Faringitis
adalah infeksi pada faring yang disebabkan oleh virus dan bakteri, Yang ditandai oleh adanya nyeri
tenggorokan, faring eksudat, hiperemis, demam, pembesaran limfonodi leher dan malaise ( Vincent,
2004).
Radang tenggorokan berarti dinding tenggorokan menebal atau bengkak, berwarna lebih merah, ada
bintik-bintik putih dan terasa sakit bila menelan makanan
ETIOLOGI
1. Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus,
termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV. Bakteri yang
menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium, Neisseria
gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.
3. Batuk dan pilek. Dimana batuk dan lendir (ingus) dapat membuat tenggorokan teriritasi.
5. Alergi. Alergi dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat kronis (menetap).
6. Bakteri streptokokus, dipastikan dengan Kultur tenggorok. Tes ini umumnya dilakukan di
laboratorium menggunakan hasil usap tenggorok pasien. Dapat ditemukan gejala klasik dari kuman
streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik putih, muntah – muntah,
bernanah pada kelenjar amandelnya, disertai pembesaran kelenjar amandel.
F. KOMPLIKASI
Daerah telinga tengah normalnya adalah steril. Bakteri masuk melalui tube eustacius akibat
kontaminasi sekresi dalam nasofaring.
2. Abses Peritonsiler
Sumber infeksi berasal dari penjalaran faringitis/tonsilitis akut yang mengalami supurasi, menembus
kapsul tonsil.
3. Glomerulus Akut
Infeksi Streptokokus pada daerah faring masuk ke peredaran darah, masuk ke ginjal. Proses
autoimun kuman streptokokus yang nefritogen dalam tubuh meimbulkan bahan autoimun yang
merusak glomerulus.
4. Demam Reumatik
Infeksi streptoceal yang awalnya ditandai dengan luka pada tenggorok akan menyebabkan
peradangan dan pembentukan jaringan parut pada katup-katup jantung, terutama pada katup mitral
dan aorta.
5. Sinusitis
Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung dapat berupa sinusitis maksilaris / frontalis.
Sinusitis maksilaris disebabkan oleh komplikasi peradangan jalan napas bagian atas (salah satunya
faringitis), dibantu oleh adanya faktor predisposisi. Penyakit ini dapat disebabkan oleh kuman
tunggal dan dapat juga campuran seperti streptokokus, pneumokokus, hemophilus influenza dan
kleb siella pneumoniae.
6. Meningitis
Infeksi bakteri padadaerah faring yang masuk ke peredaran darah, kemudian masuk ke meningen
dapat menyebabkan meningitis. Akan tetapi komplikasi meningitis akibat faringitis jarang terjadi.
G. PETALAKSANAAN
a. Faringitis streptokokus paling baik diobati peroral dengan penisilin (125-250 mg penisilin V
tiga kali sehari selama 10 hari)
b. Bila alergi penisilin dapat diberikan eritromisin (125 mg/6 jam untuk usia 0-2 tahun dan 250
mg/6 jam untuk usia 2-8 tahun) atau klindamisin.
2. Tirah Baring
4. Diet ringan
Berkumur dengan 3 gelas air hangat. Gelas pertama berupa air hangat sehingga penderita dapat
menahan cairan dngan rasa enak. Gelas kedua dan ketiga dapae diberikan air yang
lebihhangat.Anjurkan setiap 2 jam. Obatnya yaitu:
a. Cairan saline isotonik (½ sendok teh garam dalam 8 oncesair hangat)
b. Bubuk sodium perbonat (1 sendok teh bubuk dalam 8 ounces air hangat). Hal ini terutama
berguna pada infeksi vincent atau penyakit mulut. (1 ounce = 28 g)
6. Pendidikan Kesehatan.
a. Instruksikan pasien menghindari kontak dengan orang lain sampai demam hilang. Hindari
penggunaan alkohol, asap rokok, tembakau dan polutan lain.
b. Anjurkan pasien banyak minum. Berkumur dengan larutan normal salin dan pelega
tenggorokan bila perlu.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan Biopsi
Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari saluran pernapasan (sekitar faring) dengan
menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut akan diperiksa dengan mikroskop untuk
mengetahui adanya peradangan akibat bakteri atau virus.
3. Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik atau bakteriologik penting dalam diagnosis etiologi
penyakit.Warna bau dan adanya darah merupakan petunjuk yang berharga.
4. Pemeriksaan Laboratorium
Peningkatan komponen sel darah putih dapat menunjukkan adanya infeksi atau inflamasi.
Untuk menilai fungsi pernapasan secara adekuat, perlu juga mempelajari hal-hal diluar paru seperti
distribusi gas yang diangkut oleh sistem sirkulasi
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
2. Tanda-tanda vital
Suhu : 39,2˚ C
Nadi : 92x/menit
Respirasi : 22x/menit
3. Sistem penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, konjungtiva an anemis, seklerea an ikhterik, pupil isokor,
kornea normal, otot-otot mata baik, lapang pandang baik, fungsi penglihatan baik (klien bisa melihat
dan membaca papan nama perawat)
4. Sistem pendengaran
Posisi telinga normal, aurikel baik tidak nyeri tekan, kondisi telingan terdapat serumen, fungsi
pendengaran baik dengan klien selalu menjawab pertanyaan yang di berikan perawat.
5. Sistem pernafasan
Frekuensi: 22 x/menit, posisi hidung simetris, pernafasan normal, terdapat sumbatan sekret, ada
batuk, suara nafas tidak baik (ronchi (+), wheezing -/-), fungsi penciuman baik klien bisa mencium
bau dari aroma kayu putih.
6. Sistem kardiovaskuler
Irama jantung reguler, tidak terdapat bunyi jantung tambahan, temperatur kulit hangat.
7. Sistem pencernaan
Gigi lengkap, keadaan sedikit kotor, nafas sedikit berbau, nafsu makan baik, bab 1x/hari, bising usus
8x/menit, abdomen tidak kembung, flatus baik, tidak ada gejala susah BAB.
8. Sistem genetalia
Ø GCS:
10. Sistem Muskuloskletal