NAMA KELOMPOK 1:
Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok mata kuliah komunikasi, dengan judul ” Farmakologi”
penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengatar i
Daftar Isi ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Rumusan Masalah 2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Kehamilan 3
B. Masalah Yang Terjadi Saat Kehamilan 3
C. Masalah Yang Terjadi Saat Menyusi 5
B. Saran 47
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan suatu proses fisiologi
yang perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui
dengan aman. Selama masa kehamilan, ibu dan janin ada unit fungsi yang tak
terpisahkan. Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting unutk fungsi
optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut. Obat dapat
menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin selama kehamilan.
Selama kehamilan dan menyusui, seorang ibu dapat mengalami berbagai
keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan obat. Banyak ibu hamil
menggunakan obat dan suplemen pada saat periode organogenesis sedang
berlangsung sehingga terjadi resiko cacat janin lebih besar. Penggunaan obat–
obatan selama kehamilan bertanggung jawab atas gangguan perkembangan
yang ada kalanya timbul pada bayi dan anak kecil sampai usia 5 tahun.
Keamanan suatu obat harus dibuktikan berdasarkan hasil percobaan hewan
sewaktu registrasi untuk mendapatkan izin peredarannya. Namun, hasil
eksperimen pada hewan tidak selalu boleh diekstrapolir kepada manusia.
Kategori keamanan obat pada kehamilan yang digunakan oleh United
States Food and Drug Administration (FDA) tidak mengimplikasikan adanya
peningkatan resiko mulai dari kategori A sampai X. Obat dikategorikan
berdasarkan resiko terjadinya efek samping terhadap sistem reproduksi dan
perkembangan, serta besarnya faktor resiko dibandingkan dengan besarnya
manfaat terapeutik. Obat dengan kategori D, X, dan C, mungkin memiliki
faktor resiko yang sama besar, tetapi berbeda dalam hal perbandingan besar
resiko dan manfaat terapeutik.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah adalah:
1. Masalah-masalah apa saja yang sering terjadi pada saat kehamilan dan
menyusui?
2. Bagaimana pemilihan obat yang tepat pada ibu hamil dan menyusui?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang sering terjadi pada
saat kehamilan dan menyusui
2. Untuk mengetahui cara pemilihan obat yang tepat pada ibu hamil dan
menyusui
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau
fetus di dalam tubuhnya. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara
waktu menstruasi terakhir dan kelahiran. Istilah medis untuk wanita hamil
adalah gravinda, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-
minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran).
Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau
gravida 1. Seorang wanita yang belum hamil disebut gravida. Kehamilan
berlangsung sekitar 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300
hari). Kehamilan yang berlangsung antara 20 – 38 minggu disebut kehamilan
preterm, sedangkan bila lebih dari 42 minggu disebut kehamilan postterm.
Tiga priode kehamilan berdasarkan lamanya kehamilan yaitu:
a. Kehamilan trimester pertama 0 – 14 minggu
Trimester pertama membawa resiko tertinggi keguguran (kematian
alami embrio atau janin)
b. Kehamilan trimester kedua 14 – 28 minggu
Trimester kedua perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa
c. Kehamilan trimester ketiga 28 – 42 minggu
Trimester ketiga menandakan awal viabilitas, yang berarti janin dapaat
tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.
3
Penyakit ini merupakan penyakit protozoa sistemik yang
disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Pola transmisinya ialah transplasenta
pada wanita hamil. Bila infeksi ini mengenai ibu hamil trimester pertama
akan menyebabkan 20 % janin terinfeksi toksoplasma atau kematian janin,
sedangkan bila ibu terinfeksi pada trimester ke tiga 65 % janin akan
terinfeksi. Infeksi ini dapat berlangsung selama kahamilan.Pencegahan
dapat dilakukan antara lain dengan cara : memasak daging sampai matang,
menggunakan sarung tangan baik saat memberi makan maupun
membersihkan kotoran hewan ternak, dan menjaga agar tempat bermain
anak tidak tercemar kotoran hewan ternak.
b. Sifilis
Penyakit ini disebabkan infeksi Treponema pallidum. Penyakit ini
dapat ditularkan melalui plasenta sepanjang masa kehamilan. Biasanya
respon janin yang hebat akan terjadi setelah pertengahan kedua kehamilan
dengan manifestasi klinik hepatosplenomegali, ikterus,
petekie,meningoensefalitis, khorioretinitis, dan lesi tulang. Infeksi
penyakit ini juga dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang
rendah, atau bahkan kematian janin.Pencegahan antara lain dengan cara :
promosi kesehatan tentang penyakit menular seksual, mengontrol
prostitusi bekerjasama denganlembaga sosial, memperbanyak pelayanan
diagnosis dini dan
Pengobatannya, untuk penderita yang dirawat dilakukan isolasi terutama
terhadap sekresi dan ekresi penderita.
c. HIV/AIDS
Penyakit ini terjadi karena infeksi retrovirus. Pada janin penularan
terjadi secara transplasenta, tetapi dapat juga akibat pemaparan darah dan
sekret serviks selama persalinan. Kebanyakan bayi terinfeksi HIV belum
menunjukan gejala pada saat lahir. Pencegahan antara lain dengan cara :
menghindari kontak seksual dengan banyak pasangan terutama hubungan
seks anal, skrining donor darah lebih ketat dan pengolahan darah dan
produknya dengan lebih hati – hati.
4
d. Rubella (German measles)
Penyakit ini disebabkan oleh virus Rubella yang termasuk famili
Tgaviridae dan genus Rubivirus. Pada wanita hamil penularan ke janin
secara intrauterin. Masa inkubasinya rata – rata 16 – 18 hari.
Perawatan :
• Jika ibu sudah pernah mengalami cacar, menyusui akan
memberikan antibodi kepada bayi. Menyusui tidak perlu
dihentikan
• Jika ibu belum pernah mengidap cacar air, ibu dan bayinya harus
menerima vaksin varisela jika mereka sudah terpapar
• Jika ibu mengidap cacar beberapa hari sebelum melahirkan ibu dan
bayi harus diisolasi secara terpisah jika neonatus tidak mengalami
lesi. Hanya sekitar 50 % bayi yang terpapar akan berkembang
menjadi penyakit
- keluarkan ASI jika bayi ditempatkan pada tempat lain
- jika bayi menderita lesi, isolasi bayi dengan ibu;
menyusui tidak dihentikan.
d. Cytomegalovirus (CMV)
CMV adalah hal yang umum; 50-80 % populasi memiliki antibodi
CMV di dalam darahnya. Organisme tersebut dapat dijumpai dalam saliva,
urin dan ASI. Janin mungkin sudah terinfeksi sejak di dalam uterus.
Masalah kongenital yang paling serius terjadi pada bayi yang lahir dari ibu
yang memiliki CMV primer selama kehamilan Menyusui merupakan alat
yang penting untuk memberikan imunitas pasif CMV pada bayi. Anak
yang disusui, yang diimunisasi CMV melalui ASI akan terlindungi dari
gejala infeksi nantinya dan dari infeksi primer selama kehamilan.
7
Perawatan :
Bayi cukup bulan
Anjurkan supaya bayi cukup bulan disusui jika ibu telah
terbuktimseropositif selama kehamilan. Mengkonsumsi ASI yang
terinfeksi akan mengarah pada infeksi CMV dan sero-konversi dari
bayi tanpaakibat yang merugikan.
Bayi preterm
Pertimbangkan dengan hati-hati faktor risiko pemberian ASI dari
ibu yang terinfeksi CMV pada bayi prematur khususnya jika bayi
seronegatif. Segera ke neonatolog untuk evaluasi dan pembuatan
keputusan
e. Hepatitis B (HBV)
HBV dapat menyebabkan penyakit sistemik (demam, kelemahan)
dan ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, sekresi tubuh
atau transfusi darah. Bayi yang lahir dari ibu dengan HBV + langsung
tertular, kebanyakan terinfeksi di dalam rahim.
Perawatan :
• Semua bayi harus mendapatkan vaksin hepatitis B setelah
lahir.Selain itu, bayi harus menerima imunoglobulin hepatitis B
(HBIG)
• Menyusui tidak meningkatkan risiko bayi terinfeksi HBV
f. HIV/AIDS
Penularan HIV dari Ibu ke Bayi dapat terjadi selama kehamilan (5-10%),
persalinan (10-20%) dan menyusui (10-15%).
Perawatan :
Ibu hamil dengan perilaku berisiko atau mendapat paparan risiko
terinfeksi HIV, segera melakukan VCT (Voluntary Counseling &
Testing) untuk mengetahui status serologis secepatnya.
Bila status serologisnya negatif, dianjurkan untuk
mempertahankannya dengan menghindari paparan menggunakan
8
kondom setiap sanggama, melakukan perilaku hidup sehat, dan
melakukan evaluasi ulang serologis sesuai anjuran (memastikan
hasil pemeriksaan di luar “masa jendela”).
Bila status serologisnya positif, dianjurkan untuk melaksanakan
profilaksis Antiretrovirus (ARV Profilaksis), bersalin dengan
seksio sesarea, dan tidak menyusui/menghentikan menyusui sedini
mungkin/menggunakan susu formula (Exclusive FormulaFeeding)
Pemakaian susu formula harus memenuhi syarat AFASS dari WHO
: Affordable (Terjangkau), Feasible (Layak), Acceptable (Dapat
diterima), Safe (Aman), dan Sustainable (Berkelanjutan). Apabila
kelima syarat AFASS tidak dapat terpenuhi, maka ASI tetap
diberikan setelah melalui proses konseling mengenai kemungkinan
penularan infeksi.
Setelah persalinan, ibu dengan HIV positif dianjurkan melanjutkan
pengobatan ARV (ARV Terapi) sesuai Pedoman Nasional Pengobatan
ARV
Bayi dari ibu HIV positif perlu dijaga kesehatan dengan pemberian
nutrisi yang sesuai, dan diperikasa status serologisnya pada usia 18
bulan
Pasangan seksual dari ibu HIV positif dianjurkan untuk melakukan
VCT dan anjuran yang sesuai.
13
2. Asetaminofen
Asetaminofen (Tylenol, Datril, Panadol, Parasetamol)
merupakan obat kehamilan grub B. Obat ini adalah obat yang
paling sering dipakai selama kehamilan. Dipakai secara rutin pada
semua trimester kehamilan untuk jangka waktu yang pendek,
terutama untuk efek analgesik dan terapetiknya. Obat ini tidak
memiliki efek anti inflamasi yang berarti. Asetaminofen menembus
plasenta selama kehamilan, ditemukan juga dalam air susu ibu
dalam konsentrasi yang kecil. Saat ini tidak ditemukan bukti nyata
abnirmaly janin akiba pemakaian obat ini. Pemakaian asetaminofen
selama kehamilan tidak boleh melebihi 12 tablet dalam 24 jam dari
formulasi 325 mg(kekuatan biasa) atau 8 tablet dalam 24 jam untuk
tablet yang mengandung 500 mg (kekuatam ekstra), obat ini harus
dipakai dengan jarak waktu 4-6 jam.
3. Vitamin
Salah satu faktor utama untuk mempertahankan kesehatan
selama kehamilan dan melahirkan janin yang sehat adalah
masukkan zat-zat gizi yang cukup dalam bentuk energi, protein,
vitamin dan mineral. Penting untuk diketahui bahwa kondisi
hipervitaminosis dapat menyebabkan kelainan teratogenik,misalnya
hipervitaminosis vitamin A oleh karena pemberian berlebihan pada
kehamilan. Kelainan janin yang terjadi biasanya pada mata,
susunan saraf pusat, palatum dan alat urogenital. Ini terbukti jelas
pada hewan percobaan sehingga pemberian vitamin A selama
kehamilan tidak melebihi batas yang ditetapkan. Pemberian vitamin
A dengan dosis melebihi 6000 IU/hari selama kehamilan tidak
dapat dijamin kepastian keamanannya. Vitamin A (retinol)
memberikan kerja yang terarah pada defisiensi jaringan normal.
Beberapa analog vitamin A (isotretinoin, itetinat) merupakan
teratogen kuat, menunjukkan bahwa analog tersebut dapat merubah
14
proses diferensiasi normal. Penambahan asam folat selama
kehamilan dimaksudkan untuk menurunkan terjadinya kelainan
pembuluh saraf.
4. Antiemetik
Mual dan muntah selama masa kehamilan paling banyak
dikeluhkan oleh ibu hamil (kira – kira 80 %) kemungkinan
disebabkan oleh peningkatan kadar gonadotropik korionik manusia.
Perubahan- perubahan dalam metabolisme karbohidrat, dan
perubahan–perubahan emosi. Hiperemasis gravidarum adalah
muntah-muntah pada wanita hamil yang dapat berakibat fatal.
Penderita hiperemis gravidarum mengalami muntah terus–menerus
sehingga cadangan karbohidrat, protein dan lemak terpakai untuk
energi dan mengakibatkan tubuh menjadi kurus. Disamping itu
tubuh akan menyebabkan berkurangnya proses penyerapan zat-zat
makanan dan derigen ke jaringan-jaringan vital sehingga pasien
perlu dirawat di Rumah Sakit karena biayanya memerlukan
penggantian cairan tubuh dan obat anti muntah parenteral.
5. Antibiotik
Antibiotik digunakan luas dalam kehamilan. Perubahan
kinetika obat selama kehamilan menyebabkan kadarnya dalam
serum lebih rendah. Antibiotik dengan bobot molekul rendah
mudah larut dalam lemak dan ikatannya dalam protein lemak
mudah menembus uri. Kadar puncak antibiotik dalam tubuh janin
pada umumnya lebih rendah dari kadar yang dicapai dalam tubuh
ibunya. Amoxicillin diabsorpsi secara cepat dan sempurna baik
setelah pemberian oral maupun parenteral. Amoxicillin merupakan
alternatif yang perlu dipertimbangkan untuk dipilih jika dibutuhkan
pemberian oral pada ibu hamil. Kadar amoksisilin dalam darah ibu
maupun janin kadarnya sekitar seperempat sampai sepertiga kadar
disirkulasi ibu.
15
6. Anti fibrinogen
Selama kehamilan ibu mungkin mengalami tromboemboli
vena. Dalam keadaan seperti ini anti koagulan mampu menghambat
pembentukan atau fungsi beberapa faktor pembekuan darah.
Mekanisme kerja asam traneksamat sehingga antifibrinogen adalah
untuk membentuk ikatan kompleks yang reversibel dengan
plasminogen sehingga plasmin tidak dapat terikat dengan fibrin dan
mekanisme fibrinolisis dihambat Asam traneksamat menyebar
dalam berbagai jaringan dan juga masuk dalam sistem susunan
saraf pusat. Cairan sinovia (cairan sendi) dan membran sinovia.
Obat ini dapat menembus sawar uri (plasenta) sehingga
penggunaannya pada kehamilan perlu dipertimbangkan kembali.
7. Zat besi
Selama kehamilan, kira-kira jumlah zat besi yang
diperlukan 2 kali keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan
setiap hari bagi ibu dan janin. Jika kehamilan dimulai dengan
keadaan tidak menderita anemia, mungkin tidak memerlukan
suplemen besi sampai trimester kedua, karena suplemen zat besi
yang tidak diperlukan mungkin dapat menyebabkan mual, muntah
dan sembelit. Kebutuhan tertinggi adalah pada trimester ketiga,
karena diperlukan pada proses persalinan dan menyusui.
F. Penggunaan Obat pada Masa Menyusui
Obat yang diberi ijin untuk digunakan pada bayi umumnya tidak
membahayakan. Neonatus (dan khususnya bayi yang lahir prematur)
mempunyai risiko lebih besar terhadap paparan obat melalui ASI. Hal ini
16
disebabkan oleh fungsi ginjal dan hati yang belum berkembang, sehingga
berisiko terjadi penimbunan obat.
Harus dipilih rute pemberian dan pembagian obat yang menghasilkan
jumlah kadar obat terkecil yang sampai pada bayi.
Hindari atau hentikan sementara menyusui.
Jika suatu obat digunakan selama menyusui, maka bayi harus dipantau
secara cermat terhadap efek samping yang mungkin terjadi.
Sebaiknya dihindari obat baru, yang hanya memiliki sedikit data
17
heart defect & retardasi mental. Gunakan
kontrasepsi sampai satu bulan setelah
menghentikan terapi
Kode Signifikan :
1. Teratogenik pada manusia
2. Mungkin teratogenik pada manusia
3. Memiliki kemungkinan terjadi teratogenik pada manusia
4. Memiliki kemungkinan yang kecil untuk menyebabkan teratogenik pada manusia
5. Tidak teratogenik pada manusia
Kode Potensi :
1. Sering terjadi efek secara rutin
2. Kadang-kadang terjadi efek tetapi tidak rutin
3. Jarang terjadi efek
4. Tidak ada efek
B. Daftar Obat – obat yang Dipertimbangkan Kontraindikasi selama
Menyusui
Obat/ Gol.Obat Efek pada Bayi
Amfetamin Terakumulasi dalam ASI dan dapat menyebabkan
iritasi, dan pola tidur
yang jelek
19
bayi
Carbamazepin Compatible
Codein Compatible
20
Digoxin Eksresi lewat ASI, compatible
Sefalosporin (Cefaclor,
Cefamandole, Masuk ke dalam ASI dengan konsentrasi
Cefazolin, rendah.
√
Cefotaxime, Cefoxitin, Umumnya dianggap aman
Cephalexin)
Kontrasepsi, oral
(dengan
√ Biasanya akan menurunkan pasokan ASI
estrogen)
23
Secara klinis jumlahnya tidak bermakna (30
g/ml) dalam
Lindan (Kwell) √
ASI. Membutuhkan informasi lebih
24
menerima meperidin
Pencahar berbentuk
√ Efek lokal
laksatif
Sulindak (Clinoril) √ Non-steroidal, anti-inflamasi
Hindari selama bulan pertama kehidupan.
Sulfonamid √ Mengganti bilirubin.
26
(synthoroid) hipotiroid.
Tranilsipromin
√ Inhibitor MAO digunakan sebagai anti-depresan
(parnate)
Tidak ada obat yang ditemukan dalam plasma
Verapamil (Isoptin) √
bayi.
Ket. Kategori :
A : Relatif Aman C : Tidak diketahui
B : Membutuhkan Perhatian D : Kontraindikasi
29
Kuinolon : asam Hati – hati Banyak
Nalidiksat pengalaman
mengesankan
keamanannya.
Deposisi dalam
tulang yang
sedang bertumbuh
pada binatang
tertentu dan di
dalam gigi pada
anak kecil.
Mengganggu DNA
bakteri; risiko
bersifat teoritis
pada manusia
Hanya edikit
bukti
tentang
teratogenisi
32
F. Infeksi Umum pada Kehamilan dan terapi yang di Anjurkan
Kondisi Terapi pilihan pertama Terapi pilihan kedua Terapi pilihan ketiga
Bakteri uri Ampisil ,amoksisilin , Nitrofurantoin, Pada bekteriiria
asemtomatok atau (kalau isolat sulfonamid, asimptomatik, terapi
sistitis biasa sensitive)atau atau trietroprim (atau hendaknya
sefaliksin peroral kotrimoksasol) berkangsung selama
7 – 10 hari. Sistitis
akut sederhana
mungkin mamberi
respons terhadap
dosis tunggal atau
pemberian jangka
pendek
Pielonefritis akut Sefuroksim, ampisilin Gentamisin intravena
intravena
intramuskular, atau
fenoksimetil
amoksisilin
Terapi
endokarditis : Benzilpenisilin +
Streptokokus gentamisin
Stafilokokus Flukloksasilin + asam Vankomisin
fusidat
33
Gonore Benzilpenisilin Sefuroksi atau kalau pasien alergi
intramuskular spektinomisin terhadap β-
Spektinomisin
Infeksi yang Eritromisin per or hendaknya diberikan
disebabkan Eritromisin per oral selama 7 –
oleh Chlamydia 10 hari
trachomatis :
34
mencegah diekskresikan
hipertensi oleh bayi baru
yang lahir
diinduksi dengan
kehamilan dan kecepatan yang
retardasi lebih lambat
pertumbuhan daripada
intrauteri orang dewasa
karenajalur
ekskresi masih
belum
matang
Bayi dari
seorang wanita
yang mendapat
dosis
terapi aspirin
secara teratur di
sepanjang
kehamilan
memerlukan
waktu 5 hari
untuk
membuang obat
tersebut
Aspirin dosis
rendah tidak
terlihat
mempunyai
efek buruk
apapun pada
perkembangan
sistem
kardiovaskular
janin
Parasetamol Efek
parsetamol
semasa
kehamilan
belum diteliti
secara luas tetapi
penelitian pada
binatang telah
memperlihatkan
tidak ada efek
merugikan pada
pertumbuhan
janin dan
plasenta.
Dianjurkan
sebagai
analgetik ringan
pilihan
37
H. Daftar Indeks Keamanan Obat pada Kehamilan dan Petunjuk
Penggunaan Obat
38
14 Albendazole Oral C 52 Anti Parenteral C
thrombin III
15 Albumin Parenteral C 53 Apraclonidin Opthalmik C
e
16 Alclomethaso Topikal C 54 Aprotinin Parenteral B
ne
17 Aldesleukin Parenteral C 55 Ascorbic A
acid
18 Alendronic Oral C 56 Asparaginase Parenteral C
acid
19 Alfentanil Parenteral C 57 Aspartame B&
C
39
Rectal C Topikal C
78 Belladona C 126 Ca C
Carbonate
79 Benazepril Oral C& 127 Ca Clorida Parenteral C
D
80 Bendroflumet Oral C 128 Ca Citrate C
hiazole
81 Benzathine Oral C 129 Ca Folinate Oral C
benzylpenicil Parenteral C
in
40
salisylate
94 Bisoprolol Oral C 142 Carbenicillin Oral B
42
187 Cheno - C 229 Clofibrate Oral C
Deoxycholic
acid
44
266 Dantrolene Oral Parenteral C 311 Ephedrin C
45
276 Deslanoside C 321 Erythropolrti Parenteral C
277 Desmopresin Nasal B 322 Escilatopram Oral C
Oral B
Parenteral B
47
hiazide
361 Fluconazole Oral C 408 Hydromorph Parenteral C
Parenteral on
48
49
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau
fetus di dalam tubuhnya. Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravinda,
sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan
kemudian janin (sampai kelahiran). Masalah yang sering terjadi saat
kehamilan toksioplasmosis, sifilis, hiv/aids, rubella dan masalah yang terjadi
saat menyusui mastitis, sariawan, cacar air, cytomegalovirus (CMV), hepatitis
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap agar pembaca bisa lebih
mengetahui tentang penggunaan obat pada ibu hamil dan menyusui.
50
DAFTAR PUSTAKA
Astutik, Reniyuli. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Jakarta : Trans Info Media
Derni, Meidya. (2007). Serba-serbi Menyusui. Jakarta : Warm Fublishing
Dewi, Vivian Nanny Lia. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Jakarta :Salemba Medika
Emilia, Rika Chandra (2008). Penyuluhan ASI Ekslusif. http://bidan
shop.blogspot.com. Diunduh pada tanggal 30 September 2016 pukul 18.45
WIB
Heryani, Reni. (2012). Asuhan Kebidana Ibu Nifas dan Menyusui. Jakarta :
CV. Trans Info Media
Hestichasari. (2014). Pendidikan Laktasi. http://bidan shop.blogspot.com.
Diunduh pada tanggal 30 September 2016 pukul 19.15 WIB
Kemenkes RI. (2014). Materi Penyuluhan Pemberian ASI dan Makanan
Pendamping ASI. Jakarta : Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Kemenkes RI. (2011). Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta
Maryunani, Anik. (2015). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Ekslusif, dan
Manajemen Laktasi. Jakarta : CV. Trans Info Media
Notoatmodjo, Soekidjo. (2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.
Jakarta :PT. Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
PT. Rineka Cipta
Polard, Maria . (2016). ASI Asuhan Berbasis Bukti. Jakarta : EGC
Putri, Febriana Er ma (2012). ASI Ekslusif. http://bidan shop.blogspot.com.
Diunduh pada tanggal 28 September 2016 pukul 20.00 WIB
Walyani, Siwi Elisab eth. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta: PT. Pusta ka Baru
Wawan. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika
51
Pertanyaan dari tiap kelompok
52