BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
utama di banyak negara di dunia. Tidak heran apabila negara besar pasti akan mementingkan
pendidikannya sebagai salah satu upaya untuk memajukan peradaban di negaranya atau
bahkan di di dunia. Pendidikan akan terus berkembang seiring dengan berkembangnya zaman
atau teknologi sampai peradaban di dunia. Banyak hal yang ditemukan sebagai hasil dari
adanya pendidikan. Ke depan pendidikan hari ini pasti hanya menjadi bagian kecil dari
pendidikan masa depan, karena waktu yang terus berjalan, maka peradaban pun akan terus
berjalan dan pendidikan ada di dalam perjalanan peradaban tersebut. Pendidikan adalah jalan
dalam membuka pandangan dan wawasan terhadap dunia. Pendidikan menjadikan manusia
manusia yang maju, seperti pepatah, ”Hidup Berilmu Mati Beriman”. 1 Dengan kata lain,
pendidikan menjadi aspek penting untuk hidup di dunia dan dunia menjadi jembatan untuk
mengumpulkan bekal dalam mempersiapkan perjalanan setelah di dunia. Dalam arti yang
luas, pendidikan merupakan perbuatan dari generasi tua dalam memindahkan kemampuan,
keahlian, kecakapan, pengetahuan kepada generasi muda untuk bekal dalam mempersiapkan
sebagai usaha yang disengaja oleh orang dewasa kepada yang lebih tidak dewasa atau muda
1
Mai Faizul Fazli, Helbi Akbar, Ikrima Mailani, PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK
PAIR SHARE (TPS) BERBANTU MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KELAS VIIIA DI SMP NEGERI 1 SENTAJO KEC. SENTAJO RAYA
JOM FTK UNIKS, Volume. 2, Nomor 2, Juni 2021 Hal 88
untuk membelajarkan rasa tanggung jawab terhadap perbuatan yang dilakukannya. 2 Adapun
tertera di dalam Undang-Undang Sitem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 bahwa
yang dimaksud denga pendidikan adalah ”Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengambangkan
Dalam mewujudkan definisi dan tujuan pendidikan yang tertera di atas, maka pelaku
pendidikan harus memahami apa yang harus dilakukan dalam pendidikan yaitu usaha
pendidik dalam mendidik peserta didik dengan benar dan tepat. Namun, realitas pendidikan
tidak selalu berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Banyak problematika yang akan dan
pasti dihaadapi oleh pendidik dan peserta didik. Dewasa ini, sering terdengar banyaknya
masalah terhadap peserta didik yang sedang atau bahkan telah selesai menjalani pendidikan.
Terutama masalah terhadap karakter peserta didik yang seharusnya dibangun dengan
pendidikan justru menjadi masalah yang timbul dengan mempertanyakan peran pendidikan
terhadap pembentukan karakter peserta didik sebagai penerus estafet bangsa dan negara.
Artinya di sini, peran pendidikan agama Islam yang bertujuan membangun akhlakul karimah
menemukan faktor-faktor penyebab dari permasalahan ini. Mulai dari permasalahan yang
dimiliki pendidik bahkan mengenai minat atau kemauan peserta didik dalam mempelajari
pendidikan Agama Islam. Banyak lembaga sekolah yang memiliki permasalahan dalam
menyaimbangkan pelajaran secara umum dengan pelajaran agama Islam. Karena sering
sekali ditemui minat dari peserta didik dalam belajar pelajaran agama Islam ditingkat yang
rendah. Tidak hanya usaha dari pendidik saja, akan tetapi banyak peran yang harus ikut andil
2
Siti Suwaibatul Aslamiyah, EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE
KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE, Jurnal Akademika, Volume 11, Nomor 2, Desember 2017, hal 155
3
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
dalam pendidikan anak. Meskipun, peran pendidik adalah yang paling enting dari banyak
pihak yang terlibat karena pendidikan sebagai seorang yan membelajarkan lansung kepada
peserta didik. Artinya, sebagai seorang pendidik harus mengetahui peran dan tugasnya dalam
membimbing peserta didik. Banyak hal yang perlu dipersiapkan dalam membelajarkan suatu
minat dan semangat peserta didik. Peserta didik tidak hanya sebagai penerima materi saja,
akan tetapi peserta didik juga harus ikut berpikir dan ikut melakukan kegiatan dengan
perbuatan dari peserta didik sendiri. Keaktifan peserta didik adalah bentuk peran yang
bersifat mental amjupun fisik. Peserta didik akan berbuat da berpikir sehingga peserta didik
peserta didik. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka pendidik dapat menggunakan
antar peserta didik lainnya untuk lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang
dirasa sulit demi menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks. Banyak teknik yang akan
ditemukan di dalam model pembelajaran kooperatif. Teknik yang bisa digunakan adalah
kooperatif tipe think-pair-share, karena memiliki kelebihan dan keunggulan untuk pesrta
didik dapat berpikir denga banyak waktu, untuk merespon, dan saling membantu dengan
pertanyakaan sehingga peserta didik mampu berpikir lebih untuk memahami materi yang
telah dia dapatkan. Model pembelajaran kooperatif tipe think-pair share ini dibuat guna
mempengaruhi peserta didik dalam berinteraksi dan berdiskusi dengan teman belajarnya
untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan yang telah diajukan oleh pendidik. Tahapan
yang peting di dalam tipe think-pair-share adalah berpikir sebagai respon dari peserta didik
terhadap materi dan pertanyaan atau permasalahan yang timbul, sehingga peserta didik
pemahamannya sendiri.4
pendidikan Agama Islam”. Dengan hal ini, peneliti berusaha melihat keberhasilan model
Seperti, wawasan pengetahuan atau materi, cara ataupun alat yang akan digunakan
dalam pedidikan tersebut, kemudian tujuan yang kan dicapai harus tertanam di dalam hati
dalam pikiran pendidik. Salah satu komponen terpenting seperti yang telah disebutkan di atas
adalah cara dalam membelajarkan pendidikan. Cara bisa meliputi banyak hal, seperti metode
dan model pembelajaran. Dalam membelajarkan pendidikan aama Islam juga perlu
keterampilan yang baik sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Banyak model
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
2. Bagi sekolah
Sebagai literatur dan referensi dalam menggunakan model pembelajaran yang dapat
disesuikan dengan tingkat kebutuhan peserta didik dan sutau mata pelajaran tertentu.
E. ORISINALITAS PENELITIAN
Pembelajaran pada Pendidikan Agama Islam ini memiliki beberapa persamaan dan
1. Hanafi, ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share
Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VII di SMPN Satu Atap Batilap Kabupaten Barito
Selatan.” Penelitian ini merupakan karya ilmiah berupa skripsi yang telah diteliti
menerapkan model pembelajaran kooperatif Think Pair and Share pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam terutama terhadap materi menenai iman kepada
peneliti juga bertujuan untuk mengetahui bagaimanan keadaan dan kondisi para
peserta didik ketika model pembelajaran kooperatif Think Pair and Share ini
diterapkan kepada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap materi yaitu
mengenai iman kepada malaikat-malaikat di Kelas VII di SMP Negeri Satu Atap 5
kualitatif. Penelitian ini juga membuahkan hasil yaitu pada penerapan model Think
Pair and Share ini mendapati adanya peningkatan yang baik ketika sudah
Kemudian penerapan model pembelajara Think Pair and Share pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat diketahui bahwa peserta didik mampu
Pair ad Share. Peserta didik tidak hanya datang ke eklas dan hanya duduk
mendengarkan, akan tetapi dengan penerapan dari model pembelajaran Think Pair
and Share ini dapat memunculkan keberanian dalam diri peserta didik dalam
para peserta didik. Dengan model pembelajran ini, para peserta didik setelah
Share Dalam Meningkatkan Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Siwa Kelas
VII SMP N 2 Kota Tangerang Selatan”. Penelitian ini merupakan karya ilmiah
berupa skripsi yang telah diteliti pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk
Think Pair Share. Selain itu, pendalam penelitian ini juga memiliki tujuan untuk
Share terhadap mata pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP
Negeri 2 Kota tAngerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka hasil penelitian ini dapat
Think Pair Share ini telah dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus meliputi
dua pertemua dan empat tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah tahap persiapa,
pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan releksi. Kedua, berdasarkan hasil dari tes
yan telah dilakukan peneliti, maka dapat diambil simpulan bahwa minat belajar
pserta didik tekah meningkat setelah penerapan dari model pembelajaran Think
Pair Share. Hasil ini dapat dilihat dari rata-rata hasil tes yang menunjukkan angka
sebesar 82,9 pada siklus pertama dan rata-rata tersebut naik sebesar 95 pada siklus
kedua. Kemudian prosentase dari minat belajar peserta didik berada di angka 73%
pada siklus pertama dan mengalami peningkatan menjadi sebesar 90,7% pada
siklus kedua.
Maharah Al-Qira’ah Siswa Kelas VII MTs Negeri 4 Bantul Tahun Ajaran
2018/2019”. Peelitian ini merupakan karya ilmiah berupa skripsi yang telah diteliti
pada tahun 2019. Penelitian ini bertujuan terhadap beberapa hal, pertama untuk
Sahre terhadap pada pelajaran Bahasa Arab di kelas VII MTs Negeri 4 Bantul.
maharah al-qira’ah dari siswa di kelas VII MTs egeri 4 Bantul. Ketia, penelitian
ini juga bertujuan untuk menegetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap hasil maharah al-qira’ah antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
pada siswa di kelas VII MTs Negeri 4 Bantul. Metode penelitian yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini adalah metode penlitian kuantitatif yang berupa kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini mendapatkan hasil yaitu pertama,
pembelajaran think pair share ini meliputi beberapa hal diantaranya, penejemahan
kosakata, pengulangan materi, tugas setiap pertemuan, pembecaan teks Bahsa Arab
sekaligus maknanya, dan percakapan. Sehigga di sini siswa akan terbiasa membaca
teks dalam bahasa Arab yang menjadikan siswa semakin lancar membaca dengan
penerapan dari beberapa hal di atas. Kedua, terdapat perbedaan yang signifikan
think pair share dan pembelajaran maharah al-qiraaah tanpa model pembelajaran
Think pair share . hal ini dapat diketahui dari perbedaa anatara rata-rata nilai pada
pre-test dan postest. Rata-rata pada pre-test sebesar 75,00 pada kelas eksperimen
dan 71,07 pada kelas kontrol, sedangkan nilai rata-rata posttest yaitu sebesar 84,59
pada kelas eksperimen dan 79,93 pada kelas kontrol. Ketiga, hsil dari uji
independent sampel test diperoleh nilai sig. (2 tailed) yaitu sebesar 0,01<0,05,
maka dari hasil tersebut dapat diketahui adanya perbedaan antara pembelajaran
maharah al-qira’ah dengan penerapan model pembelajaran think pair share dan
Untuk Meningkatkan Hasil Blejar Pendidikan Agama Islam Peserta Didik Kelas XI
merupakan karya ilmiah berupa skripsi yang telah diteliti pada tahun 2018.
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengatahui adanya peningkatan hasil
belajar pada Pendidikan Agama Islam dengan penerapan model kooperatif learning
tipe Think Pair Share (TPS) di kelas XI SMK Wiratama Kota Gajah pada tahun
pelajaran 2016/2017. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah jenis
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun hasil dari penelitian ini adalah
tipe thnik pair share ini dapat ditingkatkan. Hal ini berdasarkan pada hasil dari
adanya siklus dua terhadap hasil belajar pada Pendidikan Agama Islam yang
diharapkan telah tercapai, oleh karenanya tidak perlu dilaksanakan untuk siklus
selanjutnya. Hasil darisiklus kedua terhadap hasil belajar peserta didik dapat dilihat
dari nilai sebesar 78,94%. Target yang ingin dicapai di dalam peebeljaran dengan
menrapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share ini adalah sebesar
75% tuntas belajar. Hal ini akan terus diterapkan di kelas-kelas lain karena terbukti
Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas
VIII MTs Pancasila Kota Bengkulu”. Penelitian ini merupakan karya ilmiah berupa
skripsi yang telah diteliti pada tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk
memepengarhi hasil belajar peserta didik secara signifikan pada mata pelajaran
Fiqih di kelas VII MTs Pancasila Kota Bengkulu terhadap materi yang telah
pendekatan peenlitian kuantitatif. Adapun hasil dari penelitian ini adalah terdapat
pengaruh yang signifikan penerapan dari model pembelajaran Think Pair Sahre
terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqih di kelas VIII MTs
persentasi dari hasil belajar peserta didik dengan rata-rata sebsar 30% yang dilihat
dari hasil pre-test pada kelas eksperimen di angka 64,54 kemudian meningkat di
F. DEFINISI ISTILAH
memberikan lebih waktu kepada peserta didik untuk berpikir. Terdapat tia tahapan
dalam model pembelajaran ini adalah thinking, pairig, dan sharing. Pertama, thinking
yaitu berpikir. Dalam tahapan ini, pendidik mengangkat suatu isu atau permasalahan
dan meminta peserta didik berpikir secara mandiri terhadap permaslahan tadi.
Kemudian tahapan kedua, pairing yaitu berpasangan. Dalam tahap ini pendidik akan
memasangkan peserta didik dean peserta didik yang lain. Antara peserta didik tersebut
pendidik. Dengan modal pemikiran mandiri yang telah dilakukan pada tahap pertama,
maka peserta didik akan lebih mudah menjalani tahap ini yaitu berpikir bersama,
saling menyatakan pendapat dan bertukar pikiran. Tahap terakhir yaitu sharing
kelompok belajarnya akan menyampaikan hasil diskusi tersebut kepada guru atau
pendidik dan peserta didik yang lain. Dalam pembelajaran ini maka peserta didik akan
mampu lebih dalam memahami suatu materi karena telah diberi waktu dalam berpikir
dan berdiskusi. Begitu pula dengan pendidik akan meemiliki waktu yang lebih dalam
mengamati peserta didiknya dan bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik.
2. Pembelajaran
maupun dengan pendidikan. Akan tetapi ketinanya, tidak benar-bear sama karena
terdapat perbedaan maknanya. Pengajaran adalah pekerjaan dari satu pihak yaiu
sadar dari pendidik dan peserta didik dalam mencapai suatu tujuan ilmu pengethauan
adalah proses interaksi belajar oleh pendidik kepada peserta didik dengan saling
Pendidikan agama Islam terdiri dari dua makna yaitu, pendidikan dan agama
Islam. pendidikan adalah usaha sadar seseorang yang dewasa untuk menstanferkan
ilmu kepada seseorang yang belum dewasa guna memindahkan nilai-nilai dalam
pendidikan telah diiringi oleh agama dalam prosesnya. Pendidikan keagamaan emiliki
G. SISTEMATIKA PENELITIAN
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
yang bersifat heterogen. Heterogen yang dimaksud di sini adalah konsep perbedaan
kelompok yang berdasarkan latar belakang keluarga atau kemapuan dalam bidang
pendidikan, perbedaan ras atau etnis, perbedaan kelamin, atau bahkan perbedaan
dari banyak aspek lainnya. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu berinteraksi
yang dimiliki peserta didik baik pengetahuan atau penemuan yang berasal dari
beberapa media luar atau berasal dari hasil pemikiran atau pengetahuan sendiri
keputusan dari hasil berkelompok tadi yang bersifat konstruktif. Jelas sekali
apabila dalam model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat
berkelompok untuk saling mengenal satu sama lain, saling membantu, saling
masalah kemudian didiskusiakan untuk mendapat hasil diskusi yang tepat dalam
dalam proses penemuan hasil di dalamnya terdapat peserta didik yang berpikir
5
Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran, Nizamia Learning Center
Sidoarjo, 2016, Hal 53-54
atau mengeluarkan pendapat/gagasan, dan menemukan hasil. Dalam hal ini,
peserta didik terbiasa berpikir secara konstruktif dalam mencapai tujuan bersama
masalah.6
learning dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap
supaya pelajar dapat bekerja sama degan yang lainnya atau kemampuan
maksimal yang pelajar miliki dan mempelajari satu sama lain dalam grup atau
kelompok tersebut.”
pembelajara yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru
mengarahkan atau endororon para pelajar untuk dapat melakukan kerja sama
layaknya atau lazimnyapada saat ii, sehingga pelajar diharuskan atau dituntut
6
Dameria Sinaga, Pembelajaran Strategi Cooperative Learning, UKI Press Jakarta Timur, 2019, Hal 5
untuk dapat berbagi informasi dengan pelajar yang lainnya dan saling
menolong serta membantu untuk belajar mengajar sesama pelajar dalam satu
Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini pertama kali
dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dari Universitas Maryland pada tahun 1981.
Triyanto, secara umum think adalah berpikir, pair adalah berpasangan, dan share
adalah berbagi. Dengan artian bahwa, model pembelajaran ini dirancang untuk
memenuhi pola yang dapat menciptakan situasi diskusi kelas. Dengan presmis
bahwa situasi yang memunkinkan untuk adanya diskusi adalah dibutuhkan adanya
pengaturan yang dapat mengendalikan kelas tersebut ke dalam situasi diskusi dan
memberikan lebih banyak waktu kepada peserta didik dalam menanggapi atau
didik lain dalam menemukan hasil, keseluruhan kegiatan tersebut adalah untuk
peserta didik.
Pembelajaran kooperatif Think Pair Share adalah salah satu pembelajaran tipe
Kagen, dkk. Bentuk atau pola pendekatan struktural adalah pendekatan ini
interaksi dari para peserta didik atau pembelajar. Salah satu dari pendekatan
struktural tersebut adalah think pair share (TPS). Pembelajaran think pair share
7
Ibiid,. Hal 9
memberikan waktu lebih untuk berpikir, saling membantu dan berdikusi terhadap
hasil suatu permasalahan. Secara garis besar, tahapan atau langkah-langkah dari
model pembelajaran think pair share ini adalah thinking, pairing, dan sharing.8
1. Langkah pertama, thinking (berpikir). Dalam tahap ini, peserta didik akan
yang telah dipaparkan oleh seorang pendidik. Dalam tahap ini, peserta
didik akan diberi waktu untuk berpikir secara mandiri terhadap persoalan
yang lain, denan tujuan agar peserta didik yang telah berpikir dalam tahap
thinking dapat bertukar pikiran satu sama lain dengan peserta didik yang
peserta didik tidak lagi berpikir sendiri akan tetapi akan bersama-sama
8
Sri Hayati, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning, Penerbit : Graha Cendekia, Magelang,
2017, Hal 19-20
diskusikan bersama untuk mendapat hasil diskusi dan analisis yang paling
sama dalam satu kelas. Tahap sharing ini akan dilakukan pasangan demi
pasangan agar pendidik dan peserta didik lain mengetahui hasil diskusi
dari pasangan belajar tersebut. dalam tahap final dari think pair share ini,
Manfaat dari model pembelajaran think pair share ini diantaranya, pertama,
peserta didik akan memiliki waktu yang lebih untuk digunakan dalam mengerjakan
suatu persoalan dari pendidik dan memiliki waktu lebih untuk saling mendegarkan
pemikiran lain dari para peserta didik. Kedua, pendidik juga memiliki lebih
banyak waktu dalam meninjau jawaban peserta didik, mengamati reaksi dan
tanggapan dari peserta didik, dan memiliki banyak waktu untuk menghimpun
pertanyaan dengan tingkat yang lebih sukar guna mengasah kemampuan peserta
didik. Ketiga, langkah-langkah dari tahapan think pair share ini akan mudak
berkembang dengan sendirinya karena interaksi dalam diskusi antar peserta didik.
Artinya, pendidik hanya perlu mengamati proses dan memvalidasi hasil pemikiran
dari kelompok peserta didik. Di dalam kelas kecil maupun besar dengan model
dengan efektif dan efisien. Keempat, dengan model pembelajaran ini, peserta
dirinya dan mendiskusikannya secara aktif dengan orang lain, yang artinya peserta
didik akan lebih mampu memahami dan mengingat apa yang telah dia pikirkan
sendiri daripada hanya mendapat pemberian materi secara langsung begitu saja.
Hal ini dikarenaka peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran
tersebut.
Terdapat banyak tujuan yag dapat dicapai dengan model pembelajaran think
peserta didik secara khusus dan memajukan pendidikan nasional secara umum.
2. Dengan bekerjasama bersama orang lain, maka peserta didik akan lebih
ras, budaya, kelas sosial, maupun kemampuan dari peserta didik sendiri.
Dengan berinteraksi dengan orang lain, maka pintu pemikiran lain pun
9
Ibid,. Hal 20
mungkin akan mengalami perbedaan bahkan berlawanan. Dalam hal ini
pemikiran lainnya.
disadari atau tidak disadari akan terjadi dalam pembelajaran ini. Peserta
4. Peserta didik juga akan merasa terpacu untuk mendorong satu sama lain
dalam hal yang baik dan memajukan antar mereka karena adanya interaksi
dalam model pembelajaran ini. Peserta didik akan merasa bahwa rasa ingin
tahu, ingin mencoba, dan ingin maju akan semakin tinggi dikarena
bersama dengan teman belajarnya yang saling mengasah satu sama lain.
6. Dengan ini, artinya proses pembelajaran akan berpusat pada siswa dan
seperti berkolaborasi, saling tenggang rasa atau toleransi, dan saling tolong
melatarbelakangi.
Selain manfaat dan tujuan, model pembelajaran think pair share juga pasti
ada suatu yan sempurna, banyak faktor yang mendukung dan menghambat suatu
model pembelajaran baik internal ataupun eksternal. Kelebihan dan kekurangan
a. Kelebihan
di dalam kelas.
b. Kekurangan
1. Lebih sulit diterapkan di sekolah yang kemampuan rata-rata siswanya
3. Ide atau pemikiran yang muncul dari peserta didik tidak selalu
maksimal.
secara secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
guru, karena dalam strategi ini guru memegang peran yang sanagat dominan.
dengan harapan materi pelajaran yag disamaikan dapat dikuasasi siswa dengan
baik.”11
10
Jurnal 2 hal-131
11
Ibid,
12
Ibid,.
meemnuhi kesediannya dalam belajar. Minat belajar akan emmudahkan
terciptanya konsentrasi dan pikiran peserta didik. Perhatia serta yang diperoleh
objek.”13
terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran akan
Siswa mudah meghafal pelajaran yang menarik miatnya. Proses belajar akan
a. Pembelajaran
memiliki makna yang sama. Belajar adalah suatu bentuk proses atau usaha
aspek, seperti perubahan tingkah laku, sikap, moral, dan nilai positif sebagai
13
Ibid,.hal 132
14
ibid
15
Ibid.
hasil dari pengalaman yang berasal dari berbagai materi yang dipelajari. 16
Belajar adalah kata kerja yang disanding dengan pelaku yang melakukan kata
kerja belajar yaitu pembelajar. Belajar dapat dimaknai dalam banyak aspek
secara umum adalah mencari atau berusaha menemukan apa yang ingin
individu temukan.
dimilikinya.
Terdapat banyak teori yang mendefinisikan makna belajar dari banyak tokoh
1. M. Sobry Sutikno
16
Buku belajar dan pembelajaran
17
Buku belajar dan pembelajaran hal 6
”Pengertian belajar suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
2. Thursan Hakim
lainnya.”
3. Skinner
4. C.T. Morgan
relatif dalam menetapkan tingah laku sebagai akibat atau hasil dari
6. W.S Winkel
7. S. Nasution MA
latihan. Jadi belajar membawa suatu perubahan pada diri individu yang
pengertian, miat, penyesuaian diri. dalam hal ini meliputi segala aspek
8. Mahfud Salahuddin
9. Superpatinah Pakasi
Menurut Sudirman, secara garis besar terdapat tiga tujuan belajar. Untuk memperoleh
menegtahui makna belajar secara umum, perlu diketahui juga makna pembelajaran.
Pembelajaran berasal dari kata dasar ajar yang memiliki imbuhan awalan dan akhiran.
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang mendidik seorang anak agar anak tersebut
dapat belajar. Proses pembelajaran akan terjadi hampir sepajang hidup manusia. dimanapun
atau kapapun pasti akan bisa terjadi pembelajaran. Pembeljaran memeiliki pengertian yang
hampir sama dengan pengaaran, akan tetapi memeiliki kootasi yang berbeda. Dalam konteks
pendidikan, pendidik mengajar peserta didik dalam suatu pelajaran agar peserta didik mampu
mencapai tujuan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemudian, pengajaran lebih
kepada pekerjaan satu pihak dari seorang pendidik untuk mengajarkan suatu hal. Daripada
itu, pembelajaran adalah proses yag melibatkan interaksi antara pendidik dan peserta didik
yang perbuatan atau proses tersebut telah dirancag untuk memebantu belajar peserta didik
yag juga dapat memengaruhi dan mendukung terjadinya proses internal belajar peserta
didik.18
kebenaran sejati, dan guru menempati posisi penting dalam memotivasi dan
18
Belajar dan pembelajaran, hal 14
”pendidikan diartikan mendidik manusia untuk memiliki sikap yang pantas
baik kepada siswa sehingga sekat kepada Allah dan mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat.” Sementara itu, menurut pandangan Ibu Khaldun tentang
pendidikan tidak terbatas pada proses pembeljaran saja dengan ruang dan
1. Pendidikan adalah proses timbal balik antara pendidik dan orang yang
dididik.
19
Mokh. Imam Firmansyah, Pendidikan Agama Islam : Pengertian, Tujuan, Dasar, dan Fungsi, Jurnal
Pendidikan Agma Islam – Ta’lim Vol.17 No. 2, 2019, Hal 82
20
Ibid,.
21
Ibid,.
Selanjutnya, Darajat mengemukakan bahwa dalam perjlannaya,
pendidikan telah beriringan dan diwarnai oleh agama yang memiliki peran
motivasi dalam hidup ataupun kehidupan. Agama juga sebagai alat dalam
individu manusia dalam hidupnya. Lebih jauh, agama Islam telah diakui oleh
Islam dalam jiwa, pikir, rasa, keseimbangan dan keserasian. Dengan istilah
way of life yaitu pandangan dan hidup seseorang, sangat sesuai dengan
22
Ibid hal 83
juga keterampilan dan kemampuan peserta didik dalam
pembeljaaran tipe think pair share, pembelajaran pada pendidikan agama Islam, maka dapat
ditarik pemahaman bahwa Model Pembelajaran Think Pair Share dalam meningkatkan
pembelajaran pada Pendidikan Agama Islam merupakan proses atau cara yang telah dirancan
sedemikian rupa sehingga ditemukan model belajar dengan berpikir, bekerjasama, dan
menganalisis suatu masalah bersama teman belajar di dalam proses antara pendidik dan
peserta didik dalam mewujudkan karakter kepribadian yang baik dan mencapai suatu tujuan
Banyak cara atau strategi dalam pembelajaran agama, akan tetapi penulis mencoba
untuk menganalisis keberhasilan model pembelajaran think pair share dalam pembelajaran
pada pendidikan agama Islam berdasarkan sejumlah karya ilmiah mengenai permaslahan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
23
Kementerian Hukum, 2015
dalam teks atau sumber tertulis. Berbeda dengan penelitian lapangan yang bersumber
kemudian menganalisis suatu masalah yang relevan dengan topik yang sedang diteliti.
Penelitian kepustakaa dapat menggunakan sumber karya ilmiah berupa, jurnal, buku,
majalah, dan lainnya.24 Studi pustaka merupakan suatu proses yang penting dalam
penelitian. Banyak orang yang menganggap bahwa riset kepustakaan dan riset
lapangan berbeda, akan tetapi kedua riset atau penelitian tersebut membutuhkan
atau studi pustaka yan ada di dalam riset pustaka dan riset lapangan. Dalam riset
lapangan, penelurusan pustaka menjadi tahapan awal yang berguna dalam meninjau
teori dan mencari data yang dibutuhkan. Sedangkan riset pustaka lebih dari sekedar
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Dengan kata lain, riset pustaka
yang dibutuhkan dalam penelitian ini tanpa mengharuskan mencari data di lapangan
secra langsung.25
penelitiannya yaitu Analisis Metode Pembelajaran Think Pair Share di dalam banyak
karya ilmiah yang nantinya akan digunakan sebagai sumber data penelitian.
2. Kehadiran Peneliti
24
Rizaldy Fatha Pringgar dan Bambang Sujatmiko, Penelitian Kepustakaan (Library Research) Modul
Pembelajaran Berbasis Augmented Reality Pada Pembelajaran Siswa, Jurnal IT-EDU, Vol. 05, No. 01 tahun
2020, Hal 319
25
Khatibah, Penelitian Kepustakaan, Jurnal Iqra’, Vol. 05, No. 01 tahun 2011, Hal-38
Peneliti sebagai pelaku penelitian memilki peran besar di dalam proses dan
tahapan penelitian ini. Perlu adanya usaha maksimal dengan mengerahkan seluruh
jiwa dan raga dari peneliti dalam mengamati, meninjau, dan menganalisis data yang
penganalisis terhadap bahan-bahan bahkan data yang akan dicari dan ditemukan
nantinya. Peneliti melaksanakan setiap proses pengamatan secara terstruktur dan tidak
terstruktur dari obyek penelitian. Oleh karenanya peneliti sebagai pemegang peranan
Dalam penelitian ini, baik penulis sendiri atau dengan pihak lain merupakan
sebagai alat penghimpun data utama. Hadirnya peneliti dalam suatu penelitian mutlak
adanya. Karena peneliti sebagai media atau perantara antara sumber data dengan data
yang akan ditemukan atau dihasilkan. Tanpa seorang peneliti, maka data yang
dibutuhkan akan sulit terpenuhi karena peneliti harus terlibat langsung dalam proses
penafsir data, kemudian final dari penelitian ini adalah peneliti sebagai pelapor hasil
penelitian.26
sumber data, karena data yang dibutuhkan peneliti berasal dari sumber data tersebut.
Di dalam penelitian ini digunakan data baik data primer maupun sekunder. Ada
beberapa ciri khsus dari penelitiaan kepustakaan. Salah satunya adalah penelitian
26
Anif Kholilah, Impelementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dalam Meningkatka Prestasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Negeri Turen, Malang, 2010, Hal 54
berhadapan langsug dengan teks atau data yang sudah tersedia, bukan data yang
belum diolah yang ada di lapangan, atau berupa fenomena maupun kejadian. Jadi
peneliti hanya kan berhadapan dengan data yang sudah siap pakai yang biasaya
tersebut yang menunjang keberlangsungan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VII di SMPN Satu Atap Batilap
2018/2019”.
Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih
BANDAR LAMPUNG
7) IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN “THINK PAIR
KABUPATEN KAMPAR
4. Instrumen Penelitian
teknik pengumpulan data merupakan langkah atau tahap yang penting dalam
penelitian. Hal ini dikarenakan tujuan dari penelitian adalah memperoleh data.
Berdasarkan pada bentuk atau jenis pendekatan penelitian yang digunakan yaitu
penelitian kualitatif deskriptif dan berdasarkan data dan sumber data yang digunakan,
maka teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
melakukan analisis terhadap karya ilmiah berupa jurnal atau skripsi. Analisis data atau
dokumen ini dilaksanakan guna mengumpulkan dokumen ataupun arsip yang berada
di dalam maupun di luar sekolah, dan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini.
menganalisis data. Data tersebut adalah data yang didapatkan dari pelaksanaan
observasi, dokumentasi yang dilakukan peneliti, dan data yang berasal dari jurnal
ilmiah kependidikan. Analisis untuk data kualitatif deskriptif ini dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis isi untuk memperoleh hasil dari data yang diolah agar
hasil tersebut benar dan tepat dalam menyokong keberhasilan penelitian ini. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik analisis isi yaitu dalam
teknik ini maka peneliti harus menyelidiki, memahami, dan menguraikan suatu data
atau teks.
Banyak cara untuk mengolah data dalam suatu penelitian. Di dalam penelitian ini,
peneliti telah memilih beberapa cara dalam menguji keabsahan data. Data yang telah
didapatkan akan diolah oleh peneliti dengan beberapa cara pengolahan data sebagai
berikut.
a. Triangulasi
peneliti.
b. Reduksi
c. Penyajian Data
d. Penarikan Kesimpulan