Anda di halaman 1dari 14

AGAMA KATOLIK SMA XI SEMESTER 2

V. GEREJA DAN DUNIA

I. Permasalah Dunia Sekarang ini.


A. Perang.
Perang adalah persaingan yang tujuannya memenangkan diri atau pihak sendiri dan
mengalahkan, merugikan atau menghancurkan pihak lawan. Semua perang selalu ada
korban, selain korban menjadi tujuan, korban bisa juga merupakan dampaknya.
Perang terjadi karena alasan negative : arogansi untuk menguasai pihak lain (fisik, psikis,
ekonomi, sosial, agama, dll). Positif : melepaskan diri dari kekuasaan pihak lain (melawan
penjajah, penindasan, ketidak-adilan, dll).

B. Kemiskinan.
Miskin berarti situasi ketidak-berdayaan untuk hidup secara pantas dalam hal
sandang, pangan dan papan. Miskin tampak dari situasi tidak memiliki atau
ketidakpunyaan. Ketidakpunyaan ini bisa saja soal kemampuan ekonomi : tidak memiliki
harta atau uang untuk mencapai hidup standar hidup. Atau ketidakker-berdayaan sebagai
manusia: misalnya pesimistis, apatis, egois, asocial, hopeless.
Penyebab Kemiskinan.
1. Kemiskinan bisa karena struktur yang tidak adil dan menindas. Orang kaya menguasai
struktur untuk menguntungkan diri sendiri, misalnya : orang kaya membuka toko ritel yang
besar, nyaman dan murah sehingga warung kecil langsung mati. Dan mereka diizinkan
beroperasi oleh pemerintah.
2. Atau karena diri sendiri : kemalasan, kebodohan, rendah diri dan takut, dihukum karena
kriminal.

C. Ketidakadilan Sosial.
Adil adalah bahwa tiap orang hidup menurut haknya. Bertindak adil adalah memberikan
orang apa yang menjadi haknya. Hidup secara adil berarti hidup berdasarkan batasan hak.
Adil terhadap Negara, misalnya, rajin dan jujur membayar pajak. Adil terhadap sekolah,
menaati aturan sekolah, termasuk membayar uang sekolah tepat waktu.
Maka bertindak tidak adil berarti mengambil atau merampas atau mengabaikan hak orang
lain atau diri sendiri. Ketidakadilan sosial berarti ada masyarakat yang haknya diabaikan,
dirampas atau diambil. Masalah ini muncul karena struktur yang jelek. Struktur ini bisa
saja menguntungkan orang lain, artinya hak mereka sangat diperhatikan, bahkan yang
bukan menjadi hak mereka pun diberikan.

D. Perusakan Lingkungan.
Ada tiga sifat dasar manusia yang menyebabkan persoalan ini :
1. Arogansi : manusia merasa berkuasa atas alam, dan boleh bertindak sesuka hatinya.
Alam dianggap pelayan yang menyediakan semua kebutuhan manusia. Karena itu manusia
bebas menebang hutan untuk mengambil kayunya, mengeruk gunung untuk mengambil
kapurnya, melubangi bumi untuk mengambil batu mulia.
2. Materialisme : Manusia berusaha makin kaya dan punya harta banyak. Maka alam
dikeruk, hutan digundul untuk dijadikan area perumahan, agar pengembang makin kaya,
sawah ditimbul lalu didirikan hotel atau supermarket, dll.
3. Hedonisme : Apa gunanya emas? Bukankah itu hanya batu yang mengkilat? Emas
adalah prestise, orang punya emas merasa diri sangat istimewa dan tampak kaya. Menjadi
tampak kaya itu asyik dan nikmat. Kenikmatan dan kemudahan hidup itu yang dihendaki
manusia, kendaraan diciptakan untuk memudahkan manusia berpindah tempat. Kita tidak
mau lagi bersusah-susah.
Akibatnya muncul masalah krusial : pemanasan global / Global warning yakni terjebaknya
panas matahari dalam atmosfer. Atmosfer bumi yang sebelumnya adalah senyawa
transparan yang dapat dilewati oleh panas matahari, kini menjadi pekat mirip selimut di
sekitar bumi. Maka panas matahari yang masuk ke bumi sebagian besar tidak bisa keluar
lagi. Selain karena produksi polusi makin meningkat, makhluk yang sebelumnya bertugas
menghirup zat berbahaya (CO2, N2O, CH4, H2O, CFC), kita tebang, tempat hidup mereka
(hutan) dijadikan kota baru atau lahan perkebunan.

E. Perkembangan IPTEK.
Selain berdampak sangat positif pada kemajuan dan keberadaban manusia, IPTEK juga
membawa perubahan sosial yang besar. Masyarakat bisa lebih egoistis dan asocial, nilai
interpersonal memudar, muncul mental instan, sekat wilayah pribadi semakin kecil.

II. Gereja Dan Dunia

Paus Yohanes XXIII


Konsili adalah rapat akbar para uskup seluruh dunia untuk merumuskan banyak hal penting
termasuk pokok-pokok ajaran iman. Paling terkenal adalah Konsili Vatikan II (KV.II).
Konsili dimotori oleh Paus Yohanes XXIII. Secara simbolis, di hari pertama dia menyuruh
membuka jendela-jendela tempat tinggalnya, “agar udara bau busuk di dalam dapat keluar,
dan udara segar dari luar bisa masuk,” begitu katanya. Oktober 1962. Gerakan
pembaharuan dan gereja yang membuka diri ini dia sebut, “aggiornamento.”

Gaudium et Spes.
Dalam KV. II lahirlah sebuah dokumen penting : Gaudium et Spes (GS: Kegembiraan dan
Harapan). Dalam dokumen ini, jarak antara gereja dan dunia dihilangkan. Duka dan
kecemasan, gembiraan dan harapan dunia menjadi duka dan kecemasan, kegembiraan dan
harapan gereja. Gereja harus masuk dan menyatu dengan dunia untuk membuatnya
bermartabat, itulah yang dilakukan Kristus. Dunia dipandang lebih positif.

Maka GS art. 3 mengatakan, gereja hadir untuk melayani bukan dilayani. Semua umat
berhak atas kabar gembira dari Tuhan. Gereja menolak segala macam perbudakan atau
tindakan yang melecehkan dan merendahkan manusia.

Peran Gereja dalam Masalah Dunia


1. Gereja dan Perdamaian Dunia
Damai bukan hanya tidak ada perang. Damai mengandaikan adanya tatan sosial yang adil,
sama dan serasa, yang menjamin kebebasan, ketenangan dan keamanan semua orang.
Intinya bila semua orang bisa hidup bebas dan nyaman, di situ telah ada damai. GS art.78
menyuruh kita untuk melakukan KEBENARAN dalam CINTA KASIH, agar tercipta
perdamaian dan persatuan sesama manusia.
Ketidakdamaian dunia sekarang juga disebabkan oleh kesenjangan antara rakyat miskin
dan kaya, Negara kaya dan Negara miskin. Maka Paus Yohanes XXIII dalam Mater et
Magistra (1961) dan Pacem in Teris (1963).
Mather/ibu dan magiter/ guru Peace/ damai di Tera/bumi

2. Gereja dan Kaum Miskin.


Sebab kemiskinan telah dibahas sebelumnya. Tugas gereja adalah ikut berusaha untuk
menghilangkan penyebabnya. Paus Yohanes Paulus II mengajak kita dalam
ensikliknya Sollicituo Rei Socialis, agar memperhatikan kaum miskin dengan serius. Lalu
lahirlah konsep option for the poor. Konsep ini aslinya sudah ada dalam Octogesimo
adveniens (1971), dari Paus Paulus VI. Paus Paulus VI, menyeruhkan agar kita mesti lebih
hormat pada kaum miskin, terhadap hak mereka untuk berkembang.

3. Gereja dan Penegakan Keadilan.


Adil adalah situasi yang seimbang, tidak berat sebelah. Adil berarti hidup pada kebenaran.
Lebih dari itu, bertindak adil berarti memberikan orang apa yang menjadi
haknya. Revolusi Industri abad 18, ternyata berdampak buruk pada kaum buruh. Pemodal
berusaha makin kaya dengan memberikan upah sangat minim bagi pekerja. Situasi ini
diterangkan dengan jelas dalam ensiklik Paus Leo XIII, Rerum Novarum (1891). Paus
menentang situasi tidak manusiawi dan perbudakan yg dialami para buruh / pekerja. Bahkan
40 tahun kemudian situasinya belum banyak berubah, maka Paus Pius XI menulis ulang ide
Paus Leo dalam Quadragessimo Anno. Paus Pius menganjurkan agar tatanan sosial
harus diatur ulang.

4. Gereja dan Pelestarian Keutuhan Ciptaan.


Hidup pada abad teknologi Paus Yohanes Paulus II harus bicara juga tentang Lingkungan
Hidup yang menjadi efek samping dari kemajuan dunia. Ini ditulisnya dalam Sollicitudo Rei
Socialis art. 34. Pertama : tidak memakai seenaknya aneka macam makhluk hidup atau
tidak, biotik atau abiotic, meskipun untuk kebutuhan ekonomi. Kedua: sadarilah bahwa
sumber-sumber energy alam itu terbatas, bahkan ada yg tidak dapat diperbaharui
lagi. Ketiga: mutu kehidupan daerah industry sangat buruk karena pencemaran lingkungan.

5. Keterlibatanku dalam Membangun Dunia yg Adil, Damai dan Sejahtera.


Gaudium et Spes, art. 26 melihat SEJAHTERA sebagai kondisi hidup masyarakat agar tiap
anggota atau kelompok, pribadi atau suatu kelompok dapat hidup secara utuh, penuh untuk
mencapai kesejahteraan mereka sendiri. Setiap kelompok atau pribadi mesti
memperhitungkan kebutuhan dan aspirasi kelompok lain. Adil, damai dan sejahtera
itu berarti tiap orang terjamin haknya untuk memiliki sesuatu yang menjamin
martabatnya sebagai manusia.

D. Ajaran Sosial Gereja.

Ajaran Sosial Gereja (ASG) adalah ajaran Gereja mengenai hak dan kewajiban
berbagai anggota masyarakat dalam hubungannya dengan kebaikan bersama, baik dalam
lingkup nasional maupun internasional.

ASG sebelum Konsili Vatikan II


a. Rerum Novarum (1891) : oleh Paus Leo XIII. (Hal-hal Baru)
Promosi martabat manusia lewat keadilan upah pekerja; setiap manusia memiliki hak milik
pribadi (melawan gagasan Marxis-komunis – revolusi industri). Gereja bertugas membangun
keadilan sosial, pembelaan terhadap kaum buruh. 3 hal yang harus dihargai sama sebagai
pembentuk ekonomi : Buruh, Modal dan Negara.
b. Quadragesimo Anno (1931) : oleh Paus Pius XI. (Dalam 40 tahun)
Peringatan 40 tahun Rerum Novarum. Menegaskan kembali hak dan kewajiban Gereja
dalam permasalah sosial, mengecam kapitalisme, persaingan pasar bebas dan komunisme.
Kaum buruh berhak atas milik pribadi, hak kaum buruh atas kerja, upah yg adil, serta hak
berserikat.
c. Mater et Magistra (1961) : oleh Paus Yohanes XXIII. (Ibu dan Guru)
Ajakan bagi semua Kristiani dan orang-orang yg berkehendak baik untuk bersama-sama
menciptakan lembaga-lembaga sosial (local, nasional, internasional) demi menjaga
martabat manusia dan menegakan keadilan serta perdamaian. Seruan yang sama
ditulisnya lagi dalam …
d. Pacem in Terris (1963), oleh Paus Yohanes XXIII (Damai di Bumi)
Tata dunia, tata negara, relasi antarwarga masyarakat dan negara, struktur negara
(bagaimana diatur); hubungan internasional antarbangsa; seruan agar dihentikannya
perlombaan senjata; soal “Cold War” (perang dingin) oleh produksi senjata nuklir.

ASG setelah Konsili Vatikan II (KVII :1962 – 1965)


a. Paus Yohanes XXIII membuka Konsili Vatikan II (11 Oktober 1962) Selama tiga tahun
para kardinal dan uskup mendiskusikan hakikat Gereja dan perutusan ke dunia serta di
dalam dunia. Mereka menghasilkan konstitusi (aturan) Pastoral Gaudium et
Spes (Kegembiraan dan Harapan). Isinya : Tugas khas gereja adalah menjadi terang dan
kekuatan bagi masyarakat manusia menurut hukum ilahi.
b. Populorum Progressio (1967), oleh Paus Paulus VI. (Perkembangan Masyarakat)
Negara-negara kaya dan miskin meski bekerja sama dalam membangun semangat
solidaritas, demi mangatasi masalah kemiskinan, kelaparan dan ketidakadilan structural.
c. Octogesimo Adveniens (1971), oleh Paus Paulus VI. (Ulang tahun ke-80)
Merayaan 80 tahun Rerum Novarum. Ada kesulitan untuk membentuk tatanan (keteraturan
sosial) baru. Kesulitan ini terjadi pada proses pembentukan tatanan baru itu sendiri. Entah
karena mentalitas pelaku pembaharuan yang belum siap atau karena apa yang mau dirubah
juga menolak adanya pembaharuan.
d. Laborem Exercens (1981), oleh Paus Yohanes Paulus II. (Dalam Kerja Manusia)
Memuat makna kerja manusia. Bahwa bekerja berarti mengembangkan karya Allah dan ikut
serta dalam sejarah penyelamatan. Dan bahwa tenaga keraja (pekerja) harus lebih utama
dari pada alat dan teknologi atau model.
e. Sallicitudoe Rei Socialis (1987), oleh Paus Yohanes Paulus II. (Kepedulian Sosial).
Mengingatkan kita semua bahwa ada struktur-struktur dosa yang membelenggu dalam
masyarakat. Paus juga menegaskan kembali bahwa masih banyak orang-orang kecil yang
di-objek-kan (menjadi korban) dalam pembangunan.
f. Contessimus Annus (1991), oleh Paus Yohanes Paulus II. (100 tahun)
Seruan paus agar gereja terus belajar di dalam dan bersama pelbagai macam persoalan-
persoalan sosial.

Ajaran Sosial Gereja Di Indonesia.


Ajaran Sosial Gereja di Indonesia sampai saat ini belum menjadi gerakan bersama
seluruh umat. Gerakan itu masih sporadic dan dilakukan oleh kelompok, yakni mereka yang
berada paling dekat dengan otoritas gereja atau mereka yang berada di dalamnya.
Misalnya, para kongregasi biarawati / biarawati berusaha memberdayakan masyarakat
dengan membangun sekolah, rumah sakit.

Namun gerakan itu belum maksimal menjadi gerakan seluruh umat, karena :
1. Gereja Indonesia masih berfokus pada ritual peribadatan. Orang yang kaya merasa sudah
cukup bila memberi kolekte lebih banyak, ikut panitia pembangunan gereja, panitia natal dan
paskah, aktif dalam kegiatan katekese.
2. Menghadapi persoalan sosial, gereja masih terbatas pada pengetahuan /
teori. Mengatasinya masih pada level seminar, teori, motivasi. Mendekati orang miskin,
gereja masih sekedar karikatif : memberi sumbangan. Usaha untuk mengubah struktur
masyarakat, atau pendampingan sumber daya manusia belum luas dilakukan.
3. Umat Gereja sering bersembunyi di balik ungkapan dan perasaan “minoritas” sehingga
takut, segan atau tidak mau bergerak.
II. HAK ASASI MANUSIA
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar manusia sebagai manusia. Hak itu melekat dan
dimiliki atau menyatu dengan martabatnya sebagai manusia. Hak itu telah dimiliki sejak dia
ada (being), sejak dalam kandungan. Hak itu tidak diberikan oleh Negara, orang tua, atau
siapa pun.
Hak yang paling dasar adalah hak untuk hidup dan kebebasan (bebas untuk berkembang
sebagai manusia.)
A. Budaya Kekerasan.
Sejauh ini kita dapat mengindetifikasi beberapa kelompok bentuk kekerasan. Kita lihat saja
di negeri kita
a. Kekerasan Sosial : yang sering terjadi adalah mengucilan, diskriminasi terhadap
sekelompok orang agar tanah atau harta mereka dapat dirampas dengan dalil
“pembangunan.” Ada juga kelompok masyarakat – misalnya yang orang tua/ kakek-nenek
mereka terlibat PKI. Mereka menjadi kelompok marginal, tidak boleh jadi PNS, Guru, Polisi,
dll.
b. Kekerasan Kultural : pelecehan, penghancuran budaya lokal atau minoritas. Atau
stereotip (cap) kultural. Budaya tertentu merasa lebih istimewa dari pada budaya
lain. Dalam pergaulan kita juga sering membully orang karena kulturnya, misalnya karena
logat bicara seseorang yang beda.
c. Kekerasan Etnis : pengusiran etnis atau pembersihan etnis tertentu, entah karena
kekuasan etnis lain, atau karena pembangunan. Misalnya suku anak dalam di Sumatra yang
kiat tergeser karena hutan mereka beralih ke tangan orang lain tanpa persetujuan mereka,
lalu jadi kebun kelapa sawit. Atau suku konflik panjang suku melayu (+Dayak) melawan
suku Madura di Kalbar, yang memuncak tahun 1999 menyebabkan 1189 orang meninggal
dan raturan orang lainnya luka berat dan ringan. 3.833 rumah dibakar, 29.823 suku Madura
terpaksa eksodus dari Kalimantan.
d. Kekerasan Keagamaan : ini terjadi karena fanatisme (mencintai agamanya dgn
berlebihan dan membenci yg lainnya), fundamentalisme (memaksakan ajaran agamanya
kepada semua orang), eksklusivisme (merasa diri paling istimewa, menolak perbedaan).
e. Kekerasan Gender : diskrimininasi dan pengabaian hak-hak perempuan. Laki-laki sangat
berkuasa dan mengatur semuanya. Semua peperangan (laki-laki) yang paling dikorbankan
adalah perempuan terutama yang memiliki anak yang harus diurus. Peperangan yang kini
terjadi di dunia Arab, membuat para perempuan tinggal di kamp pengunsian. Ketika terjadi
konflik di Kongon (Agustus 1998) terdapat ribuan perempuan diperkosa disertai tindakan
kasar dan keji. Mereka diperkosa bukan saja karena nafsu seksual tapi karena kemarahan
dan kebencian. Maka setela diperkosa banyak di antara mereka disiksa, dibunuh, atau
dibuat cacat.
f. Kekerasan politik : selama masa Orde Baru, pemerintah banyak menangkap orang-
orang yang pemikirannya tidak sesuai dengan pemerintah, atau diduga tidak sejalan dengan
pemerintah, mereka ini ditangkap dan dipenjara. Misalnya, sastrawan Pramudia Anantatoer,
Moktar Pakpahan ketua serika buruh era Suharto, dan 200 tahanan lainnya.
g. Kekerasan militer : Kasus yang paling menyesakan dada bagai rakyat adalah peristiwa
Semanggi dan Trisaksi, (1996/1997) di mana polisi dan tentara justru berperang melawan
mahasiswa dan rakyat yang sedang berjuang demi masa depan bangsa. Di beberapa
tempat, seperti Papua, juga sering disebutkan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
aparan TNI. Kita pernah diadili di masyarakat internasional karena kekerasan di perkuburan
Santa Cruz, Tim-tim (12 November 1991), 270 orang meninggal, 250 orang hilang, 382
orang cedera.
h. Kekerasan dan eksploitasi anak-anak : mempekerjakan anak usia sekolah, bukan
karena dorongan sendiri tapi karena dipaksa oleh orang tua. Di jalan banyak ditemukan
anak-anak yang dipakai orang tuanya untuk menjadi pengamen atau pengemis. Tahun
2013 terdapat 4,7 juta pekerja usia anak. Paling banyak di desa 2, 3 juta anak. Untuk
persoalan ini, pemerintah telah mewajibkan anak bersekolah 9 tahun, dan kini menjadi 12
tahun wajib belajar.
i. Kekerasan ekonomi : apakah usaha kecil dan menengah Indonesia mudah untuk
berkembang? Di manakan perhatian lebih pemerintah? LEbih sering selama ini pemerintah
berpihak kepada kaum kaya / pengusaha yang sanggup membayar lebih. Kehidupan rakyat
tidak banyak berkembang dari tahun ke tahun. Data September 2014, jumlah penduduk
miskin Indonesia 27, 73 juta orang.
j. Kekerasan Lingkungan Hidup : pembangunan sering kali tidak adil terhadap alam. Demi
kemajuan pembangunan (atau bisnis) hutan ditebang, lalu dibangun perumahan, kebun
sawit. Tahun 2012, deforesasi Indonesia mencapai 840.000 hektar. Berarti per hari terjadi
kerusakan hutan : 2.333,3 hektar. Namun pemerintah membantah dan mengoreksi, yakni
sebesar 450.000 hektar / per tahun. (1.250 h/ hari). Itu sama dengan membuka jalan baru
Bandung-Jakarta selebar kira-kira 8 meter. Atau membuka 151 lapangan sepak bola baru
(ukuran internasional) per hari.
Akar dari Konflik dan Kekerasan
Menurut “teori Konflik” alasan kekerasan adalah “perbedaan kepentingan” kelompok-
kelompok masyarakat. Struktur menguntungkan kelompok tertentu saja. Kelompok yang
lebih berkuasa atau kaya menguasai bahkan mencaplok kelompok lemah atau miskin.
Menurut teori fungsionalisme struktural, kekerasan dan kerusuhan di tanah air terjadi
karena sejumlah institusi sosial, lembaga hukum, lembaga politik, lembaga agama tidak
berfungsi baik Negara tidak dapat berperan lebih kuat, bahkan cendrung segan terhadap
kelompok tertentu walau sering berbuat anarkis.
Budaya kasih melawan budaya violence
Untuk mencegah atau mengatasi kekerasan ada dua hal ini bisa kita lakukan:
1. Dialog dan komunikasi agar lebih saling memahami.
2. Kerja sama atau membentuk jaringan lintas batas untuk memperjuangkan kepentingan
umum.

Sikap Gereja
Gereja sebenarnya sudah lama berjuang menegakan HAM, bahkan seusia gereja itu sendiri.
Paling jelas akhirnya tertuang dalam Rerum Novarum 1891, ketika dengan tegas gereja
menyerukan pembelaan terhadap kaum buruh, untuk dapat keluar dari situasi miskin dan
ketertindasan mereka. Terhadap perang, gereja menerbitkan ensiklik Pacem in Teris,
untuk menyerukan penghentian semua perang dan perlombaan senjata.
Pesan Kitab Suci (Biblis)
a) Bangsa Israel pernah mengalami penindasan di Mesir. Hak Asasi mereka sangat dibatasi.
Mereka menjadi bangsa terjajah di negeri orang. Allah kemudian mengutus Musa untuk
menyelamatkan umat-Nya, memberikan kembali apa yang menjadi hak mereka, yakni hidup
dan kebebasan serta tanah terjanji. (Keluaran 3).
b) Makna Puasa yang sesungguhnya adalah di Yesaya 58. Puasa baru benar-benar berarti,
ketika kita dapat memberikan kelegaan kepada orang lain, puasa menjadi sangat tidak
berarti ketika kita justru menindas, memfitnah, menekan orang lain.
c) Yesus Kristus tidak pernah membela tindakan para pendosa, tapi dia berpihak pada
penindasan yang dialami oleh mereka yang dicurigai pendosa. Zakeus misalnya, (Lukas 19)
dia mengalami pengucilan dan dicap pendosa oleh masyarakat sekitarnya. Ketika
diselamatkan serta merta dia bersikap sosial, dengan memberikan setengah hartanya untuk
orang miskin. Begitupun seorang perempuan Samaria di Yohanes 4, seorang perempuan
yang malu pada hidupnya, sehingga mencari jam-jam sepi baru datang menimbah air.
Setelah berbincang dengan Yesus, mendadak dia menjadi rasul yang berani kepada
saudara-saudaranya. Begitu juga ketika Yesus menyelamatkan seorang perempuan yang
nyaris saja dilembari batu dalam Yohanes 8. Perempuan dibebaskan dari dosa dan
hukuman yang tidak adil para tua-tua yang menuduh si perempuan telah berzinah.
III. PRO LIFE VS ABORSI

Kita tersentak sedih mendengar terdapat kira-kira 5000 korban jiwa akibat gempa di Nepal.
Separuh dunia tergerak menolong. Lalu bagaimana perasaanmu mengetahui fakta bahwa
terjadi 1 juta – 2, 3 juta per tahun janin yang meninggal akibat dibunuh oleh orang tuanya
sendiri. Itu terjadi di Indonesia yang masih memegang kuat sopan santun, moral sosial dan
agama. Tahun 1990-an Amerika melapor ada kira-kira 2 juta kasus aborsi di negaranya.
Jumlah persis tidak pernah diketahui karena jarang sekali aborsi yang diketahui.

A. Jenis Aborsi:
1. Abortus provocatus (direct abortus) : menolak kelahiran bayi lalu dengan sengaja
mengugurkannya.
2. Aborsi tak langsung (indirect abortion) : suatu tindakan medis darurat perlu dilakukan
agar menyelamatkan si Ibu, misalnya karena menderita tumor ganas dalam rahimnya.
Namun bisa jadi bayi dalam rahimnya ikut terangkat.
3. Abortus spontaneous (tidak sengaja) : bayi dalam kandungan gugur tanpa disadari oleh
ibunya, misalnya jatuh dari tangga, keracunan obat yang dikonsumsi ibunya, tali pusarnya
melilit.

B. Cara- cara Aborsi


1. Kuret / Dilatasi
Lubang Rahim diperbesar, lalu sebuah alat potong dimasukan ke dalam Rahim untuk
memotong janin, dan dilepaskan dari dinding rahim. Kemudian pelaku membersihkan
Rahim, janin dikeluarkan.
2. Kuret dengan cara Penyedotan.
Setelah lubang Rahim diperlebar, sebuah alat sedot dimasukan lalu mulailah proses
penyedotan. Janin tentu saja masih melekat dan terhubung erat dengan dinding Rahim.
Pemaksaan tersebut dapat menyebabkan janin tersebut tercabik-cabik, bagian tubuhnya
terpotong-potong.
3. Peracunan dengan garam.
Biasanya dilakukan terhadap janin yang telah berusia 16 minggu (4 bulan). Bayi sudah
berbentuk, organ tubuhnya sudah cukup lengkap bahkan sudah dapat meminum air
ketuban. Ketika itu cairan ketuban telah terkumpul. Suatu jarum lalu dimasukan menembus
hingga Rahim, cairan itu lalu disedot. Kemudian diganti oleh cairan garam pekat. Garam ini
menimbulkan efek terbakar, janin akan sangat menderita karena meminum cairan tersebut
pula tubuhnya bermandikan air garam. Ini seperti aksi membakar hidup-hidup.
4. Histerotomi / Caesar.
Biasanya dilakukan bagi janjin yang telah berusia 3 bulan. Bayi sudah terpisah dari dinding
Rahim dan mengapung sendiri dalam cairan Rahim. Ini dilakukan oleh dokter yang dapat
membedah perut sang Ibu untuk mengangkat sang janin. Pemaksaan ini sangat menyiksaa
janin kecil yang sangat rentan terhadap suhu di luar Rahim. Lagi pula organ tubuhnya belum
berfungsi normal. Hanya beberapa waktu saja dia berjuang melawan kematian. Namun itu
adalah penderitaan yang mengerikan baginya.
5. Pengguran Kimia Prostaglandin
Sang ibu peminum atau disuntikan cairan kimia keras. Efeknya Rahim akan mengerut hebat,
sehingga meremas sang janin. Begitu kerasnya kejadian ini sehingga si janin yang masih
rentan itu bisa terpotong-potong. Namun resiko besar juga dapat terjadi kepada si Ibu yang
dapat terkena serangan jantung karena reaksi kimia tersebut.

C. Alasan orang melakukan Pengguguran.


a. Alasan dari Ibu.
Ø Malu (hamil sebelum menikah, atau hasil perselingkuhan)
Ø Tekan batin (Hamil akibat perkosaan)
Ø Tekanan ekonomi, tidak sanggup membiayai hidup si janin.
b. Pelaku – medis.
Ø Motif ekonomi, dibayar mahal.
Ø Kasihan pada si Ibu yang tidak menghendaki kehamilannya.
Ø Ada penyakit darurat yang dapat membahayakan keselamatan sang Ibu bila janinnya tidak
diangkat.
D. Akibat Aborsi.
Semua aborsi, terutama ketika ditangani oleh bukan tenaga medis ahli, dapat
membahayakan keselamatan si Ibu. Tidak ada tindakan aborsi yang aman. Apapun!
a. Kesehatan fisik ibu bisa beresiko kanker payudara dan kerusakan Rahim.
b. Kesehatan mental juga terganggu dan berkepanjangan. Kesadaran moralnya tetap akan
muncul suatu waktu, penyesalan yang terus mengadilinya sepanjang waktu karena telah
membunuh bayi mungkin darah dagingnya sendiri. Rasa bersalah dan berdosa, takut akan
hukuman ilahi, akan terus dibawanya dan sulit diatasi karena tidak mudah baginya untuk
mengatakan hal ini kepada orang lain sebab ada aib masa lalu yang berusaha pula
disembunyikan.
c. Kematian. Entah kematian akibat derita fisik sebagai akibat langsung proses aborsi, atau
kematian karena sakit psikologis yang berkepanjangan. Banyak perempuan yang telah
melakukan aborsi akhirnya memilih bunuh diri.

E. Hukum Negara terhadap Aborsi


KUHP (Kitabb Undang-undang Hukum Pidana) pasal 342 – 349
342. Ibu yang sengaja membunuh bayi sendiri ketika dilahirkan atau tidak lama setelah itu
akan dihukum selama-lamanya 9 tahun penjara.
346. Perempuan yang dengan sengaja menggugurkan kandungannya akan dihukum selama-
lamanya 4 tahun.
347. (ay 1) Orang yang dengan sengaja menyebabkan gugur kandungan seorang
perempuan tanpa ijin dari sang perempuan akan dihukum selama-lamanya 12 tahun.
348. (ay 1) Orang yang dengan sengaja menyebabkan gugur kandungan seorang
perempuan dengan ijin dari sang perempuan akan dihukum selama-lamanya 5 dan 6
tahun.
349. Tabib, dukun beranak, tenaga medis yang membantu pengguran pada akan ditambah
hukumannya 1/3 dan dapat dipecat dari jabatannya.

F. Ajaran Kitab Suci Aborsi.


Martabat Manusia sejak dalam Rahim ibunya.
Ø "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan
sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah
menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." Yeremia 1: 4 – 5
Ø Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkau telah mengeluarkan aku dari
perut ibuku; Engkau yang selalu kupuji-puji. Mazmur 71:6
Ø Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan
ibuku. Mazmur 139: 13

Kuasa Menciptakan dan Mengambil kembali


Ø Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang
mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang
menyembuhkan, dan seorangpun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku.
(Ulangan 32:39)

Kasih Ibu selamanya.


Ø Yesaya 49:15 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak
menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan
melupakan engkau.

G. Ajaran Kristiani tentang Aborsi.


1. “Kehidupan sejak saat pembuahan harus dlindungi dengan sangat cermat” (Gaudium et
Spes Art. 5.1). Janin itu adalah anugerah hidup dari Allah, yang dipercayakan kepada
manusia untuk menjalankan pelayanan mulia. Ketika sperma dan sel telur bertemu secara
ajaib dan misterius Allah telah menghidupkan makhluk baru.
2. Bagi siapapun yang melanggar hukum ini, yakni melakukan pengguguran dan berhasil akan
terkena ekskomunikasi (KHK Kanon 1398) : semua bentuk pelayan sakramen dihentikan
kepadanya. Ini adalah hukuman terberat yang gereja berikan. Maka keselamatan jiwanya
sudah di luar tanggungan Gereja (sebagai pengantara rahmat), dia hanya bergantung pada
belas kasihan Allah.
IV. BUNUH DIRI DAN EUTHANASIA

1. Bunuh Diri : Mempercepat kematian sendiri.


2. Sebab:
a. Depresi atau tekanan batin :
- Masalah ekonomi
- Masalah percintaan
- Merasa tidak dihargai, kehilangan orientasi hidup.
b. Bentuk Protes : mogok makan, membakar diri.

3. Euthanasia : mempercepat kematian orang lain untuk mengurangi penderitaannya.

4. Jenis:
Menurut Pelakunya
a. Compulsary Euthanasia : orang lain yang kasihan pada penderitaan seseorang sehingga
memutuskan untuk mengakhiri penderitaannya dengan cara menghentikan hidupnya.
Pelakukanya mungkin keluarga, dokter, atau masyarakat.
b. Voluntary euthanasia, korban sendiri yang meminta untuk dipercepat kematiannya,
dengan alasan yang sama : sakit yang berkepanjangan, tidak mau membebani keluarga, dll.

Menurut Caranya:
a. Euthanasia Aktif : Mempercepat kematian seseorang secara terencana, atau karena
permintaan si korban sendiri.
b. Euthanasia Pasif : Menghentikan segala macam tindakan medis, atau tidak memulainya
sama sekali, karena pengobatan apapun tidak akan berguna lagi, dan justru hanya
memperpanjang penderitaannya. Atau pemberian obat penangkal rasa sakit, justru
berakibat memperpendek umur seseorang.

5. Moralitas
a. Bunuh Diri : tidak dibenarkan dan dilarang. Namun ada beberapa kasus yang bisa
dimaklumi, yaitu demi perjuangan yang lebih tinggi.
b. Euthnasia : sama seperti kasus pengguguran, tidak dapat dilakukan secara aktif dan
terencana (KUHP pasal 344). Tidak dibenarkan orang lain mengakhiri hidup seseorang,
termasuk karena rasa iba. Konggres Ajaran Iman, 5 Mei 1980, Deklarasi Mengenai
Euthanasia Gereja Katolik, menegaskan hal ini. Euthanasia Aktif tidak dapat dibenarkan
apapun alasannya.
Namun euthanasia pasif, dimana dipandang bahwa segala macam usaha pengobatan tidak
akan berguna lagi, bahkan hanya menambah penderitaan pasien, maka lalu dihentikan atau
bahwa pemberian obat pengurang rasa sakit, justru memperpendek hidup pasien, itu bisa
dimaklumi.
c. Paling ideal adalah menemani si pasien, meringankan penderitaan mental dan rohaninya,
dan menerima semuanya sebagai salib, demi Salib Kristu dan demi kebangkitannya.

V. Narkoba / Napza
Narkoba terdiri dari beberapa golongan berikut:
a. Narotika : menurut UU RI No. 22/ 1997, meliputi zat atau obat yang berasala dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yakni :
- Golongan Opial : heroin, morfin, candu, dll.
- Golongan Kanabis : ganja, hashis, dll.
- Golongan koka : kokain, crack, dll.
b. Psikotropika : menurut UU RI No. 5/ 1997, meliputi zat atau obat alamiah maupun
sintetis-bukan narkoba- : ecstasy, shabu-shabu, obat penenang/ obat tidur, obat anti
deprresi, obat anti psikosis.
c. Bahan /Zat adiktif lainnya
- Inhalansia (aseton, thinner cat, lem, bensin)
- Nikotin (tembakau)
- Kafein (kopi)
- Minuman yang mengandung etanol (etil alcohol) tetapi bukan obat.
Narkoba/ Napza adalah zat psikoaktif yang langsung mempengaruhi otak sehingga
menimbulkan perubahan pada perilaku, perasaan, pikiran, persepsi, dan kesadaran.
Pada takaran tertentu dapat dipakai untuk tujuan medis (obat bius, obat tidur, penendang,
dll).

A. Tahapan penggunaan
a. User (pemakai coba-coba)
Pada tahap ini pemakai hanya sekali atau sesekali dalam jarak waktu yang lama. Misalnya
merayakan kelulusan atau keberhasilan, pas pesta ulang tahun, tahun baru, dll.
Zat racun belum berdampak bagi kerusakan syaraf. Hubungan dengan dunia luar pun tetap
normal.
b. Abuser (pemakai iseng)
Setelah merasa nikmat pada percobaat pertama (user), pelaku mungkin tertarik mencoba
lagi dalam waktu dekat, karena iseng, merasa nikmat, suka, atau alasan lain.
Pada tahap ini, zat racun sudah mulai menguasai control diri pemakai, sehingga mendorong
pemakai untuk mencoba lagi dan lagi. Kerusakan pada syaraf sudah mulai tampak,
pekerjaan atau belajar menjadi terganggu, demikian pula hubungan dengan dunia luar.
c. Pecandu (pemakai tetap)
Pada tahap ini pemakai sudah kehilangan control diri. Narkoba memaksa pemakai untuk
terus mengkonsumsi. Bila pemakaian dihentikan, narkoba akan menimbulkan gejala fisik
dan psikologis yang menyakitkan, sehingga pemakai wajib menggunakannya lagi. Narkoba
telah berubah menjadi monster menakutkan yang sepenuhnya menguasai pemakai.
Zat racun sudah merusak system syaraf, pemakai tidak dapat mengontrol tingkah lakunya
sehingga merusak hubungan dengan dunia luar.

B. Tanda-tanda Pecandu Narkoba


a. Fisik
- Berat badan menurun drastis
- Sering menguap dan ngantuk.
- Mengeluarkan air mata, cekung dan memerah.
- Keringat berlebihan
- Wajah pucat
- Sering batuk dan pilek tak kunjung sembuh.
- Terdapat goresan-goresan bekas sayatan.
- Kulit berbintik seperti digigit nyamuk.

b. Emosi
- Sangat sensitive – mudah tersinggung dan marah, sedih dan galau.
- Moody – cepat bosan, pemalas.
- Bila marah tidak ragu untuk memukul atau merusak.
- Membangkang dan justru melakakukan yang dilarang.
- Bicara kasar, melanggars sopan santun.
- Paranoid (penakut- curiga pada lingkungan sekitar)

c. Prilaku
- Malas
- Sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya.
- Sering berbohong dan ingkar janji,
- Tidak peduli pada keluarga.
- Suka mencuri uang, atau menggadaikan barang dalam rumah.
- Takut air sehingga jarang mandi (air membuat tubuhnya justru terasa sakit).
- Suka tempat yang sepih (kamar, toilet, gudang)

C. Tanda-tanda kecanduan.
a. Jenis Opiat : heroin, morfin, putaw
Banyak berkeringat, sering menguap, mata berair, gemetar, hidung berair, tidak selera
makan, gelisah, pupil mata melebar, mual - muntah, tulang atau otot terasa nyeri,
b. Jenis Ganja :
banyak berkeringat, gelisah, gemetar, tidak selera makan, mual atau muntah, diare, insomia
c. Jenis amphetamine (shabu-shabu, ekstasi)
Depresif, ganguan tidur dan mimpi buruk, merasa lelah yg berlebihan, banyak tidur, mimpi
bertambah, gugup, ansietas (kecemasan/ ketakutan yang berlebihan), perasaan curiga.
d. Jenis alcohol
Banyak berkeringat, mudah tersinggung, gelisah, murung, mual atau muntah,
lemah, jantung berdebar-debar, gemetar, halusinasi (mabuk).

D. Alasan Pemakaian Narkoba


Faktor Intern
1. Kepribadian
Kegelisahan : karena belum mendapatkan apa yang diharapkan, pekerjaan yang butuh daya
tahan mental yang besar (misalnya artis). Lalu butuh ketenangan dengan konsumsi
narkoba.
Pertentangan : perselisihan batin atau sedang konflik dengan orang lain. Narkoba lalu
menjadi pelarian, narkoba justru menjadi alat pemberontakan.
Mau mencoba hal-hal baru,
Merayakan kegembiraan.
2. Intelegensi : intelegensi yang memadai membantu seseorang mencari alternative-
alternatif yang tepat untuk menghadapi pelbagai persoalan hidupnya. Namun bagi yang
intelegensinya kurang (kurang terasah) maka kebinganan, kecemasan, ketakutan karena
tidak berhasil menemukan pemecahan masalah membawa dia ke narkoba sebagai tempat
pelarian dari masalah yang sedang dihadapi.
3. Stres : karena masalah yang tak kunjung selesai, atau tidak tahan mental menghadapi
persoalan berat.
4. Dorongan kenikmatan. Narkoba memang memberikan kenikmatan yang unik dan khas.
Narkoba dapat membawa pemakiannya ke tempat asing yang menyenangkan. Semua hal
menjadi lucu dan gembira.
5. Ketidaktahuan : minim informasi tentang narkoba, efek dan akibatnya.

Faktor Eksternal
1. Keluarga yang tidak harmonis : orang tua yang terlalu memanjakan atau terlalu keras.
2. Sekolah : tidak disiplin atau sebaliknya terlalu kaku. Anak-anak tidak banyak mendapat
tempat ekspresi diri, hany dijejali pengetahuan sehingga membuat mereka bosan, dan muak
dengan kurikulum.
3. Masyarakat : Masyarakat menjadi tidak terlalu peduli pada orang-orang disekelilingnya.
Masyarakat yang berkembang menjadi hedonis, dan melumrahkan beberapa penurunan
nilai moral. Ada struktur gelap dalam masyarakat yang bekerja menyebarluaskan jaringan
narkoba.
HIV/ AIDS
Di antara lima juta penderita HIV/ AIDS, terdapat tiga juta yang adalah pemakai narkoba.
Sebab 95% pemakain narkoba menggunakan cara suntikan. Jarum suntik yang dipakai
bersama dan tidak steril dapat mempermudah penularan HIV/AIDS. Selain itu para
pengguna narkoba juga akrab dengan pola seks bebas.
HIV : Human Immunodefeciency Virus
AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome.

Penularan
- Hubungan seksual, suntikan atau transfuse darah.
- Dari ibu kepada janinnya.
- Sangat terbuka terjangkit bagi yang sedang menderita sakit kelamin : herpes atau sifilis
atau penyakit kelamin yang menular lainnya.

Cara Kerja Virus


1. Limfosit adalah pasukan penjaga kesehatan seseorang. Mereka akan menyerang dan
menghancurkan virus atau microba yang masuk ke tubuh. Di antara pasukan ini ada
pasukan elite, mereka memiliki pelapis tambahan yang disebut reseptor “cd4+”. Pasukan elit
dengan reseptor cd4+ ini disebut sebagai limfoset penolong, yang mengakitfkan dan
mengatus sel-sel lainnya pada system kekebalan tubuh untuk berperang melawan sel-sel
ganas dan organism asing.
2. Virus ini menyerang sel darah putih (limfosit). Materi generic virus akan masuk dan
berkembang biak dalam sel darah putih, menghancurkannya kemudian melepaskan partikel
virus baru untuk menyerang sel limfosit yang lainnya. Begitu seterusnya sampai sebagian
besar sel darah putih terinveksi.
3. Bagi penderita HIV, pasukan elite ini justru lumpuh diserang virus. Tubuh menjadi tak
berdaya terhadap pelbagai macam sakit.
4. HIV juga menyerang limfosit B, yakni limfosit yang menghasilkan antibody. Diserang,
limfosit B lalu perbanyak memproduksi antibody, sehingga justru berlebihan.
5. Ketika antybody terus diproduksi tanpa kendali, justru merusak sel-sel lain yang baik.
Sedangkan di pihak lain, limfosit cd4+ juga sedang tidak berdaya sebagai penyeimbang.

Gejala HIV / AIDS


1. Beberapa minggu setelah terinfeksi : demam, ruam-ruam, pembengkakan kelenjar getah
bening, rasah tidak enak badan 3 – 14 hari. Gejala ini pelan-pelan menghilang, walau
kelenjar getah bening tetap membengkak.
2. Beberapa bulan setelah terinfeksi : gejala-gejala ringan tersebut hilang muncul.
3. Beberapa tahun setelah terinfeksi : penurunan berat badan, demam hilang timbul, mudah
lelah, diare berulang, anemia, thrus (infeksi jamur di mulut).

Anda mungkin juga menyukai