MEDAN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1 Tujuan Umum
2 Tujuan Khusus
a. Pengertian Anemia
b. Penyebab Anemia
c. Tanda dan Gejala Anemia
d. Makanan yang Baik Dikonsumsi oleh Ibu Hamil
e. Cara pengobatan tradisional penyakit anemia
C. Pelaksanaan
1. Topik Kegiatan : Penyuluhan tentang Anemia pada Ibu Hamil di Desa
Mekar Sari Deli Tua Medan
2. Sasaran :
1. Bapak Kepala Desa Mekar Sari
2. Kepala Lingkungan Desa Mekar Sari
3. Kepala Dusun
4. Tokoh Masyarakat
5. Tokoh Agama
6. Kader
7. Bidan Desa
8. Seluruh Ibu Hamil Di Desa Mekar Sari
3. Metode :
a. Diskusi
b. Demonstrasi
4. Strategi :
a. Penyaji menanyakan kepada peserta tentang anemia yang
terjadi pada ibu hamil (Pengertian, Peyebab, tanda dan
gejala anemia, Makanan yang baik di konsumsi oleh ibu
hamil) di Desa Mekar Sari.
b. Fasilitator memfasilitasi jalannya diskusi.
c. Notulen menuliskan hasil diskusi mengenai masalah
kesehatan yang terdapat di Desa Mekar Sari.
d. Notulen membacakan hasil diskusi mengenai masalah
kesehatan yang terdapat di Desa Mekar Sari.
5. Media/ Alat:
a. Sound Sistem
b. LCD
8. Pengorganisasian Lain
Ketua :
Sekretaris :
Pembawa Acara :
Penyuluh :
Fasilitator :
Observer :
Anggota :
9. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Waktu pelaksanaan suda ditentukan yaitu hari .... pukul...
2) Tempat di ....
3) Media dan alat sudah disipakan
4) Peserta hadir tepat waktu sebanyak 80% dari jumlah undangan
5) Mahasiswa haidr tepat waktu
6) Proposal tersedia dan telah mendapat persetujuan dari pembimbing
b. Evaluasi proses
1) 100% peserta mengerti diadakannya pertemuan
2) 100% terlibat dalam proses penyuluhan di Desa Mekar Sari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah yang
mengandung hemoglobin untuk menyebarkan oksigen ke seluruh organ tubuh.
Dengan kondisi tersebut, penderita biasanya akan merasa letih dan lelah, sehingga
tidak dapat melakukan aktivitas secara optimal.
Anemia dapat terjadi dalam jangka waktu pendek maupun panjang, dengan
tingkat keparahan ringan sampai berat. Pengobatan kondisi ini bervariasi
tergantung pada penyebabnya. Anemia dapat diobati dengan mengonsumsi
suplemen secara rutin atau prosedur pengobatan khusus.
B. Penyebab Anemia
. Anemia terjadi pada saat tubuh kekurangan sel darah merah sehat yang
mengandung hemoglobin. Terdapat sekitar 400 kondisi yang dapat menyebabkan
anemia pada seseorang dan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
Kelainan pada reaksi tubuh dengan menghancurkan sel darah merah yang
sehat.
Anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia jenis ini merupakan yang
paling umum terjadi di seluruh dunia. Kekurangan zat besi dapat
menyebabkan tubuh mengalami anemia dikarenakan sumsum tulang
membutuhkan zat besi untuk membuat sel darah. Anemia dapat terjadi
pada wanita hamil yang tidak mengonsumsi suplemen penambah zat besi.
Anemia juga dapat terjadi pada perdarahan menstruasi yang banyak, tukak
organ (luka), kanker, dan penggunaan obat pereda nyeri seperti aspirin.
Gejala-gejala yang umumnya dialami penderita anemia kekurangan zat
besi adalah:
o Sulit berjalan.
o Mengalami demensia.
Anemia akibat penyakit kronis. Sejumlah penyakit dapat menyebabkan
anemia karena terjadinya gangguan pada proses pembentukan dan
penghancuran sel darah merah. Contoh-contoh penyakit tersebut
adalah HIV/AIDS, kanker, rheumatoid arthritis, penyakit ginjal, penyakit
Crohn, dan penyakit peradangan kronis. Gejala-gejala yang dapat muncul
pada kasus anemia akibat penyakit kronis di antaranya adalah:
Anemia hemolitik. Anemia hemolitik terjadi pada saat sel darah merah
dihancurkan oleh tubuh lebih cepat dibanding waktu produksinya.
Beberapa penyakit dapat mengganggu proses dan kecepatan penghancuran
sel darah merah. Anemia hemolitik dapat diturunkan secara genetik atau
bisa juga didapat setelah lahir.
Anemia sel sabit (sickle cell anemia). Anemia ini bersifat genetis dan
disebabkan oleh bentuk hemoglobin yang tidak normal sehingga
menyebabkan sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit, bukan bulat
bikonkaf seperti sel darah merah Sel darah merah berbentuk sabit memiliki
waktu hidup lebih pendek dibanding sel darah merah normal. Gejala yang
dialami oleh penderita anemia sel sabit adalah:
o Kelelahan.
Beberapa fakor risiko yang dapat meningkatkan risiko munculnya anemia pada
diri seseorang adalah:
Napas pendek.
Sakit kepala.
Sulit Berkonsentrasi.
Insomnia.
Kaki kram.
Pada awalnya, gejala anemia sering kali tidak disadari oleh penderita. Gejala
anemia akan semakin terasa apabila kondisi yang diderita semakin memburuk.
Konsultasi pada dokter sebaiknya dilakukan jika seseorang kerap merasakan
lelah tanpa sebab yang jelas.
D. Pencegahan Anemia
Beberapa jenis anemia tidak dapat dihindari, akan tetapi anemia yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin dan zat besi dapat dicegah dengan cara
mengatur pola makan. Beberapa makanan yang dapat membantu mencegah
anemia antara lain adalah:
Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi, kacang-kacangan,
sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah
kering.
Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, susu, keju, sereal,
dan makanan dari kedelai (tempe atau tahu).
Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, merica, brokoli, tomat,
melon, dan stroberi. Makanan-makanan tersebut dapat membantu
penyerapan zat besi.
E. Penatalaksanaan Anemia
Anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia jenis ini dapat diatasi
dengan mengonsumsi suplemen penambah zat besi, serta memperbanyak
konsumsi makanan yang kaya zat besi. Selain itu, pasien juga dapat
diberikan vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi. Perlu
diperhatikan bahwa suplemen yang mengandung kalsium dapat
menghambat penyerapan zat besi.Konsultasikan dengan dokter sebelum
mengonsumsi suplemen penambah zat besi untuk mendapatkan dosis yang
tepat. Kelebihan zat besi pada tubuh dapat berbahaya bagi pasien karena
dapat menimbulkan kelelahan, mual, diare, sakit kepala, penyakit jantung
dan nyeri sendi. Untuk meringankan efek samping dari konsumsi
suplemen zat besi, pasien dapat mengonsumsi suplemen setelah makan.
Jika efek samping berlanjut segera temui dokter kembali.
Anemia sel sabit (sickle cell anemia). Pengobatan utama anemia sel sabit
adalah dengan mengganti sel darah merah yang hancur melalui transfusi
darah, suplemen asam folat, dan antibiotik. Pengobatan lainnya adalah
dengan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit serta menambahkan
cairan melalui oral maupun intravena untuk mengurangi nyeri dan
menghindari komplikasi. Pencangkokan sumsum tulang dapat digunakan
untuk mengobati anemia sel sabit pada kondisi tertentu. Obat untuk kanker
hidroksiurea dapat juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit.