Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MI/SD DI


KELAS RENDAH DAN TINGGI

OLEH KELOMPOK 5 :
ULFA DEROVA (2021143528)
SUHARNI (2021143552)
MIA UTAMI (2021143554)
REGINA SYAHARANI (2021143555)
MOZA RATU PRADIVA (2021143556)

DOSEN PENGAMPU : MARDIANA SARI, M.Pd.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, November 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................I


DAFTAR ISI ......................................................................................................... II
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .....................................................................................................3
2.1 Pengertian Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia ......................................... 3
2.2 Metode Pembelajaran di SD kelas rendah dan tinggi ........................................7
2.3 Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas Rendah dan kelas Tinggi ... 11
BAB III ................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 18
3.2 Saran ................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................19

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan


berbahasa yang harus dimiliki siswa yaitu keterampilan mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis (Dalman, 2012:3). Pembelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya
dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi
dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta
menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.
Menurut Piaget ( dalam Trianto, 2010: 31 ) Kecenderungan belajar anak usia
Sekolah Dasar memiliki tiga ciri, yaitu: (1), Konkret mengandung makna proses
belajar beranjak dari hal-hal yang konkret yakni yang dapat dilihat, didengar,
dibaui, diraba, dan diotak-atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar yangdapat dioptimalkan untuk pencapaian
proses dan hasil pembelajaran yang berkualitas bagi anak usia sekolah dasar.
Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar lebih
bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan
yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih
bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggung jawabkan. Hampir
semua tema atau topik pembelajaran dapar dipelajari dari lingkungan. (2),
Integratif berarti memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan
dan,terpadu. Anak usia sekolah dasar belum mampu memilah-milah konsep dari
berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir deduktif yakni dari hal
umum ke bagian demi bagian. Dengan demikian, keterpaduan konsep tidak
dipilah-pilah dalam berbagai disiplin ilmu, tetapi dikaitkan menjadi pengalaman
belajar yang bermakna. (3), Hierarkis adalah berkembang secara bertahap mulai
dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:740), metode didefinisikan sebagai
cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai
sesuai yang dikehendaki. Selain itu metode juda didefinisikan sebagai cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, metode diartikan
sebagai sistem perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia secara menyeluruh
untuk memilih, mengorganisasikan, dan menyajikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia secara teratur.
Oleh karena itu, metode dalam proses pembelajaran itu sangat penting dan
berguba untuk menunjang pembelekajaran karena suatu proses pembelajaran baik
untuk mata pelajaran apapun ada baiknya mencari metode yang sesuai terlebih
dahulu lalu digunakan dalam menjelaskan setiap materi dalam pelajaran tersebut
agar suatu proses pembelajaran berjalan dengan baik dan menyenangkan serta
tidak monoton.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu metode pembelajaran dalam bahasa Indonesia ?


2. Bagaimana metode pembelajaran di SD pada kelas rendah dan kelas
tinggi ?
3. Bagaimana metode pembelajaran bahasa Indonesia SD di kelas rendah
dan kelas tinggi ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Agar dapat mengetahui pengertian dari metode pembelajaran bahasa


Indonesia.
2. Agar dapat mengetahui penjelasan dari metode pembelajaran SDkelas
rendah dan kelas tinggi.
3. Agar mengetahui penjelasan dari metode pembelajaran bahasa Indonesia
di kelas rendah dan tinggi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia

A. Metode
Metode berasal dari bahasa Yunani “Greek”, yakni “Metha” berarti melalui ,
dan “Hodos” artinya cara, jalan, alat atau gaya. Dengan kata lain, metode artinya
jalanatau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, susunan W.J.S. Poerwadarminta,
bahwa “metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai
suatu maksud”. Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer
pengertian metode adalah cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu
kegiatan dalam mencapai maksudnya. Dalam metodologi pengajaran agama Islam
pengertian metode adalah suatu cara, seni dalam mengajar.
Para ahli mendefinisikan beberapa pengertian tentang metode antara lain:
Purwadarminta dalam menjelaskan bahwa, metode adalah cara yang teratur dan
terpikir baik-biak untuk mencapai suatu maksud. Ahmad Tafsir juga
mendefinisikan bahwa metode ialah istilah yang digunakan untuk
mengungkapkan pengertian “cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan
sesuatu. Ungkapan “paling tepat dan cepat” itulah yang membedakan method
dengan way (yang juga berarti cara) dalam bahasa Inggris”.
Metode dalam proses belajar mengajar merupakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan, perumusan tujuan dengan sejelas-jelasnya merupakan syarat
terpenting sebelum seseorang menentukan dan memilih metode mengajar yang
tepat. Apabila seorang guru dalam memilih metode mengajar kurang tepat akan
menyebabkan kekaburan tujuan yang menyebabkan kesulitan dalam memilih dan
menentukan metode yang akan digunakan. Selain itu pendidik juga dituntut untuk
mengetahui serta menguasai beberapa metode dengan harapan tidak hanya

3
menguasai metode secara teoritis tetapi pendidik dituntut juga mampu memilih
metode yang tepat untuk bisa mengoperasionalkan secara baik.
Pengertian Metode menurut para ahli:
1. Max Siporin
Menurut Max Siporin (1975), metode adalah suatu orientasi kegiatan
yang secara khusus ditujukan sebagai persyaratan berbagai tugas serta tujuan
yang nyata.
2. Rosdy Ruslan
Menurut Rosady Ruslan (2008), pengertian metode adalah kegiatan
ilmiah yang berhubungan dengan cara kerja dalam memahami suatu objek
penelitian dalam upaya menemukan jawaban secara ilmiah dan keabsahannya
dari sesuatu yang diteliti.
3. Heri Rahyubi
Menurut Heri Rahyubi, metode adalah suatu model cara yang bisa
dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai proses
pembelajaran yang baik.
4. Hamid Darmadi
Menurut Hamid Darmadi (Profesor di bidang studi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan), pengertian metode adalah suatu cara atau jalan yang
harus dilalui dalam upaya untuk mencapai sebuah tujuan.
5. Pius Partanto & M. Dahlan Barry
Menurut Pius Partanto & M. Dahlan Barry, pengertian metode adalah
cara yang teratur dan sistematis dalam melakukan suatu kegiatan.
6. Hebert Bisno
Menurut Hebert Bisno, metode adalah teknik-teknik yang
digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima dan digunakan secara sama
dalam suatu disiplin, praktik, serta bidang-bidangnya.
7. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut KBBI, pengertian metode adalah cara teratur yang digunakan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang

4
dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan

B. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan dengan memberikan
pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik untuk mencapai hasil belajar.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat diajukan dalam berbagai bentuk
seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan lain
lain aspek yang ada pada individu yang belajar (Sudjana,2000).
Istilah pembelajaran pada dasarnya mencangkup dua konsep yang saling
terkait, yaitu belajar dan mengajar. Menurut teori belajar kognitif, belajar adalah
perubahan persepsi dan pemahaman. Kleden berpendapat bahwa belajar pada
dasarnya berarti mempraktekkan sesuatu, sedangkan belajar sesuatu berarti
mengetahui sesuatu. Cronbach memberikan arti belajar: “learning is shown by a
change behavior as a result of experience” Harold Spears memberikan batasan
tentang belajar yaitu: “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something
themselves, to listen, to follow direction” sedangkan Geoch, mengatakan:
“Learning is a change in performace as a result of practice” (Sadirman, 2011:48).
Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan
pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta
didik. (Asyar, 2011).
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi
sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
pendidik mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran
hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat
memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan
hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pendidik dengan peserta didik.

5
Secara umum, Aunurrahman (2010) menjelaskan pengertian pembelajaran
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga
tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Sedangkan secara khusus
pembelajaran dapat diartikan melalui beberapa teori sebagai berikut:
1. Teori Behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan
(stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang
diinginkan) perlu latihan dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah
atau reinforcement (penguatan).
2. Teori kognitif, menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai cara guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal
dan memahami apa yang sedang dipelajari.
3. Teori Gestalt, menguraikan bahwa pembelajaran merupakan usaha guru untuk
memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa lebih
muda mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola
bermakna).
4. Teori humanistik, menjelaskan bahwa pembelajaran adalah memberikan
kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara
mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.

C. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa
yang resmi bagi Republik Indonesia serta bahasa untuk persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunanya setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, pada hari sesudahnya, persamaan dengan itu, mulai pula
berlaku konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia bersetatus sebagai bahasa
kerja.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa
yang resmi bagi Republik Indonesia serta bahasa untuk persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa Melayu yang dijadikan sebagai
bahasa yang resmi bagi Republik Indonesia serta bahasa untuk persatuan bangsa

6
Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunanya setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, pada hari sesudahnya, persamaan dengan itu, mulai pula
berlaku konstitusi.
Pada tahun 1928 saat dilangsungkannya Kongres Pemuda pada tanggal 28
Oktober, bahasa Melayu diubah namanya menjadi bahasa Indonesia dan
diikrarkan sebagai bahasa persatuan atau bahasa nasional dalam Sumpah Pemuda.
Bahasa adalah salah satu bentuk komunikasi manusia. Manusia merupakan
mahkluk sosial yang harus berinteraksi dengan sesamanya dalam memenuhi
berbagai kebutuhan hidup. Karena itu, manusia tidak mungkin bisa hidup sendiri
tanpa berinteraksi dengan orang lain.
Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia karena ia menjadi
alat komunikasi yang utama. Sebagai alat komunikasi, bahasa meliputi kata,
kumpulan kata, klausa dan kalimat yang diungkapkan secara lisan maupun tulisan.

2.2 Metode Pembelajaran di SD kelas rendah dan tinggi

A. Metode pembelajaran SD kelas rendah


1. Metode Ulang Ucap
Kegiatan ini dapat dimulai dari kegiatan sederhana terutama untuk
kelas awal SD yaitu dengan menugaskan siswa mengulang kata yang
diucapkan oleh guru.
2. Metode Lihat Ucap
Siswa ditugaskan untuk mengucapkan sesuatu kata atau kalimat yang
berhubungan dengan benda yang diperlihatkan oleh guru
3. Metode Memberikan Deskripsi
Dengan metode ini siswa diberikan tugas untuk untuk
mendeskripsikan suatu benda yang diperlihatkan oleh guru. Keterampilan
yang dilatih selain kemampuan pokok yaitu mengungkapkan pendapat
adalah megamati benda, memilih dan mencocokkan sehingga sangat
cocok diterapkan pada siswa kelas awal sampai menengah di Sekolah
Dasar.
4. Metode Menjawab Pertanyaan

7
Metode ini sudah sangat umum sehingga dapat diterapkan pada
kondisi dan jenis sembarang bahan ajar. Pertanyaan dapat dikondisikan
sedemkian rupa oleh guru untuk merangsang kreatifitas berfikir dan
menyampaikan tanggapan terhadap suatu masalah yang diajukan.
5. Metode Bertanya
Metode bertanya juga sangat layak digunakan pada sembarang bahan
ajar. Dengan menyajikan bahan ajar telebih dahulu kemudian siswa
ditugaskan untuk membuat pertanyaan tentang sesuatu yang tidak
dipahami oleh siswa atau bahkan dalam tataran menguji materi ajar itu
sendiri. Dengan bertanya mereka akan mendapat jawaban dan tanggapan
tersebut.
Tanggapan dan jawaban tersebut yang diterima oleh siswa akan
masuk dalam suatu kondisi benar dan tidak. Apabila siswa memang
dasarnya adalah murni bertanya maka setelah mendengarkan
jawaban/tanggapan dan menganalisanya akan menanggapi benar atau
salah.
Dan apabila siswa bermaksud menguji sudah barang tentu mereka
sudah memiliki jawaban dan hal itu adalah proses berfikir yang
selangkah lebih maju. Sehingga siswa ini tergolong memiliki kecerdasan
lebih dan layak mendapatkan penghargaan yang lebih pula.
Kondisi-kondisi unik lainnya dapat ditemui secara langsung dilapangan
dengan tingkat variasi dan kompleksitas yang lebih tinggi.
6. Metode Pertanyaan Menggali
Metode ini sangat baik digunakan jika kondisi siswa yang stagnan
dan dengan rata-rata tingkat pemahaman bahkan IQ biasa-biasa saja.
Karna untuk mengantarkan mereka kepada suatu pemahaman yang
menjadi tujuan pembelajaran diperlukan langkah-langkah yang
menggiring siswa sehingga sampai pada suatu keadaan paham kepada
tema atau permasalahan yang ingin kita sampaikan. Terkadang usaha ini
agak sulit dan membuat kita jengkel karna harus berputar-putar mencari
pengandaian dan logika lain, akan tetapi disinilah letak seni kita sebagai

8
guru. Akhirnya siswa akan dapat berbicara untuk menyampaikan gagasan,
ide dan pendapat mereka.
7. Metode Melanjutkan
Pada kegiatan ini siswa secara bergilir ditugaskan untuk membuat
ide cerita dan siswa yang lainnya melanjutkan cerita tersebut. Dalam
keadaan tertentu dapat dikondisikan suatu bentuk permainan dalam
kegiatan ini.

B. Metode pembelajaran SD kelas tinggi


1. Metode Struktural Analisis (SAS)
Metode ini digunakan dalam pembelajaran membaca dan
menulis.prinsip metode ini adalah prinsip cara berpikir manusia. Berpikir
secara analisis sintesis dapat memberikan arah pada pemikiran yang tepat
sehingga siswa dapat mengetahui dirinya sendiri.
2. Metode pembahasan artikel
Pembahasan artikel cukup menarik untuk dilakukan dan biasanya
menambah daya tarik dari pengetahuan yang akan kita sampaikan.
Dengan metode ini menyampaikan substansi melalui artikel yang sudah
dirancang atau dipersiapkan. Tentunya artikel yang disiapkan adalah
yang relevan dengan pembelajaran yang sedang dilakukan. Artikel yang
telah disiapkan dapat dibahas secara berpasangan, dalam kelompok atau
dalam lingkup kelas.
3. Metode Diskusi
Diskusi adalah pembelajaran dengan menggunakan komunikasi dua
arah. Diskusi adalah metode pembelajaran yang menekankan pada
pembahasan suatu konsep, isu ataupun masalah dalam kelompok dengan
mendiskusikan dasar-dasar alasannya dan mencari jalan keluar
sebaik-baiknya.
4. Metode Pembahasan Kasus (Case Study Method)
Studi kasus merupakan suatu metode pembelajaran dalam bentuk
simulasi untuk mempelajari kasus nyata atau kasus yang dikarang

9
(Suparman, 1997). Pada umumnya, studi kasus disampaikan dalam
bentuk cerita yang berisikan komponen-kompenen utama seperti adanya
pelaku, kejadian, konteks dan situasi, lokasi, waktu dan permasalahan
yang dihadapi oleh pelaku terlibat. Dari kasus yang disajikan, peserta
diharapkan dapat menentukan atau memilih atau menawarkan beberapa
alternatif pemecahan masalah.
5. Metode Simulasi
Simulasi merupakan sebuah metode pembelajaran yang melatih
peserta untuk meniru suatu kegiatan atau pekerjaan yang berkaitan
dengan tugas-tugas yang akan menjadi tanggung jawab dalam
pekerjaannya. Seringnya, simulasi dilakukan dalam kelompok yang
beranggotakan 5 sampai dengan 10 peserta. Simulasi ditekankan pada
topik-topik yang berkaitan dengan keterampilan intelektual, psikomotorik
dan sosial seperti penggunaan berbagai alat pemadam kebakaran, tandu,
masker oksigen, alat pelampung, dan lain-lain; situasi yang berkaitan
dengan penyelamatan diri seperti kebakaran, gempa, tsunami atau
perampokan serta keterampilan khusus seperti keterampilan mengajar,
memimpin rapat, menata ruangan, atau mengatur strategi tertentu.
6. Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menekankan pada
praktik langsung atau menunjukkan cara-cara melakukan atau membuat
sesuatu.
7. Metode Bermain Peran
Bermain peran adalah teknik interaktif yang meminta peserta untuk
terlibat dalam berakting untuk situasi kehidupan yang nyata. Metode
pembelajaran bermain peran dapat memberikan kesempatan kepada
peserta untuk memerankan suatu karakter dengan sikap dan prilaku
tertentu dalam menjalankan tugasnya.
8. Metode Wawancara
Kegiatan ini adalah kegiatan tingkat tinggi dari bertanya hingga
menganalisa jawaban audiens kemudian mengajukan pertanyaan

10
berikutnya yang diikuti oleh proses pelaporan layaknya seorang
wartawan. Proses berbicara dari kegiatan ini adalah awal dari membentuk
pribadi yang kritis dan santun

2.3 Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas Rendah dan kelas


Tinggi

A. Metode pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah


1. Metode abjad dan metode bunyi
Metode abjad merupakan metode yang sudah lazim digunakan sejak
zaman dahulu. Metode ini dilaksanakan melalui kegiatan membacakan
abjad a, b, c, d, e, f, g, h, dan sebagainya. hal ini dilakukan dengan tujuan
memperkenalkan abjad kepada siswa. Metode ini biasanya diterapkan di
kelas 1 SD (Kelas awal).
Contoh skenario pembelajaran :
a) Kegiatan awal
Adapun beberapa kegiatan penting pada kegiatan awal adalah
sebagai berikut
1. Menyampaikan materi yang akan dibahas
2. Menggali pengetahuan awal siswa
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti pembelajaran menggunakan metode bunyi dan
metode abjad yang perlu diingat guru adalah siswa harus mampu
mengenal bunyi dan wujud objek tersebut misal materi mengenai
mengenal abjad. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan Guru
( dilakukan secara bergilir). Menggunakan kartu huruf, siswa diminta
menebak nama huruf yang ditampilkan guru (dilakukan secara bergilir).
c) Kegiatan penutup
Beberapa hal yang penting yang perlu dibuat guru pada kegiatan
penutup adalah sebagai berikut
1. Menegaskan kembali materi yang sudah dibahas.

11
2. Menyimpulkan materi (dilakukan bersama-sama dengan siswa)
3. Menyampaikan pesan moral
2. Metode sas ( struktur, analisis, sintesis)
Sas ( struktural analisis dan sintesis) merupakan salah satu metode
yang belum lazim digunakan oleh para guru dalam penerapan metode ini
guru harus melewati beberapa tahap sebagai berikut :
1) Guru menuliskan kalimat di papan tulis. Misalnya saya suka bola,
Kalimat tersebut dibacakan guru lalu diikuti siswa.
2) Kalimat tersebut dianalisis menjadi kata, suku kata, dan huruf.
Misalnya :
● (Struktur) Saya suka bola,
● (Analisis) Saya suka bola, Sa-ya su-ka bo-la, S-a-y-a s-u-k-a
b-o-l-a
● (Sintesis) : Saya suka bola
Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membacakan di depan kelas dan siswa lain mengikuti (dilakukan
secara bergilir).
3. Metode latihan
Metode latihan adalah suatu cara mengajar di mana siswa
melaksanakan kegiatan latihan agar siswa memiliki ketangkasan atau
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
Dalam melaksanakannya metode latihan diberikan kepada siswa
untuk berlatih agar siswa memiliki keterampilan berbahasa. Misalnya;
1) materi mengenai membaca nyaring.
2) Guru menyiapkan bacaan.
3) Guru menjelaskan cara membaca nyaring dengan memperhatikan
intonasi, jeda, tempo, dan sebagainya.
4) Guru memberikan contoh atau model cara membaca nyaring.
5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membacakan
bacaan menggunakan teknik membaca nyaring. Hal ini dilakukan

12
secara berulang-ulang, sampai siswa mampu membacakan bacaan
tersebut secara benar.
4. Metode tutorial
Dalam pelaksanaannya, metode tutorial ditekankan pada pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan
oleh guru kepada siswa, siswa juga mampu saling membantu atau
menjadikan teman sebaya sebagai tutor.
5. Metode pengamatan
Dalam pelaksanaannya, metode pengamatan lebih menekankan pada
kemampuan siswa dalam mengamati suatu objek tertentu lalu, membuat
laporan berdasarkan apa yang diamatinya.
Berdasarkan beberapa metode pembelajaran bahasa Indonesia yang
telah dijelaskan di atas, dapat digunakan guru dalam pembelajaran sesuai
dengan materi dan situasi siswa.
6. Metode bervariasi
Metode bervariasi digunakan dalam mengajarkan bahasa Indonesia
di kelas rendah karena menurut pengakuan guru- guru metode yang
bervariasi dapat membantu hasil belajar siswa dan menimbulkan suasana
yang baru dalam belajar agar tidak membosankan.
7. Metode Terjemah
Metode terjemahan ini digunakan pada saat guru menggunakan
bahasa Indonesia yang masih asing ditelinga murid-muridnya, kemudian
kosakata yang asing tersebut akan terjemahkan atau dijelaskan dengan
menggunakan bahasa ibu karena murid-murid yang belajar bahasa
asing/bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua setelah penggunaan
bahasa ibu/daerah.

B. Metode pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas tinggi


1. Metode Terjemah
Metode terjemah adalah metode yang lazim digunakan untuk
pengajaran bahasa asing, termasuk dalam hal ini Bahasa Indonesia yang

13
pada umumnya merupakan bahasa kedua setelah penggunaan bahasa ibu
yakni bahasa daerah. Prinsip utama pembelajarannya adalah bahwa
penguasaan bahasa asing dapat dicapai dengan cara latihan terjemahan
dari bahasa asing ke dalam bahasa ibu murid atau ke dalam bahasa yang
dikuasainya. Misal: latihan terjemahan dari Bahasa Indonesia ke dalam
bahasa daerah atau dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia.
Kelebihan metode ini dalam hal kepraktisan dalam pelaksanaannya dan
dalam hal penguasaan kosakata dan tatabahasa dari bahasa yang baru
dipelajari siswa.
2. Metode Audiolingual
Metode audiolingual sangat mengutamakan drill (pengulangan).
Metode itu muncul karena terlalu lamanya waktu yang ditempuh dalam
belajar bahasa target. Padahal untuk kepentingan tertentu, perlu
penguasaan bahasa dengan cepat. Dalam audiolingual yang berdasarkan
pendekatan struktural itu, bahasa yang diajarkan dicurahkan pada lafal
kata, dan pelatihan berkali-kali secara intensif pola-pola kalimat. Guru
dapat memaksa siswa untuk mengulang sampai tanpa kesalahan.
Langkah-langkah yang biasanya dilakukan adalah:
a) Penyajian dialog atau teks pendek yang dibacakan guru
berulang-ulang dan siswa menyimak tanpa melihat teks yang dibaca.
b) Peniruan dan penghafalan teks itu setiap kalimat secara serentak dan
siswa menghafalkannya.
c) Penyajian kalimat dilatihkan dengan pengulangan.
d) Dramatisasi dialog atau teks yang dilatihkan kemudian siswa
memperagakan di depan kelas.
e) Pembentukan kalimat lain yang sesuai dengan yang dilatihkan.
3. Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan komunikatif harus mencakup semua
keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam
pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikkan ke dalam tujuan konkret
yang merupakan produk akhir. Sebuah produk di sini dimaksudkan

14
sebagai sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis, diutarakan, atau
disajikan ke dalam nonlinguistis. Sepucuk surat adalah sebuah produk.
Demikian pula, sebuah perintah, pesan, laporan, atau peta, juga
merupakan produk yang dapat dilihat dan diamati. Dengan begitu,
produk-produk tersebut dihasilkan melalui penyelesaian tugas yang
berhasil. Contohnya menyampaikan pesan kepada orang lain yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Tujuan itu dapat dipecah menjadi:
a) memahami pesan.
b) mengajukan pertanyaan untuk menghilangkan keraguan.
c) mengajukan pertanyaan untuk memperoleh lebih banyak informasi.
d) membuat catatan.
e) menyusun catatan secara logis.
f) menyampaikan pesan secara lisan. Dengan begitu, untuk materi
bahasan penyampaian pesan saja, aktivitas komunikasi dapat
terbangun secara menarik, mendalam, dan membuat siswa lebih
intensif.
4. Metode Struktural analisis (SAS)
Metode ini digunakan dalam pembelajaran membaca dan
menulis.prinsip metode ini adalah prinsip cara berpikir manusia. Berpikir
secara analisis sintesis dapat memberikan arah pada pemikiran yang tepat
sehingga siswa dapat mengetahui siswa dirinya.
5. Metode Produktif
Metode produktif diarahkan pada berbicara dan menulis. Siswa harus
banyak berbicara atau menuangkan gagasannya.[2] Dengan
menggunakan metode produktif diharapkan siswa dapat menuangkan
gagasan yang terdapat dalam pikirannya ke dalam ketrampilan berbicara
dan menulis secara runtun. Semua gagasan yang disampaikan dengan
menggunakan bahasa yang komunikatif. Yang dimaksud dengan
komunikatif di sini adalah adanya respon dari lawan bicara. Bila kita
berbicara lawan bicara kita adalah pendengar, bila kita menulis lawan
bicara kita adalah pembaca.

15
6. Metode Langsung
Metode langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adalah
belajar yang langsung menggunakan bahasa secara intensif dalam
komunikasi. Tujuan metode langsung adalah penggunaan bahasa secara
lisan agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah seperti penggunaan
bahasa Indonesia di masyarakat. Siswa diberi latihan-latihan untuk
mengasosiasikan kalimat dengan artinya melalui demonstrasi, peragaan,
gerakan, serta mimik secara langsung.
7. Metode Partisipatori
Metode pembelajaran partisipatori lebih menekankan keterlibatan
siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar.
Siswa didudukkan sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif,
siswa dapat menemukan hasil belajar. Guru hanya bersifat sebagai
pemandu atau fasilitator. Dalam metode partisipatori siswa aktif, dinamis,
dan berlaku sebagai subjek. Namun, bukan berarti guru harus pasif, tetapi
guru juga aktif dalam memfasilitasi belajar siswa dengan suara, gambar,
tulisan dinding, dan sebagainya. Guru berperan sebagai pemandu yang
penuh dengan motivasi, pandai berperan sebagai moderator dan kreatif.
Konteks siswa menjadi tumpuan utama.
8. Metode Membaca
Metode membaca bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan
memahami teks bacaan yang diperlukan dalam belajar siswa. Berikut
langkah-langkah metode membaca:
a) Pemberian kosakata dan istilah yang dianggap sukar dari guru ke
siswa. Hal ini diberikan dengan definisi dan contoh ke dalam
kalimat.
b) Penyajian bacaan di kelas. Bacaan dibaca dengan diam selama 10-15
menit (untuk mempercepat waktu, bacaan dapat diberikan sehari
sebelumnya)
c) Diskusi isi bacaan dapat melalui tanya jawab.

16
d) Pembicaraan tata bahasa dilakukan dengan singkat. Hal itu dilakukan
jika dipandang perlu oleh guru.
e) Pembicaraan kosakata yang relevan
f) Pemberian tugas seperti mengarang (isinya relevan dengan bacaan)
atau membuat denah, skema, diagram, ikhtisar, rangkuman, dan
sebagainya yang berkaitan dengan isi bacaan.
9. Metode Kuantum
Quantum Learning (QL) merupakan metode pendekatan belajar yang
bertumpu dari metode Freire dan Lozanov. QL mengutamakan pecepatan
belajar dengan cara partisipatori peserta didik dalam melihat potensi diri
dalam kondisi penguasaan diri. Gaya belajar dengan mengacu pada otak
kanan dan otak kiri menjadi ciri khas QL.
Menurut QL bahwa proses belajar mengajar adalah fenomena yang
kompleks. Segala sesuatu dapat berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan
asosiasi, serta sejauh mana guru menggubah lingkungan, presentasi, dan
rancangan pengajaran maka sejauh itulah proses belajar berlangsung.
Hubungan dinamis dalam lingkungan kelas merupakan landasan dan
kerangka untuk belajar. Dengan begitu, pembelajar dapat mememori,
membaca, menulis, dan membuat peta pikiran dengan cepat.
10. Metode Pembatasan Bahasa
Metode ini menekankan pada pembatasan dan penggradasian
kosakata dan struktur bahasa yang akan diajarkan. Pembatasan itu dalam
hal kekerapan atau penggunaan kosakata dan urutan penyajiannya.
Kata-kata dan pola kalimat yang tinggi pemakaiannya di masyarakat
diambil sebagai sumber bacaan dan latihan penggunaan bahasa.
Pola-pola kalimat, perbendaharaan kata, dan latihan lisan maupun tulisan
dikontrol dengan baik oleh guru.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keanekaragaman metode pembelajaran bahasa Indonesia menuntut


kecermatan guru menggunakannya sesuai dengan kompetensi dasar dan materi
pokok yang akan diajarkan kepada siswa. Hal itu perlu dilakukan agar
pembelajaran bahasa Indonesia tidak monoton.
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang dipelajari di sekolah dasar
mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Pembelajaran di SD ini dapat dibagi menjadi
pembelajaran kelas rendah dan kelas tinggi. Pembelajaran bahasa Indonesia harus
menjadi pembelajaran yang PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif dan
Menyenangkan). Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah
membelajarkan peserta didik tentang keterampilan berbahasa Indonesia yang baik
dan benar sesuai tujuan dan fungsinya.
Metode yang di pelajari pun dapat berubah bentuk dan caranya. Namun
demikian, esensinya tetap dapat dipertahankan. Seorang guru menentukan dan
memilih ragam metode yang sudah dipelajari untuk diterapkan.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah yang berjudul “Metode Pembelajaran Bahasa
Indonesia MI/SD di kelas rendah dan tingi” Ini saya berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa/i dan pembaca, dan semoga kita bisa menerapkan
hal-hal baik yang tercantum dalam makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
baik dalam penulisan maupun bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, kepada
pembaca saya berharap dapat memberi masukan dan kritikan yang bersifat
membangun agar kedepannya saya dapat menyempurnakan makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Pengertian Pembelajaran | EduChannel Indonesia. Educhannel.id. Di akses


pada 15 Oktober 2022.
https://educhannel.id/blog/artikel/pengertian-pembelajaran.html

Teori K, Teoritis A. BAB II.

Damai A, Krissandi S, Rishe B, Dewi P. Pembelajaran Bahasa Indonesia


Untuk SD (Pendekatan Dan Teknis).

Nduk Wiwit. Metode Pembelajaran Di kelas Rendah. Blogspot.com. Di akses


10 November 2022.
http://kurniawati12.blogspot.com/2012/05/metode-pembelajaran-di-kelas-rendah.
html?m=1

Pembelajaran Bahasa Indoensia SD kelas tinggi.docx. Scribd. Di akses 14


Oktober 2022.
https://id.scribd.com/document/349590186/Pembelajaran-Bahasa-Indoensia-SD-k
elas-tinggi-docx

Jenis Metode Pembelajaran Berbicara di Kelas Tinggi dan Kelas Rendah.


Blog Pendidikan. Di akses 10 November 2022.
https://www.blogpendidikan.net/2021/07/jenis-metode-pembelajaran-berbicara-di.
html?m=0

Damai A, Krissandi S, Rishe B, Dewi P. Pembelajaran Bahasa Indonesia


Untuk SD (Pendekatan Dan Teknis).

19

Anda mungkin juga menyukai