Anda di halaman 1dari 4

TOPIK 2

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL


T2-4a Ruang Kolaborasi (LK 2.4)

Oleh :

1. Elsa Wahyuni
2. Findo Eko Putra
3. Gustia Ningsih
4. Ika Nurjannah Matondang
5. Kejora Amnur
6. Latifa Febriani

Rombel : 005

Dosen Pengampu:
Dr. Yeni Erita, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRAJABATAN GELOMBANG 1
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
Bahan Diskusi :
1. Apa tantangan bagi guru untuk menjadi contoh/teladan khususnya dalam hal
sosial- emosional?
Jawaban :
Berdasarkan hasil diskusi kami mengenai tantangan guru untuk menjadi
contoh/teladan dalam hal sosial emosional adalah sebagai berikut:
a. Guru hendaknya bersikap dan bertutur kata yang mecerminkan sosok yang
senantiasa ditiru (dipercaya)/menjadi contoh. Maka guru hendaknya menjadi role-
model bagi murid-murid. Berusaha setiap saat dan dimana saja menjadi teladan
bagi muridnya.
b. Setiap masalah yang menimpa guru entah berat atau kecil. Masalah pribadi,
keluarga atau masalah dengan orang lain. Guru harus tetap tersenyum di depan
murid-muridnya saat proses pembelajaran di kelas.
c. Guru perlu mengetahui bahkan memasuki sedikit sisi dari kehidupan pribadi
muridnya. Artinya, guru perlu mengetahui latar belakang keluarga si murid,
bagaimana kondisi ekonomi keluarga, kondisi keharmonisan keluarga hingga
karakter atau sifat dasar muridnya tersebut. Hal ini akan menjadi semacam titik
pijak bagi guru untuk memperlakukan muridnya yang sesuai dengan karakter
masing-masing murid.
d. Guru dalam pengabdiannya antara lain memberikan pelayanan pendidikan yang
bermutu. Guru juga merupakan seorang agen perubah (agent of change).
Perubahan yang dilakukan untuk menjadi yang lebih baik, melalui proses
pembelajaran yang dilakukan.
e. Guru harus menguasai bukan hanya keterampilan mengajar, namun juga harus
memiliki pengetahuan dan sikap profesional. Guru juga harus bisa memilih,
menciptakan serta menggunakan berbagai media, memilih metode mengajar
sesuai kebutuhan, dapat memanfaatkan teknologi, dapat mengembangkan
kurikulum secara dinamis, serta yang paling penting adalah memberikan
keteladanan bagi murid dan juga lingkungan tempat tinggalnya.
f. Guru harus punya banyak relasi. Bukan hanya murid, namun juga orang tua
murid. Dari tahun ke tahun akan terus bertambah. Selain itu, guru juga memiliki
banyak sesama teman sejawat.
g. Guru harus melengkapi administrasi yang banyak, seperti membuat RPP, Prota,
Promes dan lain sebagainya. Selain itu guru harus membuat soal ulangan dan
mengkoreksinya.

2. Kasus yang ada berkaitan dengan hal di atas berdasarkan pengalaman anda
mengamati proses belajar mengajar yang pernah anda ikuti!
Jawaban :
a. Terdapat sebuah kasus dimana guru menggunakan kata-kata yang kurang pantas
kepada peserta didiknya, yaitu memanggil peserta didiknya dengan sebutan ‘oy’.
Tidak selang berapa lama peserta didik mulai mengikuti menggunakan panggilan
tersebut kepada temannya. Ini merupakan bentuk sapan yang kurang pantas untuk
digunakan di dalam kelas. Hal ini menunjukkan bahwa penting bagi seorang guru
untuk selalu menjaga tutur katanya, berkata dan berprilaku yang baik karena
peserta didik khususnya di sekolah dasar akan sangat mudah mencontoh apa yang
dilakukan oleh gurunya di kelas.
b. Selain itu juga terdapat sebuah kasus dimana guru terus meminta uang LKS
(Lembar Kerja Siswa) karena mereka tak kunjung membayar. Ketika guru
menagih uang tersebut di depan kelas, peserta didik itu hanya terdiam dan terlihat
malu. Pada situasi seperti ini penting bagu guru untuk mengetahui penyebab
mereka belum membayar secara pribadi, bukan langsung di depan kelas. Perlu
juga untuk mengetahui latar belakang peserta didik dapat melihat gambaran
penyebab apa yang mungkin terjadi.
c. Kasus terkait hubungan guru dan wali murid juga tak kalah penting. Ketidak
mampuan guru untuk menjalin hubungan baik berdampak pada ketidak kercayaan
wali murid kepada guru di kelas.

3. Bagaimana sekolah bisa mendukung pembelajaran sosial-emosional? Apa saja


tantangan bagi sekolah?
Jawaban :
Cara sekolah mendukung pembelajaran sosial-emosional dapat dilakukan dengan
cara:
a. Sekolah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran sosial-
emosional
b. Seluruh warga di Lingkungan sekolah harus mampu menciptakan lingkungan
yang nyaman sehingga anak mampu menyerap dan mengimplementasikan nilai-
nilai yang telah ia dapatkan di lingkungan sekolah.
c. Tidak mengekang siswa secara berlebihan, seperti disiplin yang otoriter
d. Menyediakan ekstrakurikuler yang beragam
e. Sekolah dapat memfasilitasi guru untuk mengikuti webinar dan pelatihan tentang
KSE
Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi sekolah di antaranya :
a. Pengadaan sarana dan prasarana membutuhkan biaya yang banyak
b. Keterbatasan kemampuan guru dalam memahami KSE
c. Kesulitan mencari informasi tentang pelatihan KSE
d. Perlunya konsistensi menerapkan kegiatan berbasis KSE

4. Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan


pembelajaran sosial emosional? Jelaskan! Bagiamana menghadapi kendala
tersebut?
Jawaban :
Iya berpengaruh, karena dengan adanya karakteristik peserta didik yang berbeda maka
penerapan pembelajaran sosial emosional juga harus menyesuaikan dengan
karakteristik peserta didik tersebut. Untuk itu diperlukan analisis mendalam terkait
karakteristik peserta didik dalam satu kelas tersebut.
Ada beberapa strategi untuk mengenali karakteristik peserta didik agar dapat
menerapkan pembelajaran sosial emosional yakni:
a. Mengenali tempramen siswa
 karakter siswa yang tampak antusias dan mudah beradaptasi
 Karakter siswa yang cenderung berhati-hati, namun santai seiring waktu
 Karakter siswa yang lambat beradaptasi serta rentan menampilkan emosi
b. Mengamati proses pembelajaran (siswa berkomunikasi, diskusi, menyampaikan
pendapat, serta memperhatikan raut wajahnya)
c. Komunikasi 2 arah untuk mengetahui sudut pandang dan perasaan siswa.

Anda mungkin juga menyukai