Dosen pengampu:
pengampu
Dr. Efori Gulo, M.Th
PANDANGAN TERHADAP PENTATEUKH
DALAM SEJARAH PENELITIAN PL
1.1. Pengantar
Berabad-abad lamanya orang Yahudi dan orang Kristen meyakini pandangan
Alkitab sendiri mengenai Pentateukh ditulis oleh hamba Tuhan Musa pada
abad 15 BC.
Baru pada abad 18 (sesudah Masehi), pada masa pencerahan yang dikuasai
rasionalisme, keyakinan akan keaslian Pentateukh mulai bergoyang.
Bagi banyak sarjana, Alkitab tidak lagi firman Tuhan yang memiliki wibawa
mutlak.
2
Pandangan ini mendapat dukungan melalui penemuan bahwa di dalam Alkitab
rupanya terdapat beberapa “ketidak cocokan” ataupun ”kesalahan.”
1.1. Apa yang ditulis dalam Pentateukh tidak sungguh terjadi seperti itu, melainkan
campuran antara bahan dari bangsa lain serta ingatan sejarah, pandangan
hidup dan keyakinan teologi pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok tertentu
dalam bangsa Israel, yang seringkali berlainan ataupun bertetangan satu
dengan yang lain.
3
1.3. Waktu penulisan “naskah - naskah” atau “sumber-sumber” tersebut ialah
ratusan tahun setelah kejadian-kejadian yang dilaporkan itu.
Semua naskah/sumber diatas bergabung menjadi Pentateukh seperti sekarang
ada, baru setelah bangsa Israel kembali dari pembuangan.
pembuangan
1.4. Dengan demikian Pentateukh, tidak lagi firman Tuhan, yang mutlak benar,
dan berwibawa untuk manusia segala abad, melainkan diturunkan derajatnya
menjadi kumpulan pandangan manusia-manusia
manusia kuno.
4
1.2. Perkembangan pertama
A. Jean Astruc
Salah seorang yang pertama kali mulai mempersoalkan keutuhan dan keaslian
Pentateukh ialah seorang dokter medis di Perancis Jean Astruc (1753). Ia
memperhatikan bahwa sebutan untuk Allah yang dipakai dalam Kejadian 1 selalu
“Elohim” (= Allah) menurut bahasa asli. Namun dalam Kejadian 2 sebutan yang
dipakai hampir seluruhnya Yahwe (= Tuhan).
Observasi ini membawa Astruc kepada suatu teori yang sangat berani, yaitu
Astruc merumuskan hipotesa, sbb:
(1). Musa menyusun riwayat penciptaan berdasarkan bahan yang sudah ada
sebelumnya.
(2). Bahan yang dipergunakannya ialah dua riwayat yang saling berlainan/
bertentangan dengan pandangan teologinya mengenai peristiwa penciptaan.
(3). Masing-masing dua naskah (yang ada menurut imaginasi Astruc) disebutnya
sumber:
5
Tanggapan:
Asumsi Astruc mengenai adanya dua sumber yang menggunakan sebutan
untuk Allah yang berbeda-beda tidak memperhatikan bahwa perbedaan
sebutan tersebut dalam kitab Kejadian 1 dan 2 disebabkan fakta kitab
Kejadian 1 Allah sebagai pencipta dan yang berkuasa secara mutlak
atas alam semesta, sehingga hanya dengan istilah Elohim yang
cocok.
B. Eichhorn
Pada tahap yang berikut JOHANN GOTTERIED EICHHRORN (-1780)
membagi bukan hanya Kejadian 1 dan 2 dalam dua sumber melainkan
seluruh kitab Kejadian sampai dengan Keluaran fasal 2 dibagikannya atas
dua sumber itu sambil menyebut sumber yang satu “Elohist” (E)
dan sumber kedua “Yahwist” (J).
6
Menurut Eichhorn peristiwa itu sebenarnya terjadi hanya satu kali tetapi dilaporkan
dalam dua sumber dengan menggunakan nama yang berbeda.
Eichhorn berpendapat bahwa bukan Musa penulis kitab Pentateukh melainkan orang
tak ternama sebagai penulisnya.
C. De Wette
Teori sumber Pentateukh memasuki tahap ke 3 melalui WILHELM M.L. DE WETTE,
orang Jerman yang menjadi Prof. Theologi di Universitas Basel, Swis, pada zamannya
terkenal sebagai seorang yang tidak mempercayai hal-hal supranatural.
(1). Tentang kitab Kejadian s/d kitab Bilangan
De Wette berpendapat bahwa tidak ada satupun bagian dari kitab Kejadian
sampai dengan Bilangan yang ditulis sebelum zaman raja Daud (±1000 tahun
sebelum Masehi, berarti 400 tahun sesudah Musa).
7
Seluruh kitab Taurat ini sempat hilang dan dilupakan orang Israel sampai
ditemukan kembali oleh imam besar Hilkia pada zaman raja Yosia (2 Raja-raja
22:8). Kemudian kitab ini dijadikan pedoman untuk pelaksanaan reformasi ibadah di
Yehuda pada zaman Yosia.
Raja Yosia dan para imam telah mempunyai tekad bersama untuk memberantas
segala ibadah dan persembahan korban kepada Tuhan yang dilakukan diluar kota
Yerusalem.
Pemikiran raja ialah, bila mana ibadah dipersatukan maka pastilah lebih mudah
untuk mempersatukan kerajaan.
8
Disamping itu akan lebih mudah untuk mengumpulkan pajak dari orang Israel bagi
para imam di Israel. Oleh sebab itu, maka kitab Ulangan ditulis (khususnya fasal
12, yang membicarakan pemusatan ibadah di satu tempat) demi kepentingan
kerajaan dengan perhitungan bahwa akan lebih mudah diterima rakyat bilamana
semua peraturan ini diberikan oleh nabi Musa (tokoh
tokoh sejarah dan pemimpin rohani
yang sangat terpandang itu). Kemudian “penemuan”” kitab itu diadakan pada saat
yang tepat untuk lebih meyakinkan bangsa Israel.
Dengan demikian menurut De Wette kitab Ulangan baru ditulis sekitar tahun 621
(800 tahun sesudah Musa) – pandangan ini dipegang sampai sekarang.
9
Menurut tradisi Yahudi dan Kristen kitab Pentateukh ditulis oleh Musa, tetapi di
antara para ahli PL memiliki pendapat yang berbeda sehingga meragukan bahwa
Musa sebagai penulisnya.
Perkembangan selanjutnya muncul kritik bentuk, kritik teks sebagai bagian historis
kritis.
10
2. TANGGAPAN TEOLOG-TEOLOG YANG MEMPERTANYAKAN KEBENARAN
DAN OTORITAS PENTATEUKH
(1). Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan PL melawan dengan tegas teori “sumber”
(2) Semua para sarjana PL yang “Injili” langsung menyadari bahwa pembagian
Pentateukh dalam “sumber-sumber tidak dapat diterima.
Mereka melihat secara tajam teori ini menganut beberapa prinsip yang sama
sekali bertentangan dengan kebenaran dan kesucian/kekudusan
kesucian Allah.
11
(2) Argumen-argumen mengapa teori “sumber” ditolak
(a) Tidak ada bukti nyata
Perlu ditegaskan ulang bahwa seluruh pandangan ini benar-benar merupakan
“teori” yang sampai sekarang tidak dapat dibuktikan, sebab tidak ada
sepotong pun naskah kuno yang berisikan “sumber-sumber”
“sumber yang begitu
diyakini oleh para sarjana PL yang historis kritis.
kritis Saya sebut sebagai teori
paradigma.
12
2. PENYINGKAPAN DIRI ALLAH
Dasar penyingkapan dalam PL.
1. Titik pusat penyingkapan Allah dalam PL adalah penyingkapan diri Allah sendiri
kepada umat-Nya.
13
Di dalam PL Allah menyingkapan diri-Nya melalui kejadian-kejadian melalui
perantaraan para nabi-Nya. Apa alasan Allah perlu menyingkapkan diri-Nya?
Karena bangsa Israel akan sangat kesulitan untuk mengerti maksud dan tujuan
Tuhan.
Selain itu ada maksud lain mengapa Allah harus menyingkapkan diri-Nya, karena itu
menggambarkan sebuah hubungan antara Allah dan umat-Nya. Penyingkapan diri
Allah ini juga sebagai perwujudan sifat Allah yang ingin memulihkan kembali
hubungan antara Allah dan umat-Nya yang sempat rusak karena ketidaktaatan
Adam.
14
Penyingkan diri Allah kepada para leluhur yang memungkinkan bangsa Israel
mengerti perbuatan-perbuatan besar Allah. Musa mencatat di Keluaran 15:2
dengan menyebut – Ia Allah bapaku. Jadi peristiwa
eristiwa keluarnya bangsa Israel
dari Mesir dan berdasarkan penampakan diri Allah pada waktu silam sebagai
basic/dasar penyingkapan diri Allah.
15
Kejadian 3:9 Allah datang kepada manusia dengan penyataan “dimanakah engkau?’,
secara menyedihkan Adam dan Hawa berusaha bersembunyi dihadapan Allah, karena
mengalami suatu perasaan yang baru, yaitu perasaan malu, terasa terasing dan
takut kepada Tuhan Allah. Mereka menyadari ketelanjangannya dihadapan
penciptanya.
Penyingkapan diri Allah bukanlah suatu permintaan akan informasi, melainkan suatu
usaha membawa Adam dan Hawa kembali kepada Allah, untuk menunjukkan kasih
setiaNya kepada mereka.
Setelah keselarasan ciptaan yang pertama tergan nggu oleh ketidak taatan, maka
diperlukan suatu penyingkapan diri Allah yang sama sekali baru.
Sejak saat itu penyingkapan harus bersifat memulihkan kembali hubungan yang
terputus,
16
Contoh-contoh utama penyingkapan diri Allah:
1. Kejadian 12
Diskusi tentang penyingkapan diri Allah secara tepat dimulai dengan kejadian
12 ketika Allah memanggil Abraham untuk meninggalkan negeri dan sanak-
saudaranya dan pergi kesuatu tempat yang akan ditunjukanNya.
ditunjukanNya
> Ayat 1 langsung dimulai dengan perintah
> Allah tidak mengindetifikasikan diriNya
> Allah hanya berkata pergilah
> Jelas tidak ada keraguan sedikit pun mengenai identitas dan kekuasaan
Allah, sebagaimana halnya dengan semua penampakan diri Allah dalam PL.
> Kita bertanya bagaimana Abraham tahu bahwa itu adalah Allah. Apakah ia
tidak pernah ragu? Kita tidak diberitahu tentang hal itu.
> Panggilan ilahi dimulai dengan perintah meninggalkan secara radikal semua
keterikatan alamiah.
17
> Sebuah janji menyusul ayat 2 “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang
besar, dan memberkati engkau”, perhatian Allah adalah semua bangsa, tetapi
dimulai dengan ditetapkannya hubungan dengan Abraham (secara pribadi) dan
keturunannya.
Disini terletak inti agama PL yaitu hubungan yang rukun antara Allah dan umatNya,
melalui umat yang demikian dan hubungan yang diberikan itulah Tuhan
memberikan semua bangsa.
18
2. Kejadian 15 dan 17
Dalam pasal ini Tuhan datang kepada Abraham untuk menetapkan janjiNya
secara formal, Kejadian 15:1 Datanglah firman Tuhan kepada Abraham dalam
suatu penglihatan.
Dalam pasal 12 kita tidak menemukan identifikasi diri Allah, kita dapat
menemukannya dalam 17:1, TUHAN menampakkan diri kepada Abram, dan
mengidentifikasikan diriNya dengan nama El Shaddai (Tuhan yang maha kuasa),
meskipun tidak kesepakatan bersama mengenai asal-usul arti dasar nama itu, tapi
bisa diartikan sebagai pernyataan kemahakuasaan Allah di tengah-tengah
manusia yang terbatas.
19
Pengungkapan nama Allah yang diberikan kepada Abraham merupakan hal yang
penting. Sama halnya dalam keadaan kita di zaman sekarang yang memiliki
pengertian tentang pentingnya arti sebuah nama, di mana nama itu menggambarkan
watak orangnya. Ketika manusia sudah mengenali nama Allah, maka itu
mempermudah untuk berkomunikasi dengan-Nya.
Adam sebagai penyandang gambar Allah, tercermin dalam memberi nama kepada
seluruh ciptaan, dengan memberi nama kepada ciptaan,
ciptaan berarti Adam menjadikan
ciptaan itu miliknya.
Dalam hal manusia memberi nama, menandakan kehadiran orang tersebut secara
aktif.
20
Meskipun Tuhan Maha besar dan Maha mulia,
mulia Tuhan rela membiarkan dirinya
dikenal oleh manusia, dapat dikatakan menyerahkan dirinya untuk dikenal/diketahui
secara sfesifik.
Sekarang setelah manusia mengenal nama Allah, jalan terbuka lebar untuk datang
kepadaNya (tentu melalui pribadi Yesus Kristus)
Kristus untuk memohon kehadiranNya
dan tentu bukan untuk dihujat.
3. Kejadian 28:13
Tentang Arti nama Allah terlihat dalam acuan terhadap penyingkapan diri Allah dalam
Kejadian 28:12-13, Yakub mimpi melihat sebuah tangga yang ujungnya sampai
dilangit dan Allah berdiri diatasnya seraya berfirman,
berfirman "Akulah TUHAN, Allah Abraham,
nenekmu, dan Allah Ishak
Bagian ini, Allah memberikan sebuah informasi tentang diri-Nya kepada Yakub,
sebagai Allah Abraham, Allah nenekmu dan Allah Ishak.
Bdk. Yusuf Roni kalau berdoa, Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub yang
telah menyatakan diri di dalam Yesus Kristus Tuhan.
Tuhan
21
Pada nama Allah ini dicantumkan hubungannya dengan Abraham, berarti Allah yang
telah menyatakan diriNya kepada ayah dan kakek Yabub. Lalu Allah memberikan janji
yang merupakan pengulangan janji terdahulu, Aku akan memberikan tanah ini
kepadamu.
Cara Tuhan menggunakan ini memang menarik enarik untuk dicatat bahwa :
- Kaum penyembah berhala/primitif mengidentifikasiikasi dirinya dengan sebuah tempat
- Tetapi Allah Israel mengidentifikasikan dirinya dengan orang-orangNya, peristiwa-
peristiwa/kejadian-kejadian (Keluaran 20:1-2).
Ayat 30 Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah
berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!"
22
Allah tidak memberitahukan namaNya saat ditanyakan oleh Yakub, jawaban tidak
melalui nama melainkan langsung Allah memberkati Yakub. Justru disini sangat jelas
bahwa kesadaran dan pengalaman pribadi Yakublah dengan mengatakan “Aku telah
melihat Allah”
Mengapa Allah tidak memberi jawaban, Allah tahu bahwa pertanyaan itu
mengandung untuk memakai nama itu sebagai senjata (jangan sampai nama
Tuhan yang kudus disalah gunakan). Jadi bagaimanapun
gaimanapun Allah tidak mengatakannya
dalam kebebasan yang dimilikiNya tentang namaNya yang benar.
Penyingkapan diri Allah terjadi secara bertahap di seluruh Alkitab, salah untuk dapat
memperkirakan bahwa iman dimulai dari tingkatan yang primitif dan sederhana lalu
meningkat terus sampai kepada tingkatan yang lebih tinggi.
23
4. Keluaran 3
Kita sampai kepada saat-saat yang paling mencolok dan menentukan dalam
penyingkapan diri Allah.
Keluaran 3:2 Allah menampakkan diri sebagai “Malaikat Tuhan,” untuk diketahui
bahwa Allah adakalanya menampakkan diri sebagai penengah dan kadang secara
langsung.
Keluaran 6:13 Musa bertanya tentang nama apa yang akan dia berikan kepada
bangsa Israel. Melalui pertanyaan itu kita dapat melihat sebuah usaha dari Musa
yang ingin mengenal Allah yang sudah menjadi Allah dari nenek moyangnya. 14
Jawaban Allah adalah: AKU ADALAH AKU, atau AKU ADALAH YANG AKU YANG
ADA.
24
Pandangan:
25
Menurut Barth, hal ini menggambarkan sebuah kebebasan yang Allah miliki dalam
menyingkapkan diri-Nya. Meskipun tadinya kita menemukan dalam Kel. 3:12 di
sana ada janji Allah tentang kehadiran-Nya.
Berdasarkan pada penafsiran LXX tentang ayat ini yang paling tepat ialah ‘AKU
ADALAH AKU YANG ADA’. Ini adalah sebuah pernyataan yang sangat jelas,
bahwa keberadaan-Nya sangat identik dengan hakikat-Nya.
hakikat
Menurut pandangan Vriezen hal itu bukanlah sebagai sikap Allah yang mau
menghindarkan diri, tetapi justru menjadi jaminan bahwa Allah itu selalu ada. Jadi,
terjemahan yang paling tepat adalah, ‘Aku akan di sana seperti aku ada di sini’
atau ‘Aku ada di sini untukmu.’
Menurut saya peristiwa ini adalah gambaran bahwa Allah ingin menunjukkan
kebebasan yang Ia miliki dan kedaulatan-Nya yang dahsyat. Saya akan
menggunakan terjemahan yang digunakan dalam penafsiran LXX.
26
2. Penafsiran LXX (bahasa Yunani) tentang Keluaran 6:14 AKU ADALAH AKU paling
tepat diterjemahkan AKU ADALAH YANG ADA.
3. Teolog dalam tradisi Katolik yakin bahwa inilah kunci filosofis bagi pengenalan
akan Allah yang keberadaannya identik dengan hakekakat diriNya yang secara
sempurna “ADA”
4. W.F Albright
Keluaran 6:14 AKU ADALAH AKU terjemahan yang menurutnya paling tepat “IA
YANG MENYEBABKAN ADA” – perkembangan gagasan dasar tentang Allah sang
pencipta, (Albright 259-260).
Dalam konteks kalimat AKU ADALAH AKU menandaskan bahwa yang dimaksud
bukan suatu penghindaran diri, melainkan suatu jaminan akan keberadaanNya
(yang terus menerus ada), artinya “Aku akan ada disana seperti aku ada disini”
atau Aku ada disini untukmu”
27
- Penyingkapan dalam pengertian Alkitabiah dapat diartikan bahwa Allah sendiri yang datang
kepada manusia, untuk mengungkapkan diriNya sendiri sebagai Allah yang ada dan hadir
untuk manusia.
28
5. Keluaran 6:1-2
Waktu Firaun menolak permintaan Musa, Allah meyakinkannya kembali tentang
kelepasan yang telah dijanjikanNya.
Paling tepat untuk dimengerti ayat ini adalah dengan melihat bahwa Tuhan tidak
memperkenalkan diri dengan sesuatu nama yang sama sekali baru, melainkan
sesuatu pengertian baru tentang kehadiranNya.
29
KELUARAN 6:1-2. Dalam ayat ini kita menemukan ungkapan diri Allah dalam kata El
Shaddai dan Yahweh.
Melalui ungkapan nama ini sebenarnya bukan Allah ingin merepotkan orang dengan
nama yang baru, tapi ingin memberitahukan kepada manusia tentang kehadiran-Nya.
Nama Yahweh berarti Allah yang mengadakan perjanjian, Allah yang menopang
hubungan yang lestari (harmonis) dengan umat-Nya Nya. Berdasarkan arti nama Yahweh
ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa Allah ingin menunjukkan kepada bangsa Israel
bahwa Ia adalah Allah yang selalu menopang dan mengingat janji-Nya.
30
Nama Tuhan berarti nama yang mengadakan perjanjian,
perjanjian Tuhan yang menopang
hubungan yang lestari dengan umatNya. Kini bangsa Israel akan mengalami realitas
nama tersebut, dalam cara yang tidak pernah terbayangkan oleh nenek moyang
mereka.
Dengan demikian ayat ini berkaitan dengan cerita para leluhur sebagai
penggenapan janjiNya kepada bangsa Israel, dengan kata lain bahwa Nama
Yahweh berfungsi sebagai jaminan bahwa realitas Allah menyokong perjanjian, dan
akan melaksanakan penggenapannya.
31
6. Keluaran 19:3 dan 20:1-2
3 Lalu naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu
kepadanya: "Beginilah kaukatakan kepada keturunan Yakub dan kauberitakan
kepada orang Israel: 4 Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada
orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali
dan membawa kamu kepada-Ku.
Penegasan ini mengalami suatu kemajuan dalam cara penampilan Allah yang
semula berupa komunikasi langsung – pertemuan pribadi dengan pribadi,
menjadi penyingkapan melalui tindakan-tindakanNya
tindakanNya ayat 4 kamu sendiri telah
melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir.
Mesir
32
Peristiwa keluaran tidak lepas dari penampilan-penampilan
penampilan Allah kepada Musa
dan para leluhur.
33
7. Keluaran 33:18-23
Dalam ayat-ayat ini
1. Musa meminta Tuhan untuk memperlihatkan kemuliaanNya, untuk
mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai Allah.
2. Allah menolak memberikan manifestasi yang lebih jelas, bukan karena Allah tidak
mau terlihat, tetapi karena manusia yang berdosa tidak dapat bertahan
memandangNya dan tetap hidup (Keluaran 33:20 – Lagi firmanNya: "Engkau
tidak tahan memandang wajah-Ku, Ku, sebab tidak ada orang yang memandang
Aku dapat hidup."
34
Keluaran 33:19-23
19 Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari
depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: depanmu Aku akan memberi kasih
karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang
Kukasihani.“ 20 Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku,
sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup.“ 21 Berfirmanlah
TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung
batu; 22 apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau
dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku,
sampai Aku berjalan lewat. 23 Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau
akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."
35
KELUARAN 33:18-23. Dalam ayat ini, Allah tidak sedang memberikan sebuah
penolakan kepada Musa untuk menunjukkan diri-Nya,
Nya, tetapi itu karena dosa
manusia yang menjadi penghalang (ay. 20). Dalam part ini Allah sedang
menggunakkan metode yang baru, yaitu dengan sifat-sifat-Nya. Karena
keterbatasan manusia yang disebabkan oleh dosa, maka Allah harus dengan
sabar menuntun bangsa itu, dan menunjukkan kemuliaan-Nya
kemuliaan dengan cara yang
dimengerti oleh mereka.
36
8. Keluaran 34:5-10
Di sini Allah ingin menunjukkan bahwa Ia adalah Allah yang tidak pernah berubah
kasih setia-Nya, dan kehadiran-Nya yang tidak terbatas. Hal itu memberikan arti
sebuah hukuman/penghakiman terhadap orang yang bersalah. Pada bagian ini juga
menyingkapan sebuah hubungan yang unik antara Allah dan Musa, di mana suatu
kali Allah mendeskripsikan watak Musa (berarti bahwa Allah mengenal Musa).
Pertemuan Musa dengan Allah hanyalah dengan memperlihatkan bentuk saja,
bukan dari bentuk wajah-Nya.
Allah turun dalam awan dan berdiri dihadapan Musa untuk menyerukan namaNya, 6
Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah
penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,
maksud dari penyungkapan ini adalah untuk meneguhkan perjanjian sebelumnya
37
1. Allah adalah Allah yang teguh pada kasih setiaNya, tetapi pada saat yang sama,
akan menghukum siapa saja yang bersalah.
Tidak bercela sebagai tanggapan moral yang dituntut oleh sifat Allah dinyatakan
dengan jelas.
38
3. Dalam kitab Keluaran, Musa memiliki hubungan yang unik dengan Allah, Musa
mengaku bahwa Allah mengenal namanya, "Memang Engkau berfirman
kepadaku: Suruhlah bangsa ini berangkat, tetapi Engkau tidak memberitahukan
kepadaku, siapa yang akan Kauutus bersama-sama
bersama dengan aku. Namun demikian
Engkau berfirman: Aku mengenal namamu dan juga engkau mendapat kasih
karunia di hadapan-Ku.
39
5. Musa menempati tempat yang unik dalam ketatalaksaan ilahi dan tidak tertandingi
dalam hubunganNya dengan Tuhan, kedudukan Musa ini menjadikan pola dasar
bagi nabi yang akan bangkit kemudian.
6. Keluaran 33 ada batasan pada hubungan Tuhan dengan Musa, dimana Tuhan
memperlihatkan bentuknya, bukan wajahNya.. Pengalaman itu disediakan bagi kita
melihat Tuhan di sorga,
“Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar,
tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka.
muka Sekarang aku hanya mengenal
dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna,
seperti aku sendiri dikenal. 1 Korintus 13:12
40
7. Dengan kedatangan Yesus Kristus, didahului oleh hidup dalam Roh seperti di
2 Kontus 3:18- Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka
yang tidak berselubung.
Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita
diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin
besar. Karena itu bersukacitalah karena nama kita terdaftar di sorga
Lukas 10:20 Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk
kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."
41
9. PENYINGKAPAN-DIRI ALLAH SELANJUTNYA.
Penyingkapan-diri Allah terus berlanjut sepanjang Perjanjian Lama. Seperti dalam
I Sam. 3:10-14, Allah memanggil Samuel. Dalam Yes.
Yes 6:1-5, Allah memanggil Yesaya
menjadi nabi.
1. Penyingkapan diri Allah berlanjut terus sepanjang PL, terutama kepada nabi.
2. Nabi menerima panggilan melalui firman Tuhan yang ditujukan langsung kepadanya
secara pribadi, dan hal itu mengakibatkan keadaan yang sama sekali baru untuk
nabi.
42
4. Amos 3:7 Allah tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakannya kepada para nabi.
Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya
kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.
5. Panggilan Yesaya sebagai nabi didahului oleh penyingkapan pribadi dan sifat
Allah, Yesaya 6:1-5.
6. Nabi Yehezkiel diberi penglihatan tentang kemuliaan Tuhan, yang disertai dengan
penglihatan yang rumit dan terinci. Yehezkiel 1:28 Seperti busur pelangi, yang
terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang
mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku
melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.
43
7. Dalam setiap peristiwa terdapat unsur rasa heran, kadang takut, dan kejutan.
Inilah pengalaman yang tidak mudah difahami baik dahulu maupun sekarang.
Karena orang berdosa resah dihadapan Allah, maka semua penampilan Allah
harus bersifat melindungi, menenangkan dan meyakinkan.
meyakinkan
Kesimpulan
Pada saat Allah menampakkan diri kepada umatNya, nampak bahwa Allah yang
trasenden, yaitu kepribadianNya berada diluar batas-batas
batas pengertian dunia.
Meskipun hal ini bertentangan bahwa Allah dekat dan Allah juga jauh pada saat
yang sama hal itu bukan masalah bagi Tuhan.
44
Kita tidak pernah merasa bahwa Allah berada di luar tatanan dunia,
penampilanNya sesuai kehendakNya, karena itu bagiNya tidak sulit untuk “turun
ke dunia”.
Di pihak lain, Tuhan itu mahatinggi dalam sifat dan keberadaanNya, dunia sendiri
tidak dapat menampungnya, disini terletak peranan sarana, wajahNya,
kemuliaanNya, dan namaNya. Semua ini mengungkapkan betapa dekatnya
Tuhan, namun pada saat yang sama bahwa Tuhan itu Kudus dan mahamulia.
45
Sifat penyingkapan Allah kepada seseorang sebagai suatu panggilan untuk berbuat,
mengikuti, menaati, sebab di dalam PL Allah sedang memanggil suatu bangsa untuk
diriNya dan bagi rencanaNya, sehingga hubungan baik dengan Allah dan umatNya
harus dijaga.
Penyingkapan Allah mengenai diriNya sama sekali tidak menuntut persetujuan, namun
meminta suatu kehidupan yang taat dan konkrit.
Tuhan tidak hanya memanggil kita untuk memahami firmanNya, melainkan
memerintahkan kita untuk mentaatinya.
46
47