Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Problema Pendidikan Guru


Permasalahan (Problema) adalah perkara sulit (yang di hadapi); persoalan, masalah, perkara
sulit. Pendidikan menurut Hadi Supeno adalah bimbingan atau bantuan yang diberikan dengan
sengaja oleh orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan tujuan pendidikan itu
sendiri adalah untuk dapat membantu atau membantu proses peserta didik dalam menentukan jati
dirinya. Pendidikan pada hakekatnya adalah akumulasi luas dari pengetahuan yang ditambahkan
pada warisan para pemikir dan praktisi dari generasi ke generasi.
Guru merupakan sosok sumber daya manusia yang menempati posisi dan peranan
penting dalam pendidikan. Masalah pendidikan guru merupakan masalah yang harus dihadapi
oleh seorang guru dalam rangka membantu proses siswa dalam menentukan jati dirinya.

2.2 Masalah-Masalah Umum yang Dihadapi Guru untuk Meningkatkan Program Belajar


Mengajar

a.    Model Rancangan Proses Belajar Mengajar


Dalam bukunya Peter F. Olivia (1984:84-87) mengemukakan beberapa model rancangan proses 
mengajar antara lain:
1)   Model Sederhana
 Perencanaan: Isinya mengenai segala apa yang akan diajarkan.
 Pelaksanaan: Menetapkan bagaimana cara menyajikan pelajaran.
 Evaluasi: Yaitu menyusun evaluasi hasil belajar.

2)   Model Empat Bagian


 Pada tahap ini telah dikembangkan lebih dahulu dua kegiatan, yaitu perumusan tujuan dan
penentuan pre tes.
 Menyiapkan Bahan Pelajaran
Menyiapkan bahan pelajaran merupakan substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar
mengajar. Tanpa bahan ajar, proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, guru pada khususnya atau pengembang kurikulum pada umumnya harus
memikirkan materi yang topiknya tercantum dalam silabus berkaitan dengan kebutuhan siswa
pada usia tertentu dan dalam lingkungan tertentu. Minat siswa akan meningkat ketika suatu
materi diajarkan sesuai dengan kebutuhan siswa.
 Kegiatan Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa terlibat dalam interaksi dengan materi
pembelajaran sebagai media umum. Dalam interaksi inilah siswa lebih aktif, bukan guru, guru
hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya memperhatikan perbedaan individu siswa,
yaitu pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Kerangka kerja seperti ini dimaksudkan
untuk memberikan kemudahan bagi guru dalam melakukan pendekatan terhadap setiap siswa
secara individual. Pemahaman ketiga aspek tersebut akan mempererat hubungan antara guru dan
siswa, sehingga memudahkan mereka untuk melakukan pendekatan “Mastery Learning” dalam
mengajar.

 Metode Megajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku pada satu metode saja, tetapi guru
harus menggunakan metode yang bervariasi agar jaring pengajaran tidak membosankan tetapi
menarik perhatian siswa. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak akan
menguntungkan kegiatan belajar mengajar jika penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan
situasi yang mendukung dan kondisi psikologis siswa. Oleh karena itu, pemilihan dan
penggunaan metode yang bervariasi tidak selalu menguntungkan jika guru mengabaikan faktor-
faktor yang mempengaruhi penggunaannya.

Dalam proses belajar mengajar di kelas, kita sebagai calon guru akan sering menghadapi
permasalahan yang muncul dari lingkungan dan siswa. Berikut beberapa kendala yang sering
dihadapi beserta solusinya yang dikutip dari buku Nurlaela Isnawati:
1. Perlakuan buruk terhadap siswa yang lebih lemah (Bullying)
Kasus bullying sering terjadi di sekolah. bullying tampaknya menjadi cara bagi siswa yang lebih
tua untuk menunjukkan dominasi di sekolah. Berikut solusi yang bisa kita terapkan:
a. Sisihkan waktu khusus untuk berbicara dari hati ke hati dengan siswa pengganggu.
b. Jangan memposisikan diri sebagai interogator, petugas keamanan atau juru selamat dalam
pembicaraan itu.
c. Tunjukan perhatian kita untuk bisa mengetahui alasan apa yang melatarbelakangi terjadinya
tindakan bullying tersebut.
d. Pahami bahwa tindakan bullying itu merupakan wujud ekspresi kemarahan tersembunyi dari
suatu masalah yang sedang dihadapi pelaku dan kita akan terus mencari tahu alasannya.
e. Katakan bahwa bullying atau perilaku agresif tidak akan pernah diizinkan di sekolah.
f. Katakan bahwa kita yakin kalau mereka dapat mengatasi masalah ini serta mampu belajar
dari perbuatan buruk yang sudah ia lakukan.
g. Hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana seorang guru juga dapat melakukan
pendekatan dan pendampingan terhadap korban bullying.

2.    Pelawak Kelas
Siswa yang selalu berkelakar, baik dengan tindakan maupun kata-kata, sering kali
menimbulkan masalah tersendiri yang mengganggu efektifitas belajar. ini  bukan berarti bahwa
humor tidak penting. masalahnya kadang-kadang humor itu digunakan di waktu-waktu yang
kurang tepat sehingga sering mengganggu. Alasan menjadi pelawak di kelas berikut ini beberapa
kemungkinan alasan siswa menjadi pelawak di kelas :
a. Untuk mendapatkan perhatian dari para guru
b. Untuk mendapatkan perhatian dari teman-temannya
c. Untuk mendapatkan perhatian dari seseorang yang memiliki makna khusus di hatinya.
d. Untuk keluar dari kejenuhan mereka dalam mengikuti pelajaran
e. Dia tidak menyukai materi yang sedang kita sampaikan
f. Sedang menghadapi masalah di rumah dan ia hendak menghibur diri dihadapan teman-
temannya

Beberapa cara penanganan yang memungkinkan di antaranya :


a. Ajak berbicara dari hati ke hati.
b. Katakan bahwa kita sangat tertarik dengan lawakannya, sebagaimana teman-temannya yang
lain.
c. Buatlah pertanyaan pancingan untuk lebih mengarahkan konsentrasi si pelawak pada
tindakan yang sudah dilakukannya, misalnya :”menurut kamu, apa akibat dari lawakanmu itu
pada teman-teman yang sedang berkonsentrasi mendengarkan pelajaran?”
d. Berikan satu waktu khusus bagi si pelawak untuk  mengekspresikan lawakannya di depan
kelas dan kita menikmatinya beserta teman-temannya yang lain.
e. Secara pribadi, sampaikann hal-hal negatif yang mungkin terjadi jika dia terus menerus
bertingkah konyol.
f. Jangan tunjukan sikap yang mencerminkan kalau kita tidak menyukainya.

3.    Tukang Sela atau Tukang Interupsi


Di bawah ini beberapa kemungkinan siswa menjadi seorang tukang sela, diantaranya :
a. Dia benar-benar tidak tahu dengan apa yang sedang ia hadapi
b. Dia ingin menguji kemampuan kita
c. Dia ingin mendapatkan status istimewa di depan kita
d. Dia ingin mendapatkan perhatian dan status istimewa di depan teman-temannnya
e. Dia ingin menegaskan bahwa dia benar-benar memahami masalah yang sedang dipelajari
saat itu
f. Dia memang memiliki karekater demikian
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kecenderungan buruk tersebut
antara lain :
a. Lakukan pertemuan khusus dengan siswa tersebut untuk memahami kemungkinan apa yang
menjadikannya seorang tukang interupsi.
b. Ketika dia menginterupsi di tengah-tengah proses pembelajaran, jangan berhenti menjelaskan
pelajaran sehingga seolah-olah kita tidak terpengaruh oleh interupsinya.
c. Jika siswa masih terus menginterupsi, maka tulislah nama siswa yang bersangkutan di papan
tulis.
d. Jelaskan dengan gamblang bahwa interupsi yang tidak penting di saat pelajaran sedang
berlangsung dapat mengganggu suasana belajar.
e. Pastikan bahwa kita serius dengan segala peraturan yang telah ditetapkan dan jelaskan
konsekuensi logis jika peraturan itu dilanggar.
f. Sediakan waktu khusus untuk melakukan sesi tanya jawab dengan siswa.

4.    Siswa tidak mau diatur


Siswa yang tidak mau diatur memang sifatnya relatif alias tergantung kriteria keteraturan yang
digunakan masing-masing guru. namun secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa siswa yang
tidak mau diatur adalah mereka yang melakukan hal-hal berikut ini:
a. tidak mau mendengarkan dan mengikuti pelajaran dengan baik.
b. sibuk sendiri ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung.
c. tidak mengerjakan apa yang kita minta.
a. beberapa faktor yang menyebabkan siswa memiliki sifat tidak mau diatur antara lain :
a. benar-benar mengalami ketidakmampuan belajar (learning disability).
b. tidak memiliki kemampuan mengerjakan tugas yang kita berikan.
c. tidak tertarik dengan materi atau cara kita mengajar.pernah mengalami hal yang tidak
menyenangkan ketika mengikuti kegiatan sekolah yang lain.
d. mempunyai minat khusus pada sesuatu yang membuat dia tidak teratur dalam mengikuti
pelajaran kita
Beberapa cara penanganan yang bisa kita lakukan yaitu:
a. Mintalah pada semua siswa untuk mengatakan pelajaran apa saja yang tidak mereka
fahami/sukai.
b. Tunjuklah seorang siswa yang lain untuk menemani siswa yang tidak bisa belajar dengan
disiplin.
c. Minta siswa untuk menyiapkan buku khusus untuk mengerjakan tugas yang di dalamnya ada
tanda tangan orang tua.
d. Jangan paksa siswa untk mengerjakan tugas pada waktu istirahat.
e. jangan banyak memberikan tekanan kepada siswa yang tersebut, melainkan perbanyak
pendampingan, arahan, motivasi dan semangat padanya.

5.    Siswa Terlalu sensitif


Jika kita mendapati siswa yang terlalu sensitif dengan lelucon yang kita lontarkan, mungkin saja
ia sedang mengalami beberapa masalah di rumah, misalnya :
a. tidak memiliki rasa percaya diri yang baik
b. pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan dengan lelucon seperti itu.
c. sering dijadikan bahan lelucon.

Adapun cara mengatasi maslah tersebut antara lain :


a. Jangan menganggap bahwa sifat sensitifnya sebagai sesuatu yang salah
b. Cobalah untuk mengurang intensitasnya
c. Tumbuhkan rasa percaya dirinya
d. Ajari dia kemampuan untuk menanggapi lelucon dengan cara yang bersahabat
e. Ajaklah siswa-siswi untuk bermain peran
f. Berilah motivasi untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, namun jangn memaksanya
g. Berilah pengarahan agar siswa yang lain lebih menghargainya.

6.    Tukang Ejek

Di bawah ini beberapa kemungkinan yang membuat siswa menjadi tukang ejek, antara lain:
a. kurang mendapat perhatian
b. kurang percaya diri
c. menjadi korban ejekan teman-temannya dan berusaha melakukan hal serupa sebagai balasan
dan pertahanan diri.
d. memiliki problem pribdai yang tersembunyi.

Beberapa kiat di bawah ini bisa kita terapkan utuk mengatasinya :


a. Cari sebanyak mungkin alasan yang membuatnya senang mengejek orang lain.
b. Berilah penjelasan bahwa mengejek dapat melukai perasaan orang lain
c. jangan memberikan ancaman untuk mengatasi maslah ini
d. Ajari dan bimbing siswa untuk menjadi orang yang optimis menghadapi masalah.

2.3   Masalah-Masalah Khusus yang Dihadapi Guru.


Masalah-masalah Khusus yang Dihadapi Guru. Masalah-masalah itu antara lain
1. Membantu Guru Dalam Menghadapi Kesulitan Dalam Mengajarkan Bidang Studi
Menghadapi masalah khusus seperti ini kepala sekolah yang berfungsi sebagai supervisor dapat
menggunakan orang dijadikan sebagai sumber. Orang sumber itu boleh seorang guru kunci yang
sudah dibina ditingkat nasional atau orang sumber dari perguruan tinggi IKIP.
Beberapa contoh masalah yang dihadapi guru-guru dalam bidang studi tertentu sebagai
rancangan untuk dikembangkan sendiri.
 Pelajaran IPA
Dalam pembelajaran IPA kemungkinan guru dapat mengemukakan pandangan ahli ilmu
pengetahuan tentang perkembangan makhluk budaya dengan prnsip-prinsip keagamaan dan
norma-norma ethis. Kemampuan dan keterbatasan guru/ sekolah dalam memberikan teori
disebabkan alat-alat untuk mengadakan percobaan tidak lengkap. Kesulitan cara menganilisis
maslaah luas dan ke dalam materi, kekurangan waktu dalam mengajar suatu materi, serta
kekurangan buku sumber pada daerah-daerah tertentu.
Pelajaran IPS
Dalam mengajarkan IPS pada tiga bahan kajian, yaitu geografi, ekonomi dan sejarah. Di t empat
yang kekurangan guru maka ketiga bahan itu disajikan oleh seorang guru. Bagaimana mengatasi
masalah itu
 Pelajaran Matematika
Bagaimana cara mengajarkan matematika sehingga anak Indonesia itu lebih banyak punya minat
dan kemampuan matematika yang tinggi. Pada umumnya ada anak yang cederung untuk belajar
bidang sosial daripada matematika dan tekhnik.[6]

2. Membantu Guru Dalam Memecahkan Masalah-Masalah Pribadi (Personal Problem)


Sebagai manusia biasa guru-guru sering mempunyai masalah-masalah pribadi. Masalah pribadi
bepengaruh besar terhadap ketenagakerjaan, diantaranya adalah:
1. Perbedaan yang ada pada guru-guru
Masing-masing individu guru berbeda-beda dalam hal:
a. Latar belakang pendidikan
1. Banyaknya ijazah
2. Intelegensi dan scholarship
3. Kursus-kursus yang pernah diikuti
4. Orientasi profesi
b. Sifat-sifat pribadi
1. Kemampuan untuk self analysis
2. Kesehatan dan vitalitas
3. Penampilan pribadi
4. Kemampuan bekerja sama
c. Pengalaman
1. Pengalaman mengajar seluruhnya
2. Pengalaman dalam pekerjaan sekarang
3. Pengalaman lain
e. Kompetensi mengajar
1. Pengetahuan tentang murid-murid dan mata pelajaran
2. Keterampilan metodologis
3. Progresifitas
f. Sikap professional
1. Pelaksanaan etika jabatan
2. Aktivitas-aktivitas dalam jabatan
3. Sikap terhadap pengajaran, sekolah dan masyarakat
2. Guru yang tidak berpengalaman
a. Belum banyak mempunyai pandangan, pengetahuan atau simpati terhadap
permasalahan
b. Minat terhadap pekerjaan kurang positif, dan oleh karena itu minat jabatan dan
moralnya perlu dikembangkan
c. Guru baru hendaknya lebih banyak menerima saran-saran dan informasi yang
menjamin keberhasilan kerjanya
d. Guru hendaknya mengenal hal ikhwal tentang murid, misalnya prestasi belajar, minat,
tingkah laku, sikap dan sifat-sifat pribadi mereka
e. Kesulitan dalam menjalankan tugasnya sebagai guru, misalnya: menstimulir belajar
anak, memelihara disiplin yang baik, mneyesuaikan pengajaran dengan perbedaan
individual dan memilih bahan kepustakaan
3. Bantuan khusus bagi guru yang lemah
a. Mengadakan study terhadap aktivitas-aktivitas dan kesanggupan guru tersebut yang
dilakukan oleh supervisor
b. Berusaha mengadakan perbaikan, bisa melalui diskusi, diklat bagi guru yang lemah
dan intervisition
4. Guru-guru yang tidak cocok dengan pembinaan pengajaran masa sekarang, biasanya
memiliki ciri-ciri:
a. Tak pernah menimbangkan metode dan prosedur pengajaran yang baru secara serius
b. Memiliki konsep-konsep yang salah tentang falsafah, prinsip-prinsip dan tekhnik-
tekhnik pengajaran modern
c. Guru-guru yang pernah memperoleh sedikit pengetahuan tentang metode modern yang
menyamakannya dengan taraf moderniasi metode lainnya.[7]
2.4   Tanda-Tanda Seorang Guru Mempunyai Persoalan Pribadi
a. Bila di sekolah duduk dengan tidak tenang, berbicara atau mengajar dengan tidak tenang,
malah sering marah-marah terhadap murid atau orang lain.
b. Bila seorang guru dalam keadaan sehari-hari aktif gembira tapi tiba-tiba diam.
c. Bila guru selalu mengalami ketegangan dengan murid atau dengan rekan guru atau kepala
sekolah.
d. Bila guru sedang menyiapkan tugasnya selalu salah menulis atau waktu mengajar selalu
salah mengucapkan sesuatu.
e. Bila menceritakan selalu dengan nada yang sama tentang seseorang tertentu atau suatu
masalah tertentu. Misalnya: selalu membicarakan uang gaji yang tidak cukup.
f. Bila ada rapat ia tidak dapat menungu orang lain berbicara terlalu lama dan sering
mengadakan intruksi.
g. Bila seorang guru semula suka bergaul kemudian mengasingkan diri.

4.    Kesulitan yang Sering Timbul yang Di Hadapi Oleh Guru


a. Kesulitan dalam memperlengkapi perbedaan individu di antara murid-murid.
b. Kesulitan dalam metode mengajar.
c. Kesulitan dalam disiplin, pengawasan, perkembangan sosial tiap siswa.
d. Kesulitan dalam motivasi, menumbuhkan minat siswa, dan membina kerjasama
e. Kesulitan dalam mengetahui cara belajar siswa
f. Kesulitan dalam mengorganisir kelas
g. Kurangya waktu selama jam pelajaran untuk melakukan apa yang harus dikerjakan
h. Kesulitan dalam merancangkan rencana pelajaran.
i. Kesulitan dalam tes dan evaluasi.
2.5  Moral Kerja Yang Rendah
a.    Sering melamun
b.    Suka mengganggu teman sejawat
c.    Sering meninggalkan tugas
d.   Sering datang terlambat.

2.6 PERMASALAHAN UMUM GURU DI INDONESIA


Masalah Kesejahteraan Guru Bukan rahasia lagi bahwa tingkat kesejahteraan guru kita sangat
memprihatinkan. Pendapatan guru, dipandang masih jauh dari mencukupi, terutama bagi mereka
yang masih berstatus guru honorer atau guru honorer. Kondisi seperti ini, telah mendorong
sebagian guru untuk mencari penghasilan tambahan, di luar tugas utamanya sebagai guru,
termasuk berbisnis di lingkungan sekolah tempat mereka mengajar. Peningkatan kesejahteraan
guru yang wajar dapat meningkatkan profesionalisme guru, termasuk mencegah guru melakukan
praktik bisnis di sekolah.
2.7 PERMASALAHAN KHUSUS GURU DI INDONESIA
Kesalahan Yang Sering Dilakukan Guru dalam Proses Belajar Mengajar Guru adalah
jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus atas nama pengabdian untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional secara menyeluruh. Berbagai upaya terus dilakukan untuk
meningkatkan kualitas guru, namun tidak dapat dipungkiri bahwa guru sebagai manusia telah
melakukan kesalahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya tanpa disadari. Dimana kesalahan
sekecil apapun yang dilakukan guru dalam pembelajaran akan mempengaruhi perkembangan
siswa. Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan guru dalam proses belajar mengajar menurut
E. Mulyasa dari berbagai hasil kajian, antara lain :
a.    Mengambil Jalan Pintas dalam Pembelajaran
Mendidik, mengajar dan membimbing siswa adalah tugas guru dalam proses
pembelajaran. Guru harus memiliki kemampuan untuk memahami siswa dengan berbagai
macam karakter agar dapat membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk memahami berbagai model pembelajaran yang
efektif agar dapat membimbing siswa secara optimal. Dari segi perencanaan, guru dituntut untuk
melakukan persiapan mengajar yang efektif dan efisien. Namun tidak sedikit guru yang merasa
dapat mengajar dengan baik dan mengambil jalan pintas dengan tidak melakukan persiapan saat
akan melakukan pembelajaran, sehingga guru yang mengajar tanpa persiapan mengakibatkan
pembelajaran di kelas berlangsung seadanya dan tanpa arahan. Mengajar tanpa persiapan, selain
merugikan guru sebagai tenaga profesional, juga akan sangat mengganggu perkembangan
berpikir siswa.
b.    Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik
Tidak sedikit guru yang lupa memperhatikan perbedaan siswa dan tanpa sadar
mengabaikan perbedaan siswa. Setiap siswa memiliki perbedaan yang unik, seperti perbedaan
kekuatan, kelemahan, minat, dan perhatian, latar belakang keluarga, latar belakang sosial
ekonomi, dan lingkungan, membuat siswa berbeda dalam aktivitas, kreativitas, kecerdasan, dan
kompetensinya. Memang tidak mudah, guru seringkali kesulitan untuk mengetahui perbedaan
antar siswa, terutama di kelas besar. Guru harus dapat mengoptimalkan bakat, minat,
keterampilan dan kemampuan siswa serta selalu membimbing siswa dalam menggali diri untuk
mencapai prestasi yang sesuai dengan karakteristiknya.
c.    Tidak Adil (Diskriminatif)
Pembelajaran yang menghasilkan hasil yang baik dan efektif adalah pembelajaran yang
mampu memberikan fasilitas pembelajaran secara adil dan merata, sehingga siswa dapat
mengembangkan potensinya secara optimal. Keadilan dalam pembelajaran merupakan kewajiban
guru dan hak siswa untuk memperolehnya. Dalam praktiknya, banyak guru yang tidak adil,
sehingga merugikan perkembangan siswa yang menimbulkan kecemburuan sosial, dan ini
merupakan kesalahan yang sering dilakukan guru, terutama dalam penilaian. Penilaian
merupakan upaya untuk memberikan penghargaan kepada siswa sesuai dengan usaha yang
mereka lakukan selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam memberikan penilaian
harus dilakukan secara adil dan objektif, serta benar-benar merupakan cerminan dari kemampuan
dan perilaku siswa.
Adapun problema-problema lain di antaranya:
1.    Mengajar dipandang sebagai suatu rutinitas dalam kehidupan yang sudah bersifat mekanistik,
tidak ada tantangan baik dari dalam maupun luar yang memerlukan pikiran tambahan, sehingga
kemungkinan yang terjadi akan menimbulkan iklim yang membosankan dan menjemukan bagi
murid. Dalam konteks ini tujuan akhir pengajaran dan keterlibatan murid kurang diperhatikan,
atau kelemahan dan permasalahan selama ini murid diperlakukan sebagai obyek dalam proses
belajar mengajar sehingga terkesan murid cuma disuapi dengan satu macam makanan, yang
berakibat kurangnya pengetahuan-pengetahuan lainnya yang sangat diperlukan.
2.    Ketertutupan seorang guru kepada murid tentang materi yang disampaikan karena khawatir
dengan pertanyaan-pertanyaan murid yang akan mengganggu wibawanya.
3.    Terjadi penggandaan tugas guru dalam mengajarkan mata pelajaran sehingga konsentrasi guru
terbagi-bagi dan akhirnya guru kurang kompeten di bidangnya.
2.8 Solusi Penyelesaian Masalah Yang dihadapi Guru
Sebagai manusia biasa, tentu saja guru tidak akan terlepas dari kesalahan baik dalam
berperilaku maupun dalam melaksanakan tugas pokoknya mengajar. Namun demikian, bukan
berarti kesalahan guru harus dibiarkan dan tidak dicarikan cara pemecahannya. Guru harus
mampu memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat salah, dan yang paling
penting adalah mengendalikan diri serta menghindari dari kesalahan-kesalahan.
a. Guru perlu belajar untuk menangkap perilaku positif yang ditunjukan oleh para peserta
didik, lalu segera memberi hadiah atas perilaku tersebut dengan pujian dan perhatian, disisi
lain, guru harus memperhatikan perilaku-perilaku peserta didik yang negatif, dan
meniadakan perilaku-perilaku tersebut agar agar tidak terulang kembali.
b. Mendisiplinkan peserta didik ketika kondisi guru tenang, menggunakan disiplin waktu,
menghindari menghina peserta didik, memilih hukuman yang tepat, dan menggunakan
disiplin sebagai alat pembelajaran.
c. Guru seharusnya dapat mengidentifikasi perbedaan individual peserta didik, dan
menetapkan karakteristik umum yang menjadi cirri kelasnya, dari ciri-ciri individual yang
menjadi karakteristik umumlah seharusnya guru memulai pembelajaran.
d. Guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang senantiasa menyesuaikan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya dengan perkembangan yang terjadi dimasyarakat.
e. Guru harus bertindak adil terhadap peserta didik tanpa terkecuali, selalu bertindak objektif
untuk mengetahui benar kemampuan peserta didik tanpa ada kebohongan.
f. Guru hendaknya tidak mencampur masalah pribadi dengan masalah keprofesionalan guru
karena hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan dan hasil belajar peserta didik.
Solusi Dalam Proses Belajar Mengajar
1. Sebelum mengajar sebaiknya seorang guru telah mempersiapkan bahan ajarnya dan
merupakan hasil karyanya sendiri, sehingga ia tahu apa yang akan diberikan kepada siswa.
2. Mempersiapkan media yang berhubungan dengan materi pembelajaran, biasanya dilakukan
pada awal tahun ajaran baru. Media dapat diambil dari bahan-bahan bekas atau yang ada di
sekitar lingkungan sekolah, atau rumah siswa.
3. Sering-seringlah membawa siswa melihat langsung objek pembelajaran yang sedang
dipelajari agar dapat merasakan kejadian-kejadian penting, hal-hal penting dalam kehidupan
mereka. Sehingga mereka selalu belajar dari lingkungan sekitar mereka.
4. Kuasailah berbagai macam metode-metode dalam mengajar seperti: Contextual Teaching
Learning, Quantum Teaching, Inquiry, project based learning, dan lain-lain.
5. Gunakan metode pembelajaran yang menggunakan keterpaduan dan asah kemampuan untuk
menghubung-hubungkan pelajaran dengan pelajaran lain. Sehingga manfaatnya dapat
menambah wawasan dan ilmu anak secara optimal.
Adapun solusinya Lainnya adalah perlu melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mempersiapkan secara tertulis
materi pengajaran, meng-update dan mengevaluasi setiap semester serta melihat
kembali materi tersebut saat menjelang mengajar.
2. Harus menunjukkan sikap kasih sayang pada murid, antuias mendengarkan dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan, menjauhi sikap emosional dan feodal seperti
cepat marah dan tersinggung karena pertanyaan murid disalah artikan sebagai
mengurangi wibawa.
3. Hendaknya memperlakukan murid sebagai subyek dan mitra belajar, bukan
sebagai obyek.
4. Hendaknya bertindak sebagai fasilitator yang energik dan ikhlas. Lebih
mengutamakan bimbingan, menumbuhkan kreatifitas murid dan interaksi serta
komunikasi dengan murid.
5. Hendaknya bertindak sebagai suri tauladan bagi kehidupan sosial murid di dalam
dan di luar lingkup sekolah.

2.9 Solusi Dari Permasalahan Umum Guru


Dengan adanya UU Guru dan Dosen, mungkin kesejahteraan guru dan dosen (PNS) lebih
baik. Pasal 10 UU tersebut sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. Dalam pasal tersebut
disebutkan bahwa: guru dan dosen akan memperoleh penghasilan yang layak dan memadai,
antara lain gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan tunjangan
khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka yang ditunjuk oleh
pemerintah kota/kabupaten untuk kawasan khusus juga berhak atas rumah dinas.
Pasal 14 UU Guru dan Dosen juga menyatakan bahwa guru berhak memperoleh penghasilan
di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Yang dimaksud dengan
penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum adalah penghasilan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup guru dan keluarganya, baik sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan,
rekreasi, maupun tunjangan di hari tua.

Anda mungkin juga menyukai