yesus dari
Kudus dan refleksi teologis. Nazaret, Putra tunggal Allah, penuh kasih karunia dan kebe-
naran".rt Dalam kenyataan, tugas dasar katekese ialah mengha-
, Sumber yang hidup dari sabda Allah dan "sumber-sumber" yang berasal
' darinya, dan melaluinya sabda itu diungkapkan, memberikan karekese dirkan Kristus dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Dia'
I dengan kriteria ini Secara nyata katekese memajukan aindakan mengikuti Yesus dan
untuk meneruskan pesannya kepada mereka yang
' telah mengambil keputusan persatuan dengan Dia; segala elemen dari pesan Injil mcngarah ke
untuk mengikuti Yesus Kristus.
sini.
90 BAB I Norma Drn Krircrie pern IniitDrtam Krrctcsc Pctuniuk Umum K:rckac 9l

- Kcdua, krisrosentris berarri Kristus adalah ,,pusat scjarah kcscla- Itulah cscnsinia suatu kristosentris vjrlg-tlinitcr.-Orang-orang
mamn",r6 yang dihadirkan olch karekesc. IGisrus sungluh_sungguh Kristcn, dalam Sakramen Permandian, diserupakan dcngan l(ristus,
pcristiwa final, titik remu segala sejarah kesclamatan. Ol", ylng "Satu dariTiitunggal",'1r dan dijadikan "putra-putra di dalam Putcra",
datang "pada kepcnuhan waktu adalah kunci, pusat, d"n dalam persatuan dcngan Bapa dan Roh Kudus. Olch karcna itu, iman
"khi,
dari scmua sejarah manusii'.r7 pesan katcketis m.nolong or"ng- mereka, pada akarnya bcrsifat triniter. "MistcriTiitunggal Yang Maha
orang Kristen untuk mcnempatkan dirinya dalam sejaiah dan - - Kudus adalah mistcri sentral dalam iman dan hidup Kristiani" 2a
mcmasukkan diri ke dalam sejarah, dengan menunjukJ<an bahwa 100. Kristoscntris yang trinitcr dari pesan In)il membuat katckcse harus
Krisrus adalah rujuan tertinggi dari sejarah ini. mempcrhatikan hal-hal bcrikut.
- Lebih dari itu, kristosentris berarti bahwa pesan Injil tidak berasal - Struktur intcrnal katekcsc: sctiap cara penyajian harus selalu bcrsifat
dari manusia, melainkan adalah Sabda Allah. Gereja, dan atas nama kristoscntris-trinitcr;. "Mclalui Kristus kepada Bapa dalam Roh
Gcreja, sctiap katckis dalam kcbenaran dapat bcrkata: ,,a.jaran saya Kudus".2t Bila krtckesc kckurangan tiga unsur ini atau mcngabai-
bukan berasal dari saya scndiri: ajaran s"ya b.r"r"l d"ii ,.o."ng kan hubungan mcrcka yang crat, Pcsan-Kristiani Prsti kchilangan
yang mcngutus saya" (Yoh 7: l6). Jadi, scgala sesuatu yang ditcrus_ karakternya yang khas".26
kan oleh_ katekis adalah "ajaran ycsus kristus, k.b.n"I"n y"ng - Mcngikuti pedagogi lesus dalam p*{)rutl.!P:,-d!ri'Nya scndiri
disampaikan-Nya, atau lcbih tepar lagi, Kcbenaran y"ng scbagai Put*i,?an Roh Kudus, katckcsi mcng$-ulkan hidup Allah
"j"l"h
Dia sendiri".r8 Kebcrpusatan pada Kristus, mewaiibkan- katekis yang paling dalam, yang mulai dengan karya-karya pcnyclamatan
untuk mcneruskan apa yang diajarkan yesus tentang Allah, dcmi kcsciahtcraan umat manu!]a.'2[ Karyi Alta1i-m€nfnng1tapkan
manusia, kebahagiaan, kehidupan moral, kcmarian, dan lainJain, siapa Dia den misteriAda-Nya yang paling dalam mcncrangi segala
tanpa mengubah pemikiran-Nya dengan cara apa pun.re karya-Nya. Hal ini analog dengan hubungan-hubungan
Injil yang menceritakan kchidupan manusiawi: manusia mengungkapkan diri lcwat pcrbuatan'
Yesus, ada.lah inripesan katekctik.
__
Mercka sendiri diberkahi dcngan 'ttruktur kateketili,.2o li,iereka menjelas_
pcrbuatannya, dan scmakin dalam kita mcngenalnya, semakin
kan ajaran yang diberikan kcpada jemaat-jemaat Kristen perd"n", d"n
baiklah kita memahami apa yang mereka buat.2r
yan.g juga mencruskan kchidupan Ycsus, pcsan-Nya, dan pcrbuatan_ - Pcnyajian tcnteng adanya Allah yang paliogdalam, yang diwahyu'
pcrbuatan-Nya yang menyclamatkan. Dalam katckese, ,,keempat kan olch Yesus, mistcri kcsatuan dalam csensi dan tiga dalam
Injil Pribadi, mcmiliki implikasi yang Pcnting dalam hidup manusia'
mcnduduki tcmpat sentral karena Yesus Kristus adalah pur"t m.r.k .r,
Mcngakui imen akan satu Allah, bcrarti, bahwa "manusia tidek
boleh mcnycrahken kebcbasan pribadinya sccara mutlak kePada
Kristosentris dari pesan Injil yzng Tiiniter kckuasaan duniawi".2'Juga bcrarti, bahwa manusia, yang diciPta-
99. Sabda Allah, yang mcnjadi manusia dalam kan mcnurut gambar dan kcserupaan dengan Allah yang adalah
diri yesus IGisrus, putra
Pcrawan Maria, adalah Sabda Bapa yang berbicara kepada dunia "pcrsatuan pribadi-pribadi", dipanggil untuk mcnjadi masyarakat
mclalui Roh-Nya. Ycsus tcrus-mencrus mengacu pada Bapa, yang dari bcrsaudara, yang terdiri atas putcra dan Putcri dari BaPa yang sama,

Dia, Dia tahu bahwa Dialah Putra Tunggal, dan k.p"d" Roir Kudur, , dan sedcrajat dalam martabat pribadi.r, I m plikasi'implikasi
karcna melalui Roh Kudus Yesus tahu bahwa Diaiah yang diurapi. manusiawi dan sosial dari konscp Kristcn tcntang Allah adalah
Dialah ".ialan" yang menu.iu mistcriAllah yang paling dalam.ri Katckisc dahsyat. Gercja, dcngan mcngakui imannya akan Tritunggal dan
yang berpusat pada Kristus, karena dinamika yang ada dalam dirinya, dcngan mcmaklumkannya kcpada dunia, mcmahami dirinya
menuju kepada pengakuan iman akan Allah, Bapa, putera, dan Roh scbagai, "satu bangsa yang dikumpulkan dalam kcsatuan Bapa,
Kudus. Putcra, dan Roh Kudus".'r
92 BAB I Normr Dan Kriteria Pcsan lnjil Dalam Katclcsc Pctunlul Umum Krrchcsc 93

Pesan yang memaklumkan keselamatan kita. Pemakluman tcntang penghakiman ini, dengan dayanya untuk
mcmbcntuk hati nurani, merupakan unsur sentral dalam Iniil, dan
l0l. Pcsan Yesus t_entang Allah adalah Berita Gembi{-ltagl umat manusia. Bcrira Gembira bagi dunia: bagi mcreka yang mcnderita Pcnyang-
Yesus memaklumkan Kerajaan Al[ah;r2 suatu ,ing"n nllrhi"-pu. kalan keadilan dan bagi mereka yang berjuang untuk mcnciP'a-
yang baru dan pasti, dengan suatu kekuatan yang mengubah hal yang kannya kembali; bagi mercka yang sudah mengenal cinta &n hidup
setara dan bahkan lebih tinggi dari penciptaannya atas dunia.3r Dalam
dalam solidaritas, karena mati raga dan pcngampunan adalah
ani ini, "[!i!!u-s-nemaklumkan kesclamatan sebagai suaru.qnil! mungkin, karena dalam Salib Kristus, kita scmua menerima PcnS-
Il-nE
istimewa, yang dapat disebut sebagai titik pusar Beriia Gembi;a-Ni; ampunan dosa. Panggilan kcpada pcrtobatan dan percaye kcpada
Ini merupakan karunia Allah yang rerbesar, fi'ng harus dipandang In,iii Kera.faan Allah Kcra)aan kcadilan, cinta, &n &mai,
sebagai tidak hanya mencakup pembebasan dari segala s€suatu yang -scbuah
dan dalam cahaya cinta dan damai, kita akan dihakimi adalah
mcmbuat manusia tertckan, melainkan tcristimewa pcmbcbasan dari bagi
-
fundamental katekesc.
dosa dan dari kekuatan kcjahatan, suatu pcmbcbasan yang - Ycsus menyatakan bahwa Kerajaan Allah dimulai dalam Dia, dalam
mcmasukkan kegembiraan yang dinikmati oleh mereka yang mengcnal diri-Nya scndiri." Scsungguhnya, Dia mcwahyukan bahwa Dia
Allah dan dikenal oleh Allah, yang melihat AIlah dan dengan penuh scndiri, diangkat sebagai Tirhan, mewujudkan Kcraiaan sampai Dia
kepercayaan menyerahkan diri kepada-Nya".3o K"S(qf. meneruskan mcnycrahkannya, pada saat kcpcnuhannva, kcpada Bapa, bila Dia
pesan tcnrang Kerajaan ini, yang begitu sentral pada ijarin-Yesu.s. kcmbali dalam kcmuliaan "Kcraiaan itu hadir di dunia ini sccara
ao

Dengan bcrbuat demikian, p.r"n it, "pcrlahan-iahan dip.rd"lG mistcrius; bilaTuhan datang Kcrajaan itu akan mcniadi scmpurha"'ot
dikembangkan dalam konsekuensi-konsekucnsinya yang implisit",r, c r^ yeng sama, Ycsus menuniukkan bahwa komunitas
- Dcngan
dan dengan.demikian menyatakan akibatnya yang besar bagi dunia para murid-Nya, yakni Gcrcia' "adalah, di dunia, biiiih dan awal
dan manusie. dari Kcrajaan itu"{2 dan, bagaikan ragi dalam id6rian, aPa yang
102. Dalam mcnggambarkan kerygma Injil Yesus, katckese meng- dirindukannya, ialah agar Kcra)aan A.llah bcrtumbuh di dunia dan
garisbawahi aspek-aspek mendasar b*ikut ini: bagaikan scbatang Pohon yang bcsar, membcrikan pcrlindungan
- Yesus, bcrsama dengan Kcrajaan, memaklumkan dan mewahyukan b"li ,.g"1" b"rrgra d"n kcbudayaan. "sccara cfcktif dan konkret,
bahwa A.llah bukanlah suatu Ada yang jauh dan yang tak dapat Gereia siap melayani Kcrajaan Allah".a3
dijangkau, "suatu kckuatan yang jauh tanpa scbuah namf,36 - Akhiinlo, Y..rt mcnyaakan bahwa seiarah umat manusia bukanlah
melainkan seorang Bapa, yang hadir di antara cipraan-Nya dan suatu perialanan mcnuju kctiadaan, mclainkan, dengan aspck baik
yang kekuaran-Nya ada.lah cinra. Kesaksian A.llah scbagai Bapa, rahmat maupun dosa, dalam Dia diangkat oleh Allah dan diubah'
yang disajikan dengan suatu cara yang sederhana dan langsung, Dalam pcngcmbareannya sekarang ini menuiu ke rumah Bapa, ia
adalah mcndasar bagi karekese. telah merasakan lcbih dahulu dunia yang akan datang, di mana,
- Pada saat yang sama, Yesus menunjukkan, bahwa Allah, bersama ditcrima dan dimurnikan' ia akan mencaPai kcscmPurnaan Maka,
dengan kcdarangan Kcrajaan-Nya mcmberikan karunia kesela- cvangclisasi akan mcncakup warta kenabian tentang scbuah hidup
matan yang utuh, mcmbcbaskan dari dosa, membawa orang kepada yanglain, yang berasal dari panggilan kekal dan terluhur manusia'
kesatuan dengan Bapa, menganugcrahkan kcputeraan ilahi, dan i'"n!gil"n ini bcrhubungan dengan dan sercntak berbeda dcngan
dengan mcngalahkan maut, menjaniikan hidup abadi.37 Kesela- kcadaannya ayang sckarang.{a
matan yang penuh ini, serentak imanen dan eskatologis, karena
"memiliki awalnya dalam kehidupan ini, dan yang mencapai kepc- Pesan pembebasan
nuhannya dalam keabadian".,8
103] Bcrita Gembira Kcrajaan Allah, yang memaklumkan kesclamatan'
- Yesus, dalam mengumumkan Kerajaan, memaklumkan keadilan '
mencakup "scbuah peian pcmbebasan'.a5 Daiam mewartakan Keraiaan
Allah: Dia mcwartakan penghakiman Allah dan tanggung iawab
94 BAB I Norma Drn Kritcria Pcs:n lniil D:lam Karckesc Pcruniuk Umum Kzrckgc 95

ini, Yesus menyapa orang miskin dengan cara yang khusus. katekese dalam bidang pcmbinaan moral belum menyajikan
"Berbahagialah kamu yang miskin, ;ilikmulah Kerajaan Surga. moralitas sosial IGistcn sebagai suatu tuntutan dan konsckucnsi
Berbahagialah kamu yang sekarang lapar, karena kam,, akan dari "pembcbasan radikal yang dilaksanakan olch Kristus";t2
dikenyangkan. Berbahagialah kamu yang sekarang menangis, karena akibatnya, Bcrita Gcmbira yang diakuiorang-orang lGistcn dcngan
kamu akan tcrtawa" (Luk 6:20-21). Sabda Bahagia yesus, y".,g hati pcnuh pengharapan adalah: "lGistus tclah mcmbcbasken dunia
dialamatkan kepada mereka yang mendcrita, adalah suatu dan akan tcrus membebaskannya; inilah sumbcr praksis Kristiani,
pemakluman eskatologis keselamatan yang dibawa olch Kerajaan. yakni pemcnuhan pcrintah kasih yang agung;
Mereka mencatar pengalaman yang menyakitkan: kemiskinan, pada saat yang seml dalam tugasnya memulai misi, katckcse
kelaparan, dan penderiraan manusia, dan Injil sangat peka akan hal- hcndaknya mcmbengkitkan dalam diri para katckumen dan mcreka
hal ini. Komunitas para murid Yesus, Gereja, merasakan kcpekaan yang mcncrima katckcsc suatu "pilihan mcndahulukrn kaum
yang sama seperti yang diperlihatkan oleh Gurunya. Dengan duka miskiri',t' yang."jauh dari tan& individualismc dan scktarianisme,
besaq Gereja mengarahkan pcrhatiannya kepada "orang-orang, yang menyatakan univcrsalitas sifat &n misi Gcrcla. Pilihan ini tidak
sebagaimana kita ketahui, bcrjuang dengan scluruh kckuatan dan eksklusifl',t{ mclainkan mcncakup suatu komitmen akan kcadilan'
energinya untuk mcngatasi segala situasiyang memaksa mcreka untuk scsuai dcngan pcranan masing-masing individu, panggilen, dan
hidup pada garis baras eksistensi: kelaparan, epidcmi-epidemi kronis, keadaan"."
buta aksara, kemiskinan, kctidakadilan antarbangsa ... sistcm
penjajahan baru dalam bidang ckonomi dan budayj'.a6 Segala bcntuk
]
Sifat cklesiel dari pcsen Injil
klmisk!1_an, "bukan hanya ekonomi mclainkan juga budaya danl
105. Sifat eklcsial deri katckcsc mcmacu pcsan Injil yang telah ditcruskan
rcligius"aT adalah suatu sumber keprihatinan bagi Gereja.,,
sebagai suatu ciri cklcsial yang inhircn KaGEisc bcrai.I diii'pingakuan
Sebagai saru dimensi penring dalam misinya, "Gere.ia terikat olch iman Gercja yang membawa pafa pcngekuan iman ketckumcn dan
tugasnya sebagaimana dikatakan oleh para uskupnya, untuk mereka yang mcncrima katckcscf Kata resmi pcrrama dari Gcreia yang
-
mewartakan pembebasan ratusan juta orang, karena sangat banyak dituiukan kepada mcrcka yan-g akan dibaptis, sctelah mcmanggil
dari antara mereka adalah anak-anaknya. Gercja mcmpunyai tugas mcrcka dcngan nemanya, adalah: '.Apa yang Anda minta dari Gcrcia
untuk mcnolong proscs pembcbasan ini, membawa kesaksian aras Allah?" Jawaben calon adalah "lman".! Katckumcn yang tclah mcnc.
namanya, dan meyakinkan pcrkembangannya yang penuh".aB muken Injil dan ingin mcngctahuinya dengan lcbih baik, se&r bahwa
104. Untuk menyiapkan orang-orang Kristen bagi tugas ini, di antara hal- Injil itu hidup di dalam hatiorang yang Pcrcaya. Katekcsc tak lain tak
hal lain, katekese memperhatikan hal-hal berikut: bukan mcrupakan proses mcncrusken Injil, sebagaimana tclah ditcrima
- katekese mencmparkan pesan pembebasan dalam prospektif'tu]uan oleh jcmaat Kristiani, dimcngcrti, dirayakan, dan dimaklumkan
evangelisasi religius secara khurrr",o, karena dia akan kchilangan dcngan banyak cara.
alasan kcberadaan nya (raion d'ttrc), "kalau dilepaskan dari basis
Olch karena itu, bila katekcsc meneruskan misteri Kristus, iman
religius karcna basis religiuslah yang menopangnya, yaitu Kerajaan scluruh umat Allah bergema dalam pesannya scPaniang Pcrialanan
Allah da.lam arti teologinya yang penuh;to maka pesan pembebasan se.jarah; iman yang ditcrima olch Para Rasul dari Kristus scndiri dan
"tidak bisa dibatasi pada bidang-bidang rerrcntul apakih itu di bawah karya Roh Kudus; iman para martir yang telah memberiken
ekonomi. politik, sosial, atau dokrrinal. Ia harus merangkulsemua kesaksian tcntlng imannya dan masih mcmbcrikan kcsaksian itu
manusia dalam semua aspek dan komponennya, dan meluas sampai , dcngan darah mcrcka; iman Para kudus yang tclah dan mengha)ztinya
pada hubungannya dengan yang mutlak, bahkan dengan Yang sccara mendalam; iman para Bapa dan puiangga Gcreia yang tclah
Mutlak, yakni Allah;tr mcngajarkannya dengan gemilang; iman para misionaris yang tanpa
henti memaklumkannya; iman Para tcolog yang mcmbantu
96 BAB I Normr Dan lrGitcria Pcrrn lniil Drhm K:rckcrc

memahaminya dcngan lcbih baik; iman para gcmbala yang dengan 108. Ciri historis pesan lGistiani mcnur,r, ,"r*"
semangat dan cinta mcmcliharanya dan yang mcnafsirkannya beberapa hal bcrikut ini: ",.'*.;H::,J"
secara autcntik. Sesungguhnya, dalam katckcse terdapar iman - penyajian scjarah kcselamatan melalui katekcsc alkitabiah untuk
scmua orang yeng perc"ya dan yang membiarkan diri dituntun mcmpcrkcnalkan "kata-kata dan pcrbuatan-pcrbuatan" dengan
olch Roh Kudus. mana Allah tcleh mcwahyukan diri kcpada manusia: tahap-tahap
106. flman, yang diteruskan olch komunitas eklesial ini, adalah satu. Valau- agung dalam Perianjian Lama dcngan mana Dia menyiapkan
lpun para murid Kristus mcmbcntuk scbuah komunitas yang terscbar pcrjalanan Injil;63 kchidupan Ycsus, Puta Allah, yang lahir dari
ldi scluruh dunia, dan mcskipun katekese meneruskan iman itu dalam Perawan Maria yang oleh perbuatan-perbuatan dan ajaran-Nya
iungkapan budaya yang bcrbeda, Injil yang ditcruskan, adalah satu. menycmpurnakan !?'ahyu;s scjarah Gcrcja yang mcncruskan
Pcngakuan iman sama. Hanya ada satu Permandian: "satu Tuhan, Vahyu: scjarah ini, yang dibaca dalam perspcktifiman, mcrupakan
satu iman, satu Baptisan, satu Allah dan Bapa dari scmua" (Ef 4:5) bagian fundamcntal dari isi katekcsc;
Olch scbab itu, katekcsc dalam Gcrcja merupakan pelayanan yang - dalam mcn.jclaskan tcntang Credo dan isi moralites Kristiani
mcmpcrkenalkan para katckumcn dan mereka yang menerima katckcse mclaluikatekcse doktrinal, pcsan lnlil harus mcnerangi 'kckinian'
pada kesatuan, pen gakuan iman,fT Dari sifatnya scndiri, katekcse dari scjarah kcselamatan; scsungguhnya, "... dcngan cara ini
menydbriitan ii<iiin-[esatuanss dan menghasilkan suaru kesadaran pelayanan sabda tidak hanya mcngingat pcwahyuan tcntang
mcmiliki suatu komunitas besar yang tidak dapat dibatasi oleh ruang pcrbuatan-pcrbuatan a.jaib Allah yang dikcrjakan dalam waktu ...
dan waktu: "Dari Abcl yang tulus sampai pada yang rerakhir dari mclainkan pada saat yang sama, dalem tcrang wahyu ini,
orang-orang terpilih, sampai kc ujung bumi, sampai akhir zaman.'e menafsirkan kchidupan manusia dalam zaman kita, tanda-tanda
zaman, dan hal-hal deri dunia ini, karcna dalam hal-hd inilah
Ciri historis mistcri kesclamatan rcncana Allah bcrkarya bagi kcselamatan umat manusii';6'

107. Pcngakuan iman dari para murid Ycsus Kristus muncul dari sebuah - katckcsc harus mencmpatkan sakramen-sakramcn dalam scjarah
kcselamatan mclalui suatu mistagogi yang "... mcnghidupkan
Gerc.ja pcziarah yang sudah diutus untuk misi. Bukanlah misi " kembali pcristiwa-peristiwa bcsar scjarah kcsclamatan dalam
pemakluman mulia tcntang akhir pcrjalanan; mclainkan berhubungan
'kckinian' liturginya;G acuan pada'kckinian sejareh pcnyclemaun
dengan "waln-taaln Gccja".@ "Elonomi Kqclamarzz" memiliki ciri
adalah cscnsial bagikatckcsc yang dcmikian, dan dcngan dcmikian
historis karena itu diwujudkan dalam waktu: "... mrhi pala masa
mcnolong para katckumcn dan mcrcka yang mcncrima katckesc
yang hlu, mcngahmi bcmajuan, dan dzhm Kistut mcncapai puncahnya
untuk "mcmbuka diri bagi pcmahaman rohani" tentang ekonomi
ldng tcrtingi; dthm masa rlarang ini ia mcnunjukkan Lckuatannya keselamatan...67
dzn mcnantihan pcmcnahanrya pada matd ldng dktn ddtdng.Gt Karena
- " pcruatazn-pcrhataan d4r, ?crbudtdn-P buatan" lwahyu menunluk
alasan ini, Gcrcja, dalam meneruskan pesan Inji[, mulai dengan
pada " mittcri yang tcrhardung di dahmnya";68 katckcsc mcnolong
kesadaran yang hidup yang dibawanya, serta mcmiliki "kenangan"
mcmbuat jalan dari tanda ke misteri; menghantar pada pcnemuen
yang tctap akan peristiwa-pcristiwa kesclamatan pada masa lampau
misteri Putcra Allah di balik kcmanusiaan-Nya; di balik scjarah
dan mcmbuat mcreka dikenall Dalam terang scmuanya ini, Gercja
Gcrcja, katckcsc membuka sclubung misteri kcbcradaan Gercja
mcnafsirkan peristiwa-pcristiwa dalam sejarah umat manusia sekarang
sebagai "sakramen keselamatan"; di balik "tanda-tanda zamrn", dia
ini, di mana Roh Allah terus-mcnerus membarui muka bumi, dan bcrjumpa dcngan icjak-jc.lak kehadiran dan rcncana Allah: maka,
Gcrc.ja mcnantikan kcdatangan Tuhan dcngan iman.' Qa-l1q-karekcsc
katckesc harus menunjukkan pcngetahuan yang tipikal tcntang
p4!tis-tilq pencerite raan (narratio ) rentang perbuatan-pcrbuatanAllah
iman, yakni pcngetahuan melalui tanda-tanda".6e
yang mcngagumlon dan penantian (cxpcctatio) kembalinya Kristus
sclalu mcnyertai penjelasan tcntang mistcri iman.a
98 BAB I Norma Dan Krit.ri, pesan Injil Datam Kar.ke,. Pctuniuk Umum Krrekesc 99

Inkulturasi pesan InjilTo masalah-masalah yang disodorkan oleh kebudayaan-kebudayaan


ini;
109. Sabda Allah_telah menjadi manusia, manusia konkret, dalam ruang
dan waktu, dan berakar dalam budaya yang klusus: ,,Krisrus, melahii - menjadikan Katekumenat dan lembaga-lembaga kateketik ke dalam
"pusat-pusat inkulturasi", dan dengan bi.jaksana, memasukJ<an
penjelmaan-Nyamenjadi manuiia-mernp.ri.rnb"hlin diri bagi situasi
budaya dan sosial yang khusus dari umar manusia di mi'na Dia
bahasa, lambang-lambang, dan nilai-nilai budaya tempat
katekumen dan mereka yang menerima katekese hidup;
hidup".'r 1n;1"t ",nkulturasi" asli sabda AIlah dan menjadi model dari
semua evangelisasi oleh Gereja, ,,yang dipanggil untuk membawa - menghadirkan pcsan Kristiani sehingga menyiapkan mereka yang
akan mewartakan Injil sanggup "memberi pertanggungan jawab
kekuatan Injil ke dalam inti budiya aa-n t .Uri"y""n-t ebudayaan,,.72
kepada orang-orang yang meminta perranggungan jawab" (l Ptr
"Inkulturasi"T, iman, di mana dalam suatu pertukaran yang 3: l5) dalam kebudayaan-kebudayaan yang sering kafir arau pasca-
m.er.rgagllmkan terdiri dari, yakni "scgala kekayaan para bangsa yang Kristen: apologetik yang efektifuntuk membantu dialog iman-budaya
telah diberikan oleh Kristus sebagai warisan,;,7{ m.rup"k"i prore, yang ddak dapat dipisahkan satu dari yang lain dewasa ini.
global dan dalam dari suatu perjalanan yang perlahan.;r Inkuirurasi
bukanlah sekadar penyesuaian lahiriah yang beriuju"n membuat pesan Keutuhan pesan Injil
Injil lebih menarik atau sebatas menemukannya dalam hiasan dekoratif
yang dangkal. Inkulturasi berarti, meresapi lapisan terdalam dari
II l.Dalam tugasnya dalam inkulturasi iman, katekese harus mencruskan
pesan Injil dalam keutuhan dan kemurniannya. Yesus memaklumkan
pribadi-pribadi dan manusia yang disentuh secaia dalam oleh Injil,',
In.jil secara uruh: "... karcna Aku memberitahukan kepada kamu segala
masuk ke pusat dan akar-akar kebudayaan-kebudayaan itu sendiri,,.76
sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku" (Yoh 15:15). Keutuhan
Namun dalam karya inkukurasi ini, komunitas Kristiani harus
yang sama ini ditunrut oleh Yesus dari para murid-Nya ketika
membcda-bcdakan, di satu pihak, manakah kekayaan-kekayaan yang
mengutus mereka untuk memaklumkan lnjil: sambil mengajar mer€ka
dapat diambilTT sejauh itu sesuai dengan iman; dan ai Ui" pih"k,
menaatisegala scsuatu yang telah Kuperintahkan kepada kamu" (Mat
inkulturasi harus berusaha "memurnikan',78 dan,,mengubah"7, kriteria,
28:19). Oleh karena itu, prinsip fundamental dari karekese ialah
cara-cara berpikir dan gaya hidup yang bertentangan dengan Kerajaan
,,kesesuaian mcmelihara keutuhan dari pesan dan menghindari pcnya)ian yang
Allah. Pembedaan itu diatur dengan dua prinsip dasar:
hanya sebagian dan merusak: "Agar pcrsembahan kurban imannya
dengan In,jil serta kesatuan dengan Gereja universal,,.so Seluruh jemaat
sempurna, pribadi yang men,iadi murid Krisurs mempunyai hak untuk
Allah harus terlibat dalam proses ini, yang "... harus dilaksanakan
menerimi' kata-kata iman, "bukan dalam bentuk yang terpotong-
tahap_ demi rahap sehingga sungguh menjadi suatu ungkapan
potong, dipalsukan atau dikurangi, melainkan menyeluruh dan utuht
pengalaman komunitas Kristiani".8t
dalam segala daya dan kekuatannya."'a
I 10. Dalam inkulturasi iman ini, ada tugas konkret yang berbeda-beda
I 12., Dua dimensi yang erat berkaitan menggarisbawahi kriteria ini:
bagi katekese. Di antaranya harus disebut:
- Penyajian integral dari pesan Injil, tanpa menyangkal unsut-unsur
- melihat kepada komunitas eklesial sebagai faktor utama dari fundamental, atau tanpa memilih-milih hal tertentu sehubungan
inkulturasi: suatu ungkapan dan sarana yang efisien dari tugas ini dengan harta iman.st Sebaliknya, katekese, "harus berusaha dengan
diwakili oleh katekis yang, dengan suatu perasaan religius yang giat agar menyampaikan seluruh harta dari pesan Injil dengan
dalam, juga memiliki suatu kesadaran sosial yang hidup dan berakai mengikuti
setia."36 Hal inidilaksanakan, tahap demi tahap, dengan
baik dalam lingkungan kebudayaan;s2 contoh pcdagogi ilahi yang digunakan Ailah kerika mewahyukan
- menyusun katekismus lokal yang menanggapi tunturan-tuntutan diri rahap demitahap dan progresif (eutuhan iuga harus diserrai
dari kebudayaan yang berbeda-bedass dan yang menghadirkan Injil dengan adaptasi. Maka, katekese mulai dengan suatu proposisi
dalam hubungannya dengan pengharapan, pertanyaan, dan sederhana tentang struktur integral pesan Kristiani dan maju untuk
100 BAa I Norma Dan Kritcrir pcsan Iniit Datam Katctarc lcruniuk Umum Katckac l0l

menjelaskannya dalam suatu care yeng discsuaikan dcngan


, yang tain berbeda dcngan dasar iman./Namun, "hicrarki ini tidak
kcmampuan mereka yang menerima katckse. Tanpa membarasi ,/ Lera-rti bahwa bcberapa kebe naran ffiermaktub dalam iman kurang
diri pada penielasan awal, katekese mcnjclaskan dengan lcbih luas IL d"ri yang lain, melainkan bcbcrapa kebenaran lebih bcrdasarkan pada
dan jclas pesan Kristiani, sesuai deng"n L.r"nggup"ri_crcka k.b.n"rrn yang lain yang lebih tinggi dan yang mencranginya."e!
yang
sedang menerima katekese dan d.ng"n k"o[t.r*atekesc I I 5. Segala aspck dan dimensi pesan Kristiani ini mengambil bagian dalam
yang
benar.e Dua levcl pcnjabaran integial pcsan Injil ini discbut: sistem hicrarkis ini.
intcnsif" dan ,,Latnhan chstcniif,'. - Seiarah keselamatan, yang mengisahkan kcmbali "Keajaiban'
lcunhan
- Pcnyailan pcsan Injil yang aurenrik, dalam scgala kemurniannya, kcajaiban Nlali{ fuirabilia Dci), apt yang telah dilakukan-Nya,
tanpa mcngurangi urgcnsi karena ketakutan akan penolakan yang tcrus d"n ikan dilakukan-Nya untuk kita Pada masa yang
dan
tanpa meletakkan bcban-bcban berat yang tak ierkandung akan datang,'diatur mcmacu pada Yesus Kristus' "pusat seiarah
di
dalamnya, karena kuk Yesus ringan.ss kritlria autentisitas crat kcsclamatan".e6 Persiapan bagi Iniil dalam Pcrian)ian Lama,
hubungan dengan kriteria inkulturasi karcna.,yang tcrakhir" ini kcpcnuhan \flahyu dalam Kristus, dan waktu Gcrcja, mcmberikan
bcrusaha "me nerjemahkan,,", hal-hal yang cscnsial jari pesan stiuktur bagi scjarah kesclamatan di mana pcnciptaan dan
Injil
ke dalam bahasa budaya yang pasri. Selalu ada ketegangan dalam eskatologi adalah awal dan akhirnya.
tugas penting ini: "Evangelisasi akan kchilangan banyak bagaimana. Gcrcja.selalu rindu
kekuatan - fCredo para Rasul mcnunjukkan
dan kcberhasilannya kalau evangelisasi tidat mcmierhitungkan mcngh;dirkan misteri I(istiani dalam sebuah sintcsis yang vital'
orang-orang yang dituju", namun .,cvangelisasi akan kehilangan Credo ini mcruPakan sebuah sintesis dan kunci untuk membaca
.jiwa dan semangatnyajika dengan dalih mcngubah isinya ke daLm scluruh aiaran Gerej" yang secara hicrarkis ditata di sekitarnya ''
bahasa lain sehingga isinya menjadi tidak bcrmakna dai rusak
....ro - Sakramcn-sakramen, sebagai kekuatan-kckuatan yang mcnvubur-
113. Dalam hubungan yang komplcks anrara inkulturasi dcngan kcutuhan kan, yang lahir dari mistcri Paskah Yesus Kristus, juga merupakan
pcsan Kristiani, kritcria yang harus dikcnakan ialah suiru suatu kcscluruhan, yang mcmbentuk kcutuhan organis dalam mana
sikap In)il
"kcterbukaan misioncr bagi kcsclamatan intcgral dunia,,.rr s€tiap sakramcn mcm;liki tcmPatnya yang vital" '3 Dalam keselu'
Ini harus
sclalu mcnyatukan pcncrimaan nilai-nilai y"ng rungguh manusiawi ruhan ini, Ekaristi mcnduduki suatu temPat unik, karcna sakramen-
dan rcligius dengan tugas misioncr untuk m.mafJmk"n ,.luruh sakramcn yang lain mcnuiu kepada Ekaristi. Ekaristi harus dihadir-
kebenaran Infil, mnpa jatuh baik ke dalam kekakuan maupun kc kan scbagai "sakramcn dari sakramcn-sakramcn".ee
dalam
penye.su-aian yang gampang yang memperlcm"h In;il d"n - Perintah ganda kasih kcpada Allah dan scsama adalah pcsan
mensekularkan Gerc.ia. Kcaslian Injil mcnyingkirkan kedua sikap yang
-
suatu hierarki nilai-nilai yang telah dibentuk oleh Yesus
moral
bcrtentangan dengan arti misi yang sejati. -
sendiri: "Pada kedua perintah inilah tcrgantung scluruh hukum
Tiurat dan kitab para Nabi" (Mat 22:40). Kasih akan Allah dan
Pesan komprehensif dan hierarkis sesama, yang meringkas Sepuluh Perintah Allah, dihayati dalam
scmangat Sabda Bahagia dan mcmbentuk mdgna cdrtd hidq
I 14. Pcsan yang ditcruskan olch katekese memiliki .,karakter komprehcnsif-
liristiani yang dimaklumkan oleh Yesus dalam Khotbah di Bukit 'e
hicrarkis',e2 yang mcmbcntuk suatu sinress iman yang koheren dan
- Bapa Kami -.r"ngk.r- cscnsi Iniil, yang mcmbuat sinrcsis dan
vital. Ini diatur di sekirar misteriTiirunggal yang lviah"-Kudus, dalam
,,sumber menyusun sccara hicrarkis kckayaan-kekayaan doa yang luar biasa
suatu perspcktif kristoscntris, karena ini merupakan dari yang tcrkandung dalam Kitab Suci dan dalam seluruh kehidupan
segala misteri iman, dan cahaya yeng menyinaiinya ....,,ri Berawal 'Gercja.
Doa, yang diajarkan oleh Yesus kepada para murid-Nya'
dari ritik ini, keselarasan dari semua pesan menunrut suatu ,,hierarki
menjcl"skan penyerahan diri seorang anak dan keinginan paling
kebenaran-kebenaran",ea sejauh hubungan anrara yang satu dengan r0r
dalam, yang membuat orang berbalik kepada Allah
102 BAB I Notma Dan Krircria pesan rnjit Dalam Kateke*
Itruniuk Umum Kerchac 103

Pesan penuh arti bagi pribadi manusia


prakatekese, p€wartaan Injil harus selalu dilakukan dalam hu-
I 16. Sabda AJlah, dengan menjadi manusia,
mengambil kodrar manusia bungannya yang erat dengan kodrat manusia dan cita-citanya, dan
oalam segata hal, kecuali dalam hal dosa. akan menunjukkan bagaimana Iniil sePenuhnya memuaskan hati
Dengan cara ini, yesus
Kristus, yang adalah .,gambar AJlah yang manusia;r ro
of. rcti"f,",J;if.f r,rSl,
yang sempurna. Daii sini dipahami dalam katekesc alkitabiah, itu membantu menafsirkan kehidupan
11flI._1,-"j,-.rlrsia b.i*" hrny,
oaram reallra misreri Sabda menjadi manusialah, manusia dewasa ini dalam terang pengalaman-pengalaman bangsa
misteri manusia
menemukan terangnya,,. r02 Israel, pengalaman Yesus Kristus, dan komunitas eklesial, dalam
menyaiiton pesan Injil, bukan hanya menunjuk_ mane Roh Yesus yang Dibangkitkan terus-menerus hidup dan
,.^-1I:1.::; f",I
ran srapa AIlah dan apa rencana keselamaran-Nya, melainkan, berkarya;
yang dibuat oleh yesus sendiri, menjel"rk"n
,.i.rri dalam meniclaskan tentang Credo, katekese harus menunjukkan
rn"nuri, k.f"j" rnrnrrl",
dan membuatnya semakin menyada.i p"ngglt"nrry; bagaimana tcma-tema agung iman (pcnciptaan, dosa asal, inkarnasi,
sof
i---'luhur.,o
tid"[ d i".i ngLrii. ri il;,1
Paskah, Pentakosta, eskatologi) selalu merupakan sumber-sumber
lg.eul.'1r",.v"hyu,,,...
seni dilerakkan berdampingan dengan
; ;",; r.."r" hidup dan cahaya bagi umat manusia;
hiJrp, _.lrirk.n'rn.ilikirk.n
artr terrrnggr hidup dan menerangiseluruh
hidup dengan cahaya katekese moral, dengan menyajikan aPa yang membuat hidup
Injil,
untuk mernberikannya insprrasr arau mempertanyakannva,. r04 pantas bagi Injilrrt dan dengan memajukan Sabda Bahagia sebagai
semangat yang harus meresapi Scpuluh Perintah A.llah, harus
, ,Hu,bln*"n anrara pesan Kristiani dan p.rg"l"."n'_"n,,.ir*i
ouxantah s_uatu pertan)./aan berakar dalam kebaiikan-kebajikan yang ada dalam hati manusiairr2
metodologis yang sederhana. Hubungan
itu muncul dari tujuan k"t.k.r. itu ,.-ndi.i, katekese liturgis harus terus-menerus mengacu pada pengalaman-
i"rg U.rrr"lr" ;-*_rt
manusia dalam persatuannya dengan yesus'Kriltur. pengalaman manusia yang agung yang dinyatakan dalam tanda'
D"l"m hidup-
Nya di dunia, Yesus menghayari kerianuri"rn_Nyr tanda dan lambang-lambang tindakan liturgis yang berasal dari
r.."o ,."rf,, "U;" I r3
bekeqa dengan ranga-n-Nya, Dia berpikir kebudayaan Yahudi dan Kristiani.
dengan budi manusia, Dia
bernndak dengan kchendak manusiawi, dan
Dia mencintai dengan
hati manusiawi",tot Oleh karena iru, Kristus _.ry"rgg;0L". Prinsip metodologis untuk penfrjian pesanrra
Lio
menghayati di dalam Dia, segala sesuar" yang relah jiha;;;lNr",
a"n 118. Norma dan kriteria yang ditunjuk dalam bab ini dan bab'bab yang
Dia mcnghayatinya di dalam kira.,tu K"t.klr. b.rk".y"
diri pengalaman manusawi ini antara yeru,
_.ijrl ;",i bcrhubungan dcngan "Penjelasan tentang isi katekesc, harus ditcrapkan
S"rrg cur;ln p;r" _*la- dalam pelbagai bentuk katekese, yaitu, dalam katekese alkitabiah dan
Nya, dan menga.lar untuk berpikir seU"g"i-"rr""
Oi" U.rpi'ti, U..Ur", liturgis, dalam rangkuman-rangkuman doktrinal, dalam penafsiran-
sebagaimana Dia berbuat, d"n
-.n.Intri ,.b"g";*"i"'Oil rn.n- penafsiran mengenai situasi dan kondisi hidup manusia dan
cintai.r0T Menghayati persatuan dengan
Kristus"ad"l"h n.ng"l"rni sebagainya.ru
hidup baru dalam rahmar.rot
I 17. Karena alasan ini, katekese bena r_benar krisrologis Namun, dari kritcria dan norma-norma ini, tak boleh menarik
dalam menya.jikan
pesan IGistiani, dan oleh karena itu ,,haru, kesimpulan tentang teta aturan yang harus diperhatikan dalam
berur"i" ,.m"kin _l.bu"t menjaLarkan isi kateketik. Sesungguhnya, "dapat teriadi, bahwa dalam
manusia sadar akan pengalaman_pengalaman yang
lebih p.nrin*, S"lk
personal maupun sosial; katekese juga situasi katekese masa kini, alasan-alasan metode atau pedagogi dapat
b.r,rg", -"f..p"rLn aii"*"t
terang Injil, pertanyaan-perranlaan yang munairt menganjurkan agar komunikasi kekayaan isi katekese diatur tidak
dari pengalaman_ r'6 Itu dapat dimulai dari Allah untuk sampai
pengalaman rru agar drrangsang dalam diri manusia hanya dengan satu cara"
keinginan yang
benar unruk mengubah cara hidup mereka,.ron kepada liristus, dan sebaliknya Dapat.iuga mulai dengan manusia
Dalam arrl ini,
- dalam evangelisasi awal, yang sesuai bagi pr"k","ku_.n", untuk sampai kepada Allah, dan sebaliknya. Pemilihan susunan yang
","u khusus untuk menyaiikan pesan ditentukan oleh keadaan lingkungan
104 8AB I Norma Drn lGitcriz Pcsrn Iniit Detem Krrckcsc
Pctuniuk Umum K:tclcsc 105

dan situasi iman mereka yang mcncrima katekese. perlulah Catatan kaki
mcngupapkan mctode pcdogagis yang paling scsuai dengan keadaan
komunitas eklcsial atau mcrcka yang s""".. khiru,
-.n.riira katekcse. Bagian II
Dari sini muncul kebutuhan untuk menyelidiki dengan rcpat agar
t) Bdt. DCG (1971) 36a.
menemukan sarana-sarana yang paling baik dalam meningg"i
,i,uii_
situasi yang berbeda-beda.
Bab I
Diharapkan dari pada Uskup unruk mcmberikan norma-norma
lelil klusus untuk bidang ini dan menerapkannya melalui l) cf 27.
Iang 2J 8/1. DV l0 a c b; b/h.lTim6:20 dan 2Tim l:14.
Petunjuk-Pctunjuk Katcketik dan katckismus yang sesuai r.,ntuk
usi"_ 3) Ml. Mzr 1352.
usia dan kondisi budaya yang bcrbcda, scria .i"r"-."r" Iain yang
4\ DV 13.
dipandang lebih sesuai.rrT
5) Iba.
6) DV 10.
7) Scpcrti dapat dilihar kcdua ungkapan, sumbcr den unbcr-nmbcr, digunakm.
"Sumbcr katckcrc' diprkei unruk mcnggarisbawehi kcsaturn srbda Allah dan
mcngingat konscp rVrh,ytd tm Dci Vtrbum, Cf 27 jugr bctbicara tcnrrng 'iumbcr
ketckcse". Namun, pcmakaian ungkapan umum katckctik,'sumbcr-sumbcr'
digunakan untuk mcnunjuk /ocikonktct tcmpat katckcsc mcntik p.s.n-p.sennya;
bdl. DcG (197 r) 45.
8) BdL. DCG (t97r) 45b.
e) DV 9.
l0) tbid.
I l) DV rob.
t2) DV l0c.
l3) BdL. MPD 9.
l4) BdL. CCC 126-429; Cf 5-6; DCG ( l97l ) 40.
l5) cf 5.
l6) DCG (1971) 4tz; b/[. DCG (t971) 39, 40, 44.
t7\ GS 10.
l8) cT 6.
l9) B/,l lKor l5:l-4; EN l5c. f,
20) cT l lb.
2l) ccc 130.
Bdlc.Yoh l1:6.
23) Istild'srtu dari Tiitunggal' digun*en olch Konsili Ekumcnc V (Konstantinopcl
533): CONSTANTINOPOLITANUM ll, Scssion VIll, czo. 4, Dz 424. Jugt
diguneken del:m CCC 468.
24) CCC 234t bdh. CCC 2t57.
25) DCG (t97t\ 1; bdl. Ef2:18.
106 Cataran Kaki Pctuniuk Umum K:tclcsc 107

26) Bdl. DcG (t97 r\ 41. 55) SRS 4l; 6/1. LC 77. Untuk scbagian, Sinodc l97l mcmbcrikrn pcrhtirn prde
27) Bdk. CCC 258,236 d* 259. sebulh tcm. y.ng sangat pcnting pade katekese: Pendidikm dalem Kcrdihn (lll,
2),8/1. Dokumcn-dokumcn dari Sinodc Para Uskup, ll llntang Kcadilan di dunia
28) Bdh. ccc 236. (Dt lwtitia in mulo) lll, 83t-937.
29) ccc 4t0. 56\ RClATli bd*. CCC t253.
30) Bdl. CCC t978; CCC 1702. SRS mcnggunakan istihh modcl kcsetuan bila
571 Bdk. CCC 172-175 Ai mena, mcndapat inspir.si d{i Santo lrcncus dari Lvon ada
mcnunjuk p:dr pcmnyun ini. CCC 2845 menycbut komunioTiitunggel Yrng analisa tcnteng scgak kckryaan yang rerkrndung drlam reelitr srtu iman.
Mrhr Kudus "rumbcr den kritctie kebcnren drhm sctiep hubungen",
58) CCC 815: "... kcseturn G*cjr yang bcniarah iuga diirmin olch ik:ran-ikrrrn
3l) Istileh ini bcrrsrl dati SANTO CYPRIANUS "Dc out. dom.",23 PL,4t553; LG komunio yrng rampak; pengakuan ak.n srlu iman yang ditcrima dari perr Ralul;
4b. p.rry""n b.rsrm" ib"d"t t,rci, khususnya perayaan saktamcn_sakrlmen, sukscsi
32) 8/1. EN 1 l - 14; RM 12-20; bdl CCC 541-556. apostolir mclalui Srkramen Imamar, sambil mempertahrnkan kcrukunan
33) Delam lirurgi Gcrejr diungkapkan d
am Malem Peskrh: "Alleh Yang Mehr Kursr pcrsaudetarn delam kclurrga Allah".
dan kck:l Engkzu mcnciptakan scgale scsuaru delan kcindahen den kctcratu..nnla 59\ EN 61, yang ncngutip St. Grcgorius Agung dan Didachc
yrng mcngagumkao. Bentuleh kemi sckareng untuk m.mlhlmi betepa lcbih 60) ccc 1076.
mcngagumkenlah ciptun brru yang dalem kcpcnuhen wrktu Krutcbus um:t-Mu
6t) DCG (1971)44,
mclalui Kurban Paskeh, Ycsus Kristus yang hidup dan mcraja sclemalemanyr'
(Misah Ronamrm, Mal:m Paskeh, doe scsudah bacaan pcttama). 62) Para Brpak Gcrcja, mcndasari isi katckcsc padr ceritcra dari pcristiwe-pcristiwe
kesclamatan, ingin mengakarken Kristianitas pada waktunya, dengan
34) EN 9.
mempcrliharkan bahwr itu adalah s.jarah kcscllm.trn dan bukrn suatu 6lsefat
c'f 25. y"rg ..."r"-."," rcligius. Mcrcka jugr ingin mcnckankan behwa I(istus rdrlah
36) EN 26. pusar scjarah ini.

37) Karunia kcsclematan ini mcmbcrikan kcpade kita "pcnbcntan mclelui rahmrt 63) CCC 54-64. Padr titik ini, ketckismus bcrhedapan dcngzn tahep<lhep \0ahp
imen dan mclalui rekremen-s.kr.mcn Gcrcjr. Rahmrt ini mcmbcbasken kitr drri yang peling pcnring dan di ddamnye, idc Pcrjanjirn mctupeken konscp suci' Tcla-
dose den mcmbewa kite mesuk dahm komunio dcngrn Allah" (LC 52). tekiini mcrupaken rcfcrcnsi fundamcntrl b:gi katckesc alkitabiah. 8/1. CCC l08l
38) EN 27, dan 1093.

39) Bd[. LG 3 dzn 5. 64) Bdk. Dv 4.

40) BdL. RM 16, 65) DCG (197r) l l.


4l) GS 39. 66\ CCClo95. B/1. CCC 1075; CCC 1116 bdh. CCC 129-l30drn 1093-1094'
42) LG 67\ CCC 109r. CCC 1075 menunjukkan sifat induktifdrri "ketckesc mirtrgogis" ini'
karcna ie bcrasal drti yeng kclihettn mcnuiu kcprde yang trk kclihat:n' dari tend'
43) RM '.20.
pada bcnde yrng ditendai, deri 'srkramcn-srkramen' kcpeda 'mistcri-mirtcri'.
44) EN 28.
68) rrv 2.
45) Bdl. EN 30-35.
69) DCG (1971) 72; bdk. CCC 19'43.
46) EN 30.
70) 8/t. Begien IY Bab V.
47\ CA 57; bdL. CCCC 2144. 22l
7t) AG l0t bdlc. AG
48) EN 30,
C'f 53; bdl. EN 20'
49) EN 32; 6/l SRS 4l drn RM !8.
73) Istilah "inkulruresi" diambil dari pclbagri dokumen Mrgistcrium. I CT 53; RM
t0) EN 32. 52-54. Konscp kulrur/budaya, cntah drlam arti umum atau ctnologis atau sosiologis

) EN 33. Bdk, LC. lnsttuksi ini mcrupakao rcfcrcnsi wejib bagi katckesc, dijcleskan dalam GS 53. Bdk. iugt ChL 44*

t2) LC7t. 74) AG22a; bdk. LG l3dan l7; GS 53; DCG (1971\ 37.
SRS 42; CA 57; LC 68. B/t. CCC 2443-2449. 75) 8/*. RM 52b yangbcrbicera tentang "wektu panjang/lami' yang dipcrlukan untult
53)
inkulturasi.
54\ LC 68.
76) LN 2O; bdk. EN 63; RM 52.
r08 Catatzn K.ali Pctuniuk Umum Krrckcsc 109

77) LG mcmakai ungkrpa n "mcngcmban dan mcngambil'; ijvtt ct awnit). r02) GS 22e.
78) LG l3 mcngungkapkannya demikian: "dia mcm*nilaa, m.ngt/atldn, ddn 103) Bd*. Ibid.
arrganghat , aftLa 6dtat, cbrarc et cotummat)". 104) Cf 22c; bdl. EN 29.
79t EN l9 mcncguhkrn: 'ncmpoolch dan hanpn ncnggulhglai'. l0t) GS 22b.
80) RM 54a. 106) CCC 52t; b/[. CCC 519-52t.
8l) RM 54b. t07) BdL. C'f 20b.
82) BdL. Tun*nan bagi para hatchi, 12. 108) Bdl. Rm 6t4.
83) BdL. CCC 24. 109) DCG (r97t) 71; bdt. C-f 29.
84) cT 30. l l0) Bdl. AG 8t
8i) tbid. llr) BdL. Fil r:27.
86) DCG (1971) 38a. l l2) Bdl. ccc t697.
87) DCG (197 r) 38b. I l3) BdL. CCC ll15-llt2 schubungen deogao pcntingnya tanda.tende den simbol-
88) BdL. Mzt ll:30. rimbol dalem pctbueten liturgis.
89) EN 63 memakai ungk.p.n-ungkap.n 'tmntfrrt" dan "oanthtio"; bdh. RM 53b. l l4) 8/L Begian lll, Brb Il.
90) EN 63c; bdb. CT 53c dan CT 31. llr) DCG (r97r) 46.
9l) Sinodc 1985,lt, D,3; bdh. EN 65. l r6) CT 3I.
92) CT 3l yaog mcn)cleskan kcutuhan dan organisasi pcsan; 6/1, DCG (1971) 39 den tt?) BdL. CtC77r, SS t-3.
43.
93) ccc 214.
94) UR II,
95) DCG (r971)43.
96) DCG (197 r ) 41.
97) Schubungan dcngan Syahadat, Santo Cyrilus dariYcruselcm mcncgaskan: "Sintcsis
iman ini tidak diburt unruk sctuju dcng:n pcndepat m:nusirwi mcl2ink.n .pr
yrng paling pcnting dikumpulkrn drri selutuh Kirrb Suci, untuk mcoyajikan satu
ejaran iman drlam kcutuhannyr. Dan sema scpcrri biji s.s.wi bcrisi scjumhh bcsar
crbeng dalam scbuah butir gandum yeng tipis, dcmikirn pulaleh ringk$in imen,
dalam bcbcrapa kata mcncekup scluruh pcngetahuan tcntang agame yang bcnar
yang rcrkendung drhm Pcrjanjien lerna dan Baru".
98) ccc 12t 8.
99)
100) Srnto Agusrinus mcnyajikan Khotbeh di Bukit scbagai piagam sempurna hidup
Kristiani dan bcrisi scgrla perintah memadei yaog pcrlu untuk membimbingnya'
(Dc Somoru Domini in Moatc,l, l; PL 14, 122999-1231\; bdk. EN 8.

l0l ) Scbcoarnya, Brpi Kemi, mctup2k.n tingkasan sclurth Iniil (TERTULLIANUS,


De Otationc, |,6\, "Rataihh rmu doa yarg ala dahm Kub Suci dan o1a tidal
pcrcala bahuo mrnglinbh mcncmuhan *uatu, di ndnr Psrr, yng tida* tocaLup
dahm Doa Tthan". (SANTO AGUSTINUS, Epistolas, 130, l2 PL33,502); bdh.
ccc 276t.
BAB II

"INITAH IMAN KITA, INIIAH IMAN GEREJA'


"Scgala rulisan yrng diilhemkan Allah mcmrng bermanfaat unruk
mengujrr, untuk mcnyatekan kcsalahan, unruk memperbeiki kcl:kuen,
dan untuk mcndidik or.ng d am krbcnaran" (2Tim 3:16).
"Scbab iru bcrdirilah tcguh dan bopeganglahplda rjarm-ajararr yang k mu
tcrimr deri krmi, brik !.c26lisan maupun secate t.rtulis" (2Tcs 2:15),

I 19. Bab ini merenungkan tcntang isi katekese scbagaimana disaiikan oleh
Gcrcja dalam sintesis iman yang sccara rcsmi disusun dan disaiikan
dalam katekismus. Gerejaselalu menggunakan pcrumusan-pcrumusan
iman, yang dalam bentuknya yang ringkas, bcrisikan hal-hal cscnsial
yang dipcrcayai dan dihayatinya: teks-tela Pcrjanjian Baru, Pcngakuan
iman, rumusan liturgis, Doa SyukurAgung. Bclakangan ini, dianggap
berguna untuk mcmbcrikan penjclasan yang lebih luas tentang iman
dalam sinresis yang organis, mclalui katekismus yang disusun dalam
bcrbagai Gercja lokal dalam abad-abad toakhir ini. Dalam dua momcn
historis, dalam KonsiliTicntc dan pada zaman kita, dianggap bcrguna
dan menguntungkan untuk mcnjabarkan iman sccam komprehensif
dalam scbuah katckismus yang bersifat univcrsal, yang dapat dipakai
sebagai refercnsibagi katekcse discluruh Gercia. Dengan maksud inilah
Paus Yohancs Paulus ll mengumumkan dcngan resmi Katckismus
Gcrcja Katolik pada tanggal I I Oktober 1992.
Bab ini berusaha menempad<an sarana-sarana rcsmi dari Gcreja, yakai,
Katekismus dalam hubungannya dengan praksis &n kegiatan katckctik
Pada tempat pcrtama, akan direnungka n rcmang Kntchitmu! Gocjd
Katolih d.anbcrus:.ha menjclaskan pcranannya dalam katckesc Gcrcia
sccara menycluruh. Akan dianalisa juga kebutuhan untuk
mcnyesuaikan isi iman dengan situasi lingkungan dan kcbudayaan
yeng b€rbeda. Juga akan dibcrikan beberapa p€ngarahan untuk
membantu katckismus yang demikian. Gcrcja, sambil mcmandang
kekayaan isi iman, yang disajikan oleh para Uskup kcpada umat Allah
dan yang diungkapkannya sebagai "simfoni",! yang merayakan, mcng-
hayati, dan memaklumkan apa yang diimaninya: "lnilah iman kia, inilah
iman Gereja".
ll2 BAB lt "lnihh Iman Kita, lnihh Imrn Gcrcji' Pctuniuh Umum IGtckoc I 13

I(atehbmus Gcrcja Katolih dan Pentjah (Jmum untuh l{atchese KATEKISMUS GEREJA KATOLIK
120. Katehismus Gcrtja Katolih ltn Pctunjuk Umum unnh Katchcsc adalah
dua sarana yang berbcda namun saling mclengkapi dalam pclayanan Sifat dan tultan Katchismus Gereja Katolih
kegiaran katcketik Gercja. l2l. Prolog Katehhmur Gcrcja Katolih mcnyatakan tujuannya dcmikian:
- Katekismus Gereja Katolik merupakan "sebuah pcrnyataan iman "Katckismus ini bcrtujuan untuk mcmbcrikan suatu sintcsis organis
Gercja serta ajaran Gcrcja, yang berdasarkan d"n ditcrangi'oleh dari isi ajann Katolik yang paling cscnsial.dan fundamcntal, baik dalam
I\ Kitab Suci, Tiadisi Para Rasul dan Magistcrium Gcrcja.2 iman dan moral, dalam tcrang Konsili Vatikan ll dan sduruh Tiadisi
- Peanjul [Jmum unnh Katckcsc mcmbliban "pinsip-prinsip dasar Gercja.": 14at;r.r"mGercla borrnakeud membcrikan suatu pclayanan
teologi pastoral yang diambil dari Magisterium Gercja, dan dalam gcrcjani bagi zeman kita dengan Katckismus Gtcja Katolil, dcngan
cara yang khusus dari Konsili Vatikan II dengan mana rindakan mcngakuinya scbagai;
pastoral dalam pelayanan sabda dapar diarahkan dan diatur dengan
- "sarana yang sah bagi pelayanan bomunitas cblcsial':6 ingin me-
lebih sesuai".3 mafnkan ikatan kcsatuan dalam iman dengan mcnolong Parr murid
Kedua sarana ini, masing-masing diambil sesuai dengan sifat dan Kristus "untuk mcngakui iman yang diterima dari Para Rasul";7
kewibawaannya yang khas, saling melengkapi . Katckismus Gcrcja - "scbuah norma yang Pesti 4ntuh-?rttg4.j4r/n iman'.':8 Katchismus
I(anlik merupakan suatu tindakan dari Magisterium Paus, yang dalam Gocja Katolib membcrikan iawaban yang iclas terha&p hak-hak
zaman kita, bcrkat Kewibawaan Apostolik membuat sintesis yang yang sah dari orang-orang yang telah dipcrmandikan agar mcngc-
teratur dari kcseluruhan iman Katolik. Pada tempat yang perrama, tahui dari Gcrcja apa yang tclah diterima dan apa yang dipcrcayai-
Katchismus Gercja Kato lih, dibuikannya kepada Gereja-Gercja sebagai nya; maka, sebuah tempat refcrensi bagi katckesc dan bagi bentuk-
tempat rcfcrcnsi bagi penyajian yang aurcnrik dari isi imat. Pe*njuk bcntuk lain dari pclayanan sabda.
Katehctih, pada bagiannya, membawa kewibawaan yang dikenakan - "tels refercnsiyang pasti dan autenrik uruuk mcngajarkan doktrin
oleh Takhra Suci dalam sarana-sarana orientasi dcngan menyetujui Gereja dan sccara khusus untuk menyiapkan katekismus sc-
dan meneguhkannya. Ini adalah suatu bantuan resmi untuk menerus- tcmpat":' scsungguhnya, Katchismw Gtcja Katolih, tidak ber-
kan pcsan Inji[ dan untuk kcseluruhan kcgiatan katekctik. Sifat saling malsud menggantikan katekismus setemPat,r0 melainkan untuk
melengkapi dari kcdua sarana ini membenarkan kcnyataan, sebagai- mcmberikan dorongan scmangat dan mcnolong pcnulisan
mana telah discbut dalam Pembukaar5bahwa Pcnnj* Um*m untrh katekismus sctcmpat yang baru, yang mcmpcrhitungkan bcrbagai
Katclerc ini tidak mempersembahkan satu bab bagi penjelasan rentang situasi kondisi dan kcbudayaan, sambil dcngan hati-hati
isi iman scperti hal nya.dalam Pctunjuh Umum l(atchctih unnh Katehey mcmclihara kcsatuan iman dan kesetiaan kepada aiaran Katolik."!r
1971 dengan jud.tl: "Unsur-Unsur yang Paling Penting dari Pesan Sifat khas dari dokumcn Magistcrium Gercja ini tcrlctak pada
Kristiani".a Scjaah berhubungan dcngan iti pcsan Krbtiani, Pctanjuh kcnyataan bahwa itu mcrupakan sintesis komprehcnsifdari iman dan
Umum untub Katelesc mcngdtu pdda Kdtchismus Gercja Katolih, yar,g olch karcna itu mcmiliki nilai univcrsal. Dalam hal ini dia bcrbcda
dimaksudkan sebagai norma metodologis bagi penerapannya yang dengan dokumcn-dokumen Magisterium yang lain, yang tidak ditata
konkret. Pcnjelasan yang bcrikut tentang Katckismus Gcreja Katolik unt;k menyaiikan sintesis yang dcmikian Katckismus inijuga bcrbcda
tak bermalaud meringkas isinya ataupun mcnjelaskan sarana Magistcrium dcngan Katekismus sctcmpat, yang dalam kontcks komunio cklcsial,
ini, melainkan hanya berupaya mcmpermudah suatu pemahaman dan dimaksudkan untuk pclayanan dari suatu bagian khusus jcmaat Allah'
pamakaian Katchi:mus Gtcja Katolih dalam praksis kateketik.
l14 BAB ll 'lnibh Imrn Kita, Inihh Iman Gcrcja" Pctuniuk Umum Krrclcc I ll

Stuktnr Katckismus Gereja Katolih "Struktur katekese yang terbaik, adalah strukrur yang scsuai dengan
situasi dan kondisi khas yang konluet dan tidak dapat ditctapkan bagi
122.i Katchismus Gereja Katolih disuslln sekitar empat dimensi fundamental
seluruh Gereja olch sebuah karekismus umum."'t' Kesetiaan yeng sempur-
dari kehidupan Kristiani: pengakuan iman; perayaan liturgi, moralitas
na kepada ajaran Katolik sesuai dengan aneka penyajian yang kaya.
Injil; dan doa. Empat dimensi ini muncul dari satu sumber tunggal,
yakni mistci Krittiani, yaitu:
- objck iman (Bagian Pcrtama)t Inspirasi da,ri Katehismus Gereja lGtolih kristosentris 1'ang
- dirayakan dan diungkapkan dalam tindakan/perbuatan liturgis triniter dan keagungan panggilan pribadi manusia
(Bagian lQdaa);
123. Puncak dari l{atckhmus Gcreja Katolik adalah Yesus Kristus, "Jalan,
- hadir unruk menerangi dan menopang anak-anak Allah dalam Kebenaran, dan Hidup" (Yoh l4:6). Berpusat pada Dia, katekismus
pcrbuatan-perbuatan mercka (Bagian lGtiga); ini tertuju pada dua arah: kepada Allah dan kepada pribadi manusia.
- dasar doa kita, yang mcngungkapkannya yang tcrluhur adalah Bapa
- Misteri Allah Tiitunggd dan ekonomi keselamaran-Nya mcmberi
Kami, ye.ng membcntuk objek permohonan, pujian, dan inspirasi dan mengatur srruktur inrernal dari Katchtmut Gercja
pcrmintaan lctra (Bagian Kccmpat); Katolib secara umum dan sccara khusus. Pengakuan iman, lirurgi,
Keempat struktur ini mcngembangkan aspek-aspck csensial dari iman: moralitas Iniil, dan doa dalam Katehismu Gercja Katotib memiliki
- ?crcaya kcpada Allah Pcncipta, Tritunggal, dan dalam rencana inspirasi tritunggal, yang mcresapi seluruh karya.r:
keselamatan-Nya; .. Misteri pribadi manusia disajikan di seluruh Katchismus Gcrcja
- pengudusan dalam Dia di dalam hidup sakramental; IGtolik dan khususnya pada beberapa bab yang sangat penring:
- mengasihi Dia, dan scsama manusia dengan scgenap hati; "M-nusia sanggup meniadi Allah', "Penciptaan Manusia", "Putera
- bcrdoa sambil mcnantikan kedetangan Kerajaan-Nya dan Allah mcnjadi Manusii', "Panggilan Manusia dan hidup dalam
perjumpaan kita dengan Dia dari wajah kc wajah. Roh", dan lainJain.'' Ajaran ini, yang dipandang dalam cahaya
Make, Katchitmus Greja Katolih mengacu pada iman sebagaimana kemanusiaan Yesus, manusia sempurna, menunjuklan panggilan
diimani, dirayakan, dihayati, dan didoakan. Itu mcrupakan sebuah tertinggi dan cita-cita kesempurnaan yang menjadi tujuan
panggilan kepada pendidikan Kristiani yang utuh. Strukt'lr Katchitmus panggilan manusia.
Gcrcja Katolih iniberasal dari kesatuan terdalam hidup Kristiani, dan Scsungguhnya, aiarat Katcbismus Gcrcja Katolft dapat disintesiskan
yang mcmpertahankan hubungan anrara. "bx orandi", "hx crcdtndi", dalam pernyataan Konsili berikut ini: "Yesus Kristus, dengan
dan "lcx uiucndi". Liturgi itu scndiri adalah doa; pcngakuan iman me- mengungkapkan misteri Bapa dan cinta-Nya, sepenuhnya mewahyu-
ncmukan tempatnyayang benar dalam perayaan ibadat. Rahmat, buah kan diri-Nya sendiri kepada manusia dan menerangi panggilannya
sakramen, adalah syarat yang tak bisa digantikan dari kehidupan yang paling tinggi".'e
Kristiani, sebagaimana partisipasi dalam Liturgi Gereia menuntut
iman. Bila iman tidak diungkapkan dalam karya, iman itu mati dan Jenis kesusastraan Katehismus Gcreja Katolih
tidak dapat meng-hasilkan buah bagi kehidupan abadi".rr
124. Pentinglah mengctahui jenis kesusastraan Kdtchinrus Gcrcja Katolih
Dibangun di sekitar cmpat pilarr{ yang menopang Penerusan iman
untuk menghormati peranan yang dibcrikan kepadanya olch otoriras
Syahadat, ubramcn+ahramcn, SEuhh Pcrintah Allab, Bapa Kami,
Gereja dalam praksis dan pembaruan kegiatan katekctik pada zaman
Katchhmus Gcrcja l{atolib, disajikan sebagai pusat rcferensi doktrinal
kita. Bcrikut ini karakteristik utamanya:
bagi pcndidikan dalam cmpat tugas dasar katekcsc,rt dan untuk
mcnyusun katekismus-katekismus lokal Namun, katck-ismus ini tidak - Katckknus Gcrcja Katolih di atas segala-galanya adalah sebuah
katckismus; yakni, scbuah tcks rcsmi dari Magisterium Gereja,
mcncntukln susunan yang telah ditetapkan pada satu atau lain pihak.
l16 BAB Il 'lnilah Iman Kite, Inilelr Imen Gcrcir" Pctuniuk Umum Ketckcsc ll7

Iang mcngumpulkan dalam satu bentuk yang tepat, dan dalam magistcrium, "dia tidak tcbih tinggi dari sabda AIIah mclainkan
suatu sintcsis organis, peristiwa-peristiwa dan kcbcnaran-kebenaran mciayani sabda A.llah". Namun, sccara khusus, katekismus mcrupakan
yang menyclamatkan yang mcngungkapkan iman yang umum dari ,tindakan autcntik Penafsiran sabda itu, sehingga Injil dapat
Jemaat Allah dan yang membentuk refcrensi dasar yang tak dapat
dimaklumkan dan diteruskan dalam scluruh kcbcnaran dan
dilepaskan bagi katekese. kemurniannya'
"harta
Sebagai katekismus, Katchismus Gteja Katolih, mengumpulkan 126. Dalam tcrang hubungan antara ,(z ukismus Gcrcja Katolib dzn
segala sesuatu yang mcndasar dan umum bagi hidup Kristiani, iman", adalahbcrguna untuk mencrangkan dua pcrsoalan yang sangat
tanpa "memberikan penafsiran khusus, sebagai ajaran-ajaran iman, pentinB bagi katckcsc:
yang hanya merupakan pcndapat pribadi atau pandangan dari I h.,b-ungln Kitab Suci dan .I(z tckismas Gcrcjd Katolih scbagai
"n,"ra
bebcrapa aliran teologis".20 tempat-tcmPat rcfcrcnsi bagi isi katckesc'
Di samping itu, Katcbismu Gcrcja Katolih mcrupakan sebuah - h.,bungan antara tradisi katckctik dari pera Bapa Gcreja'.dengan
-yang
katekismus yang bersifat umum dan dipcrscmbahkan untuk isinya keya dan pemahamannya yang dalam dari proses
seluruh Gcrcja. Katekismus ini memberikan scbuah sintesis aktual katekcsc dan l(atcbitmu Gocja l(atolih'
tcntang iman yang memasukkan ajaran Konsili Vatikan II serta
kcprihatinan moral dan religius dari zaman kita sekarang ini. Kitab Suci, IGuhism* Gereja Katolih, dan katekese
Namun, dalam tujuannya, katekismus ini tidak bermaksud 127. Konstitusi Dci Vrbum dari Korisili Vatikan II mcnckankan bahwa
mcmbuat suatu penerapan dari penyajian-penyajian doktrinal dan Kitab Suci sangat pcnting &lam kchidupan Gercia' Bcrsama.dcngan
metodc-mctode katcketis yang dituntut olch perbedaan budaya, Tiadisi, Kitab Sluci mcrupakan "pcraturan iman yang tcrtinggi"' karena
usia, kematangan spiritual, dan situasi kondisi sosial dan eklesial dia mcncruskan "Sabda Allah scndiri" dan menggcmekan " suara
di antara mereka yang dituju. Penyesuaian yang demikian mc- Roh Kudus"." Karcna alasan ini, Gerc.ia ingin bahwa dalam pclayanan
rupakan tanggung jawab dari katekismus partikular, bahkan lebih sabda, Kitab Suci harus memiliki temPat yang istimcwa Dalam
lagi, dari mereka yang mcmberi pelajaran kcpada orang beriman".2r ungkapan'ungkapan konkret, katckcse harus mcnjadi "scbuah peng'
,nl, y"ng "*niik pad,a bctio diuina, yakn| pada suatu pcmbacaan
Harta iman dat lGtehismus Gocja lGtolih Kit"b Sucl yang dilakukan scsuai dcngan Roh yang bcrdiam dalam
Gercja".'!r "balim arti ini, mcnyatakan Tiadisi dan Ktab Suci
sebagai
125. Konsili Vatikan II menentukan scbagai satu dari tugas utamanya
,rrnb.r-ru^b., bagi katekcsc berarti katekese harus minum dan
"memelihara dan menyajikan dcngan lebih baik harta ajaran Kristiani
dan
yang berharga agar dapat dcngan lebih mudah sampai kepada umat meresapkan dirinya-dcngan pemikirtn dan pandangan alkitabiah
Kristiani dan kepada semua orang yang bcrkchendak baik". Isi dari injili, semangat d"n tik"p-tik"p, dcngan senantiasa bcrhubungan
ber'
harta itu adalah sabda Allah yengdipelihara dalam Gcrcia. Magistcrium d.ng"nny". Iiu jrg" bcrarti bahwa katekesc hanya akan kaya dan
Dalam
Gereja, sctelah memutuskan untuk menyrrsun "scbuah teks referensi" b.ri rej".,h t.kr'tJk" inidibaca dcngan budi danhatiGcrcja"l
untuk aiaran iman, telah mcmilih dari harta bcrharga ini "hal-hal ba..an i(tab Suci, yang dibuat dalam te rangTradisi' Katchitmus Gcrcja
yang lama dan baru" yang dipandang sesuai untuk mclaksanakan tugas Kdtolih memainkan Pcranan yang sangat penting'
sumber
ini, Katchismus Gcrcja Katolih membentuk suatu pelayanan 128. Kiab Sucida n Katcihmus Gcrcja Katolih disa)ikan sebagai dua
fundamental dengan membcri scmangat bagi pemakluman Iniil dan inspirasi dasar bagi scmua kegiatan katckctik dalam zaman kita'
ditulis di bawah inspirasi
ajaran iman, yang kcdua-duanya mcnarik pcsan mcrcka dari Tiadisi - ktab Suci seb-agai "Sabda A.llah yang Katolik, scbagai ungkapan
Roh Kudus",2t Aan Katchhmus Gtcja
dan Kitab Suci yang dipercayakan kcpada Gcrc.la, schingga mcncapai
fungsi ini dcngan kcaslian yang utuh. Katclismu Gcrcja Katolih, kontcmporcr yang penting dari Tradisi Gercia yang hidup dan
scbuah norma yang dari aiaran iman, dcngan cara masing'
Pasti
bukanlah satu-satunya sumbcrkatckese, karena scbagai suatu tindakan
ll8 BAB II "lnilah lman Kjra,lnilah Iman Cereji' Pcrunjuk Umum Krtckesc I l9

masing dan menurur kewibaw"enya yang khas, dipanggil untuk merasakan pengalaman keserupaan dengan Kristus dan kesaruan
memberi makan kepada katekese dalam Gereja kita pada masa dengan Dia.
kini. l3O. Katehismus Gertja Katolih, pada pihaknya, membawa pada katekese
Katekese meneruskan isi sabda Allah menurut dua cara dengan "tradisi besar dari katekismus-katekismus".30 Dalam kekayaan tradisi,
mana Gereja memiliki, membatinkan, dan menghayatinya: sebagai , beberapa aspek ini perlu mendapat perhatian:
suatu narasi tentang sejarah keselamatan dan sebagai suatu bagian kognitif atau dimensi kcbenaran iman: ini bukan hanya
-
penjabaran Syahadat. Baik Kitab Suci mau'pu,n Katehitmus Gereja unsur pelengkap yang hidup pada A.llah melainkan.iuga persetujuan
Katolih harus menyampaikan katekese alkirabiah serta doktrinal, budi dan kehendak; katekismus tetus-mcnerus mengingarkan
sehingga mereka menjadi kendaraan yang benar dari isisabdaAllah. Gereia akan kebutuhan kaum beriman untuk memiliki suatu
Dalam perkembangan katekese yang biasa, pentinglah bahwa para pengetahuan iman yang komprehensif, namun sederhana dalam
katekumen dan mereka yang menerima karekese percaya baik bentuk;
kepada Kitab Suci maupun katekismus serempat. Menurur definisi,
- suatu pendidikan dalam iman, yang berakar baik dalam semua
katekese tidak lain adalah penerusan yang hidup dan penuh arti sumbernya, merangkul semua berbagai dimensi pengakuan iman,
dari "dokumen-dokumen iman".26 perayaan, kehiduPan, dan doa.

Kekayaan madisi pa11 Bipa katekismus bertemu


Tiadisi kateketik para Bapa Gereja drn Katebismas Gereja Kanlih -G95jdln-t33d-i$
d-a6 l<"tik.i. G.*1" y"ng aktu-al, qambil mcmPerkayanya dalam
129. Seluruh Tiadisi Gereja bersama dengan Kitab Suci rerkandung dalam konr.pifr ri'nifit1 i.nt"ng karekcse dan isinya. Tradisi-rradisi ini
"harta iman". Perkataan-perkataan para Bapa Gereja merupakan saksi membawa pada katekes6iii]ifi-unsur dasar yang men.iadi ciri khasnya:
dari kehadiran Tradisi yang memberi hidup, dengan menunjukJ<an tiga fasc dalam penceriteraan tentang sejarah kcselamatan (Perjanjian
kekayaannya yang rertuang dalam praksis dan kehidupan Gereja, Lama, kehidupan Yesus Kristus, dan sejarah Gereja) dan empat pilar
dalam kepercayaannya dan dalam doanyi'.,7 Sehubungan dengan penjabarannya (Syahadat, Sakrame n-sakram en, Sepuluh Perintah/
'Dehalog
kekayaan doktrinal dan pastoral, beberapa aspek hendaknya mendapat dan Bapa Kam). Dengan ketujuh batu landasan ini, baik
perharian khusus: katekese awal maupun pengembangan berkelaniutan hidup Kristian i,
- peran yang amat penting dan menentukan yang disumbangkan berbagai skema dan gaya dapat dirancangkan, sesuai dengan berbagai
oleh para Bapa Gereja pada katekumenat permandian dalam situasi budaya dari mereka yang mcnerima katekese.
struktur Gereja-Gereja partikular;
- gambaran bertahap dari pembinaan Kristiani, yang diatur dalam KAIEKISMUS DALAM GERE]A.GEREJA LOKAL
tingkat-tingkat:28 para Bapa Gereja membentuk katekumenat
berdasarkan pedagogi ilahi; dalam proses katekumenal, katekumen,
Katekismus-katekismus lokal: kebutuhannya3r
seperti bangsa Israel melewati suatu perjalanan untuk sampai ke
tanah terjanji: penyamaan jati diri dengan Krisrus dalam I3 l. Ka te h it mut G,cqj !.1Q!!-W.ditulukan keeeCf :9m11-9111 g -b,qr!man dqn
Permandian.2e m.r.k" y"ng.ingin -errg9-lltlgga-y3-IC Clg11nio"lgh 9eri,lKatolik'ri
Katekisnqs-i1-i {ig.nakudkan untuk "mcmberi dorongan dan semangar
- Pengaturan isi katekese sesuai dengan tahap-tahap dalam proses:
pcnulisan katekismus lokal yang baru, yang
dalam katekese para Bapa Gereja, peran utama dicurahkan pada .!it"-m.-b.ntt,
narasi sgarahkeselamatan; selanjutnya Masa Puasa, Syahadat dan memperhitungkah berbagai situasi dan kondisi kebudayaan, sambil
Bapa Kami diberikan kepada para katekumen bersama dengan arti dengan saksama memelihara kesatuan iman dan aiaran Katolili''31
dan implikasi moralnya; sesudah perayaan sakramen-sakramen Katekismus-katek!9$gs]okal, yang disiapkan dan disetuiui oleh para
inisiasi katekesc mistagogis menolong membatinkannya dan uskup diosesan, atay glelr Majef r; Ylali Ge-r-gjqtl- meruPakan sarana-
120 BAB Il "Inihh lman Kir.,Inilah Imm G.r.i." Pctuniuk Umum Krtckac l2l
s1!111 yalg amat berharga bagi katekese yang "dipanggil untuk strukturnya yang organis, suatu kumPulan dokumen'dokumen
menganrai l<ckuaran Iniil meresapi inti budaya d"n kJ-rd"y""n_ tentang !0'ahyu dan Tiadisi Kristiani,a' dalam kckayaan-kckayaan
kcbudayaan'!,, Karena a-lasan ini, Paus yohanes paulus II mcmberikan bahasa-bahasa, dalam mena sabda Allah diungkapkan.
dorongan yang hangat kepada "para Majclis Vali Gercja di scluruh lokal, dibcrikan scbagai tcmpat rcfcrcnsi
dunia, untuk dengan sabar tetapi pasti, mengupayakan agar karya
- Akhirnye, .katckismus
Giuk informasi liatckesi. Kitab Suci dan katckismus mcrupakan
yang indah ini dapat diselesaikan, dengan pusctujuan T"kht" Su.i, dua tcks dasar bagi proscs katekcse dan harus sclalu digunakan'
dcngan maksud untuk menyiapkan katekismus yang benar yang akan ' $?alaupun kedua teks ini sangatlah Pcnting, namun mereka
sctia kepada isi-isi esensial Wahyu, baru dan aktual dalam mctode, bukanlah satu-satun)a; Pcntinglah iuga mcmakei tcls+cks lain yang
dan yang akan sanggup mendidik gencrasi-gcncrasi Kristiani masa dapat mcnjadi bantuan yang lcbih langsung.r2 Maka, waiarlah
dcpan agar kokoh dalam iman.x menanylkan rpak h scbuah katckismus rcsmi harus bcrisi unsur-
Dcngan katckismus-katekismus lokal, Gercja melaksanakan unsur Pcdegogis, atau scbaliknya, harus dibatasi hanya pada
"pedagogi ilahi",r7 yang digunakan sendiri oleh Allah dalam \fahyu, membirikan suatu sintesis doktrinal atau Penyaiian sumber-
sambil menycsuaikan bahasanya dengan alam kita dengan p.rharl"n sumbcr.
yang penuh kcprihatinan.rs Dalam katckismus-katekismus lokal,
Bagaimanapun juga, katckismus' scbagai sarana kcgiatan katckctik,
Gcreja menyampaikan Injil dengan cara yang bisa mencapai manusia
sehingga dapat ditcrima sungguh-sungguh scbagai "Beriu Gembira', y"ng -.r,rp.k"n suatu tindakan komunikasi, sclalu mcmantulkan
keselamatan. Katekismus-katckismus lokal merupakan ungkapan- insfirasi pcdagogis tertentu, dan dengan caranya sendiri, harus
ungkapan yang dapat disentuh tcntang "kercndahan hari"rrAliah yang menampakkan pcdagogi ilahi.
mengagumkan dan tentang cinra-Nya "yang tak terungkapkan,'ai
kepada dunia.
Aspck-espck edaptari dalem ketckismus lokal'r
133. K"t"kism,rt Gcrcja Katolik menuniukkan asPek-asPek yang harus
Gaya sastra katekismus lokal
diperhitungi<an bila mengadaptasi atau mcnemPatkan sintesis iman
d"lam koni"ks, yang harus dibcrikan oleh sctiap katekismus lokal'
132. Tiga ciri utama mewarnai sctiap katckismus yang disesuaikan olch Sintcsis iman harus mcmpcrlihatkan adaptasi yang dituntut oleh
suatu Cere.ia lokal: karakrcrnya yang resmi, sinrcsis iman yang utuh "perbcdaan-pcrbcdaan budaya, usia, kcmatangan rohani, situasi dan
dan fundamcntal, dan kenyaraan bahwa, bersama dengan KitaL Suci, kondisi sosial dan cklesial di antara mcrcka yang diruiu"'a{ Konsili
karekismus ini diberikan sebagai rcferensi bagi katekese. Vatikan II dengan tegas mcneguhkan kebutuhan untuk menBadaPtasi
- karekismus lokal adalah scbuah teks rcsmi Gcreja. Dalam arti Pesan Injil: 't.rungg,rhny", pcnyesuaian dengan cara ini dan
terrenru, dia memperlihatkan "pencrusan Syahadat,, dan pewartaan sabda yang diwahyukan haruslah sclalu menjadi hukum
"pcncrusan Bapa Kami" kcpa& para katekumcn dan mercka yang evangclisasi".ti Olch karena iru:
akan dipcrmandikan. Karena alasan ini, ini merupakan suatu - Katekismus lokal harus menyajikan sintcsis iman dengan rcferensi
tindakan tradisi. Sifar resmi katekismus- katckismus lokal pada kultur konkret di mana Para katckumen dan mcrcka yang
membentuksuatu perbedaan kualititafdari sarana-saranalain, yang menerima katekcse tingglfDia iuga memasukkan scgala "pcng-
mungkin bcrguna bagi pedagogi kateketik Qchs-tcbs didabtih, ungkapan asli tcntang kehiduPan, Perayaan' dan pcmikiran scrta
hatckismu-hatchism* tidah rcsmi, pman*rpcnrnnn katchctih, dll) p"t d"ng"n yang bcrsifat liristiani,a6 yang mcruPakan kckhasan
- Lebih _l3Si, scmua katekismus mcrupakan tcks dasar dan sintctis, iradisi budaya tcrtentu, dan mcrupakan buah karya dan inkulturasi
f,a-Elrn-mina kcjadian-kejadian dan tbenaran-kcbenaran misteri Gereja lokal".
Kristianiyang fundamental disajikan dalam cara yang utuh scsuai K"t.Lirmu, lokal, "setia kcpadapesan dan pribadi manusia",a'
-
dcngan "hicrarki-hierarki kcbcnaran". Katckismus lokal, dalam menyarikan pcsan Kristiani dcngan sebuah cara yang pcnuh arti
122 BAB II "lnilah Imrn Kita, Inihh Iman Gcrcir" Pctuniuk Umum Katckcrc l2J

dan dckat dengan psikologi dan mentalitas mereka yang dituiu?, - .yang -terutama, adalah
menyusun karekismus yang bcnar, disc-
Oleh karena itu, karekismus ini dcnganjelas mengacu pada suaikan, diinkulturasi: dalam pengertian ini, harus dibedakan
pengalaman-penga.laman hidup mereka yang fundamcntal.{s antara katekismus yang menyesuaikan Pesan Kristiani kcpada
Katckismus lokal dcngan cara yang khusus memperharikan bentuk pelbagai usia, situasi, dan kebudayaan, dan katekismus yang scmata-
konkret penghayatan agama dalam masyarakat rerrenturl Bukanlah mata merupakan rangkuman da'i Katchismut Gercja Katolih dar.
hal yang sama, menyiapkan sebuah karekismus fagi sebuah digunakan scbagai pengantar untuk studi. Inilah dua ienis yang
maryarakatyangtelah diresapi oleh ketidakpedulian religius, scpcrti bcrbeda:t2
halnya bagi masyarakat yang tclah dalam hidup rcligiusnya.{e - Katekismus lokal bisa bersi6t kcuskupan, dacrah atau nasional.tl
Hubungan antara iman dan ilmu pengctahuan harus diperlakukan '- BS1lrgbung"n den gan pcnyusunan isinya. keuskupan-keuskupan
dengan hati-hati dalam semua katekismus. yang berbcda mchcrbitkan katekismus dengan struktur dan bcnruk
Masalah-masalah yang timbul dari suatu kondisi sosial, khususnya yang bcrbcda, sebagaimana telah dikatakan, 6ahwa Katchitmts
yang timbul dari unsur-unsur struktural yang lcbih dalam Gcrcja Katolih dfusulkan scbagai tempat rcfcrcnsidoktrinal, tetapi
(ekonomis, politis, kcluarga) merupakan suatu faktor dalam tidak memaksakan kcpada seluruh Gcrcja struktur tertcntu pada
kontekstualisasi sebuah katekismusT Sambil menarik inspirasi dari katekismus-katckismus yang [ain: ada katckismus dcngan struktur
ajaran Gereja, katekismus akan memberikan krireria, motivasidan trinitcr; yang lain disusun beidasarkan tahap'tahap kcselamatan;
cara-cara kerja yang menForoti keberadaan Kristiani dalam situasi- yang lain lagi, diatur bcrdasarkan rcma alkitabiah atau teologis
situasi yang gawat ini.to (Perjanjian, Kcrajaan Allah, dll.); beberaPa katckismus disusun di
Akhirnya, situasi konkret yang dihayati oleh scbuah Gcrcja seputar aspek iman, sedangkan yang lain lagi mengikuri tahun
partikular akan menyajikan konteks, tempat karekismus menimba liturgis;
refcrcnsinya)Jelas, bahwa disini orang tidak mengacu pada situasi- - Berhubungan dcngan cara mengungkapkan pesan Injil, daya cipta
situasi kcbctulan, yang dituju olch dokumen-dokumen magistcrial sebuah katckismus bcrkaitan den-gin pcrumrsan dan lainnya,t'
yang lain, mclainkan lebih pada situasi permanen yang mcnunrul ielasnya, katckismus harus setia kcpada harta iman dalam mctodc-
suatu evangelisasi yang lcbih spesifik dan sesuai.tl nya mengungkapkan isi ajaran dari pcsan Kristiani: "Gcreja-Gccja
individual, yang tidak hanya rerlibat dcngan manusia tetapi iuga
Daya cipta Gereja-Gereja lokd dalam penyusunan katekismus dengan aspirasi-aspirasi, kekayaan, dan kcmiskinannya, dengan
cara berdoa, hidup, dan pandangan mcrcka tcntang dunia, harus
134. Gereja-Gercja lokal dalam rugasnya menycsuaikan, menempatkan menciptakan substansinya daripcsan injilinJa sendiri. Tinpa mcng-
dalam konteks, dan memasukkan pesan Iniil sesuai dengan budaya orbankan kebcnaran-kebenaran escnsial, mereka harus mencr-
melalui katckismus, bagi usia-usia yang berbeda, situasi, dan jemahkan pesan ini ke dalam ungkapan yang akan dimengcrti olch
kebudayaan, harus matang dan kreatift Dai 'barta iman" yang orang-orang yang mcrcka layani dan yang mencrima pemakluman
dipercayakan kepada Gereja, Gereja-Gcrcja lokal memilih, menyusun, Kabar Gembira"."
dan mengungkapkan, di bawah tuntunan Roh Kudus, Guru Barinnya,
segala unsur, yang mencruskan Injil dalam keasliannya dan dalam
Prinsip yang harus diikuti dalam tugas Pcnting ini dituniukkan
oleh Konsili Vatikan II, untuk mencari cara yang lebih efisicn asal-
situasi yang konkrct. Untuk tugas yang berar ini Katehitmus Gcrcja
kan artidan pemahamannya di.iaga dan dipclihara untuk
-
menyaji-
Katolih adelah "tcmpat referensi" untuk menjamin kesatuan iman. -
kan ajarannya kepada manusia moderen: karena harta iman adalah
Ini menyajikan Pctanjah Umum untuh Katchcsc, un:rtk sebagian,
membcrikan krircria dasar yang mengatur penyajian pesan Kristiani. satu hal, sedang cara mengungkapkannya bcrbeda".'6
135. Dalam mcnyusun katekismus lokal adalah bermanfaat mengingat
beberapa hal bcrikut ini:
124 BAA ll "lnilah Iman Kitr, Inihh Iman Gcrci:" Pcruniuk Umum L:rckac 125

Katehismus Geru,ja Katolih dan Catatan kal<i Basian II Bab lI


katekismus-katekismus loka.l: simfoni iman
l) BdT. FD 2d.
136. IGtebitmus Gcrcja lQtolik dan katekismus-katckismus lokal, masing-
2\ FD 4e.
masing dcngan wewenangnya sendiri, pada dasarnya, membcntuk
3) DCG ll97 l) hngattar
suatu kcsatuan. Keduanya merupakan ungkapan konkrer dari
4) DCG (1971)Bagian III, bab 2,
"kcsatuan iman rasul yang sama", serentak, aneka kekayaan dari
perum usa n-perumusan iman yang saina. Bagi mcreka yang
5) ccc l l.
6l FD 4z; bdlc. FD {b.
memandang harmoni ini, Katchismus Gcrcja Katolih dan katckismus-
7) ccc 8rr.
katekismus lokal bersama-sama mengungkapkan "simfoni iman",
E) FD 4a; b/1. FD 4c.
sebuah simfoni yang rerkandung terut ama di dalam Katchitmas Gereja
e) FD lf; bdl. FD {c.
Katolik yang telah disusun dalam kcrja sama dengan seluruh
Keuskupan Ccreja Katolik, scbuah simfoni yang diselaraskan dengan l0) FD 4d.

ini dan dinyatakan dalam katekismus-karekismus setempat. Simfoni lt) Ibid.

ini, "paduan suara Gcreja universal",r6 yang didcngar dalam t2l FD 3d.

katckismus-katekismus sercmpar dan setia kepada r(2 tchismus Gcreja l3) FD 2e.
Katolih, mcmpunyai arti tcologis yang sangar penting. t4) Bda. ccc 13.
l5) 8/1. Bagien I, Ul.
- Katekismus ini menyatakan kckatolikan Gcre.ja: kekayaan budaya Bab

para bangsa dimasukkan kc dalam ungkapan iman &risatu Gereja. l6) YOSEPH Krrdinrl RATZINCER,II Cathcchnno dclh Chicsa Auolica t I'ottitimo
&i tlzni dzlnm J. RATZINGER-C. SCHONBORN, Bricf lntroduction to tht
- Katchismts Gcrcja lQtolih danketel<tsmus-katekismus lokal mcnya-
Cauchin ofthc Atholie Church (itdd asli Kbinc Hinfahrung zum Catcchimut dq
takan juga kesatuan eklesial dari mana "pengakuan iman yang Katolirhcn Kitchc, Mtnchcn 1993), Roma 1994, hlm. 26-27.
satu"'e mcrupakan satu garis yang kelihatan.; Gcreja-Gereja t7) Bdh. CCC t89-t90t lO77-ll09i 1693-1695;25G4; dll.
partikular "dalam mana dan dari mana berdiri Gereja Kristus yang l8) Bdh. CCC 27-4\ 33355-379 456-478; t699-t756 dll.
satu dan tunggal",@ bersama dengan semuanya, bersama dcngan
l9) GS 22:.
Gercja universal, mcmbenruk suatu "hubungan batin timbal balik
20) Bdh. DcG og7t',) tt9.
yang istimcwi'.6r Jadi, kesatuan yang ada antara Katehkmus Gcreja
2D ccc 24.
I(tto lih dan katehsmus-katekismus lokal menampakkan kesatuan ini.
22) DV 21.
- I(atcbismus Geia Kttolih d,artkatektsmus-katekismus lokal dengan
23) MPD 9c. 8/1. PONTIFICAL, BIBLICAL COMMISSION, /are7 rcution of BibL
cara yang sama mengungkapkan dengan jclas, realitas kolegialitas ia thc Church,lV c. 3 l.c.
para Uskup. ?ara Uskup, dalam keuskupannya masing-masing dan
24\ Ct 27t bdl. Sinodc I985. II B. a. l.
bersama-sama sebagai kolegium, dalam kesatuan dengan Pengganri
25) DV 9.
Petrus, mempunyai tanggung jawab terbesar bagi katckcsc dalam
26) BdK. MPD 9,
Gereja.6'z
27) DV 8c.
- Katcbismus Gercja Katolib dan katekismus-katckismus lokal, oleh
28) Kctikr Konsili Vatikan II minre pcmbaruan krtckumcnat oreng dcwasa, itu
karena kesaruannya yang mcndalam dan aneka kckayaannya, menggarisbawahi sifatnya yrng pcrlu bcrtehap: "Katekumcnat.Orang-orang Dcwasa
dipanggil untuk mcnjadi ragi yang mcmbarui katekcsc dalam yrng diatur dahm beberapa rahep akan ditctapkrn kembali" (SC 64).
Gcreja.zSambil memandang mcreka dengan pandangan Karolik 29) Pentinglah kcsaksian Origcnes:'Apabila engkau meninggalkan kcgelapan
dan universal, Gereja, yakni, seluruh jemaat para murid Kristus, penyembah:n bcrheh dan bila cngkau ingin sampai pada pengctahuan tentang
dengan bcnar dapat berkata: "lnilah iman kita, inilah iman Gcrcja'. Hukum llahi meke cngkeu mulai kcluar dari Mcsir. Apabila engkru dihitung di
126 caratan Kaki Pctuniuk Umum K:tckcsc 127

.ntara himpunan banyak katekumen, bila engkau telah mulai menaari perintah- 50) LC 72 membedakan "prinsip rcfle[si", "kriteria penilaian", dan "pctunjuk unruk
perintah Gereja, maka engkau telah menyeberangi Laut Metah. Selama perjalanan kegiatan", yang dibcrikan oleh Gereja dalam aiaran sosialnya. Sebuah katckismus
di padang gurun, setiap hari, kalau engkau merelakan dirimu m€ndengarkan harus juga mcmbcda-bedakan berbagai tingkatan ini.
Perintah Allah dan memandang wajah Musa yang menyingkapkan bagimu
5l) Sccata mcndasar,ini bcrkeitan dengan "situasi-stuasi sosio-religius yang bcrbcda-
kemuliaan Tuhan. Tetapi bila engkau tiba pada bejana permandien, serelah
bedr yang dihadapi cvangelisasi. Hal-hel ini diselidiki dalam Bagian I, Bab I.
rnenyeberangi sungai Yordan, make engkau akan masuk ke Tanah Terjanji"
(Homiliac in lat Nauc,IY l: SCh 71, 149), 52) Dalam pembedaan ketekismus lokal dengan sincese derl Kaehimu Gettja Katolik
lihar "Oicntamnti nlk intai dcl Catchimo dclh Chiaa Cattolica", (Oric*ai
30) CCC 13,
pada Sintac dari Katchinu Gocja Katolil, dari Konggrcgasi unnh Khru dm
3l) Bagian ini semata-mata berkenaan dengan katekismus-katekismus resmi, yakni Kongrcgasi bagi Dobrin Iman). Antarelain dicet*: " tintac dari Katc[tm* Gcrcja
katekismus yang sesuai dengan Uskup diosesan atau Konpcrensi Pata Uskup (CIC l(atolib depat dimcngcrti sccara keliru menjadi pcngganri b:gi katckismus lokal
775). Katekismustidak rcsmi (CIC 827) dan sarana-sarana kateketik lainnya (DCG bahkan sampai tidak mcndorong pembuatannya. Namun, mereka kckurangrn
(1971) I 16 rkan dibicarakan dalam Bagian V, Bab IV adaptasi pada situasi lokrl yang khusus bagi mereka yang mencrimr kr.ekcse y.ng
32) FD 4c. mcnuntut ketek€sc" (4).
33) FD 4d. 53), Bdh. ctc77, ss r-2.
34) Bdk. ctc775. 54) Petsoalen bahasa inibaikdalam katekismus lokelmaupun dalam kcgiaten krtckcrik
35) CT 53* bdl. CCC 24. amat sanga! p.nting. 8/1. CT t9.

36) CT 50. 55) EN 63. Dehm tugas arimilasi dan terjcmahrn yang sulit, yang disebur dalam rcl*
inisangatleh pcnting untuk mengingat pemcrhatian Kongrcgasi untukAjeran lman
37) DV 15.
dan Kongregasi unruk Ketus "Oricntamcnti tullc intai dtl Catchtmo &lh Cliaa
38) Bdh. Dv 13. Cattolica", )t "Persitptn untuk katekismus lokal , yang memponyai lGtchimu Genja
39) DV 13. Katolib adalah teks refercnsiny: yang paling berwibawa den amen (FD 4) harus
tctap mcnjadi suetu tuju.n p.nting bagi semur kcuskupan. Akan tetapi, kcsulitrn-
40) DY 13. "Kcbaiban yang tah tcrhataban", "pcnyclctggaraan dar pemclihauan",
kesuliten yang sudah dapat dilihat lebih dahulu yang dapat timbul drlem usaha
"percndahan diri", adalah istilah-istilah yang mcrumuskan pedagogi ihhi dalam
Vahyu. lstilah-isrilah ini menunjukkan keinginanTLhan untuk 'i,zazTauaiban Diri
demikirn hanyr dapat diatasi dengan suatu pcny.suaian yang mcmedai drri
dcngan mantia" (synkatabasis). Semangat yang sama ini hendaknyr menunrun
Katclimu Gcrcja Katolik. PcnyesLtaian demikian behkan bila tclah lama sckali
dilaksrnakan mcnyiapkrn desat tcologis, kateketik, dan linguistik bagisu.tu karya
redaksi katekismus lokal.
yang benar-benar mcnginkulturrsikan isi krtckismus.
41) DCG (1971) 119,
56\ GS 62b.
42) Terlepu dari sarana-sarana karekese dalam katekese ada juga faktor-faktor yang
57) FD 4b.
menentukanr pribadi katekis, metode penyempaiannya, hubungan .nrara kalekis
dan merekayangmenerimakatekese,hormatterhadap kemampuen raseptifmereka t8) RM
yang mendapat katek€se, suasana cinte dan iman dalam komunikasi, kererlibaran 59) ccc'4b.
815.
aktif dari komunitas Kristiani, dll. 60) LC 23e,.
43) Bd&. bagian lY, Bab l. 6l) KONGREGASI UNTUK AJARAN IMAN, Surat Commtnioni Notio, no. 19
44) ccc 24. l.c. 843.
45) GS 44. 62) Blb. cr @b.
46\ CT 53a.
47) Bdk. CT 55c;MPD7; DCG (1971) 34.
48) Bdh. cT 36-45.
49) Katekismus lokalharus memberi pethatian pada pertanyean dan orientasimengenai
devosi populer (bdh. EN 48; CT 54 dan CCC 1674-1676), dan juga harus
mempethatikan dialog ekumenis (b/h. CT 32-34t CCC 817-822) dan dialog
encaragam (bdh. EN 53; RM 55-57 dan CCC 839-845).
BAGIAN III
PEDAGOGI IMAN

)
PEDAGOGI IMAN

\hulah Jang natgajat Efain bcrjalan dan mcnganghat mcnLa di tangaa-


Ka, teupi ncrcla tidal taat bahwa Aht mcnlcmkthktn acrcla
itaf, AIt
mcnaii noeha &ngan uli hc*tiaaa, dcngan ikatan &aih. Ba$ amla,
Aka *pcrti orarg yirg mergargkat kul dai nhng rahang metc*a, Alu
ncmbinglub Lcpadt ncnka vnnk mcmbcti mcreha rulat" (Hot 1 l:il)'
'Daa lcaila Ia sn&rian, pcngiknt-pagikut-Nya lan Lc/aa fulat muril
in mawyler Dia tezung 2crum2amr4n-PcrtttnPdn4rn im. Jaunb'l'I|e:
'tGpadanu rbh dibetilar rah*ia Kcrajaan Alhh, tcupi hcpada ottng'
oritg luat rgab cwaru dtampailan dahm patapamaan .."" (M* *10'
11, 34).

"Hanya satu Gurumu, yaitu Kristus" (Mat 23:10).


137. Dengan sangat heti-hati, Yesus memberikan pembinaan kcpada para
murid-Nya yang telah diutus-Nya untuk me maklumkan lniil. Kcpada
' mereka, ia memberikan diri-Nya sebagai satu'satunya guru, dan pada
saat yang sama, scorang sahabat yang sabar lagi setia.r "Melalui seluruh
hidup-Nya,"' ajaran-Nya dilaksanakan. [a menggerakkan mereka
dengan pcrtanyaan-pertanyaan yang m€nguntungkan.r Dcngan cara
y"ng l.bih dalam Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tclah di-
t
wariakan-Nya kepada orang banyak.o Ia mcngaiar me reka berdoa la
mengutus mcrcka keluar untuk tugas misionHo la mcnlaniikan kcpada
mereka Roh Bapa-Nya yang diutus-Nya untuk membawa mereka
kepada kebcnaran yang scmpurna," dan untuk menopang mcreka pada
"Guru yang
saat-saat sulit yang tak terelakkan.s Yesus Kristus adalah
mewahyukan Allah kepada Manusia, dan Manusia kepada dirinya
sendiri. Guru yang menyelamatkan, menguduskan, dan mcnuntun'
Dia adalah Guru yang menghayati, berbicara, menggerakkan, mem'
bangun semangar, mengganti, mengadili' mengampuni, dan berialan
bersama d.ngan kita dari hari ke hari pada jalan seiarah. Dialah juga
Guru yang datang dan akan datang dalam kemuliaan.' Dalam Yesus
Kristus, Tirhan dan Guru, Gereja mendapat rahmat yang transenden,
inspirasi tetap, dan panutan yang meyakinkan bagi segala komunikasi
iman.

Arti dan tujuan Bagian Tiga


138. Dalam sckolah Guru, katekis menggabungkan sccara dekat
Ycsus Sang
kegiatannya scbagai seorang yang bertanggung iawab dengan karva
132 Pcdagogi lman

rahmat Allah yang penuh misteri. Maka, katekese merupakan suatu BAB I
latihan "pendidikan iman yang asli".r0
Pcncrusan Injil mclalui Gercja adalah
tetap dan akan selalu me-
rupakan karya Roh Kudus dan memiliki kesaksian dan norma yang PEDAGOGIALIAH,
fundamcntal dalam Vahyu. *mkr daa modcl pedagogi inai
Hal ini akan ditemukan dalam bab satu. Namun, Roh Kudus ber-
karya melalui omng-orang yang menerima tugas perutusan untuk Pedagogi Allah
memaklumkan Injil yang kemampuan dan pengalaman manusiawinya
membentuk bagian pedagogi iman. 139. "Allah memperlakukan kamu sePerti anaki di manakah tcrdaPar anak
Maka muncullah sederetan pertanyaan yang telah ditclusuri yang tidak dihaiar oleh ayahnya?" (lbr l2:7). Keselamatan manusia,
sepcnuhnya dalam scjarah katckcse. Ini berkaitan dengan kegiatan y"n! tujuan tcrtinggiVahyu, diperlihatkan scbagai buah
^.rrprkrn
dari "Pcdagogi Allah' yang asli dan mcnghasilkan buah sePaniang
kateketik, sumber-sumbernya, metode-metodenya, mercka yang
menerima katekese, dan proses inkulturasi. sejarah. Serupa dengan kebiasaan manusia dan mcnurut kategori
Bab dua tidak dimaksudkan sebagai penyelidikan mendalam budaya zaman itu, Allah dalam Kitab Suci dilihat sebagai seorang
tentang segala aspek, melainkan tentang hal-hal yang dewasa ini Bapa yang berbclas kasih, guru, dan seorang biiak.r Ia mengambil
tampak mempunyai nilai penting yang khusus bagi seluruh Gereja. karakter manusia, sifat-sifat perorangan dan komunitas sesuai dengan
Adalah tugas dari semua buku petunjuk dan sarana-sarana kateketik situasi dan kondisi setempat. Dia membebaskan manusia dari ikatan
yang lain dari Gereja partikular untuk menanggapi masalah-masalah ' kejahatan dan menarik manusia kcPada-Nya dengan ikatan cinta la
yang spesifik dengan cara Fang tcpar. membuat manusia bertumbuh tahap demi tahap dan dengan sabar
menuju kepada kcmatangan scorang putra yang bebas, setia, dan taat
kepada firman-Nya. Untuk tuiuan ini, sebagai seorang guru )'ang
kreatifd.n pcnuh pcrtimbangan, Tirhan mcngubah pcristiwa-peristiwa
dalam kehiJupan manusia meniadi pelajaran-pelaiaran kcbijaksanaanr
sambil mcnyesuaikan diri dengan zaman dan situasi kondisi hidup
manusia yang bcrbeda-bcda. Oleh sebab itu, Ia memPercayekan kata-
kata pengajaran dan katekese yang diteruskan dari satu angkaran
k.pal" yang lain.1 Ia mengingatkan, dengan pahala dan
"ngkat"n
ganjaran, pencobaan-pencobaan dan pendcritaan-penderitaan, yang
meniadi pengaruh yang mcndidik.t Sungguh, menolong seorang untuk
berjumpa dengan Allah, yang menjadi tugas katekis, berarti di atas
seg"l"nya m.n.kankan hubungan yang dimiliki olch scscorang dengan
Aliah, agar dia dapat menjadikan hubungan ini millknya, dan mem-
biarkan dirinya dibimbing oleh AIlah.

Pedagogi Kristus
140. Ketil..a telah tiba kcpenuhan waktu, Allah mengutus Putera-Nya, Yesus
Kristus, kepada umat manusia. Kepada dunia, Dra membawa karunia
t34 BAB I PcdagogiAJlah Pctuniuk-UmumKrrckcsc lJ5

keselamatan yang teninggi dengan memcnuhi misi pcnebusan-Nya Pedagogi ilahi, karf Roh Kudus dalam diri sctiap orang lcisten
dengan suatu cara yang mcneruskan "pedagogi Allah" dengan sem-
142. "Bcrbahalahb orangyng Kauhajar, y fuhan, dan Tang Kauajari dari
purna yang dircmukan dalam kebaruan pribadi-Nya. Dalam firman-
Thurat-Ma" (Mzm 94: l2). Dalam sekolah sabda Allah, yang diterima
firman-Nya, tanda-randa dan karya-karya-Nya selama jangka hidup-
dalam Gercja, yakni murid, karena karunia Roh Kudus yang diutus
Nya yang sinBkat terapi mcndalam, para murid mengalami secara
olch lGistus, b*tumbuh sepcrti Gurunya dalam "hikmat-Nya dan
langsungciri-ciri fundamcntal dari "pedagogi Yesus", dan mencatarnya
bcsar-Nya, dikasihi Allah dan manusit (Ltlx 2:52). Murid Ycsus juga
dalam Injil: dengan menerima orang lain, khususnya para 6kir miskin,
dibantu mengembangkan dalam dirinya "pcndidikan ilahi" yang
orang-orang kecil dan pendosa, sebagai orang-orang yang dicintai dan
ditcrima melalui katckesc, pengctahuan serta pcngalaman e Dalam
dicarioleh Allah; pemakluman yang tegas Kerajaan Allah sebagai berita
cara ini, dengan lcbih mengetahui miste ri keselamatan, dengan bclajar
gembira tentang kebenaran dan penghiburan dari Bapa; semacam cinra
mcnycmbah A.llah Bapa, dan "dcngan hidup dalam kebcnaran scsuai
yang lembut dan perkasa yang membcbaskan dari yang jahat dan yang
dcngan kasih", murid Yesus, bcrusaha "dalam scgala hal, bcrtumbuh
memajukan hidup; sebuah ajakan yang mendesak kepada suaru cara
mcnuiu kepada Dia, yang adalah Kepala, yakni Kristus" (Ef 4:15).
hidup yang ditopang oleh iman akan Allah, melalui harapan akan
Dapat dikatakan bahwa pedagogiAllah menjadi sempurna, bila murid
Kerajaan dan cinta kasih kepada sesama; penggunaan semua sumber
menjadi "Manusia yang sempurna, sungguh-sungguh matang dcngan
daya komunikasi antarpribadi, seperti kata-kata, keheningan, metafor,
kepenuhan IGistus sendiri" (Ef4:13). Karena alasan ini, tidak ada
gambar, contoh, dan banyak randa yang berbe&-beda sepcrti yang
guru-guru iman lain selain daripada mereka yang pcrcaya dan yakin
digunakan oleh para nabi. Dengan mengajak para murid-Nya untuk
scrta murid-murid Kristus dan Gcrcja-Nya yang setia.
mcngikuti Dia tanpa syarat dan penyesalan,6 Kristus meneruskan
kcpada mcreka pedagogi iman sebagai pcngambilan bagian yang penuh
Pedagogi ilahi dan ketckese
dalam karya-karya dan tujuannya.
143. Katckesc, sebagai komunikasi Wahyu ilahi, pada akarnya, di-
Pedagogi Gereja inspirasikan olch pcdagogi Allah, scbagaimana dipcrlihatkan dalam
l(istus dan dalam Gcrcja. Oleh scbab itu, ia mcndapat karakteristiknya
l4l. Sc.jak awal mula, Gereja, yang "dalam Kristus, ada dalam Sakramen",T
yang mcnentukan dan di bawah bimbingan Roh Kudus' dia mcnyusun
telah menghayati misinya sebagai kesinambungan yang kelihatan dan
scbuah sintesis untuk memberi scmangat agar memiliki pcngalaman
aktual dari pedagogi Bapa dan Putcra. Dia, "sebagai Bunda, adalah
iman yang benar, dan karena itu suatu PerjumPaan seorang anak
juga pendidik iman kita".3
dengan Allah. Dcngan cara ini, katckese:
Inilah alasan-alasan yang dalam, mengapa jemaat-jemaar Krisriani - merupakan scbuah pedagogi yang mclayani dan yang termasuk
a&lah katekcse yang hidup dalam dirinya sendiri. Olch karcna itu, dia dalam "dialog kcselamatan antara Allah dan manusia, sambil
memaklumkan, merayakan, melaksanakan, dan tetap berfungsi sebagai mcmberi tekanan yang tePat pada tujuan universal kcsclamatan;
/aczr katckcse yang vital, primer, dan tak dapat dilepaskan. schubungan dcngan Allah, katekcse mcnggarisbawahi prakarsa
Sepanjang abad, Gereja rclah menghasilkan harta pcdagogi iman ilahi, motivasi penuh kasih, anugerah dan rasa hormat akan
yang tak tcrbandingkan: yang terutama adalah kesaksian para kudus kcbebasan kita; schubungan dengan manusia, dia mcnyoroti
dan katekis; cara hidup yang berbeda-beda dan bentuk-bentuk komuni- karunia yang diterima dan tuntutan untuk bertumbuh terus-
kasi religius yang orisinil, seperti katekumenar, katekismus, perjalanan mencrus dalam karunia itu;ro
hidup Kristen; suatu warisan berharga dari ajaran katckctik tentang - menerima prinsip pentahaPan $Uahyu, transendensi dan kodrat
budaya iman, institusi-institusi, dan pelayanan-pelayanan katekese. mistcri sabda Allah dan penyesuaiannya pada manusia-manusia
Scmua aspek ini mcmbentuk bagian dari sc.jarah katekcse, dan berda- dan budaya-budaya yang berbcda-beda;
sarkan hak, masuk dalam kcnangan komunitas dan praksis katekis.
136 BAB I Pcdagogi Allah Petuniuk Umum Karcksc lJ7

- menBakui sentralitas Yesus Kristus, Sabda Allah yang men.ielma


- menggerakkan manusia untuk "menyerahkan dirinya secara pcnuh
menjadi manusia, yang menentukan "sebuah katekese inkarnasi", dan senrpurna kepada Allah':': akal budi, kehendak hati, dan ingatan;
dan yang mclaluinya, Injil disodorkan bagi kehidupan dan dalam menolong m"nusia untuk membedakan panggilan, ke mana Tuhan
-
kehidupan manusia; memanggilnYa.
- menghargai pengalaman iman komunitas, yang sesuai dengan
Oleh sebab itu, katekese melaksanakan karya inisiasi, pendidikan
jemaar Allah, yakni Gcreja;
dan pengajaran yang lengkaP.
- berakar dalam hubungan-hubungan antarpribadi dan yang men-
jadikan proses dialog sebagai miliknya;
Kesetiaan kepada Allah dan kepada manusiars
- membimbing suatu pedagogi tanda-tanda, di mana kata-kata dan
perbuatan-perbuatan, ajaran-ajaran, dan pcngalaman-pengalaman 145. Yesus Krisrus adalah hubungan yang hidup dan sempurna A'llah dengan
saling berkaitan;rr \ manusia dan manusia dengan Allah. Dari Dia pedagogi iman
- menarik kekuatan kebenaran dan tugasnFa yaog tetap untuk mem- menerima "sebuah hukum yang fundamental bagi scluruh kehidupan
berikan kesaksian tentang kebenaran, karcna cinta Allah adalah Gereja', dan oleh sebab itu bagi karekese: "hukum kesetiaan kcpada
alasan yang tertinggi bagi pewahyuan diri-Nya sendiri, dari cinta Allah dan hukum kesetiaan kepada manusia dalam satu sikap saling
ilahi yang tiada kunjung habis, yakni Roh Kudus.r'2 mengasihi". r'

Jadi, katekese mengambil bentuk sebuah proses per.jalanan meng- Maka, katekese yang benar adalah katekese yang menolong mema-
ikuti Kristus Injil dalam Roh menuju kepada Bapa. Katekese ini dilak- hami karya Allah sepan)ang perjalanan pembinaan Katekese ini
r0
sanakan untuk mencapai kematangan iman "menurut ukuran pem- mendorong suasana mendengarkan, penuh syukur' dan doa Katekese
berian Kristus" (Ef 4:7), dan menurut kemungkinan dan kebutuhan ini memperhatikan tanggaPan-tanggaPan bebas dari pribadi-pribadi
masing-masing orang. d"n -.niorong p"rtisipasi aktif di antara mereka 1'ang harus mcnerima
, krrekese.
Pedagogi iman yang asli'l
144. Katekcse, yang merupakan pcdagogi iman aktil dalam mcmenuhi
"Perendahan diri Alleh",rr sekolah bagi manusia
tugas-tugasnya, tidak dapat membiarkan dirinya diinspirasikan oleh I46. Atlah, yang ingin berbicara kepada manusia sebagai sahabat,rr dcngan
pertimbangan-pcrtimbangan ideologis atau kepentingan murni ,ur,u i"r" khurur, menyatakan pedagogi-Nya dengan menyesuaikan
manusiawi.r4 Katekese tidak mcmbingungkan karya Allah yang apa yang harus dikatakan-Nya lewat penyelenggaraan-Nya yang penuh
menyelamatkan, yang adalah rahmat murni, atau melawan dan perh"tiin b"gi situasiduniawi kita.I lni memberikan kepada katekesc
memisahkannya. Dialog mengagumkan yang dilaksanakan olch Allah ,ug", y"ng tidak pernah selesai untuk menemukan bahasa yang
dengan setiap pribadi, menjadi inspirasi dan normanya. "Katekese ,rnggup m.n.rurkan sabda Allah dan syahadat Gereia, sebagai per-
menjadi sebuah gema yang tak lebih" dari ini. Katekese terus-menerus k.ri["ngrnny., d"lam berbagai situasi dari mereka yang mendengar'
mencari dialog dengan orang-orang sesuai dengan petunjuk-petunjuk k"nnyr.; P"j" ,""t yang sama, ia mempertahankan kepastian bahwa'
yang diberikan oleh Magisterium Gereja.r' Objek-obiek pasti yang d.ng"n p.rrntr,r"n rahmat Allah, hal ini dapat dilaksanakan dan
memberi inspirasi pada pilihan-pilihan metodologisnya adalah: b"hi" Roh Krdu, mcmberikan kita kegembiraan dalam melaksa-
"kan
- memajukan suatu sintesis yang progresif dan koheren antara nakannya. Oleh sebab itu, pcngaiaran-pengajaran pedagogis yang
kesetiaan penuh manusia kcpada Allah (fdes qaa) dan isi pesan sesuai bagi katekcse adalah pengajaran yang mengizinkan kom-unikasi
Kristiani (f des quae); seluruh sabda All"h dalam eksistensi manusia yang konkret''25
- mengembangkan segala dimcnsi iman, melalui iman yang dikenal,
dirayakan, dihayati, dan didoakan; r6
138 BAB I PcdrgogiAJlah Pcruniuk Umum Karekcs< 139

Memaklumkan Kabar Gembira dengan mendidik dan mendidik Catatan kaki


dengan memaklumkan Kabar Gcmbira26
147. Berinspirasikan pedagogi iman, katckese memperscmbahkan
Bagian lll
pelayanannya scbagai sebuah per.jalanan edukatifyang ditandakan, di
satu pihak, mcnolong manusia untuk mcmbuka dirinya bagi dimensi
l) 8/1. Yoh I 5: I 5; Mrk 9:33-37 ; lO41-45.
2) BdL. C'r 9.
religius kehidupan, sedang di lain pihak, menyodorkan Injil kepa-
danya. Ini dilaksanakannya scdcmikian rupa agar menembus dan 3) &dl. Mck a:14-21; 8:27 .

mcngubah proses-proscs akal budi, hati nurani, kcbcbasan, dan 4) Bdl. M* 4t34t Luk 12.41.

tindakan yang menjadikan eksistensi manusia sebuah hadiah menurut 5) Bd*. Luk lltl-2.
reladan Yesus lGistus. Maka, katekis tahu dan siap mencrima sum- 6) 8/1. Ilk l0: I -20.
bangan ilmu pcngetahuan pendidikan, yang selalu dimengerti dalam 7) B/1. Yoh 16:13.
suatu pemahaman Kristiani. 8) 8/1. Mt 10:20; Yoh ll:26. Kis 4:31.
e) cT 9.
l0) CT
'8.
Bab I

l) DV l5; DCG (1971) 33; CT 58; ChL 6li CCC 53; r22' 684'708' I l4t' 1069.
1950; 1964.
2) 8/1. Ul 8:5; Hos I l:3-4; Ams 3:l I -12.
3) Bdl. Ul 4:36-4Ot ll:2-7 .
4) Bdt. Kcl 12'25-27 Ul 6:1-a 6:20-25; 3:12.12; Yos 4:20.
r) Bdl. Am 4:6; Hos 7110; Ycr 2:30; Ams 3rl l-12; Ibr l2:4-l l; \l(/hy 3119.

6) Ml. M* 8:14-18i Mzt 8:18-22.


7\ LG I.
8) CCC 196; bdh. GE 3c.
9) Bda. cE 4.

l0) 8/1. PAULUS Vt, Ensi{ik, Eabian Suan (6 Agustus 1964), II I: AAS i6 (1964)'
617-659.
ll) BdL. DV 2.
12) BdL. P,\4 t* CCC 24b-25; DCG ( l97l ) 10.
13) 8/*. MPG l1; CT 58.
l4) Rdk. c'f 52.
l5) B/t. VI. EnsiUik. Ecchian Suan, l.c.6O9-659.
PAULUS
r6) Bdl. MPDT-tti CCC 3; l3; DCG (1971) 36,
t7) DV t.
l8) Bdk. MPD 7; CT 55; DCD (1971)4
t9) CT
''.
140 Catatrn Kaki

20) Bd*. DCG (197t) t0 dt 22.


II
2t) DV 13; CCC 684.
BAB
22) Bdl. Dv 2.
23) BdL. DV t3.
UNSUR.UNSUR METODOLOGI
24) Bdk. EN 63; Cf 59.
25) Bdl. CT 31.
26) BdA. GE t-4; C-f 58. Aneka metode dalam katekese'
148. Gereja, dalam mcneruskan iman, tidak memPunyai suatu mctode
khusus ataupun mctode tuoggal. Dia mcmbcdakan mctodc-mctodc
kontemporer dalam cahaya pedagogi Allah dan dengan bcbas mcng-
gunakan "semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil,
semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didcngar, scmua
yang disebut kcbajikan dan patut dipuji" (Fil 4:8). Singkatnys, Gereia
mengambil metodc-mctode yang tidak bcrtentangan dcngan Iniil dan
memakainya dalam pclayanannya. Hal ini secara luas ditcguhkan
delam scjarah Gercja. Banyak karisma pclayanan sabda tclah mcnim-
bulkan banyak pcngarahan metodologis. Jadi, "keragaman metodc
merupakan tanda kehidupan dan kekayaan" serta tanda bukti horn:at
bagi mcrcka yang mcncrima katekese. Kcragaman demikian dituntut
"olch zaman dan pcrkcmbangan intelektual Kristiani, ringkat kc'
matangan eklesial dan rohani dan banyak situasi pcrsonal lainnyi'.l
Mctodologi karckctik mcmiliki tu)uan sedcrhana, yakni pcndidikan
iman. Dia terbuka bagi pengetahuan pedagogis dan komunikasi,
scbagaimana ditcrapkan dalam katckese, sambil juga mcmPerhi-
,
tungkan kemahiran-kemahiran katekesc kontemporer yang bermacam-
macam dan patut dicatat.

Hubungan isi-metode delam katekesel


149. Prinsip "kesetiaan kcpada Allah dan kesetiaan kcpada manusia"
mcnghindari sctiap pcrtenrangan atau pcmisahan yang dibuat-buat
atau kenetralan yang diandaikan antara metode dan isi. Prinsip ini
lebih mencguhkan hubungan timbal balik dan interaksi yang perlu.
Katckis mcngakui bahwa merode mclayani wahyu dan pertobatano
dan oleh karena itu pcrlulah menggunakannya. Katckis tahu bahwa
isi katekcsc tidak bisa tunduk begitu saia pada satu mctodc. Dia mc-
nuntut proses penerusan yang seimbang dengan kodrat pesan, sumber-
sumber dan bahasa, situasi-situasi konkret komunitas eklcsial serta
kondisi khusus darijcmaat beriman yang menerima katekesc.
142 BAB II Unsur-unsur mctodologi
Pctuniuk Umum Kerckcrc 143

Karcna pcnringnya, baik dalam rradisi maupun dalam


. katekcse selidiki dcngan sal$ama; misteri rahmat dan data manusiawi, pc-
dewasa ini, harus pula disebur metode p.nd.k"t"n ,.rt XitaS mahaman iman dan proses nalar.
Suci,t metode "pendekatan dokum.nt.r,', khususnya "iao
r.ni.t.,"n
dokumenter terhadap Syahadat, karcna k t.k.r. merup"k";;.;.rur"n
Penga.laman mirnusiewi dalam katekesee
iman;6 merode tanda-tanda lirurgis dan .klesial;
dln _.iJ y"ng
sesuai dengan media massa. Suatu metode
karekcrik yang 152. Pengalaman mcmpunyai fungsi yang berbcda-bcda dalam katekcsc.
b"ik m.ru-
pakan jaminan keseriaan pada isi. Untuk itu, pcngalaman harus terus-mencrus dinilai dcngan tcpar.
a) Pengalaman mcmbangkitkan dalam manusia, minat, pertanyaan-
Metodc induktif dan dedulaif pertanyaan, harepan-harapan, kcccmasan-kcccmasan, pcrcnungan,
dan pcnilaian-pcnilaian, semuanya bcrtcmu untuk mcmbcntuk
150. Komunikasi iman dalam katckcse merupakan
pcristiwa rahmat, suatu hasrat tcrtcntu untuk mcngubah elaistcnsinya. Addah tugas
terwu jud dalam perjumpaan sabda All"h deng"n p.ig"laman manusia. katckcsc untuk mcmbuat orang sadar akan pcngalaman-pcnga-
Komunikasi ini rerungkap dalam ,.nd"_,"nj" y"ngiapar
dilihar dan laman mcrcka yang paling dasar, mcmbantu mcrcke untuk mcnilai
.ungguh-sungguh terbuka terhadap ,r,ir,..i.
iG,irnik"si iman ini dalam cahaya Iniil pertanyaan-pcrtanyaen dan kcbutuhan-kc-
dapat teqjadi dengan cara yrng b..bed"_b.d", yang ridak
selalu kita butuhan yang muncul dari pcngalaman itu, scna mcndidik mcrcka
kctahui seluruhnya. Sehubungan deng"r, ..1"r"i., k"i.k.r.,
dewasa ini dalam suatu cara hidup yang baru. Dcngan dcmikian, pribadi itu
ada reG-rensi umum pada metode induktlf dan dedukiit
[,letode sanggup bcrtingkah laku dengan cara yang aktifdan bcrtenggung
induktif merupakan mctode yang menunjukkan fakta_fak," (o.iii
iawab di hadapan karunia A.lleh.
peristiwa biblis, tindakan-tindakan Iiturgis, kejadian_kcjadian
dalam 6) Pcngalaman mcmajukan kcsanggupan mcmahami pesan IGistiani.
kehidupan Gercja maupun kcjadian d"rik.hijup"n r.h"ri-hari,
agar Hal ini bcrhubungan dcngan perbuaran-pcrbuatan Ycsus. Dia
dapat membedakan arri dari kcjadian-kejadian ini yans
munskin ada menggunakan pengalaman manusia dan situasi-situasi yang
dalam Vahyu ilahi. \4erede indukrifm..puny"i b"ny"L
-Dia k.r,i,ung"n, mcnuniuk kepada yang cskatologis dan yang transcndcn, scrta
karcna sesuai dcngan ekonom-i \ifahyu. b.rhubl'rrrgan d.rrlan menun.jukkan sikap yang harus diambil sccara tePat dalam
dorongan jiwa-manusia yang dalam untuk sampai pada p".ng.,"hurn
mcnghadapi kcnyataan-kcnyataan yang dcmikian. Dari sudut
tcntang hal-hal yang tak terpahami mclalui hal_Lal yang i"pi pan&ngan ini, pcngalaman mcrupakan sarana yang pcrlu untuk
dilih",.
Mctode ini juga scsuai dengan sifat pengerahuan im"nl y"ini p"ng._
menyclidiki den mcnycsuaikan kebc n ara n-kebenara n yang
tahuan melalui tanda-tanda. Metode indukriftid"k
-.mbu"ng -.,od" mcmbcntuk isi objcktif dari VahyTr.
dcduktif, melainkan menunrur mctode deduktif yans m.;i"l"rk.n
' c) Fungsi-fungsi di atas mcnuniukkan bahwa pengalaman yang
dan melu.kiskan fakta yang }eluar d"ri s.bab-.cbjny"a. Ak"n tct"pi,
- diterima dalam iman, dalam suatu cata tertcntu, meniadi scbuah
sintcsis deduktif memiliki nilai yang penuh, hanya apabila proscs hcus begi pcngipwantahan dan pcrwuiudan kcselamatan, di mana
induktif dilengkapi.s Allah, tctap bcrsama dcngan pcdagogi lnkarnasi, sampai pada
151 . Sehubungan dengan sarana-sarana opcratif, mctodc
ini memiliki arti manusia dcngan rahmat-Nya dan mcnyelamatkannya. Katckis
lain: yang satu discbut "kerygmaris" (1ang turun), yang mulai
dengan harus mcngajar orang untuk membaca pcngalamannya scndiriyang
p..*"1ri1"._lirinl rerungkap dalam dokumen_dokumcn iman yang dihayatinya schubungan dengan ini, agar dapat mcncrima
prinsipiil (Kitab Suci, liturgi, doktrin ...) dan mcncapkannya dalam undangan Roh Kudus untuk bertobat, untuk komitmcn, untuk
hidup; yang lain discbut "cksistensial" (yang naih), yaigbergerak dari bcrharap, dan scmakin mencmukan rencana Allah baginya dalam
masalah-masalah dan situasi kondisi manusia d"n i"n.-."nginy" hidupnya.
dengan sabdaAllah. Daridirinya sendiri, ini merupakan pendckaran_
153. Mcnafsirkan dan menerangi pcngalaman dengan data iman mcrupa-
pcndckatan yang sah, bila faktor-Aktor yang dibutuhkan relah meskipun dengan kcsulitan.
di- kan tugas pedagogi kateketikyang tetap
-
t44 BAB ll Unsurunsur mctodologi
Pctrniuk Umum Krrckc* l{5
Itu merupa-kan tugas yang tidak dapat disepelekan tanpajatuh ke dalam
155. Sckali lagi, yang lebih pcnting, mempclajari rumusan-rumusan iman,
penjajaran yang dibuacbuat atau pemahaman yang tcrrutup rcnrang
dan pengakuan mcreka harus dimengcrti dalam kerangka rradisional,
kebcnaran. Namun, tugas ini mungkin, melalui penerapan y;ng tcpar
atau konrcks ttaJ,isi (tmditio) dan redisi (rcdditio), karcna pcncrusan
korelasi dan interaksi antara pengalaman-pcngal"-"n m"nusi" y"ng
iman dalam katckese (traditio) berhubungan dengan tanggapan dari
mendalamr0 dan pcsan yang diwahyukan. Inilah yang r€lair subick selama pcrjalanan kateketik, dan scterusnya dalam hidup
membcrikan kesaksian bagi pemakluman para nabi, pewarraan lirisrus, (rdditio).t6
ajaran para Rasul, yang membentuk kriteria normatifyang mendasar
bagi setiap perjumpaan iman dan pengalaman manusia d"l"- r"rn"n Proses ini mcmberiscmangat untuk mcngambil bagian lebih bcsar
Gereja. dalam kebenaran yang tclah diterima. Bahwa tanggaPan pribadi itu
t€pat dan matang, yang mcnghormati data iman dan menuniukkan
Pengingatan dalam ketckcsc II pcngertian tcntang bahasa yang digunakan untuk mcngungkapkannya
(bibfit lhlrgit dohdnal).
154. Kateketik membentuk bagian dari "daya ingatan" Gereja, yang secara
hidup mempertahankan kehadiran Ti-rhan diantara kita.r2 pcnggunaan Peranan katekeselT
daya ingatan, mcmbcntuk aspek pcdagogi iman yang konstitutifsejak
awal lGistianitas. Unruk mengatasi bahaya suatu pengingatan yang 156. lldak ada mctodologi, tidak masalah bctapapun teruji baik, dapat
mekanis, belajar menghafal harus secara serasi dimasukkan dalam membuang pribadi katckis, proscs katckcse dalam setiap fascnya.
fungsi belajar yang berbeda, scperti rcalai dan rcfleksi spontan, saat Karisma yang diberikan kcpadanya oleh Roh, spiritualitas yang kokoh
dialog dan saar diam, dan hubungan antara karya tertulis dan karya dan kesaksian hidup yang transparan, mcniiwai setiap mctode. Hanya
wicara,l) mutu manusiawi dan mutu lGistianinya meniamin Pcmakaian yang
baik dari teks-tcks dan alat-alat kcr)a yang lain.
Secarakhusus, sebagai objek-objckpengingatan (memorisasi), harus
dipertimbangkan secara tepat pada perumusan-perumusan iman yang Katekis adalah seorang perantara. Ia mcmpermudah komunikasi
prinsipiil. Hal-hal ini menjamin suatu penjabaran iman yang lebih antara manusia dcngan mistcri Allah, antara subiek-subiek di antara
saksama, dan menjamin suatu warisan ajaran umum, budaya, dan mereka scndiri, serta dengan komunitas. Karena alasan ituleh, visi
bahasa. Memiliki bahasa iman yang aman adalah syarat yang ridak budaya, kondisi sosial, dan gaya hidupnya tidak bolch mcnjadi
bisa dilepaskan untuk menghayati iman yang sama. Akan terapi, halangan bagi pcrjalanan iman, melainkan menolong mcnciPtakan
rumusan-rumusan itu hcndaknya diajukan scbagai sintesis sctclah kondisi-kondisi yang paling menguntungkan untuk mcncari,
melalui suatu proses pcnjclasan dan harus scia kepada pesan liristiani. mcnyambut, dan mcmperdalam pesan Kristiani. Ia tidak lupa, bahwa
Di antaranya dapat dihirung bebcrapa rumusan besar dan teks-teks iman merupakan buah rahmat dan kcbcbasan. Maka, katekis
Kitab Suci, dogma, liturgi, serta doa-doa dari tradisi Kristen yang di- ' meyakinkan bahwa kcgiatan-kegiatannya sclalu menarik dukungan
kcnal umum (Syahadat Para Rasul, Bapa Kami, Salam Maria ...).ra dari iman akan Roh Kudus dan daridoa. Akhirnya, hubungan pribadi
antara katekis dcngan subiek amatlah pcnting.
"Mekarnya iman bila kita dapat mengatakannya demikian
-
dan berkembangnya kesalehan tidak tumbuh dalam tempat-tempar -
Kegiatan dan kreativitas dari mereka yang menerima katekeserE
gersang dari scbuah katekese tanpa hahlan. Yang penting ialah, bahwa
teks-tcks yang dihafal pada saat yang sama harus dimasuklcan kc batin 157. Partisipasi aktifdari mereka yang mencrima katekcsc dalam proscs
dan dipahami secara mendalam, agar menjadi sumber hidup Kristen pcmbinaan mcrcka sunBguh-sungguh serasi, bukan hanya dcngan
dalam tingkat personal dan komunal".,t komunikasi manusiawi yang tulus, melainkan khususnya dengan
ekonomi \Wahyu dan keselamatan. Scsungguhnya, kaum beriman,
dalam keadaan hidup Kristiani mercka yang biasa, secara Perorangan
146 BAB II Unsur-unsur mctodologi Petunjuk Umum Karckcsc 147

ataupun dalam kelompok, dipanggil untuk menjawab karunia Allah dialog dan berbagi rasa serta tanggung jawab Kristiani. Karekis, yang
lewat doa, partisipasi dalam sakramen-sakramcn, komitmcn sosial dan mengambil bagian dalam kelompok-kelompok itu dan yang menilai
eklesial, karya-karya cinta kasih dan pcngcmbanan nilai-nilai manu- dan mencatat dinamikanya, mengenal dan memainkan peranan yang
siawi, scperti, kebcbasan, keadilan dan perdamaian serta perlindungan sangat khusus dalam partisipasi atas nama Gereja sebagai seorang saksi
terhadap makhluk ciptaan. Dalam katekcsc, para pcncrima katekesc, Injil yang giat, yang sanggup membagikan kepada orang lain buah-
mcncrima komitmen dalam partisipasi dalam kcgiatan-kcgiatan iman, buah imannya yang matang scrta dengan akal budi mcrangsang riset
harapan, dan kasih, agar mempcroleh kemampuan serta ketcpatan iman. T!rlepas dari aspck didaktiknya, kelompok Kristiani dipanggil
untuk mcnentukan, untuk mcnguatkan pcrtobatan pribadi mcreka, untuk menjadi suatu pcngalaman komunitas dan suatu bcntuk
dan untuk praktek hidup Kristiani mereka. Mcrcka, khususnya, orang partisipasi dalam hidup menggcrcja, yang mcnemukan
dcwasa, dapat mcnyumbang bagi ketckesc, dcngan menunjukkan jalan pengungkapannya yang pcnuh dalam komunitas Ekaristi. Yesus
yang paling efektifuntuk mengcrti dan mengungkapkan Pesan scPcrti: bersabda: "Di mana dua atau tiga orang bcrkumpul dalam nama-Ku,
"bela.iar sambil bcrbuat", dengan membuat riset dan dialog, dan tukar- Alu ada di tengah-tcngah mereki'(Mat l8:20).
menukar pcndapat yang menantang.
Komunikasi sosial23
Komunitas, pribadi, dan katekesere 160. "Arcopagus pertama dalam zaman modcrn adalah dunia komunikasi
158. Pcdagogi katekctik akan efektif scjauh komunitas Kristiani menjadi yang mcmpersatukan umat manusia, Sarana komunikasi sosial tclah
tempat rcfcrensi konkrct bagi perjalanan iman setiap individu. Hal menjadi dcmikian pcnring sehingga banyak menjadi satana utema
ini terjadi, apabila komunitas ditampilkan scbagai sumber, locus' dan informasi, pendidikan, bimbingan, dan inspirasi dalam tingkah laku
sarana katckese. Konkretnya, komunitas menjadiscbuah temPat yang individu-individu, keluarga-keluarga, dan masyarakat luas pada
kelihatan dari iman-kesaksian, dan mcmberikan scsuatu bagi umumnya."2{ Maka, sebagai tambahan pada sc)umlah bcsar sarana
pembinaan para anggotanya. Komunitas mencrima mercka sebagai tradisional yang digunakan, media telah meniadi hal yang esensial
keluarga A.llah. Komunitas membentuk dirinya sebagai lingkungan bagi evangclisasi dan katekese.2' Scsungguhnya, "Gereja scharusnya
yang hidup dan tetap bagi pertumbuhan iman.20 merasa bersalah di hadapan A.llah apabila ia tidak mcmanfeatkan
sarana-sarana pcnuh kckuatan, yang mengcmbangkan dan
Di samping pcmakluman In.iil publik dan kolektif, hubungan
menyempurnakan kctcrampilan manusia ... Di dalamnya, Gcreia,
antarpribadi, menurut teladan Ycsus Kristus dan Para Rasul meniadi
dengan suatu cara baru dan lebih efektif mcncmukan sebuah mimbar
hal yang tetap penting. Dengan cara ini, hati nurani pribadi lebih dari mana dia dapat mcnyapa orang banyak."'6
mudah digerakkan. Karunia Roh Kudus datang kepada pribadi itu
dari satu pribadi yang hidup kcpada yang lainnya. Dcngan demikian, Sehubungan dcngan ini, hal-hal berikut ini dapat menjadi bahan
daya kekuatan ajakan menjadi lcbih efektif." penimbangan: telwisi, radio, pers, piringan hitam, rekaman, kaset video-
,a\!dio, compdct dirc, scrta seluruh jabaran satana-sarana audio-visual.2?
Pentingnya kelompolC'? Semua sarana ini mcmbcrikan pclayanan khusus dan sctiap orang akan
dapat mcmanfaarkannya. Olch karcna itu, perlulah mcnghargai
159. Kelompok-kelompok memainkan fungsi penting dalam proscs pentingnyadan mcnghormati tuntutan-tuntutannya.2t Dalam katekcse
perkembangan manusia. Hal yang sama tcrdapat pula dalam katekcse, yang dircncanakan dcngen baik, sarana-sarana bantuan dcmikian tidak
Laikbagi anak-anak di mana katckse mengcmban sosialisasiyang baik, bolch tidak ada. Bantuan timbal balik antar-Gereja, sepcrti mcmbiayai
dan bagi kaum muda di mana kelompok-kelompok praktis menjadi harga-harga yang agak tinggi untuk memperoleh dan menangani
suatu kcbutuhan yanB vital bagi pembenrukan kcpribadian' Sama banuan-bantuan demikian sungguh merupakan suatu pclayanan Injil.
halnya bagi orang dcwasa di mana mereka mcningkatkan suatu cara
Pctuniuk Umum Karclcsc 149
148 BAB II Unsur-unsur metodologi

l6l. Pcnggunaan media yang baik mcnuntut dari katckis suatu Catatan kaki
komitmen yang serius pada pengctahuan, kccakapan, latihan, dan
penggunaannya ya ng a? to datc. Aken tetapi, yang te rutama, karcna Dab II
pcngaruh yang kuat dari media massa dan kebudayaan, haruslah
diingat bahwa "tidaklah cukup menggunakan media hanya untuk r) cT il.
menyebarkan pesan Kristiani dan aiaran Gcrcja yang autcntik. 2) Bak. c-f 51.
Pcrlulah juga mcngintcgrasikan pcsan-pesan itu ke dalam "budaya 3) BaL. CT 3r,52,59.
baru" yang diciptakan olch komunikasi-komunikasi modercn ... 4) ML. C-f 52.
dengan bahasa-bahasa baru, tcknik dan psikologi baru".2e Hanya
r) PONTIFICAL BIBLICAL COMMISSION, (KOMISI KITAB SUCI
dengan ini, dcngan rahmat Allah, dapadah Pcsan Iniil meresaPi KEPAUSAN), /?rdfrran Kiub Suci dahm Gcrcja, 1.t.
kcsadaran scmua orang dan mendapat penerimaan scrta komitmen 6) MPD 9.
pribadi yang utuh.'o 7) DCG 097t),72.
162. Mcreka yang bckcria di media massa, serta mcreka yang meman- 8) BdL. DCC (t97t),72.
faatkannya, harus sanggup mcncrima rahmat Injil. Ini harus 9) Bdh. DCG (r971),74 CT 22.
mcmbuat para katekis memikirkan kelompok-kelompok khusus l0) Dcngan ini krmi makrudkan pengakmen'pcngelamen yrng bcrkakrn dcngan
masyarakat: media para profcsional, kepada mereka lniil dapat "o..iny".n-Den"ny.rn bcrer" kchid,rprn, tcrlitas, dln khusurnye pribtdi m'nulil:
ditunjukkan sebagai cakrawala kebcnaran, tanggung.iawab, dan .i.isrcn.i Ali"h, tuiu.n manusir, :sal drn akhir scjareh, kcbcnaran !*!1"c-flq
bzik dan yang irhet, rrti pcndcritaan' cinta drn masr dcprn ; 6/l EN 53;
CT 22
inspirasi yang baik; keluarga-kcluarga yang sudah bcgitu banyak
dln 39.
mcncrima pcngaruh mcdia untuk mcmbela diri tetapi lebih
- -
dalam melihat suatu kcmampuan kritis dan edukasionalyang terus I t) 8/1. Bagien I, Bab IIlr DCG (1971) 73; CT 55.

bcrtumbuh;'r generasi-generasi muda yang adalah para pemakai t2) Bdh, MPD 9.

dan sub.iek yang krcatif dari komunikasi media-massa. Semua l3) Blh ct 55.

diingatkan bahwa "pemakaian sarana-sarana ini oleh para l4) B/1. ccc 22.

profesional dalam komunikasi dan penerimaan mereka oleh lr) cT tr.


masyarakat luas menuntut baik karya edukasi dalam suatu gaya l6) Bdl. Rzgian I, Bzb lll. Katckumcnat pomandiat: trxlur dan pctkmbaegaa'

yang kritis, didorong olch semangat untuk mencari kebenaran, t7) DCG (197t),71; Brgian V Brb I drn ll
mauPun suatu karya membela kcbebesan, hormat akan martabat l8) DCG (1971) 7r.
setiap individu, serta mengangkat budaya autentik bangsa- l9) 8/I. Bagian V, Brb I.

bangsa".'2 20) Bdh. AG t4 DCG (1971),35; CT 24.


2r) EN 16.
DCG (1971),76.
23) BdL. DCG (t97tl'122-123: EN {5; CT 46;FC76; ChL44; RM 37; SOCLAL
iouNcll- ron soctAL coMMUNIcATloNs (slDANG KEPAUSAN
(22 Fcbruati 1992)
UNTUK KOMUNIKASI SOSTAL)' lnxuksi, Actat Nouac
hlm. 117-468; EATl; 122'124.
24\ RM 37.
25\ B/k, Actati Nouac,I.c. no, ll
lr0 Catatan Kaki

26) Bdl. EN 45.


Bd*. c-f 16.
28) B/1. DCG (1971), t22.
29) RM 37.
30) Bdl. EN 45.
3t) &dt. Fc76.
32) chL 11.
BAGhN TV
MEREKA
YANG MENERIMA KAIEKESE
MEREKA YANG MENERIMA KATEKESE

'Aku aken mcmbuat cngkau mcnjadi tcreng bagi bangsr-banga, supep


kcsclamatan yang dari peda-Ku sampai kc uiung bumi" (Ycs 49:6)'
"la datang ke Nrzrrct rcmpat h dibcsarkan' dan menurut kebiallan-Nyl
pada hari Sabat Ia mrsuk kc rumah ibadat, lalu bcrdiri hcnd:k mcmbacr
,tari Alkitab. Keprda-Nye dibcrikan kiteb nabi Ycsrya, dao serchh dibuke-
Nya, Ia mcncmuk"n nas, dimanl adr tertulis:'Roh Tuhan rda pada-Ku,
oleh sebab Ia telah mcngurapi Aku, untuk menyampaikan kebrr brik
kcpade oraog miskin; dan Ie tilih mcngutus aku untuk mcmbcritakan
pcmbcbasan kcprdr orrng-otang tlwanan, drn pcoglih:tan b:gi orang-
o."ng but", unt,.,k -.rni.b".k"n orang-orang yang tcrtindrs, uoruk
mcmberitakan tahun rehmat Tirhan tclah danng ' Kcmudien [a mcnutup
kirab itu, mcmbcrikrnnyr kcmbali kcprda pcjabat, lalu duduk; den meta
scmua orang dalem rumah ibadat itu tcnuiu kcpada-Nye. l,alu Ia mcmulai
mcngajar mocka, ketr-Nyt 'Pade hari ini gcneplah nas ini scwrktu krmu'
mcndcngarnyz"' (Luk 1:l G2l).

"Kerajaan itu untuk semua orang"r


163. Pada awal pelayanan-Nya, Yesus memaklumkan bahwa Ia tcleh diutus
untuk mcwartakan kabar gcmbira2 kcpada k:um miskin, mcmbuatnya
jclas dan mcncguhkannya dengan hidup-Nya, bahwa Kcraiaan Allah
itu adalah untuk semua orang, bcrawal dengan mcreka yang paling
tidak beruntung. Scsungguhnya, Dia mcnjadikan diri-Nya scorang
hatch* Kcr{aai Nlah bagi semua katcgori manusia, bcsar dan kccil,
kaya dan miskin, sehat dan sakit, jauh dan dckat, orang Yahudi dan
orang k fir, pri" dan wanita, saleh dan berdosa, penguasa dan bawahan'
indiJid,, dan kclompok. Dia terbuka kcpada semua Dia tcrtarik akan
kebutuhan setiap pribadi, badan dan jiwa. Dia menyembuhkan dan
mengampuni, mempcrbaiki, dan memberi semangat' dcngan kata-
kata dan perbuatan.

Yesus mcngakliri hidup-Nya di dunia dengan mengutus Pare


murid-Nya untuk melakukan hal yang sama, untuk mcwartakan Inii[
kepada segala makhluk di bumi,"r kepada "scgala bangsi'
(Mat 28:19;
tilx Z+,qh sampai ke uiung bumi" (Kis l:8), segala waktu, "sampai
akhir zamari' (Mat 28:20).
164. Sepanjang dua ribu tahun scjarahnya, Gereia, terus-menerus, didorong
ol.h Roh Kudus, tclah melaksanakan rugas kewaiibannya me-
maklumkan Iniil "baik kepada bangsa Yahudi, maupun kcpeda kaum
kafir, kepada kaum ccrdik cendckiawan meupun kcpada oranS'orang
154 Mctcb Yang Mcncrimr Karckcsc

bodoh" (Rm l:14), dcngan pelbagai pcngalaman yang hebar dalem BAB I
pemakluman arau katckcsc. Dengan cara ini, ciri-ciri khas pedagogi
iman telah diungkapkan di mana keterbukaan univcrsal katckcsc dan PEI.IYESUATAN BAGI MEREKA YANG
inkarnasinya yang kclihatan dalam dunia dari mcreka yang mencrima
katekese, jelas bcrkaitan.
MENERIMA KATEKESE:

futi dan tujuan Bagian IGempat


165. Perhatian kepa& situasi-situasi bangsa yang bcrbcda-bcda{ mcndorong Kebutuhan dan hak sctiap orang beriman untuk
katckese untuk menggunakan pclbagai macam pendckat"n untuk me- menerima katckcsc )"ang bcnart
ncmui keadaan-kcadaan yang demikian dan untuk mcnycsuaikan
167. Scmua orang yang dipcrmandikan, karcna mcrcka dipanggil olch
pesan IGistiani dan pcdagogi iman pada kebutuhan-kcbutuhan yang
Allah mcnuju kcmetangan iman, mcmbutuhkan dan karcna itu
bcrbeda.s Katekesc dan iman awal ditujukan bagi para katckumen
memiliki hak akan katckcsc yang memadai. Itu mcrupaken ranggung
dan baptisan baru. Pcrhatian akan perkembangan dalam iman dari jawab pcrtama Gercja untuk menanggapinya dcngan cara yang scsuai
mereka yang telah dipcrmandikan menjadikan karckcse bertujuan
dan mcmuaskan. Olch scbab itu, harus diingat bahwa mcrcka yang
untuk memperdalam iman atau sungguh-sungguh untuk menemukan
menerima katckcsc adalah "pribadi-pribl.di yng honhr* dan historis",2
kembali iman, bagi mereka yang membutuhkan penemuan kembali
yang berakar dalam suatu situasi tertcntu dan sclalu dipcngaruhi olch
pengarahan esensial itu. Bila memperhitungkan perkcmbangan fisik
situasi pcdagogis, sosial, budaya, dan rcligius. Mcrcka bisa jadi tidak
dan psikologis dari mereka yang menerima katekese, maka katekese
mcnyadari hal ini.r Dalam proscs katckctik ini, pcnerima harus mcn'
dikembangkan mcnurut usia. Dalam konteks sosial budaya, katekese jadisubick yang aktif, sadar, dan ikut bcrtanggung jawab, bukan seke-
pun dikembangkan menurur katcgori-kategori ini.
dar pcncrima yang diam dan pasifa
166. Karena tidaklah mungkin berbicara tentang semua jenis katekese, maka
bagian ini akan membatasi diri pada pertimbangan mengenai aspek-
Kebutuhan dan hak komunitass
aspek katekese yang penting dalam setiap siruasi:
- aspek umum penyesuaian kateketik (Bab I); 168. Dalam membcrikan pcrhltian kepada individu, hcndaklah tidak
- katekese bcrdasarkan usia (Bab II); dilupakan behwa pcncrima katekesc edalah scluruh komuniras
- katckese bagi mcreka yang hidup dalam lingkungan khusus (Bab III) Kristiani dan sctiap pribadi yang ada di dalamnya. Bila sungguh-
- katekese dalam pclbagai konteks (Bab IVdang. sungguh itu bcr$el dari seluruh hidup Gcreja bahwa katckesc mcnarik
kcabsahan dan encrginya, maka juga bcnar b.hwa "Pertumbuhan batin
Pertanyaan tcntang inkulturasi juga akan didckati
&lam ungkapan- dan hubungannya dengan rcncana Allah pada dasarnya bergantung
ungkapan umum, klususnya dengan mengacu pada isi iman bagi
pada katckcsi'.6
pribadi-pribadi dan bagi konteks-konteks bu&ya. Adalah tugas Gereja
partikular, dalam pctunjuk kateketik nasional dan regional, untuk Penycsuaian Injil mcmpcrhatikan dan mclibatkan komunites
memberikan pcngarahan-pengarahan lebih khusus bcrkaitan dengan scbagai scbuah komunitas.
kondisi-kondisi dan kcbutuhan lokal.
Penycsuaian menuntut bahwa isi katekcsc m€ruPalan
santaPan yang schat den memadaiT

169. "Penycsuaian pcmakluman sabda yang diwahyukan harus selalu


merupakan scburh hukum bagi scmua evangclisasi".i Ada motivasi
156 8AB I Pcnycsuai:n Begi Mcrckz yrng Mcncrimr Karckcac

teologis yang intrinsik untuk hal ini dalam Inkarnasi. Itu scsuai dengan
BAB II
tuntutan-tuntutan pedagogis yang elementer dari komunikasi manu-
siawi yang schat yang memantulkan kembali praksis Gereja selama
KATEKESE MENURUT USIA
berabad-abad. Penyesuaian demikian harus dipahami sebagai tindakan
kcibuan Gcrc.la, yang mcngakui manusia sebagai "ladangAIlah' (lKor
3:9), yang bukannya harus dihukum melainkan yang harus diolah Pengamatan umum
dalam pengharapan. Dia kcluar untuk men)umpai setiap pribadi, l7l. Katekese yang bcrdasarkan kelompok usia yang berbcda-beda adalah
sambil dengan sungguh-sungguh memperhitungkan berbagai situasi rugas cscnsial komunitas kistiani. Di satu pihak, iman menyumbang-
dan kcbudayaan serta mcmpertahankan kesatuan dari demikian kan scsuaru bagi pcrkcmbangan pribadi; di lain pihak, sctiap tahap
banyak hal dalam satu Sabda yang mcnyelamatkan. Maka, Injil diterus- kchidupan tcrbuka bagi tantangan dckristianisasi dan tcrutama harus
kan scbagai santapan yang benar, mcngenyangkan, mcnyehatkan, dan dikuatkan kcmbali olch tanggapan-ranggapan yang scnanriasa baru
mcnyeimbangkan. Oleh karcna itu, semua prakarsa khusus harus dari panggilan Kristiani.
diinspirasikan olch kritcria ini, dan daya cipta scrta bakat katekis harus
Oleh karena itu, karekese diberikan dengan benar pada basis
tunduk padanya.
kelompok usia yang bcragam dan komplementer, dengan mcmper-
hitungkan kebutuhan dan kemampuan para penerima.l
Penyesuaian memperhitungkan berbagai situasi
Karena alasan inilah, perlu diperhatikan semua faktor yang tcrkait,
170. Penyesuaian untuk meneruskan sabda A.llah diwujudkan sesuaidengan entah antropologis cvolusioncr ataupun teologis pastoral, termasuk
berbagai situasi.e Hal-hal ini ditentukan oleh "perbedaan-perbedaan juga data ilmiah yang pding mutakhir, dan metode-metode pcdagogis
budaya, usia, kcmatangan rohani dan keadaan sosial dan cklesial di yang disiapkan bagi kelompok-kclompok usia yang bcrbcda. Tahap-
antara mcreka yang mcncrima katekcsc",ro Pcrhatian saksama harus tahap yang bcrbcda dalam perjalanan iman ini harus dcngan bijaksana
diberikan untuk hal-hal ini. Hcndaknya diingat bahwa, dalam kemaje- diintegrasi, dengan pcrtimbangan bahwa fase-fase katckcse yang
mukan situasi, penyesuaian harus tctap mempertahankan keseluruhan bcrtahap sccara scrasi melengkapi katekese yang tclah ditcrima pada
pribadi manusia dan kcsatuannya yang mendasar, scsuai dcngan visi masa kanak-kanak. Adalah bcrguna secara pedagogis untuk membuat
Gereja. Untuk itulah, katckcse tidak berhenti dengan pertimbangan rc6rensi pada katckesc orang dcwasa, dan cara itu, mcngarahkan
unsur-unsur lahiriah darisuatu keadaan konkret saja, melainkan selalu katekcsc bagi fasc hidup yang lain.
ingat akan dunia batin pribadi manusia, kebenaran manusia, "jalan Bab ini hanye berusaha menyusun unsur-unsur umum, dcngan
Gereja mendasar yang pertama".r I Dengan cara ini, proscs penyesuaian contoh, dan hal-hal kccil selanjutnya akan dikcrjakan olch Petunjuk-
yang lebih memadai ditentukan, lebih banyak pertanyaan, aspirasi Petunjuk Katckctik dari Gcreja-Gereia parrikular dan Konperensi-
dan kebutuhan batin pribadi diperhitungkan. Konperensi Vali Gereja.

KATEKESE ORANG.ORANG DEWASA'

Katekese bagi orang dewasa3


172. Percakapan iman dcngan orang-orang dcwasa harus memperhitungkan
secara scrius pengalaman kondisi, dan tantangan yang mcreka hadapi
dalam hidup mcreka. Pertanyaan-pertanyaan mereka tcntang iman
158 BAB II lGtckac Mcnurut Usir Pcruniuk Umum Karclac 159

serta kebutuhan mereka banyak dan bervariasi.. Oleh karena iru, pcrhatian bagi mcrcka yang mcncrima katckcse, kcadaan mercka
hendaknya dibedakan katcgori-kategori bcrikur ini: sebagai pria dan waniu dewasa, mcnuntut pertimbangan tcntang
- orang-orang Krisren dcwasa, yang rerus-mcncrus menghayati masalah dan pcngalaman pribadi mcrcka, sumber-sumber daya
pandangan iman mcreka dan dengan tulus mau memperdalam rohani dan budaya mcreka, dcngan pcnuh hormat tcrhadap
iman mereka; pcrbcdaan-perbedaan mereka;
- orang-orang dewasa yang telah dipermandikan tctapi belum cukup perhatian bagiorang-orang dewasa awam, yang karcna Pcrmandian
mendapat katckesc, atau belum menyclcsaikan pe{alanan yang mcmikul tugas "mcncari Kerajaan Allah dcngan tcrlibat dalam
telah dimulai pada inisiasi Kristcn, atau yang sudah menjauh dari peristiwa-pcrisriwadunia dan mcngarahkannya scturut Kchcndak
iman sampai pada tingkatan yang dinamakan "quasi/scolah-olah Allah",'r dan yang dipanggil mcnuju kckudusan;rl
katekumen";t perhatian pada kctcrlibatan komunitas schingga meniadi lingkung-
- orang-orang dcwasa yang tidak dipermandikan, bagi mcreka di- an yang mcndukung dan mcncrima;
bcrlakukan karekumcnat secara tepar dan scsuai.6 pcrhatian untuk mcnjamin perawatan pastoral sistcmatis orang
dewasa, dcngan mana pembinaan liturgi dan pclayanan kasih tclah
Harus.juga disebut orang-orang dewasa yang berasal darikcyakinan
diintegrasikan.
Kristiani yang lain, Fang belum bersatu dengan Gercja Katolik.

Unsur-unsur dan kriteria yang tepat Tirgas-tugas umum d.n khusus katekesc orang dclvasal3
untuk l€tekese orang dewasaT 175. Agar mcnjawab secrre lebih mendalam kcbutuhan-kebutuhan zaman
kita, katckcsc orang dcwasa harus sccara sistcmatis mcnampilken iman
173. Katekese orang dewasa bcrkaitan dcngan pribadi-pribadi yang
Kristiani dalam kcutuhan dan kcasliannya scsuaidcngan Pcmahaman
memiliki hak dan kcwajiban untuk mcmatangkan bcnih-bcnih iman
Gcrc.ja. Krtckcsc itu harus mcmbcri prioritas pada warta kcsclamatan,
yang telah ditaburkan olch Allah dalam diri mcrcka.s Katckese ini
sambil mcmberi p€rhatian pada banyaknya kesuliran, kcragu-raguan,
dialamatkan kcpada individu-individu yang bcrtugas memenuhi
salah pcngertian, praduga, dan penolakan yang dialami dcwasa ini.
kewajiban-kewajiban sosial yang bcrmacam-macam dan bagi mereka
Katekcsc ini harus juga memperkcnalkan kcpada orang dcwasa pada
yang menjadi mangsa dari scgala jenis pcrubahan-pcrubahan dan krisis-
bacaan Kitab Suci dan praktck doa yang pcnuh iman. Sebuah
lcisis, yang kadang-kadang mendalam. Iman orang-orang dewasa,
pelayanan fundamcntal bagi katckcsc orang dewasa dibcriken olch
harus tcrus-mencrus ditcrangi, dikembangkan, dan dilindungi, agar
IGtchismut Gcrcja Karalif dan oleh katckismus-katckismus bagi orang
iman itu dapat mencapai kebijaksanaan lGistiani yang membcri arti,
dewasa dari Gercja-Gereja partikular yeng bcrdasarkan Pada
kesatuan, pengharapan bagi banyak pcngalaman pribadi, sosial, dan
Katchhmus Gcrcja Katolik. Secara khusus, tugas-tugas katekese bagi
kchidupan rohani. Katekcse orang-orang dewasa mcnuntut jati diri
orang dcwasa adelah:
yang akurat dari kekhasan orang Kristcn yang dewasa, yang harus
diter.jemahkan dalam tujuan dan isi, dan mencntukan kcsatuan- - tflcrndjtkdn ?cmbinaan dtn 4okcmbangan hidup dahm Krisnu Tang
Bangbit dctgan sarana-sarana yang tcpat: pedagogi sakramcn-
kesatuan konstan penyajian yang pasti. Ia harus membentuk
sakramen, retrct-rcttet, bimbingan-bimbingan rohani ...
pendekatan-pendekatan metodologis yang efektif dan mcmilih format
serta model-modcl. Peranan dan jati diri katekis yang bekerja dcngan
- mcndidik kc arah pcnihian yang tcpat tcntang ?oabahan-pcrubahan
totio-buda)a dahm mayarabat hita dzhm cdhdla imdn: d,cngen
orang-orang dcwasa dan pembinaan mgs6l<a orang-orang yang
- demikian komunitas lGistiani dibantu dalam mcmbcdakan nilai-
bcrtanggung jawab terhadap katekcse orang-orang dcwasa dalam ' nilai yang bcnar dalam pcradaban, bahaya-bahayanya, scrta
komunitas sungguh-sungguh sangat penring.e
- yang menjamin katekese orang dcwasa yang autentik
174. Diantara kritcria
mengambil sikap yang tepat;
- mcnjcl*han 2crUnyufl-Pcrtdnldhn moral dan rcligius Tang alrual,
dan efektil haruslah disebut hal-hal bcrikut:ro
160 BAB ll Krtckcrc Mcnurur Usia Pcruniuk Umum Karckcrc l6l

yakni penanFaan-pertanFaan ),/ang dijumpai olch pria dan wanira muda, dalam masa sakit, dll. ... dalam keadaan-kcadaan demikian,
zaman kita: misalnya, moralitas umum &n pribadi sehubungan lebih dari biasanya, orang-orang tcrbuka untuk mencari arti hidup
dengan masalah-masalah sosial dan pendidikan generasi masa depan; yang scsungguhnya;
m€njelathan habungan dntdra tinddban-tindahan tcmporal dan untuk pcristiwa-pcristiwa dan pengalaman khusus, seperti'
-
tindahan-tindahan ehlesial, dengan menuniukkan perbedaan, permulaan karya, wajib militcr, emigrasi, dll.: mcrupakan
implikasi, dan interaksinya; untuk itu, ajaran Gereja tentang hal- pcrubahan-pcrubahan yang dapat mcmbangun kckayaan barin
hal sosial mcrupakan bagian integral dari katekcse orang dewasa; ataupun mcnciptakan kcbingungan, schingga kebutuhan akan
mcngcmbanghan daur-d*ar iman yaag rasional: pengertian yang sabda Allah yang menyelamatkan harus ditckankan;
tcpat tcntang iman dan kebenaran-kcbenaran yang harus diimani katckcse waktu luang bagi orang Kristiani, khususnya pada saat
-
selaras dengan tuntutan nalar dan Injil selalu relcvan; maka, liburan dan pcrialanani
perlulah sccara cfcktif memajukan sarana-sarana pastoral yang - katckcsc untuk pcristiwa-peristiwa khusus dalam hidup Gcrcja dan
mendukung pandangan Kristiani dan budaya; hal ini membantu masyarakat.
menghindari benruk-bentuk fundamentalisme terrenru serra
Hat-hal di atas dan bentuk-bentuk katekesc lainnya yang khusus,
penafsiran subjekrif dan semena-mena;
melcngkapi, namun tidak mcngganti, kursus-kursus terus-mcnerus'
mendorong orang-orang dewasa untuh mcnerima tanggungjaruab bagi
sistematik, katckctik, yang harus disclcnggarakan oleh setiap komunitas
misi Gercja dan ungup mcmberihan hesahs,ian Kritiani dalam
eklesial bagi scmua orang dewasa.
mdtardhdt: Orang dcwasa dibantu untuk menemukan, menilai,
dan menggiatkan apa yang telah diterimanya karcna kodrat dan
rahmat, baik dalam komunitas Kristiani maupun dalam hidup KAIEKESE ANAK-ANAK DAN KAUM REMAJA"
bcrmasyarakat; dengan cara ini, dia akan sanggup mengatasi
bahaya-bahaya standarisasi dan anonimitas yang secara khusus Konteks penting dlri masa blyi dan kanak-kanakr6
dominan dalam bcbcrapa masyarakat dewasa ini dan yang 177. Kelompok usia ini, sccara tradisional dibagi kc dalam masa sebclum
mcngakibatkan hilangnya jati diri serta kurangnya penghargaan sckolah dan masa kanak-kanak, memiliki, dalam tcrang iman dan
terhadap sumber-sumber daya dan mutu setiap individu. nalar, rahmat awal kchidupan, dari mana, "ada kemungkinan-kemung-
kinan yang bernilai, baik bagi pcmbangunan Gcrcja dan pcnciptaan
Bentuk-bentuk khusus katekesc orang dewasar4 sebuah masyarakat manusia yang lcbih manusiawi".rT Scbagai anak
176. Situasi dan kcadaan tcrtcntu mcnuntut bcntuk-bcntuk katckese yang Allah, berkat rahmat Permandian, anak, karcna pcwartaan Kristus,
khusus: diberi hak istimcwa untuk meniadi anggota Kcraiaan Allah.'8 Untuk
pelbagai alasan dcwasa ini, lebih daripada masa lampau, anak mcnuntut
- katekese untuk inisiasi liristen atau katckumcnat bagi orang dewasa,
mempunyai benruk ungkapan yang jclas dalam RCIA; hormat pcnuh dan membantu dalam pcrtumbuhan manusiawi dan
rohaninya. Hal ini juga benar dalam katekesc yang harus sclalu siap
- bentuk tradisional katckese umat Allah, sebagaimana disesuaikan
dengan tahun liturgi atau dalam bentuk misi yang luar biasa; bagi anak-anak Kristiani. Mereka yang telah memberikan kehidupan
kepada anak-anak dan memperkaya mereka dengan karunia Per-
- katekesc terus-mencrus dari mereka yang mempunyai tugas
pembinaan dalam komunitas; katekis dan mer€ka Fang t€rlibat mandian berkewajiban menyuburkannya t€rus-menerus.
dalam kerasulan awamr
- katekese yang digunakan dalam peristiwa-pcristiwa penting yang Karakteristik katekese bagi bayi dan anak-anakre
khusus dalam hidup, seperti perkawinan, permandian anak-anak, 178,. Katckcse bagi anak-anak harus berkaitan dengan situasi dan kondisi
dan sakramen-s&amcn inisiasiyang lain, pada saat-saat krids masa kehidupan mereka. Katekese ini merupakan karya para pclaku pen-
ll Pauniuk Umum K:tckcrc t6.l
162 BAB K:tckcsc Mcnurut Usia

didikan yang bermacam-macam namun saling melengkapi. Beberapa Bayi dan anak-anak tanpa dukungan religius dalam keluarga atau
faktor yang memiliki nilai pcnting Patut disebut: yang tidak bersckolah2a
- Masa bayi dan kanak-kanak, masing-masing dimcngerti sesuai 180. Sesungguhnya ada banyak anakyang tidak beruntung yang kckurangan
dcngan kekhasannya, mcrupakan waktu untuk sosialisasi dukungan rcligius dalam kcluarga, entah karcna mercka tidak
primcr dan manusiawi dan pendidikan Kristiani dalam mempunyai kcluarga yang benar, atau karena mereka tidak bersckolah,
kcluarga, sckolah, dan Gereja. Ha[ ini harus dimcngerti sebagai maupun karena mcrcka adalah korban dari kondisi sosial yang tak
saat yang menentukan bagi tahap-tahap iman bcrikutnya. berfungsi, atau karcna faktor'faktor lingkungan. Bahkan banyak yang
- Scsuai dcngan tradisi yang ditcrima, biasanya ini merupakan tidak dipcrmandikau yang [ain tidak mcnyelesaikan peridanan inisiasi
waktu pelaksanaan inisiasi Kristen yang diawali dengan Adalah tanggung jawab komunitas Kristiani untuk mcnangani kcadaan
Pcrmandian. Dengan pcnerimaan sakrame n-sakrame n, ini, dengan mcmbcrikan bantuan yang murah, kompctcn, dan rcalistis,
pcmbinaan pertama yang tcratur bagi anak dalam iman dan dengan melakukan dialog dcngan kcluarga-kcluarga, dcngan
pcrkcnalannya dalam kchidupan Gercja mcnjadi mungkin.2o menyodorkan bcntuk-benruk pendidikan yang memadai, dan dcngan
- Proses katckctik dalam masa kanak-kanak bcrsifat mendidik, membcrikan katckcsc yan g selaras dcngan kemungkinan-kcmungkinan
dan bcrusaha mengcmbangkan sumber daya manusiawi yang konkrct dan kcbutuhan anak-anak ini.
memberikan basis antropologis bagi kehidupan iman, rasa
pcrcaya, kcbebasan, pcmberian diri, doa permohonan, dan
KATEKESE BAGI KAUM MUDA'5
partisipasi yang mcnggcmbirakan. Aspek-aspek pcnting d'lam
pembinaan anak adalah latihan doa dan perkcnalan dengan
Praremaja, remaie, darr keum muda26
Kitab Suci.2'
- Akhirnya, haruslah dibcrikan perhatian akan pentingnya dua l8l. Pada umumnyl dicatat behwa korban-korban perrama dari krisis
/acl pendidikan yang vital: keluarga dan sekolah. Dalam arti rohani dan budaya yang mcnccngkcram dunia2T adalah kaum muda.
tcrtentu, tidak ada scsuatu Pun yang dapat menggantikan Juga benar bahwa sctiap komitmcn bagi perbaikan masyarakat
mcne-
katckesc keluarga, khususnya karena lingkungannya yang positif mukan harapannya dalam mcrcka. Ini harus semakin mcrangsang
dan rcseptif, karena teladan orang dewasa, dan karena penga- Gcreia untuk mcmaklumkan Injil kcpada dunia dcngan kcbcranian
laman cksplisit dan praksis iman dan daya cipta. Bcrkaitan dcngan ini, pcngalaman mcnganiurkan
179. Bagi anak, memulai sekolah, bcrarti, memasuki scbuah masyarakat bahwa bcrgunalah dalam katckcse mcmbedakan antara masa
yang lcbih luas daripada kcluarga, dcngan kemungkinan yang lebih praremaja, rcmaja, dan kaum muda dcngan mempcrhatikan hasil-
besar untuk berkembang sccara intelektual, afektif, dan pola tingkah hasil risct ilmiah di pelbagai negara. Dalam pelbagai wilayah' persoalan
laku. Sering pelajaran agama secara khusus diberikan di sekolah' Scmua masa praremaja sangat Penting: tidak diberi perhatian yang cukup
ini mcnuntut bahwa katckese dan katekis tetap bekerja sama dengan untuk mcnghadapi kcsukaran-kcsukaran, kcbutuhan'kcbutuhan' dan
orang tua dan para guru di sckolah bila muncul kesempatan- sumber daya-sumbcr daya manusiawi dan spiritual dari mcreka yang
kesempatan yang cocok.22 Para gembala, hendaknya ingat, bahwa mcniclang rcmaia, schingga mcrcka discb* sebagai kcbmpoh uia yng
dengan mcnolong orang tua dan para pendidik untuk memenuhi diabaikan. Sanget scring pada masa mcn.iclang remaja, dcngan mc-
tugasnya dcngan baik, Gcrcjalah yang dibangun, dan lebih dari itu, nerima Sakramcn Krisma, rcsmi mcnutuP proscs inisiasi Kristen,
inilah kesempatan yang istimcwa bagi katekcse orang dewasa'21 mercka sama sckali mcninggalkan praksis iman. Ini mcrupakan soal
yang membutuhkan perhatian bcsar dan menuntut bimbingan pastoral
khusus, bcrdasar pada sumbcr-sumber formatifdari pcrjalanan inisiasi
itu scndiri. Sehubungan dcngan dua kategori yang lain, juga mem-
164 BAB II Katckccc Mcnurut Usia
Pctuniuk Umum Krtckac 165

bantu, bila membedakan antara remaja dan muda dewasa walaupun Kara.kteristik katekese bagi kaum mudar3
sukarlah menentukannya sccara tegas. Keduanya dimengerti sebagai
184. Karena tugas ini [uas, maka Petun;uk'Petuniuk Katekctik dari Gereja-
periodc hidup yang mendahului penerimaan tanggung jawab yang Gercja partikular dan nasional serta Konpcrcnsi Para Uskup regional,
sesuai bagi kaum dewasa. Karekesi bagi kaum muda harus sungguh-
sambil mempcrtimbangkan kontcks-konteks yang berbcda-bcde, harus
sungguh ditinjau dan dihidupkan kembali secara mendalam. mencnrukan sccara lcbih khusus ukuran-ukuran yang scsuai bagi
daerah-daerah ini. Dapat ditunjukkan beberapa arahan umum.
Pentingnya kaum muda bagi masyarakat dan Gereja'?s Keanekaragaman situasi religius harus dipcrtimbangkan: ada kaum
-
182. Gercja, sementara mcmandang kaum muda sebagai "harapan", iuga muda yang bahkan belum dipcrmandikan, yang lain belum
melihat mereka sebagai "suaru tantangan yang besar bagi masa depan menyelesaikan inisiasi lGistcn, yang lain ada dalam krisis iman
Gercja sendiri".'2e Pcrubahan sosio-budaya yang ccpat dan menggcbu- yang berat, yang lain berencana mcngambil kcputusan soal iman,
gebu, mcningkat dalam jumlah, peneguhan diri sendiri sebelum yang lain sudah mcngambil kcpurusan yang demikian &n mcminta

mcncrima tanggung jawab orang dewasa, pengangguran, kondisi bantuan.


dalam negara-negara tertentu yang kurang berkembang, tekanan- - Harus pula diingat bahwa katckcse yang paling berhasil adalah
tckanan dari masyarakat konsumtif, segalanya ini menciptakan kaum katcke"i yang diberikan dalam kontela pemeliharaan pastoral yang
muda, sebuah dunia yang tidak mcnggairahkan, dunia yang lebih luas bagi kaum muda, khususnya bila bcrkcnaan dcngan
mcmbosankan, ketakutan, dan marginalisasi. Pengasingan dari Gereja, masalah-masalah yang memPengaruhi kehidupan mcrcka' Oleh
atau sekurang-kurangnya kchilangan kepercayaan, tersembunyi dalam sebab itu-&atckcse harus diintegrasikan dengan proscdur tcrtentu,
banyak orang sebagai sikap dasar. Sering hal ini menunjukkan seperti, analisa, situasi, perhatian bagi ilmu pengetahuan manusiawi
kurangnya dukungan moral dan spiritual dalam keluarga dan kele- dan pendidikan, kcrja sama kaum awam dan kaum muda itu
mahan dalam katekesc yang tclah mereka tcima. Di lain pihak, banyak sendiri'
dari antara mereka yang digcrakkan oleh dorongan yang kuat untuk - Aksi kelompok aksi yang diorganisir dcngan baik' kcenggotaan
mencmukan arti, solidaritas, komitmen sosial, dan bahkan pengalaman dari organisasi rcsmi kaum muda, pcndampingan pribadi kaum
religius. muda, yang herus juga mcncakup bimbingan rohani scbagaisuatu
183. Dari sini muncullah bebcrapa konsekuensi. Pclayanan iman tcrutama unsur Pcnting, mcrupakan pcndckatan-pcndckatan yang berguna
mcncatat kontras-kontras dalam kondisi kaum muda sebagaimana bagi katekcsc yang cfcktif.
ditemukan sccara konkret di berbagai dacrah dan lingkungan. Inti 185. Di aniara banyak bcntuk katekcsc kaum mu&, harus dipcrhatikan,
katekcse adalah memperkenalkan Kristus kcpada orang muda dalam
scjauh keadaan mcngizinkan, katckumcnat kaum muda selama masa
sekolah, katckesc untuk inisiasi llristcn, katekese rentang tcma kltusus,
Iniil;'o iru adalah pcnyodoran langsung kepada scmua kaum muda
serta bcntuk-bcntuk lain dari Pertcmuan-Pertemuan tcrtentu dan
dalam ungkapan-ungkapan yang sesuai bagi kaum muda, dan dengan
memahami pcrsoalan-pcrsoalan mercka. Dalam Inji[, scsungguhnya informal. Pada umumnya,Elgklsc kaum muda harus disajikan dengan
cara-cara baru yang tcrbuka terhadap pcrasaan-perasaan dan masalah-
orang muda itu
berbicara langsung kepada Kristus, yang mcng-
masalah kclompok usia ini, dan bersiEt teologis, etis, sosial, dan historis'
ungkapkan kepada mercka "kekayaan mereka yang unik' dan me-
manggil mereka kepada kegiatan. bagi pertumbuhan pribadi dan Secara umum, tckanan yang pantas harus diberikan pada pen-
komunitas, kepada nilai yang menentukan bagi nasib masyarakat dan didikan kebenaran dan kebebasan sebagaimana dimenge*i oleh Iniil,
Gereja.3r Maka, kaum muda hendaknya jangan dipandang sebagai pada pembcntukan hati nurani, dan pendidikan untuk mencintai'
objek katekese, melainkan juga sebagai subjek-subiek akrif dan jug" h"ru dib.ri tekanan pada pembedaan bakat, ketcrlibatan dalam
pelaksana evangelisasi scrta ahli-ahli pcmbaruan sosial.32 ."ryrr"k"t, dan tanggung iawab misioner dalam dunia'lt Harus
166 BAB ll Katckcsc Mcnurur Usi: Pctuniuk Umum Kerckesc 167

ditekankan, bahwa sering evangelisasi kontempor€r kaum muda harus Katekese pemenuhan dan haraPan
menerapkan suttu dimeni misiont lebih daripada hanya dimcnsi
187. Katekese bagi kaum leniut usia memberi pcrhatian khusus pada aspck-
l<atckumcnal. Scsungguhnya, situasi tersebut scring mcnuntut agar
aspek tertcntu dari kondisi iman mcrcka. Seorang laniut usia mungkin
kcrasulan di antara kaum muda mcnjadi suatu pcniiwaan bagi suatu
memiliki iman yang kaya dan kokoh. Dalam hal ini, katckesc dalam
tifdt mitioncr dtdu hcmanusiaan scbagai langkah pcrtama yang pcrlu
arti tertentu, mcnycmpurnakan perjalanan iman dalam sikap pcnuh
untuk mematangkan sikap-sikap yang lcbih disukai dalam gerakan
syukur dan pcnantian pcnuh harapan. Yang lain menghayati iman
katckctik itu scndiri. Kenyataannya, sangat sering, bergunalah untuk
y"ng
'hal -.l"m"h
k"r.na miskinnya pcnghayatan hidup llristiani Dalam
mcninghatlan bcgiatan pmhatchumcnal dzhm protcs pcndidihan unum.
ini, katckcse mcnjadi satu momcn cehaya baru dan pcngaleman
Satu dari kesulimn-kesulitan yang harus dihadapi dan dipccahkan ialah
religius. Kadangka&ng orang mcncapai usia laniut dcngen luka badan
soal "bahasa"(mcnulital pc*aan, scloa, gaya, pobcndzhaman babasa)
d"n 1i*" ,ec"r" -.ndalam Katekcse, dalam kcadaan sepcrti ini, dapat
antara kaum muda dan Gercja (batchcsc, hatchh). Perlu suatu
mcnolong mcrcka mcnghayati kcadaan mcrcka dcngan sikap doa'
"penyesuaian katckcsc bagi kaum muda", untuk mcncr.iemahkannya
pcngampunan, dan kedamai.n batin.
dalam ungkapan-ungkapan" pcsan Ycsus dengan kesabaran dan
kcbijaksanaan tanpa pcnyangkalan".' Sekunng'kurangnya, kcadaan kaum laniut usia menghcndaki suatu
katekese haiapan, yang bcrasal dari kepastian akan pcriumpaan pada

IGIEKESE BAGI KAUM IANJTIT USI,A' akhirnya den!an Allah. Sclalu mcrupakan suatu kcuntungan pribadi
dan pengkayaan komunitas Kristiani, apabila kaum laniur usia
me mtcritan kcsaksian te ntang iman yang scmakin tumbuh gcmilang,
Usia lanjut, karunia Allah bagi Gercja
pada saat mcreka sccara pcrlahan mcndekati pcriumpaan yang agung
186. Di banyak ncgara, )umlah kaum laniut usia yang makin bertambah, dengan Tuhan.
mcnyajikan suatu tantangan pastoral baru dan khusus bagi Gercia.
Tidak jarang, kaum lan)ut usia dipandang sebagai obiek-objck pasi[, Kebijaksanaan dan dialog38
dan bahkan mungkin hanya scbagai bcban. Akan tctapi dalam terang
188. Kitab Suci mcnghadirkan kita dcngan gambar seorang lanjut usia
iman, moeka harus dimcngcrti scbagei suatu karunia Allah bagi Gcrcja
sebagai lambang pribadi yang kaya akan kebiieksanaan dan takut akan
dan masyarakat, dan harus dibcri perhatian katekctik yang mcmadai.
All"h, d"n scbagai tcmpat pcnyimpanan pcngalaman hidup yang
Dalam katekcse, mereka memiliki hak dan tugas-tugas yang sama
dalam, yang dalam arti tcrtcntu, men.iadikannya seorang "karckis"
sePerti semua orang Kristen.
alami dalam komunitas. Dia adalah saksi tradisi iman, scorang guru
Pcrhatian harus sclalu diberikan pada bcrbagai kondisi pribadi' kehidupan, dan scorang pengamal cinta kasih. Katckcsc mcnghargai
kcluarga, dan sosial. Secara khusus, perhatian harus dibcrikan pada r"hrnaiini. I" -enolong kaum laniut usia untuk mcncmukan kckayaan
faktor-faktor seperti isolasi dan risiko marginalisasi. Keluarga dalam diri mcrcka scndiri dan mcnerima pcranan katekis di antara
mcmpunyai fungsi primcr, karcna dalam kcluargalah pemakluman anak-anak dan bagi kaum muda dan orang dcwasa Maka suaru
im"r -.ndapat- tempat dalam linglungan yang mcncrima dan -
dialog fundamcntal antargcnerasi dapat ditingkatkan baik di dalam
mcncintai, yang paling baik mcncguhkan kcabsahan kata itu. Dalam kcluarga maupun dalam komuniras.
sctiap kcjadian, katckcse yang dibcrikan kcpada kaum laniut usia akan
berkaitan dcngan isi iman, kehadiran katekis yang mcmperhatikan
dan komunitas kaum beriman. Karcna alasan ini, sangatlah diharapkan
agar kaum lanjut usia mcngambil bagian sepenuhnya dalam perjalanan
katckctik komunitas.
BAB III

KATEKESE UNTUK SITUASI, MENTALITAS,


DAN LINGKUNGAN KHUSUS

Katekese bagi krum cacat mental dan cacat iasmanir


189. Setiap komunitas Kristiani memandang mereka semua yeng menderita
cacat, iasmani dan menral, serta bentuk-bentuk cacat yang lain,
khususnya anak-anak sebagai pribadi-pribadi yang harus dicintai
-
secara khusus oleh Tuhan. Pertumbuhan akan kesadaran sosial dan
eklesial, bersamaan dengan kemajuan yang Patut diakui dalam
pedagogi khusus, memungkinkan bagi keluarga dan pusat'pusat
pembinaan yang lain, membcrikan katekese yang mcmadai bagi orang-
orang ini, yang scbagai orang-orang yang dipermandikan, memiliki
hak ini, dan bila tidak dipcrmandikan, karena mereka dipanggil kcpada
keselamatan. Kasih Bapa kepada anak-anak-Nya yang paling lemah
dan kehadiran Ycsus dan Roh-Nya yang tetap memberikan keyakinan
bahwa setiap orang, bagaimanapun tcrbatasnya, sanggup bertumbuh
ke arah kesucian.

Pendidikan iman, yang melibatkan keluarga di atas scgala yang


lain, mcnuntut program yang mcmadai lagi personal, dan memper-
hatikan pcncmuan-pencmuan risct pcdagogis. Pendidikan iman ini
paling efcktif dilaksanakan dalam konteks pendidikan pribadi yang
menJcluruh. Di lain pihak, harus dihindarkan risiko yang mcmisahkan
katckcsc yang dispcsialisasikan ini dcngan pendidikan bimbingan
pastoral umum dari komunitas. Oleh karena itu, perlulah bahwa
komunitas disadarkan pada katckesc yang demikian dan dilibatkan
dalam katekcsc ini. Tuntuan-tuntutan khusus katckesc ini memburuhkan
kompctcnsi dari katckis dan membuat pclalanan mcrcka scmakin layak

Katekese bagi mereke yang tersisihkan

190. Katekese bagi mereka yang tersisihkan harus dipcrtimbangkan dengan


perspektif yang sama. Katckese ini diberikan kepada para imigran,
pengungsi, pengcmbara, orang-orang yang bepergian, orang-orang
yang bcrtahun-tahun sakit, pecandu obat bius, dan para narapidana.
Kata-kata agung Yesus, yang mengakui, "segala sesuatu yang kamu
170 BAB III Mcntrli*, Dan Lingkungrn Khusus Pctrnruk Umum Kerckal< l7l

lakukan untuk salah seorang lang paling hina ini, kamu telah melaku- beda, yang kadang-kadang bcgitu mcncolok, antara dacreh yang
kannya untuAku" (Mar25:40-45) menjamin rahmat yang dibutuhkan sungguh-sungguh makmur dan kaya, dcngan tumpukan kcmiskinan
untuk bekerja dengan baik dalam lingkungan yang sulit. Tanda-tanda dan marginalisasi. futmc kehidupan dapat diwarnai olch tckanan.
tetap dari kekuatan katekesenya adalah kemampuannya untuk mem- Daya gcrak mudah. Ada banyak pencobaan untuk mclarikan diri dan
bcri nama pada situasi-situasi yang berbeda-beda, untuk mcmenuhi lepas dari tanggungjawab. Anonimitas yang mcnckan scrta kcsepian
kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah setiap orang, unruk mcnycbar luas.
mcmberi tekanan pada nilai kontak pribadi yang murah hati dan sabar, Untuk kedua lingkungan ini, pclayanan iman mcnuntut pcren-
untuk maju dalam kcpercayaan dan realisme, yang kadang-kadang canaan, katckis tcrlatih, bantuan yang bermanhat dan kcdekatan
men.jadi bcntuk-bcntuk katckcsc tidak langsung dan kadang-kadang. dengan sumber daya mcdia masa.
Komunitas IGistiani dcngan penuh persaudaraan mcndukung para
katckis yang mcmpcrsembahkan dirinya bagi pclayanan ini.

Katekese untuk berbagai kelompok


l9l. Dewasa ini, katekese dihadapkan pada subjek-subyek yang, k ren"
latihan profcsional atau pcmbinaan budaya yang lebih luas, menuntut
program-program khusus. Ini mencakup katekesc bagi para pekerja,
profcsional, seniman, ilmuwan, dan para mahasiswa. Ha[ ini sangat
dianiurkan dalam perjalanan komunitas lGisriani yang umum. Jclas,
scmua sektor ini meminta suatu pendekatan kompcten dan bahasa
yang scsuai dcngan mercka yang menerima katekesc, sambil tetap
mempcrtahankan kcsctiaan kepada pesan yang direruskan olch
katckesc.2

Katekese lingkungan
192. Pelayanan iman dcwasa ini mcmpcrhatikan dengan saksama lingkung-
an dan habitat manusiawi, karena di dalamnya manusia menghayati
keberadaannya yang konkrct. Di sinilah dia dipengaruhi dan mcm-
pcngaruhi. Di sini pulalah dia mclaksanakan tanggung jawabnya.
Secara luas, harus disebut dua lingkungan besar: lingkungan kota dan
lingkungan pcdcsaan. Kedua-duanya meminta bcntuk katekesc yang
.
berbeda-beda. Katekesc bagi orang di pedesaan harus memantulkan
, kcbutuhan yang dialami dalam hidup pedcsaan. Kebutuhan-
kebutuhan itu sering dihubungkan dengan kemiskinan, kadang-
kadang dcngan ketakutan dan takhayul, tetapi juga kekayaan akan
kesedcrhanaan, kepercayaan dalam hidup, rasa solidaritas, iman akan
Allah, dan kesctiaan kcpada tradisi religius. Katekcse bagi orang di
perkotaan harus memperhitungkan situasi kondisi sosial yangbcrbeda'
BAB IV

KATEKESE DAIAM
KONTEKS SOSIO-RELIGIUS

Katekese ddam situasi komplels dan plural'


193. Banyak komunitas dan individu dipanggil untuk hidup dalam scbuah
dunia yang pluralistis dan tersckularisasi,r di mana dijumpai bcntuk-
bentuk ketidakpercayaan dan ketakpcdulian religius bersama dengan
ungkapan-ungkapan rcligius yang bcrgetar dan pluralismc budaya.
Dalam kebanyakan individu tampak amat kuat pencarian kepastian
dan nilai-nilai. Juga tampak jelas bentuk-bentuk agama yang palsu
dan keterlekatan pada iman yang membingungkan. Menghadapi
keanekaragaman dcmikian, beberapa orang lGistiani menjadi bingung
dan tersesat. Mcreka tidak tahu bagaimana menghadapi situasi-situasi
demikian atau menilai pesan-Pesan yang mereka rcrima. Barangkali
mereka meninggalkan praksis iman dan akhirnya hidup seolah-olah
mereka tidak ber-Allah yang scring terjebak pada agama-agama
-
palsu. Iman mereka diuji. Bila terancam, iman mercka dapat hilang
sama sekali, kalau iman itu tidak dipupuk dan ditopang.
194. Dalam situasi-situasi sedemikian ini, suaru katckcsc cvangclisasi
meniadi sangat urgcn: katekcsc "yang bcrsemangarkan Injil yang
dibagi-bagikan dalam bahasa yang disesuaikan dengan zaman dan pada
para pendcngar".r Katekese demikian berusaha mendidik umar
Kristiani untuk memiliki rasa jati diri mereka sebagai orang yang
dipermandikan, scbagai umat bcriman, sebagai anggota Gereia, yang
terbuka bagi dialog dengan dunia. Katekese ini mengingatkan mereka
akan unsur-unsur fundamenral iman. Katekese ini merangsang suatu
proses pcrtobatan yang bcnar. Bagi mcreka, tergantunglah kcbenaran
dan nilai pesan Kristiani dalam menghadapi keberatan-kcberatan
tcoritis dan praktis. Katekcse ini mcnolong mercka untuk mcmbedakan
Injil dan mcnghayatinya dalam kehidupan sehari-hari dan mcmbuat
mereka mampu mcmbe rikan alasan bagi harapan yang mcnjadi milik
mereka.a katckcsc ini mcmberi semangat kepada mcrcka untuk
melaksanakan panggilan misioner mereka melalui kesaksian, dialog,
dan pewanaan.
174 BAB lV Katekese Dalam Konteks Sosio*cligius Pctunjuk Umum Kerckcsc 175

Katekese dan devosi populer' triniter, kristologis, dan eklesiologis yang intrinsik dari mariologi.
Dalam meninjau kembali atau menyusun bahan untuk devosi kepada
195. Sebagai suatu dimensi vital dalam hidup Katotik, dalam komunitas
Maria, harus dipcrhatikan origStasi alkitabiah, liturgis, ekumenc, dan
Kristiani, ada ungkapan-ungkapan khusus untuk mencari Allah dan
antropologis.s
hidup religius yang penuh dengan semangar dan niat murni, yang
dapat disebut "kesalehan rakyat", yang menunjukkan suatu kehausan
Katekese dalam konteks ekumenismee
tertentu akan Allah yang hanya dapat dialami oleh mereka yang
sederhana dan miskin dalam roh. Kesalehan inidapat membangkitkan 197. Setiap komunitas Kristiani, karena faktanya adalah komunitas
dalam diri mereka suatu kemampuan untuk mempersembahkan diri Kristiani, digeraklan olch Roh Kudus untuk mcngcnal panggilan
dan melatih kepahlawanan bila ada masalah pengakuan iman, dan ekumenisnya dalam lingkungan-lingkungan, di mana dengan
memberikan kepada manusia suatu kepekaan yang ta.iam sehingga mengambil bagian dalam dialogis ekumenis dan prakarsa untuk
mereka dapat menghargaisifat-si6t Allah yang tak terungkapkan: belas membina kesatuan umat Kristiani, dia mcnemukan dirinya. Olch
kasih kebapaan-Nya, penyelenggaraan-Nya, kebaikan hati-Nya, dan sebab itu, katekesc selalu dipanggil untuk mencrima "dimcnsi
kehadiran-Nya yang penuh kasih. Dalam diri mereka yang paling ekumenis" di mana-mana.ro Hal ini, pertama-tama, dilaksanakan
dalam berkembanglah kebiasaan-kebiasaan yang jarang ditemukan dengan suatu penjabaran tentang seluruh Vahyu, yang hartanya
dalam taraf yang sama, seperti kesabaran, menerima Salib dalam disimpan oleh Gcrcja Katolik, dengan mcnghormati hicrarki
kehidupan sehari-hari, lepas bebas, keterbukaan kepada orang lain, kebenaran.rr Pada tempat kedua, karekese menampilkan kesatuan iman
dan semangat pelayanan.6 Inilah kenyataan yangkaya namun rapuh yang ada di antara mcreka, dan menjelaskan pcmisahan yang ada di
di mana iman sebagai dasarnya mungkin membutuhkan pemurnian antara mereka, serta langkahJangkah yang scdang diambil untuk
dan pengokohan. Oleh karena itu, karekese yang memiliki kekayaan mengatasi pemisahan itu.'' Karekcse juga membangkitkan dan
religius dituntut agar lekas menghargai sifatnya yang inheren dan nilai- menguarkan suaru kerinduan yang scjati akan kesatuan, khususnya
nilaiyang pantas diinginkan, dan bersemangat untuk mengarahkannya dengan cinta akan Kitab Suci. Akhirnya, katekesc ini mcnyiapkan
sehingga bahaya-bahaya yang dapat muncul dari kekeliruan atau anak-anak, kaum muda, dan orang dewasa untuk hidup dalam kontak
fanatisme, takhayul, sinkretisme, atau ketidaktahuan religius dapat dengan saudara-saudari yang berkeyakinan lain, dengan mcmbantu
dihindari. "Bila diarahkan dengan bijaksana, kesalehan ralcyat semacam mereka memupuk dan memelihara baik jati diri Katolik mereka
ini dapat memberikan sumbangan terus-menerus untuk membawa maupun hormat akan iman orang lain.
umat kita ke dalam kontak dengan Allah dalam Yesus Kristus."' 198. Dalam kontcks pcngakuan iman Kristiani yang berbeda-beda, para
196. Banyak bentuk devosi kepada Bunda Allah telah berkembang dalam Uskup dapat mcmpcrtimbangkan kerja sama ekumenis khusus yang
lingkungan tempat dan zaman yang berbeda-beda, sebagai tanggapan perlu dan berguna dalam bidang pelajaran agama. Namun, pentinglah
atas kepekaan populer dan perbedaan-perbedaan budaya. Akan tetapi, bahwa umat Katolik dijamin, pada waktu yang sama, suatu katckese
beberapa bentuk devosi kepada Maria, karena penggunaannya yang Katolik yang asli, dengan kctentuan-ketentuan khusus dan dcngan
telah lama, menuntut pembaruan katekese untuk membangun kembali seluruh perhatian.rl
unsur-unsur yang telah pudar atau hilang. Dengan katekese demikian, Pengajaran agama di sekolah-sekolah dengan banyak siswa yang
nilai kekal dari devosi kepada Maria dapat ditekankan, unsur-unsur berbeda keyakinan dapat juga memiliki nilai ekumenis bila benar-
doktriner yang dikumpulkan dari refleksi teologis dan Magisterium bcnar ajaran Kristiani disajikan, dengan mana diperolch kesempatan
Gereja dapat disesuaikan. Katekese tentang Perawan Maria yang bagidialog untuk mengatasi prasangka dan ketidaktahuan, dan dipcr-
Terbekati harus selalu dengan jelas mengungkapkan aspek-aspek oleh keterbukaan yang lebih besar untuk saling memahami dengan
lebih baik.
176 BAB lv Karckcsc Drlam Konrcl's Sosio'rcligius

Katekese dalam relasi dengan agama Yahudi ,"ling -.ng.*i, dengan dialog dan keria ;-
asasi pribadi manusia dan rakyat
"-:H'*:.,,
miskin, dan di mana mungkin,
199. Perhatian khusus harus diberikan pada katekese dalam hubungan
dengan pewartaan lnjil yang eksplislt.
dengan agama Yahudi.ra Sesunggunya, "bila ia menyelidiki misterinya
sendiri, Gereja, Umat Allah dalam Perjanjian Baru, menemukan
Katekese ddam hubungan dengan
hubungannya dengan bangsaYahudi, yang Pertama mendengar sabda
"gerakan-gerakan religius baru"re
Allah'.rt
tidak boleh hanya 201. Dalam iklim relativisme budaya dan religius, dan kadang'kadang
Pela.jaran agama, katekese, dan khotbah,
karena sikap umat Kristiani yang tidak tepar, berkcmbangsuburlah
membentuk objekrivitas, keadilan, dan toleransi, melainkan iuga
baru" Kadang-kadang gcrakan ini disebut
"gerakan-gerakan rcligius
pengertian dan dialog. Kedua tradisi kita sangar erat berkaitan,
sehingga tak bisa kita tidak saling mengenal. Perlulah mendorong
,.k,. kultus, dan karena ada bcgitu banyak nama dan
",*
kcccnderungan, sulit digolongkan dalam rangka kcrja yang
kesadaran timbal balik pada scgala jenjang"r6 Secara khusus, tujuan
mcnyeluruh dan tcpat' Dari data yang ada, dapat diidentifikasi
katekese hendaknya mengatasi setiap bentuk anti-Yahudi'r7
gerakan-gerakan yang berakarkan Kristiani, sedangkan yang lain
L.rrr"l d"ri agama-agama daerah timur, dan yang lain lagi tampak
Katekese dalam kontels agama-agama lainr8
dikaitkan dengan tradisiyang hanya dipahami orang tencntu (esotcris)'
200. Untuk sebagian besar daerah, umat Kristiani dewasa ini hidup dalam Doktrin serra praksisnya menjadi keprihatinan karena asing bagi isi
kontcks multireligius; sebetulnya, dalam posisi minoritas. Dalam iman Kristiani. Oleh karena itu, perlu memaiukan di antara kaum
konteks ini, khususnya dalam hubungan dengan Islam, katekese Kristianiyang merasakan risiko yang demikian "suatu komitmcn bagi
mendapat tempar yang sangat pcnting dan dipanggil untuk me'''ikul evangelisasidan katekese yang menyeluruh dan sistematis yang harus
tanggung jawab sulit yang diungkapkan dalam berbagai tugas, discrt"i deng"., kcsaksian yang menerjcmahkannya kc dalam
terutama memperdalam dan mcnguatkan, melalui adaptasi atau kehidup"n".to Pcrlulah mengatasi bahaya kctidaktahuen dan
inkulturasi yang memadai, jati diri kaum beriman khususnya bila pr"r"ngL", untuk mcmbantu kaum bcriman agar menycsuaikan diri
-
mcreka me rupakan kelompok minoritas- yang mcnemukan dirinya ,.."r" i.p", dengan Kitab Suci, untuk membangkitkan dalam diri
dalam perlumpaan yang mengikat antara IniilYesus Kristus dan pesan ,n.r.k" ru",u peng"l"m"n yang hidup akan doa, unuk membcla
agama-agama lain. Karena pertukaran ini, komunitas Kristiani yang mercka dari kekcliruan, untuk mcndidik mcrcka dalam tanggung
kokoh, b.tt.mat gat, )uga disiapkan, katekis putra daerah mcrupakan jawab bagi iman yang tclah mereka terima, sambil menghadapi situasi-
sebuah keharusan. Pada tempat kedua, katekese membantu situasi kesepian, kcmiskinan, dan penderitaan yang berbahaya dengan
mcnciptakan kesadaran akan kehadiran agama-agama lain, cinta akan iniil. Karcna hasrat religius yang dapar diungkapkan oleh
danmemudahkan umat Kristiani untuk membedakan unsut-unsur "sebuah pasar
gerakan-gerakan ini, mereka harus dipandang sebagai
dalam agama-agama lain itu yang bcrtentangan dengan pesan IGistiani, untuk dieva ngclisasi", dalam mana beberapa dari pcrtanyaan-
n"-un l,rg" mendidik mercka untuk menerima benih-bcnih Injil pertanyaan yang paling mendesak dapat mencmukan jawabannya'
|emina Wrbi) yang terdapat di dalamnya, dan yang kadang-kadang
iG.r.]" sebuah warisan rohani yang agung untuk
-.-iiiki
membenruk pcrsiapan dutentih bag; Iniil. dipersembahkan bagi umat manusia, suatu warisan dalam Krisrus'
rr
yang menyebut diri-Nya, "jalan, kebenaran dan hidup" (Yoh l4:6)
Pada tempat ketiga, katekese memajukan suatu pemahaman
misioner yan! hidup di antara kaum beriman yang diperlihatkan
dengan kesaksian yang jelas akan iman, dengan sikap hormat dan
BAB V

KATEKESE DATAM KONTEKS


SOSIO-BUDAYA'

Katekese dan budaya kontemporerz

202. Secara umum, dapat kita katakan bahrva baik katekcse maupun
evangelisasi dipanggil untuk "mcmbawa kekuatan lnjil ke dalam
ianrung budaya dan kebudayaan-kebudayaan".r Prinsip-prinsip yang
mengatur adaptasi dan inkulturasi katekesc telah dibicarakan.a
Cukuplah mencguhkan kembali bahwa pembicaraan karcketik,
men.iadikan "peraturan iman" sebagai Penuntunnya yang utama dan
perlu, ditcrangi oleh Magisterium Gereja dan lebih laniut disclidiki
oleh teologi. Haruslah selalu diingat bahwa seiarah katekesc, khususnya
dalam periode patristik, dari pelbagai pcrspektif, mcrupakan seiarah
inkulturasi iman, dan darisegi inilah, patut dipelajari dan dircnungkan
secara saksama, dan pada saat yang sama, sebuah seiarah yang terbuka
yang akan berlanjut menuntut waktu lama bagi asimilasi Injil yang
berkclanjutan. Dalam bab ini, bebcrapa penuntun mctodologis akan
diiabarkan sehubungan dengan tugas ini, sama nrendesak dan perlu,
tetap mudah dan terbuka bagi risiko sinkretisme dan salah pengerrian
yang lain. Mengcnai subiek ini dapat dikatakan, yang secara khusus
penting dewasa ini, bahwa ada keburuhan untuk reflcksi yang iauh
lebih sistematis dan menyeluruh tentang pengalaman kateketik'

Tugas-tugas katekese bagi inkulturasi iman5


203. Tugas ini mcmbcntuk satu keseluruhan organis dan secara singkat
diungkapkan sebagai berikur:
- untuk mcngetahui secara mcndalam budaya pribadi-prrbadi dan
scjauh mana budaya ini mercsapi kehidupan mcrckai
- untuk mcngcnal suatu dimcnsi budaya dalam Iniil itu scndiri,
sambil mcneguhkan, di satu pihak, bahwa budaya ini tidak muncul
dari humwbudayamanusiawi, dan pada pihak yang lain, mcngakui
bahwa Injil tidak bisa diasingkan dari kebudayaan-kcbudayaan
tcmpat lniil ditanam dan menemukan ungkapannya sepanjang
zaman;
180 BAB V Katckcsc Dalam Konrcls Sosio,budryz
Pcruniuk Umum lGtckcsc l8l

untuk memaklumkan perubahan yang mcndalam, pertobatan, yang positif, scbuah katckcsc adalah benar, bila dia membcri inspirasi bukan
dilaksanakan oleh Injil dalam kebudayaan sebagai "daya yang L"ny" p"d" asimilasi intclcktual iman, mclainkan juga mcnyentuh
mengubah dan melahirkan kcmbali";6 hati dan mcngubah tingkah laku. Maka, katekesc melahirkan suatu
'kehidupan yang dinamis yang disatukan oleh iman Katckese ini
untuk memberikan kesaksian tentang transendensi dan ketidak-
letihan Injil berhubungan dengan kebudayaan, sekaligus mem- meniembatani jurang antara iman dan kehidupan, antara Pesan
bedakan bcnih-benih Injil itu yang barangkali ada dalam budaya; Krisiiani dan konteks budaya, dan menghasilkan buah-buah
untuk memajukan suatu ungkapan baru Injilsesuaidengan budaya kekudusan yang sc)ati'
yang mcnerima evangelisasi, sambil mempcrhatikan sebuah bahasa
iman yang merupakan warisan umum para beriman dan karena Orang-orang yang bertanggung jawab
itu, suatu unsur fundamental kesatuan; dalam proses-proses inkulturasi
untuk mempertahankan secara utuh isi iman dan memastikan
206. "lnkulturasi harus melibatkan seluruh Umat Allah, tidak hanya
bahwa pcrumusan-perumusan doktrinal tradisi ditcrangkan dan
bcberapa ahli, karcna umat memantulkan scnsus fdci yang-autentik
dijabarkan, dengan mcmpcrlihatkan lingkungan budaya serta
yang t;k bolch diabaikan. Inkulturasi harus dibimbing dan didorong'
sejarah dari mereka yang dia.iar, untuk menghindari penodaan atau
nariun tidak boleh dipaksakan, kalau tidak akan mcnimbulkan reaksi
pemalsuan isi iman.
yang ncgatif di antara jemaat Kristiani. Inkulturasi harus menjadi
,.b*h p.ngungk"pan kehidupan jcmaat, yang harus menjadi matang
Proses-proses metodologis di dalam komunitas itu sendiri dan tidak hanya scmata-mata
204. Sambil mcnghindari semua manipulasi budaya, katekese, tidak saja merupakan hasil dari riset ilmiah'.s Tir)uan untuk mcnginkarnasi Iniil
dibatasi pada peniaiaran Injil dengan budaya "dcngan sedikit gaya yang;cruPakan tugas khusus inkulturasi menuntut kcrja sama dalam
dekoratif", mclainkan mcnampilkan Injil "secara vital, mendalam, L"t&.rc d"ti scmua yang hidup dalam siruasi budaya yang sama -
dengan masuk ke akar-akar budaya dan kebudayaan umar manusia".T klerus, pekcrja pasroral (katckis), dan kaum awam'
Hal ini mengandung suatu proses dinamis yang terdiri dari berbagai
unsur interaktif: mcndcngarkan kcbudayaan bangsa, untuk Bentuk dan sarana-saranl istimewa
mcmbcdakan suaru gema (lambanB, seruan, tanda) dari sabda Allah;
207. Di antara bcntuk'bcntuk yang paling sesuai untuk menginkulturasikan
membcdakan apa yanB mcmpunyai nilai Injil FanB autentik atau
iman, bcrmanfaatlah mcmperhatikan katekesc kaum muda dan
sckurang-kurangnya terbuka pada Injil; memurnikan e,pe yeng
katekesc orang dcwasa dengan memperhitungkan kcmampuan-
membawa tanda dosa (nafsu-nafsu, struktur kejahatan) atau kcrapuhan
kemampuan y"ng -.r.k" perscmbahkan agar menialin hubungan
manusiawii mempengaruhi manusia-manusia dengan mcrangsang im"n d"n kehidupan dengan Iebih baik lnkulturasijuga tidak
sikap pertobatan radikal kepada Allah, dialog, dan mcmatangkan batin "nt"ra justru karena
dapat diabaikan dalam inisiasi Kristcn pada anak-anak
dengan sabar. dalam proscs ini: memperoleh
d"mpak-dampak budaya yang pcnting
moti"asi baru'dalam kehidupan, pendidikan hati nurani' mempelajari
Kebutuhan akan kriteria dan evaluasi bahasa alkitabiah dan sakramental' pcngakuan akan kcpadatan hisroris
205. Dalam tahap cvaluasi, khususnya dalam upaya-upaya inisial atau dari Kristianitas.
eksperimentasi, hendaknya sclalu diperhatikan dengan saksam. .g.. Sarana istimcwanya ialah katekese liturgis dengan kekayaan
tanda-
proses katckctik benar-benar tidak dimasuki oleh unsur-unsur randa dalam mcngungkapkan pcsan Injil dan kemudahannya untuk
sinkrctis. Apabila hal ini terjadi, usaha-usaha mcnuju inkulturasi diterima untuk bcgitu banyak pihak Jemaat Allah' Khotbah Minggu'
ternyata berbahaya dan keliru, dan harus diperbaiki. Dalam ungkapan isi Buku Bacaan J"n rtruktw tahun liturgis harus dinilai kembali'
182 BAB V Karckcsc Dalam Kontcls Sosio-budayr Pctuniu[ Umum Krrckcc 183

bersamaan dengan kesempatan-kcsemparan lain bagi katekese yang Tlnpa mengulang apa yang tclah discbut tcntang mcdia massa di
mcmpunyai arti kh usvs (p€/hauinan, pemahaman, hunjungan hepada ,.-p",l"in,'' Ji ,ini diajukan beberapa petuniuk yang berguna.dalam
orang sahi, petta pelindang ordng hudus, dll.) Perhadan keluarga tetap inkulturasi: suatu pcnghargaan yang lebih besar bagi media karcna
sentral, karena keluarga merupakan pelaksana pe rtama penerusan iman mutu komunikasiny" y"ng istimewa, sementata itu mcnyadari
yang konkrer. mengimbangi bahasa gambar dan bahasa kata;.memelihara
,pentingnya
'"ni
Katekese juga memberikan penekanan khusus pada situasi multi- t liliut yrng r.li dari benruk-bentuk elspresi yang terpilih; promosi
suku dan multibudaya, tempar dia berhasil menemukan jauh lebih k.d.*"t""n k itit di antara para pendengar, m€rangsang mercka unruk
banyak hal dan menghargai sumber-sumber daya dari kelompok- menilai apa yang telah mercka terima dari media secara Pribadi dan
kelompok yang berbeda untuk menerima dan mengungkapkan iman mendalam; menghasilkan bantuan-bantuan kateketik yang sesuai
mereka. dcngan tu.iuan ini dan kerja sama yang cfektifdari scmua orang yang
terlibat dalam Prakarsa-Prakarsa Pastoral.rl
Bahasae 210. Katekismus, t eitrama Katckimus Gtcja Katolih sangat Penting dalam
208. Dalam aspek-aspek tertentu, inkulturasi iman merupakan rugas proses inkulturasi, dan harus dipakai scdemikian sePerti untuk
irn.nuniukk"n tingkat pelayanan yang luas... yang mengarahkan
linguistik. Ini berarti bahwa katekese menghormati dan menghargai
bahasa yang sesuai bagi pesan, khususnya bahasa alkitabiah, serta
inkulturasi, yang, agar efektif, harus selalu benar"'ra
bahasa Gereja yang historis-tradision al (ryahafut, linrgi)
dan bahasa Katchismut Gcrcja Katolik dengan ielas meminta persiapan
doktrinal (peramusan-perumusan kgmatih). ]uga perlu bagi katekese katekismus lokal yang memadai, dengan memasukkan adaprasi-
untuk masuk ke dalam dialog dengan bentuk-bentuk dan ungkapan- adaptasi yang dituntut ;lch beragam budaya, zaman, spiritualitas' dan
ungkapan yang sesuai dengan kebudayaan mereka yang menerima situasi sosial dan cklesial mereka yang menerima katekese'lt
katekese. Akhirnya, katekese harus merangsang pengungkapan-
pengungkapan baru Injil dalam kebudayaan tempar In.iil itu relah Lingkungan antropologis dan
ditanam. Dalam proses membudayakan Injil, katekese tidak perlu takut kecenderungan-kecenderungan budaya
menggunakan ungkapan tradisional dan bahasa teknis iman, namun
2l l. Injil mencari suatu katekese yang terbuka, murah hati, dan berani
harus mengungkapkan artinya dan memperlihatkan kepentingan
eksistensialnya. Sama halnya, adalah juga tugas katekese untuk menjangkau orang-orang di tempat mereka tinggal, khususnya
"berbicara dalam bahasa yang sesuai dengan anak-anak dan kaum ,rr.n.rnui inti p"rrgial (nuclei), di mana terjadi pertukaran-pertukaran
budaya yang palirtg Pcnting dan mcndasar, sePerti keluarga, sekolah'
muda dewasa ini pada umumnya dan bagi kelompok-kelompok lain:
lingkungan kerja, dan waktu bebas.
bahasa para pelajar, kaum cendekiawan dan ilmuwan; bahasa kaum
buta aksara atau bahasa orang-orang budaya sederhana; bahasa Penting bagi katekese untuk menilai dan memasuki Iingkungan'
penyandang cacat, dan lainJain". r0 lingkungan ini, karerr" di sanalah kecenderungan-kecenderungan
kuitur"l-y"ng b.r"r mempunyai dampak yang lebih besar sePerti delam
Media komunikasi mencipt;ka; dan mempopulerkan pola-pola hidup kota, berpindah-
pindah atau pengaruh gaya turis, dunia kaum muda, atau fenomena
209. Sarana komunikasi secara intrinsik berhubungan dengan soal bahasa.
i"in yang relw.n secara sosial. Sesungguhnya ada banyak bidang yang
Satu dari sarana-sarana yang paling efektifdan berpengaru h ialah media
h"rus dlterangi dcngan cahaya Injil",'6 khususnya bidang-bidang
massa. "Evangelisasi budaya moderen itu sendiri bergantung pada
kultural yang diku asai oleh "areopagi moderen " seperti komunikasi;
berapa besarnya pengaruh media."rr
kampanye bagi perdamaian, perkembangan dan pembebasan bangsa-
b"ngr.; p.-.iihnr"an makhlukciPtaan; pembelaan hak asasi manusia'
184 BABV Krtckcsc D:hm Kootcks Sosio-budap Pctuniuk Umum K:tckcc 185

khususnya, golongan kecil, wanita, dan anak-anak, riset ilmiah dan mana-mana, menyodorkan Petunjuk'Petunjuk Kateketik (dan sarana-
hubungan internasional. sarana yang seruPa), katekismus dan bantuan-bantuan, lokakarya dan
pur", p..-bin"-. Dalam cahaya dari apa yang telah diungkapkan
Campur tangan dalam situasi-situasi konkret dalam'pctuniuk sekarang ini, haruslah ada peninjauan kembali dan
pembaruan buku-buku petunjuk setemPat. Ini
harus merangsang
212. Proses inkulturasiyang dilaksanakan olch karekesc senantiasa dipanggil
Lompetisi antara Pusat-Pusat riset, sambil tetap terbuka bagi
untuk menghadapi banyak situasi konkret yang berbeda-beda. Di sini
, p.ng"l"-"n prr" katckis dan memberi semangat bagi partisipasi umat
discbutkan beberapa situasi yang paling sering dan relevan. Pcrtama,
Allah.
haruslah dibedakan inkulturasi di negara-negara yang baru saja mcniadi
Kristcn, di mana pcwartaan pcrrama Injil masih harus dikokohkan,
Prakarsa yang dituntun
dari inkulturasi dengan tradisi Kristiani yang pqnjang dan lama yang
membutuhkan evangelisasi baru. 214. Pentingnya masalah ini, serta tahap riset dan ekspcrimentasiyang harus
m.nuntut pr"karsa-prakarsa yang dituntun oleh para Pastor yang
Harus pula dipcrhatikan situasi-situasi yang tcrbuka bagi konflik "d",
sah, yang mcncakuP:
dan ketcgangan yang timbul dari faktor-faktor scpcrti pluralisme suku,
- pio*ori penyebarluasan katekese yang mcnolong- mcngatasi
pluralisme agama, perbedaan-pcrbedaan perkembangan yangkadang-
ttidakt"huan dan informasi yang keliru, halangan besar setiap
kadang tajam; gaya hidup kota dan luar kota, sistem pemikiran yang
usaha inkulturasi: yang membuka jalan bagi dialog dan keterlibatan
dominan, yang pada beberapa negara sangat dipengaruhi oleh
langsung pribadi-pribadi yang dapat menuniukkan cara-cara yang
sekularisasi masal dan oleh religiositas yang kuat di lain pihak.
paling efektif untuk memaklumkan lniil;
Akhirnya, inkulturasi berusaha menghormati kccenderungan-
- m.l"ksan"kan skcma pcrcobaan inkulrurasi iman dalam program
keccndcrungan kultural yang pcnting pada suatu ncgara khusus, yang
yang dibangun oleh Gereia: Katckumcnat orang dcwasa mcnurut
ditampilkan dalam pelbagai strata sosial dan profesional, scperti pria
irciR ..t!"nd"ikan Peranan dalam hal ini yang berpengaruh
dan wanita yang bergerak di bidang budaya dan ilmu pengetahuan,
khusus;
dunia para pekcrja, kaum muda, kaum pinggiran, orang-orang asing,
- bila, dalam daerah gereiani yang sama ada bcbcrapa kelompok suku
dan penyandang cacar. Dalam ungkapan yang lebih lazim, "pcm-
dan bahasa, adalah selalu bermanfaat menyiapkan teriemahan dari
bcntukan orang Kristen akan sangat memperhitungkan budaya lokal,
penuntun dan buku-buku pctuniuk dalam pelbagai bahasa' dengan
yang memberikan sumbangan bagi pembentukan itu sendiri, dan
m.mpromosik"n suatu pelayanan kateketik yang homogcn bagi
mcmbantu menilai, nilai-nilai apakah yang ditanam dalam tradisi atau setiap kelompok;
dianjurkan dalam pe ristiwa-peristiwa moderen' Perhatian harus
- rn.nyrr.,n.r.,u dialog belaiar timbal-balikdan kesatuan-di antara
diberikan kepada budaya-budaya yang berbeda yang dapat ada dalam
Gercia'Gercja, dan antara Gereja-Gereja dcngan Takhta Suci: yang
bangsa yang satu screntak sama".r7
dapat membcn"rkan pengalaman, kriteria, program' sarana' dan
inkulturasi yang lcbih absah, baru, dan segar'
Tilgas Gereja-Gereja lokals
213. Inkulturasi mcrupakan suatu tugas bagi Gereja-Gereia partikular dan
dimaksudkan bagi semua bidang kehidupan Kristiani, justru karena
sifat inkulturasi yang terjadi dalam situasi konkret dan khusus,
"perhatian yang benar bagi Gereja-Gereja partikular akan mempcrkaya
Gereja. Hal ini mendesak dan penting".re Untuk malaud ini, dan
sangat menguntungkan, bahwa Konperensi Para Uskup, hampir di
186 Cateten Keki Pctuniuk Umum lGckcsc 187

Catetan kaki 8) B,lk. lKor lStll;Ef 4t13.


9) 8/t. colNcAT, 33-84.
Bagien [V
l0) 8/t. colNcAT, 26-30.
ll) LG 3t bdh. EN 70; ChL 23.
t2) Bdl. chL 57-59.
l) 8/1. RM l5; EN 49-50; CT 35 dss; RM l4i 23.
l3) B/k. DCG (t97 tt, 97.
2) BdL. Luk 4:18.
t4) Bllc. Ragian l, Brb II; DCG (t971),96.
3) BdL. Mtk 16:15.
t5) Bdh. DCG (197 t) 78-Bt; CT 36-37 .
4) 8/1. Pcngantar Umum.
16) , DCG (t97t) 78-79; ChL 47.
,) DCG (t97t),77.
t7l Bdt. chL 47.
l8) Mrk I0:14.
Bab I
lr) BdL. DCG (t97 t\ 78-79; CT 37.
20) Bah cT 37.
1) EN 49-50: CT l4; 35 dss.
2t) ,/1. KONGREGASI SUCI UNTUK IBADAT, Pcmniul unnl Mia krama ana*'
2\ RH 13; D/1. EN 31.
aaal, AAS (t6 (1971) hlm. 30-16.
3) BdL. RII t3-r4; CCC 24. (t971\ 7r.
22\ BdL. DCG
4) B/1. DCG (t97t),75.
23\ Bdl. DcG (t97 rl 7I, 79.
5\ BdL. DCG lr97 t), 2t. 24) 8/*. DCG (1971) 80-81; CT 42,
6) cT 13.
25\ B/1. DCC (1971\ 82-91; EN 72r CT 38-42.
7) 8/1. GS 44; EN 63; CT 3l; CCC 24-25.
26) Bdl. DcG (r97 t) 83.
8) GS {4. Ddem Bagian ini isi|r,h adaptasi dzn iabbtrai diplkzi kztcnr diguneken
8/1. Pcngrnt:r Umum, 23-24.
delem Magistcrium dan kercna rhsrn-elasrn prrktis. Istilah pcrt.m. tcrut.ma
ditcrapkrn pedrpcthatiln yrngdibcdkt kcprdr pribadimanusia, scdengkrn istilah 28\ Bdl. DCG (t97t\ 82; EN 72; MDP 3; CT 38-39; ChL 46; TMA 58.

yang kcdur pade kontekr-kontcls kcbudayren. 29) GE 2; ChL 42.


9) Bd*. RM 33. 30) Bllz. Mat l\16-22; r/1. YOHANES PAULUS I[, Surat Apostolik kcpade Keum
l0) ccc 21. Mtdz, Parati *mpo (31 Merct 1985): AAS 77 (1985), hlm. 579-628.

I l) RH I{. 3l) 8/t. YOHANES PAULUS ll, "Paraci *mpcr", no. 3.


)21 ChL 46; DCG (1971) 89.

Bab II 33) DCC (1971) 84-89; CT 38-40.


34) DCG (1971) 87.

l) Bdl. cf 45. 3t) T!ma-teme lain mcncakup: hubungan .n!2ra iman dan akal budir cksistcnsi drn
artiAlleh, oesalah kcjaheran, Gcrcja; tata monl objcktifdelam hubungn dcngan
2) a/1. Bagiro I, Bab II, oo. 112"144;DCG (1971) 20t 92-97;Cf 43-44i COINCAT,
subjcktivins pribadi; pcrtcmuan anteta pde dan w:nita; aiten sosid Gcrcir'
Ketckcsc onng dcwesr dalam komunitar Kristirni, 1990.
36) cT 40.
3) Bdl. DCG (r97r) 20; CT l9; 44; COINCAI, l0-18.
37\ Bdl. DCC (t97r) 95r ChL 48.
4) ,/1. cotNCAT l0- 18.
38) Bdl. cl.L 48.
5) c'f 44.
6) BdL. CT 19.
7\ Bdl. DCG 9 (1971) 92-94; COINCAT, 20-25;26-30;33-64.
188 Crraren Kaki Pouniuk Umum tGrekcsc 189

Bab III 20) Ftnomtn rktc-tcitc atau genhan-gerahan agama bant: tantangan pattoral, cit,, do.
5'4'
r) Bdh. DcG it97 t\ 9tt CT 4t 2t) RM 38.
2) Bdk. cT 59.
Bab V
Bab IV
l) Ml. bzgizn II, b:b l; DCG (t971) 8; EN 20; CT j3; RM 52-j4; YOTIANES
PAULUS II, Pcmbicaran kcpada pare rnggoca Sidang Inrcrnasionel Katckcsc,
l) KN 5l-56r MPD 15.
L'Arrvator Romanq 27 Scprcmbu 1992; bd*. KONGREGASI LTNTUK IBADAT
2\ 8/*. Pengantar Umum. DAN DISIPLIN SAKRAMEN-SAKRAMEN, lia rgi Roma dan lnhuhtrai, t994;
3) Bdk. EN 54. Komisi lntctnasionef Tcologi, Dokumen rntang inan dan inlulmrasi: (25 Jar,uarri,
4\ Bdh. lPtr 3:15. l98J); AAS 87 (199J) hlm. 288-319 Cornrnitio Thohgica tcncang lman lan
Inluburai (3-B Oktobcr, 1988). Aniuran Apostolik Ec.Ltia in Arti*4 (Gcrcja di
5) Bdh. DCG (197 t) 6; EN 48; CT 54.
Afiha) (1995); bdl Pcmbicrun Yohancs Prulus II kcpada pclbegai Gcrcja delam
6) F_N 48. kunjungen-kuniungrn pestoralnye.
7) EN 48. 2) Bdb. EN 2o;63; Cf 51i FM 52-54; CCC 172-175.
8) 8/t. PAULUS VI, Anjuran Apostolik Mariali abu (2 Fehru*i 1974), no.24,25, 3) cT 53.
29, AAs 66 (1979), hlm. t34-136, r4r.
4\ 8/t. Brgirn II, Brb I.
9) Bdk, DCG (t97t) 27; MPG 15; EN 54. CT 32-34t SIDANG KEPAUSAN
r) CT
UNTUK PENGEMBANGAN KESATUAN KRISTIANI, Pctutjuk untt*
p.rrdapan printip-pinlip dan norma-norma Tang bokcnaan dcngan Elrmcaimc, 6) Bdt.'3.
cf 53.
6l AAS 85 (1993) hlm, 1063-1064; TMA 34; bdk. Ut urm sint (25 Mci, 1995) 7) EN 20.
no. l8 AAS 87 (1995), hlm. 932. 8) RM
t0) cf 32. ,) BAh. '4. 59.
Cf
ll) ,/t. uR l l. l0) CT
r2) Bdh. funnjuh unnk pcncrapan printip-ptintip dan norma-norma yang bcrhmaan ll) RM '9.
,7.
dcxgan Elumcnirma no. 190; 1.a, hlm. I 107.
l2) 8/1. Bagian tll, Bab II.
l3) Bdk. cT 33.
l3) Bdh. DcG (197t), 123.
14\ Nottra Actatc, SEKWiIARIAT UNTUK KESATUAN KNSTIANI, Komisi unruk
lahm P.uatdan l4) YOHANES PAULUS II, kcprda para anggotr COINCAT l.c.
relasi agama-agamr den ganYudaisme, Banga Yahudi da n Yu/annc
dan ha&ac Gcrcja 24 Jtni 1985. lr) CCC 24; YOI{ANES PAULUS ll, Fidci Dcpotirun 4.
rt) ccc 839. t6) Bdh. PJyl 37.

l6) Ya* dan Yudainc dahm peuartaan dzn kat&ac Gcrcja, no. Yll. t7) chl 63.

17) Bdk. Nostra Actatc, 4. l8) 8/1. Bagian Y Brb IV


l8) Bdh. EN 53; MPD li; ChL 35; RM 55-57; CCC 839-845; TMA 53; l9) EN 63.
KONGREGASI SUCI UNTUK EVANGELISASI PARA BANGSA _ SIDANG
KEPAUSAN UNTUK DIALOG ANTAR AGAMA, Diahg dan Peuartaan (19
Mei 1991)r AAS 84 (1992), hlm. 414-446;1263
l9) Laporan SEKRETARIAI UNTUK KESATUAN KRISTIANI, SEKRETARIAT
UNTUK ORANG-ORANC BUKAN KRISTIANI DAN SEKRETARIAT
UNTUK ORANG.ORANG YANG TIDAK PERCAYA DAN SIDANG
KEPAUSAN UNTUK KEBUDAYAAN Frza mcna rhte+cttc atat gcrakan-gcralaa
agama baru: tantangan pattoral L'Oscruatorc Ronano,7 Mei 198G.
BAGIANV
KAIEKESE
DAIAM GEREJA PARTIKULAR
KATEKESE DAIAM GER-EJA PARTIKUTAR

"Kemudirn neiklalr Yesur kc at* bukir. h mcmeoggil onng.or.ng frng


dikchcndrki-Nya dan mocta pun drtang kcprde-Nyl Ia mcnctepkro dur
bclar orang unrul mcnycrtai Dia den unruk diutus-Nye mcmbctiutao
Injil den dibcri-Nya kuasa unruk mcngusir sctrn" (Mrk 3:t3-15).
"Bctbahrgialah cngkau, Simon bin Yunus scbab buken menurir yang
mcn/atakan hu Lcpademu, mclainken Bapa-Ku yang di surga, Dlo Aku .

pun bcrklta k.pldrmir 'Engkau rdalrh Pctrus dan di atrs batu kenng ini
Aku al,.an rncndiriken jcm&t-Kd" (M.r l6:17-18).
Gcreja Ycruselem y:ng digerrkken olch Roh Kudus mchhirken Gcrcje-
Gercja: "jcmeat Allfi di Korintus" (lKor l:2); "jcmart-jemrar di Asir
Kecil" (lKor 16:19); 'icmaat l(istus di Yudca" (Gd l:22); "rufuh jcmrec
Efesus, Smirnl Pcryemun, Thyatira, Serdis, Philadclphil bodisct' gdl.
!l/hy 2:l-j,22\.

Arti dan tujuan Bagian Kelima


215. Dari yang tclah dibicarakan dalam bagian-bagian terdahulu
^pa
berkaitan dcngan sifat katekesc, isi, pcdagogi, dan mcrcka yang mc-
nerima katckcsc, muncullah di situ si6t karya pastoral karckctik, yang
dilaksanakan dalam Gereja-Gcreja partikular. Bagian Kclima dari
Petunjuk ini menyajikan unsur-unsurnya yang Iebih penting.
216. Bab pertama mercnungkan tentang pelayanan katcketik dan para
pelaksananya. Katekcse merupakan tanggung iawab bcrsama namun
juga dibcda-bcdakan. Para Uskup, imam, diakon, biarawan-biarawati,
dan kaum awam mcmainkan pcranan mereka, masing-masing sesuai
dengan tanggung jawab serta karismanya.

Bab Kedua menganalisis pembinaan katekis, suatu unsur yang me-


nentukan dalam kegiatan kateketik. Bila perlu katekese harus disaiikan
dengan bahan-bahan kateketik yang sahih, namun lebih pentinglah
mempcrsiapkan para katekis yang kompeten. Bab Kctiga mempelaiari
/acr tempat katckcse dilalaanakan.
Bab Keempat lebih mcmpelajari aspck-aspek organisasional katekese:
struktur tanggung jawab, koordinasi katekese dan tugas-tugas yang
khusus bcrkaitan dcngan pelayanan kateketik. Petunjuk-pctunjuk dan
sarana-sarana yang dibcrikan dalam bagian ini tidak dapat langsung
diterapkan pada saat yang sama di scmua bagian Gcrcja. Bagi ncgara-
ncgara yang kcgiatan kateketiknya belum mencmukan sarena untuk
194 Ketckac Drlem Gcreja Panikult

BAB I
mcnspai tingkat pcrkcmbangan yang cukuP, oricntasi scrta samn-
saran itu hanya mcmberikan sedcretan tuiuan yang hcndaknya dicapai
sccara bcrtahap.
PELAYANAN KATEKESE DAIAM GEREJA
PARTIKUIAR DAN PARA PELAKSANANYA

Gereja partikular'
217. Pewartaan, pcncrusan, dan pengalaman Injil yang dihayati diwuiudkan
dalam Cercia partikular'1 atau Kcuskupan.s Gercia partikular terdiri
atas komunitas para murid l(ristus,{ yang hidup sccara konkret dan
nyata dalam ruang sosio-budaya tcrtcntu. Setiap Gcrc)a partikular
"menghadirkan Gcrc)a universal bcrsama dengan semua unsurnya yang
esensial."t Kcnyataannya, Gercja univcrsal, yang berbuah hasil oleh
Roh Kudus pada Pentakosta pcrtama, "melahirkan Gercia-Gercja
partikular scbagai anek-anak dan diungkapkan olch mcrcka".6 Gercja
' univcrsalsebagaiTi.rbuh Kristus, mcnjadi nyata sebagai "Tubuh Gereia-
Gercji'.7
218. Pewartaan Injil dan Ekaristi adalah dua tiang urama. Pada tiang-tiang
itu, Gereja partikular dibangun dan di sekitarnya Gcreia partikular
bcrkumpul. Sepcrti Gcrcja univcrsal, Gereia partikular iuga "ada untuk
cvangclisasi",s Katckcsc mcrupakan suatu kcgiatan evangclisasi basis
bagi setiap Gcrcje partikular. Mclalui katckese ini, Gcrcia Partikular
memberikan kcpada scmua anggotanya, dan scmua yang datang
dcngan kerinduan untuk mcmpcrscmbahkan dirinya kcpada Yesus
I(ristus, suatu proscs formatifyang mcngizinkan pcngetahuan, perayaan'
hidup, dan pewanaan di dalam cakrawala budaya yang khusus. Dcngan
cara ini pengakuen iman tujuan katckesis dapat dimaklumkan
- -
oleh para murid I(istus "dalam bahasa mereka sendiri".' Scbagaimana
pada Pentakosta, demikian juga dewasa ini, Gercia Kristus "hadir dan
berkaryd'ro di dalam Gcreia-Gercja partikular, "berbicara dalam scmua
bahasa',rr karena bagaikan scbatang pohon yang rumbuh, dia
mcmpcrpanlang akar-akarnya kc dalam scgala kcbudayaan.

Pelalanan katekese ddam Gereja partikular


219. Didalam semua pclayanan yang dilaksanakan Gercja Partikular untuk
mcwuju&an misi cvangclisasinya, katckese menduduki tcmpat yang
pcnting.r2 Bcberapa si6t pcnting bcrikut ini digarisbawahi:
196 BAB I Pcleyanan Dalam Gacjr Prnikular Dan Prra Pchlsananla Pcrunjul Umum Krtckoc 197
l-..-'
a) Di dalam Keuskupan, katekese merupakan pelayanan Fang unikrl Komunitas lGistiani dan tanggung jawabnya bagi katekcse
yang dilaksanakan bcrsama-sama dengan para imam, diakon,
220. Katckese adalah tanggung iawab scluruh komunitas Kristiani. Sesung-
biarawan-biarawati, dan kaum awam, dalam kesatuan dcngan
guhnya, inisiasi Kristcn, "hendaknya tidak menjadi karya para katekis
Uskup. Seluruh komuniras Kristiani harus merasa bertanggung
dan imam scmata, mclainkan karya seluruh komuniras bcriman".rt
jawab bagi pelayanan ini. Bahkan bila para imam, diakon,
Penerusan pcndidikan iman mcrupakan persoalan yang mcnyentuh
biarawan-biarawati, dan kaum awam berkatekese secara umum,
seluruh komunitas; olch karena itu, katckcsc merupakan suatu kcgiatan
mcreka melaksanakannya dengan cara yang berbeda-beda, masing-
mendidik yang timbul dari tanggung jawab khusus sctiap anggota
masing sesuai dengan keadaannya yang khusus dalam Gcreja
komunitas, dalam scbuah konteks hubungan yang kaya, schingga para
(pchyan-pehyan t.rtdhbit, haum bidup bahti, dan umat boihan
katekumen dan mcrcka yang mencrima katekcsc dimesukkan secara
Kristiani).ta Melalui mereka semua dan fungsi mereka yang
aktif dalam kchidupan komunitas. Komunitas Kristiani mcngikuti
bcrbeda-beda, pelayanan kateketik mcncruskan sabda dengan cara
perkembangan proses kateketik, bagi anak-anak, kaum muda dan
yang sempurna dan mcmberi kesaksian tentang rcalitas Gereja.
orang dewasa, scbagai suatu tugas yang sccara langsung mclibatkan
Seandainya satu dari unsur-unsur ini tidak ada, maka katckese
dan mengikat mcrcka.r6 Lagi, pada akhir proscs katckctik, adalah
akan kehilangan sesuatu dari kekayaan serta artinya yang
tanggung jawab komunitas Kristiani untuk menyambut mcrcke yang
scsungguhnya;
mencrima katckcsc dalam suaru lingkungan persaudaraan, 'di &lam
6) Di lain pihak, katekesc merupakan pelayanan Gereja yang
lingkungan ini, mcrcka akan sanggup menghayati secara lcngkap ape
fundamental, yang tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan
yang telah mercka pelajari".r'
Gereja. Katekese bukanlah suatu karya yang diwujudkan dalam
221. Komunitas Kristiani tidak hanya memberi banyak hal kcpada mcreka
komunitas berdasarkan alasan pribadi atau semata-mata karcna
yang mcndapar katekcse, melainkan juga menerima banyak hal dari
prakarsa pribadi. Pelayanan katekese dilaksanakan atas nama Gereja
mercka. Orang-orang yang baru bertobat, khususnya kaum remaia
dcngan mengambil bagian dalam pcrutusan.
dan orangdcwasa, dalam kesctiaan kepada Yesus IGistus, mcmbawa pada
r) Pelayanan katekctikdi antara semua pelayanan dan karya Gereja
- sendiri yang muncul dari peran khusus
memiliki karakter
komunitas yang mcncrima mercka, kckayaan manusiawi dan religius
-kcgiatan kateketik dalam proses evangelisasi. Tilgas katckis, sebagai yang baru. Maka, komunitas ini bertumbuh dan bcrkcmbang. Katckcsc
tidak hanya mcmatangkan iman mereka yang mcncrima katekesc,
pendidik dalam iman, berbeda dari tugas para petugas pastoral
melainkan juga mcmbawa pada kematangan komunitas itu sendiri.
lainnya (liturgis, harya amal hasih, dan roczl) bahkan bila itu
dilaksanakan dalam kerja sama dengan mercka. Namun, sementara seluruh komunitas llristiani bertanggung jawab
$ Agar pelayanan kateketik dalam Keuskupan berbuah hasil, akan katekese Kristiani dan semua anggotanya membcrikan kesaksian
pelayanan ini harus melibatkan para petugas lainnya, tidak secara tentang iman, hanya bcberapa anggotanya mencrima mandat eklesial
khusus katekis, yang mendukung dan mcnopang kegiatan katekctik untuk menjadi katekis. Bersama dengan perutusan perdana yang di-
dengan melaksanakan tugas-tugas yang tak bisa dilepaskan seperti: miliki para orang tua dalam hubungan dengan anak-anak mereka,
pembinaan para katckis, pen€rbitan bahan-bahan katekctik, Gereja membcrikan tugas berat untuk sccara utuh dan khusus mcnc'
rcfleksi, organisasi, dan perencanaan. Para petugas ini, bersama ruskan iman didalam komunitas, yang secara khusus dirbut parr anggoa
dcngan para katekis melayani karya kateketik yang sama dari umat Allah.rs
Keuskupan bahkan bila tidak scmuanya mcmainkan peranan yang
sama atau bertindak pada basis yang sama.
198 BAB I Pclayanan Dalam Gcreja Panikulat Dan Para Pelaksananya Pouniuk Umum K:tcks< 199

Uskup mempunyai tanggung jawab pertama yng jclas, hohcrcn, dzn mcnlcluruh"
- bahwa ia mcmbuat "program
bagi katekese dalam Gereja partikular dalam Keuskupan untuk menjawab kebutuhan nyata umat
222. KonsiliVatikan II menekankan pentingnya pewartaan dan Penerusan beriman: yang harus dimasukkan dalam rencana pastoral
In)il dalam pelayanan keuskupan. "Di antara tugas-tugas mendasar keuskupan dan diatur bersama dengan Program-Program
para Uskup, pewartaan Injil menduduki tempat utama".re Dalam Konperensi \(ali Gcreja.

memikul tugas ini, di atas segalanya, para Uskup adalah "bentara


iman",2o yang mencari murid-murid baru bagi Yesus Kristus, dan Para imam, gembala dan pen didik dffikomunitas Kristiani
"guru-guru autentik",2t yang meneruskan iman kepada mereka yang 224. Fungsiyang sesuaidengan imamat dalam tugas kateketik muncul dari
dipercayakan dalam pemeliharaan mereka agar dirangkul dan dihayati. Sakramen Imamat yang telah me reka tcrima. "Melalui sakramen itu,
Pemakluman misionet dan katekese merupakan dua aspek dalam para imam karena pengurapan Roh Kudus, ditandai dcngan suatu
kesatuan yang erat dari pelayanan kenabian para Uskup. Untuk melak- karakter khusus, dan dengan demikian diserupakan dcngan Kristus
sanakan tugas ini, para Uskup menerima "karisma kebenaran".22 Imam, schingga mereka sanggup bcrtindak dalam pribadi Krisrus
"Melebihi yang lainnya, para Uskup adalah yang pertama-tama ber- Kepala".'o Karcna penyerupaan ontologisnya dengan Kristus,
tanggungjawab par exce llcnce 6agi karekese dan para katekis".23 Dalam pelayanan para imam adalah suatu pelayanan yang mcmbentuk
sejarah Gere,la, pengaruh besar para Uskup yang agung dan kudus komunitas Kristiani, mengatur, dan meneguhkan karisma-karisma
jelas nyata. Tulisan-tulisan dan prakarsa mereka menandai periode serta pelayanan yang lain. Dalam katekese, Sakramen Imamar
katekumenat yang paling kaya. Mereka melihat katekese sebagai tugas membcntuk para imam meniadi "pendidik iman'.3r Olch karena itu,
pelanan mereka yang paling mendasar.24 mereka berkarya agar mclihat bahwa umat beriman dibcntuk dengan
223. Perhatian pada kegiatan kateketik ini akan membawa Uskup untuk tepat, dan mencaPai kcdewasaan lfuistiani yang sejati.r'1Di lain pihak'
menerima "pengarahan katekese menyeluruh"2t dalam Gereia ' sadar, bahwa "imamat pclayanan"'3 mereka ada pada pelayanan
partikular yang antara lain mencakup: "imamat umum umat beriman",s{ para imam memaiukan panggilan
- bahwa ia meniamit prioritas efehtif\agi katekese yang aktif dan dan karya para katekis dan membantu mereka melaksanakan tugas
menghasilkan buah dalam Gerejanya "dengan mengerahkan orang- yang muncul dari Sakramen Pcrmandian dan diwujudkrn karena
orang penting untuk pelaksanaan, sarana dan alat-alar, serta sumber perutusan yang dipcrcayakan kepada mcreka oleh Gcrcia. Maka, para
keuangannya";26 imam mcwujudkan permohorian yang dibuat oleh Konsili Vatikan II
- bahwa ia memiliki perhatian pada katekese dengan camPur tangan bagi mereka: "mengakui dan mema)ukan martabat kaum awam dan
langsung dalam penerusan Iniil kepada kaum beriman, dan bahwa Jt
peranan mereka yang khusus dalam pcrutusan Gereja"
dia hendaknya waspada, sehubungan dengan keaslian iman serta 225. Tugas-tugas katekctik yang sesuai dengan imamat khususnya dengan
mutu teks-teks yang digunakan dalam katekese;'?7 pastor paroki adalah:
"bahwa dia menghasilkan dan mempertahankan ... ruatu tetnangat
- - membina ru.sa tdnggung jduab bcrsama bagi katekese dalam
yangsejati bagi hateherr, semangat yang dimasukkan ke dalam suatu komunitas Kristiani, sebuah tugas yang melibarkan scmua orang,
organisasi yang efektif dan yang berkaitan dengan itu",28 ke luar pcngakuan dan penghargaan bagi para katekis dan Perutusan
dari jati diri yang mendalam akan pentingnya katekese bagi mereka;lu
kehidupan Kristiani keuskuPan; - mempcrhatikan orient*i daur hatckarr dan perencanaannya dengan
- bahwa ia menja min 'hgar para hatehis dilersiapkan sccara memadai memterikan pcnckanan pada partisipasi aktif para katekis dan
untuh tugas mereha, karena telah dcngan baik menerima pela)aran mcnegaskan agar "katekese ditata dan diarahkan dcngan baik";37
tentang ajaran Gereja dan mcmiliki baik pengetahuan teoritis - mcmaiukan dan mcmbedakx p anggi hn'pangihnbagiPelayanan
maupun praktis tentang hukum psikologidan metodc pendidikan" 'ze
200 BAB I Pclayanan Dahm Gcrcia Panikular Dan Para Pclaksananya I'<runruk Umum Katclcsc 20I
L/'
katckese, dan sebagai katekis dari para katekis, memperhatikan menjadi timbal-balik dan "dalam suatu dialog kateketik scmacem ini,
pembinaannya dengan memberikan perharian paling besar pada setiap individu menerima dan memberi".{l Karena alasan inilah
tugas ini; komunitas Kristiani harus memberikan perhatian yang amat khusus
- mengintegrasi kegiatan kareketik dalam program "evangelisasi pada orang tua. Melalui hubungan pribadi, pertemuan-pcrtemuan,
homunitas" dan memelihara hubungan antara katekese, sakramen, kursus, dan juga katekese orang dcwasa yang ditujukan bagi orang
dan liturgi; tua, komunitas Kristiani harus menolong mereka mencrima tanggung
- menjamin ikatan antara katckese komunitasnya dengan program jarvab
-
yang dewasa ini sungguh berat
-
untuk mendidik anak-
?dttoldl hcuthupan dengan menolong para karekis menjadi mitra anak mcreka dalam iman. Hal ini sungguh menekan di dacrah-dacrah
kerja yang aktifdalam program keuskupan yang sama. di mana undang-undang sipil tidak mcngizinkan atau mcmpersulit
kebebasan pendidikan dalam iman.a' Dalam hal ini "Gercja rumah
Pengalaman menunjukkan bahwa mutu katekese dalam scbuah
tanggd',46 pada dasarnya merupakan satu-satunya lingkungan tcmpat
komunitas sangat bergantung pada kehadiran dan kegiatan imam.
anak-anak dan kaum muda bisa menerima katekese yang autentik.

Orang tua, pendidik perdana anak-anak mereka38


Peranan biarawan-biarawati dalam katekese
226. Kesaksian hidup Kristiani yang diberikan oleh orang tua dalam
228. Gereje secara khusus memanggil mcreka dalam hidup bakti kepada
keluarga datang kepada anak-anak dengan kelembutan dan hormat
kegiatan kateketik dan ingin agar "komunites-komunitas religius se-
orang tua. Maka,grnak-anak menerima dan dengan gembira
dapat mungkin mengabdikan kemampuan dan sarana yang ada pada
m€nghayati kedekatan Allah dan Yesus yang riienjadi nyata melalui
mereka bagikarya khusus katekese".aT Sumbangan khusus bagi katekese
orang tua mereka sehingga pengalaman Kristiani yang pertama ini
dari biarawan-biarawati dan anggota serikat-scrikat hidup apostolik
sering meninggalkan jejak-jejak yang menentukan yang berlangsung
muncul dari keadaan mcreka yang khusus. Kaul mcnurut nasiha( Injil,
sepanjang hiduprlKebangkitan religius masa kanak-kanak yang terjadi
yang menandai hidup religius, merupakan suatu hadiah bagi segenap
dalam keluarga ini tidak tergantikan.refengalaman ini menjadi kokoh,
' komunitas liristiani. Dalam kegiatan kateketik keuskupan, sumbangan
bila pada kesempatan peristiwa dan pesta-pesta tertentu dalam
mereka yang asli dan khusus tidak pernah bisa diganri olch para imam
keluarga, "diusahakan untuk untuk menguraikan di rumah makna
atau kaum awam. Sumbangan orisinal lahir dari kesaksian publik akan
IGistiani atau religius kejadian-kejadian inif dan semakin diperdalam
persembahan mcreka yang membuat mcrcka menjadi suatu tanda yang
bila orang tua memberi komentar tentanf katekese metodologis yang
hidup realitas Kerajaan: ")ustru kaul nasihat-nasihat ini, dalam satu
kemudian akan diterima anak-anak mereka dalam komunitas Kristiani
gaya hidup yang permancn yang diakui Gerejalah, yang menandai
dan menolong mereka untuk menyesuaikannya. Sesungguhnya,
hidup yang dibaktikan kepadaAllah'.aB Valaupun nasihat-nasihat lniil
karekese keluarga, mendahului, menyertai, dan memperkaya semua
harus dihayatioleh setiap orang Kristiani, mereka dalam hidup bakti
benruk katekese".ar
"mewujudkan Gerela dalam keinginan mereka untuk menyerahkan
227, Dalam Sakramen Perkawinan, orang tua menerime "rahmat dan
diri kepada radikalisme Sabda Bahagii'.{e Kesaksian kaum religius
pelayanan untuk memberi pendidikan liristiani kepada anak-anak
yang disatukan dengan kesaksian kaum awam memperlihatkan satu
mereki'.42 Kepada mereka, orang tua meneruskan dan memberi
wajah Gere.la yang adalah suatu tanda Kerajaan Allah.t0
kesaksian tentang nilai-nilai manusiawi dan re[igius. Kegiatan
229. "Banyakrarckat religius pria dan wanita didirikan untuk menyeleng-
mendidik yang manusiawldan religius mcrupakan "suatu pelayanan
garakan pendidikan Kristiani kepada anak-anak dan kaum muda,
,seiati".a3 Melalui pelayanan ini Injil diteruskan dan disIn ari sehingga khususnya mereka yang paling terlantar".'r Karisma yang sama para
kehidupan keluarga diubah menjadisuatu perjalanan iqnan dan sekolah
pendiri begitu rupa sehingga banyak kaum religius dewasa ini bekerja
ke!]dupan Kristiani. Ketika anak-anak bertumbuh, pertukaran iman
sama dalam katekcse keuskupan bagi orang dewasa. Sepanjang seiarah
202 BAB I Pchpnro Drhm Ccrc)a Prnikuhr D:n Prn Pcl:ksanrnya Pctuniuk Umum tGtckcsc 203

banyak biarawan dan biarawati telah mcmbaktikan diri bagi karya dan mencrima tugas dari Gere)a memperolch tingkat-tingkat
kateketik",'2 Karisma-karisma awaltr bukanlah suaru pertimbangan pcngabdian yang berbcda-beda selaras dcngan sifat-sifat khas setiap
marginal bila kaum religius menerima tugas-tugas karekctik. Sambil indiridr. K"d"ng'kadang katekis bisa bekcrja sama dalam pelayanan
tetap mempcrtahankan keutuhan sifat katckese itu sendiri, karisma katekcsc dalam satu pcriodc yang terbatas atau scmata hanya kadang-
scbagai komunitas religius mengungkapkan tugas bersama ini namun kadang, namun itu sclalu merupakan pclayanan yang bcrharga dan
dengan penekanannya sendiri, sering mcndalam sccara rcligius, sosial, kcrj aslma yang baik. Bagaimanapun, Pentingnya Pclayanan katckcse
dan pedagogis. Scjarah katekcsc mcnunjukkan daya hidup yang telah bahwa dalam satu Kcuskupan harus ada sciumlah
"k"n -.ng"njurk"n dan kaum awam yang diakui secara publik dan
dihasilkan olch karisma-karisma bagi kcgiatan pendidikan Gcreja. bi"r"*"n--bi"r"*"ti
mengabdikan diri sccara tetap bagi katekesc, yang dalam kcsatuan
Katekis-katekis awam d.ng"n p"r" imam dan Uskup, mcmberikan bcntuk cklcsial yang
sepadan bagi pclayanan keuskupan ini.t8
230. Kegiatan katcketik kaum awam juga mempunyai sifat scndiri yang
sesuai dcngan kedudukan mcrcka di dalam Gercja: "karakter sckular
Berbagai tipc katekis yang perlu dewasa ini
mereka yang sesuai dan khas bagi awam".'a Kaum awam giat dalam
katekesc berdasarkan keberadaan mcrcka dalam dunia, dcngan 232. Profil ketekis dalem Gereia memiliki bcntukyang bcrbc&' same scpcrti

mengambil bagian pada seg.la runtutan umat manusia dan membawa keburuhan katekcsc yang bervariasi.
pkni "Para hatcbis di ncgiri-negcri misi"," bagi mercka, scburan ini
nuansa dan kcpckaan khusus pada penerusan Injil, pemakluman -
Injil oleh dunia dan kesaksian hidup, mcmperoleh sifat khusus dan diterapkan r.""r""khulirt "Gcrcja-Gercja yang bcrtumbuh
keberhasilan yang khas karena dilaksanakan dalam lingkungan dunia kembang dcwasa ini tidak akan didirikan tanpa mcrckaf'-@ Ada
yang biasa".5' Scsungguhnya, dengan berbagai bentuk kchidupan yang mereka iang mcmiliki 'tanggung jawab khusus untuk katckcsi';6r
sama scperti hidup mercka yang mendapat katekcse, katckis awam y"ni b"k..1. ,ama dalam pelbagai bentuk kcrasulan'62
"d"
mcmiliki kepekaan khusus untuk mengcjawantahkan Injil dalam - Di bebciapa Gcrcia dengan tradisi Kristiani yang paniang tctapi
kehidupan konkrct pria dan wanita. Katekumcn dan mcrcka yang kckurangan klcrus, dibutuhkan katekis yang dalam scgi tcrtcntu
mencrima katekesc dapat mcncmukan suatu pola Kristiani bagi masa ,' analog d-cngan kcad"an di ncgcri-negcri misi' Tunturannya ialah
depan mcreka sebagai umat beriman. pcnjiwaan
-.rrg-hrd"pikcburuhan-kebutuhanyangmcndcsak:
231. Panggilan kaum awam pada katekese muncul dari Sakramcn kom-rnit"i pcnduduk pedesaan hccil yang kurang mcngalami
Permandian, dan dikuatkan oleh Sakramcn IGisma. MelaluiSakramcn kchadiran tct"p rco."ni imam, dan suatu kehadiran misioner "di
Permandian dan Krisma, mereka mengambilbagian dalam "pelayanan daerah kotarkota besar".6'
Kristus scbagai imam, nabi, dan raja".t6 Lagi pula panggilan kcrasulan - Di negara-ncgara bcrtradisi lGistiani yang mcnuntut suatu "evangc'
umum, bcbcrapa kaum awam mcrasa tcrpanggil oleh Allah untuk lir"ri 6"ru",t-tarr,0 is bagi kaum mudz dar- hatchis bagi omng &wua
mencrima tugas pclayanan sebagai karckis. Gereja mcmbangunkan meniadi suatu kchar,rsan dalam mcmaiukan proscs awal katckesc'
dan mcmbcdakan panggilan ilahi ini dan memberikan tugas Perutusan Katckis harus mcniamin kclaniutan katckese' Dalam tugas
untuk berkatckcse. Tirhan Yesus mcngundang pria dan wanita, dengan dcmikian, Peranan seorang imam sama findtmentalny'
cara khusus, untuk mengikuti Dia, guru dan pembina para murid. - Katchb bagi anah-anah lan haum rcmaja terap akboleh ditiadakan'
Panggilan pribadi Yesus Kristus dan hubungan dengan Dia mcrupakan Katekis mimpunyai tugx berat untuk "memberikan pcngertian pcr-
daya gcrak sejati kcgiatan kateketik." Dari pengenalan penuh kasih t"m" t.nt"ngLt.kismus dan persiapan untuk menerima.Sakramcn
Tobat, Komuni Penama,danPenguatan"6t'Tlnggungjawab ini
scma-
akan Kristus, muncullah kerinduan untuk memaklumkan Dia,
"mengevangclisasi", dan menuntun orang lain untuk menjawab "Yi' kin mcndesak dcwasa ini bila anak-anak dan kaum rcma)a
'ti&k
akan iman dalam Yesus Kristus".tT Mcrasa dipanggil sebagai katckis mencrima pcndidikan religius yang memadai di dalam kcluarga"'6
204 BAB I PcLyanan D:hm Gcrcia Prrtikuhr Drn Perr Pclalcananlz Pcruniuk Umum Krtckcsc 205

- Seorang katckis yang harus juga dibcntuk adalah hatchis unnk Catatan kaki
Pcrtcmuan Prdsahramental,GT ba}i orang dewasa pada kesempatan-
kescmpatan sepcrti Permandian atau Komuni Pertama dari anak- Bab I
anak mercka atau perayaan Sakramen Perkawinan. Itu adalah
sebuah tugas yang khusus dan orisinal yang mencakup penyam-
r) Dalam Brgien V scpctri jugr dalam bagian lrin dari dokumcn itu, isrihh Garqa
butan orang beriman, pewartaan perdana kepada mereka, dan patikrhr mcnunjukpada Keuskupan-keuskupan dan itu samadcngn (CIC Kanon
penyeftaan mercka dalam perjalanan iman. 368), lstilah Ccrcja lokel mcnuojuk pada Gcrcjr-Gcrcia panikular yrng dibetrsi
padr istilah Rcgio rtau Brngsa atau kelompok Bangsa-bangsa yeng diratukrn olch
- Katekis-katckis yang lain dalam situasi-situasi yang berbahaya
ikatan-ikatan khusus. S/1. Brgian I, Beb III dan Bagian ll, Bab l: "Sifat cklcsirl
mencakup katckis bagi orang lanjut usia6t yang membutuhkan
dati pcsan In)i1".
suatu pcnyaiian Injil yang disesuaikan dengan keadaan mereka;
2) Sebagaimrne discbut delam LG 2a, istileh Gcrcja-Gcrcja dalam Pc{eniien Lema
bagi penyandang cacat yang mcmbutuhkan pedagogi khusus,6, digunakan untuk mcnunjuk pada kelompok-kclompok yr-rridis icmeatbcrimanl lihrr
sebagai tambahan pada integrasi mcrcka dalam komunitas; katekis tcks biblis scbeg:i pcmbukr bagian ini,
bagi haum migan d,an mereka. yang tcnisihban oleh perkembangao 3) BdL. CD tt.
masyarakat moderen.To 4) Gcrcja prrtikuhr tcrutama dilukiskan scb:gai Populi Dti portio atzt 'scbuah porsi
- Dapat pula dianjurkan modcl karekis yang lain. Setiap Gere.la lokal, jcmaat Allah".
dcngan menganalisis situasi budaya dan religiusnya sendiri, akan 5) KONGREGASI UNTUK AJARAN IMAN, LETTER{, Conmunion Notio,7
mcnemukan kebutuhannya sendiri dan akan secara nyata (AAS 8t - 1993), 812.

mengemban macam-macam pola katckis yang dibutuhkannya. 6) Commtnionit Notio,9b.


Organisasidan orientasi pembinaan para katekis merupakan suatu 7) LG 23b mcnunjuk pada Sanro Hilarius dari Poiticts dalam Mzm l413 (PL 9' 206)
dan Sanro Grcgorius Agtag Moralia:1V,7, 12 (PL75,643 C).
tanggung jawab fundamental.
8) EN 14.
9\ Bdk. Kis 2:l I.

t0) Commtnionit Notio 7.

I t) Ibid.9b l.c.,hlm.843; b/k. AG 4.

t2) l)ngkapzn pchyanan Larelara digunakan dalem CT l3


l3), Pentinglah mtnggarisbawehi sifar pelayanrn yang satu yang dimiliki krrckcsc dalem
Gcrcja partikular. Subjck kcgiatan cvangclisesi adalah Cercja P.rtikulrr, y.ng
mcmaklumken dan mcny:mp:ikan Iniil, ytng mcrayak:n ... Peleku katckcsc
"melayrni" pchyanro iniden bckerjr "delam namr Gercja " Drper diperhirungkan
implikasi tcologis, spirituel, d:n pastorel deri sifat cklcsiel katekcsc.
t4) CT 16: "Tanggung iawab yeng dibagi-bagikan namun bcrbcda-bc di. BdL iugt
catatan 54 d:n 90 dcmi kejclasan istilah "pchyenrn Sabda".
lt) AG 14. Dzlem pcngcrtien ioiCT l6 mcngatakanr "Katckesc dimlsa ltnPeu mrupun
di masa mcndateng sclalu mcrupaken karya yang hatr.rs tcrmasuk tenggung jewrb
Gercja, dan yangolch Geteja memang herus diinginkan sebage salah satu t.nggung
jawabnya." 8/1, jugr Sinode 1977; MPG l2r RCIA I2r CIC 774 S l.
l6) Katckcsc harns ditopang olch haaltian dari komunites Gereir, DCG ( l97l ) 35;
//1. Bagian lV Bab II.
t7) cT 24.
206 Cztaran Kaki Pctuniuk Umum tGtckce 207

t8) Disamping kcresulan ini, yang sccar: muthk mcnjrdi kcwajiban seti:porang Kri3tcn, 44\ CT 68; 6/1. EN 7lb,
kaum awam dcngan pelbagai cara daprr dipanggil untuk bekcrjr szma drlem 45) Bdk. cT 68.
kerasulan hierarki, seperti para p,ie dan wanir. y.ng menolong Rasul Peulus dalam
Injil, bckerja ketas bagi Tirhan" (LC 33). Dokrrin konsili ini disesuaikan dcngan 46\ LG I l; FT 36b.
CIC 228 d,an 759. 47) CT 65; bdl. ClC778.
l9) LG 25; bdh. CD l2a; EN 68 c. 48) CCC 9r5; bdl. LG 14.
201 LG 2'. 49) EN G9r bdl.vC 33.

21) Ibid. t0) Bdk.VC 3l mcngcnzi " brbungan attara bobaga i tatut hidup kiriani"; bdl ' CCC
DV 932.
22) 8.
5l) C-f 65; bdl. RM 69.
cT 63b.
52\ CT C'.
241 Bdl. Cf l2z.
53) Bdl. lYat l2t4i bdh. LG l2b.
25) CT 63c.
54) LG 31. ChL I ! bcrisi scburh:nelisis dctil tcntrng'rifr rl,rA''k.uh .w'm'
26) CT 63c; CIC 775 $ l.
27',) &dl. CT 63c; CIC 823 S l. 55) LG 3'.
r6) AA2b. bd|. Rituab Romanum, Ork Bapini Paruuhrum' no.62, Editio Typicr,
28) CT 63c.
Typis Polyglotris Vrricanis 1969; RCIA 22{,
29) CD l4br CIC 780.
57) ccc 429.
30) Bdh.PO 8;6; l2a; YOLIANES PAUI-US II, anjuran apostolik pascr-sinodc Pzrrozr
t8) Kitab Huium Kanoti* mcn.ntukan bahwa kewibawaan Gcrcia bisa mcmP.tc.yrken
dabo uobi (2J Marcr 1992), no. 12. l.c. 675-677.
suatu tngas al.u P.ltyanan cklcsial kcpada kaum awam, bcrdaserken kcny{ran
3l) PO 6b. behwe pclryanrn ini bukenlah sne.u P.hlnnan tah tertabbi yrng ..c.t. r.lmi
32) Bdk. ctc 773. dilembrgekan: "krum ewem ylng didapati pantrs, dapat diizinkan olch pan gcmbah
33) LG IO. ten.hbi; untuk m.ncrirnt tugas dan fungsi-fungsi gcrcirni, yrng rcl..rs dcng'n
ry2rrt-ry.nl hukum, drp:t mcrckajaLnkan". (CIC 228 S l); 6/1. EN 71;ChL23'
34) LG 10. Berhubungan dengan dua car: mcngrmbil brgian delam imamrr Ycsus
Kristus yang tunggal", b/1. CCC 1546-1547. 59) Cf (tGb; blk CCM.
35) PO 9b. 60) cT .d,b.
36\ Bdk. clc 776-777. 6l) GCM 4.

t7) CT 64. Sehubung:n dengan oricntasi drser ini, rgrr prra imrm bckcrja sam: dalem 62) Ibid.
memb.riken karek.se, KonsiliVatikm II mcnunjulJon dua tunrutan dasar: "Pcranan 63. Cf 45; bd[. RM 37, r/b. par. 2.
mcrcka ialah untukmengajar bukan kcbij:ksan:an mcrcka scndiri, melainkan sabdr 64\ RM 33.
Allah", (PO 4) dan "unruk mcnjelaskan sabda Allah bukrn scmata-mata sccara
65) CT 662.
umum dan ebstrak melainkan dengan aplikasi dari kcbcnaran kekal lnjil pada situasi
hidup" (ibid) 66\ rbi4 bdh. cT 42.

38) Bdk. Bab lll dari Bagian ini, Kchtarga rcbngai rldtu linghungan at.tu tardn4 67) Bdk. DcG (r97r\ 96.
p.ttumbuhan dalam iman, di mana kerektcristik katckcsc kcluarge dianalisis; di 68) B/k. Cf 45; bdk. DCG (1971) 9t.
sini, Iebih banyak pertimbengan/pcmikiran dibcrikan kcpada orang tua scbagai 69) DCG (1971) 9l; /lt. CT 41.
pefaksana katekese. B/1. CCC 226 S 2;774 S 2.
70) C'f 452.
39\ cT 68.
40) Ibid.
4t) Ibi/.
42\ BdL. C\L 62. b/b. FC 38.
43) FC 38.
BAB II

PEMBINAAN BAGI PELAYANAN KATEKESE

Perhatian pastord katekis ddam Gereja Partikular


233. Untuk menjamin karya pelayanan kateketik di dalam scbuah Gcrcja
lokal, pcrlulah mcmiliki perhatian pastoral yang mcmadai dari para
katekis. Haruslah diingat beberapa unsur schubungan dengan hal ini:
- mcmbcri seman garpangihn-2angihz bagi katckese &lam paroki-
paroki dan komunitas-komunitas Kristiani. Karena dcwasa ini,
kebutuhan akan katckcse itu begitu bervariasi, pcrlulah mcmaiukan
jenis-jenis katekis yang berbeda-beda. 'Ada kebutuhan akan katekis
yang mcndapat pendidikan khusus".r Sehubungan dengan ini,
haruslah ditctapkan kriteria seleksi;
- mcnycdiakan seiumleh hanhit purna wabtu agar mercka dapat
membaktikan waktunya secara intensif dan lcbih mantap bagi
katckese,2 selain itu juga membina batchis paruh tuaktu ytng
kelihatan semakin banyak jumlahnya dalam pcrjalanan atas
pcristiwa-perisriwa biasa;
- mcngarrlr pcmbagian ha*his yng lebih berimbang di antara pelbagai
kclompok yang membutuhkan katekcse. Kesadaran akan
kebutuhan katekese bagi orang dewasa dan katekis bagi kaum
muda, misalnya, dapat membantu mcmbentuk suatu
keseimbangan yang lebih besar berhubungan dcngan )umlah katekis
yang bcrkarya bersama dengan anak-anak dan kaum remaia;
. - mefibantu pcrkembangan pembcri semangat hcgiamn hatchctih
, dcngan tanggung jawab pada tingkat kcuskupan, di kcvikepan/
dckanat dan paroki-paroki.r
- secara mcmadai mengatur qcmbinaan hatchk, baik daIm
hubungan dengan latihan dasar maup n dalam bina lanjut
mempcrhatikan hcbutuhan qribadi da ,o!4 ll J, o-a hatrli s c r ta
hclompoh katcbb rbagai hatchis. Kegiarar. ini pada dasarnya
mcrupakan tanggung jawab para imam dari komunitas-komunitas
yang bcrsangkutan.
- Mcnghoordinasi pam hatch* dengan para peker)a pastoral lain dalam
komunitas IGistiani, agar seluruh karya evangclisasi akan konsisten
210 BAI ll Pcmbinaan Bagi Pclalanan Karckesc Pcruniuk Unrum Katck*c 2l I

dan menjamin para katckis tidak terasingkan dariatau tidak bcrclasi "Ketdtudn dan hdrrnoni katckk haru dibaca dakm cahala hristotntrit
dcngan kehidupan komunitas. dan dibangun di scbitar kcmetraan dcngan Kristtts dan Bapa' dzkm
Roh".8
Pentingnya pembinaan para katekis 236. Karcna kcnyataan bahwa pcmbinaan berusaha membuat katekis
sanggup mcncruskan Iniil atas nama Gereia, scmua pcmbinaan
234. Semua tugas ini lahir dari keyakinan bahwa mutu sctiap kegiaran
memiliki sifat eklcsial. Pembinaan katckis tak lain adalah bantuan
pastoral akan menghadapi risiko bila kegiatan ini tidak bersandar pada
bagi mereka untuk mcngidentifikasikan kesadaran yang hidup dan
pcrsonel yang sungguh-sungguh kompeten dan terlatih. Sa.ana-sarana
aktual yang dimiliki Gcrcia tentang Injil, agar memampukan mereka
yang disediakan bagi katekcse tidak bisa cfcktifkalau tidak digunakan
mcnyampaikannya atas namanya.
dcngan baik oleh para katckis yang tcrlaih. Maka, pcmbinaan leatchit
yang memadai tidak bisa diabaikan lcwat pcrhatian-perhatian seperri Dalam ungkepen konkret, katckis dalam pembinaannya bcr-
- "memelihara
-
pembaruan teks-teks dan pcnataan kcmbali katckese.{ satu dengan aspirasi Gereia, yang bagi scorang mempelai,
iman Mempelai murni dan tak tcrjamah'e dan yang sebagai "ibu dan
Olch karena itu, program-program pastoral keuskupan harus mcm- semua
guru" ingin mcnyampaikan Iniil dcngan mcnyesuaikannya pada
bcrikan prioritas m l;rlakpeda pcmbinaan pdrd hat his. Bersamadengan
tebud"y""n, z"m"n, dan situasi. Sifat yang benar-benar cklcsial untuk
ini, suatu unsur yang pada dasarnya mcncnrukan adalah pcmbinaan
mencruskan Injil ini mcrcsapiseluruh pembentukan katekis dan mem-
katchctib para imam, baik pada tingkat pendidikan seminari maupun
beri karaktcr yang bcnar pada pcmbinaan itu sendiri.
pada tingkat pendidikan lanjut. Para Uskup bertugas menjamin bahwa
mcrcka sungguh-sungguh memberikan perhatian bagi pembinaan
Kriteria inspiratif bagi pembinaan Para katekis
demikian.
237. Suatu pemahaman yang memadai tcntang pembinaan katekis harus
Sifat dan tujuan pembinaan para katekis selalu memperhatikan beberapa kriteria yang memberi inspirasi dan
mcmbentuk pclbagai pcnekanan yang relevan bagi pembinaan para
235. Pcmbinaan bcrusaha membuat para katekis sanggup meneruskan Injil
katekis:
diri kepada Ycsus Kristus.
kcpada mereka yang rindu menyerahkan
- Pertama, adalah suatu masalah membina katekis untuk kepentingan
Tujuan pembinaan ialah mcmbuat para katekis mampu evangelisasi dalam kontcks historis sekarang, dengan nilai-nilainya,
bcrkomunikasi: "Pusat dan puncak pembinaan kateketik terlerak pada
tantangan-tantangan, dan kekccewaan-kekecewaannya Untuk
keterampilan dan kcmampuan m€ngkomunikasikan pesan Injil".t
melaksanakan tugas ini, penting bagi katekis, memiliki iman yang
Tujuan katekesc kristosentris, yang menekankan kcsatuan orang mcndalam,ro suatu jati diri Kristiani dan eklesial i'ang ielas;" serta
yang bcrtobat dcngan Yesus IGistus, mercsapisegala aspek pcmbinaan suatu kepckaan sosial yang besar.'2 Semua program pembinaan
para katekis.6 Tujuannya adalah tidak lain membimbing katekis untuk harus mcnampung hal-hal ini.
tahu bagaimana mcniiwai perialanan katcketik dengan tahap-tahap , - Dalam pembinaan, harus pula diperharikat honsep ka.tchcse, yang
pcnting: pcwanaan Ycsus liristus; mcmperkenalkan hidup-Nya dengan dianjurkan Gercja dewasa ini, suatu soal mcmbina katekis agar
mcncmpatkannya dalam konteks sejarah kcselamatan; Pen.iclasan mampu mcncruskan bukan hanya ajaran mclainkan iuga
tentang mistcri Putcra A.llah yang menjadi Manusia bagi kita; dan pembinaan Kristiani seutuhnya, dcngan mengcmbangkan "tugas
akhir-nya untuk membantu katekumen, atau mereka yang menerima inisiasi, pendidikan, dan penga)aran".rr Katckis harus sanggup
katckese unruk menyamakan diri dengan Yesus Kristus melalui menjadi guru, pendidik dan saksi-saksi iman sercntak dan bersama-
sakramen inisiasi.T Dengan katekese lanjut, katekis hanya berusaha sama.
memperdalam elcmen-elemen basis ini. Perspcktif kristologis ini - Moment katckctik yang dihayati Gereja sekarang meminta katekis
menycntuh sccara langsung idcntitas katekis dan persiapannya. yang bisa "mengintegrasi", yang sanggup mengatasi keccnderung,' n
212 BAB ll Pcmbina:n BrgiPclayrnan Kutckac Pctuniuk Umum Karckcsc 2ll

scpihak yang berbeda"r{ dan yang sanggup membcrikan katekese pandangan yang kritis namun seimbang, dalam keutuhan, dalam
yang lengkap dan utuh. Mereka harus tahu menghubungkan L.-".pu"nny" untuk menyampaikan, untuk mengemban dialog,
dimcnsi kebenaran dengan arti iman, ortodoksi dan ortopraksis, untuk mcmiliki scmangat membangun, untuk tcrlibat dalam karya
arti sosial dan arti eklcsial. Pcmbinaan harus memperkaya Ektor- kclompok.rT Dia akan bertumbuh dalam hormat dan kasih akan
Ekror ini kalau tidak akan timbul kctegangan di antara mereka. katekumcn dan mcr€ka yang mcncrima katckcse. 'Apakah kasih ini?
Pcmbinaan katekis awam tak boleh mclupakan harahtc kaum Kasih ini lebih dari kasih seorang guru atau scorang ayah, atau lebih
auam dtlam Gereja, dan tidak bisa hanya dipandang sebagai suatu lagi kasih scorang ibu. Kasih ini adalah kerinduan Tuhan agar se(iaP
sintcsis misi yang diterima oleh para imam dan biarawan-biarawati, pewarta Injil, setiap pembangun Gcrcja harus mcmiliki kasih ini"'rB
melainkan bahwa "pclatihan kerasulan mcreka memperolch lembinaan )uga mcngandaikan bahwa katckis dibina dan disuburkan
karakter khusus.justru karena karakter duniawi dari keberadaan oleh pclaksanaan katckesc, membuat dia bertumbuh sebagai orang
mereka sebagai awam dan dari pola khusus spirirualitas mereka'. bcriman. Di atas segalanya, pembinaan menguatkan tPilitudlitut
f,|,hirnya, pcdagogi yang digunakan dalam pcmbinaan ini sangatlah katekis,re sehingga kegiatannya muncul dalam kebcnaran dari kesaksian
pcnting. Sebagai suatu kritcria umum, perlulah menggarisbawahi hidupnya scndiri. Sctiap tema yang disclubungi oleh pcmbinaan, pada
kebutuhan akan kohcrcnsi antara pedagogi umum pembinaan ,.-p., p.r,".r, harus mcmbuat subur iman katckis Bcnar bahwa
katekis dan pedagogi khusus bagi proses kaieketik. Ahan sangat katekis mcmbcri katckcsc kcpada orang lain dengan perraina-tama
sulitlah bagi katekis dalam kcgiatannya untuk mcngarang sendiri berkatekese untuk dirinya scndiri.
suatu gaya dan kepekaan yang tidak pcrnah dipcrkcnalkan kepada- Pembinaan f uga tcrus-mcncrus mcnyuburkan kcsadaran apostolik
nya selama masa pcmbinaannya sendiri. katekis, yakni bahwa dia adalah scorang Pcwarta Iniil Karcna alasan
inilah, dia harus sadar dan menghayati usaha-usaha evangelisasi
Dimensi-dimensi pembinaan: ada, tahu, dan tahu-bertindak konkrct yang disclcnggarakan dalam kcuskupannya sendiri, dan ddam
238. Pembinaan katekis terdiri atas dimensi-dimcnsi yang berbeda-beda. parokinya, supaya selaras dcngan kcsadaran bahwa Gereja partikular
Dimensi tcrdalam menuniuk pada ada katekis itu scndiri, pada dimensi memiliki tugas Pcrutusannya sendiri. Cara terbaik untuk menyu-
manusiawidan Kristianinya. Diatas segalanya, pcmbinaan harus mc- burk"n kcsad"ran apostolik ini ialah dengan mcngidentifikasi diri
nolong dia mcnjadi matang scbagai pribadi, scbagai orang beriman, dengen pribadi Ycsus Kristus, Guru dan Pcmbina para murid dengan
dan sebagai rasul. Inilah yang harus diketahui olch katekis agar dia b..*"h" -.nc"p.i scmangat yang ada pada Ycsus bagi Kcraiaan-Nya'

mampu mcmenuhi tanggung jawabnya dengan baik. Dimensi ini Mulai dcngan pclaksanaan karya katekese, panggilan mcrasul seorang
diresapi oleh komirmen ganda yang dimilikinya baik pada pesan k"tekis icrus-mcncrus disuburkan lcwat pembinaan laniut dan akan
-
menjadi matang tahaP demi tahaP.
maupun kepada manusia. Hal itu menunrut dari katekis pengetahuan
yang cukup tentang pesan yang diteruskainya dan tentang mereka
yang mcnerima pesan, konteks sosial di tempat mereka hidup. Maka, Pembinaan biblis-teologis katekis
inilah dimcnsi razo ir-fairc, tahu-berbv,at, tahu menyampaikan pesan, 240. Disamping mcniadiseorang saksi, katckis iuga harus meniadi seorang
sehingga menjadi tindakan komunikasi. Pembinaan katckis ccnderung guru yang mcngaiar iman. Suatu pcmbinaan biblis'teologis harus me'
menjadikannya seorang 'pcndidik manusia sena kehidupan manusia".rt
,'
nyanggrlpk"n katckis memiliki kcsadaran utuh tentang pesan lGisriani'
yang dibangun sekitar misteri iman, Ycsus IGistus'
Kematangan manusiar /ir Kristiani, dan apostolis seorang ketekis
Kontcks pembinaan doktrinal ini harus ditarik dari pelbagai bidang
239. Pada dasar kematangan awal manusiawir6, pelaksanaan kat€kese lcwat yang mcmbcntuk sctiap program katekctik:
pertimbangan dan evaluasi, meluaskan katekis bertumbuh dalam - tiga bidang bcsar dalam sejarah Kcselamatan: Pcrianiian Lema'
214 BAa II Pcmbinmn Brgi Pchyanan Krrekcsc Pctunjuk Umum Karclc* 215

hidup Yesus Kristus, dan sejarah Gereja; sudah sangat bcrkcmbang pada zaman kita ini scndiri' "Dalam
- inti agung daripesan Krisriani: Syahadat, Liturgi, hidup moral, pemcliharaan pastoral, hcndaknya cukup dipakai, bukan saja prinsip-
dan doa. prinsip teologis, mclainkan iuga pe ncm uan'pencm uan ilmu
Dalam seriap rahap instruksi reologis, isi dokrrinal pcmbinaan pengetahuan dunia, khususnya dalam bidang psikologi dan sosiologi;
katckis adalah apa yang harus dircruskan oleh katekis. Untuk bagian dalam cara ini kaum beriman akan dibawa kepada kcmatangan yang
itu, Kitab Suci harus mcnjadijiwa pembinaanini,"20 l(atckbmus Gereja lcbih besar untuk mcnghayati iman".2{
I(atolih cetap menjadi titik referensi doktrinal yang mendasar bersama
Katekis harus mcmpunyai konrak' sekurang-kurangnya dengan
dcngan katckismus yang sesuai dengan Gercja Partikular.
bebcrapa elemen fundamental psikologi: dinamika psikologis yang
241. Pcmbinaan biblis-teologis harus berisi hal-hal ini:
memoiirasi manusia; struktur kepribadian; kebutuhan-kibutuhan
a) Pcrtama, pcmbinaan ini harus merupakan suatu rangkuman dan
terdalam dan aspirasi hati manusiai psikologi progresifdan uhaP-tahaP
scsuai dengan pesan untuk disampaikan. Pelbagai unsur iman
dalam lingkaran hidup manusia; psikologi agama dan pcngalaman-
Kristiani harus disajikan dalam cara yang ditata dengan baik dan
peng"l"mrn y.ng mcmbuka manusia bagi misteri hal-hal yang sakral'
-
selaras satu dengan yang lain melalui visi yang utuh yang meng-
Iimu pengctahuan sosial memberikan kesadaran akan konteks sosio-
budaya ji
hormati "hierarki kcbenaran'.
tcmpat manusia hidup dan sccara kuar dipcngaruhi' oleh
6) Sintcsis iman ini harus sedemikian rupa agar membantu katekis
karcn, itu, pcrl,rlah bahwa dalam pcmbinaan katekis teriadi "analisis
mematangkan imannya sendiri dan mcmungkinkannya membcri-
situasi religius serta sosiologis, budaya, dan ekonomis schingga fakta
kan penjelasan bagi pengharapan masa kini pada saar misi ini:
kehidupan kolektif ini dapat amat berpengaruh pada kcbcrhasilan
"Situasi dewasa ini menunjuk pada kebutuhan mendesak yang
evangclisasi".:t Mcnambah ilmu-ilmu Pengeuhuan ini, yang secara
semakin terus bertumbuh bagi pembinaan doktrinal kaum awam,
.kspii.it dianl,rtkan oleh Konsili Vatikan ll, ilmu pengetahuan
bukan hanya agar mcngerti lebih baik apa yang menjadisifat dina-
manusiawi lainnya, dcngan satu atau lain cara dipakai dalam pem-
mismc iman, melainkan juga mcmungkinkannya untuk "mem-
binaan katekis, khususnya ilmu-ilmu pendidikan dan komunikasi'
berikan alasan bagi pengharapan mcrcka" dalam melihat dunia
dan masalah-masalahnya yang semakin kompleks dan gawat".2r
Pelbagai lriteria yang bisa memberi inspirasi bagi
c) Pembinaan ini haruslah merupakan pembinaan teologis yang dekat a
pemakeien ilmu pcngetahuan manusia dalam Pembinaen ketekis
pada pengalaman manusiarvi dan mampu mengaitkan pelbagai
aspck pesan Kristiani dengan kehidupan konkrer manusia "baik 243. Kritcria-kritcria itu adalah:
untuk memberi inspirasi maupun untuk menilainya dalam cahaya a) Hormat akan otonomi ilmu Pengctahuan: "Gercja meneguhkan
Injil"." Sambil tctap teologis, dalam cara rertenru, pembinaan ini otonomi sah kcbudayaan dan khususnya ilmu pengetahuan':6
mcngambil gaya katekerik.
' 6) Menilai sccara evangelis pelbagai kccenderungan/aliran atau sekolah
/) Pembinaan itu harus sedemikian rupa sehingga katekis "mampu psikologi,sosiologi dan pedagogi: nilai-nilai dan keterbatasan mereka'
tidak hanya mengkomunikasikan In.jilsecara tepat, mclainkan juga c) Studi ilmu'itmu pcngetahuan manusiawi dalam Pembinaan
sanggup membuat mereka yang diajar dapat mencrimanya sccara katekis bukanlah tuiuannya itu sendiri.
-Mempcroleh kesadaran
aktifdan dengan mcnilai apa yang scsuai dcngan iman dalam pcr-
-
akan situasi manusia yang cksistcnsial, psikologis, kultural, dan
jalanan rohani mereka.2' sosial dijalankan dalam cahaya iman, dan manusia harus dididik
, dalam terang ini.r7
Ilmu pengetahuan manusiewi dan pembinaan katekis it Dalam membina katekis, teologi dan ilmu pcngetahuan manusia
hendaknya saling memperkaya. Oleh karena itu, haruslah dihindari
242. Katckis juga mempcrolch pengetahu"n tentang minusia dan kenyataan
situasi di mana bahan-bahan ini diubah meniadi scmata-mata
di mana dia hidup dan melalui ilmu pengetahuan manusiawi yang
norma pedagogi iman terlepas dari kriteria teologis yeng berasal
216 BAB Il Pcmbinaan Bagi Pelalenan Katckese Itaunjuk Umum K:rckcsc 217

dari pedagogi ilahi. Sementara hal-hal ini merupakan disiplin yang pelajari sendiri, dengan menjadi kreatif dalam pembinaan dan tidak
perlu dan fundamental, mereka melayani evangelisasi yang lebih h"ny" m.n.r"pkan peraturen-Peraturan lahiriah. Pembinaan ini harus
dari suatu kegiatan manusiawi.28 berkaitan erat dengan praksis: orang harus mulai dengan praksis suPaya
dapar sampai pada praksis.3{
Pembinaan pedagogis
244. Bersama d,enean dimensi-dimensi ada dan pengetahuan, pembinaan Pembinaan katekis dalam komunitas Kristiani
katekis harus .juga m emupuk tehnih. Katekis adalah seorang pendidik 246. Di antara cara-cara membina katekis, cara dari komunitas Kristiani
yang memperlancar kemarangan iman, yang dengan bantuan Roh mereka sendiri penting. Justru dalam komunitas inilah katekis menguji
Kudus diperoleh para karekumen dan mereka yang menerima panggilannya sendiri dan terus menetus menyuburkan kesadaran
katekese.2e Dalam bidang pembinaan ini, realitas pertama yang patut kerasulannya. Pribadi imam sangat penting dalam menjamin
diperhitungkan ialah yang berkaitan dengan pedagogi iman yang kematangan progresif sebagai umat beriman dan saksi-saksi
35

orisinil. Katekis dipersiapkan atau dibina supaya mempermudah suaru 247. Sebtah ko.unit", Kristiani dapat mengembangkan pelbagai bentirk
pertumbuhan dalam pengalaman iman yang tidak ditanamkannya kegiatan formatif bagi pare katekis mereka sendiri:
sendiri, karena Tuhanlah yang menaburkannya dalam hati manusia. a) membina panggilan gereiawi dari para katekis dengan
Tanggung jawab katekis hanyalah memupuksuburkan karunia ini menghidupkan dalam diri mereka kesadaran bahwa mereka diutus
dengan memberinya makan dan menolongnya unruk bertumbuh.so oleh Gereja;
Pembinaan berusaha mematangkan kemampuan mendidik dalam diri 6) penting iuga meniamin bahwa katekis memiliki iman yang dewasa'
katekis yang mencakup: suatu kesanggupan untuk memperharikan melalui sarana-sarana biasa yang dipakai oleh komunitas Kristiani
orang, kemampuan untuk menafsirkaI arau menanggapi tugas-rugas untuk mcndidik petugas-Petugas pastoralnya sendiri dan anggota
mendidik atau prakarsa dalam mengatur kegiaran belaiar, dan kaum awam memiliki komitmen.36 Apabila iman karekis belum
kesanggupan untuk membimbing kelompok manusia kepada matang, dianjurkan agar mereka mengambilbagian dalam program
kematangan. Sebagaimana dengan kesenian yang lain, faktor yang katekumcnat yang diselenggarakan bagi kaum muda dan orang
paling penting ialah bahwa katekis harus memperoleh gayanya sendiri dewasa, yang bisa diatur oleh komunitas mereka sendiri, atau pada
membagi-bagikan katekese dengan menyesuaikan prinsip-prinsip suatu program yang diatur khusus bagi mereka.
umum pedagogi kateketik dengan kepribadiannya sendiri.3r c) Persiapan langsung katekese, yang dibuat dalam satu kelompok
245. Secara lebih konkret: pembinaan harus membuat katekis dan secara katekis merupakan suatu sarana pembinaan yang istimewa,
khusus katekis purna waktu untuk tahu mengarur dalam kelompok khususnya bila disenai dengan suatu evaluasi tentang segala yang
katekis, kegiatan mendidik melalui perhatian yang seksama tenrang dialami dalam Pertemuan-Per(emuan katekese.
lingkungan, dengan menyusun sebuah rencana kateketik yang realistis d) Dalam komunitas tersebut, kegiatan-kegiatan formatif lain bisa
dan setelah menFusunnya rahu menilainya secara kriris.12 Dia juga dilaksanakan: kursus-kursus tentang kesadaran katekese,
-harus mampu memberi semangar - kepada kelompok dengan mlalnya, pada awal tahun Pastoral, retret, dan hidup dalam
menerapkan secara bijaksana teknikdinamika kelompok yang disajikan komunitas pada saat-saat Penting liturgis tahun itu;3i disertasi
oleh psikologi. mendidik ini dan 'tahu-bagaimani' ini, bersama mengenai tema yang lebih mendesak dan perlu; pembinaan
dengan pengerahuan, sikap, dan teknik yang dicakupnya, "dapat doktrinal sistematik, misalnya, mempelajari Katehbmut Ge rcja
diperoleh dengan lebih baik apabila ini diajarkan pada saat karya Katolih. lni merupakan kegiatan-kegiatan pembinaan lan)ut' yang
kerasulan dilaksanakan (misalnya, selama pertemuan-pertemuan saat , bersama dengan karya pribadi katekis, akan tampak sangat
pelajaran-pelajaran katekese sedang disiapkan dan diuji)"., Tujuan bermanfaat.l'
atau idealnya ialah agar katekis melaksanakan apa yang telah mereka
218 BA.8 ll Pcrnbiman Brgi Pchyanan Karckcsc Pctuniuk Umum Karchcsc 219

Sekolah+ekolah bagi katekis dan pusat-pusat ditentukan dalam hubungannya dengan tuntutan-tuntuten khusus
pendidikan tinggi bagi para ahli dalam katekese yang dibuat dalam pelbagai karya pastoral dan kerasulan dalam
keuskupan yang melibatkan para petugas pastoralnya.
248. Bela)er padascholah hatckile adalah mrxa yang pcnting bagi pembinaan
scorang katekis. Dalam banyak tempat, sekolah-sckolah demikian
Institut pendidikan tinggi bagi para ahli dalam katekesc
diatur pada dua tingkat: saru bagi katckis yang "biasa";{o yang lain
bagi mcreka yang "bertanggung jawab bagi katekesc". 251 . Suatu tingkat pcndidikan katekctik yang lebih tinggi yang juga dapat
diikuti olch para imam, rohaniwan-rohaniwati, dan kaum awam,
Sekolah-sckolah bagi para katekis biasa sangatlah penting bagi katekese. Schubungan dengan hal ini diha-
rapkan agar "pendidikan-pendidikan tinggi untuk pelatihan dalam
249. Tujvn dari sekolah-sekolah de mikian ialah untuk membe rikan kateketik pastoral harus digerakkan atau didirikan, agar para katckis
pcmbinaan kateketik sistematik dan komprehcnsif rentang hal-hal sanggup mengarahkan katekesc dalam ringkat kcuskupan, atau dalam
penting dan mendasar dalam periode waktu rertcntu, yang sccara bidang kegiatan-kcgiatan di mana kongregasi religius mcmbaktikan
khhusus mcmajukan dimensi-dimensi katekctik pembinaan; pcsan diri, bisa dipersiapkan. Pendidikan tinggi ini bisa nasional atau bahkan
Kristiani, pengerahuan tentang manusia dan situasi sosio-budaya, internasional dan harus bcrfungsi scbagai universitas, scjauh diperha-
pcdagogi iman. Pembinaan sistematik demikian memiliki keunrungan- rikan kurikulum, lama kursus, dan tuntutan-tuntutan izin pcrsckolah-
keuntungan antara lain: an'.{r Scbagai tambahan pada pcmbinaan mereka yang harus mcncrima
- sifat sistematikr.ya yang tidak terlalu rercsap dalam perhatian- tanggungjawab bagi katekcsc, institut-institut ini akan juga mcndidik
pcrharian langsung akan kegiatan kateketik; mercka yang mcngaiar katckese di seminari-seminari dan di sckolah-
- mutunya yang dijamin oleh ahli-ahli yang tcrlatih; sekolah katckctik. Institut-institut ini hcndaknya mcmbaktikan diri
- intcgrasi dcngan para katckis dari komunitas yang lain, yang pada risct katckcsc dalam lcvcl yang sama.
mcmajukan kesatuan eklcsial. 252. Dalam lcvel pcmbinaan ini, ada banyak kescmpatan untuk bckeria
sama yang menghasilkan buah antara Gereja-Gcrcja. "Juga di sini
Institut-institut bagi mereka bantuan matcri yang dibcrikan olch Gcrcja-Gercia yang lcbih kaya
yang bertanggung jawab bagi katekese bagi Gereia-Gcrcja yang lebih miskin dapat memperlihatkan daya hasil
yang paling bcsar, karcna bantuan mana yang lcbih baik yang dapat
250. Untuk mempersiapkan mcreka yang bertanggung.jawab akan katekcsc,
dalam paroki-paroki dan keuskupan serra katckis-katekis purna diberikan olch satu Gereja kepada yang lain daripada mcnolongnya
waktu,ar bergunalah mendirikan institut-institut kateketikentah dalam bertumbuh sebagai Gereja dengan kckuatannya sendiri?"t3 Tintu saja
kerja sama yang dcmikian harus menghormati situasi-situasi khusus
tingkat keuskupan ataupun antar-keuskupan. Tentu saja, standar-
Gereja-Gereja yang lebih miskin dan ranggung jawab mereka. Pada
standar mutu institut-institut ini lebih dituntut. Menambahi kursus-
tingkat kcuskupan dan antar-kcuskupan adalah sangat bcrguna apabila
kursus pembinaan kateketik dasaq mereka juga menyelcnggarakan
ada kesadaran akan kebutuhan untuk mendidik manusia pada suatu
spesialisasi yang dipandang pcrlu bagi situasi-siruasi khusus di tcmpat
tingkat yang lcbih tinggi, sama sePerti ada kebutuhan yang scruPa
mercka ditugaskan. Hal ini bisa menguntungkan, bahkan dengan
dalam kegiatan-kegiatan gereiani yang lain, scrta dalam mengajar
alasan sumber-sumber daya yang bisa dipahami bahwa orientasi dari
disiplin-disiplin yang lain.
institut-institut demikian diarahkan bagi mereka yang bertanggung
jawab atas pelbagai kegiatan pastoral. Dalam hal ini, institut-institut
ini dapat diubah menjadi pasat-pusat pembind.an bagi pta ?ctugdt
pastoral. Mulai dengan suatu pembinaan dasar umum (doktrinal dan
antropologis), bidang-bidang yang menuntut spesialisasi harus
Pcruniuk Umum X.:tckac 221
220 Crraran Krki

23\ DCG (1971) 1 12.


Catatan kaki
24\ GS 62b.
25\ DCG (1971) too.
Bab II
26) GS 59.
sanglr
27) "DJrm aiann tcntrng ilmu-ilmu humeniora' yrng drlem kcnyatemnyr
r) GMC. schubungn dcng'n mcmlllh
5. hrnvek dan bcrreem, ria masaleh-mzsrlah yang sulit
2) Di deemh-dacrah misi (CT 66), Konsili Vrrikan I
mcmbedaken due tipe katckis: J"ri'.nt","nv" din ..hrbunpn dengan mctodc mcngrirrkannya Kt'na P'rsod'n
ymg nrrus
katckis purnr wakru dan karckis euksilicr (//1. AG l7). Disringsi ini diangkt dalam di sini irl mclarih katckii, dan bukan ehli ddam psikologi' norma
d'P2t l'ngsung
Tunruxan bagi Para IQr*r! 4, yrng mcnunjuk padr mcrckr sebegri katckis purna diikuri rdelah ini: mcncntukrn dan mcmilih hal'hrl yang
(1971) I l2'
wektu dan katckis paruh wzktu. mcmpcrolch kcmudahrn dd:m komunikasi " DCG
humaniora ddm pcmbinun
3) Bdl. GMC, 5. 28) Scbuah tcks fundrmcntrl untuk mcmakri ilmu-ilmu
"Umat
4) DCG (1971) 108a. L"i.ti. ,.,", ..na.r"t rckomcndasi dari KonsiliVatikrn ll dalam GS 62:
.r;. ."-" a'ng"n 3'2am'nny' drn bcrusrhe
BdL. DCG 0971) nt.
;.;t;;;-ilr;;';t orrnS-orzng
tctungk'p dd'm
mcnt'.tahui cr.l mcrcke bcrpikir den merasekan' s'b'g'imrni
5)
6) Bdb, CT 5c. Teks ini mcrumuskan tujurn ketekesc kristosentris, Kcnyaraan ini ;;;";;g;;;"^;a.rlaku sckrrrng Hcnd nvr krum bcrimrn mengintcgrasiku
d'll
hcnentukan isi karckese yrng kristosenrris. Juga mcncntuken kristoaanlrisitas a(ar ,.n.tnr"n--r.naai"n baru ilmu pcngcrahuan' 'ieran_li'r'n dan P'ng'rriln
tunggapan mcrcka yang mcncrima katckcsc ("Ya" kcpada Ycsus Kristus) den dcngen monlitas drn pandrng'n Kostl'nl
,.n..u"n-p.n..r.n Paling mutekhir
kristoscntrisitas atas spitirualitas ketckis dan pcmbinaannya. schingg prrklir aglma dro ringkeh leku morrl mcrcke tcllP l'l're5 dcng'n
7) Empat tahep karckumenat pcrmandirn dilaksanak:n dalam prospcktifkristoscnrris. r."r.ilti*..*U aao kcmriuin tcknologi yeng pcsat; dcngan care ini mcrckr
8) Tutnnan bagi Para Katclit 20, lk"n'b.rh"ril m.nil.i d"n mcnafsirkan segrh sc tuatt.l dcn1 n P?ngcttidn nihi l(isrieni
ymg.ut€ntik".
9) LG 64.
Pcnringnya pcdqogi digrisbaw:hi olch CT 58r "Di antta bany:k ilmu Pengctahuan
l0) DCG (1971) l r4.
menuria yang bcrnilei tinggiyrng dcwtr inimcmbrw. kcmliu'nyanS tmgal P'l't'
lt) Bdl. Titnrunan bagi Pam l(atckb,7, ilmu p.nicrjru"n pcdrgo-ii ian i.ni *.ngej"t t.rus-mcncrus harut ditinjru kcmbrli
t2) Bd*. Tunnnar bagi Pata KatLit 13. agrr ii...r"ikrn dcngan lcbih brik den lcbih efcktifl dcngan pclbagai tingkrt
l3) DCG (1971) 31. kebcAerilen.'
t4) CT 52; bdl. CT 22. 30) adh. c-f 58.

l5) c-f 22d. 3l) BdI. DCG (1971). ll3.


l6) B/1. GCM,2t. 32) Ibi/.
17) Sifar-siht manusiawi bcrikut ini yang diusulkr n olch Tunmnan bagi Pam lGtcli: 33) DCG (1971) r 12.
kcmudahan dalem rclasianter manusir dan didogyang mcmpermudah komunikasi, 34) B/1, GCM,28,
sikep terbuka untukbckerja sama, suatu kctclaan untuk bcrrindak scbagai pcnuntu n/ 35\ Prte imrm dan tohaniwan'rohaoiwati hlrus mcmbantu krum rwrm delam
pcmbimbing, kctcnrng.n dalam memuruskan, pcngcrri.n dan r.alismc, surtu kc- pcmbineen mcrckr. Schubungen dcogm ini para Bapa Sinodc tclah mcnpj:k prra
srnggupan/kcmempuzn untuk membctikrn pcoghiburan dan pcngha npan (bdL.2l). imrm dan prrr celon imem'untuL dipcrsi:pkan dcngen scksame rger mcrckl siap
l8) EN 79. mcmbina panggihn dan tug.! P.rutus.n kaum rwem".8/1. ChL.6l'
l9) BdL. ChL 60. 36) BdL. ChL. 61.
20\ Bdl. DCG (1971\ ll2, Tunnnan bagi Para l{ar,tir, 23, mcnggarisb:wehi smgar 37\ Hrrusdirnjurkan )uge prakarsr-pnkrrse peroki yang mcmaiuken pcmbinaan tohani
pcnringnya Kitab Suci dalam pcmbinaao pata katckisr "Scmoga Kitab Suci tcrus krtckis, scperri kclompok doa, hidup persaudarean, tharing toizni.d*r rcttct'
mcnjadi subjck ajaran yang prinsip dan agar Kitab Suci menjadi jiwa dari seluruh Prakarse-ptrkarsa iniiiJak mcngasingkan prra katckis, mchinkm mcnolong mcrckr
studi teologi. Di mana pcrlu, hcndaknya ini dilaksandl{tr". uotuk bcaumbuh ddem spiritualitasnye scndiri dan dalam kcsrtuen srtu dcngen
21) ChL 60c. yang hin" (GSM, 22).

22) c"f 22. 38) 8/1. DCG (197r) l 10.


222 Catarrn Kaki

dacrah misi: AG
8/1. yang bcrhubungan dcngan sekolah-sckolah unruk ketckis di
39)
l7c RM 73; CIC 785 den CGM, 30. Untuk Gereja padr umumnyr liher: DCG
BAB III
(1971) r09.
40) Ungkepan "kerckis biasa" digunaken delzm DCG (1971) I t2c. LOCI DAN SARANA.SARANA KAIEKESE
4tl BdL. DCC (1971) lo9b.
42) DCG (1971) 109e. Komunitas lftistiani adalah sebuah rumah bagi katekesel
43J CT 7le.
253. Komunitas Kristiani mcrupaken perwuiudan historis karunia
"komunio" (hoinonia),2 yaitu buah Roh Kudus. "Komunio"
mengungkapkan inti terdalam antara Gcrcja universal dan Gcreia
parrikular yang mcmbentuk komunitas Kristiani. Itu diwujudkan dan
ditampakkan dalam berbagai komunitas Kristiani rempat umat
Kristiani dilahirkan dalam iman, dididik di dalamnya, dan mcng-
hayatinya; kcluarga; paroki, sckolah-sckolah Katolik; gcrakan-gerakan
dan perkumpulan Kristiani; komunitas basis Gcrcja. Ini adalah bcj
katekese, tempat-tempat komunitas, di mana katekesc awal dan bina
lanjut diwujudkan dalam iman.'
254. Komunitas Kristiani adalah as^|, locu, dan tujuan katckcsc. Pe-
makluman Injil sclalu mulaidcngan komunitas lGistianidan mcngaiak
manusia untuk bertobat dan mcngikuti Kristus. Komunitas yang
samalah yang mcnyambut mereka yang ingin mcngenalTirhan dcngan
lcbih baik dan mcresapi mcrcka dcngan scbuah kehidupan baru.
Komunitas liistianimcnycrtai katekumcn dan mcrcka yang mcncrima
ketekcse, dan dcngan kcprihatinan seorang ibu, membuat mcrcka
mcngambil bagian dalam pcngalaman imannya scndiri dan
mcnggabungkan mcrcka di dalamnya.{

Katckcsc sclalu sama. A.kan tctapi, /ocl'katckcsc membcdakannya,


masing-masing dcngan caranya scndiri. Olch karcna itu, pcntinglah
mengetahui peranannya masing-masing.

Keluarga sebagai lingkungan atau sarana pertumbuhan iman


255. Oraag tua adalah pendidik perdana dalam iman. Bersama dcngan
mcreka, khususnya dalam bebcrapa kebudayaan tertentu' scmua
anggota kcluarga memainkan pcran aktifdalam pendidikan anggota-
anggora yang lcbih muda. Oleh sebab itu, perlulah mencntukan sccara
lebih konkrct pcngcrtian di mana komunitas keluarga IGistiani scbagai
sebuah /oczr katekese. Keluarga dirumuskan sebagai "Gereia rumah
224 BAB lll Loci Dro sranz*ar:na Katckcsc Pctunjul Umum K:tckac 225

.anggi',6 yaitu, dalam setiap keluarga, pelbagai aspek dan fungsi Paroki sebagai lingkungan bagi katekese
kehidupan seluruh Gcreia dapat dipantulkan: tugas pcrutusan,
25T.Tmpengu,garoki mcrupakan /ocru paling pcnting di mana komunitas
katekesc, kesalaian, doa, dll. Sebenarnya, dengan cara yang sama seP€rti
Kristiani dibcntuk dan diwu)udkan. Paroki dipanggil untuk meniadi
Gereja, keluarga merupakan 'iebuah tcmpat penyampaian Injil dan
scbuah kcluarga yang ramah dan bersaudara di mana umat Kristiani
penyebarluasan Injil".7 Keluarga sebagai locus katekesc memiliki
menjadi sadar bahwa mercka adalah jcmaat Allah.16 Dalam paroki,
privilesc unik: meneruskan Injil dcngan membuatnya berakar dalam
scmua pcrbcdaan manusia mcncair dan meresap dalam univcrsalitas
konteks-konteks nilai-nilai manusiawi yang mcndalam.8 Atas dasar
Gcreia.rT Paroki mcrupakan temPat biasa di mana iman lehir dan
manusiawi ini, inisiasi Kristen lebih mendalam: munculnya Pengertian
bertumbuh. Oleh karena itu, paroki membentuk sebuah ruang komu-
tentang Allah; langkah-langkah pcrdana doa; pcndidikan moral hati
nitas yang memadri bagi pcrwujudan &n pclayanan sab&, baik scbagai
nurani; pcmbinaan dalam pemahaman Kristiani tentang cinta
aiaran maupun sckaligus scbagai pendidikan dan pengelaman hidup'
manusiawi, dimengcrti scbagai pantulan cinta Allah Bapa, Pencipta,
suatu pendidikan, yang scsungguhnya lebih merupakan kesaksian Dcwasa ini, paroki di banyak ncgara mcngalami pcrubehan yang
hidup daripada pelajaran semata, lcbih okasional daripada sistcmatis, mendalam. Pcrubahan-perubahan sosial mendapat akibatnya pada
lebih berkclanjutan dan sehari-hari daripada dalam periodc-pcriode paroki-paroki, khususnya di kota-kota bcsar "yang digoncangkan oleh
tertata. Dalam katekcsc keluarga ini, peranan kakck-nenek semakin fcnomcna urbanisasi'.'' V'alaupun demikian, "paroki masih tctap
menjadi pcnting. Kebijaksanaan dan pcngertian mereka akan hal-hal mcniadi titik rcfcrcnsi bagi umat Kristiani, bahkan bagi mereka yang
religius scring kali menentukan dalam menciptakan suatu iklim tidak memprak-tckkannyd'.r' Paroki harus terus "mcnjadi penggerak
IGistiani yang sejati. pcrtama dan tcmpat utama bagi katekesc",2o sambil mcngakui bahwa
pada kcscmp"tan-kesemPatan tertentu, dia tidak dapat mcnjadi pusat
Katekumenat permandian bagi orang dewasae Jaya bcrat scgala fungsi katckcsc gerejawi dan harus mengintcgrrsikan
diri dcngan institut-institut lain.
256. Katekumenat permandian metupakan scbuah /arru khas katekesc, yang 258. Agar paroki bisa bcrhasil mcnggcrakkan misicvangclisasi sccara efekrif,
ditetapkan oleh Gcrcja untuk mcmpcrsiapkan orang'orang dewasa, haruslah dipenuhi bcbcrapa syarat;
yang ingin mcnjadi Kristiani dan mcncrimasakramcn inisiasi Klisten.r0
a) Harus dibcrikan prioritas bagi "katckcse orang dcwasarr, yang
Dalam katckumenat, disadari, bahwa "pembinaan khusus, yang mcncakup, katckcsc scsudah permandian, dalam bcntuk suatu
mcmbawa orang dewasa bertobat kepada iman, dibawa kcpada katekumcnat, dcngan mcmberikan sckali lagi bcbcrapa elemcn dari
pengakuan iman pcrmandian dalam Malam Paskah'.rr Katekesc yang
Ritus lzriia.ri Krisun bagi Orang Dcwasa dengan tuiuan trnruk
diberikan dalam katckumenat sarat bcrhubungan dcngan komunitas membiarkan orang itu mcnangkap dan mcnghayati kekayaan yang
llristiani.r2 Sejak saat mcrcka masuk ke dalam tahap katekumcnat, dahsyat dan luar biasa scrta tanggungjawab yang ditcrimanya pada
Gereja mcngelilingi katekumen "dcngan kasih sayang, perhatiannya, saat permandian".22
seolah-olah mereka sudah menjadi anak-anaknya yang bergabung 6) Harus dircncanakan, dengan semangat kebcranian baru,
dengannya: benar, mcreka adalah anggota keluarga Kristus".r' Maka, pcmakluman lnjil bagi mcreka yang tcrasing atau hidup dalam
komunitas Kristiani "mcmbantu para calon dan katekumen selama ketidakpcdulian religius z] Dalam tugas ini, pertcmuan-pcttcmuan
proses inisisi mereka, dari masa sebclum katekumcnat sampai dcngan prasakramcntal (pcniapan untak Sahramcn Pcrhawinan'
katekumenat, hingga periode mistagogi".ra Kehadiran tetap komunitas 'Pcrmandian, 2a
Komu)i Pcrtama anak-anah) depet sangat pcnting
IGistiani ini diungkapkan dalam pclbagai cara dan dilukiskan dcngan c) Scbagai suatu titik rcfcrensi yang kokoh bagi katckcse parokial,
tepat dalam Ri*t Inisiasi Kristcn bagi Orang Dcwasa.tt pcrlulah mcmpunyai inti umat liristiani yang matang, yang sudah
Jipcrkenalkan pada iman, dan yang dapat menerima kepcrcayaan
226 BAB III Loci Dan sarana*arana Katckcse Pauniuk Umum tGrckcc 227

untuk menangani bcrbagai soal-soal pastoral. Tujuan ini dapat didiskusikan.ro Apabile siswa-siswi dan orang tua mcrcka telah
dicapai dengan mudah lewat pembinaan komunitas-komunitas digabungkan dengan sckolah Ketolik karena mutu pcndidikan yang
eklesial yang kecil.2' diberikan di sckolah, atau karena alasan-alasan lain yang mungkin,
/) Bila point-point sebelumnla berkenaan dengan orang dewasa, pada kegiatan katekctik harus dibatasi, bahkan pendidiken rcligius bila
-
saat yang sama harus ada katekese anak-anak, kaum rcmaja, dan mungkin mcnckankan karaktcr budayanya. Sumbangan sckolah
-
kaum muda, akan sangat bermanfaat. langdcmikian sclalu mcrupakan "scbuah pclalenan yang bcsar nilainya
bagi manusia",'t sebagai unsur intcrnal evangclisrsi Gercia. Karcna
Sekolah*ekolah Katolik pluralitas sosio-bu&ya dan konteks rcligius di mana karya sckolah-
sekolah Katolik dijalankan pada bangsa-bangsa yang bcrbcda-bcda,
259. Sekolah Katolik'z6 adalah sebuah locus yang amat penting bagi bcrmanfaatlah bila para Uskup dan Maielis \(ali Gcrcja mcncntukan
pembinaan manusiawi dan Kristiani. Deklarasi Konsili Vatikan II, kegiatan katckctik yang harus ditcrapkan dalam sckolah-sckolah
Grauistimutn Educationis "mcmbuat suatu perubahan mencntukan Katolik.
dalam sejarah sekolah-sekolah Katolik: perpindahan dari sekolah
sebagai institusi kepada sekolah sebagai komunitas".27 Sekolah-sekolah
Asosiasi, gerakan-gcrak n, dan kelompok umat beriman
Katolik 'tidak kurang semangatnya dari sekolah-sekolah lain dalam
mcmaiukan budaya dan pcmbentukan kaum muda. Namun, adalah 261. Tujuan dari pclbagai "asosiasi, gcrakan-gerakan, dan kelompok umat
juga fungsi sckolah Katolik untuk: bcriman'," yang bcrkcmbang dalam Gercja partikular adalah untuk
- mengembangkan dalam sekolah Katolik suatu suasana yang dijiwai mcmbantu para murid Yesus Kristus untuk memcnuhi tugas Pcrutusan
oleh semangat kebebasan dan kasih; mcreka sebagai kaum awam dalam dunia dan dalam Gercia Dalam
asosiasi-asosiasi dcmikian, umat Kristiani mcngabdikan diri, untuk
- mcmbuat kaum muda, sementata mengcmbangkan kepribadian
mereka, sanggup bertumbuh pada saat yang sama dalam cara hidup "praksis kcsalchan, kcrasulan langsung, karya amal kasih dan bantuan,
baru yang telah dianugerahkan kepada mereka dalam Sakramcn atau suatu kchadiran Kristianidalam soal-soaldunii'.3r Dalam semua
Permandian; asosiasi dan gcrakan-gerakan ini, selalu perlulah memberikan
- mengarahkan seluruh kebudayaan manusia pada pesan pcmbinaan t.it.ntu, untuk memupuk aspck-aspek fundamental
kcselamatan;28 kchidupan Kristiani: "sesungguhnya' mereka mampu, masing'masing
dcngen mctodcnya sendiri, mcmberikan pcmbinaan melalui
Tugas mcndidik dari sekolah Katolik harus dikembangkan meng-
pcngalaman mercka yangdalam yang dibagi'bagikan dalam kchidupan
ikuti basis konsep yang disodorkan oleh Konsili Vatikan II, yang dilak-
L"ratul"n dan karcna mcmiliki kcsempatan untuk intcgrasi'
sanakan dalam komunitas sekolah, yang melibatkan mereka semua yang
mcwu.judkan pcmbinaan sehingga para anggotanya mcncrima dari
ada di dalamnya: "guru-guru, manajemcn, staf pembantu dan adminis-
or"ng-or"ng drn komunitas-komunitas yang lain'.r{ Katckesc selalu
tratif, oranB tua, adalah scntral, karena merekalah para pcndidik alami
merupakan dimcnsi basis dalam pcmbinaan kaum awam' Biasanya,
anak-anak mcreka yang tidak dapat digantikan, dan siswa-siswi yang
organisasi-organisasi ini mempunyai "waktu khusus untuk katckese"'"
adalah pcngambi[ bagian aktif &n juga subjck proses pcndidikan'.']e
Katckesc dcmikian bul..anlah alternatif bagi pendidikan Kristiani,
260. Apabila kebanyakan siswa-siswi yang bclajar di sekolah Katolik berasal melainkan salah satu dari aspck-aspck fundamentalnya
dari keluarga yang menggabungkan diri dengan sckolah karena 262. Apabila katekcsc dibcrikan datam konteks asosiasi dan gerakan-gciakan
kckatolikannya, pelayanan sabda dapat dilakukan dalam banyak ini, b.ber"p" berikut ini harus dipandang sebagai fundamcntal:
bentuk: pcwartaan pertama, pelajaran agama, katekesc dan homili. "rpck
a) "Sifat katckcse itu sendiri"36 harus dihormati oleh kckayaan-
Akan tetapi, dua dari bentuk ini, penting dalam sckolah Katolik: kekayaan isinya yang berkcmbang melalui tiga dimcnsi sabda,
pelajaran agama di sekolah dan katekesc, yang ciri khasnya telah kcnangan, dan kesalaian (doktrin, perayaan, dan komitmcn dalam
228 BAB lll l,oci Dan S:rane+arana Krtckcsc Pcnrniuk Umum K:tchcsc 229

hidup).37 Katckcsc, apa pun cara pcnyajiannya, sclalu mcrupakan ungkapan scjati komunio dan sarana untuk mcmbangun suatu
suatu pcmbinaan organis dasar dalam iman, yang harus mencakup komunio yang lcbih mendalam".'a Agar autcntik, "sctiaP komunitrs
"studi yangserius tcntang ajaran Kristiani",'8 dan harus membentuk harus hidup dalam kcsatuan dcngan Gcrcja universal dan partikular,
pcmbinaan religius yang scrius "yang terbuka bagi scgala faktor dalam kesatuan yang mcsra dcngan para Gembala Gcrcia dan
kehidupan Kristiani".r' Magistcrium, dengen suatu komitmcn bagi usaha-usaha misioncr dan
6) Ini bukanlah halangan untuk melaksanakan tujuan yang scsuai tidak menghasilkan isolasionisme dan cksploitasi idcologis".lt
dcngan asosiasi dan gcrakan-gcrekan yang bcrmacam-macam 264. Dalam komunitas-komunitas Gcreia basis dapat dikcmbangkan suatu

dcngan karismanya sendiri-scndiri. Dcngan penekanan-penekanan


- katckcsc yang sungguh-sungguh sangat mcmpcrkaya:
yang bcrbeda, katckese harus tetap sctia kepada sifatnya scndiri. - iklim pcrsaudarean, di mana dia hidup' mcrupaken suatu
Pendidikan dalam spiritualitas yang scsuai dengan gcrakan atau lingkungan yang scsuai untukkcgiatan katcketik yang utuh, aselken
asosiasi khusus memperkaya Gercja dan mcrupakan suatu sifat dan karaktcr katckcsc itu sendiri dihormati;
kesinambungan kodrati bagi pembinaan yang diterima olch semua - di lain pihak, katekcse harus bcrusaha mcmpcrdelam hidup
umat Kristiani. Pcrtama, pcrlulah mcndidik dalam apa yang umum komunitas untuk mcnjamin suatu basis bagi kchidupan Kristiani
bagi scmua anggota Gcrcja, sebclum mcndidik dalam apa yang krum berimrn, tanpa ini komunitas-komunitas basis Krisriani
berbeda dan khusus. kurang stabil;
c) Perlulah mencguhkan bahwa gcrakan-gerakan dan asosiasi-asosiasi, - komrnit"s kccil sclalu mcrupakan tcmPat yang scsuai untuk
scjauh berkeitan dcngan katckese, bukanlah alternatifbagi paroki mcncrima mcrcka yang tclah menyelesaikan pcrialanan katckctik'
karcna paroki merupakan komunitas mendidik, dan katckis
mcngacu pada paroki.ao

Komunitas Gereja basis


263. Komunitas Gereja basis dalam dckadc-dekade akhir-akhir ini tclah
mengalami suatu pcnyebaran yang bcsar.(r Ini adalah kclompok-
kclompokyang "muncul karcna manusia ingin menghalati kchidupan
Gereja dcngan semangat yang lcbih bcsar atau karcna mcrcka rindu
dan mcncari suatu jalan hidup yang lebih manusiawi yang tidak dapat
dihasilkan olch komunitas-komunitas Gercia yang lebih luas".4'
Komunitas Gcrcja basis adalah suatu tanda "daya hidup Gercij'.{r
Para murid liistus bcrkumpul di dalamnya untuk mendcngar ftrman
Allah, untuk mcngcmbangkan ikatan persaudaraan, merayakan mistcri-
mistcri Kristiani dalam kehidupan mercka dan mcncrima tanggung
jawab untuk mcngubah masyarakat. Secara khusus, umat Kristieni
juga memperhatikan nilai-nilai manusiawi Penting lainnya Penting
yang timbul: pcrsahabatan, pcngcnalan/pcngakuan pribadi, semangat
tanggung jawab bcrsama, &ya cipta, tanggapan etas panggilan, per-
hatian akan masalah-masalah dunia dan Gercja. Dari mcrcka, sebuah
pengalaman komunitas yang diperkaya bisa menghasilkan "suatu
230 C:trran Keki Petunjuk Umum Krtekcsc 231

Catatan kaki komunitas-homunitas kccilGcteil ditcmprt rdrnva, aken mcnjedisuetu bentueo


yeng bcrmenf:et begi pcmbinern orang-onng lGistcn dcngn mcmbcriken kcsedrran
irrip.ngrhm"n kerrium dan tuges pcrutusen Gcrcie yang lcbih lues dzn t:itn'
Bab III 76) KONCREGASI UNTUK PENDTDIKAN KATOLIK' Scholah Kanlil, Romz
1977.
r) I#. Bagirn V, Brb I, di mrne discbutkan tenggung jrweb komunitrs bagi ketckcsc. 27) KONGREGASI UNTUK PENDIDIKAN KATO LIK' Dintwi *ligiu pcnlidilan
lni dipandang scbagei scbuah /oc*r katckcsc. ddhn hlohlr larolit, Roma 1988, no.3l.
2l Blt. KONGGREGASI UNTUK AJARAN IMN'I, Communiork Notio, no. lt 28) GE 28.
1...838. PENDIDIKAN KATOLIK, Dincrui digiu pcnlidiLen
29\ KONGREG SI LTNTUK
,) BdL. MPD 13. *lohh lQ oli|, no. 32t 1. c.
4\ Bdt. c-f 24. 30) Cii Ih* ScLohh Katolil, ahun yng mcngarifiawahirya' alaun mengapa orang

5) CT67r,Ini mcrupakrn ungk4rn klarik dalam katckcsc. Aajurao epostolis bc6icam tw lGtolil haru bbih ncnyu*ainy, alahh Lualitat pchjarun agama Tang din*uhhan
tcntang t.mp.t-tcmp.t ktcckcsc (& hti atcchqcos). dahm perdililaz *wariwi" (CT 69\; bdl. Rtgizn t, Bab Il, no 73-76'

6) Bdl. LG tt; b&. AAll; FC 49. 3l) AG l2<.


7) EN 7I. 32) Bdl. cf 70.
\'/'/' CT 70 menyebut udsiasi-asosiesi, gcrrkan-gcrakan, dan kclompok-kclompok di
8) Bd*. GS 52tFC37a. 33\
mane aspek iatckctik deri pcmbinaan dipcrhrtikrn. nemun tidak mcmbcri htil
9) bh. B:ry:iall. I, Bab III. Di sini sorl krtckumcnrt pctmtdian scbagai suetu 6rnr
begi lingkungan yang mencrime katckcsc.
katckcsc mcnjedi rujuan ddem kairan dcngen kchrdirrn terus-mcncrus komunitr
di ddamnya. 34) chl 62.

l0). Bdl. DCG (1971\, 130 yrng mclukiskan tujuao krtckumcnat pctmandirn. Bdl. 35) cT 67.
RCIA 4 mcnunjuk hubungrn antare katckumcnet pcrmandian drn lomunit* 16\ cr 17b. i.
IGistieni.
37) cf 17b.
l l) Sinodc, MPG 8c.
38) CT 47. Dalem tcla ini PausYohancs Paulus ll bcrbicara tentrng pclbegri kclompok
t2\ BdL, RCIA 4,11. kaum muda: kelompok aksi Krrolik' kclompok doa, kclompok untuk rcflcksi
l3) RCLA 18. Krisriani ... dir minrr iuga ager delam kelompok-kclompok ini juga ede studi scrius
tcntrng doktdn l(istirni. Krrckcsc h:rus sclalu mcmPcrhatikrn sua'u blgian crcnsirl
l1) RCIA 41.
delam hidup mctuul kaum lw.m.
rr) a/1. RctA 41.
39) Bdl. cT 2t.
16) Bd*. CT 67c.
40\ \dh. CT 67b-c.
t7) Bd*. AA t0.
4l) EN 58 mcnuniul bagaimenr komunitas Gctcie basis bctkcmbang hempir di mene-
l8) cT 67b. mrnl delem icrcie.-RM 5l mcnunjuk pade mcrckl sebagei suatu fcnomcn d'lam
t9) Ibi/. partumbuhan Yrng Pcsat.
20\ Ibid. 42\ EN
2t\ Pcntingnya lotckcsc onng dcw:s digarisbaw:hi ddem CT 43 drn DCG (1971) 20, 41) RM '8<.
5la; ldl. EN 58f; LC 69.
22) chl.6r. 44) RM 5lc.
23\ Bdb. EN 52. 45) lbid., bdk. EN 58; LC 69.
24) Bd*. DCG (1971) 96c.
25) Pcotiognp mcnyrtakrn scbrgaimane dibuat olch Yohencs Peulur II ddam ChL 6l
pcntingny. kelompok-kclompok kccil Gcrcje ddrm kootcks peroki. Mcteka tidak
bolch menjadi gcrakan prtalel yug mctcsapi enggora-anggota peroki yang prling
baik di drlam patoki khususnya scc.n tctitori.l P.iat dan b.*.mb.ng luis,
BAB IV
ORGANISASI DAN
PEIAKSANAAN TANGGUNG JA\TAB

Pelalanan ketekctik keuskupan


265. Organisasi Pembinaan pastoral katckis bcrtitik acuan pade Uskup dan
keu-skupan. Komisi Katcketik Kcuskupan (Ofuiun Catcch*tiatm)
;sarana
ad"lah y"ng digunakan olch Uskup scbagai kcpala komunitas
dan guru doktrin untuk mcngarahkan dan mengatur scgala kcgiatan
katekctik keuskupan'.r
266. Kompctcnsi dasai Komisi Katckctik Kcuskupan adalah scbagai bcrikut:
a) M'cnganalisis kcadaan kcuskupan2 schubungan dengan pcndidikan
imanl analisis yang dcmikian harus mcncntukan, antara banyak
hal lain, kebutuhan nyata kcuskupan scjauh bcrkcnaan dcngan
praksis katekctik;
/) mcngcmbangkan suatu rcncana kegiatanr yang mcnyusun tuiuan-
triu"n y"ni jclas, mcngusulkan saran'saran yang pasti dan
mcmpcrlihatkan hasil-hasil yang konkrct;
.) mcng.*b"n p.mbinaan katekis: Pusat-Pusat yang scsuai haruslah
didirikanl
a) mcmpersiapkan atau sckurang-kurangnya mcnuniukkan kcpada
p"roki-p".oki dan katckis'katekis' sarana-sarana yang perlu bagi
Lt.k re: k"t.kismus, buku-buku pctunjuk, Program untuk usia-
usia yang bcrbeda, tuntutan bagi katckis, bahan-behan untuk
*"r"L y"r,g mencrima katckcsc, alat pcraga audio-visual, dll';'
c) mcmbantu perkcmbangan institusi katcketik kcuskupan yang
l<husus (haichuncrrat, h ckctc Paroli, kchmpok'kclompoh yang
bcltdnyng jdwdb bagi Latckac): ini scmua mcrupakan "scl-scl
basis"6 kegiatan'kcgiatan katcketik;
sumbcr daya matcrial pada
.7fl mcningkaiken -ui,, p.rron.l da;r
tingkai kcuskupan dan pada tingket paroki scrta vikeriat;7
g) bcrkitan dcngan pcntingnya liturgi bagi katekcse, bckcria sama
dengan Komli fitutgi' khususnya untuk katekesc awal dan
katckumenal.
234 BAB IV Org:nis*i D:n P.lakrenr.n TanSgungjrwlb Pctuniuh Umum lGtckcrc 235

267. Untuk mcwujudkan tanggung jawab-ranggung jawab ini, hcndaknya keuskupan-kcuskuPan yang kurang dilengkapi dcngan bahan-
Komisi Karckctik Keuskupan "mcmpunyai staf orang-orang yang bahan ketckctik.
kompetens. Keluasan dan bcrbagai masalah yang ha;s ditangani
Bila satu kcuskupan mcncntukan demikian, adelah wcwcneng
meminta agar ranggung jawab dibagi antara sejumlah orang yang
Komisi Katckcti[ atau Pusat Katckctik Nasional untuk mcnyusun
sungguh ahli dan mampu".8 Sisanya, pclayanan kcuskupan ini
kcgiatan-kcgiatan bcrsama dcngan institusi-institusi katekctik lainnya,
dilaksanakan olch imam, rohaniwan-rohaniwati, dan kaurn awam.
Katekesc dcmikian mendasar bagi kehidupan setiap keuskupan,
ar; bekcrja sama dcngan kcgiatan-kcgiatan katckctik Padl taraf
schingga "tidak ada kcuskupan yang bisa ada tanpa Komisi intcrnasional. Scmuenya ini dilaksanakan scbagai suatu sarana
mcmbantu para UskuP'
Kateketiknya sendiri".,

Pelalanan kerja sama arrtar keuskupan Pelayenan Takhte Suci

270. "Pcrinteh Kristus untuk mewartakan Iniil kcpada semua makhluk


268. Kcrja sama inisangat berhasil pada zaman kita. Upaya-upaya katekctik
langsung dan pcrtama-tama bcrlaku bagi mcreka (para Uskup) -
bcrsama dianjurkan bukan hanya karena jarak geografis yang dekar,
mclainkan juga karena kesamaan bentuk kebudayaan. ,Adalah
b..i"." P.trrr, tunduk kcpada Pctrus".!! Pelayanan pcngganti Pctrus
dalam pcrintah kolegial Ycsus yang berhubungan dcngan pcwartaan
bermanfaat bagi sejumlah keuskupan untuk menggabungkan karya-
dan pcncrusan Iniil ini, mcngandaikan tanggung jawab dasar' Pe-
karya mereka agar pengalaman-pengalaman, usaha-usaha, biro dan
layanan itu harus dipandang, "bukan hanya sebagai pelayanan global
sarana-sarananya bermanfaat bagi semua orang; keuskupan-keuskupan
y"ngrn.n""p"i ,". uaGcrcia" dari luar, mclainkan daridzlam scbagai
yang lebih scjahtera bisa mcnolong keuskupan yang lain, dan agar 'rnulto
yar[ trhb tifat kcbcradtan lctidP Gcrcjd Pdrtibuht"'ta
program kcgiaran bersama dipcrsiapkan bagi daerah sebagai suatu ^cnjadi katekcsc dilaksanakan dcngen cara yang
Pclayanan Pctrus dalam
keseluruhan".ro
istimcwa mclalui aiaran-aiarannla. Paus, schubungan dcngn katckcs€'
bertindak sccara langsung dan khusus, mclalui Kongrcgasi untuk
Pelayanan Majelis Para Uskup
Klcrus, yang "menolong Uskup Rom" mclaksanakan pcnggemba-
269. MajelisPara Uskup dapat mcndirikan Komisis Kareketik, yang tujuan laannya yang tcrtinggi".It
utamanya ialah untuk menolong masing-masing keuskupan dalam 271. Markt, Kongrcgasi untuk Klcrus:
soal-soal katckctik.rr Kemungkinan ini, yang relah ditentukan oleh - b..fungti mim"iukan pcndidikan religius umat beriman dari sctiap
Pcrataran Kanon, adalah suatu realita dalam banyak Majelis para zaman siruasi dan kondisi;
Uskup. Komisi Kateketik, atau Pusat Kateketik Nasional dari Majelis - mcngcluarkan norma-norma tcpat pada waktunya schingga
Para Uskup mcmpunyai fungsi ganda:r, pclajaran'pclajaran katckctik dapat dijclaskan scsuai dcngan
- melayani kebutuhan katekctik semua keuskupan dalam terirori Progrem yang tcPat;
d.ng"n saksama cara pcnyampaian instruksi
tertentu; memantau publikasi yang berelevansi nasional, kongres- - -.ip.tr"h"nk"r,
kongres nasional, hubungan-hubungan dengan mcdia massa dan, katekctik yang sesuai;
secara umum tugas dan tanggung .jawab yang melampaui sarana - dengan p"rr.-jl'r"n Kongrcgasi untuk Ajaran Iman, mcmberikan
daerah dan keuskupan; pcrietuiuan tcnulis dariTakhta Suci untuk katckismus dan tulisan-
- melayani kcuskupan-keuskupan dan daerah-daerah dengan iulisan lain yang berkaitan dcngan instruksi katekctik;r6
membagikan informasi dan proyek-proyek katekerik, supaya - tcrbuka brgi komki'komisi katekctik dan prakarse-prakarsa
mengatur kegiatan-kegiatan dan memberikan bantuan kepada intcrnasional mengenai pcndidikan religius, mengatur kegiatan
mcreka, dan bila pcrlu, memberikan bantuan"'r7
236 BAB IV Organis:d Dan Pclalsrna:n TrnggungJ.wab Pcruniuk Umum Krrck<e 237

KOORDINASI KATEKESE 4) suatu proscs inisiasi Kristen yeng tunggal dan kohcrcn bagi anah-
, anah, rcmdjd, /an baum muda, yang erat berhubungan dengan
sakramcn-sakramen inisiasi yang telah atau akan mcreka terima
Pentingnya suatu koordinasi lcatekcse yang efektif dan dikaitkan dengan pembinaan Pastoral Pendidikan;
272. Koordi'|nsi katekesc mcrupakan tanggung jawab yang penting dari 6) suatu program kateketik, yang dialamatkan kepada mcrcka yang
intcrn Gercja lokal. Hal itu dapat dilihar dari: ingin mcmpcrdalam iman mereka supaya mclengkapi inisiasi
Kristen yang telah dimulai dalam Sakramen Permandian.
- dari dalam katekesc itu sendiri, melalui berbagai bentuknya yang
ditujukan untuk usia-usia den kontcks-kontcks sosial yang Di banyak ncgara, ada juga kebutuhan yang scmakin bcrkcmbang
bcrlainan; akan program katekese bagi haum lanjut usia, bagi oranS'orang
- kairan antara katekcse dan bcntuk-benruk lain pcndidikan iman Kristiani yang dalam rahap terakhir hidup mcreka di dunia, rindu,
dan kcgiatan-kegiatan lain cvangelisasi. atau barangkali untuk pertama kalinya, meletakJ<an dasar yang kokoh
Koordinasi katekese bukanlah semata suaru faktor strategis, agar bagi iman mcrcka.
cvangclisasi lcbih cfcktif, mclainkan memiliki arti teologis. Kegiatan 275. Program-program katek€se yang bcrbeda-bcda ini, masing-masing
mengevangelisasi harus dikoordinasi dengan baik, karcna kegiatan ini dcngan variasi sosio-budaya sendiri, tidak bolch diselenggarakan
menyentuh hcsatuan iman, yang menopang semua kegiatan Gere.ja. tersendiri, scolah-olah Program-Program itu merupakan "ruang
273. Tujuan bagian ini ialah mcmpohatikan: terpisah tanPa komunikasi di antara mercka".:2 Perlulah bahwa
katekese yang diberikan oleh satu Gcreja partikular diatur dcngan
- koordinasi inrern katckcsc, sehingga Gcrcja partikular daplt baik. Di antara banyak bcntuk katekese yang bcrbcde "harus
memberikan suatu pelayanan katcketik yang kohcrcn &n rerpadu;
dikembangkan saling ketergantungan yang semPurna antarmereka".rl
- hubungan anara kcgiatan misioncr dan kcgiatan katckumenal, yang
Sebagaimana tclah disebutkan, 2rizll2 lang mcngatur, yang memberi
saling bcrgantung dalem kontcks perurusan "ad gcntcr',8 atau
-
'cuangc li s as i baru' \t e kohcrensi pada pelbagai program katcketik yang diberikan oleh Gercia
partikular, mcrupakan perhatian katekese bagi orang dewasa. lnilah
- kcbutuhan akan pemeliharaan pastoral yang ditata dengan baik
puncak, dan disckitar puncak ini, berputarlah kembali katekese masa
dalam bidang pendidikan, sambil mempcrhitungkan banyaknya
pcndidik yang mcmbaktikan diri bagi pcncrima yang sama, kanak-kanak, rcmaja scrta katckcse lanjut usia.r!
khususnya anak-anak dan rcmaja. Kenyataan bahwa satu keuskupan membuat satu program runggal
Konsili Vatikan II menganjurkan koordinasi semua kcgiatan keuskupan dari program-program katekese yang berbcda-beda, iru
pastoral, agar kesatuan Gcrcja parrikular dapat semakin bercahaya.20 tidak berarti bahwa mereka yang menerima katekese harus mengikuti-
nya satu pcr satu. Seorang pemuda yang telah sampai pada masa dewasa

Program-program katekctik keuskupen yang koheren dengan iman yang cukup baik tidak membutuhkan jenis katekese
katekumanat bagi orang dewasa, melainkan pembekalan yang lebih
274. Prcgram Kateketik Kcuskupan adalah proyck katcketik global suatu kokoh, untuk mcmbantu dia mematangkan imannya terus-menerus'
Gercja partikular yang, dalam cara yang tertata dan koheren, mcng- Hal yang sama bcrlaku juga bagi mereka yang telah mencapai usia
intcgrasikan pclbagai program katcketik yang olch keuskupan laniut dcngan iman yang berakar baik. Bersama dengan syarat'syarat
dialamatkan kcpada kclompok-kclompok usia yang bcrbcda.2r Dalam program inisial, yang mutlak harus ada, Gcreja lokal juga harus mcnyc-
arti ini, sctiap Gercja partikular, khususnya dalam hubungan dengan diakan program-program yang dikhususkan bagi katckese permanen
inisiasi Kristen, sekurang-kurangnya harus mcmberikan dua pclayanan: bagi umat Kristiani dewasa.
2r8 BAB Iv Organ'ssi D:n Pclalaanmn Tanssung Jawab Pcruniuk Umom Krtclcsc 239

Kegiatan kateketik dalam kontela evangelisasi dengan semangat Injilyang sama'.r0 Koordinasi pendidikan, Pertama-
276. Apabila katekcse dirumuskan sebagai suatu momen dalam proses rotal tama memperhatikan anak-anak, kaum remaja, dan kaum muda yang
evangelisasi, persoalan yang pasti muncul ialah mengkoordinasi telah dcwasa. Hal itu lebih berguna lagi bagi Gereia partikular
kcgiatan kateketik dengan kegiatan misioner yang harus mendahului- mcngintegrasi sektor-sektor pendidikan yang bermacam'macam dan
nya, serta kegiatan pastoral yang menyusulinya. Scbenarnya, "ada lingkungan-lingkungan dalam satu proyek tunggal untuk mclayani
unsur-unsur yang mcmpersiapkan katekese yang muncul dari pendidikan Kristiani kaum muda. Semua /oci ini saling mclengkapi,
katekese",2t Sehubungan dengan ini, hubungan antara kegiatan namun, tak ada satu pun, yang diambil terpisah, dapat menjamin
misioner yang berusaha mengemudikan iman, dan katckese awal yang suatu pcndidikan Kristiani yang lengkap. Karena pribadi anak atau
bcrusaha mempcrdalam iman, menentukan cvangclisasi. Hubungan orang muda yang samalah yang menialani kegiatan-kcgiatan
ini, dalam arti tertcntu, lebih tampak dalam pcrutusan ad gcntcs.26 pendidikan yang bcrmacam-macam ini, pentinglah bahwa bcmacam-
Orang-orang dcwasayang bertobat pada pewartaan perdana memasuki macam pengaruh sclalu mempunyai inspirasi fundamental yang sama,
katekumenat tempat mereka menerima katekese. Dalam situasi-situasi Segala pcrtentangan dalam kegiatan ini merugikan, sejauh masing-
yang menuntut "evangelisasi baru",27 koordinasi mcnjadi lebih rumit, masing memiliki kckhasan dan nilai pentingnya se ndiri Maka' paling
karena sering, katekese biasa yang diberikan kepada kaum muda dan pentinglah bagi Gercja partikular untuk menyediakan suatu Program
orang dewasa yang membutuhkan suatu periodc pcwartaan yang inisiasi lGisten yang mempcrhitungkan dan mengintegrasi tugas-tugas
mendahului dan bangkitnya kelckatan pada Kristus. Kesulitan- berbagai pendidikan serta tuntutan-tuntutan evangelisasi baru.
kesulitan yang sama muncul schubungan dengan katekese anak-anak
dan pcmbinaan orang tua mercka,28 Pada saatyang lain, bentuk-bentuk BEBERAPA TANGGUNG JAIOTAB YANG SESUAI
katekese lanjut diterapkan pada orang dewasa, yang sebenarnya, DENGAN PELAYANAN KATEKETIK
menuntut suaru katekese awal yang benar
277. Siatuasi evangelisasi saat ini meminta agar, baik kegiatan-kegiatan, Analisa situasi dan kebutuhannya
pewartaan misioner maupun katekese awal direncanakan dengan cara
yang tertata baik dan diberikan dalam Gercja partikular, mclalui 279. Gereja partikular, dalam mengatur kegiatan kateketiknya, harus
program tunggal evangelisasi yang adalah misioner sekaligus memiliki analisk sitaai sebagai titik tolaknya. "Objek penyelidikan
katekumenal. Dewasa ini, katckese haruslah dilihat tcrutama sebagai ini bersegi banyak termasuk penyelidikan kegiatan pastoral dan analisis
konsekuensi dari suatu pewartaan misioner yang efektif Petunjuk- situasi religius scrta sosiologis, budaya, situasi ekonomis, agar fakta
petun)uk dari dckrit Ad Gcntes yang mengatur katekumenat dalam kehidupan kolektif ini dapat mempengaruhi kebcrhasilan evangelisasi".r'
konteks kegiatan misioner Gcrcja, sccara khusus tetap meniadi titik Hal ini tidak lain adalah menyadari rcaliras dari sudut pandang
refercnsi yang sah bagi katekese.2' katekese dan kcbutuhan-kebutuhannya. Secara lebih konkret:
- harus ada kcsadaran yang ielas, dalam" mcnyclidihi karya patotal",
kcadaan katckese: bagaimana, dalam kenyataannya' katckese itu
Katekese ddam karya pastoral pendidikan
ditempatkan dalam proscs cvangelisasi: suatu kcseimbangan yang
278. Pemeliharaan pastoral yang diberikan oleh suatu Gereja partikular jeles antara berbagai scktor katcketik (anak-anak, remaja, kaum
dalam bidang pendidikan harus menetapkan koordinasi yang perlu muda, orang dcwasa); koordinasi katckese dengan pcndidikan
amara loci yang berbeda-beda, di mana pendidikan dalam iman IGistiani dalam kcluarga, sekolah-sckolah dan di mana pun, kualitas
diwujudkan. Sangatlah penting bahwa segala sarana katcketik "harus batinnya; isi-isi yang dibcrikan dan mctodologi yang dipakai;
bcrtcmu pada pcngakuan iman yang sama, pada keanggotaan Gereja karaktcristik katckis dan pcmbinaan mcreka;
yang sama, dan pada komitmen dalam masyarakat yang dihayati suaru "analisit si*ai rcligiu"keuskupan mcncakup tiga levcl yang
-
240 BABIv Organi!.li Dan Pclaksanaan TanggungJrwab
Pctunjuk Umum Kzrckac 241

erat berkaitan: rdrd ahan yang sahral, yakni pengalaman-pcngalaman 282. Bersama dengan program karya yang bcrfokus tcrutama pada
-
pilihan-pilihan y"ng J"p", dikerjakan banyak keuskupan' pada
manusia, yang karena kcdalamannya, condong terbuka bagi misreri, -
rata dhdn lang rcligiut, caru-ceru konkret di mana, orang-orang iingk"t n"rior,"i rninyediakan bahan-bahan kateketik yang mcmberi
rerrenru mcmahami dan bcrkomunikasi dengan Allah; dan sinasi oriJnt.ri d"n reflcksi, yang mcmbcrikan kriteria bagi katckcsc yang
iman dalam terang berbagai sifat orang beriman; sehubungan tepat dan memadai. Sarana ini disebut dcngan pclbagai namt Pctunjuh
dcngan lcvcl-lcvel ini, analisis ini.juga menyelidiki sinasi moral , K)tck*ik, Garis'Garb Tuntunan Katckctik, Dokumcn Daut' Tckt
jawab
sebagaimana dihayati, sambil memeriksa nilai-nilainya yang Rcfcrcnsi, dll.lni ditujukan kepada mcreka yang berranggung
muncul, kcduaartian yang jclas, dan nilai-nilai yang bcrlawanan. teihadap kateke.c dan katckis' dan mcmpcrjclas konsep katckcsc: sifat'
- "analisis sosio-budaya": tcntang hal ini sudah banyak dikatakan objck, iugas-tugas, isi, mctodc, dan orang-orang yang mcncrima
dalam hubungannya dengan ilmu pcngctahuan manusiawi dalam katckcse. Buku-buku peruniuk dan garis tuntunan umum yang
pembinaan katekis.12 Analisis ini juga penting karcna katekumen disiapkan oleh Maielis Para Uskup atau yang diterbitkan atas
dan mereka yang menerima katekese harus dipersiapkan untuk *.*.n"ng -"r.k. harus mcngikuti proscs pcrluasan dan persctuiuan
menciptakan suatu kehadiran Kristiani dalam masyarakat. .ebagai katekismus, yang berarti, dokumen'dokumen scPcrti itu'
280. Analisis situasi, dari berbagai aspek, "harus pula meyakinkan mereka sebci-um diterbitkan, h".ui dis.r"hkan ke Takhta Suci untuk mcndaoat
yang berkarya dalam pelayanan sabda bahwa, sejauh berkenaan dengan persetuiuan.r{ Garis tuntunan katcketik ini mcrupakan sumH
karya pastoral, situasi manusia itu ambivalen. Oleh karena itu, para inrpir"ri y"ng bcsar bagi katekcse dalam Gereje-Gcreja lokal dan
petugas dalam pclayanan Injil harus belajar memperhatikan banyak p.ng.rnb"ngl.r"t"nnya bermanfaat dan dianjurkan, antara lain' karena
kemungkinan yang terbuka lebar bagi karya mereka dalam [ingkungan )ok-urn.n-dokr-en ini adalah titik refercnsi yang Pcnting bagi
yang baru dan berbeda ... Karcna selalu mungkinlah suatu proses pcmbinaan katekis. Bantuan semacam ini erat dan langsung berkaitan
pcrubahan yang bisa membuat jelas ialan kcpada iman".rl dengan tanggung iawab UskuP.

Analisis ini merupakan sarana kerja primcr, bersifat informatif,


Penyebarluasan sarana-sarana dan
yang diberikan oleh pelayanan kateketik bagi para gembala dan karekis.
bantuan didaktik bagi kegiatan kateketik
Program karya dan orientasi kateketik 283. Bersama dengan sarana-sarana yang diberikan u n ruk orientasi rencana
umum drn klgi"ta r-karekerik (analkis situasi, rcncana harya' pcrunjuh
281. Mengikuti studi yang dekat tentang situasi, menjadi perlulah maju ke
hatchctik) ada pule sarana-.arana lain yang lebih dapar.langsung
pcrumusan suatu program karya, yang akan menentukan tujuan,
dimanfaatkan d"l"rh kcgiatan katckctik' Pertama, harus disehlur buhu'
sarana katckesc pastoral, dan norma-norma yang mengaturnya sehu-
buhu tchs,15 yrngditempatkan secara langsung pada tanga-n katckumen
bungan dengan kebutuhan-kcbutuhan sctempat dan scrasi dcngan
d"n mcr.k" ying mcn.rima katekcse' Juga bcrmanfaat- pclbagai
tujuan dan norma Gcrcja universal, Program atau rencana keria harus
Tunrunanbalibigi katckis, maupun bagi orang tua dalam kaitannya
cfcktifkarcna tujuannya ialah mengarahkan katekese keuskupan arau
dcngan katekcsc aiak-anak.36 Bantuan audio-uisual lt$apenting ddam
antarkeuskupan. Karena si6tnya, rcncana kcr.ja ini disusun untuksuatu
katJk"re d"n dalam pcmakaiannya hendaknya dinilai sccara tcpat'17
pcriode khusus, dan pada akhir pcriode, rcncana ini ditinjau kembali,
Kritcria dasar begibantuan-bantuan karya ini haruslah kcsctiaan gan&'
sambil mcmpcrhitungkan pcnckanan-penekanan, tujuan &n samna fang
baik kcpada Alla=h, maupun kcpada manusia, suatu prinsip dasar bagi
baru. Pcngalaman menunjukkan man6at program karya yangdemikian
scluruh Gcrcja. H"l ini -.ny"ngkut suatu kesanggupan untuk
bagi katekesc. Dcngan mencntukan beberapa tujuan umum, rcncana ini
mcngawinkan kcsctiaan s€mPurna dari ajaran dcngan suatu adaptasi
juga memberisemangat pada bcrbagai minat untuk bekerja sama dcngan
..ni"l"- pada kebutuhan-kebutuhan manusia, sambil mcmPcr-
satu tujuan bersama. Jadi, karakteristik program karya yang Pertama
hitungkan psikologi usia dan konteks sosio-budaya'
adalah realismc, kemudian kcscdcrhanaan, kctcpatan, dan kcjelasan.
242 BAB IV Orgnisasi Dan P.l.ltsanmn Tangung J.w.b

Secara singkat, sarana karekerik harus: KESIMPUIAN


- "berkaitan dengan kehidupan nyata dari generasi yang menerima
katekcse, yang memperlihatkan pengenalan yang akrab dengan 286. Dalam mcrumuskan garis-garis tuntunan dan pctunjuk'pctunjuk
kcgelisahan dan masalah-masalah, per.juangan-perjuangan, dan sekarang, scriaP usaha yang mungkin telah dibuat untuk mcnjamin
harapan-harapan nya" ;ro p.trn)uk-p.tunjuk ini berdasarkan pada ajaran-aiaran Konsili
"g",
- bcrusaha "berbicara kepada gcnerasi ini dengan pcnuh arti";re Vatikan II dan campur tangan bcrikutnya dari Magistcrium Gercia'
- "sungguh-sungguh bermaksud mcmberikan kepada mereka yang Di samping itu, pcrhatian khusus diberikan pada pcngalaman
m€makainya suatu pengctahuan yang lcbih baik tentang misteri ' kehidupan mcnggcrc)a di antara pclbagai bangsa Dalam terang
IGistus, agar mencapai pcrtobatan yang sejati dan hidup yang lebih kcsetiaan kepada Roh Allah, telah selalu dilaksanakan pcmbcdaan yang
serupa dengan kehendak Allah".ao perlu untuk pcmbaruan Gereia dan Pelayanan evangclisasi
-
287. buku Pctunjuk Baru ini dipcrsembahkan kcpada scmua Gcmbala
Persiapan katekismus lokal: Gereja, kcpada rekan-rekan kerra mcreka, dan katckis dcngan haraPan
tanggung jawab langsung pelayanan Uskup agar buku ini dapat mcmberikan semangat dan dorongan dalam
pll"y"n.n y"ng dlp..""y"k"n kcpada mcreka olch Gcrcja dan Roh
284. Di antarasaranayangdiscdiakan bagikatekese, katekismusmelebihiyang iman dalam diri orang yang
ifudus, yakni mcmelihara Pcrtumbuhan
lain.at Pentingnya katekismus berasal dari kenyataan bahwa pesan yang
pcrcaya. Garis-garis tuntunan, yang terkandung di sini dimaksudkan
diteruskan olch mereka diakuiautentik oleh para GembalaGereja. Apabila
Lr.rk"n h"ny" untuk mcmperjclas sifat katekcse, norma, dan krireria
Uskup memimpin kegiatan umum kateketik sebuah Gereja partikular,
yang mcngatur pelayanan ertngclisasi Gcreja, melainkan juga mcn)'ubur
juga benar bahwa publikasikatckismus mcrupakan suatu tanggung jawab
Ln, d.npn k ["",an sabda dan karya Roh Kudus, harapan dari mereka
langsung pelayanan Uskup. Katekismus nasional, regional, atau
yang berjcrih payeh dalam bidang istimcwa kcgiatan eklcsial ini'
katekismus kcuskupan, yang disusun dalam kcrja sama dengan perugas- 'Bcrlasitnya
288. k"t.ker. -.rrp"kan dan selalu akan mcnjadi karunia
petugas kateketik, pada akhirnla mcrupakan tanggung )awab para Uskup,
A.llah, mclalui karya Roh Bapa dan Putcra. Dalam suratnya kepada
yang adalah pan karel<s par cxccllcncc dalam Gereja-Gercia partikular. hetcrgantungan total
)emaat di Korintus, Santo Paulus menegaskan
Dalam mcnyusun katekismus, dua kriteria beriku iniharus berkaitan: ."-pu, ,"ng"n Allah kctika dia m cnulis, 'Aku mcndnam' Apolos
"k"n
a) kcserasian scmpurna dengan l(atckimu Gotja lGtolik"suaru referensi mcnyimm, tctapi Alhh Tang mcmbcri pttumbuhan' Karcna -in Tang
lang mcyakinkan dan autcntik ... khususnya untuk mempersiapkan prriirg buborioh yrg -"riro- orou long mcnpiram, mclai nkat Alhh
katckismus-katekismus Iokal";{2 yang mcmbcri pcrumbuhan" (lKor 3:6-7)'
/) pcrtimbangan yang tepat akan norma-norma dan kritcria untuk
Katckesc maupun evangelisasi tidaklah mungkin tanpa karya
Allah
penyajian pesan Injil yang terkandung dalam Petunjuh Umam
yang bekerja melalui Roh-Nya.' Dalam praksis kateketik, baik teknik-
untul Katchctc, y^ng )uga adalah "standar referensi",{' bagi katekese.
,.kiik p.j"gogi yang paling maju maupun katckis yang paling
285. "Pcrscnjuan lcbih dabuh dari Thhhta Suci",aa yang dituntut dari b.rb.k"t bit" t*t gg"n,ik"n karya Roh Kudus yang hcning dan tak
katckismus yeng bcnsal &ri Majelis Pan Uskup, bcnni, bahwa ini adalah kelihatan.'? "Dialah pclaku utama yang sebenarnya dari semua tugas
dokumen-dokumen, dengan mana Gereja universal, dalam kontels sosio- perutusan Gcreja";'bialah katckis utama; Dialah "!uru rohani" dari
budala 1,ang bcrbeda-beda di tcmpat peruusannya, mcwanakan &n
-"r.k" y"ng bcrtumbuh di dalam Tuhan a Sesungguhnya' Dialah
mencruskan Injil, den "melahirkan Gercja-Gcrc.ja partikular dengan prinsip yanfmcmbcri inspirasi bagi semua karya katckctik dan mereka
mcnyatakan dirinya di dalamnya".lr Pcrsetujuan scbuah katckismus semua yang mclaksanakan karya ini".t
mcrupalsn pengakuan atas kcnletaan bahwa katckismus itu addah sc- ZS9. Semogi kciabaran dan kepercayaan tinggal dalam spiritualitas katckis'
buah tcks dari Gercja univcrsd untuk suatu kultur dan situasi ymg khusus. k"..ni All.h sendirilah yang menabur, membcri pertumbuhan' dan
244 Kcsimpulan Pctuniuk Umum Ketckcsc 245

membuahhasilkan benih sabda-Nya yang ditanam di tanah yang baik


Catatan kaki
dan dipelihara dengan cinta. St. Markus, pcnginjil, mcncerircrakan
pcrumpamaan ketika Yesus membuat kira memahami tahap dcmi
Bab Iv
tahap, bagaimana benih yang disebarkan itu berkembang perlahan-
lahan dan terus menerus: "Kenjaan Alkh itu scumpama ornng
lang l) DCG (1971) 126. Biro Kcuskupan (offcitm catcchiticun) diditikrn di scriap
menabarhan benih di tanah, hlu pada mahm hai ia tilur dtn pafu hlm' l5l;
keuskupan mcl:lui dckrir Provido S:nc (1935\; bd*. AAS 27 (1934)'
siang hari ia bangun, dan benih iat tncngcluarkan tunas /an tunas ita Lihrt. juge CIC 775 Sl.
mahin tingi, bagaimana tcrjadinya tidah dibctahai orang ita. Bumi 2) BdI. DCG (1971) 100, Grris-garis umum diusulken ddern Ptngaut dzn iugz
dcngan scndirinlz mcngcluarhan buah, muk-muh tanglainya, hlu d:lem bab ini di baweh irdrlJ Anahtu ituai lat Lcbumhan.
bulirnya, lcmudian batir-butir yang pcnuh itiny dzlam bulir iru. 3) Blt DCG (l97l) 03' l.r,[. iugr drlem bab ini: "Program ahi laa
f oiclwi batclctil"'
Apabila buah itu sudth cukup manah, orang ita *gcm mmyabit, scbab 4) Bdl. DCG (1971). l0t-109. Lih:t juge Begirn Y Bab ll.
masim menuai sudah tiba" (Mrk 4:26-29). 5) BdL. DCG (r97t) 116.t24.
290. Gcreja yang bErranggung jawab mcngkatekcsc mereka yang pcrcaya, 6) DCG (1971) 126.
memohon Roh Bapa dan Putcra, mcminta kepada-Nya untuk 7) 8/1. CT 63. Paur Yohrncs Peulus II mengeniurkrn l9r kerekcsc dibeti'otyaabai
membcrikan buah hasil dan kckuatan batin bagi kerja kcras yang yang tctap dan cfcttif dtngaa mcnggunalan pctoncl uuna, dtn pcrbngla2tn dan
dilaksanakan di mana-mana demi pertumbuhan iman dan juga nabo daya laungan dahn Laryn fatcLtc".

persahabatan dengan Yesus Kristus Penyelamat kita. 8) DCG (1971) 126.


291. Dcwasa ini, sebagaimana selalu, petugas-petugas katekese, karena e) Ibidcn.
percaya akan pengantaraannya, berbalik kcpada Perawan Maria, yang l0) DCG (1971) 127.
melihat Putera-Nya bertumbuh "dalam kebijaksanaan, usia dan I l) ctc775 s 3.
rahmat" (Luk 2:52). Di dalam dia, mcrcka mencmukan model rohani r2) B/1. DCG {t97tl t29.
untuk melaksanakan dan menguatkan pembaruan katckesc l3) AG )Bz; bdl. CIC 7t6 55 l-2.
kontemporer, dalam iman, harapan, dan kasih. Dengan p€rantaraan l4) YOHANES PAULUS II, Alolui, kcptdz para Uskup Amctih Scrikat, delam
"Perawan Pentakosta",6 lahirlah di dalam Gercja suatu kekuatan baru, pcncmuan di Scminati Rrru Pere M eikat las Aogclcs, I6 Scptcmbcr 198]:?faa:
'Yohana
yang melahirkan putera-purera dan putcri-puteri dalam iman, dan Paul* tl', X, 1 0987), 556. Ungkrpen diembil dari KONGREGASI
UNTUK AJARAN IMAN, Communion Nocio, Roma 1992, no l3, 1c846'
yang mendidik mereka mcnuju kepcnuhan Kristus.
r5) Konstitusi AportoliK Par tor Bonu *t. l. Konstitusi ini, 28 Juni 1988, bctkeiten
Bapa Suci Paus Yohancs Pa u II, padz tanggal ll Agutut 1992, d.ng"n p.-L..u"n Kuri: Rome yzng tchh diminte olch Dcwen; bdl' CO 9'
.'P.^--b..u"n
pcrtamr dirumuskan olch Konstitusi Apostolik Regimmini ErcLtiac
me ryettjui Pctunjub Umum unnh Katchesc
lang scbarang ini dan mcnsahhan Paulus M, l8 Agustus 1967: AAS 59 (1967) hlm. 885-928.
penerbitannya.
l6) Lihat no. 282 den 284 dari bab ini.
17) PB 91.
DARIO CASTRILLdN HOYOS
l8) RM 33.
Uhup Agung Emtint Bacaramdngd
lr) Ibil.
Pro-Pcrfch
20) CD l7a: "... pclbagri bcntuk keresulan helus dianjurkan Kcria semr yeng e'at df i
.cmu k.tyi kcrarul:n di bawah bimbingan Uskup harus dimriukan dalam
keuskupan scb:gai kcscluruhrn atau dalam bagian'bagien darikcuskuprn Jadi' segale
CR-E,SCENZIO SEPE u""ha ian organirasi, apakah beroblck karcketik, misioncr, amrl kasih' sosirl'
Ubup Agung Titular Grado kcluetga, pcniidikan trju"n prstoral hinnya, aken bcrkaryr bcrsam: delam
"t.u
k.trk,in"n, drn k r"ruu dengen keuskuprn akan diperlihatkrn dcngen lebih eret"'
Schretdrit
246 Catrmn Kaki Pctuniuk Umum K:tck*c l{7

2t) B/h. Bagian N, Rab lI: "Katchac m.huru, lltid", 42) FD 3c.
CT 45c. 43\ cT 50
23) lbi/. 44) DCG (1971) I l91 134; CIC 775 S 2; PB 94.
24) Bdh. DCG (197l) 20, di mana dipcrliharkan bageiman: bcnruk-bcntuk lain dari 45) KONGREGASI UNTUK ATARAN IMAN Notio", 9t l'c 843
kttekcsc dieur (ordinazrlrr) bagi krtckcr orrng dcw:sa. "'Conmunionit
25) cT l8d.
KESIMPULAN
26) RM 33.
27) lbidcn.
l) BdL. EN 752.
28) BdL. Cf 19 d,n 42.
2) Mt. EN 754
29) 8/1. AG I
5. Konsep cvangelisasi scbrgai suatu proscs yeng dirara dalam tah:p-
I-I
RM 2I.
3)
tahap dianalisis dalam Bagirn l, Bab [. .I]arer Euzngelisati.
cT 67b.
4) Bdh. cf 72.
30)
5) cT 72.
3l) DCF ( r97l) loo.
32) 8/1. Bagian V, Bab V
33) DCG (1971) lO2; bdl. pcnjcleszn Pcndehuluan, 16.

34) B/h. DCG (1971) r17 dt 134; PB 94.


35) Schubungan dengan kumpulan buku-buku ketekctik ini, Catccbai Tradcndac
mcncatrt: "Salah saru deri bcnruk lcbih bcsrr d.ri pcmb{u.n k*ckctik dew*a ini
irhh menulis kcmbdi dan mchpcrb.nyek buku-buku krckctik yang tcrjadi di
banyak rcmpar ddem bagian Gcreja. Banyak karya yang rcl
bcrhasil dirctbitkan
dan bcnat-benar mcnjadi harta dalam pclayenan pcngejrnn katckctik" (CT {9),
DCG (1971) mcnrmuskan buku tcks dcngen cera ini: "Buku.buku teks mcrupekan
banruan yang dipcrscmbahkan bagisurtu komunites Kristianiyeng terlibet dthm
ketckcsc. Tidak rda rckr yeng dapat mcnggenri scbueh komunikrsi langsung drti
pcsrn l(isrieni; namun, tcks-telrs ini sungguh mcmpunyti nilai yang amrt bcs*,
scjruh memungkinken m.rcka mcrnbcrisuatu pcnjabarrn yeng lcbih pcnuh rcntang
kcsaksian tradisi Ktisriani dan prinsip-prinsip yang mcngcmbangkan kcgiarrn
katcketik".
36) Sehubungan dengan buku-buku katckctik, DCG (1971) l2l menunjukken epr
seharusnya isi buku-buku ini: "suatu penjcles:n tcnrmgpcs.n Kcsclemalan (rcfcrcnsi
t.up harus dibuet peda sumber-sumbet dan distingsiy:ng jchs herus dijag: urrtr
hal-hal yang bcrkaitan dcngan iman dan dcngan doktdn yrng harus diperahtnkrn,
dan hal-hal yang hanya m.rupakln p.ndmgan teolog); nasihar psikologis drn
pcdagogis; usul-usul mcngenai mcrodc-mctodc".

37) B/1. Ragian lll, Bab 2, Konunikai Sorial bdh. DCG O97ll 122.
38) cT 49b.
1q) Ibid.
40) Ibid.
4t) Mesaleh rentang katckismus lokal tclah dibicarakan dahm Bagian II, Beb II. Di
sini kemi bermaksud untuk menyajikan hanya penjelasannya, Dengan isrileh
"karckismus Iokal" dokurnen yang sekarang mcnun)uk pada katckismus-kerckismus
yang diustrlkan olch Gcreja-Cereja partikul:r arau Konpcrcnsi Pare Uskup.
INDEKS

A I
Anak-anak lnjil 9,89, 195, 210
pertumbuhan iman 9 lman
pendidikanKristiani 58 harta 87
Apologetik 99 lnkulturasi 89,98
Ateisme 2l
K
,B Katekesc 9, 12,10,94
Bahasa 182, | 95 penunjuk umum l2
proses evangelisasi 49
c secara konkrct l3
situasi 24
Cinta kasih 23,134 tantangan 27
umat Allah 4l tetap 42
Katckismus 98
E Cereja katolik I ll
Lokal 121
Ekaristi 42
Katckesis 195
Eskatologi 26,92,143
Kaum re maja 197
Evangelisasi lO, 38, 147, 155
Kaum lanjut usia 166, 237
baru 23
Kaum muda 163, 197
pelayanan 40
Kebudayaan 179
proses 39
Kcgiatan Kateketik l3
Ekumenis 126,175
dalam Katekumenat 78
Kehidupan Kristiani 70, 184,
C 228, )29
Kcsalchan rakyat 174
Cerakan-gerakan
Kerasulan 5,70
eklcsial 25
hidup membiara 74
sektc-sckte 2l
pembinaan 26
gerakan religius baru | 77
Keselamatan 133, 226, 216
Curu 13l, I98
kegiatan manusiawi. 216
rohani 243
kesatuan 210
Cereja Partikular 19l, 195, 204

\F
250 rndcks Pcrunjuk Umum Krrckcsc 251

Kesaksian 14, 39
kristiani 39, 88
Paskah lol T u
malam paskah t05
KltabSucl 24, 142, 162, 177.2t4 Para rasul 4, 41, 88 Tritunggal 69 Uskup 9
referensi 25 mendirikan Cercja 38 Teologi I 16, 127,156,715 pcrtemuan akhir sinode l0
Komitmen Kristiani l9 Para kudus t34 Tiadisi 142 sidang umum sinode I I
Komunitas Kristiani 40 Penjelmaan 78,98 kristiani 203
Pendidikan lanlut dalam iman 53 Penyesuaian 98 Tirgas perutusan 202 Y
Konsili Vatikan ll lg7, 226 dari misi iman l2 gereja 243
Hidup kristiani 72 kaum awam 221 Yesus Kristus l3l, 174

L Penyajian pesan 89
Kristiani t22
LiturSi 88,233 Permandian 23,69, I18, 159
anak-anak 162
M sakramen 51,91
katekumenat 76
Magisterium 9,88
menuju kescmpurnaan 4j
gereja I l2
pasca 64
Mentalitas 122, 166, 169
Pewartaan l2l
Metode 246
Pedagogi Ge reja 134
pendidikan 198
Perjanjian Baru 176
Misi 203
Pertobatan l{1, l80
Pribadi manusia t56
o 1|
Orang Dewasa 5, 25, 48 R
ritus inisiasi kristen l0
Remaja 27
hak asasi 22
katekumenat 8l
kegiatan misioner 46 s
Sabda bahagia 72
P Sakramen penguatan 6l
Sarana-sarana 39
Panggilan ll5 Pendidikan bagi umat 73
doa 93
Sabda Allah 87,88
iman 45
kirab suci I t7
kaum awam I I
KnSUanr IIl
Sepuluh Perintah Allah tot, I t4
Sifat eklesial 95
misioncr 74
Sekularisasi 173
pertobatan 39
Sabda Bahagia 201
DAFTAR ISI

DAFTAR SINCKATAN
3
Singkaten-singkrran Kitab Suci
5
Dokumcn-dokumcn Megisrerium

PENGANTAR ,
PENDAHULUAN
MEWART KAN INJIL Dl DUNIA DE\rAS tNl t7
Dcngarlah! Adelah scormg Pcn.bur kclul. unruk mcnabur t7
Mclihat dunie dari sudut pand:ngen imrn l8
T.ADANG ADAI,{H DUNTA l8
Hek asasi manusia l9
20
Budayr dan kcbudayean-kebudayern
Fektor-faktor rcligius dan morrl 2t

GERE'A DAIAM DUNIA


lmen umat Kristiaoi ,n
Kchidupen intcrnal Komunitar Gcrcjr 21

Situesi kerckcsc: deye hidup dan kcsuliten-kcsuliren 24

MENABUR INJIL
Bagdmane mcmbaca tandr_(anda z.men 27

Bcbcrapr trntangen bagi krrckcsc t7

BAGI,AN I
KATEKESE DAI.AM MISI EVANGELISASI GEREJA ,3
Pctintalr mirioncr Yesus ,3
Atti den rujuen Bagirn Pcname l3
BAB I
ITAHYU DAN PE}IYAMPATANNYA MELALUI EVANGELISASI .)5
Peuhyuan tcncana pcnyelenggrraan Alhh 35

\flahyu: pcrkataan_perkatran dan pcrbuatan_pcrbuatrn 16

Ycsus Kristus: Pengentera dan Kcpcnuhen wahyu 37

Pcnyampaian Vahyr oleh Ccrcia, karya Roh Kudus 37

Evmgclisrsi 38

Ptoscs cvangclisesi t9
Pelayanan sabda dalam evangclisasi 40

Fungsi-fungsi dan bentuk-bcntuk pclayanrn sabda 4l


43
Pcnoberrn dan iman
Proscs pertobatan laniur 44
254 D:fter lsi Pcruniuk Umum Ketckac 255

89
Sicursi sosio-religius dan evang.lis.si 46 Kritcrir untuk penY:iirn Pcsan
(kristosentris) 89
Hubungan timbal balik anrrta kcgiaran cvrngelisasi Pcsan Inlilyang bcrpuslt Pida Kristus
90
yang berhubungan dengan situasi sosio-religius 47 Kristosentds dari pcsrn lniil yang Triniter
BAB II Pcsan yeng mcmeklumkan kcsclamaran
92

KATEKESE DAIAM Pesan pcmbcbalen


9'
PROSES EVANCELISASI 19
95
Pcmaklumen pcnama Kaber Gcmbira d:n ketekcse 19 Sifat cklesi{ drri Pcs:n Iniil
96
KATEKESE YANG MELAYANI INISIASI KRJSTEN ,0 Ciri historis mistcri kcsclamaran
98
Ketckcsc, suetu "momcn" csensial dal:m proses evangelisasi 5o lnkultunri pcsrn Iniil
99
Keutuhan pcsrn Iniil
Katckcsc, scbuah pelayanan inisiasi Krisren
Karakteristik fundamental katckcse awal
o)
,2 Pesan komprchcnsif dan hicrerkis
100
102
KAIEKESE YANG MELAYANI PEMBINAAN IMAN LANJUT 53 Pesan pcnuh arti bagi pribadi manusia
10,
Pcndidikan lanjut dalam iman di dahm komunitas Kristiani C9 Prinsip mcrodologis unruk Penyajian P'san
Pclbagai bcnruk katckese lanjut 51 BAB II
XATEKESE DAN PEIAJARAN AGAMA DI SEKOIAH-SEKOt.AH "lNrIAH IMAN KITA, INIIAH IMAN GEREJ^"' lll
56
Sifit pcla.jaran agama yang umum di sekoleh-sekolah Katelitmu Gctcja Katolil d* Pcrunjul Umum untlk lGt'k"' tt2
,6
1r3
Konreks sekolah dan mereka yang mcncrifta pelajaran agama 57 KATEKISMUS GEREJA KATOLIK
Pendidikan dalam keluarga Kristen, katekcse dan pelajaran agama ,(ztl inu Gcrcja Katolik l l3
Sifat dan tujuan
yang melayani pcndidikan drlam iman Katclinu Gcrcja Katolik lr4
(5-9 Struktw
BAB III lnspirzsi dati Katclirnut Gocja Katolih: krisrosentris vang
SIFAT, OBJEK DAN TUGAS.TUGAS KATEKESE 67 rrinitcr dan kcegungen panggilan pribrdi m:nusie
llt
Gcftjd lG'olil l l5
Katekcsc: kegietan yang bcrsifir cklcsial Jenis kcsusestraan KarLit,nit
Objck katckcsc: pcrsatuan dcngan Ycsus Kristus Hartr imen dan Kzdtmut Gercja Katoli[ ll6
6A
tt7
Objck krtckcsc diungkapkan dalam pengakuan iman Kitah Stci, Kartlitmut Gocja KatoliL, dan kttckese
r(arr*irn* Gcrcja Katolih I l6
akan satu Allah: Bapa, Putcr:, drn Roh Kudus 69 Tradisi katekctik pare Bapa Gercja dan
l l9
Tugas krtckcsc memcnuhi tujuannya 70 KATEKISMUS DATAM GEREJA-GEREJA LOKAL
Tugas-rugas fundamcntal karckcse: mcrnbentu meng.rehui, Krtckismur-k:tckismus lokel: kcbutuhannva
ll9
mcray:kan, dan merenungkan mistcri lirisrus 110
7t Gayr sasttr katckismus lokel
t2l
Tugar-rugas fundamenral yang lain dari ktekcss inisiasi dan Aspck-espck adeptasi drlam karchismus lokel
122
pendidikan dalam hidup jemaar dan pcnrtusan 72 Dryr cipta Gcrcia-Gcrcie lokel dan pcnvusunzn katckismus
r24
Pengamatan-pengamaran pada totalitas tugas-tugas ini 74 Kat&in* Gctcja Katoli* dan krtekismus'katekismus lokal: simfoni iman
Katekumenat pcrmandian: struktur dan perkembangan
Karekumcnat permandian; inspiresi brgi karckese dalam Gcrcja 77 BAGI,AN III
l3r
PEDAGOGI IMAN
BAGIAN II "Hrnye satu Gurumu' yritu Kristut' (Mat 23:lo)
lll
l3l
PESAN INJIL Atti dan rujuan Bagi:n liga
Makna dan rujuan dari Bagian Kedua 8t BAB I
133
PEDAGOGI AIIAH
r33
BAB I Pedagogi Alleh
131
NORMA DAN KRITER1A UNTUK MENYAJIKAN Pedegogi Kristus
PESAN INJIL DAIIM KATEKESE t34
87 Pedrgogi Gcrcir
sctiap orang Ktistcn t35
S:bda Allah: sumbcr katekesc 87 Pedagogi ilehi: krry: Roh Kudus dehm diri
Sumbct dan "sumbcr-sumb.r" pcsen karckesc 88
.( 256 Dafrzr I'i r.etckcsc 257
Pauniuk Umum

\nu" Pcdagogi ilehi dan katckcse Krtaktctistik krtckcrc bagi bayi dan anak-anak l6l
135
Pcd:gogi imen yang asli Bayi dan enek-rnak tanpe dukungan rcligius delam
t36
Kcsctiaan kcpada Allah den kcpada manusia png tidak bcrsckohh
kcluarge ateu t6,
t37
"Pcrendehzn ditiAll
", sckoleh bagi manusia 137 KATEKESE BAGI XAUM MUDA t6,
Mernaklumkro Kabar Gembita dcngan mcndidik dan mcndidik Praremajr, rcmaie, drn kaum mude t6'
dcngen mcmrklumken Kabar Gcmbira
138 Pcntingnya kaum mude brgi mesylrakat dan Gcrcir ru
BAB II Karrktcdstik ketckcsc b.gi k.um mude r65
I.'NSUR.UNSUR METODOLOGI KAIEKESE BAGI KAUM TANJUT USIA 166
l{l
.gAncka mctodc ddarn kat.kcs. Uriz laniut, krrunie Alleh brgi Ccrcia 166
l4l
Hubungrn isi-mctodc dahm katekesc 167
t4t Katckcsc pcmcnuhan den haraPan
Mctodc induktif drn dcdukrif 167
112 Kcbijekseneen dm dielog
Pcngalaman manusiawi drlem katekcsc
11, BAB III
Peogingatan dalam katckcsc KATEKESE UNTUK SITUASI' MENTALITAS,
114
Peranan katckcsc 169
145 DAN LINGKUNGAN KHUSUS
Kcgirtrn dan krcerivirrs dari mereke yang mencrima ket.k.sc r69
t1, Krtckcsc bagi kaum cac.t m.n!.l dan c.cet iarm.ni
Komuniras, pribadi, dan kztckcsc Krtckcsc brgi mcrckr png tcrsisihkrn t69
116
Pentingnye kclompok r70
t46 Katekesc untuk bcrbagei kclomPok
Komunikasi sosial Ketckcrc lingkungrn 170
117
BAB IV
BAGI,AN IV K/I|TEKESE DAL M KONTEKS SOSIO-RELIGIUS t?,
MEREKA YANG MENERIMA I(,IITEKESE dalam situesi komplckr dm plural 173
tt3 Katckcsc
"Kerajaad itu untuk semua otang" Katckcsc dao dcvori populcr
r71
153
Arti dan tujueo Begian Emper t54 ' Kerckcsc dahm kontck! .kumanismc t75
BAB I Katckcsc delun rclesi d.nFn eg.me Ylhudi t76
PENYESUAIAN BAGI MEREKA YANG MENENMA KATEKESE tr5 Katekcsc delam kontckr .gtm.'.glma [:in t76
Kcbutuhan drn hak sctiap otrng bcdman unruk Karckcsc d:l:m hubungan dcngan "gcrakan-gcr'ken r'liSius b{u" 177

mcncrima katckcse yang bcnrr 155 BAB V


Keburuhan dan hek komunitrs 155 K IEKTSE D L,{M KONTEKS SOSIO-BUDAYA 179
Pcnycsuaian mcnuntur bahwr isi ketckcrc Katckcst den budaye kont.mPot.r t79
mc,uprk.n santapan y.ng schet dtn mcmadai t55 Tugas-tuger katekesc bagi inkulrurrsi iman 179
Penycsuaian mcmpcthitungkrn bcrbegai sitursi 180
t16 Proscs-ptoscs mctodologis
BAB II Kcburuhan rkrn krircria dan cvaluasi 180

XATEKESE MENURUT USI.A Orrng-oreng png bcnanggung jewab delem pros.s-Proscs inkuhu"ri l8l
t57
Pcngarnatan umum Bcntuk dan s:nna-seranl isaimawa l8l
r57
KIITEKESE ORANG.ORANG DET)TASA Bahase 182
157
Katekesc bagi orang dewasa Mcdia komunikesi t82
r57
Unsur-unsur den kriteria yang tcpat untuk katckcsc oreng dcwasr Lingkungan entropologis dln kcccndcrungen-kcccndcrungan budaya l8l
lr8
Tugas-tugas umum dan khusus karckcsc ormg dewesa Cempur rangen dalem situesi-situasi konkrct l8{
t59
Bcntuk-bcntuk khusus kerckcsc orang dcwrsr 184
160 Tuges Gcrcja-Gcreie lokel
KATEKESE ANAK.ANAK DAN KAUM RTMAJA Prakersa yang dituntun
t8,
t6l
Kontcks pcnting dari masr bayi dan kanrk-kanak l6l
258 D:frt rsi Pauniuk Umum K:tckac 259

226
BAGIAN V Sckohh-sckohh K:tolik
227
KATEKESE DAIT{M GEREJA PARIIKIJLAR Asosiasi, gcrakan-gcrakan dan kelompok umat beriman
193
Komunitas Gcrcia btis 228
Arri drn Tujuan Brgian Kclima r93
BAB I BAB IV
233
PELAYANAN K TEKESE DAL{M ORGANISASI DAN PEIAKSANAAN TANGGUNG JA\(IAB
233
GERTJA PARTIKUI.TR DAN PARA PELAKSANA\ryA t95 Pehyanan krrckctik begi kcuskupan
234
Gcrcja partikular Pclayanan kcria sema an(rr keuskuPan
195
234
Pehyrnan katckcsc dalam Gcreja pattikular t9, ,
Peleyrnen Majclis Para UskuP
Komunitas Krisrirni dan ranggung jlrebnye brgi karekcsc Pchyrnen Trkhre Suci tt5
KOORDTNASI KATEKESE 236
Uskup mcmpunyri tanggung jrwab pcrema bagi
Pcntingnyr suztu kootdinesi katckcsc yang efektif 736
katckcsc dalam Gctcja partikular 198
Program-progrrm kttckctik kcuskuprn yang kohercn 236
Parr imam, gcmbela dan pendidik d:hm komunitas Krisriani
Orang tua, pendidik pcrdana anak-an.k mercka @200
Kcgiatrn katekctik dalim kont.ks cvangclisasi 2r8
Ktckesc dahm karye pastorel pcndidiken 238
Pcranan birewan-birr.wali ddah k.t€k.sa 201
Katckis-katckis ewam 202 BEBERAPA TANGGUNG JA'ITAB YANG SESUAI
DENGAN PETAYANAN KAIEKETIK 2i9
Bctbagai tlpe ketckis yrng pcrlu dcwrsr ini 201
249
BAB II Anelisa sitursi dan kcbutuhannya
Progrem karyr dan orientrsi kateketik 240
PEMBINAAN BAGI PELAYANAN KATEKFJE 209
Pcrhrtian partoral katckis dalem Gcrcjr prttikuler Pcnyebatluasen sarena-sarana drn
209
brntuen didrktik brgi kcgiaten ketekcrik 241
Pcntingnya pcmbinaen parr katekis 2t0
Sifat dan tujurn pcmbineen pare krtekis Pcrsiapan katckismur lokel: tenggung iawab langsung pelayanan Us[up 742
210
Krircria inspiratif brgi pcmbinaan para krtekis 2l I
KESIMPUT.AN 24'
Dimcnsi-dimensi pcmbinaanr ada, tahu, dan tahu-bcrtindak 2t2
249
Kcmzrangan manusiawi, Kristieni, den apostolis scorang katckis 212 INDEKS
Pcmbinaan biblis+cologis ketekis DAi:TAR TSI 25'
213
Ilmu pcngctahuan manusiewi dan pcmbin:en krtckis 214
Pclbagai kritctia yang bisr mcmberi inspirasi bagi pcmakairn
ilmu pcngetahuan manusiawi dalam pembinaan katekis 215
Pcmbinaan pedagogis 2t6
Pcmbineen karckis dallm komunitas Krisri2ni 2t7
Sckolah-sckolah bagi kar.kis d.n pusrcpur.t pcndidikan tinggi
brgi pera ahli ddem karckcsc 2t8
Sckohh-sckolah bagi pata katckis bita 218
lnstirut-instirut bagi m.rcka yeng b.ranggung jawab b:gi katckcse 218
Institur pcndidikan ringgi bagi para ahli dalam karekesc 219
BAB III
LOCI DAN SANANA-SARANA KATEKESE 2 23
Komunitas lGistieni adalah scbuah rumah bagi katekese
Kcluarga sebagai lingkungan arau sarana pcrtuhbuhan iman
@
22'
Katckumenat pcrmandien bagi orang dewasa 221
Peroki scbrgai lingkungan bagi kerckcrc 225

Anda mungkin juga menyukai