Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hardianto Girsang

Nim : 210101054

Grup/Sem : B/1

Mat.Kul : Pengantar Pengetahuan PL

Dosen Pengampunan : Meilena Agustina Sipahutar, M.Th

TUGAS MK PL

1. Membuat Gambar Kanonisasi Tanakh

2. Jelaskan Pandangan Tradisional terhadap kepenulisan Pentetukh

3. Jelaskan pandangan dan pembentukan berdasarkan Teori Sumber Yahwist, Teori Sumber
Elohist, Teori Sumber Deuteronomist dan Teori Sumber Priest

Jawaban:

TANAKH

Ketubin
Mazmur
Nevi’im Ayub
Torah Yosua Amsal
Hakim-hakim Rut
Kejadian
1-2 Samuel Kidung Agung
Keluaran 1-2 Raja-raja Pengkotbah
Yesaya Ratapan
Imamat Yeremia Ester
Yehezkiel Daniel
Bilangan Hosea s/d Ezra-Nehemia
Maleakhi Tawarikh
Ulangan

1. Gambar Kanonisasi Tanakh


2. PENTATEUKH

Kelima bagian dari hukum Yahudi (:Taurat), (-->) Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan
Ulangan yang membentuk sebuah kesatuan. Tradisi menyebut --> Musa sebagai penyusun karya
sastra itu. Kata Yunani "Pentateukhos" berarti: Kitab "berisi lima kotak" (artinya: dibagi atas
lima kotak, sebab terdiri dari lima buah gulungan). Campuran cerita dan hukum merupakan
corak yang paling menyolok dari ~P. Hampir seluruh bagian kedua Kitab Kel memuat naskah-
naskah yang berkaitan dengan jenis hukum. Cerita dan hukum diarahkan pada pembentukan
umat Allah, pada wahyu perintah-perintah illahi yang harus menjamin kehidupan bangsa Allah
(Ul 6:24). Corak susunan sastra ~P itu campuran sekali: Loncatan yang sukar dimengerti (Kej
20:1; Kel 20:1), tinjauan kembali serta ulangan-ulangan (Kej 2:4; 5:1) kelihatan seketika.
Pengulangannya tidak terjadi tanpa perbedaan (Kej 12:1-20; 20:1-18; 26:1-35).

Kelima buku pertama dari PL, secara tradisional dipandang sebagai kitab Musa, tetapi secara
ilmiah modern dipahami sebagai suatu himpunan tulisan yang disusun dari berbagai sumber
dalam waktu yang berbeda-beda. Pentateukh juga dikenal sebagai Hukum Musa (dalam bahasa
Ibrani: *Torah). Orang Samaria berpegang pada kelima kitab ini sebagai Alkitab dalam terbitan
mereka sendiri. Pentateukh adalah bagian Alkitab yang paling suci bagi orang Yahudi. Dan
gulungan Torah ini diberi tempat terhormat di dalam *sinagoga.

3. Sumber Yahwist, Sumber Elohist, Sumber Deuteronomist, Sumber Imamat atau


Priester

Sumber Yahwist

Sumber Yahwist menulis sejarah Israel dari penciptaan dampai kepada Kelepasan (Keluaran)
bangsa Israel dari Mesir, dn perkembangan mereka setelah berada di Kanaan.1

Ada beberapa ciri-ciri khas dari sumber ini:

 Allah selalu disebut dengan nama Yahwe; juga nenek-moyang Israel sudah mengenla
nama itu.

 Pada umumnya Allah didalam wahyuNya (penyataanNya) dilukiskan dan digambarkan


dalam bentuk seorang manusia,

 Sumber ini bersifat universal; Allah adalah Khalik langit dan bumi (Kejadian 2:4d dst),
dan Allah seluruh dunia san semua manusia.

Sumber Yahwist merupakan cerita tertua dalam Pentateukh. Banyak alsan untuk menyatakan,
bahwa sumber Yahwist itu berasal dari Selatan (Yehuda). Umpamanya, sumber ini sangat

1
Wismoady Wahono : Di Sini Kutemukan; Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1998; hal 61-62.
memperhatikan Hebron sebagai tempat suci Abraham (band. Kej 37:18; 18:1) dan menonjolkan
tokoh Yuda dalam cerita Yusuf (Kej 37). Sebagian tambahan, kata-kata mengenai Yuda didalam
‘Berkat Yakub’ (Kej 49:8 dst) nampak dilatarbelakangi oleh keunggulan suku Yuda dibawah
pemerintah Raja Daud. Ketiga alasan ini juga berfungsi sebagai penunjuk waktu kira-kira
munculnya para penulis sumber Y. Berdasarkan ketiga alasan iti maka kemungkinan besar para
penulis sumber Y itu muncul pada zaman pemerintahan raja Daud dan Salomo, yaitu abad 11-
10S.M. Tulisan-tulisan dalam sumber Y itu mencerminkan adanya kesatuan, keteguhan dan
kepercayaan serta kepenuhan nasional. Keadaan seperti itu hanya mungkin ada pada masa Daud-
Salomo, ketika seluruh Israel terhimpun dalam satu kerajaan Israel ray. Mungkin sekali sumber
Y itu telah dirampung ditulis pada 950 S.M.

Sumber Elohist (E)

Sumber E menggunakan nama Elohim sampai cerita pemanggilan Musa (Keluaran 3), dimana
Allah menyatakan namaNya kepda Musa. Jadi Musalah orang pertama yang mengenal nama
Yahwe. Sesudah cerita ini sumber juga menguankan nama Yahwe.

Sumber E lahir di Kerajaan Utara (Israel) kira-kira antara tahun 800 dan 700 seb.Kr., ketika
sinkretisme Baalistis melanda kehidupan agama Israel. Pada masa itulah timbul gerakan nabi-
nabi yang memprotes dan menentang sikretisme tersebut, terutama dengan dibwahi oleh nabi
Elia dan Elisa. Gerakan nabi-nabi ini mempengaruhi sumber E dan menjadi dasar munculya
sumber itu. Sumber E bersifat Partikularistis pandangan teologoi E ini memntingkan dan lebih
dominan pada relasi yang khusus antara Allah dan bangsa Israel oleh karena itu seluruh perhatian
E tertuju pada orang-orang yang dipilih dan yang percaya kepada Allah.2

Di dalam kerangka pengertian ini E melukiskan Abraham sebagai seorang nabi (Kejadian 20:7),
dan Yakub (Israel) dilukiskan sebagai pejuang Allah (Kejadian 32:23). Namun tokoh Yakub
yang disangkut pautkan dengan dengan tempat suci Betel, lebih menonjol ketimbanh Abraham.
Abraham sangat ditonjolkan oleh sumber Yahwist, sumber Elohist sama sekali tidak memuat
cerita mengenai Abram dan Lot (Kej 31), Yehuda, Syua, dan Tamar (Kej 38). Bagi sumber
Elohist Allah adalah tokoh yang bersemayam di Sorha yang jauh dari dunia manusia. Allah
menyampaikan kehendakNya kepada manusia melaui perantara, yaitu para malaikat, mimpi atau
penglihatan-penglihatan (band. Kej 28:12; 20:3)

Sumber Deuteronomist (D)

Seluruh kitab Ulangan merupakan sumber utama ketiga yng terdapat didalam Pentateukh. Nama
bahasa Latin dari Kitab Ulangan adalah ‘Deotoronomium’ (baca : doiteronomium). Dari nama
inilah kita memperoleh sebutan, ‘sumber D’ atau Deeutoronomium. Studi dan penelitian kritis
terhadap kitab ini menunjukan, bahwa buku itu bukan tulisan Musa dan bahwa buku itu
mempunyai sejarah yang agak panjang. Di dalam kitab 2 Raja-raja 22 diceritakan, bahwa pada
tahun 621 S.M[7]. Sumber ini muncul pada tahun 622 seb.Kr. di Yerusalem ketika Bait Allah
2
J. Blommendaal : Pengantar Kepada Perjajian Lama; Jakarta : BPK Gu ung Mulia, 2008; hal 19.
sedang diperbaiki atas perintah raja Yosia. Pada saat itulah para tukang, yang bekerja disana,
menemukan suatu naskah gulungan yang disebut sebagai Taurat (II Raja 22:8) yang rupanya
adalah sebagian dari kitab Ulangan, yaitu pasal 12-26.

Teologi D ini bersifat antisinkretistis yang diperkirakan bersal dari Kerajaan Utara.
Antisinkretisme ini jelas terlihat didalam pembaharuan Deutoronomis, dimana kuil-kuil diluar
kota Yerusalem diprotes dan ditutup, sebab kuil-kuil itu adalah pusat sinkretisme. Pandangan
teologis sumber D yang paling menonjol adalah panggilan Allah kepada bangsa Israel untuk
menjadi bangsa pilihanNya.

Kalau seluruh isi dari Kitab Ulangan adalah sumber Deutoronomis pada umumnya diringkaskan,
maka bunyinya adalah :

“Dengarlah, hai orang Israel ; Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” (Ulangan
6:4-5).

Kata-kata ini disebut ‘shema’ yang diambil dari bahasa Ibrani. Arti ‘shema’ adalah ‘Dengarlah’.

Sumber Imamat atau Priester Codex (P)

Keadaan tanpa Bait Alah di Babylon, bahaya sinkretisme dalam kehidupan agama, dan bangsa
yang terancam punah diantara bangsa-bangsa kafir itu, telah mendorong para imam untuk
menulis segala tradisi yang ada dang mengumpulkannya supaya jangna hilang. Dengan demikian
lahirlah sumber Imamat (P) kira-kira pada tahun 550 sampa 500 seb.Kr. Maksud P dengan
tulisannya itu untuk mengingtakan bangsa Israel bahwa merekalah Bangasa-Kudus Allah. Dalam
kerangka ini P sangat menekankan peranan kultus. Dengan demikian tulisan-tilisan P banyak
menyangkut aturan-aturan kebaktian dan semua hal yang berhubungan dengan Imamat.

Aturan-aturan kultis P teristimewa terdapat dalam kitab Imamat . di samping itu juga P menulis
suatu sejarah, dimana P menonjolkan tiga puncak, yaitu:

 Persekutuan perjanjian antara Allah dan Nuh denga pelangi sebagai tamda perjanjian.

 Persekutuan perjanjian antara Allah dan Abraham dengan sunat sebagai tanda.

 Persekutuan pernajian antara Allah dan Musa ( sebagai wakil bangsa Israel ) denga sunat
sebagi tanda.

Menurut P, perode I pada masa sebelum persekutuan perjanjian antara Allah dan Nuh. Manusia
dipangil untuk berkuasa atas binatang, tetapi tidak boleh membunuh dan memakannya. Barulah
dalam periode II sesudah air bah, Nuh dan manusia diperbolehkan memakan daging binatang
tanpa darahnya. Periode III dimulai dengan persekutuan perjanjian antara Allah dan Abraham.
Periode IV adalah periode wahyu/penyataan Allah yang sempurna, dimana Yahwe menyatkan
diriNya sebgai Allah Israeldi Sinai dan memberikan hukum-hukumNya kepada bangsaNya.
Harun diangkat menjadi imam besar dan di[panggil untuk mendamaikan bangsa Israel dengan
Allah. Bagi P kultus adalah alat atau medium untuk memelihara dan memperbaiki hubunhan
antara Allah dan manusia.

Walaupun P menitik-beratkan bangsa Israel sebagai bangsa yang kudus, yang dengannya Allah
berkenan mengikat persekutuan perjanjian, namun dalam tulisan-tulisannya terdapat elemen-
elemen universalistis, misalnya dalam Kejadian 1:1 dan 2:4a Allah adalah pencipta seluruh
dunia. Persekutuan perjanjian Nuh adalah persekutuan perjanjian dengan seluruh manusia
( Kejadian 9:8-17). Penulis P mengumpulkan dan menyatukan unsur-unsur transendensi Allah
dan persekutuanNya denga manusia, universalisme dan partikularisme, pandangan nabi-nabi dan
kultus

Anda mungkin juga menyukai