TINJAUAN TEORI
menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara
Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga
tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun); remaja menengah (15-17 tahun); dan
remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini kemudian disatukan dalam terminologi
Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun
2. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik dan
B.1.2 Menstruasi
A. Pengertian Menstruasi
terjadi secara berkala dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Pada masnuia hal ini
B. Fisiologi Menstruasi
1. Fase menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai
pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini
berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar
terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru
mulai meningkat.
2. Fase proliferasi
sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-10
siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan
endometrium secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang
perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5
mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase
proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.
3. Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari
yang tebal dan halus.Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi
kelenjar.
4. Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari
estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai
1. Faktor hormon
yaitu:
berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian lebih banyak zat-
ovum apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan
3. Faktor vaskuler
terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom baik dari arteri
pada haid.
D. Siklus Menstruasi
stratum endometrium hingga lapisan dasar stratum; periode ini disebut dengan
ini, beberapa wanita dapat mengalami berbagai tingkatan nyeri abdomen, yang
dan aktivitas tuba fallopi. Selain itu, suhu basal tubuh dapat sedikit menurun, yang
diikuti dengan peningkatan stabil hingga akhir siklus. Progesteron dilepaskan dari
korpus luteum, yang selanjutnya membentuk lapisan uterus. Apabila tidak terjadi
payudara dan lebdir serviks. Pada paruh pertama siklus, lendir serviks kental dan
“tidak ramah” bagi sprema (lendir spinnbaskiet). Setelah ovulasi, lendir tersebut
yang dihasilkan oleh embrio yang tumbuh guna melepaskan hormon yang
ovulasi sampai terbentuk cukup plasenta untuk mengambil alih fungsi tersebut.
Saat proses ini terjadi, korpus luteum berubah menjadi korpus albikans
E. Gangguan Menstruasi
sering) dan amenorrhea (tidak haid sama sekali). Disfungsi menstruasi ini
primer jika pada wanita diusia 16 tahun belum mengalami menstruasi, sedangkan
amenorrhea adalah tidak adanya menstruasi selama enam bulan atau selama tiga
menyusui, tergantung frekuensi menyusui dan status nutrisi dari wanita tersebut.
pendek atau tidak normalnya jarak waktunya yaitu jarak siklus menstruasi 35-90
hari. Polymenorrhea adalah sering menstruasi yaitu jarak siklus menstruasi yang
pendek kurang dari 21 hari.Defek pada fase luteal adalah tidak adekuatnya sekresi
menstruasi di endometrium. Defek pada fase luteal ini sering ditemukan pada
2. Faktor Resiko
pengaruh dari berat badan, aktivitas fisik, proses ovulasi, dan adekuatnya fungsi
luteal.
1. Berat Badan
berat badan.Kondisi patologis seperti berat badan yang kurang/kurus dan anorexia
amenorrhea.
2. Aktivitas Fisik
mengalami amenorrhea, anovulasi dan defek pada fase luteal. Aktivitas fisikyang
3. Stress
opiate yang dapat mempengaruhi evelasi kortisol basal dan menurunkan hormone
4. Diet
rendah kalori seperti daging merah dan rendah lemak berhubungan dengan
amenorrhea.
5. Gangguan Pendarahan
berlebihan dan pendarahan yang panjang, dan pendarahan yang sering.Dan adanya
Menorraghia yaitu kondisi pendarahan yang terjadi regular dalam interval yang
pendarahan dalam jarak yang tidak teratur, durasi dan aliran darah berlebihan
banyak; (c) Polymenorrhea yaitu kondisi pendarahan dalam interval kurang dari
6. Dysmenorrhea
Pada saat menstruasi akan mengalami nyeri yang sifat dan tingkat
rasanyeri bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Kondisi tersebut
dinamakan dysmenorrhea, yaitu keadaan nyeri yang hebat dan dapat mengganggu
dua macam: (a) Nyeri haid primer merupakan timbul sejak haid pertama dan akan
pulih sendiri, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi
rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu normal, tetapi dapat
berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis, fisik, dan seperti stress, syok,
radalah ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kistaatau
F. Fungsi Menstruasi
1. Menyeimbangkan hormon.
Saat menstruasi terjadi, sering kali timbul jerawat, atau muncul rasa malas,
tapi itu adalah hal yang normal. Setelah menstruasi selesai, dan hormon sudah
seimbang lagi, biasanya wajah akan lebih cerah, lebih percaya diri, dan bisa lebih
aktif kembali.
2. Membersihkan tubuh
darah dan tubuh. Menstuasi itu bisa membersihkan area reproduksi dari berbagai
A. Pengertian
wanita mengeluarkan cairan dari vagina yang berasal dari transudat dinding
B. Klasifikasi Keputihan
putih, kental, tidak berbau, tanpa disertai keluhan (misalnya gatal, nyeri, dan rasa
terbakar), keluar pada saat menjelang dan sesudah menstruasi atau pada saat stress
dan kelelahan.
yang tidak normal tidak akan tahu dirinya mengidap penyakit atau tidak . wanita
wanita tersebut merasa tidak nyaman dan merasa cemas dirinya menderita suatu
juga parasit yang bisa menyebabkan terjadinya kasus infeksi menular seksual.
C. Mimpi basah
adalah pengeluaran cairan semen di saat tidur yang hanya dialami oleh laki-laki.
Mimpi basah sering dialami oleh remaja laki-laki yang sebagai menjadi tanda
bahwa ia telah memasuki masa pubertas. Hal ini bisa dipicu mimpi yang erotis
maupun tidak, tergantung dari yang mengalami mimpi itu sendiri (khususnya bila
ia seorang pria dewasa). Pengeluaran ini dapat terjadi tanpa disertai ereksi atau
ejakulasi. Semakin bertambahnya umur maka mimpi basah ini semakin jarang
dialami.
D. Masturbasi/Onani
seksualitas yang alami dan tidak berbahaya bagi yang melakunnya , dan
merupakan cara yang baik untuk mendapatkan kenikmatan seksual tanpa harus
masturbasi.
B.3 Pemeliharaan Organ Reproduksi
1. Pembersihan Vagina
(bibir vagina) secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun yang lembut
(mild) setiap habis buang air kecil, buang air besar ataupun ketika mandi. Apabila
anda alergi dengan sabun yang lembut, anda bisa membasuhnya dengan air
hangat.
Cara membasuh vagina yang benar adalah dari arah depan ke belakang ,
dan jangan terbalik karena akan menyebabkan bakteri yang ada di sekitar anus
terbawa masuk ke vagina. Gunakanlah air bersih, lebih baik lagi air hangat, tetapi
jangan terlalu panas karena bisa menyebabkan kulit yang sensitif di daerah vagina
melepuh dan lecet.Setelah itu, sebelum memakai celana lagi, keringkan erlebih
Celana dalam adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam menjaga
wanita untuk mengganti celana dalam 2x sehari di saat mandi.Apalagi, jika anda
sehingga dapat menyerap dengan baik dan tidak mengandung bahan yang bis
membuat alergi ( misalnya parfum atau gel). Pembalut perlu diganti sekitar 4-5
kali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang berkembang biak
pada pembalut.
Selalu gunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun.
Bahan lain, seperti nylon dan polyester akan emmbuat gerah dan panas sehingga
vagina menjadi lembab sehingga memberikan kesempatan bagi bakteri dan jamur
5. Handuk/washlap
Hindari juga menggunakan handuk atau washlap milik orang lain untuk
dokter juga perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh dan agar
A. Anamnesis Lengkap
I. PENGKAJIAN
Tanggal Pemeriksaan :
Jam :
A. Data subyektif
1. Biodata
Nama : untuk mengetahui siapa Remaja dan memudahkan
kita dalam tindakan
Umur : untuk mengetahui usia Remaja dan mengetahui
apakah usia Remaja ideal untuk menikah.
Agama : untuk mengetahui apakah pemeriksaan yang akan
dilakukan oleh Remaja bertentangan dengan
agamanya.
Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pemahaman klien
Remaja terhadap pemeriksaan dan konseling
yang diberikan
Pekerjaan : untuk mengetahui pekerjaan Remaja
Alamat : untuk mengetahui alamat Remaja
2. Alasan Kunjungan
Alasan mengapa klien datang ke pelayanan kesehatan
3. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan klien saat kunjungan
4. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui masalah yang mungkin terjadi pada
kesehatan reproduksinya
5. Penyuluhan yang pernah didapat
Untuk mengetahui apakah Remaja sudah pernah mendapatkan
penyuluhan tentang kesehatan
6. Riwayat Kesehatan
Untuk mengetahui apakah Remaja mengidap penyakit dan
skrining TT.
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengatahui riwayat yang mungkin diturunkan oleh kedua
orangtua Remaja
8. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Untuk mengetahui pola hidup yang dapat mempengaruhi
kesehatan Remaja
9. Pola Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Untuk mengetahui menu makanan yang dikonsumsi Remaja
termasuk dalam 4 sehat 5 sempurna atau tidak.
b. Eliminasi menurut (Hartanto, 2004 : 220).
BAB : frekuensi, warna, konsistensi, keluhan/gangguan.
Bagaimana cara bercebok ibu
BAK : frekuensi, warna, konsistensi, keluhan/gangguan
c. Pola Istirahat
Kebiasaan tidur siang berapa jam, tidur malam berapa jam,
ada keluhan/gangguan atau tidak
d. Pola Aktifitas
Pola aktivitas yang terlalu berat dapat mengganggu
kesehatan Remaja
e. Personal hygiene
Kebiasaan mandi berapa kali, berapa kali ganti baju dan
celana dalam, berapa kali dan kapan gosok gigi, setelah
BAK/BAB cuci tangan/tidak (Saifuddin, 2003 : MK-73)
B. Pemeriksaan Fisik
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : compos mentis/somnolens/koma
TTV : TD tidak boleh lebih dari 160/90
mmHg, nadi tidak lebih dari 100
x/menit, respirasi dan suhu dalam
batas normal.
BB sekarang : untuk mengetahui berat badan
TB : Tinggi badan dalam batas yang normal.
2. Pemeriksan Fisik
Bentuk tubuh : Untuk mengetahui apakah bentuk tubuh
normal atau tidak.
Wajah : Pada klien yang mukanya tampak
kuning (ikterus) atau tidak.
Mata : Apakah konjungitva dan sklera pucat
atau tidak untuk mengetahui remaja
mengalami anemia atau tidak
Telinga : Apakah bentuknya simetris atau tidak,
apakah ada pengeluaran serumen tau tidak
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah :
1. Golongan Darah
Untuk mengetahui golongan darah dan rhesus yang dimiliki oleh
remaja
2. HB
Untuk mengetahui Hb remaja dan mengindikasi apakah remaja
anemia atau tidak.
3. Planotest
Untuk mengetahui apakah remaja dalam keadaan hamil atau tidak.
4. HIV & IMS
Untuk menegtahui apakah remaja mengidap penyakit HIV dan IMS
atau tidak. Jika Remaja positif mengidap HIV & IMS maka Remaja
tidak diberikan sertifikat layak kawin dan harus menjalani
pengobatan terlebih dahulu.
5. Protein Urine
Untuk mengetahui adanya protein dalam urine atau tidak yang
merupakan skrining awal pada masa kehamilan Remaja nanti.
6. Glukosa Urine
Untuk mengetahui adanya glukosa dalam urine atau tidak yang
merupakan skrining awal pada masa kehamilan Remaja nanti.
D. Diagnosa/Masalah Kebidanan
Masalah biasa dihubungkan dengan bagaimana caranya pasian
menerima kenyataan mengenai diagnosanya. Identifikasi masalah atau
diagnosa berdasarkan data yang terkumpul dan interpretasi yang benar.
Diagnosa kebidanan, yaitu :
Diagnosa yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi Standar Nomen Klatur (kartu nama)
diagnosa kebidanan.
E. Intervensi
Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang
telah diidentifikasi sekarang atau yang telah diantisipasi.
Suatu rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah di identifikasi oleh kondisi pasien dan setiap masalah yang berkaitan
tetapi juga memberi gambaran besar dari pedoman antisipasi bagi wanita
tersebut tentang apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, pengajaran
kepada pasien, konseling pasien dan semua rujukan yang mungkin
diperlukan untuk masalah sosial ekonomi, cultural atau masalah psikologis.
Dalam intervensi berisi tentang :
Diagnosa : Diagnosa yang ditegakkan oleh profesi (bidan)
dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi
Standar Nomen Klatur (kartu nama) diagnosa
kebidanan.
Tujuan :
Kriteria :
Intervensi dan rasional :
Masalah : Untuk mengetahui keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh Remaja.
DAFTAR PUSTAKA