Anda di halaman 1dari 15

ARTIKEL

“PERMASALAHAN GURU KETIKA DI SEKOLAH”

DOSEN PEMBIMBING
QAULAN RANIYAH, M.Pd

DISUSUN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT


MATA KULIAH PROFESI KEGURUAN

Oleh : Saipul Ashari Pane


NPM : 1901020274

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor
yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik
di jalur pendidikan formal, informal maupun nonformal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya
peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, guru tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang
berkaitan dengan eksistensi mereka.
Filosofi sosial budaya dalam pendidikan di Indonesia, telah menempatkan fungsi dan
peran guru sedemikian rupa sehingga para guru di Indonesia tidak jarang telah di posisikan
mempunyai peran ganda bahkan multi fungsi. Mereka di tuntut tidak hanya sebagai pendidik
yang harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai
penjaga moral bagi anak didik. Bahkan tidak jarang, para guru dianggap sebagai orang kedua,
setelah orang tua anak didik dalam proses pendidikan secara global. Saat ini setidak-tidaknya ada
empat hal yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi guru di Indonesia, yaitu: pertama,
masalah kualitas/mutu guru, kedua, jumlah guru yang dirasakan masih kurang, ketiga, masalah
distribusi guru dan masalah kesejahteraan guru.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis mengambil beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apa Saja Permaslahan Yang Di Hadapi Guru?
2. Bagaimana Solusi Penyelesaian Masalah Guru?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Permaslahan yang di Hadapi Guru
2. Untuk Mengetahui Solusi Penyelesaian Masalah Guru
BAB II
PEMBAHASAN

A. Permasalahan Guru dan Solusinya


Permasalahan (Problema) adalah perkara sulit (yang di hadapi); persoalan, masalah,
perkara sulit. Pendidikan menurut Hadi supeno adalah bimbingan atau pertolongan yang
diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan
tujuan pendidikan itu sendiri adalah mampu menolong atau membantu proses peserta didik
dalam menentukan jati dirinya. Pendidikan dalam hakikat sebenarnya adalah penumpukan
pengetahuan yang besar yang ditambahkan ke dalam warisan para pemikir dan praktis dari
generasi ke generasi. Guru adalah figur sumber manusia yang menempati posisi dan memegang
peranan penting dalam pendidikan. Problema pendidikan guru adalah permasalahan-
permasalahan yang harus dihadapi oleh seorang guru guna membantu proses peserta didik dalam
menentukan jati dirinya.

1. Masalah-Masalah Umum yang Dihadapi Guru untuk Meningkatkan Program Belajar


Mengajar
a. Model Rancangan Proses Belajar Mengajar
Dalam bukunya Peter F. Olivia (1984:84-87) mengemukakan beberapa model rancangan
proses mengajar antara lain:
1) Model Sederhana
• Perencanaan: Isinya mengenai segala apa yang akan diajarkan.
• Pelaksanaan: Menetapkan bagaimana cara menyajikan pelajaran.
• Evaluasi: Yaitu menyusun evaluasi hasil belajar.

2) Model Empat Bagian


• Pada tahap ini telah dikembangkan lebih dahulu dua kegiatan, yaitu perumusan tujuan
dan penentuan fre tes.
• Menyiapkan Bahan Pelajaran
Menyiapkan bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan
baik.
Karena itu, guru khususnya atau pengembang kurikulum umumnya, harus memikirkan
bahan-bahan yang topiknya tertera dalam silabus berkaitan dengan kebutuhan anak didik
pada usia dan dalam lingkungan tertentu. Minat anak didik akan bangkit bila suatu bahan
diajarkan sesuai dengan kebutuhan anak didik.
• Kegiatan Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi
dengan bahan pelajaran sebagai media umumnya. Dalam interaksi itulah anak didik yang
lebih aktif, bukan guru, guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual
anak didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual dan psikologis. Kerangka berfikir demikian
dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap anak didik secara
individual. Pemahaman terhadap tiga aspek tersebut akan merapatkan hubungan guru dengan
anak didik, sehingga memudahkan dalam melakukan pendekatan “Mastery Learning” dalam
mengajar.
• Metode Megajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu
metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalanya pengajaran
tidak membosankan tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode
yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya
tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis
anak didik. Oleh karena itu, pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak
selamanya menguntungkan bila guru mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengunaannya.
Jenis Masalah Deskripsi Masalah Beberapa Konsekuensinya

Arah Tujuan tidak dipahami Para siswa mencoba menduga gurunya


oleh siswa

Evaluasi Prosedur kenaikan dan pengujian tidak adil dan


Prosedur evaluasi tidak tidak memuaskan para siswa
dikenal oleh siswa

Materi pelajaran (course) dipandang tidak serasi


Isi dan urutan Isi pelajaran tidak jelas dan tidak terorganisasi
dan urutannya tidak logis
Metode Kurang mendorong dan Para siswa tidak bermotifasi dan tidak belajar
tak memajukan belajar

Sumber-sumber seperti
keterampilan guru, Guru dan siswa tidak mampu menggunakan
kemampuan siswa, dan sumber-sumber yang tersedia
Hambatan sumber-sumber sekolah
tidak dikenal

Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, seringkali kita sebagai guru menghadapi
masalah yang timbul dari lingkungan maupun para siswa. berikut ini beberapa kendala yang
sering kita hadapi beserta solusinya yang saya kutip dari bukunya Nurlaela Isnawati:
1. Penganiayaan terhadap siswa yang lebih lemah (Bullying)
Kasus bullying sudah jamak terjadi di sekolah. bullying sepertinya menjadi salah satu
cara bagi siswa yang lebih besar untuk menunjukan dominasinya di sekolah. berikut ini
solusi yang bisa kita terapkan :
o Buat waktu khusus untuk berbicara dari hati ke hati dengan siswa pelaku bullying.
o Jangan memposisikan diri sebagai interogator, petugas keamanan atau juru selamat
dalam pembicaraan itu.
o Tunjukan perhatian kita untuk bisa mengetahui alasan apa yang melatarbelakangi
terjadinya tindakan bullying tersebut.
o Pahami bahwa tindakan bullying itu merupakan wujud ekspresi kemarahan
tersembunyi dari suatu masalah yang sedang dihadapi pelaku dan kita akan terus
mencari tahu alasannya.
o Katakan bahwa bullying atau perilaku agresif tidak akan pernah diizinkan di
sekolah.
o Katakan bahwa kita yakin kalau mereka dapat mengatasi masalah ini serta mampu
belajar dari perbuatan buruk yang sudah ia lakukan.
o Hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana seorang guru juga dapat
melakukan pendekatan dan pendampingan terhadap korban bullying.
2. Pelawak Kelas
Siswa yang selalu berkelakar, baik dengan tindakan maupun kata-kata, sering kali
menimbulkan masalah tersendiri yang mengganggu efektifitas belajar. ini bukan berarti
bahwa humor tidak penting. masalahnya kadang-kadang humor itu digunakan di waktu-
waktu yang kurang tepat sehingga sering mengganggu. Alasan menjadi pelawak di kelas
berikut ini beberapa kemungkinan alasan siswa menjadi pelawak di kelas :
o Untuk mendapatkan perhatian dari para guru
o Untuk mendapatkan perhatian dari teman-temannya
o Untuk mendapatkan perhatian dari seseorang yang memiliki makna khusus di
hatinya.
o Untuk keluar dari kejenuhan mereka dalam mengikuti pelajaran
o Dia tidak menyukai materi yang sedang kita sampaikan
o Sedang menghadapi masalah di rumah dan ia hendak menghibur diri dihadapan
teman-temannya
Beberapa cara penanganan yang memungkinkan di antaranya :
o Ajak berbicara dari hati ke hati.
o Katakan bahwa kita sangat tertarik dengan lawakannya, sebagaimana teman-
temannya yang lain.
o Buatlah pertanyaan pancingan untuk lebih mengarahkan konsentrasi si pelawak pada
tindakan yang sudah dilakukannya, misalnya :”menurut kamu, apa akibat dari
lawakanmu itu pada teman-teman yang sedang berkonsentrasi mendengarkan
pelajaran?”
o Berikan satu waktu khusus bagi si pelawak untuk mengekspresikan lawakannya di
depan kelas dan kita menikmatinya beserta teman-temannya yang lain.
o Secara pribadi, sampaikann hal-hal negatif yang mungkin terjadi jika dia terus
menerus bertingkah konyol.
o Jangan tunjukan sikap yang mencerminkan kalau kita tidak menyukainya.

3. Tukang Sela atau Tukang Interupsi


Di bawah ini beberapa kemungkinan siswa menjadi seorang tukang sela, diantaranya :
o Dia benar-benar tidak tahu dengan apa yang sedang ia hadapi
o Dia ingin menguji kemampuan kita
o Dia ingin mendapatkan status istimewa di depan kita
o Dia ingin mendapatkan perhatian dan status istimewa di depan teman-temannnya
o Dia ingin menegaskan bahwa dia benar-benar memahami masalah yang sedang
dipelajari saat itu
o Dia memang memiliki karekater demikian

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kecenderungan buruk
tersebut antara lain :
o Lakukan pertemuan khusus dengan siswa tersebut untuk memahami kemungkinan
apa yang menjadikannya seorang tukang interupsi.
o Ketika dia menginterupsi di tengah-tengah proses pembelajaran, jangan berhenti
menjelaskan pelajaran sehingga seolah-olah kita tidak terpengaruh oleh interupsinya.
o Jika siswa masih terus menginterupsi, maka tulislah nama siswa yang bersangkutan
di papan tulis.
o Jelaskan dengan gamblang bahwa interupsi yang tidak penting di saat pelajaran
sedang berlangsung dapat mengganggu suasana belajar.
o Pastikan bahwa kita serius dengan segala peraturan yang telah ditetapkan dan
jelaskan konsekuensi logis jika peraturan itu dilanggar.
o Sediakan waktu khusus untuk melakukan sesi tanya jawab dengan siswa.

4. Siswa tidak mau diatur


Siswa yang tidak mau diatur memang sifatnya relatif alias tergantung kriteria keteraturan
yang digunakan masing-masing guru. namun secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa
siswa yang tidak mau diatur adalah mereka yang melakukan hal-hal berikut ini:
o tidak mau mendengarkan dan mengikuti pelajaran dengan baik.
o sibuk sendiri ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung.
o tidak mengerjakan apa yang kita minta.
Beberapa faktor yang menyebabkan siswa memiliki sifat tidak mau diatur antara lain :
 benar-benar mengalami ketidakmampuan belajar (learning disability).
 tidak memiliki kemampuan mengerjakan tugas yang kita berikan.
 tidak tertarik dengan materi atau cara kita mengajar.pernah mengalami hal yang
tidak menyenangkan ketika mengikuti kegiatan sekolah yang lain.
 mempunyai minat khusus pada sesuatu yang membuat dia tidak teratur dalam
mengikuti pelajaran kita
Beberapa cara penanganan yang bisa kita lakukan yaitu:
o Mintalah pada semua siswa untuk mengatakan pelajaran apa saja yang tidak
mereka fahami/sukai.
o Tunjuklah seorang siswa yang lain untuk menemani siswa yang tidak bisa belajar
dengan disiplin.
o Minta siswa untuk menyiapkan buku khusus untuk mengerjakan tugas yang di
dalamnya ada tanda tangan orang tua.
o Jangan paksa siswa untk mengerjakan tugas pada waktu istirahat.
o jangan banyak memberikan tekanan kepada siswa yang tersebut, melainkan
perbanyak pendampingan, arahan, motivasi dan semangat padanya.
5. Siswa Terlalu sensitif
Jika kita mendapati siswa yang terlalu sensitif dengan lelucon yang kita lontarkan,
mungkin saja ia sedang mengalami beberapa masalah di rumah, misalnya :
o tidak memiliki rasa percaya diri yang baik
o pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan dengan lelucon seperti itu.
o sering dijadikan bahan lelucon.
Adapun cara mengatasi maslah tersebut antara lain :
o Jangan menganggap bahwa sifat sensitifnya sebagai sesuatu yang salah
o Cobalah untuk mengurang intensitasnya
o Tumbuhkan rasa percaya dirinya
o Ajari dia kemampuan untuk menanggapi lelucon dengan cara yang bersahabat
o Ajaklah siswa-siswi untuk bermain peran
o Berilah motivasi untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, namun jangn
memaksanya
o Berilah pengarahan agar siswa yang lain lebih menghargainya.
6. Tukang Ejek
Di bawah ini beberapa kemungkinan yang membuat siswa menjadi tukang ejek, antara
lain:
• Kurang mendapat perhatian
• Kurang percaya diri
• Menjadi korban ejekan teman-temannya dan berusaha melakukan hal serupa sebagai balasan
dan pertahanan diri.
• Memiliki problem pribdai yang tersembunyi.
Beberapa kiat di bawah ini bisa kita terapkan utuk mengatasinya :
• Cari sebanyak mungkin alasan yang membuatnya senang mengejek orang lain.
• Berilah penjelasan bahwa mengejek dapat melukai perasaan orang lain
• Jangan memberikan ancaman untuk mengatasi maslah ini
• Ajari dan bimbing siswa untuk menjadi orang yang optimis menghadapi masalah.
2. Masalah-Masalah Khusus yang Dihadapi Guru.
Sebagai manusia biasa, guru-guru sering mempunyai masalah-masalah pribadi. Masalah
pribadi juga berpengaruh besar terhadap ketenagakerjaan, seperti:
• Guru Kurang berpengalaman
• Belum banyak mempunyai pandangan, pengetahuan atau simpati terhadap permasalahan.
• Minat terhadap pekerjaan kurang positif, dan oleh karena itu minat jabatan dan moralnya perlu
dikembangkan.
• Guru baru hendaknya lebih banyak menerima saran-saran dan informasi yang menjamin
keberhasilan kerjanya.
• Guru hendaknya mengenal hal ikhwal tentang murid, misalnya prestasi belajar, minat, tingkah
laku, sikap dan sifat-sifat pribadi mereka.
• Kesulitan dalam menjalankan tugasnya sebagai guru, misalnya: menstimulir belajar anak,
memelihara disiplin yang baik, menyesuaikan pengajaran dengan perbedaan individual dan
memilih bahan kepustakaan.

3. Tanda-Tanda Seorang Guru Mempunyai Persoalan Pribadi


oBila di sekolah duduk dengan tidak tenang, berbicara atau mengajar dengan tidak tenang,
malah sering marah-marah terhadap murid atau orang lain.
oBila seorang guru dalam keadaan sehari-hari aktif gembira tapi tiba-tiba diam.
oBila guru selalu mengalami ketegangan dengan murid atau dengan rekan guru atau kepala
sekolah.
oBila guru sedang menyiapkan tugasnya selalu salah menulis atau waktu mengajar selalu
salah mengucapkan sesuatu.
oBila menceritakan selalu dengan nada yang sama tentang seseorang tertentu atau suatu
masalah tertentu. Misalnya: selalu membicarakan uang gaji yang tidak cukup.
oBila ada rapat ia tidak dapat menungu orang lain berbicara terlalu lama dan sering
mengadakan intruksi.
oBila seorang guru semula suka bergaul kemudian mengasingkan diri.

4. Kesulitan yang Sering Timbul yang Di Hadapi Oleh Guru


o Kesulitan dalam memperlengkapi perbedaan individu di antara murid-murid.
o Kesulitan dalam metode mengajar.
o Kesulitan dalam disiplin, pengawasan, perkembangan sosial tiap siswa.
o Kesulitan dalam motivasi, menumbuhkan minat siswa, dan membina kerjasama
o Kesulitan dalam mengetahui cara belajar siswa
o Kesulitan dalam mengorganisir kelas
o Kurangya waktu selama jam pelajaran untuk melakukan apa yang harus dikerjakan
o Kesulitan dalam merancangkan rencana pelajaran.
o Kesulitan dalam tes dan evaluasi.

5. Moral Kerja Yang Rendah


o Sering melamun
o Suka mengganggu teman sejawat
o Sering meninggalkan tugas
o Sering datang terlambat.

B. PERMASALAHAN UMUM GURU DI INDONESIA


Masalah Kesejahteraan Guru Sudah bukan menjadi rahasia umum, bahwa tingkat
kesejahteraan guru-guru kita sangat memprihatinkan. Penghasilan para guru, dipandang masih
jauh dari mencukupi, apalagi bagi mereka yang masih berstatus sebagai guru bantu atau guru
honorer. Kondisi seperti ini, telah merangsang sebagian para guru untuk mencari penghasilan
tambahan, diluar dari tugas pokok mereka sebagai pengajar, termasuk berbisnis di lingkungan
sekolah dimana mereka mengajar. Peningkatan kesejahteaan guru yang wajar, dapat
meningkatkan profesinalisme guru, termasuk dapat mencegah para guru melakukan praktek
bisnis di sekolah.

C. PERMASALAHAN KHUSUS GURU DI INDONESIA


Kesalahan yang Sering Dilakukan Guru dalam Proses Belajar Mengajar Guru merupakan
jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus atas nama pengabdian guna pencapaian
tujuan pendidikan nasional yang menyeluruh. Berbagai upaya terus dilakukan untuk
meningkatan kualitas guru, namun tidak dapat dipungkiri jika guru sebagai manusia pernah
melakukan kesalahan dalam menunaikan tugas dan fungsinya tanpa disadari. Dimana kesalahan
sekecil apapun kesalahan yang dilakukan guru dalam pembelajaran akan mempengaruhi
perkembangan peserta didik. Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan guru dalam proses
belajar mengajar menurut E. Mulyasa dari berbagai hasil kajian, antara lain :
a. Mengambil Jalan Pintas dalam Pembelajaran
Mendidik, mengajar serta membimbing peserta didik merupakan tugas guru dalam proses
pembelajaran. Guru harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan berbagai
macam karakter agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar. Oleh
karena itu, guru dituntut untuk memahami berbagai model pembelajaran yang efektif agar dapat
membimbing peserta didik secara optimal. Dalam hal perencanaan, guru dituntut untuk membuat
persiapan mengajar yang efektif dan efisien. Namun tidak sedikit guru yang merasa sudah dapat
mengajar dengan baik serta mengambil jalan pintas dengan tidak membuat persiapan ketika akan
melakukan pembelajaran, sehingga guru yang mengajar tanpa persiapan berakibat pembelajaran
di kelas berlangsung seadanya dan tanpa arah. Mengajar tanpa pesiapan, selain merugikan guru
sebagai tenaga professional juga akan sangat mengganggu perkembangan cara berfikir peserta
didik.
b. Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik
Tidak sedikit guru yang lupa memperhatikan perbedaan peserta didik dan tanpa sadar
mengabaikan perbedaan peserta didik. Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik,
seperti kekuatan, kelemahan, minat, dan perhatian yang berbeda-beda, latar belakang keluarga,
latar belakang sosial ekonomi, dan lingkungan, membuat peserta didik berbeda dalam aktifitas,
kreatifitas, intelegensi, dan kompetensinya. Memang hal tersebut tidaklah mudah, guru sering
kesulitan untuk mengetahui perbedaan-perbedaan peserta didik terutama di kelas besar. Guru
harus mampu mengoptimalkan bakat, minat, skill dan kemampuan peserta didik serta senantiasa
membimbing peserta didik dalam mengeksplor diri mereka untuk pencapaian yang sesuai dengan
karakteristik mereka.
c. Tidak Adil (Diskriminatif)
Suatu pembelajaran yang menimbulkan hasil baik dan efektif adalah yang mampu
memberi kemudahan belajar secara adil dan merata, sehingga peserta didik dapat
mengembangkan potensinya secara optimal.Keadilan dalam pembelajaran meupakan kewajiban
guru dan hak peserta didik untuk memperolehnya. Dalam prakteknya banyak guru yang tidak
adil, sehingga merugikan perkembangan peserta didik yang menimbulkan kecemburuan sosial,
dan ini merupakan kesalahan guru yang sering dilakukan, terutama dalam penilaian. Penilaian
merupakan upaya untuk memberikan penghargaan kepada peserta didik sesuai dengan usaha
yang dilakukannya selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam memberikan penilaian
harus dilakukan secara adil serta objektif, dan benar-benar merupakan cermin dari kemampuan
dan perilaku peserta didik.
Adapun problema-problema lain di antaranya:
1. Mengajar dipandang sebagai suatu rutinitas dalam kehidupan yang sudah bersifat
mekanistik, tidak ada tantangan baik dari dalam maupun luar yang memerlukan pikiran
tambahan, sehingga kemungkinan yang terjadi akan menimbulkan iklim yang membosankan dan
menjemukan bagi murid. Dalam konteks ini tujuan akhir pengajaran dan keterlibatan murid
kurang diperhatikan, atau kelemahan dan permasalahan selama ini murid diperlakukan sebagai
obyek dalam proses belajar mengajar sehingga terkesan murid cuma disuapi dengan satu macam
makanan, yang berakibat kurangnya pengetahuan-pengetahuan lainnya yang sangat diperlukan.
2. Ketertutupan seorang guru kepada murid tentang materi yang disampaikan karena khawatir
dengan pertanyaan-pertanyaan murid yang akan mengganggu wibawanya.
3. Terjadi penggandaan tugas guru dalam mengajarkan mata pelajaran sehingga konsentrasi
guru terbagi-bagi dan akhirnya guru kurang kompeten di bidangnya.

D. Solusi Penyelesaian Masalah Yang dihadapi Guru


Sebagai manusia biasa, tentu saja guru tidak akan terlepas dari kesalahan baik dalam
berperilaku maupun dalam melaksanakan tugas pokoknya mengajar. Namun demikian, bukan
berarti kesalahan guru harus dibiarkan dan tidak dicarikan cara pemecahannya. Guru harus
mampu memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat salah, dan yang paling
penting adalah mengendalikan diri serta menghindari dari kesalahan-kesalahan.
a. Guru perlu belajar untuk menangkap perilaku positif yang ditunjukan oleh para peserta
didik, lalu segera memberi hadiah atas perilaku tersebut dengan pujian dan perhatian, disisi lain,
guru harus memperhatikan perilaku-perilaku peserta didik yang negatif, dan meniadakan
perilaku-perilaku tersebut agar agar tidak terulang kembali.
b. Mendisiplinkan peserta didik ketika kondisi guru tenang, menggunakan disiplin waktu,
menghindari menghina peserta didik, memilih hukuman yang tepat, dan menggunakan disiplin
sebagai alat pembelajaran.
c. Guru seharusnya dapat mengidentifikasi perbedaan individual peserta didik, dan menetapkan
karakteristik umum yang menjadi cirri kelasnya, dari ciri-ciri individual yang menjadi
karakteristik umumlah seharusnya guru memulai pembelajaran.
d. Guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang senantiasa menyesuaikan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya dengan perkembangan yang terjadi dimasyarakat.
e. Guru harus bertindak adil terhadap peserta didik tanpa terkecuali, selalu bertindak objektif
untuk mengetahui benar kemampuan peserta didik tanpa ada kebohongan.
f. Guru hendaknya tidak mencampur masalah pribadi dengan masalah keprofesionalan guru
karena hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan dan hasil belajar peserta didik.
E. Solusi Dalam Proses Belajar Mengajar
1. Sebelum mengajar sebaiknya seorang guru telah mempersiapkan bahan ajarnya dan
merupakan hasil karyanya sendiri, sehingga ia tahu apa yang akan diberikan kepada siswa.
2. Mempersiapkan media yang berhubungan dengan materi pembelajaran, biasanya dilakukan
pada awal tahun ajaran baru. Media dapat diambil dari bahan-bahan bekas atau yang ada di
sekitar lingkungan sekolah, atau rumah siswa.
3. Sering-seringlah membawa siswa melihat langsung objek pembelajaran yang sedang
dipelajari agar dapat merasakan kejadian-kejadian penting, hal-hal penting dalam kehidupan
mereka. Sehingga mereka selalu belajar dari lingkungan sekitar mereka.
4. Kuasailah berbagai macam metode-metode dalam mengajar seperti: Contextual Teaching
Learning, Quantum Teaching, Inquiry, project based learning, dan lain-lain.
5. Gunakan metode pembelajaran yang menggunakan keterpaduan dan asah kemampuan untuk
menghubung-hubungkan pelajaran dengan pelajaran lain. Sehingga manfaatnya dapat menambah
wawasan dan ilmu anak secara optimal.
Adapun solusinya Lainnya adalah perlu melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mempersiapkan secara tertulis materi
pengajaran, meng-update dan mengevaluasi setiap semester serta melihat kembali materi tersebut
saat menjelang mengajar.
2. Harus menunjukkan sikap kasih sayang pada murid, antuias mendengarkan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan, menjauhi sikap emosional dan feodal seperti cepat marah dan
tersinggung karena pertanyaan murid disalah artikan sebagai mengurangi wibawa.
3. Hendaknya memperlakukan murid sebagai subyek dan mitra belajar, bukan sebagai obyek.
4. Hendaknya bertindak sebagai fasilitator yang energik dan ikhlas. Lebih mengutamakan
bimbingan, menumbuhkan kreatifitas murid dan interaksi serta komunikasi dengan murid.
5. Hendaknya bertindak sebagai suri tauladan bagi kehidupan sosial murid di dalam dan di luar
lingkup sekolah.

F. Solusi Dari Permasalahan Umum Guru


Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS)
agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu
disebutkan bahwa: guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara
lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan tunjangan
khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka yang diangkat
pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas.
Dalam pasal 14 UU Guru dan Dosen juga disebutkan bahwa guru itu berhak memperoleh
penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Yang dimaksud
dengan penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum adalah pendapatan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup guru dan keluarganya secara wajar, baik sandang, pangan, papan,
kesehatan, pendidikan,rekreasi, maupun tunjangan di hari tua.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa, Guru adalah orang yang
berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara
individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah. Pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif. Sehingga kegiatan-
kegiatan tersebut dapat menciptakan dan mempertahankan konsisi yang optimal bagi terjadinya
proses interaksi edukatif, misalnya penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan
perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik, atau
penetapan norma kelompok yang produktif.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan selanjutnya.
Dan akhirnya pemakalah memohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan, baik dalam
penulisan, isi dalam pembahasan maupun dalam hal penyampaian materi. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pemakalah sendiri khususnya dan bagi pembaca pada umumnya dalam
kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta.


PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai