Disusun Oleh :
dr. DITA DEVI LESTARI
NIP. 199001212020122015
NDH.8
Di Setujui Oleh:
Pembimbing, Mentor
1. Allah, Tuhan yang maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat serta
karunianya hingga rancangan aktualisasi dapat terselesaikan
2. dr. B. Irawati Ratna K,MM selaku mentor dan Kepala Puskesmas Wonoayu
yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan informasi hingga
terselesaikannya Rancangan Aktualisasi ini;
3. dr. Widya Anggaini selaku PJ Mutu dan PJ UKP Puskesmas Wonoayu yang
telah memberikan informasi dan arahannya terkait Rancangan
Aktualisasi ini;
4. Drs. Arif Rofiq, M.si sebagai pembimbing (Coach) yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan arahan kepada
penulis selama penyelesaian rancangan aktualisasi ini;
5. Kedua Orang Tua dan Suami yang telah memberikan semangat sehingga
penulis bisa menyelesaikan tugas dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Rancangan
Aktualisasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan pemerhati sangat diharapkan
untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini.
HALAMAN COVER
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ ii
1
Berdasarkan environmental scanning yang telah dilakukan
selama delapan bulan di Puskesmas Wonoayu, masih terdapat isu-isu
seperti kepercayaan masyarakat yang masih rendah terhadap penyakit
dan efektivitas vaksin Covid-19, rendahnya prokes saat awal pendaftaran
vaksin Covid-19, dan belum terdapatnya pelayanan prioritas pada Lanjut
Usia (Lansia). Dari isu-isu yang telah disebutkan terdapat isu yang perlu
segera dilakukan pembenahan yaitu pelayanan lansia yang belum
mendapatkan prioritas.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, kemajuan diagnosis,
serta terapi di bidang kedokteran maka angka harapan hidup penduduk
Indonesia memperlihatkan peningkatan. Hal tersebut berdampak pada
peningkatan jumlah penduduk lansia di Indonesia yang saat ini menuju
struktur penduduk tua atau age population. Berdasarkan pada data Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, Indonesia mengalami perubahan
struktur penduduk yang terjadi cukup cepat pada penduduk lansia yang
diprediksi akan meningkat seiring terjadinya penurunan tingkat kelahiran
dan peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) dari tahun ke tahun. Hasil
proyeksi menunjukkan persentase penduduk lansia terhadap total
penduduk akan meningkat dari 9,0% atau sekitar 23,0 juta penduduk
pada tahun 2015 menjadi sekitar 19,7–19,8% atau sebanyak 63,3 juta
penduduk pada 2045.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperkirakan Indonesia
merupakan salah satu negara dengan ledakan jumlah lansia tertinggi di
seluruh dunia yaitu sekitar 414% dalam kurun waktu 35 tahun pada
periode tahun 1990 - 2025. Pada tahun 2025, diperkirakan Indonesia
menjadi negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak kelima di
seluruh dunia setelah China, India, Amerika Serikat, dan Jepang. Saat ini,
proporsi penduduk lansia di Indonesia diperkirakan sekitar 8,0%. Apabila
diasumsikan jumlah penduduk Indonesia adalah 250 juta jiwa maka
jumlah penduduk lansia sekitar 20 juta jiwa. Proporsi tersebut merupakan
hasil kumulatif peningkatan setiap dekade, pada tahun 1990 dan 2000
masing-masing adalah 5,8% dan 7,4%.2,3 Pada tahun 2020, diperkirakan
2
11,4% penduduk Indonesia (29,2 juta jiwa) berusia di atas 60 tahun dan
pada tahun 2040 jumlah ini akan meningkat menjadi 19,7% (55,5 juta
jiwa). Dalam waktu tiga dekade mendatang, proporsi lansia akan lebih
besar dibandingkan proporsi anak di bawah usia 14 tahun.
Di satu sisi, peningkatan angka harapan hidup membawa
kebaikan bagi salah satu indikator kesehatan bangsa. Namun di sisi lain,
hal tersebut mengarah pada transisi epidemiologi, ditandai dengan
pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi penyakit
degeneratif yang berhubungan dengan proses penuaan. Berbagai
penyakit tersebut antara lain diabetes melitus, hipertensi, demensia,
pembesaran prostat jinak, katarak, dan beragam masalah kejiwaan pada
lansia seperti depresi, ansietas, dan gangguan tidur. Kondisi tersebut akan
berdampak pada peningkatan kesakitan dan kematian, penurunan
kualitas hidup, peningkatan biaya kesehatan, serta kemunculan beragam
masalah sosial kemasyarakatan.
Sebagai negara berkembang, Indonesia masih menghadapi
banyak tantangan dalam meningkatkan kesehatan. Untuk meningkatkan
derajat kesehatan lansia, pemerintah membuat beberapa kebijakan-
kebijakan pelayanan kesehatan lansia. Tujuan kebijakan pelayanan
kesehatan lansia adalah meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk
mencapai lansia sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdaya guna bagi
keluarga dan masyarakat.
Kebijakan pemerintah tentang Lansia tertuang pada
Permenkes nomor 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan yang menjelaskan bahwa Setiap warga negara
Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan pelayanan dan skrining
kesehatan sesuai standar. Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan
hal minimal yang harus dilaksanakan oleh Pemda untuk rakyatnya, maka
target SPM harus 100% setiap tahunnya. SPM merupakan ketentuan
mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan
pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara
minimal. Terdapat juga Permenkes Nomor 67 Tahun 2015 tentang
3
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas
menerangkan bahwa bahwa pusat kesehatan masyarakat sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama diharapkan mampu melakukan
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif tingkat dasar bagi
lanjut usia. Pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas dilakukan di
ruangan khusus lansia dan prioritas pelayanan bagi lansia.
Dalam pelaksanaan kebijakan tersebut, maka dikembangkan
program kesehatan lansia sebagai bentuk pelayanan kesehatan santun
lansia yang diberikan di Puskesmas. Pelayanan Kesehatan santun lansia
memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas, memberikan prioritas
pelayanan kepada lansia dan penyediaan sarana yang aman dan mudah
diakses, memberikan dukungan atau bimbingan pada lansia dan keluarga
secara berkesinambungan, melakukan pelayanan secara proaktif untuk
dapat menjangkau sebanyak mungkin sasaran lansia yang ada di wilayah
kerja Puskesmas, melakukan koordinasi dengan lintas program dengan
pendekatan siklus hidup dan melakukan kerjasama dengan lintas sektor,
termasuk organisasi.
Puskesmas merupakan salah satu unit pemerintah yang
bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang kesehatan.
Sehingga puskesmas merupakan unit yang paling dekat dengan
masyarakat dan selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan yang
berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Terjaminnya pelayanan
kesehatan yang bermutu merupakan output yang diinginkan oleh seluruh
pihak. Sehingga untuk mendukung terjaminnya pelaksanaan pelayanan
kesehatan yang bermutu, setiap puskesmas memberikan pelayanan
berorientasi pada SPM bidang kesehatan yang telah ditentukan.
Puskesmas Santun Lansia adalah program pelayanan
kesehatan lansia dengan mengutamakan aspek promotif dan preventif,
disamping aspek kuratif dan rehabilitatif, secara pro-aktif, baik dan sopan,
serta memberikan kemudahan dan dukungan bagi lansia. Tujuan
pelayanan kesehatan lansia menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia, yang diperbarui menjadi Peraturan
4
Pemerintah No. 43 tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Lansia yaitu memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan dan kemampuan lanjut usia, agar kondisi fisik, mental dan
sosialnya dapat berfungsi secara wajar.
Dalam pelayanan kesehatan Lansia di Jawa Timur berpedoman
pada SPM dengan target 100%. Jenis pelayanan dasar pada SPM
Kesehatan terdiri atas 12 Indikator, salah satunya adalah Pelayanan
kesehatan pada Lansia. Data di Puskesmas Wonoayu tahun 2020 dan 2021
memiliki capaian target SPM pada pelayanan kesehatan lansia dapat lihat
pada Tabel 1.1 dan 1.2.
Pelayanan
Kesehatan
pada Usia 100% 8040 1296 1634 1662 959 126 220 86 50 75%
Lanjut
(usia > 60
tahun)
Pelayanan
Kesehatan
pada Usia
Lanjut 100% 8040 1185 1634 1662 959 101 220 86 50 73%
(usia > 60
tahun)
yang di
screening
5
Dari data Tabel 1.1 tersebut dapat dilihat capaian pada tahun
2020 yang belum memenuhi target yaitu pelayanan kesehatan pada
pasien lansia adalah 90,04% dan pasien lansia yang di skrining adalah
74%. Pada bulan Januari hingga Agustus 2021 capaian target pada
pelayanan lansia sudah mencapai 75% atau sekitar 6033 pasien lansia dan
pada pasien lansia yang di skrining adalah 73% (Tabel 1.2). Namun bila
dilihat pada Tabel 1.2 jumlah kunjungan pasien lansia yang mendapatkan
pelayanan bulan Mei yaitu 101 pasien lansia, dan pada bulan Agustus
yaitu 50 pasien lansia.
Data ini menunjukkan terjadi penurunan kunjungan pasien
lansia. Disisi lain, peningkatan jumlah kasus lansia membutuhkan
perhatian dari semua pihak dalam mengantisipasi berbagai permasalahan
yang berkaitan dengan lansia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan. Peningkatan mutu
pelayanan perlu dibuat untuk pembenahan berupa pengadaan poli lansia
sehingga puskesmas dapat menjalankan pelayanan kesehatan untuk
pasien lansia dalam bentuk edukasi, skrining sesuai standar pada wilayah
kerja dalam kurun waktu satu tahun dan menjangkau sebanyak mungkin
sasaran lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wonoayu.
Berdasarkan data tersebut penulis mengambil isu strategis yaitu “Pasien
Lansia belum mendapatkan Prioritas dalam Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Wonoayu”. Isu tersebut dinilai mencerminkan kebutuhan
terkini yang dibutukan di Puskesmas Wonoayu.
6
1.2.2. Tujuan Khusus
Mengadakan poli lansia untuk meningkatkan mutu layanan
lansia di Puskesmas Wonoayu. Adapun langkah yang dilakukan
adalah :
1) Membuat SOP Alur Pelayanan Poli Lansia
2) Mewujudkan Poli Lansia
3) Meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Wonoayu
1.3. Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dalam perancangan Aktualisasi, yaitu:
Bagi penulis :
1) Mampu memahami, menginternalisasi dan
mengaktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang meliputi
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti-korupsi.
2) Mempermudah pelaksanaan tugas pokok dan fungsi saat
bertugas di poli Lansia Puskesmas Wonoayu
3) Ikut partisipasi dalam meningkatkan pelayanan di
Puskesmas Wonoayu
Bagi Puskesmas
1) Meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Wonoayu
2) Menurunkan morbiditas dan mortalitas terhadap resiko
penyakit menular maupun tidak menular
3) Memudahkan pendataan pasien lansia
Bagi Pasien
1) Memberikan kenyamanan pasien selama mendapatkan
pelayanan Kesehatan
2) Memudahkan pasien lansia dalam mendapatkan
pelayanan Kesehatan primer dan rujukan
7
1.4. Ruang Lingkup Aktualisasi
1.4.1. Fokus Aktualisasi
Aktualisasi ini mengangkat isu tentang “Pasien
Lansia belum mendapatkan Prioritas dalam Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas Wonoayu”
1.4.2. Lokasi Aktualisasi
Kegiatan ini akan dilakukan di ruang lingkup
Puskesmas Wonoayu Kabupaten Sidoarjo
1.4.3. Waktu Aktualisasi
Kegiatan ini dilakukan selama 4 minggu kerja yaitu
dari rabu, 22 September sd 27 Oktober 2021
8
BAB II
GAMBARAN LEMBAGA/INSTITUSI
2.1. Deskripsi Organisasi
Puskesmas Wonoayu merupakan salah satu dari total 27
Puskesmas yang ada di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur dan merupakan
Puskesmas Rawat Inap. Puskesmas Wonoayu terletak di Kecamatan
Wonoayu Kabupaten Sidoarjo, memiliki letak yang sangat strategis,
berlokasi berdekatan dengan jalan raya utama Kecamatan Wonoayu
sehingga memberikan kemudahan masyarakat untuk datang
mendapatkan pelayanan kesehatan. Di bawah ini merupakan gambar dari
Puskesmas Wonoayu (Gambar 2.1).
9
2.2. Profil Organisasi
Nama Puskesmas : Puskesmas Wonoayu Kecamatan Wonoayu
Alamat : Jl. Raya Wonoayu, Popoh, Jimbaran Kulon,
Kec. Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur.
Kode Pos : 61261
Telepon : (031) 89769220
Email : puskwonoayu@gmail,com
10
Gambar 2.2 Peta wilayah kerja Puskesmas Wonoayu
11
2.2.3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat
dari perkembangan rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan
penduduk laki-laki dan perempuan. Jumlah penduduk Kecamatan
Wonoayu tahun 2020 yaitu (dapat dilihat pada Tabel 2.1):
- Jumlah Penduduk Total = 88.007 Jiwa
- Laki-laki = 44.220 Jiwa
- Perempuan = 43.787 Jiwa
- Kepadatan Penduduk = 2.594,5 Jiwa/ km2
- Rata – rata jiwa/Rumah tangga = 3,5 Jiwa per rumah tangga.
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Golongan Umur
Tahun 2020
12
2.2.5. Kepadatan Penduduk/km2
Kepadatan penduduk Kecamatan Wonoayu tahun 2020 sebesar
2594,5 jiwa per km2. Desa yang memiliki kepadatan tertinggi adalah Desa
Jimbaran Kulon, dengan kepadatan penduduk sebesar 3.821 jiwa per km2.
Hal itu karena Desa Jimbaran Kulon tersebut terletak di pusat kecamatan
dan berdekatan dengan sentra industri serta perumahan. Sedangkan
wilayah dengan kepadatan penduduk terkecil adalah Desa Sawocangkring
dengan kepadatan penduduk 1.418 jiwa per km2.
13
KEGIATAN FASILITAS PELAYANAN JENIS PELAYANAN
Poli Sanitasi a)Edukasi penyakit yang
berhubungan dengan
lingkungan
b)upaya promotif, preventif,
kuratif secara terpadu
Poli Kesehatan a)Edukasi pasien tentang obat
Tradisional Integrasi - tradisional dan akupresur
Akupresurr Klinis b)Koordinasi lintas program dan
poli unit terkait
Poli VCT a)konseling dan tes HIV
b)Pengobatan ARV
c)Pendampingan pengobatan oleh
LSM
c) Koordinasi lintas program dan
poli unit terkait
14
KEGIATAN FASILITAS PELAYANAN JENIS PELAYANAN
b) Melayani pasien rawat jalan dan
rawat inap
c)Melayani tindakan khusus oleh
dokter atau perawat
d) Koordinasi lintas program dan
poli unit terkait
e)Rujukan
Ruang UGD infeksius a)Melayani pasien gawat darurat
dengan potensi penularan Covid-
19 tinggi
b)Melayani pasien rawat jalan
yang membutuhkan tindakan
swab antigen segera
c)Melayani tindakan khusus oleh
dokter atau perawat dengan
potensi aerosol tinggi
d) Koordinasi lintas program dan
poli unit terkait
e) Rujukan
Ruang Rawat Inap a) Melayani pasien rawat inap
b) Koordinasi lintas program dan
poli unit terkait
c) Rujukan
Ruang Obat a) Melayani obat bagi pasien rawat
jalan
b)Menyediakan keperluan obat
bagi pelayanan kesehatan di
Pusling
LUAR GEDUNG a) Puskesmas Keliling Melayani masyarakat yang tinggal
b) Poskesdes jauh dari Puskesmas dan
c) Polindes membutuhkan pelayanan
d) Posyandu Kesehatan
e) Posbindu
f) UKS & UKK
15
Tabel.2.3 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan.
16
yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efesiensi dan
produktivitas
Kedudukan BLUD UPTD Puskesmas yang terdapat pada
pasal 3 antara lain:
1) BLUD UPTD Puskesmas berkedudukan di Kabupaten
Sidoarjo.
2) BLUD UPTD Puskesmas merupakan unsur pendukung
teknis dan pelayanan umum dalam bidang pelayanan
kesehatan.
3) BLUD UPTD Puskesmas sebagaimana dimaksud
dipimpin Oleh Kepala UPTD, yang dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya bertanggungjawab kepada Bupati
melalui Kepala Dinas.
BLUD UPTD Puskesmas mempunyai tugas pokok
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
17
2.4.2. Struktur Organisasi
18
2.5. Uraian Tugas Sesuai Jabatan
Jabatan penulis yang dilaksanakan saat ini yaitu sebagai Dokter
Ahli Pertama yang ditempatkan di Puskesmas Wonoayu. Sesuai dengan
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
139/KEP/M.PAN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter dan Angka
Kreditnya, disebutkan bahwa Dokter adalah pegawai negeri sipil yang
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh 15
pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan. Adapun
pekerjaan/ uraian tugas Dokter dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
yang telah ditentukan adalah:
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat
pertama
2. Membuat catatan medik pasien rawat jalan
3. Melakukan kunjungan (visite) pasien rawat inap
4. Membuat catatan medik rawat inap
5. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
7. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
8. Menguji kesehatan individu
9. Melakukan tugas jaga di tempat/RS
10. Melakukan tindakan khusus oleh dokter umum tk sederhana
11. Melakukan tindakan khusus oleh dokter umum tk sedang
12.Melakukan penyuluhan medik
13.Melakukan pemeliharaan Kesehatan Ibu
14.Melakukan pemeliharaan Kesehatan Anak
15. Melakukan pemeliharaan Kesehatan bayi dan balita
19
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1. Identifikasi, , Penetapan Isu, Dan Gagasan Pemecahan Isu
3.1.1. Identifikasi Isu:
Berdasarkan pengalaman melaksanakan tugas sebagai dokter
umum di Puskesmas Wonoayu Kabupaten Sidoarjo, terdapat beberapa isu
diantaranya yaitu:
1. Meningkatnya antusias masyarakat untuk melakukan vaksinasi
Covid-19 hingga melebihi kuota yang ditentukan pada saat
pelaksanaan vaksinasi.
2. Rendahnya kepercayaan adanya Covid-19 pasien Poli Umum dan
Poli ISPA di Puskesmas Wonoayu
3. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang Herd Imunity yang
akan di dapat setelah vaksinasi Covid-19
4. Pasien lansia belum mendapatkan prioritas dalam pelayanan
Kesehatan di Puskesmas Wonoayu
5. Belum optimalnya prokes jaga jarak pada pendaftaran awal
pasien antrian vaksinasi Covid-19
Tabel 3.1 Matrik Relevansi Isu Dengan Peran Dan Kedudukan ASN Dalam NKRI
PERAN DAN KEDUDUKAN ASN DALAM NKRI
No ISU Pelayanan Publik Manajemen ASN Whole of
Government
1. Meningkatnya Sebagai seorang Bekerja dengan Dengan
antusias masyarakat ASN terutama di cepat dan tepat adanya
untuk melakukan bidang Kesehatan dalam Kerjasama
vaksinasi Covid-19 seharusnya lebih mengunggah lintas
hingga melebihi kuota intens memberikan informasi program
20
PERAN DAN KEDUDUKAN ASN DALAM NKRI
No ISU Pelayanan Publik Manajemen ASN Whole of
Government
yang ditentukan pada informasi di media terutama bagi maupun
saat pelaksanaan social terkait jadwal bidan desa lintas sektor
vaksinasi di dan sasaran pemegang wilayah seperti
Puskesmas Wonoayu vaksinasi yang jelas agar seluruh Kader,
masyarakat di RT/RW, dan
desa paham kecamatan
tentang syarat, Tenaga
jadwal, sasaran Kesehatan
dan alur dapat
pendaftaran memperoleh
vaksin Covid-19. data warga
Pelayanan sesuai
vaksinasi juga dengan
dilakukan tanpa prioritas
menarik biaya vaksin. Selain
apaun sehingga itu vaksinasi
bersih dari praktik juga dapat
korupsi. dilakukan di
Balai Desa
untuk tetap
menerapkan
prokes.
21
PERAN DAN KEDUDUKAN ASN DALAM NKRI
No ISU Pelayanan Publik Manajemen ASN Whole of
Government
3. Rendahnya Tenaga Medis dapat Bekerja cepat dan Kerjasama
pengetahuan memberikan tepat tetap dengan lintas
masyarakat tentang edukasi selain pada melakukan program
Herd Imunity yang saat pelayanan edukasi dengan maupun
akan di dapat setelah umum maupun saat sopan santun dan lintas sektor
vaksinasi Covid-19 Pelaksanaan mempersilahkan dalam
vaksinasi. pasien untuk melakukan
Peningkatan bertanya jika edukasi
pengetahuan belum memahami pentingnya
masyarakat juga apa yang di memahami
dapat dilakukan jelaskan adalah gejala
dengan Tindakan ASN penyakit
mengunggah dalam covid19
berbagai Edukasi menerapkan nilai-
tentang penyakit nilai dasar yaitu
Covid-19 atau akuntabel,
pemasangan poster nasionalisme,
menarik di area etika publik dan
yang sering lalui komitmen mutu.
oleh masyarakat Selain itu juga
dapat dilakukan
dengan
mengunggah
edukasi untuk
meningkatkan
pengetahuan
pasien di Intagram
Puskesmas
Wonoayu
merupakan sikap
inovatif pada nilai-
nilai dasar ASN.
22
PERAN DAN KEDUDUKAN ASN DALAM NKRI
No ISU Pelayanan Publik Manajemen ASN Whole of
Government
pelayanan kooordinator Kerjasama
kesehatan bagi pelaksana dan antara
lansia, skrining lebih melakukan program
terarah dan persiapan sarpras UKP, dokter
konsultasi tidak agar terlaksana penanggung
tergesa-gesa karena peningkatan mutu jawab,
pasien Lansia adalah pelayanan koordinator
seseorang dengan terhadap lansia pelaksana
multipatologi yang lansia, tim
dapat meningkatkan mutu dan
beratnya serangan perencaan
jika terpapar oleh akan dapat
penyakit infeksi lain terealisasi
saat berada di ruang terbentuknya
tunggu yang lama, poli Lansia
kemudian mobilisasi
pasien lansia yang
sudah berkurang
tidak seperti pada
waktu muda.
Pelayanan
Kesehatan Lansia
juga termasuk pada
SPM no. 7
23
PERAN DAN KEDUDUKAN ASN DALAM NKRI
No ISU Pelayanan Publik Manajemen ASN Whole of
Government
tim mutu dan
perencaan
akan dapat
terealisasi
pembentukan
poli Lansia
A K P L
1. Meningkatnya antusias masyarakat untuk 4 4 3 4 15
melakukan vaksinasi Covid19 hingga
melebihi kuota yang ditentukan pada saat
pelaksanaan vaksinasi di Puskesmas
Wonoayu.
2. Rendahnya kepercayaan adanya Covid-19 4 3 3 3 13
pasien Poli Umum dan Poli ISPA di
Puskesmas Wonoayu
3. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang 4 4 3 3 14
Herd Imunity yang akan di dapat setelah
vaksinasi Covid-19
4. Pasien lansia belum mendapatkan 5 4 4 4 17
prioritas dalam pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Wonoayu
5. Belum optimalnya prokes jaga jarak pada 4 4 4 4 16
pendaftaran awal pasien antrian
vaksinasi covid-19
24
Adapun kriteria penetapan indikator AKPL, yaitu:
Aktual :
1: Pernah benar-benar terjadi
2: Benar-benar sering terjadi
3: Benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4: Benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5: Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
Kekhalayakan :
1: Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2: Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3: Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4: Menyangkut hajat hidup orang banyak
5: sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik :
1: Masalah sederhana
2: Masalah kurang kompleks
3: Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4: Masalah kompleks
5: Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Kelayakan
1: Masuk akal
2: Realistis
3: Cukup masuk akal dan realistis
4: Masuk akal dan realistis
5: Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya
Dari empat isu di atas, dikerucutkan menjadi tiga isu. Dengan
menggunakan metode USG, yaitu : Urgency (U), Seriousness (S) dan Growth
(G).
25
Tabel 3.3 Analisa Isu dengan Metode USG
No Isu Aktual U S G Total
1. Pasien lansia belum mendapatkan prioritas 4 5 4 13
dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas
Wonoayu
2. Belum optimalnya prokes jaga jarak pada 4 4 3 11
pendaftaran awal pasien antrian vaksinasi
Covid-19 di Puskesmas Wonoayu
3. Meningkatnya antusias masyarakat untuk 3 3 3 9
melakukan vaksinasi Covid-19 hingga
melebihi kuota yang ditentukan pada saat
pelaksanaan vaksinasi di Puskesmas
Wonoayu
Kriteria penetapan:
Urgency
1 : tidak penting
2 : kurang penting
3 : cukup penting
4. : penting
5. : sangat penting
Seriousness
1 : akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 : akibat yang ditimbulkan cukup serius
4. : akibat yang ditimbulkan serius
5. : akibat yang ditimbulkan sangat serius
Growth
1 : tidak berkembang
2 : kurang berkembang
3 : cukup berkembang
4. : berkembang
5 : sangat berkembang
26
Berdasarkan pendekatan analisis teknik USG tersebut, maka
kesimpulan yang diperoleh mengarah pada isu :
”Pasien lansia belum mendapatkan prioritas dalam pelayanan
kesehatan di Puskesmas Wonoayu”
27
3.2. Diagram Alur Kegiatan Pemecahan Isu dan Matriks Kegiatan
Aktualisasi
Adapun alur kegiatan sebagai berikut:
28
3.3. Matrik Rencana Kegiatan Aktualisasi
Tabel 3.4 Matrik Rencana Kegiatan Aktualisasi
No. Keterkaitan Konstribusi
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi Penguatan Nilai
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
29
No. Keterkaitan Konstribusi
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi Penguatan Nilai
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
• Meminta saran dengan Bahasa jelas,
dan masukan Coach Sopan santun)
serta mengenai
persetujuan pemilihan Nasionalisme
dari Coach isu dan (Saling
mengenai gagasan yang menghargai,
rancangan akan dibuat Musyawarah
aktualisasi dalam mufakat)
yang akan Rancangan
dibuat Aktualisasi Whole of
• Meminta Government
kepada Mentor • Dokumentasi (koordinasi)
bukti bahwa foto dan
telah catatan
melakukan bimbingan)
konsultasi
bimbingan
30
No. Keterkaitan Konstribusi
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi Penguatan Nilai
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
• Mendesain
kartu antrian
poli lansia
(pada belakang
kartu
diberikan
edukasi
tentang
penyakit dan
vaksinasi
Covid19),
• Melakukan
print,
laminating
kartu antrian
Poli Lansia dan
kooordinasi
31
No. Keterkaitan Konstribusi
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi Penguatan Nilai
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan loket
pendaftaran
• Mempersiapka
n resep dan
rujukan
internal poli
lansia
• Sosialisasi
kepada seluruh
pegawai
mengenai alur
Poli Lansia
• Follow up
.
5. Persiapan Melakukan Sarana Akuntabilitas Sesuai dengan Profesional
pelaksanaan pengecekan prasarana (jujur, Konsisten, Misi Puskesmas (kompeten dan
Poli Lansia kelengkapan telah lengkap tanggung jawab) Wonoayu integritas)
dan ketersediaan dan Poli
pengecekan sarana Lansia siap Komitmen mutu “MENINGKATKA Akuntable
kelengkapan prasarana yang untuk (efisiensi waktu) N KUALITAS (Hasil pekerjaan
sapras telah dibuat. dioperasikan. DAN STANDAR dapat
Manajemen ASN PELAYANAN dipertanggungjawa
((koordinasi dan KESEHATAN” bk an)
kerjasama)
32
No. Keterkaitan Konstribusi
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi Penguatan Nilai
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
SIMPUS dan kekompakan di dibangun atas
memberikan lingkungan kerja. dasar kebebasan
nomor antrian arus informasi agar
manual kepada Etika Publik informasi secara
pasien (Ramah, sopan langsung dapat
• Pasien lansia santun, Sikap diterima bagi yang
duduk di ruang hormat, sopan membutuhkan)
tunggu pasien dan tanpa
lansia tekanan)
• Petugas
memanggil Komitmen Mutu
sesuai nomor (Melaksanakan
antrian manual kegiatan secara
• Petugas tanggap, cepat,
melakukan tepat, akurat,
pemeriksaan berdaya guna,
TD, nadi suhu berhasil guna dan
dan riw santun)
penyakit
sekarang
• Pasien lansia
melakukan
skrining P3G di
ruang perawat
• Pasien lansia
melakukan
pemeriksaan
dan konsltasi
dengan dokter
di Poli Lansia
• Lansia kembali
ke ruang
tunggu
• Petugas
mengambilkan
obat untuk
diberikan
kepada pasien
33
No. Keterkaitan Konstribusi
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi Penguatan Nilai
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
7. Sosisalisasi • Melakukan Akuntabilitas
dengan sosialisasi Kader (jujur, Konsisten, Sesuai dengan Profesional
kader Lansia dengan kader mendapatkan tanggung jawab) Misi Puskesmas (kompeten dan
lansia secara ilmu tentang Wonoayu integritas)
lintas sektor apa yang Nasionalisme
juga harus Keterlibatan “MENINGKATKA Profesional
melibatkan dilakukan di antara dokter , N KUALITAS (kompeten dan
program gizi posyandu bidan DAN STANDAR integritas)
• Bidan lansia dan coordinator, PELAYANAN
coordinator sistem lintas program KESEHATAN Responsible
mengirim perujukan gizi , dan juga (kesesuaian atau
undangan ke pasien kader akan kepatuhan dalam
kader lansia meningkatkan pengelolaan
melalui persatuan dan organisasi)
persetujuan kekompakan di
kapus dan juga lingkungan kerja. Transparan
kelukaran (keterbukaan yang
yang ada di kec Etika Publik dibangun atas
Wonoayu (Ramah, sopan dasar kebebasan
• Sosialisasi santun, Sikap arus informasi agar
tentang hormat, sopan informasi secara
penyelenggara dan tanpa langsung dapat
an Posyandu tekanan) diterima bagi yang
Lansia membutuhkan)
Komitmen mutu
Peningkatan Sinergi
mutu kader (Bekerja sama)
dalam
penanagann
lansia
Manajemen ASN
((koordinasi dan
kerjasama)
6. Pelaksanaan Poli Lansia telah Adanya Poli Akuntabilitas Sesuai dengan Responsible
Poli Lansia siap dibuka Lansia di (Transparan, Misi Puskesmas (kesesuaian atau
untuk melayani puskesmas Konsisten dan Wonoayu kepatuhan dalam
pasien Lansia wonoayu Tanggung jawab) pengelolaan
Datang tepat “MENINGKATKA pelayanan Poli
waktu untuk N KUALITAS lansia)
melayani pasien, DAN STANDAR
34
No. Keterkaitan Konstribusi
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi Penguatan Nilai
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
tidak menunda PELAYANAN Sinergi
waktu pelayanan KESEHATAN” (Bekerja sama)
hingga antrian
menjadi banyak. Akuntabilitas
(Tanggung jawab)
Etika Publik
(Sapa, Sopan,
santun, dan
berempati
terhadap pasien)
Nasionalisme
(Saling
menghargai,
menghargai dan
melayani seluruh
pasien lansia
yang datang tidak
memandang ras,
jenis kelamin,
latar belakang
dari pasien)
Komitmen Mutu
Pelayanan lebih
cepat dan tepat,
pelayanan
diprioritaskan
kepada lansia,
melakukan
skrining,
pemeriksaan
secara
menyeluruh lebih
terarah.
Pemberdayaan
pasien lansia dan
edukasi untuk
melakukan
vaksinasi.
Anti Korupsi
35
No. Keterkaitan Konstribusi
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi Penguatan Nilai
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(Tepat waktu
pelaksanaan
pelayanan, tidak
memungut biaya
kepada pasien)
36
3.4. Jadwal Kegiatan
Tabel 3.5 Jadwal kegiatan aktualisasi di Puskesmas Wonoayu Kabupaten Sidoarjo
No Kegiatan Bulan
September Oktober
Minggu ke-
III IV V I II III IV
1. Melakukan konsultasi
dengan Coach dan Kepala
Puskesmas selaku mentor
terkait rancangan
aktualisasi yang dibuat
2. Melakukan konsultasi
dengan Coach terkait isu
dan gagasan yang akan
dibuat dalam Rancangan
Aktualisasi
3. Melakukan koordinasi
Kepala Puskesmas, PJ
UKP, PJ UKM Esensial,
Koordinator pelaksana
program Lansia, IT, dan
tim pengadaan barang
Puskesmas Wonoayu
4. Melakukan perencanaan
kebutuhan sarpras
Membuat SOP Alur
Pelayanan Poli Lansia
5. Melakukan Sosialisasi
kepada Kader Lansia
6. Mempengecekan
kelengkapan sapras
7. Pelaksanaan Poli Lansia
8. Menyusun laporan
kegiatan aktualisasi yang
sudah dilaksanakan dan
melaporkan kepada
mentor
37
DAFTAR PUSTAKA
38
Presiden Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
Presiden RI. 2009. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Pusat data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis
Lanjut usia. Infodatin. file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/infodatin-
lansia%20(1).pdf
Silitoga FD, Suwitri S, Marom A. 2015. Evaluasi Dampak Program Puskesmas Santun
Usia Lanjut Di Kota Semarang. Seamarang : Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro.
39