Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Negara berkembang, termasuk Indonesia, masalah gizi masih merupakan


masalah kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian ibu dan
anak secara tidak langsung. Angka kematian ibu dan bayi terutama bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR) yang tinggi pada hakekatnya juga ditentukan oleh status gizi
ibu hamil. Ibu hamil dengan status gizi buruk atau yang mengalami kurang energi kronis
(KEK) cenderung melahirkan bayi BBLR dan dihadapkan pada resiko kematian yang lebih
besar dibanding dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan berat lahir yang normal.
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas SDM, kekurangan gizi akan
menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan,menurunkan
produktifitas kerja dan daya tahan tubuh,yang berakibat meningkatnya kesakitan dan
kematian. Kecukupan gizi sangat di perlukan oleh setiap individu,sejak janin masih di
dalam kandungan. Ibu atau calon ibu menjadi kelompok rawan,karena membutuhkan gizi
yang cukup sehingga harus di jaga status gizi dan kesehatanya, agar dapat melahirkan bayi
yang sehat (Dep.Kes RI 2003).Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami
masalah gizi, khususnya gizi kurang seperti kurang energi kronis (KEK) dan anemia.
Sehingga mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan berat badan lahir kurang.
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu, antara
lain anemia, perdarahan, mempersulit persalinaan sehingga terjadi persalinan
lama,prematuritas,perdarahan setelah persalinan,bahkan kematian ibu.
Lingkar lengan atas (LILA) sudah digunakan secara umum di Indonesia untuk
mengidentifikasi ibu hamil risiko kurang energi kronis (KEK). Menurut Departemen
kesehatan batas ibu hamil yang disebut resiko KEK (kekurangan energi kronis) jika ukuran
LILA < 23,5 cm, dalam pedoman Depkes tersebut disebutkan intervensi yangdiperlukan
untuk wanita usia subur (WUS)atau ibu hamil yang menderita risiko KEK. Kurang energi
kronis pada orangdewasa dapat diketahui dengan indeks massa tubuh (IMT) yang diukur
dariperbandingan antara berat dan tinggi badan. Jika IMT kurang dari 18,5 dikatakan
sebagaiKEK. Akan tetapi pengukuran IMT memerlukan alat pengukur tinggi badan
danberat badan.
B. Tujuan
1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu hamil dapat memahami dan
mengerti tentang kurang energy kronik (KEK) pada ibu hamil.

2 Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan ibu-ibu hamil dapat menjelaskan


tentang :

a. Pengertian KEK pada ibu hamil


b. Penyebab KEK pada ibu hamil
c. Akibat yang di timbulkan KEK pada ibu hamil
d. Makanan yang Baik Dikonsumsi oleh Ibu Hamil
e. Penanganan KEK pada ibu hamil

C. Pelaksanaan
1. Topik Kegiatan : Penyuluhan tentang KEK Ibu Hamil di Desa Mekar Sari Deli Tua
Medan
2. Sasaran :
1. Bidan Desa
2. Kader
3. Seluruh masyarakat yang bersangkutan Di Desa Mekar Sari
3. Metode :
a. Diskusi
b. Demonstrasi
4. Strategi :
a. Penyaji menanyakan kepada peserta tentang KEK yang terjadi pada
ibu hamil (Pengertian,Peyebab,tanda dan gejala KEK,Makanan yang
baik dikonsumsi oleh ibu hamil) di Desa Mekar Sari.
b. Fasilitator memfasilitasi jalannya diskusi.
c. Notulen menuliskan hasil diskusi mengenai masalah kesehatan
yang terdapat di Desa Mekar Sari.
d. Notulen membacakan hasil diskusi mengenai masalah kesehatan
yang terdapat di Desa Mekar Sari.
5. Media/ Alat:
a. Sound Sistem
b. LCD
c. Laptop
6. Waktu dan Tempat
Hari :
Waktu :
Tempat : Kantor Desa Mekar Sari
7. Pengorganisasian Acara

No Waktu Uraian Kegiatan Peserta


1 5 menit Pembukaan : a. Menjawab salam
1. Memberikan salam b. Mendengarkan
2. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan
penyuluhan
3. Menyebutkan materi
atau pokok bahasan yang
disampaikan
2 30 menit Penyuluhan : a. Menyimak
a. Menanyakan kepada penjelasan
peserta tentang anemia b. Mendengarkan
b. Memberikan penjelasan
reinforcement atas c. Peserta bertanya
kemauan peserta d. Peserta menyimak
mengungkapkan
pemahamannya tentang
anemia atau kemauan
untuk berbagi
pengalaman
c. Memberikan kesempatan
pada peserta untuk
bertanya tentang hal
yang belum dipahaminya
d. Menjawab pertanyaan
peserta

3 20 menit Penutup a. menjawab


a. melakukan evaluasi pertanyaan
b. menyimpulkan materi b. menyimak
penyuluhan kesimpulan
c. mengucapkan salam c. menjawab salam

8. Pengorganisasian Lain
Ketua : Rizka Mutiara Raudah
Pemateri : Risky Melida Gining
Moderator : Vivi Rosalin Rajagukguk
Fasilitator : Semua Anggota
Notulen : Nur Khairunnisa
Anggota : Novita Ardiyanti
Zhillu Arsy
Satria Cristin Silalahi
9. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Waktu pelaksanaan suda ditentukan yaitu hari .... pukul...
2) Tempat di kantor desa Mekar Sari
3) Media dan alat sudah disipakan
4) Peserta hadir tepat waktu sebanyak 80% dari jumlah undangan
5) Mahasiswa hadir tepat waktu
6) Proposal tersedia dan telah mendapat persetujuan dari pembimbing

b. Evaluasi proses
1) 100% peserta mengerti diadakannya pertemuan
2) 100% terlibat dalam proses penyuluhan di Desa Mekar Sari

D. Penutup

Demikianlah proposal ini kami buat dengan harapan agar semua pihak dapat
membantu terlaksananya kegiatan ini sehingga dapat berjalan dengan baik dan berhasil
sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

Perencanaan yang baik adalah langkah awal kesuksesan besar. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran serta masukan dari pihak-pihak yang berkenan untuk mengawasi dan
membimbing kami ke arah kesuksesan tersebut. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberkahi kegiatan ini untuk membentuk kader-kader kesehatan yang siap dan tanggap
untuk menjawab tantangan ke depan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil

Pokok Bahasan : Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil

Sub Pokok Bahasan : Gejala dan penanganan KEK pada ibu hamil

Sasaran : Ibu hamil

Hari/tanggal : Kamis, 06 Februari 2020

Waktu : 1x 55 menit

Tempat : Kantor Desa Mekar Sari

A. Tujuan Penyuluhan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang kekurangan energi karonik


pada kehamilan, diharapkan ibu hamil mampu memahami tentang kekurangan
energi karonik pada kehamilan

2. Tujuan Khusus

1. Diharapkan ibu hamil dapat mengetahui tentang pengertian kekurangan


energi kronik pada kehamilan

2. Diharapkan ibu hamil dapat mengetahui tanda dan gejala kekurangan energi
kronik pada kehamilan serta penyebabnya

3. Diharapkan ibu hamil dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari


kekurangan energi kronik pada kehamilan

4. Diharapkan ibu hamil dapat mengetahui cara pencegahan kekurangan


energi kroniki pada kehamilan
5. Diharapkan ibu hamil dapat megetahui cara penanganan kekurangan energi
kroniki pada kehamilan

B. Materi (terlampir)

1. Pengertian kekurangan energi kronik pada ibu hamil

2. Tanda dan gejala kekurangan energi kronik pada ibu hamil

3. Penyebab kekurangan energi kronik pada ibu hamil

4. Pencegahan kekurangan energi kronik pada ibu hamil

5. Penanganan kekurangan energi kalori pada kehamilan

C. STRATEGI PELAKSANAAN

a. Persiapan

 Membuat Satuan Acara Penyuluhan

 Membuat Leaflet

 Melakukan pendekatan dan persiapan terhadap klien yang akan diberi


penyuluhan.
 Membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang cukup dan mempersiapkan
mental untuk menyampaikan penyuluhan.

a. Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Uraian Kegiatan Peserta Waktu


1 Pembukaan Pembukaan : d. Menjawab 5 menit
4. Memberikan salam
salam e. Mendengarkan
5. Menjelaskan f. Memperhatikan
tujuan penyuluhan
6. Menyebutkan
materi atau pokok
bahasan yang
disampaikan
2 Isi Penyuluhan e. Menyimak 30 menit
 Menjelaskan apa penjelasan
itu KEK pada f. Mendengarkan
kehamilan penjelasan
 Menjelaskan tanda g. Peserta
dan gejala KEK bertanya
pada kehamilan h. Peserta
serta penyebabnya menyimak
 Menjelaskan
dampak KEK
pada kehamilan
 Menjelaskan
penanganan KEK
 Mengajukan
pertanyaan kepada
peserta
penyuluhan
 Meminta peserta
mengulangi apa
yang telah
disampaikan
 Membuat
kesimpulan
3 Pentupan d. melakukan d. menjawab 20 menit
evaluasi pertanyaan
e. menyimpulkan e. menyimak
materi penyuluhan kesimpulan
f. mengucapkan f. menjawab salam
salam
D. METODE

1. Ceramah secara individual (face to face)

2. Tanya jawab
3. Diskusi

E. MEDIA
Laptop, Proyektor

F. EVALUASI

1. Ibu hamil dapat menjelaskan kembali hal-hal yang telah


diterangkan oleh penyuluh, berupa :

a) Pengertian kekurangan energi kronik pada kehamilan

b) Tanda dan gejala kekurangan energi kronik pada kehamilan


serta penyebabnya

c) Dampak dari kekurangan energi kronik pada kehamilan

d) Pencegahan dari kekurangan energi kronik pada kehamilan

e) penanganan kekurangan energi kalori pada kehamilan

2. Peserta aktif bertanya

3. Peserta merasa senang mengikuti penyuluhan


G. MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian KEK

Kekurangan Energi Kronis adalah keadaan dimana ibu


penderita kekurangan makanan yang berlangsung manahun (kronis)
kesehatan pada ibu. Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari
pengukuran LILA, adapun batas LILA ibu hamil dengan resiko
KEK di Indonesia adalah kurang dari 23,5 cm (Depkes RI, 2002)
Kekurangan energi kronik (KEK) yaitu keadaan ibu hamil
yang menderita kekurangan makanan yang berlangsung lama
(kronik) dengan berbagai timbulnya gangguan kesehatan pada ibu
hamil (Sayogo,2007).

2. Penyebab KEK

Menurut (Djamaliah, 2008) penyebab dari KEK yaitu :

a. Ekonomi
Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemberian
makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Seorang dengan
ekonomi yang rendah maka kemungkinan besar gizi yang
dibutuhkan tidak tercukupi.

b. Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan
mempengaruhi pengambilan keputusan dan juga akan
berpengaruh pada perilakunya. Ibu hamil dengan pengetahuan
gizi yang rendah, kemungkinan akan memberikan gizi yang
kurang bagi bayinya

c. Produksi pangan yang tidak mencukupi kebutuhan


Pola konsumsi juga dapat mempengaruhi status kesehatan
ibu hamil, dimana pola konsumsi yang kurang baik dapat
menimbulkan suatu gangguan kesehatan atau penyakit pada ibu
hamil

d. Usia Ibu Hamil

Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua
mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan
merugikan kesehatan ibu karena pada ibu yang terlalu muda
(kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara
janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan
dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan.
Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan
kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil
akan lebih baik.

e. Jarak Kehamilan

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya


kurang dari 2 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila
keluarga dapat mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih
dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup lebih
tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan
jarak kelahiran dibawah 2 tahun.

Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan


kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan
kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang
cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya).
Dengan mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah
gizi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung.

f. Berat Badan Selama Hamil .

Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat


badan rata-rata untuk umur tertentu merupakan faktor untuk
menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar
kehamilannya berjalan dengan lancar. Di Negara maju
pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg. Jika ibu
kekurangan gizi pertambahannya hanya 7-8 kg dengan akibat
akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 – 12 kg,
dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester
II sekitar 3 kg,

dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga
sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.

g. Pendapatan yang rendah

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang gizi,


karena tidak dapat menyediakan kebutuhan gizi yang seimbang

3. Gejala dan tanda KEK

a. Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm

b. Badan Kurus (BB tidak sesuai dengan tinggi badan)

c. Rambut kusam

d. Turgor kulit kering

e. Hb kurang dari normal (<11gr%)

f. Nafsu makan kurang

g. Jika hamil cenderung akan melahirkan anak secara prematur


atau jika lahir secara normal bayi yang dilahirkan biasanya berat
badan lahirnya rendah atau kurang dari 2.500 gram.

4. Dampak KEK

a. Bagi Ibu

Bagi ibu hamil yang menderita KEK dapat melemahkan


fisiknya yang pada akhirnya menyebabkan perdarahan, partus
lama, abortus dan infeksi (Susilowati, 2008).
b. Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat


mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan prematur /
sebelum waktunya, perdarahan post partum, serta persalinan
dengan tindakan operasi cesar cenderung meningkat
(Susilowati, 2008).

c. Bagi bayi

Bayi yang terlahir dari ibu hamil yang menderita KEK


akan mengalami keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal,
cacat bawaan, berat badan lahir rendah (BBLR) (Susilowati,
2008).

5. Pencegahan KEK

Menurut Chinue (2009), cara pencegahan KEK adalah :

a. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu :

- Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari


bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan
bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, tempe).
- Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam,
jambu, tomat, jeruk, dan nanas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.

b. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum


tablet penambah darah.

6. Penanganan KEK
a. Menganjurkan ibu untuk makanan bergizi

Makanan pada ibu hamil sangat penting, karena makanan


merupakan sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk
perkembangan janin dan tubuhnya sendiri. Keadaan gizi pada
waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil
harus mendapat tambahan protein, mineral, dan energi.

Contoh Menu Ibu Hamil

Bahan Makanan Porsi Sehari Hidangan

Nasi 6 porsi 1. Makan pagi :


- Nasi 1,5 porsi (150gr)
Sayuran 3 mangkuk - Ikan/daging 1 potong sedang
(40 gr) Tempe 2 potong
Buah 4 potong sedang (50 gr)
- Sayur 1 mangkok Buah 1
Tempe 3 potong potong
- Selingan : susu 1 gelas dan
Daging 3 potong buah 1 potong sedang
Susu 2 gelas 2. Makan siang :
- Nasi 3 porsi (300gr)
Minyak 5 sendok the - Lauk, sayur dan buah sama
dengan makan pagi
Gula 2 sendok - Selingan : susu 1 gelas dan
buah 1 potong sedang
3. Makan malam
- Nasi 2,5 porsi (250 gr)
- Lauk, sayur dan buah sama
dengan makan pagi/siang
- Selingan : susu 1 gelas

b. Istirahat lebih banyak


Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan cara
mengurangi kegiatan yang melelahkan. Siang ± 4jam/hari, malam ± 8
jam/hari
c. Pemberian makanan tambahan (PMT)
PMT yaitu pemberian tambahan makanan disamping
makanan yang dimakan sehari-hari untuk mencegah kekurangan
energi kronis Pemberian PMT harus memenuhi kalori dan
protein, serta variasi menu dalam bentuk makanan. Pemenuhan
kalori yang harus diberikan dalam program PMT untuk Ibu
Hamil dengan Kekurangan Energi Kronis sebesar 600-700 kalori
dan protein 15-20 mg (Ginarti, 2012).

Contoh makanan tambahan antara lain : susu untuk ibu


hamil, Makanan yang berprotein (hewani dan nabati), susu, roti,
dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya vitamin C, sayuran
berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain

Apabila terjadi atau timbul masalah medis maka hal yang perlu
dilakukan yaitu :

a) Rujuk untuk konsultasi

b) Perencanaan sesuai kondisi ibu hamil

c) Minum tablet zat besi atau tambah darah : Ibu hamil setiap
hari harus minum satu tablet tambah darah (60 mg) selama
90 hari mulai minggu ke 20.

d) Periksa kehamilan secara teratur : Setiap wanita hamil


menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan

7. DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2002. Asuhan persalinan normal. Jakarta: JHPIEGO

Djamaliah. 2008. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan


energi kronis pada ibu hamil. http://www.journal.unhas.ac.id,
diakses tanggal 27 Januari 2020
Ginarti. 2012. Askeb KEK di BPS Ariyanti Sragen. Karya Tulis Ilmiah.
Surakarta: STIKES Husada

Susilowati. 2008. Pengukuran Status gizi dengan antropometri gizi.


Jakarta : CV. Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai