1. Masalah yang sering dihadapi para siswa dalam pembelajaran yaitu kurangnya fokus
pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, dapat terjadi jika suasana
kelas yang kurang mendukung baik dari segi kebersihan, kenyamanan kelas ada
teman-temannya yang ribut di dalam kelas bahkan letak atau susunan tata rias kelas,
ini mungkin untuk berlaku di dalam kelas atau bertemu secara langsung dengan siswa.
Akibat bencana COVID-19 kemarin membuat semua lapisan masyarakat berada di
rumah yang mengakibatkan proses pembelajan siswa di rumah, dengan masalah yang
dihadapi siswa dalam pembelajaran daring kurangnya fasilitas yang memadai di
rumah, mungkin ada beberapa siswa kita yang lengkap dalam fasilitasnya tetapi ada
juga yang kurang lengkap dalam fasilitasnya akibat perekonomian yang turun drastik
akibat bencana COVID-19. Sekarang para siswa kita yang ada di Indonesia mulai
belajar tetap muka kembali setelah 2 tahun belajar di rumah untuk menjaga diri agar
tidak terinfeksi penyakit COVID-19. Tetap selalu semangat dalam belajar untuk para
siswa dalam mengejar impiannya dan jadilah orang yang fokus dalam berbagai hal,
agar semua yang dipelajari ilmunya menjadi berkah dengan penuh pemahaman.Solusi
yg bisa diterapkan oleh seorang siswa sebagai berikut:
.Hilangkan semua hal yang mungkin bisa mengganggu konsentrasi
siswa untuk belajar.
Ciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
Sisipkan waktu istirahat saat proses belajar mengajar.
.Berikan satu tugas dalam satu waktu.
.Selalu perhatikan siswa saat mengajar.
Ubah metode mengajar.
2. Masalah yang kerap dialami siswa yaitu mental health yang artinya kesehatan mental.
Sehat mental adalah kondisi dimana siswa menyadari potensi diri, mengahadapi stress
sehari-hari, belajar secara produktif dan menghasilkan kontribusi yang baik. Perlu kita
ketahui bahwa banyak siswa yang kesehatan mentalnya sudah hancur. Beberapa
indikator yang menunjukan adanya gangguan kesehatan mental pada siswa antara
lain:
Merasa Lelah dan lemas terus menerus, adanya perubahan berat badan yang
drastis, perubahan penampilan.
Gangguan pola tidur dan makan yang ekstream
Kecemasan.
Rasa sedih yang tiba-tiba muncul tanpa sebab.
Mudah marah.
Kepercayaan diri.
Ketakutan yang berlebihan.
Sering menyalahkan diri sendiri.
Menggunakan obat-obat terlarang.
Kesehatan mental siswa disebabkan banyak hal salah satunya tugas-tugas yang
diberikan guru kepada siswa, dimana saat guru memberikan tugas dengan tenggat
waktu pengumpulan yang singkat membuat siswa cemas berlebihan. Siswa akan lebih
memikirkan tenggat waktu daripada tugas tersebut yang pada akhirnya tugas tersebut
tidak dikerjakan, hal seperti ini akan berlanjut saat pembagian nilai dimana nilai akan
berpengaruh jika tugas tidak dikerjakan. Guru akan memberi hukuman dan nilai akan
terancam yang membuat siswa tersebut menjadi takut, takut tidak naik kelas maupun
takut dengan orangtua. Mental health pada tahap seperti itu akan berlanjut kepada
penggunaan obat-obat terlarang yang pada akhirnya frustasi bahkan sampai bunuh
diri.Solusi yg bisa diterapkan oleh seorang siswa sebagai berikut:
Katakan Hal Positif pada Diri Sendiri.
Tuliskan Hal-Hal yang Patut Disyukuri.
Fokus pada Satu Hal pada Satu Waktu.
Olahraga.
Makanlah Makanan yang Enak.
Terbukalah pada Seseorang.
Lakukan Sesuatu untuk Orang Lain.
Istirahat.
2. Masalah yang dihadapi guru dalam penerapan kurikulum 2013 sebagai berikut:
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Penilaian
Materi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Masalah keempat dalam kurikulum 2013 adalah materi pembelajaran. Materi
pembelajaran dalam kurikulum 2013 untuk kelas rendah dianggap sangat sulit
terutama dalam teks bacaan. Panjangnya teks bacaan untuk kelas I terutama
untuk peserta didik yang belum dapat membaca sehingga guru menyiasati
dengan mengajarkan membaca terlebih dahulu dan tidak mengajarkan buku
tema. Suatu kewajaran apabila peserta didik kelas belum mampu membaca,
karena dalam peraturan pemerintah tidak terdapat persyaratan untuk masuk
SD anak sudah dapat membaca sehingga itu merupakan tantangan tersendiri
untuk guru kelas rendah khususnya kelas.Solusinya sebagai berikut:
Masalah ini seringkali terjadi dilingkungan sekolah akibat dari kesalahpahaman dan
akhirnya menimbulkan perkelahian.
3. Perselisihan
Perselisihan bisa jadi di mana saja. Di lingkungan kecil seperti antar keluarga pun sangat
mungkin perselisihan muncul. Oleh karenanya, tidak heran bila perselisihan ini jadi masalah
di sekolah, baik itu antara peserta didik maupun dengan warga sekolah lain. Kalau ditanya
soal penyebab, bisa jadi karena ada salah paham, emosi sesaat, ada yang merasa lebih hebat,
dan ada pihak yang merasa dirugikan. Antisipasinya bisa dengan menerapkan sikap ramah
dan baik kepada sesama, serta selalu membawa kedamaian untuk semua.
Biasanya, fasilitas rusak bisa jadi masalah sosial di lingkungan sekolah yang diakibatkan
kecerobohan atau bahkan ketidaksengajaan. Contoh bila hal tersebut disebabkan oleh
kecerobohan adalah rusaknya alat praktik karena siswa belum paham cara penggunaannya.
Atau bisa juga siswa terburu-buru sehingga tidak sadar menyenggol alat praktik.
Akan tetapi, ada kemungkinan kerusakan fasilitas sekolah didasarkan oleh kesengajaan.
Misalnya, meja dan bangku yang digunakan untuk bermain, dicorat-coret, dan lain
sebagainya. Maka, tindakan yang akan dilakukan adalah teguran kepada siswa. Kemudian,
tindakan akan dilanjutkan dengan edukasi bahwa fasilitas sekolah adalah milik bersama
sehingga harus dijaga dengan baik.
Masalah sosial kadang bisa sesederhana tidak menghormati antar warga sekolah. Ada
beberapa pihak yang merasa lebih unggul dan menyepelekan pihak lain. Tentu saja, tindakan
seperti ini tidak diperbolehkan demi menjaga kedamaian dan kebersamaan. Oleh karenanya,
untuk mengantisipasi senioritas, kesadaran bahwa manusia adalah setara harus selalu
ditanamkan. Jadi, tidak peduli jabatan dan posisi, dengan menyadari bahwa manusia adalah
sama, maka hal tersebut akan meminimalisir senioritas.
6. Bullying
Terakhir, ada bullying yang saat ini kerap menjadi masalah sosial di lingkungan sekolah.
Penyebabnya adalah dua kondisi; ada anak yang merasa lebih hebat dan superior, serta ada
anak yang memang tidak banyak melawan sehingga ia tidak berdaya. Alhasil, salah satu anak
akan jadi pihak pem-bully dan yang di-bully.