Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Sebagai dasar Negara, pancasila kembali di uji ketahanannya dalam era reformasi
sekarang. Merekahnya matahari bulan juni 1945, 63 tahum yang lalu disembut dengan
lahirnya sebuah konsepsi kenegaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu
lahirnya pancasila. Sebagai falsafah Negara, tentu pancasila ada yang merumuskannya.
Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan
light-star bagi segenap bangsa Indonesia dimasa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman
didalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan
bangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi
mereka yang tidak pancasilais. Pancasila lahir 1 juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945
bersama dengan Undang-Undang 1945. Bunyi dan ucapan pancasila yang benar berdasarkan
Inpres Nomor 12 Tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Lima, Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.
1.2  Rumusan masalah
1.      Apa pengertian sistematika filsafat pendidikan pancasila ?
2.      Jelaskan pancasila sebagai sumber dan dasar moral ?
3.      Jelaskan tujuan pendidikan pancasila ?
4.      Apakah sistem pendidikan nasional pancasila itu ?

1.3  Tujuan
Tujuan umum :

Pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mengenal urgensi pendidikan
pancasila dalam sistem pendidikan nasional itu sendiri. Makalah ini merupakan tugas yang
harus dipenuhi pada mata kuliah Filsafat Pendidikan. Dengan harapan semua mahasiswa
dapat belajar secara teoritis khususnya pada mata kuliah yang bersangkutan.
Tujuan khusus :
1.      Mengerti akan pengertian sistematika filsafat pendidikan pancasila.
2.      Mengerti tentang pancasila sebagai sumber dan dasar moral.
3.      Memahami tujuan pendidikan pancasila.
4.      Paham dengan sistem pendidikan nasional pancasila.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistematika filsafat pendidikan pancasila

Sistematika Filsafat Pancasila memiliki pola dasar sistematika, sistematika filsafat


dikategorikan sebagai filsafat yang meliputi:

1.      Bidang ontology


2.      Bidang epistemology
3.      Bidang axiology atau ajaran filsafat yang mengutamakan:
a.       Teori kenegaraan
b.      Teori kemasyakatan
c.       Teori manusia
d.      Hakekat manusia semesta
e.       Hakekat kebenaran
f.       Hakekat kehidupan
g.      Hakekat ilmu pengetahuan
h.      Hakekat kebudayaan
i.        Hakekat tukar
j.        Hakekat moral dan agama
Menurut Runes ontology pancasila adalah bidang filsafat yang menyelidiki jenis dan
hakekat itu sebagai berikut:
1.      Ada Khusus
2.      Ada individual
3.      Ada umum
4.      Ada terbatas
5.      Ada tak terbatas
6.      Ada universal
7.      Ada mutlak
8.      Kosmologi
9.      Metafisika
10.  Tuhan
11.  Ada sesudah hati
Pokok-pokok Ontologi Pancasila
1.      Asas dan sumber ada (eksistensi) kemestaan ialah YME
2.      Ada alam semesta (makro kosmos) sebagai ada tidak terbatas
3.      Adanya subjek pribadi manusia, individual, nasional umat manusia
4.      Eksistensi tata budaya sebagai perwujudan nmartabat dan potensial manusia yang utama
5.      Eksistensi subjek manusia mandiri selalu dengan motivasi luhur
6.      Eksistensi unik pribadi manusia ialah kemampuannya untuk menyadari eksistensi diri
7.      Wujud pengalaman, penghargaan dan jangkauan potensi manusia antar hubungan yang
fungsional
8.      Subjek manusia ialah eksistensi sadar dalam keadaan kebersamaan sejajar dan horizontal
secara interpendensi
9.      Kesadaran eksistensi manusia secara sesana manusia disamping dngan adanya kesadaran
social.
Pada dasarnya manusia adalah eksistensi interpenderi kesadaran eksistensi sosial
Runes Epistemologi Pancasila adalah Bidang Filsafat yang menyelidiki:
1.      Sumber
2.      Syarat
3.      Vasiliditas
4.      Hahekat ilmu pengetahuan
5.      Semantika
6.      Matematika
7.      Proses
8.      Batas Epistimologi Disebut juga (Wissneehaftisiekr)
Prinsip Epistimologi Pancasila:
1.      Pribadi manusia adalah subjek yang secara potensial dan aktif berkesadaran tahu atas
eksistensinya. Proses terbentuknya manusia adalah hasil kerja sama atau produk hubungan
fungsional.
2.      Sumber pengetahuan adalah alam semesta
3.      Proses pembentukan pengetahuan melalui lembaga pendidikan
4.      Pengetahuan manusia, baik jenis maupun tingkatannya dapat dibedakan secara berjenjang
seperti:
a.       Tingkat pengetahuan inderanya
b.      Tingkat pengetahuan ilmiah
c.       Tingkat pengetahuan filosofi
d.      Tingkat pengetahuan religious
2.2 Axiology pancasila
Menurut Rubes bidang axiology ialah bidang yang menyelidiki pengertian, jenis,
tingkat dan hakekat nilai secara keseluruhan.
Dasar-dasar Axiologi pancasila
1.      Bahwa tuhan yang maha esa adalah sember nilai semesta yang menciptakan nilai dalam
maksa dan wujud antara lain:
a.       Nilai hukum alam
b.      Nilai hukum moral yang meningkat
2.      Subjek manusia dapat membedakan secara hakiki maka sumber dan sumber nilai dalam
perwujudan.
a.       Tuhan yang Maha Esa
b.      Alam semesta dan hukum alamnya
c.       Bangsa dan sosio Negara
d.      Negara dan system kebudayaan
e.       Kebudayaan

3.      Nilai dan kesadaran manusiua dan dalam realistis alam semesta yang meliputi:
a.       Tuhan Yang Maha Esa dengan perwujudan nilai agama
b.      Alam semesta dan perwujudan hokum
c.       Nilai filsafat dan ilmu pengetahuan
4.      Manusia dan potensi martabatnya menduduki fungsi ganda dalam hubungan dengan nilai
yakni:
a.       Manusia sebagaisubjek nilai
b.      Manusia sebagai pencipta nilai
5.      Martabat kepribadian manusia yang secara potensial, integris dari hakekat manusia
6.      Mengingat maka sumber nilai adalah tuhan yang maha esa dan subjek manusia dengan
potensial martabatnya yang luhur yakni budi luhur yang budi nuram.
7.      Manusia sebagai subjek nilai memikul kewajiban bertanggung jawab atas bagaimana
mendaya gunakan nilai
8.      Eksistensi fungsional manusia adalah subjek dan kesadarannya berwujudan dunia indera,
ilmu, filsafat, kebudayaan, peradaban, etika, ideology agama yang supranatural
9.      Kesadaran manusia tentang nilai tercermin dalam kepribadian dan tindakannya.
2.3 Pancasila sebagai sumber dan dasar moral
Negara Indonesia yang berdiri tanggal 17 agustus 1945 merupakan neraga pancasila
adil dan pedoman dalam ketatanegaraan prediket prinsip yang berdasarkan ketentuan-
ketentuan yuridis konstitusional. Bahwa Negara Indonesia berdasarkan pancasila
sebagaimana yang termasuk didalam pembukaan UUD 1945.
Makna konsekuensi pancasila sebagai sumber dan dasar moral baik formal maupun
fungsional:
1.      Pancasila adalah dasar Negara atau filsafat Negara RI
2.      Pancasila adalah norma dasar dan norma tertinggi didalam Negara RI
3.      Pancasila adalah Idiologi Negara, Idiologi Nasional Indonesia
4.      Pancasila adalah identitas dan karakteristik bangsa Indonesia atau kepribadian nasional, yang
perwujudannya secara melembaga sebagai system Negara pancasila.
5.      Pancasila adalah jiwa dan kepribadian bangsa, pandangan hidup (keyakinan bangsa) yang
menjiwai. System kenegaraan dan kemasyarakatan Indonesia. Karena itu pancasila adalah
system filsafat Indonesia yang potensial dan fungsional yang normative dan ideal.
6.      Pancasila sebagai sumber dan dasar model diangkat dan religus sosio kebudayaan dan nilai
dasar masyarakat Indonesia, nilai dasar merupakan perwujudan kepribadian bangsa. Nilai
pancasila keyakinan atau pandangan hidup bangsa tangh benar, baik dan unggul. Nilai-nilai
Dasar sosio-budaya Indonesia meliputi:
a.       Kesadaran ketuhanan dan kesadaran keagamaan secara sederhana dan potensial
b.      Kesadaran kekeluargaan, yang berwujud cinta keluarga sebagai dasar dan kondrat
terbentuknya masyarakat dan berkesenambungannya generasi.
2.4 Tujuan pendidikan pancasila
Merumuskan formal konstitusional baik dalam UU Negara RI maupun dalam GBHN
dan UU kependidikan lainnya.
GBHN 1983 merumuskan tujuan pendidikan nasional kita sebagai berikut:
1.      “Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan yang Maha Esa, Kecerdasan, kecerdasan dan ketrampilan, mempertinggi
budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta
tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.

2.      Menjabarkan konsepsional seperti :


a.       Lukisan manusia Indonesia seutuhnya (MIS) dan pendidikan seumur hidup
3.      Untuk membentuk kepribadian peserta didik umumnya bangsa dan Negara secara
potensional aktifnya kesadaran tahu atas eksistensi diri (subjek)
4.      Menanamkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan kepada nilai-
nilai pancasila, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat dan memberikan
bakat kemampuan untuk mengikuti pendidikan dimasa yang akan dating.
5.      Mengembangkan dan melestarikan nilia-nilai luhur pancasila dalam kehidupan sehari-hari
serta membina dan menyadari hubungan antar sesame anggota, sekolah dan masyarakat
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.5 Sistem pendidikan nasional pancasila
Sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang diatur dengan undang-undang.
Sistem pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan mutu serta elevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan local, nasional dan global sehingga
perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terancana, terarah dan berkesinambungan.
UU No. 20 Tahun1989 tentang system pendidikan Nasional tidak memadai lagi dan
perlu disempurnakan agar sesui dengan amanat perubahan UUD Negara Republik Indonesia
1945.
Berdasarkan paragraph tiga, maka sistem pendidikan nasional disempurnakan dan
diganti dengan system pendidikan nasional menurut UU No.20 Tahun 2003.5. system
pendidikan nasional merupakan usaha dan lembaga yang menjamin pengalaman.
Pengembangan dan pelestarian secara manta.
Keseluruhan sistem (Sumber dan dasar moral filsafat pendidikan, tujuan pendidikan
pancasila, kebudayaan nasional dan kurikulum serta teori pengetahuan) menampilkan diri
dalam perwujudan system pendidikan nasional pancasila yang wajar dibina dengan dijiwai
filsafat pendidikan pancasila. System kependidikan nasional sebagai kelembagaan nasional
pembinaan MIS, dengan kebijaksanaan yang mantap menjamin pewarisan dan pelestarian
system kenegaraan dan budaya berdasarkan pancasila.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistematika Filsafat Pancasila Filsafat pancasila wajar memiliki pola dasar
sistematika, sistem filsafat dilategorikan sebagai filsafat yang meliputi:
1.      Bidang antalogi atau ontology
2.      Bidang epistemology
3.      Bidang axiology
Pancasila sebagai sumber dan dasar model diangkat dan religus sosio kebudayaan dan
nilai dasar masyarakat Indonesia, nilai dasar merupakan perwujudan kepribadian bangsa.
Nilai pancasila keyakinan atau pandangan hidup bangsa tengah benar, baik dan unggul. Nilai-
nilai Dasar sosio-budaya Indonesia meliputi:
1.      Kesadaran ketuhanan dan kesadaran keagamaan secara sederhana dan potensial
2.      Kesadaran kekeluargaan, yang berwujud cinta keluarga sebagai dasar dan kondrat
terbentuknya masyarakat dan berkesenambungannya generasi.
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan yang Maha Esa, Kecerdasan, kecerdasan dan ketrampilan, mempertinggi
budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta
tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
3.2 Saran
Adanya tujuan yang harus dicapai oleh suatu  sistem menuntut terlaksananya berbagai
fungsi yang diperlukan ,untuk  menunjang  usaha   mencapai  tujuan  tersebut. misalnya suatu
lembaga  pendidikan  dapat memberikan pelayanan pendidikan dengan baik, maka dari  itu
perlu  adanya  fungsi  perencanaan, pelaksanaan, pengawasan  dan  penilaian di dalam sistem
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
1.      Djumransyah, M. 2006. Filsafat Pendidikan. Malang: Bayu Media
2.      Rama Yulis, dkk. 2002. Filsafat Pendidikan. Padang: Quantum Press
3.      Suhartono, Suparlan. 2007. Filsafat Pendidikan. Jogyakarta: Ar Ruzz Media
4.      Syam, Muhammad Noor. 1986. Filsafat kependidikan dan Dasar Filsafat Kependidikan
Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional

Anda mungkin juga menyukai