Anda di halaman 1dari 19

PENDEKATAN KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA

DI SD/MI

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
KELOMPOK 4

1. MARDIANTI (2120500044)
2. INDAH MAYA SARI (2120500013)
3. ARDIANA PUTRI BR RAMBE (2120500022)
4. MUTIARA SRI NINGSIH (2120500039)

DOSEN PENGAMPU :

NURSYAIDAH, M. Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah
dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana
telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun
bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya.
Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan
demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Padang Sidempuan, Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia ..................... 2
B. Konsep Dasar Tentang Bahasa Indonesia ............................................ 3
C. Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD/MI ......... 4
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15
A. Kesimpulan .......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tujuan utama pengajaran bahasa adalah mempersiapkan
siswa untuk melakukan interaksi yang bermakna dengan bahasa yang
alamiah. Agar interaksi dapat bermakna bagi siswa, perlu didesain secara
mendalam program pembelajaran bahasa Indonesia.
Kemampuan berbahasa Indonesia berarti siswa terampil menggunakan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Terampil berbahasa berarti
terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa
Indonesia.
Dalam proses pembelajaran pada umumnya dan dalam proses bahasa
pada khususnya, ada empat istilah yang kadang-kadang dianggap sama dan
kadang-kadang dianggap berbeda. Keempat istilah itu adalah pendekatan,
metode, teknik dan model pembelajaran. Secara hierarkies dalam proses
pembelajaran, pendekatan adalah tingkat tertinggi, yang kemudian dijabarkan
kedalam metode-metode, dan metode ini diwujudkan dalam teknik. Teknik
harus “tunduk” pada metode dan metode harus “tunduk” pada pendekatan.
Model berada pada lingkup terluar dari ketiga istilah tadi yakni bahwa dalam
sebuah model pembelajaran pastilah terkandung pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model
merupakan wadah tempat beradanya pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Lebih jelasnya, pada makalah ini penulis telah menguraikan
beberapa penjelasan tentang pendekatan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia beserta macam-macamnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas maka rumusan masalah yang
akan dikaji dalam makalah ini adalah pengertian dari pendekatan konsep
serta jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD/ MI.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia


Para ahli memandang pendekatan (approach) dalam proses
pembelajaran bahasa sebagai seperangkat asumsi yang paling berkaitan, yang
bersangkutan dengan hakikat bahasa, hakikat mengajar, dan hakikat belajar
bahasa. Lebih lanjut, pendekatan bisa diartikan sebagai cara pandang filosofis
terhadap sebuah objek tertentu yang dipercayai dan diyakini keberadaannya
tanpa harus dibuktikan lagi keberadaannya. Berdasarkan pengertian ini,
pendekatan itu bersifat aksiomatis, artinya tidak perlu dibuktikan lagi
keberadaannya. Berdasarkan pengertian ini, pendekatan itu bersifat
aksiomatis, artinya tidak perlu dibuktikan lagi keberadaannya yang fungsi
utamanya adalah mendeskripsikan hakikat apa yang akan diajarkan.1
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru
menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction),
pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran
discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
Pada umumnya kata approach diartikan pendekatan. Dalam
pengajaran, kata ini lebih tepat diartikan a way of beginning something. Jadi,
kalau diterjemahkan, approach adalah cara memulai sesuatu. Dalam hal ini,
yaitu cara memulai pengajaran bahasa. Lebih luas lagi, approach adalah
seperangkat asumsi tentang hakikat bahasa, pengajaran bahasa dan proses
belajar bahasa.
Berbagai asumsi yang terdapat dalam bahasa yang dikemukakan
Ramelan mengutip Anthony yang mengatakan bahwa pendekatan ini
mengacu pada seperangkat asumsi yang saling berkaitan, dan berhubungan
dengan sifat bahasa, serta pengajaran bahasa. Pendekatan merupakan dasar
teoretis untuk suatu metode. Asumsi tentang bahasa bermacam-macam,
1
Yunus Abidin, Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung:PT
Refika Aditama, 2012). hlm. 19

1
antara lain asumsi yang menganggap bahasa sebagai kebiasaan; ada pula
yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem komunikasi yang pada
dasarnya dilisankan; dan ada lagi yang menganggap bahasa sebagai
seperangkat kaidah.
Sejalan dengan beberapa definisi, konsep, dan pandangan terhadap
pendekatan berdasarkan beberapa ahli, dapat ditarik sebuah ciri khas tentang
pendekatan pembelajaran. Ciri khas pendekatan pembelajaran tersebut adalah
sebagai berikut:2
1. Pendekatan bersifat aksiomatis
2. Lahir dari sejumlah asumsi
3. Pendekatan akan melahirkan sejumlah metode pembelajaran
4. Memberikan pedoman terhadap metode pembelajaran khususnya dalam
proses pembelajaran.
Bertemali dengan uraian di atas, jelaslah bahwa dalam suatu proses
pembelajaran pendekatan itu sangat penting. Pendekatan berfungsi sebagai
pedoman umum dan langsung bagi metode pembelajaran yang akan
digunakan. Lebih lanjut, pendekatan akan menurunkan berbagai metode
pembelajaran dan teknik pembelajaran yang dapat digunakan proses
pembelajaran tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, penguasaan atas berbagai
pendekatan pembelajaran bahasa ini dianggap sebagai salah satu usaha untuk
meningkatkan mutu penampilan instruksional seorang guru.
Penggunaan pendekatan secara arif dan bijaksana dalam suatu proses
pembelajaran merupakan keharusan bagi setiap guru. Begitu pula guru bahasa
Indonesia. Pandangan guru tentang bahasa, pembelajaran bahasa, dan proses
belajar bahasa sangat menentukan sikap dan perbuatannya dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran bahasa.3

2
Andri Wicaksono, Teori Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta: Garudhawaca, 2015),
hlm.16
3
Ibid, hal. 22

2
B. Konsep Dasar Tentang Bahasa Indonesia
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi.
Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu
diajarkan kepada para siswa di sekolah. Oleh karena itu mata pelajaran
bahasa Indonesia diberikan sejak usia dini karena dari situ diharapkan
mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan
keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan
berbicara. Memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional anak usia dini dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan
membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, danbudaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Hal tersebut dilakukan baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran mendasar
yang sudah diajarkan sejak TK sampai dengan perguruan tinggi. Bahasa
Indonesia mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Kurikulum
bahasa Indonesia di sekolah dasar mempunyai karakteristik: 4
1. Menggunakan pendekatan komunikatif keterampilan proses, tematis
integratif, dan lintas kurikulum.
2. Mengutamakan variasi, kealamian, kebermaknaan fleksibelitas.
3. Penggunaan metode
4. Memberi peluang untuk menggunakan berbagai sumber

4
Hermawan, Belajar dan Pembelajaran SD. (Bandung: UPI PRESS. 2007), hal. 65

3
C. Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD/MI
1. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural merupakan pendekatan pembelajaran
bahasa yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahwa bahasa
adalah seperangkat kaidah. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa harus
mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa.
Dalam hal ini, pembelajaran lebih menekankan pada pengetahuan tentang
fonologi, morfologi, dan sintaksis. Dengan demikian pengetahuan bidang
kognitif bahasa lebih diutamakan. Kelebihan pendekatan ini adalah siswa
akan semakin cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka
memahami kaidahnya.5
2. Pendekatan Komunikatif/Pragmatif
Pendekatan yang cukup popular dalam pengajaran bahasa adalah
pendekatan komunikatif. Pendekatan ini lahir akibat adanya
ketidakpuasan para praktisi atau pengajar bahasa atas hasil yang dicapai
oleh metode tatabahasa-terjemahan, yang hanya mengutamakan
penguasaan kaidah tatabahasa, mengesampingkan kemampuan
berkomunikasi sebagai bentuk akhir yang diharapkan dari belajar bahasa.
Pendekatan ini baru dikenal di Indonesia pada era tahun 80-an, padahal
perkembangannya di Negara lain relative lebih lama.
Di Indonesia, para ahli bahasa lebih banyak menghabiskan waktu
pada perdebatan definisi dari pendekatan komunikatif itu sendiri, karena
semua hal yang dianggap berhasil dalam pengajaran bahasa dikatakan
menggunakan pendekatan komunikatif yang baik. Tentu saja hal tersebut
masih memerlukan pemikiran yang lebih jauh.6
Program pembelajaran komunikatif harus mencakup semua
keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan kedalam

5
Sri Muryati dan Dewi Kusumaningsih, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia,
(Univet Bantara Press 2011), Hlm 25
6
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung:
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT Remaja Rosdakarya, 2008)

4
pembelajaran. Setiap pembelajaran dikhususkan kedalam tujuan-tujuan
operasional yang merupakan produk akhir.7
Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang menekankan pembelajaran bahasa untuk diarahkan pada
pembentukan kompetensi komunikatif para siswanya yang terwujud
melalui empat keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara,
dan menulis). Ciri utama pendekatan komunikatif adalah adanya 2
kegiatan yang saling berkaitan erat, yakni adanya kegiatan-kegiatan
komunikatif fungsional dan kegiatan-kegiatan yang sifatnya interaksi
social.
Pendekatan ini dijiwai oleh pandangan bahwa pada prinsipnya
bahasa sebagai proses komunikasi merupakan pengejawantahan dari
fungsi-fungsi bahasa yang dijelaskan Halliday, yaitu:8
1) Fungsi Interaksional
2) Fungsi Personal
3) Fungsi Regulatori
4) Fungsi Heuristik
5) Fungsi Imajinatif
6) Fungsi Representasional
7) Fungsi Instrumental
Sejalan dengan hal di atas, Subiakto-Nababan menyatakan bahwa
ciri-ciri pendekatan komunikatif adalah sebagai berikut.9
1) Hanya aktivitas-aktivitas yang menunjukkan komunikasi yang
sebenarnya yang mendorong untuk siswa belajar. Pada prinsipnya
kegiatan berkomunikasi terjadi karena adanya kekosongan.
2) Aktivitas berbahasa yang bertujuan untuk mengerjakan tugas yang
bermakna mendorong pelajar untuk belajar.
3) Materi dari silabus komunikatif dipersiapkan sesudah diadakan suatu
analisis mengenai kebutuhan berbahasa.

7
Ibid., hal. 60
8
Isah Cahyani, Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: KEMENAG, 2012), hlm. 95
9
Yunus Abidin, Op.Cit., hal. 25-26

5
4) Penekanan dalam pendekatan komunikatif ialah pada pelajar dan apa
yang diharapkan dari belajar bahasa.
5) Peran guru ialah sebagai penyuluh, penganalisis kebutuhan belajar,
dan manajer kelompok.
6) Peran materi instruksional dalam pendekatan komunikatif adalah
untuk menunjang komunikasi pelajar secara aktif. Materi
instruksional terdiri dari tiga macam, yaitu:
a) Materi yang berdasarkan teks
b) Materi yang berdasarkan tugas
c) Materi yang berdasarkan bahan otentik (realita)
Metode komunikatif penuh bercirikan masukan yang minimal.
Peserta didik tidak terlalu diperhatikan. Yang diperhatikan adalah proses
pembelajarannya. Desain atau rencana pembelajaran hanya bersifat
kerangka, yang terpenting adalah komunikasinya.
Metode ini menitikberatkan pada terjadinya komunikasi selama
proses belajar berlangsung dan factor pengajar memegang posisi penting
selama proses belajar.10
3. Pendekatan Proses
Dalam proses belajar atau belajar bagaimana belajar, diperlukan
keterampilan intelektual, keterampilan sosial, dan keterampilan fisik.
Ketiga keterampilan inilah yang disebut keterampilan proses. Setiap
keterampilan ini terdiri atas sejumlah keterampilan. Dengan perkataan
lain keterampilan proses terdiri atas sejumlah subketerampilan proses.
Keterampilan proses berfungsi sebagai alat menemukan dan
mengembangkan konsep. Konsep yang telah ditemukan atau
dikembangkan berfungsi pula sebagai penunjang keterampilan proses.
Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan
pengembangan konsep dalam proses belajar-mengajar menghasilkan
sikap dan nilai dalam diri siswa. Tanda-tandanya terlihat pada diri siswa
seperti, teliti, kreatif, kritis, objektif, tenggang rasa, bertanggung jawab,
jujur, terbuka, dapat bekerja sama , rajin, dan sebagainya.

10
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Op. Cit.,Hal. 87

6
Keterampilan proses dibangun oleh sejumlah keterampilan-
keterampilan. Penjabaran dari keterampilan proses yang sudah memenuhi
karakter bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
1) Mengamati
a) Menatap: memperhatikan.
b) Membaca: memahami suatu bacaan.
c) Menyimak: memahami sesuatu yang dibicarakan orang lain.
2) Menggolongkan
Mencari persamaan, perbedaan atau penggolongan (dapat berupa
wacana, kalimat, dan kosa kata).
3) Menafsirkan
a) Menafsirkan: mencari atau menemukan arti, situasi, pola,
kesimpulan dan
mengelompokkan suatu wacana.
b) Mencari dasar penggolongan: mengelompokkan sesuatu
berdasarkan suatu
kaidah, dapat berupa kata dasar, kata bentukan, jenis kata, pola
kalimat ataupun wacana.
c) Memberi arti: mencari arti kata-kata atau mencari pengertian
sesuatu wacana kemudian mengutarakan kembali baik lisan
maupun tertulis.
d) Mencari hubungan situasi: mencari atau menebak waktu kejadian
dari suatu wacana puisi. Menghubungkan antarsituasi yang satu
dengan yang lain dari beberapa wacana.
e) Menemukan pola: menentukan atau menebak suatu pola cerita
yang berupa prosa maupun pola kalimat.
f) Menarik kesimpulan: mengambil suatu kesimpulan dari suatu
wacana secara induktif maupun deduktif.
g) Menggeneralisasikan: mengambil kesimpulan secara induktif atau
dari ruang lingkup yang lebih luas daripada menarik kesimpulan.
h) Mengalisis: menganalisis suatu wacana berdasarkan paragraf,
kalimat, dan unsur-unsur.

7
4. Menerapkan
Menggunakan konsep: kaidah bahasa dalam menyusun dapat
berupa penulisan wacana, karangan, surat-menyurat, kalimat-kalimat,
kata bentukan dengan memperhatikan ejaan/kaidah bahasa.
5. Mengkomunikasikan
a) Berdiskusi: melakukan diskusi dan tanya jawab dengan memakai
argumentasi/alasan-alasan dan bukti-bukti untuk memecahkan suatu
masalah.
b) Mendeklamasikan: melakukan deklamasi suatu puisi dengan
menjiwai sesuatu yang dideklamasikan (dapat dengan menggerakkan
anggota badan, kepala, pandangan mata, atau perubahan air muka).
c) Dramatisasi: menirukan sesuatu perilaku dengan penjiwaan yang
mendalam.
d) Bertanya: mengajukan berbagai jenis pertanyaan yang mengarah
kepada: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, atau
evaluasi.
e) Mengarang: menulis sesuatu dapat dengan melihat objeknya yang
nyata dulu dengan bantuan gambar atau tanpa bantuan apa-apa.
f) Mendramakan/bermain drama: memainkan sesuatu teks cerita persis
seperti apa yang tertera pada bacaan.
g) Mengungkapkan/melaporkan sesuatu dalam bentuk lisan dan tulisan:
melaporkan darmawisata, pertandingan, peninjauan ke lapangan, dan
sebagainya.11
Keterampilan proses berkaitan dengan kemampuan. Oleh karena
itu penerapan keterampilan proses diletakkan atau inklusif dalam
kompetensi dasar. Keterampilan proses juga dikenali pada instruksi yang
disampaikan oleh guru kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu.
6. Pendekatan Tematik Integratif/Terpadu
Pendekatan terpadu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berarti
pendekatan yang pelaksanaannya memadukan aspek-aspek bahasa.
Aspek-aspek bahasa tersebut di dalam praktik berbahasa selalu

11
Ibid., Hal. 76

8
digunakan secara bersama dan terpadu, baik aspek-aspek kebahasaan
maupun aspek-aspek keterampilan berbahasa. Bahkan dengan bidang-
bidang lain, bahasa selalu menyatu didalam pemakaian.
Pembelajaran bahasa secara terpadu menaruh penghargaan terhadap
bahasa, dan dengan seksama meningkatkan penguasaan bahasa siswa .
Hal-hal penting yang terjadi di dalam kelas dengan bahasa terpadu
menurut Yeager adalah sebagai berikut.
a. Siswa banyak bergaul dengan literatur (bacaan)
b. Siswa merasakan peningkatan dalam belajarnya dan
memperlihatkan kesanggupan belajar yang tinggi.
c. Guru-guru berinteraksi dengan siswa, baik sebagai pembaca
maupun sebagai penulis.
d. Guru memperlihatkan perhatiannya terhadap bacaan dan penulisan
pada umumnya.
Dalam implentasi pendekatan integratif hendaknya perlu
memperhatikan hal-hal berikut: (1) pembelajaran kosakata dan
struktur harus selalu dikemas dalam konteks pemakaian yang
sesungguhnya, (2) setiap aspek bahasa diajarkan dalam payung
tema tertentu, (3) dengan mengacu pada tema, pembelajaran bahasa
Indonesia sebenarnya dapat diintegrasikan dengan bidang studi
(lintas bidang studi).12
7. Pendekatan Pengalaman Berbahasa
Pendekatan pengalaman bahasa adalah pendekatan pengajaran
membaca bagi anak pada umumnya. Pendekatan ini memadukan
perkembangan anak dalam keterampilan mendengarkan, bercakap-
cakap, menulis dan membaca. Bahan bacaan didasarkan atas
pengalaman anak. Pengalaman adalah suatu modal dasar dalam
mendorong anak agar mau belajar menulis dan membaca. Dalam hal ini
murid dan guru berdiskusi mengenai pengalaman anak sebelumnya.
Maksud dari percakapan adalah untuk melatih kemampuan pengucapan
kata-kata anak, dan melatih kemampuan menulis, sekaligus melatih

9
kemampuan membaca. Menuliskan cerita berdasarkan pengalaman
anak dan dibaca kembali oleh anak menjadikan pendekatan pengalaman
bahasa ini menarik dan sempurna.
Dalam prakteknya, pendekatan ini dimulai dengan pertanyaan
terbuka, misalnya, “Apa pengalamanmu kemarin yang belum
diceritrakan?.” Hari ini kalian akan berceritra mengenai pengalaman itu,
kita akan menuliskannya bersama-sama dan kemudian kita akan
membacanya bersama-sama.” Guru menulis pengalaman anak tersebut
dalam selembar kertas. Teks tulisan untuk dibacakan anak, dibuat
bersama dengan anak, kalau perlu dibuat gambar yang mendukung
peristiwa yang diceritrakan anak agar lebih menarik. Guru
menuliskannya dengan rapi, dan teliti. Tulisan dibuat sesuai dengan
ejaan yang baku. Guru dapat mengadakan perubahan pada bahasa anak
yang kurang sempurna dengan teliti dan hati-hati, agar anak tidak
merasa bahwa bahasanya rendah dan tidak berbobot.
Guru meneruskan pendekatan ini, dengan selalu bertanya
tentang pengalaman anak, dan menuliskannya bersama-sama sampai
anak tidak ragu-ragu dalam berceritra, menulis dan membaca kembali
apa yang telah mereka tulis. Hal ini sangat menarik karena dengan
pendekatan ini anak menjadi lebih akrab dengan guru. Selain itu
keuntungan yang didapat anak adalah bahwa anak dapat belajar menulis
mengikuti kecepatan guru. Selanjutnya setelah teks bacaan ditulis
bersama-sama, guru memberi contoh membaca dengan suara yang
nyaring. Memfokuskan pada setiap kata. Setelah itu anak diminta
membacakan tek yang telah ditulisnya dengan suara nyaring. Membaca
nyaring ini mengingatkan anak tentang isi teks yang berisi
pengalamannya, sekaligus mempraktekkan bagaimana membaca
dengan suara nyaring dan intonasi yang tepat. Setelah pendekatan
pengalaman bahasa ini, anak akan mendapatkan beberapa keuntungan
diantaranya; menambah wawasan dalam menulis, dapat membaca teks
yang mereka tulis, membawa teks pulang ke rumah untuk dikoreksi di
rumah, menambah koleksi teks sebagai bahan bacaan, dan memilih

10
kata-kata yang menarik dalam teks, untuk dijadikan motivasi agar ia
suka belajar membaca.
Dengan penggunaan pendekatan pengalaman bahasa ini guru
mengembangkan keterampilan anak untuk membaca, yaitu dengan
menggunakan teks bacaan yang dibuat berdasarkan pengalaman nyata
anak. Pada mulanya anak diminta untuk menceritakan pengalamannya
kepada guru, kemudian guru menuliskan pengalaman anak tersebut
pada papan tulis atau kertas.
8. Pendekatan Jolly Phonics
Metode mengajar membaca dan menulis permulaan yang
digunakan oleh negara yang bahasa ibunya bahasa Inggris (Inggris,
Amerika, Australia) salah satunya adalah metode Jolly Phonics. Metode
ini adalah suatu cara mengajarkan baca tulis dengan mengajarkan bunyi
huruf-huruf secara multisensori, kemudian menggunakan cara sintesa
bunyi untuk membaca kata. Metode Jolly Phonics sudah terbukti
melalui penelitian (Stuart, 1999), efektif untuk mengajarkan anak
membaca (dengan pola ejaan atau lafal bahasa Inggris) secara aktif dan
menyenangkan sehingga anak cepat menguasai. Bahkan terbukti pula
metoda ini efektif bagi anak-anak yang belajar membaca bahasa Inggris
meski bahasa ibunya bukan bahasa Inggris.
Suatu penelitian di India telah dilakukan untuk melihat
efektivitas pengajaran bahasa Inggris dengan menggunakan metoda
Jolly Phonics pada anak sekolah tingkat dasar. Hasilnya menunjukkan
bahwa metode ini jauh lebih efektif dibandingkan dengan metode
sebelumnya yang dipakai di India.
Dalam model pembelajaran Jolly Phonics selalu
memperkenalkan kosakata dan mengajarkan kemampuan mengeja yang
tepat sehingga kesalahan membaca ditekan dan kelancaran membaca
tercapai. Dalam model pembelajaran Jolly Phonics pengajaran bunyi
huruf, kata selalu diiringi dengan latihan menulis sehingga anak
diajarkan cara penulisan huruf yang tepat. Dengan latihan ini dapat

11
diharapkan anak terampil menulis untuk mendukung penyelesaian
tugas-tugasnya.
9. Pendekatan Whole Language
Pendekatan whole language adalah suatu pendekatan
pembelajaran bahasa yang menyajikan pembelajaran bahasa secara utuh
atau tidak terpisah-pisah. Oleh karena itu, pengajaran keterampilan
berbahasa dan komponen bahasa seperti tata bahasa dan kosakata
disajikan secara utuh bermakna dan dalam situasi nyata atau otentik.
Pengajaran tentang penggunaan tanda baca, umpamanya, diajarkan
sehubungan dengan pembelajaran keterampilan menulis. Demikian juga
pembelajaran membaca dapat diajarkan bersamaan dengan
pembelajaran berbicara, pembelajaran sastra dapat disajikan bersamaan
dengan pembelajaran membaca dan menulis ataupun berbicara.
Menurut Santosa bahwa ada tujuh ciri yang menandakan kelas
whole language. Ketujuh ciri tersebut diuraikan sebagai berikut.
1) Kelas yang menerapkan whole language penuh dengan barang
cetakan. Barang-barang tersebut cabinet dan sudut belajar.
2) Siswa belajar melalui model atau contoh.
3) Siswa bekerja dan belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya.
4) Siswa berbagi tanggung tanggung jawab dalam pembelajaran.
5) Siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran bermakna.
6) Siswa berani mengambil risiko dan bebas bereksperimen.
7) Siswa mendapat balikan (feedback) positif, baik dari guru maupun
temannya.
Dari ketujuh ciri tersebut dapat terlihat bahwa siswa berperan
aktif dalam pembelajaran. Guru tidak perlu berdiri lagi di depan kelas
menyampaikan materi. Sebagai fasilitator guru berkeliling kelas
mengamati dan mencatat kegiatan siswa.
Seperti pengertian whole language yang dikatakan Syafi’ie
bahwa dalam pembelajaran bahasa mengacu pada pendekatan whole
language sehingga dalam implementasinya digunakan pendekatan
integratif. Sehingga dalam pengertian yang luas, integratif dapat

12
diartikan sebagai penyatuan berbagai aspek kedalam satu kesatuan yang
padu. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia berasarkan konsep
integratif mengacu pada pengembangan dan penyajian materi
pembelajaran bahasa secara terpadu. Lingkungan proses belajar
mengajar bahasa yang dilandasi keterpaduan mengacu pada pandangan
tentang hakikat bahasa yang terkait dengan whole language.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Para ahli memandang pendekatan (approach) dalam proses
pembelajaran bahasa sebagai seperangkat asumsi yang paling berkaitan, yang
bersangkutan dengan hakikat bahasa, hakikat mengajar, dan hakikat belajar
bahasa.
Pendekatan struktural merupakan pendekatan pembelajaran bahasa
yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahwa bahasa adalah
seperangkat kaidah. Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan pembelajaran bahasa untuk diarahkan pada
pembentukan kompetensi komunikatif para siswanya yang terwujud melalui
empat keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan
menulis). Pada keterampilan proses, pembelajaran diperlukan keterampilan
intelektual, keterampilan sosial, dan keterampilan fisik. Pendekatan terpadu
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berarti pendekatan yang
pelaksanaannya memadukan aspek-aspek bahasa. Pendekatan pengalaman
bahasa adalah pendekatan pengajaran membaca bagi anak pada umumnya.
Metode mengajar membaca dan menulis permulaan yang digunakan oleh
negara yang bahasa ibunya bahasa Inggris (Inggris, Amerika, Australia) salah
satunya adalah metode Jolly Phonics. Pendekatan whole language adalah
suatu pendekatan pembelajaran bahasa yang menyajikan pembelajaran bahasa
secara utuh atau tidak terpisah-pisah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa,


Bandung:Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT
Remaja Rosdakarya.

Abidin, Yunus, 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter,


Bandung:PT Refika Aditama, 2012.

Sri Muryati dan Dewi Kusumaningsih, 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa


Indonesia, Bandung : Univet Bantara Press .

Cahyani, Isah. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: KEMENAG.

Wicaksono, Andri, 2015. Teori Pembelajaran Bahasa, Yogyakarta:


Garudhawaca.

15

Anda mungkin juga menyukai