Anda di halaman 1dari 10

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Defenisi

Perimenopause adalah suatu fase dalam proses menua (aging), yaitu


ketika seorang wanita mengalami peralihan dari masa reproduktif ke masa non-
reproduktif. Pada fase ini, wanita akan mengalami menopause. Istilah
menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang artinya “bulan” dan
pauo yang artinya “berhenti” (Adep,2017).

Adapun menopause didefinisikan sebagai suatu “cut point” dimana


seorang wanita mengalami henti haid/haid terakhir/Final Menstrual Period
(FMP) karena berhentinya aktivitas folikel ovarium dan diikuti dengan adanya
amenorea (tidak ada haid) sekurang-kurangnya 12 bulan berturut-turut
(Yayuk,2013).

Perimenopause merupakan masa sebelum menopause dimana mulai


terjadi perubahan endokrin, biologis, dan gejala klinik sebagai awal permulaan
dari menopause dan mencakup juga satu tahun atau dua belas bulan pertama
setelah terjadinya menopause (Yadi,2018).

B. Etiologi (Yadi, 2018)

Akibat dari kadar hormon esterogen, progerseteron dan hormon ovarium


yang berkurang akan menyebabkan perubahan fisik, psikologis dan seksual yang
menurun pada wanita pasca menopause.
Seseorang disebut menopause jika tidak lagi menstruasi selama 12 bulan
atau satu tahun. Menopause umumnya terjadi ketika perempuan memasuki usia
48 hingga 52 tahun
Menurut Andra (2007), efek berkurangnya hormon estrogen
mengakibatkan penipisan pada dinding vagina, pembuluh darah kapiler di bawah
permukaan kulit juga akan terlihat. Akhirnya, karena epitel vagina menjadi atrofi
dan tidak adanya darah kapiler berakibat permukaan vagina menjadi pucat. Selain

1
itu, rugae-rugae (kerut) vagina akan jauh berkurang yang mengakibatkan
permukaannya menjadi licin, akibatnya sering sekali wanita mengeluhkan
dispareunia (nyeri sewaktu senggama), sehingga malas berhubungan seksual.

C. Faktor Predisposisi (Adep, 2017)

1 Usia saat haid pertama kali ( menarche )


Jika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi terbilang dalam
usia yang masih belia, maka menopause yang akan terjadi semakin lama.
2 Faktor psikis
Mereka para wanita yang belum menikah dan bekerja sangat
mempengaruhi menopause itu lebih cepat terjadi dibanding dengan mereka
yang tidak menikah dan tidak bekerja. Hal ini sangat mempengaruhi
keadaan psikis wanita.
3 Jumlah anak
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang melahirkan
banyak anak, cenderung lebih mudah dan lebih cepat mengalami penuaan
dini dan mereka makin dekat dengan masa menopause.
4 Usia melahirkan
Ketika seorang wanita melahirkan atau memilii seorang anak dalam usia
yang cukup tua misalnya memiliki anak di usia 35 tahun, maka semakin
lama wanita tersebut memasuki usia menopause. Hal ini disebabkan oleh
ketika seorang dalam masa kehamilan dan persalinan di usia yang cukup
tua akan berpengaruh pada lambannya proses sistem kerja dari organ
reproduksi dan memperlambat proses penuaan dini
5 Pemakaian kontrasepsi
Pemilihan dalam pemakaian alat kontrasepsi juga dapat mempengaruhi
seorang wanita mengalami keterlambatan dalam menopause.

2
6 Merokok
Rokok memang menjadi salah satu penyebab dari banyak penyakit.
Wanita yang suka merokok cenderung lebih cepat mengalami masa
menopause.
7 Sosial ekonomi
Secara pasti faktor sosial ekonomi belum bisa dipastikan sebagai penyebab
menopause. Namun menurut sebuah buku karya DR. Faisal
mengungkapkan bahwa menopause dipengaruhi oleh faktor sosial
ekonomi termasuk pendidikan dan pekerjaan.

D. Patofisiologi (Yayuk,2013)

Seiring dengan pertambahan usia, sistem neurohormonal tidak mampu


untuk berstimulasi periodik pada sistem endokrin yang menyebabkan ovarium
tidak memproduksi progesterone dalam jumlah yang bermakna. Estrogen hanya
dibentuk dalam jumlah kecil melalui aromatisasi androsteredion dalam sirkulasi.
penurunan fungsi ovarium menyebabkan ovarium mengecil dan akhirnya folikel
juga menghilang.

Tidak adanya estrogen ovarium merupakan penyebab timbulnya


perubahan-perubahan pasca menopause, misalnya: kekeringan vagina, yang dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman sewaktu berhubungan seks, dan atrofi gradual
organ-organ genetalia, serta perubahan fisik lainnya. Namun wanita pasca
menopause tetap memiliki dorongan seks karena androgen adrenal mereka. Masih
tidak jelas apakah gejala-gejala emosional yang berkaitan dengan fungsi ovarium,
misalnya depresi dan iritabilitas, disebabkan oleh penurunan estrogen akan
merupakan reaksi psikologis terhadap dampak menopause.

E. Manifestasi Klinik (Yayuk,2013)

Sekitar 40-85% dari semua wanita dalam usia klimakterik mempunyai


keluhan. Gejala yang tetap dan tersering adalah gejolak panas dan keringat

3
banyak. Gejolak panas merupakan sensasi seperti gelombang panas yang meliputi
bagian atas dada, leher, dan muka. Keluhan ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala
psikologik berupa rasa takut, tegang, depresi, lekas marah, mudah tersinggung,
gugup dan jiwa yang kurang mantap.
Keluhan lain dapat berupa sakit kepala, sukar tidur, berdebar-debar, rasa
kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan otot. Keringat malam hari
merupakan keluhan yang sangat mengganggu, sehingga menimbulkan lelah dan
kesukaran bangun pagi. Semua keluhan ini kurang menggembirakan bagi seorang
wanita, dan mendorong penderita mencari pengobatan.
Atrofi epitel genital dapat mengakibatkan vaginitis senilis. Gejala-
gejalanya mencakup: iritasi, rasa terbakar, pruritus, leukorea, dispareunia,
perdarahan vaginal, penurunan sekresi vaginal, penipisan epitel dan mudah kena
trauma, pemendekan dan pengurangan kelenturan vagina. Kebanyakan masalah
seksual dialami oleh wanita pascamenopause adalah karena status fisis dari
mukosa vagina, yang harus memelihara kelembaban protektif yang cukup dan
memberikan pelumas selama sanggama. Setelah menopause, perubahan atrofik
dapat menyebabkan dispareunia, vaginitis, vaginismus, taknyaman fisis, dan
hilang minat seksual.
Kulit wanita banyak dipengaruhi oleh estrogen sehingga menimbulkan
kulit kehilangan elastisitasnya, berkerut, kering dan menjadi lebih tipis. Hal
tersebut mengurangi kecantikan seorang wanita, sehingga wanita merasa kurang
percaya diri lagi (dan dapat menambah ketidakseimbangan emosi wanita
tersebut).
Gangguan psikogenik, ini mencakup : peningkatan rasa gelisah, depresi,
mudah cemas, insomnia, dan sakit kepala. Keadaan lain yang dapat diperberat
oleh gejala menopause mencakup : masalah psikosomatik yang telah ada yang
diperkuat oleh gejolak panas, pola tidur yang diganggu oleh keringat malam,
penurunan libido karena vaginitis atrofikans yang mengakibatkan dispareunia.
Osteoporosis adalah gangguan tulang yang terutama menyerang tulang
trabekular, menyebabkan pengurangan kuantitas tulang sehingga mengakibatkan
tulang keropos. Meskipun kedua jenis kelamin mengalami kehilangan massa

4
tulang dengan proses menua, jarang bagi pria mengalami gejala osteoporosis
sebelum usia 70.

F. Penatalaksanaan (Yadi, 2018)

1 Penatalaksanaan umum

Merupakan pendapat umum yang salah bahwa semua masalah klimakterik


dan menopause dapat dihilangkan dengan hanya pemberian estrogen saja. Tujuan
pengobatan dengan estrogen bukanlah memperlambat terjadinya menopause,
melainkan memudahkan wanita-wanita tersebut memasuki masa klimakterium.
Hubungan pribadi yang baik, saling percaya antara suami-istri, maupun antara
dokter-penderita akan memberikan harapan yang besar akan kesembuhan.
Pemberian obat-obat penenang bukanlah cara pengobatan yang terbaik.
Psikoterapi superfisial oleh dokter keluarga sering sekali menolong.

2 Pengobatan hormonal Menopause

Merupakan suatu peristiwa fisiologis dari keadaan defisiensi estrogen.


Sindrom klimakterik pada umumnya terjadi akibat kekurangan estrogen, sehingga
dengan sendirinya pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen, meski
bukan tanpa risiko. Pada masa lalu, estrogen diberikan untuk selang waktu yang
singkat dan kemudian berangsur-angsur dikurangi sehingga gejolak panas sirna.
Konsep ini tidak berlaku lagi. Seorang wanita yang mengalami gejala-gejala
menopause telah mengidap defisiensi estrogen dan akan tetap begitu sepanjang
hayatnya. Defisiensi estrogen jangka panjang dapat menyebabkan berkembangnya
osteoporosis, penyakit jantung aterosklerotik, dan mungkin perwujudan
psikogenik. Program yang seimbang dari pengobatan estrogen-pengganti yang
dikombinasikan dengan progestogen siklik merupakan pengobatan terbaik, karena
tujuan nyata dari estrogen-pengganti adalah tidak hanya untuk meredakan gejala-
gejala vasomotor melainkan juga untuk mencegah akibat metabolik seperti
osteoporosis dan ateroskletosis.

5
G. Pencegahan

1 Mengonsumsi makanan-makanan bergizi yang secara alami bersifat anti-


inflamasi, seperti whole grain, buah-buahan, ikan, sayuran berdaun hijau
tua, kacang-kacangan, dan memasak dengan minyak zaitun. Hindari
konsumsi makanan yang mengandung trans fat, seperti margarin.
2 Berolahraga yang teratur, sebab olahraga teratur akan mengurangi jumlah
deposit lemak.
3 Merokok, minum alkohol, dan obat-obatnan harus dihindari karena
bersifat pro-inflamasi dan merusak jaringan yang sehat.
4 Hindari stres, karena stres dapat merusak sistem pertahanan tubuh.
5 Tidur yang cukup akan sangat bermanfaat untuk mencegah proses
inflamasi kronik

6
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

Pengkajian

A. Data Subjektif

Biodata

1 Identitas klien (Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,


status perkawinan, alamat)    
2 Riwayat Kesehatan Saat Ini (Keluhan Utama) : Keluhan yang dialami oleh
klien seperti Mengalami gangguan susah tidur, dan tubuh terasa panas.
3 Riwayat Penyakit
Untuk mengetahui apakah klien mengidap penyakit tertentu
4 Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Untuk mengetahui riwayat kesehatan klien yang lalu, apakah klien pernah
sakit atau pernah berobat.
5 Klien pertama kali haid (menarche)
Untuk mengetahui masalah yang mungkin terjadi pada kesehatan
reproduksinya
6 Riwayat Obstetrik dan abortus
Untuk mengetahui riwayat kehamilan persalinan yang telah lalu, apakah
klien pernah mengalami abortus sebelumnya.
7 Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengatahui riwayat yang mungkin diturunkan oleh kedua orangtua
8 Riwayat Psikospritual (kecemasan, harapan, hubungan dengan keluarga,
keagamaaan, hubungan dengan masyarakat)
9 Kebutuhan dasar
Pola sehari hari (pola makan, tidur, eliminasi)

7
B. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
a Keadaan umum : TTV     
b Kulit: mulai keriput, tidak ada lesi, kemerahan.
c Kepala: simetris tegak lurus dengan garis tengah tubuh, kulit kepala
bersih, rambut mulai beruban.
d Muka: tampak cemas, kemerahan, hangat, tumbuh bercak-bercak
kecoklatan.
e Mata: ikterus (-), pupil isokhor kiri dan kanan, anemis (-), palpebra
hitam
f Telinga: bentuk simetris kiri dan kanan, pendengaran tidak terganggu.
g Hidung: bentuk simetris, fungsi penciuman baik, polip (-) tidak
ditemukan darah/cairan keluar dari hidung.
h Mulut: bibir agak kering, sianosis (-), lidah dapat dijulurkan dengan
maksimal dan dapat bergerak bebas.
i Leher: tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, dapat digerakkan
dengan bebas.
j Dada: bentuk dan gerakan simetris, tidak ada nyeri tekan.
k Abdomen: tidak ada pembesaran hati, limpa
l Tungkai/ekstremitas: simetris kiri dan kanan, dapat melakukan
aktivitas dengan baik
m Kuku: pendek, bersih

C. Assesment

Diagnosa Kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup
praktek kebidanan.
Diagnosa : Ny “X” umur, dengan keluhan......
Dasar : Data Subyektif :..........
Data Objektif : .........

8
a. Masalah
Yaitu hal – hal yang berhubungan dengan pengalaman pasien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa

b. Kebutuhan
Yaitu hal – hal yang dibutuhkan atau diperlukan pasien dan belum
teridentifikasikan dalam diagnosa dan masalah.

D. Perencanaan
Suatu pengembangan rencana yang menyeluruh meliputi : apa yang diidentifikasi
oleh kondisi setiap masalah yang berkaitan, gambaran tentang apa yang terjadi
berikutnya, konseling dan rujukan.
1 Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi seksual
2 Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flash
3 Kecemasan berhubungan dengan stres psikologis, perjalanan proses penyakit
4 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

9
DAFTAR PUSTAKA

Mahfud, Adep. 2017. Askeb Menopause.


https://www.scribd.com/doc/136419203/Askeb-Menopause- LAPORAN
PENDAHULUAN-Lengkap (diakses pada tanggal 29 Maret 2020)

Yadi. 2018. Laporan Pendahuluan dan Askep Menopause.

https://www.scribd.com/document/381165069/Laporan-Pendahuluan-Dan
Askep-Menopause (diakses pada tanggal 29 Maret 2020)

Yayuk. 2013. Laporan Pendahuluan dan Askep Menopause.

http://yayukajja.blogspot.com/2013/07/laporan-pendahuluan-dan-askep
menopause.html (diakses pada tanggal 29 Maret 2020)

10

Anda mungkin juga menyukai