Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP

F7. Mini Project

Upaya Peningkatan Pengetahuan Ibu hamil dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe


Selama Kehamilan di Desa Guwo, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali

Disusun oleh :

dr. Hafid Septian Nugroho

Pendamping :

dr. Sri Kayati

NIP. 19710820 200604 2 020

PUSKESMAS WONOSEGORO

KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH

PROGRAM DOKTER INTERSHIP

2020
HALAMAN PENGESAHAN

Telah disahkan laporan kegiatan

Judul : Upaya Peningkatan Pengetahuan Ibu hamil dan Kepatuhan Konsumsi


Tablet Fe Selama Kehamilan di Desa Guwo, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali.

Penulis : dr. Hafid Septian Nugroho

Pendamping : dr. Sri Kayati

Boyolali, Oktober 2020

Pendamping, Penyusun,

dr. Sri Kayati dr. Hafid Septian Nugroho

NIP. 197108202006042020
PROGRAM USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

Upaya Peningkatan Pengetahuan Ibu hamil dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Selama
Kehamilan di Desa Guwo, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali

A. LATAR BELAKANG

Penyebab utama anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah defisiensi besi. Salah
satu penyebab defisiensi besi pada ibu hamil dikarenakan ketidaktahuan ibu dan
masyarakat mengenai pentingnya zat besi untuk perkembangan janin dan kesehatan ibu
saat masa kehamilan. Disamping itu penyebab lain banyaknya angka anemia pada ibu
hamil karena kurangnya upaya screening pemeriksaan kadar Hemoglobin pada saat
melaksanakan ANC (Antenatal Care) (Proverawati, 2009).

Di dunia 34 % ibu hamil dengan anemia dimana 75 % berada di negara sedang


berkembang. Menurut WHO pada tahun 2005, terdapat anemia dalam kehamilan
sebanyak 55% di seluruh dunia. Berdasarkan Riskesdas 2013, terdapat 37,1% ibu hamil
anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proporsi yang
hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%). Di Indonesia,
63,5 % ibu hamil dengan anemia. Ibu hamil dengan anemia sebagian besar sekitar 62,3 %
berupa anemia defisiensi besi (ADB) (WHO, 2005).

Menurut Riskesdas 2013 sekitar 89,1% ibu mengkonsumsi zat besi selama
kehamilan namun hanya 33,3% yang mendapatkan tablet besi hingga lebih dari 90 tablet.
Pemberian tablet besi ini diharapkan dapat mencegah terjadinya anemia defisiensi besi
pada ibu hamil, mencegah terjadinya perdarahan pada saat persalinan, dapat
meningkatkan asupan nutrisi bagi janin dan dapat menurunkan angka kematian ibu
karena anemia ataupun perdarahan (Kemenkes, 2013).

Tahun 2015 di Jawa Tengah khususnya Boyolali cakupan pemberian tablet Fe-1
dibandingkan tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 3,77%. Dari 29 puskesmas terdapat
19 puskesmas yang mempunyai cakupan Fe lebih dari 95% dan 10 puskesmas dibawah
target. Target pemberian tablet besi 90 tablet (Fe3)selama kehamilan sebesar 95% hasil
cakupan, 17 puskesmas di bawah target dan 12 puskesmas sudah di atas target (Depkes,
2015).

Dari data laporan Program KIA Puskesmas Wonosegoro pada bulan Agustus 2020,
ibu hamil dari 10 desa berjumlah 137, dengan 16 ibu hamil berada di desa Guwo. Data
ibu hamil yang mendapat tablet Fe 30 pada K1 pada 7 Desa di Kecamatan Wonosegoro
berjumlah 33 ibu hamil, 3 diantaranya berada di Desa Guwo. Ibu hamil yang mendapat
tablet Fe 90 pada K4 pada 7 Desa berjumlah 29 ibu hamil, 3 diantaranya berada di Desa
Guwo. Data anemia didapatkan total 1 ibu hamil yang mengalami anemia dengan kadar
Hb(8-11mg/dl) dan tidak terdapat ibu hamil yang mengalami anemia berat (<8mg/dl) di
desa Guwo.

Dengan demikian, upaya intervensi menjadi sangat penting karena akan


memberikan wawasan keilmuan yang lebih luas. Selain itu, harapan kedepan agar
cakupan pemeriksaan Hb pada ibu hamil dan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya
konsumsi tablet Fe dapat mengalami peningkatan.
B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tablet tambah darah

a. Pengertian Tablet tambah darah

Tablet tambah darah adalah suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi adalah
mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (Hemoglobin)
(Soebroto, 2009)

b. Fungsi zat besi

Menurut Almatsier (2002)

1) Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan


2) Sebagai alat angkut eletron pada metabolisme energi
3) Sebagai enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-obatan.

c. Sumber makanan yang mengandung zat besi

1) Zat besi yang berasal dari hewani yaitu; daging, ayam, ikan, telur.
2) Zat besi yang berasal dari nabati yaitu;kacang-kacangan, sayuran hijau, dan
pisang ambon.

Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam membantu


meningkatkan penyerapan Fe didalam tubuh. Kehadiran protein hewani, vitmin C,
Vitamin A, Asam folat, zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi
dalam tubuh. Manfaat lain dari mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah
terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat besi biasanya juga
merupakan sumber vitamin A (Almatsier, 2002).

d. Kebutuhan Zat Besi pada ibu hamil


Kebutuhan akan zat-zat selama kehamilan meningkat, peningkatan ini
ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan janin untuk bertumbuh (pertumbuhan
janin memerlukan banyak darah zat besi, pertumbuhan plasenta dan peningkatan
volume darah ibu, jumlahnya enzim 1000mg selama hamil (Arisman, 2007).

Kebutuhan zat besi akan meningkat pada trimester dua dan tiga yaitu sekitar
6,3 mg perhari. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ini dapat diambil dari
cadangan zat besi dan peningkatan adaptif penyerapan zat besi melalui saluran
cerna. Apabila cadangan zat besi sangat sedikit atau tidak ada sama sekali
sedangkan kandungan dan serapan zat besi dari makanan sedikit, maka pemberian
suplemen sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil
(Arisman, 2007).

Kebutuhan zat besi menurut Waryana,(2010) adalah sebagai berikut:

1) Trimester I : Kebutuhan zat besi ± 1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari)


ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah
2) Trimester II : Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari)
ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115 mg
3) Trimester III : Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari)
ditamabah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan conceptus 223mg.

Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin
C meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium dapat mengikat
Fe sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan
bersamaan dengan makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan,
sementara makanan yang mengikat Fe sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan
dalam waktu bersamaan. Disamping itu, penting pula diingat, tambahan besi
sebaiknya diperoleh dari makanan.

e. Efek samping terapi tablet tambah darah pada ibu hamil

Suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, kram lambung,
nyeri ulu hati, dan konstipasi (kadang-kadang diare). Namun derajat mual yang
ditimbulkan oleh setiap preparat tergantung pada jumlah element zat besi yang
diserap. Takaran zat besi diatas 60 mg dapat menimbulkan efek samping yang tidak
dapat diterima pada ibu hamil sehingga terjadi ketidakpatuhan dalam pemakaian
obat jadi tablet zat besi denagan dosis rendah lebih cenderung ditoleransi (dan
diminum) dari pada dosis tinggi. Bagi banyak wanita dosis rendah sudah memadai
(Soe jordan, 2003).

f. Dosis tablet tambah darah pada ibu hamil

Pemberian tablet tambah darah selama kehamilan merupakan salah satu cara
yang paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang
di inginkan, karena sangat efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe. Setiap
tablet setara dengan 200mg ferrosulfat. Selama kehamilan minimal diberikan 90
tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil
pertama.

1) Pemberian tablet tambah darahi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada saat
sebelum tidur malam
2) Pemberian tablet tambah darah harus dibagi serta dilakukan dengan interval
sedikitnya 6-8 jam , dan kemudian interval ini di tingkatkan hingga 12 atau 24
jam jika tinbul efek samping
3) Muntah dan kram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda dini
toksitasi zat besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah (menurunkan)
dosis zat besi dengan segera
4) Minum tablet tambah darah pada saat makan atau segera sesudah makan
selain dapat mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan
menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi (Soe Jordan, 2003).

2. Anemia dalam Kehamilan

a. Pengertian
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah
11 gr% pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II( Saifuddin,
2009). Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan
bagi ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan resiko terjadinya
perdarahan post partum.Bila anemia terjadi sejak awal kehamilan dapat
menyebabkan terjadinya persalinan prematur (Proverawati, Atikah, 2009).

b. Patofisiologi

Darah bertambah banyak dalam kehamilan. Akan tetapi bertambahnya sel-sel


darah kurang di bandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengenceran darah. Perbandingan pertambahan tersebut : plasma 30%, sel darah
18%, hemoglobin 19%. Pengenceran darah di anggap sebagai penyesuaian diri secara
fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertama-tama pengenceran
itu meringankan beban kerja jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa
hamil. Kerja jantung lebih ringan apabila vaskositas darah rendah.

Resistansi berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada
perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit
dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental (Wiknjosastro, 2007).

c. Klasifikasi

Menurut Proverawati, A (2009), secara umum anemia dalam kehamilan di


klasifikasikan sebagai berikut:

1) Anemia Defisiensi Besi sebanyak 62,3%

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam
darah. Pengobatanya adalah pemberian tablet besi yaitu keperluan zat besi untuk
wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang di anjurkan.
2) Anemia Megaloblastik sebanyak 29%

Anemia ini di sebabkan karena defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12
walaupun kejadianya jarang.

3) Anemia Hipoplastik dan Aplastik sebanyak 8%

Anemia ini disebabkan karena sum-sum tulang belakang kurang mampu membuat
sel-sel darah baru.

4) Anemia Hemolitik sebanyak 0,7%

Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih
cepat daripada pembuatanya.

d. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala ibu hamil dengan anemia adalah keluhan lemah, pucat, mudah
pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal, mengalami mal nutrisi, cepat
lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, nafsu makan turun, konsentrasi turun,
nafas pendek (pada anemia parah), dan keluhan mual, muntah hebat pada hamil
muda (Soebroto, 2009).

e. Akibat Anemia pada kehamilan

Akibat yang akan terjadi pada ibu hamil yang mengalami anemia menurut
Proverawati (2009) yaitu :

1) Hamil Muda (trimester pertama) : abortus, missed abortus, dan kelainan


kongenital.
2) Trimester kedua : perdarahan antepartum, persalinan premature, gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim, asphiksia intra utrin sampai kematian, berat
badan lahir rendah, mudah terkena infeksi.
3) Saat Inpartu: Gangguan his primer dan sekunder, janin lahir dengan anemia,
persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah, gannguan perjalanan
persalinan perlu tindakan operatif.
4) Pasca partus : perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris peurperalis,
gangguan involusi uteri, kematiaan ibu tinggi (perdarahan, infeksi puerperalis).

f. Etiologi

Anemia dalam kehamilan sama seperti yang terjadi pada wanita yang tidak hamil.
Semua anemia yang terdapat pada wanita usia reproduktif dapat menjadi penyulit
dalam kehamilan, penyebabnya antara lain yaitu:

1) Makanan yang kurang bergizi


2) Gangguan pencernaan dan malabsorpsi
3) Kurangnya zat besi dalam makanan
4) Kebutuhan zat besi yang meningkat
5) Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu,haid
6) Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria
(Proverawati, A , 2009).

g. Pencegahan Anemia

Untuk mencegah terjadinya anemia, ibu hamil disarankan untuk menambah


jumlah darah melalui pasokan makanan yang mengandung zat besi, asam folat, dan
vitanim B12. Oleh karena itu ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi makanan yang dapat
membentuk sel-sel darah merah seperti hati, ikan teri, dagingmerah, kacang-
kacangan, sayuran berwarna hijau, kuning telur (Soebroto, 2009).

Pencegahan anemia menurut Waryana, 2010 sebagai berikut:

1) Istirahat yang cukup


2) Makan makanan yang bergizi dan banyak mengandung Fe, misalnya daun pepaya,
kangkung, daging sapi, hati ayam dan susu
3) Pada ibu hamil, dengan rutin memeriksakan kehamilanya minimal 4kali selama
hamil untuk mendapatkan Tablet Besi (Fe) dan vitamin yang lainya pada petugas
kesehatan, serta makan makanan yang bergizi 3x 1 hari, dengan porsi 2 kali lipat
lebih banyak.
h. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan jenis anemianya. Kebanyakan ibu hamil


menderita anemia defisiansi besi. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian tablet besi
yang bisa dilakukan berbagai cara yaitu:

1) Terapi oral adalah dengan cara memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero
glukonat atau Na-fero bisirat, Pemberian preparat 60mg/hari dapat menaikan
kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Pemberian terapi zat besi oral tidak boleh
dihentikan setelah hemoglobin mencapai nilai normal, tetapi harus dilanjutkan
selama 2-3 bulan lagi untuk memperbaiki cadangan besi, Efek samping :
konstipasi, berak hitam, mual dan muntah. Saat ini program nasional
menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksi
anemia.
2) Terapi parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi
peroral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan.
Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg)
intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat
yaitu 2 g%. Dosis pemberian zat besi parenteral dapat
3) dihitung dengan mudah dengan memakai rumus: zat besi yang dibutuhkan (mg) =
(15-Hb) x BB x 3.Efek samping :Nyeri, inflamasi, demam, hipotensi (Soebroto,
2009).

C. PERMASALAHAN PADA MASYARAKAT

1. Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk selalu menghadiri kelas ibu hamil setiap
bulannya.
2. Kurangnya kepatuhan meminum tablet Fe dikarenakan tidak adanya orang / keluarga
yang megawasi ibu hamil saat meminum tablet Fe.
3. Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai efek samping tablet Fe, sehingga
menyebabkan seringnya ibu hamil lupa dan malas untuk meminum tablet Fe
dikarenakan ibu hamil enggan merasakan efek samping seperti mual muntah setelah
meminum tablet Fe.
4. Kurangnya pengetahuan mengenai bahaya anemia pada ibu hamil dan skrining awal
anemia pada kehamilan
5. Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat konsumsi tablet Fe selama kehamilan.
6. Masih adanya beberapa ibu hamil yang belum memeriksaan kadar Hb nya di
Puskesmas.
D. PERENCANAAN DAN INTERVENSI

No Upaya Kegiatan Wakt Tujuan Sasaran Target Kegiatan Sumber D


u
Kegiatan Dana Alat

1 Peningkatan Penyuluhan 27/09 Meningkatka Ibu hamil, Semua ibu Mikrofon


pengetahua tentang Tablet /20 n pendamping hamil dan
n tentang Fe, Anemia pengetahuan ibu hamil, pendampin
Tablet Fe, pada tentang Tablet Kader di g serta
Anemia kehamilan Fe dan Desa Guwo kader di
pada Anemia pada Desa Guwo
kehamilan kehamilan

2 Pemberian Pemberian dan 27/09 Meningkatka Ibu hamil, Semua ibu Kalender
kalender sosialisasi /20 n kepatuhan pendamping hamil, kepatuhan
kepatuhan pengisian ibu hamil ibu hamil pendampin minum
konsumsi kalender dalam dan Bidan g dan bidan tablet Fe
90 tablet fe kepatuhan konsumsi desa di desa di
pada ibu konsumsi 90 tablet Fe Desa Guwo Desa Guwo
hamil tablet Fe pada
ibu hamil

3. Monitoring Monitoring dan 21/10 Mengevaluasi Ibu hamil, Ibu hamil, Alat tulis,
dan mengevaluasi /20 pelaksanaan pendamping pendampin kalender
Evaluasi pelaksanaan pemberian ibu hamil g dan bidan kepatuhan
pemberian kalender dan bidan desa Jaten konsumsi
kalender kepatuhan desa Jaten 90 tablet
kepatuhan konsumsi 90 Fe
konsumsi tablet Fe
tablet Fe
E. PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan pentingnya konsumsi tablet fe selama kehamilan mulai


dilakukan pada tanggal 27 Juli 2019 bertempat di Balai Desa Jaten. Penyuluhan ini
disampaikan secara langsung atau dengan metode direct communication-face to face
communication. Setelah penyampaian dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab. Tahapan
penyuluhan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perkenalan

Acara dibuka oleh Bidan Desa Jaten sekaligus perkenalan dengan dokter internsip
yang bertugas di Puskesmas Klego I.

2. Tahap Penggalian Pengetahuan Peserta

Tahap penggalian pengetahuan peserta dilakukan pre & post test secara acak dengan
bertanya definisi atau pengertian seputar tablet besi dan anemia pada kehamilan
serta gejala-gejalanya.

Contoh pertanyaan:

a. Pengertian tablet fe adalah?


b. Pengertian anemia pada kehamilan adalah?
c. Bahaya anemia pada kehamilan adalah?
d. Cara mencegah anemia pada kehamilan adalah?
3. Penyampaian Materi

Materi penyuluhan disampaikan secara lisan (ceramah) selama lebih kurang 30 menit
kepada ibu hamil dengan tanya jawab lebih kurang 15 menit. (Materi terlampir).

4. Pemberian Kalender Kepatuhan

Kalender Kepatuhan konsumsi 90 tablet Fe diberikan kepada masing-masing ibu


hamil dengan sebelumnya diberikan sosialisasi cara pengisian kalender. (Kalender
terlampir).
F. MONITORING DAN EVALUASI

1. Tahap Perencanaan

a. Terdapat beberapa kegiatan yang sudah direncanakan tidak terlaksana karena


bersamaan dengan kegiatan di tempat lain.

2. Tahap Pelaksanaan
a. Pada saat tahap intervensi dan perkenalan tidak semua ibu hamil hadir dalam
pertemuan kelas ibu hamil, sehingga pemberian kalender kepatuhan hanya
diberikn pada ibu hamil yang datang.
b. Pada saat dilakukan monitoring dan evaluasi, hanya ada beberapa ibu hamil yang
dapat menunjukan perkembangan dari pengisian kalender kepatuhan.
c. Masih tidak adanya pendamping ibu hamil yang turut hadir di dalam kelas ibu
hamil karena memiliki kesibukannya masing-masing.
d. Adanya ibu hamil yang kehilangan kertas kalender kepatuhan konsumsi tablet Fe
sehingga petugas kesehatan tidak dapat memantau / menilai bagaimana
kepatuhan ibu hamil tersebut.
e. Pengisian kalender rentan mengalami kesalahan atau ketidakjujuran dalam
pengisian.
Tabel Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Kegiatan

No. Kegiatan Waktu Tempat Sasaran Hasil

1. Peningkatan 27 Balai Desa Guwo Ibu hamil, Pada saat dilakuk


pengetahuan tentang September pendamping ibu kelas ibu hami
Tablet Fe, Anemia 2020 hamil, Kader di Desa menjawab pertan
pada kehamilan Guwo tersebut menan
pengeahuan pada
padakehamilan da
2. Pemberian kalender 27 Balai Desa Guwo Ibu hamil, Pada ibu ham
kepatuhan konsumsi September pendamping ibu hamil perkembangan p
90 tablet fe pada ibu 2020 dan Bidan desa di dapat terlihat ba
hamil Desa Guwo patuh untuk meng

3. Monitoring dan 21 Oktober Balai Desa Guwo Ibu hamil, a. Pada ibu h
Evaluasi 2020 pendamping ibu hamil perkembanga
dan Bidan desa di dapat terliha
Desa Guwo dan patuh un
harinya.
b. Pada saat dil
hanya ada b
menunjukan
kalender kep
c. Program pe
konsumsi 90
Jaten berja
terdapat
memantau p
bulannya dik
dapat hadir d
Dari data laporan Program KIA Puskesmas Wonosegoro pada bulan Agustus 2020,
ibu hamil dari 10 desa berjumlah 137, dengan 16 ibu hamil berada di desa Guwo. Setelah
dilakukan pemberian kalender kepatuhan tablet Fe dan diamati selama 1 bulan hasil yang
didapatkan:

Data Ibu Hamil desa Jaten

No. Nama Umur Usia Kehamilan

1. Ny. Trimah 24th 27 minggu

2. Ny. Dwi Nur 29th 28 minggu

3. Ny. Slamet Prihati 28th 22 minggu

4. Ny. Diyah 21th 38 minggu

5. Ny. Sri Sulistyani 21th 27 minggu

6. Ny. Ida 34th 17 minggu

7. Ny. Siti Khofiah 30th 23 minggu

8. Ny. Riza Ayu 21th 24 minggu

9. Ny. Rohati 23th 19 minggu

10. Ny. Nur Hidayati 30th 38 minggu

11. Ny. Puji Astuti 35th 15 minggu

12. Ny. Dewi L 22th 25 minggu

Tabel Monitoring Setelah Satu Bulan Pemberian Lembar Kalender Kepatuhan Konsumsi
Tablet Fe.

No Nama Usia Alamat Hasil Lab Hb (gr/dL) Jumlah


Fe yang
dikonsu
msi

Jan Feb Ma Apr Mei Juni Juli Agus


r

3 Ny. 28 Guwo 11,4 28 Tablet


Slamet th gr/dL
Prihati

5 Ny. Sri 21 Guwo 12, 18 Tablet


Sulistyani th 1

7 Ny. Siti 30 Guwo 13.0 9 Tablet


Khofiah th gr/dL

G. KESIMPULAN

a. Masih kurangnya kesadaran ibu hamil untuk rutin menghadiri kelas ibu hamil tiap
bulannya.
b. Program pemberian kalender kepatuhan konsumsi 90 tablet Fe pada ibu hamil di
desa Jaten berjalan cukup lancar, walaupun terdapat hambatan berupa sulitnya
memantau pengisian kalender tablet Fe tiap bulannya dikarenakan ibu hamil tidak
selalu dapat hadir di acara kelas ibu hamil.
c. Pada ibu hamil yang dapat menunjukan perkembangan pengisian kalender
kepatuhan, dapat terlihat bahwa ibu hamil sudah rutin mengkonsumsi tablet Fe
tiap harinya.
d. Kertas kalender kepatuhan konsumsi tablet Fe yang diberikan memiliki beberapa
kekurangan seperti mudah hilang dan robek karena keterbatasan dana dalam
pembuatan kalender
e. Terdapat beberapa ibu hamil yang belum melakukan pemeriksaan kehamilan dan
pemeriksaan penunjang Hb. Sedangkan beberapa ibu hamil lainnya sudah pernah
melakukan pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan Hb minimal satu kali selama
kehamilan
f. Program pemberian kalender kepatuhan konsumsi 90 tablet Fe pada ibu hamil di
desa Jaten dapat diteruskan / dilanjutkan dan diberikan kepada setiap ibu hamil
sebagai instrumen pemantauan kepatuhan minum tablet Fe pada ibu hamil

H. SARAN

1. Untuk tenaga kesehatan diharapkan untuk terus memberikan penyuluhan /


sosialisasi pada ibu hamil tentang pentingnya mengkonsumsi tablet Fe pada ibu
hamil dengan cara memasukan materi tersebut dalam kegiatan ANC di Posyandu /
Puskesmas maupun dalam kegiatan rutin kelas ibu hamil.
2. Bagi ibu hamil diharapkan untuk dapat meningkatkan kesadaran dirinya mengenai
pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil dengan patuh mengkonsumsi tablet Fe
sebanyak 90 tablet selama kehamilan dan selalu mengisi kalender kepatuhan
konsumsi 90 tablet Fe setiap kali meminum tablet Fe.
3. Disarankan untuk petugas kesehatan agar selalu mengingatkan ibu hamil untuk
rutin meminum tablet Fe dan mengisi kalender kepatuhan konsumsi tablet Fe dan
juga tenaga kesehatan disarankan untuk memantau / mengecek pengisian kalender
tablet Fe setiap kelas ibu hamil / setiap pasien memeriksakan kehamilannya.
4. Untuk mencegah hilang / rusaknya kalender tablet Fe yang dibagikan, disarankan
untuk menempelkan kertas kalender tablet Fe tersebut ke buku KIA atau untuk
perkembangan program kedepannya, dapat ditingkatkan lagi dalam kualitas kertas
yang digunakan dalam pembuatan kalender kepatuhan konsumsi tablet Fe untuk
meminimaliris kerusakan / kehilangan.
5. Menyesuaikan jadwal kelas ibu hamil saat akhir minggu atau hari libur agar ibu
hamil yang bekerja dapat rutin mengikuti kelas ibu hamil.
I. DOKUMENTASI

Kegiatan Penyuluhan tentang Tablet Fe, Anemia pada kehamilan & Pembagian
Kalender Kepatuhan Konsumsi 90 Tablet Fe pada Kelas Ibu hamil desa Gowa
(27 September 2020)
Kegiatan kelas ibu hamil desa Gowa dan kegiatan Monitoring & Evaluasi

(21 oktober 2020)

Buku Kepatuhan Konsumsi 90 Tablet Fe pada Ibu Hamil


J. LAMPIRAN
K. DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2002 . Prinsip DasarIlmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Arisman. 2007 . Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan


Ibu dan Anak (PWS-KIA). Jakarta: Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat.
Direktorat Bina Kesehatan Ibu.

Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi: Profil Kesehatan Boyolali dan Buletin Jendela
Epidemiologi. 2015. Boyolali: Kementerian Kesehatan RI.

Profil kesehatan Indonesia 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Proverawati, A . 2009. Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika Profil kesehatan
Jawa Tengah 2009

Saifuddin, A. 2009 . Buku Acuan Neonatal Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.


Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Soebroto . 2009 . Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia . Yogyakarta ; Bangkit

Soe, Jordan , 2003. Farmakologi Kebidanan. Jakarta : EGC

Waryana , 2010 . Gizi Reproduksi . Yogyakarta : Pustaka Rihma

Wiknjosastro, H . 2007. Ilmu Kebidanan . Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai