Anda di halaman 1dari 42

UNDANG-UNDANG

KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970
(Tambahan Lembaran Negara No. 1918)

DISAMPAIKAN PADA SERTIFIKASI AHLI K3


LATAR BELAKANG

1. VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910, Stbl No. 406)


sudah tidak sesuai lagi
2. Perlindungan tenaga kerja tidak hanya di industri/
pabrik
3. Perkembangan teknologi/ IPTEK serta kondisi dan
situasi ketenagakerjaan
4. Sifat refresif dan polisional pada VR. 1910 sudah tidak
sesuai lagi
PENGERTIAN
Secara Etimologis :
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien

Secara Filosofi :
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin
kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya
beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil,
makmur dan sejahtera

Secara Keilmuan :
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang
mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di
tempat kerja
DASAR - 1
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;


DASAR HUKUM
• Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
UU Ke-TK-an
(baru)
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) dilaksanakan
Penjelasan

Pasal 86
(1) Cukup jelas
(2) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan
untuk memberikan jaminan keselamatan dan
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh
dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
(3) Cukup jelas
Pasal 87

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah
Penjelasan

Pasal 87
(1) Yang dimaksud dengan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan,
tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,
pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaiatan dengan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien,
dan produktif.
(2) Cukup Jelas
BAB XVI
Bagiaan Kedua
Sanksi Administratif

Pasal 190
(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi
administratif atas pelanggaran ketentuan-ketentuan
sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15,
Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45 ayat (1), pasal 47
ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106, Pasal 126
ayat (3), dan Pasal 160 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Pasal 190
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat
produksi;
h. pencabutan ijin.
(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana
dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh
Menteri
TUJUAN
• Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan
atas keselamatan dalam pekerjaannya
• Orang lain yang berada di tempat kerja perlu
dijamin keselamatannya
• Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara
aman dan efisien

Untuk melaksanakan tujuan dengan melalui :

1. Kampanye
2. Pemasyarakatan
3. Pembudayaan
4. Kesadaran dan kedisiplinan
RUANG LINGKUP

• Pertimbangan dikeluarkannya
• Landasan hukum UU No. 1 Tahun 1970
• Batang Tubuh
• Penjelasan
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB I - ISTILAH
Pasal 1

(1) Tempat kerja Unsur tempat kerja, ada :


1. Ruangan/ lapangan (1) Pengurus
2. Tertutup/ terbuka (2) Sumer bahaya
(3) usaha
3. Bergerak/ tetap
(2) Pengurus  pucuk pimpinan (bertanggung jawab/ kewajiban)
(3) Pengusaha
orang/ badan hukum yg menjalankan usaha atau tempat
kerja
(4) Direktur
pelaksana UU No. 1/1970 (Kepmen No. 79/Men/1977)
(5) Pegawai pengawas
- peg. Pengawas ketenagakerjaan dan spesialis
(6) Ahli Keselamatan Kerja
tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnaker
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB II - RUANG LINGKUP
Pasal 2

(1) Tempat kerja, dalam wilayah hukum R.I :


a. Darat, dalam tanah
b. Permukaan air, dalam air
c. Udara
(2) Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yg berkaitan
dengan :
a. Keadaan mesin/ alat/ bahan
b. Lingkungan kerja
c. Sifat pekerjaan
d. Cara kerja
e. Proses produksi
(3) Kemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat kerja

Catatan : peraturan pelaksana digolongkan untuk bidang teknis dan sektoral


UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

Syarat-syarat K3

Pasal 3

(1) Arah dan sasaran yang akan dicapai melalui syarat-syarat K3


(2) Pengembangan syarat-syarat K3 di luar ayat (1)  IPTEK

Pasal 4

(1) Penerapan syarat-syarat K3  sejak tahap perencanaan s/d


pemeliharaan
(2) Mengatur prinsip-prinsip teknis tentang bahan dan produksi
teknis
(3) Kecuali ayat (1) dan (2) bila terjadi perkembangan IPTEK
dapat ditetapkan lebih lanjut
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 5

(1) Direktur sebagai pelaksana umum


(2) Wewenang dan kewajiban :
– direktur (Kepmen No. 79/Men/1977)
– Peg. Pengawas (Permen No. 33/Men/2016)
– Ahli K3 (Permen No. 2/Men/1992)

Pasal 6 Panitia banding (belum di atur)

Pasal 7 Retribusi
Pasal 8
(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan TK
(2) Berkala  (permen No. 02/Men/1980 dan Permen No.
03/Men/1982)
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 9 - Pembinaan

(1) Pengurus wajib menunjukan, menjelaskan dan melatih  TK


baru
(2) Dinyatakan mampu dan memahami  pekerja
(3) Pengurus wajib  pembinaan
(4) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati syarat-syarat K3

Pasal 10 - Panitia Pembina K3 (Permenaker No. 04/Men/1987)

Pasal 11 - Kecelakaan
(1) Kewajiban pengurus untuk melaporkan kecelakaan
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan (permen No.
03/Men/1998)
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 12 – Hak dan Kewajiban TK

a. Memberi keterangan yang benar (peg. Pengawas dan atau


ahli K3)
b. Memakai APD
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3
d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-syarat K3
e. Menyatakan keberatan kerja bila syarat-syarat K3 tidak
dipenuhi dan APD yang wajib diragukan
Pasal 13 – Kewajiban memasuki tempat kerja
Barangsiapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan
mentaati K3 dan APD
Pasal 14 – Kewajiban pengurus
a. Menempatkan syarat-syarat K3 di tempat kerja (UU No.
1/1970 dan peraturan pelaksananya)
b. Memasang poster K3 dan bahan pembinaan K3
c. Menyediakan APD secara cuma-cuma
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 15 – Ketentuan Penutup

(1) Pelaksanaan ketentuan pasal-pasal di atur lebih lanjut


dengan peraturan perundangan
(2) Ancaman pidana atas pelanggaran :
• Maksimum 3 bulan kurungan atau
• Denda maksimum Rp. 100.000
(3) Tindak pindana tersebut adalah pelanggaran

Pasal 16
Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan undang-undang ini paling
lama setahun (12 Januari 1970)
Pasal 17
Aturan peralihan untuk memenuhi keselamatan kerja  VR 1910
tetap berlaku selama tidak bertentangan
Pasal 18
Menetapkan UU No. 1/ 1970 sebagai undang-undang keselamatan
kerja dalam LNRI No. : 1918 mulai tanggal 12 Januari 1970
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970 - 1

PERATURAN ORGANIK

• secara sektoral
• pembidangan teknis
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970 - 2

MGT SDM

BAHAN
LINGKUNGAN KERJA

AMAN Prod’s
FAKTOR
PERALATAN TEMPAT KERJA SEHAT
PENYEBAB

SIFAT PEKERJAAN
PROSES PRODUKSI

CARA KERJA KECELAKAAN

ANALISIS
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970 - 3
Secara Sektoral

- PP No. 19 tahun 1987 ttg Pengaturan dan Pengawasan


Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.
- PP No. 11 tahun 1979 ttg Keselamatan Kerja pada
Pemurnian dan Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi
- Per.Menaker No. 01/1978 K3 Dalam Penebangan dan
Pengangkutan Kayu.
- Per.Menaker No. 01/1980 K3 Pada Konstruksi
Bangunan.
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970 - 4
Pembidangan Teknis

 PP No. 7/1973 – Pestisida.


 PP No. 11/ 1975 - Keselamatan Kerja Radiasi.
 Per.Menaker No. 04/1980 – APAR.
 Per.Menaker No. 02/1983 - Instalasi Alarm
Kebakaran Otomatik.
 Per.Menaker No. 03/1985 - Pemakaian Asbes.
 Per.Menaker No. 37/2016 – K3 Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun.
 Per.Menaker No. 38/2016 – K3 Pesawat Tenaga & Produksi.
 Per.Menaker No. 08/2020 – K3 Pes. Angkat & Pes. Angkut.
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970 - 5

Pembidangan Teknis
- Per.Menaker No. 04/1998 - PUIL
- Per.Menaker No. 02/1989 - Instalasi Petir
- Per.Menaker No. 03/1999 - Lif Listrik
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970 - 6
Pendekatan SDM
- Per.Menaker No. 07/1973 - Wajib Latih Hiperkes
Bagi Dokter Perusahaan
- Per.Menaker No. 01/1979 - Wajib Latih Bagi
Paramedis
- Per.Menaker No. 02/1980 - Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja
- Per.Menaker No. 02/1982 - Syarat dan
Kwalifikasi Juru Las
- Per.Menaker No. 01/1988 - Syarat dan
Kwalifikasi Oparetor Pesawat Uap
Kompetensi Personil
A. Ahli K3
1. Ahli K3 Umum (Permen 02/1992)
2. Ahli K3 sesuai dgn bidang keahlian
Wajib memiliki sertifikat dan SKP sesuai dengan bidangnya
B. Petugas Pelayanan Kesehatan
1. Dokter Perusahaan (01/1976)
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
2. Paramedis perusahaan (01/1979)
C. Ahli K3 / Petugas Kimia (Kepmen 187/1999)
D. Petugas
1. P3K di tempat kerja (Permen 15/2008)
– Lisensi & buku kegiatan
– Jumlah: rendah 150 org, tinggi 100 org

27
Kompetensi Personil
2. Petugas Penangulangan Kebakaran
• Petugas Peran Kebakaran (Kepmen 186/1999)
Jumlah: 2/25 org
• Koordinator
Jumlah Tk > 100 org atau T. kerja tingkat risiko bahaya
kebakaran ringan dan sedang I.
Kordinator 1 org setiap unit kerja u/ risiko bahaya
kebakaran sedang II, sedang III dan berat,.
• Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran
Jumlah Tk > 300 org atau T. kerja tingkat risiko bahaya
kebakaran sedang II, sedang III dan berat.

28
Kompetensi Personil
E. Operator :
1. Operator pesawat uap (Permen 01/1988)
– Operator KU kelas II (<10 T/jam), kelas I (>10 T/jam)
• Operator PU selain KU Kelas II (berapapun Kap.)
2. Operator Pesawat angkat dan Pesawat Angkut (Permen
08/2020)
• Operator P. Angkat Kelas I (> 100 T), kelas II (25 – 100 T),
kelas (III < 25T)
• Keran menara (tower crane) Kelas I (T. menara > 60 m),
kelas II (T. menara s.d 60m), kelas III (T. menara s.d 40m)
• Operator P. Angkut non Kelas
• forklift/lift truck, reach stackers, telehandler, hand lift/hand
pallet kelas II (< 15 T) Kelas I (> 15 T).

29
Kompetensi Personil
3. Operator Pesawat Tenaga dan Produksi
• Operator PTP Tanur Kelas I (Kap. > 50 T), kelas II (Kap. <
50 T)
• Operator PTP Mesin Perkakas & M. Produksi Kelas I
(operasional Komputerisasi), kelas II (Operasional
Konvensional)
• Operator PTP Penggerak Mula Kelas I (> 214,47 HP),
kelas II (< 214,47 HP).
F. Teknisi K3 (non kelas)
1. Teknisi K3 Bejana Tekan (Permen 37/2016)
2. Teknisi K3 Pesawat angkat dan Pesawat Angkut (Permen
08/2020)
3. Teknisi K3 Pesawat Tenaga dan Produksi (Permen 06/2017).
4. Tehnisi K3 Elevator dan Eskalator (407/BW/1999)
5. Tehnisi Listrik (311/BW/2002) (Permen 31/2015)
30
Kompetensi Personil

G. Pekerja Selam Bawah Air (Kep.Dirjen No. Kep. 64/PPK/XI/2013)


1. Pekerja Selam Kelas I (Kedalam > 30 mm).
2. Pekerja Selam Kelas I (Perairan darat, pantai dan lepas
pantai Kedalam > 50 mm).
3. Pekerja Selam Kelas I (Penyelaman saturasi & Bellman).
H. Petugas K3 Perancah (scaffolding) (SKB Menaker dan Menteri
PU No.Kep 174/Men/1986 dan No.104/Kpts/1986

I. Petugas Juru Las Per.Menaker No. 02/1982 - Syarat dan


Kwalifikasi Juru Las Kelas I (posisi 1G s.d 6G); kelas II (posisi
1G s.d 4G); kelas III (posisi 1G s.d 2G).

31
Kompetensi Personil

J. Petugas K3 Ruang Terbatas (Kep.Dirjen No. Kep.


113/DJPPPK/IX/2006)
1. Petugas K3 Ruang Terbatas Madya (Berjaga diluar pada satu
atau lebih ruang terbatas)
2. Petugas K3 Ruang Terbatas Utama (berwenang memasuki
pekerjaan didalam ruang terbatas).
K. Petugas K3 Tenaga Kerja Pada Ketinggian (Permen No. 09
Tahun 2016)
1. Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 1 (satu):
2. Tenaga Kerja bangunan tinggi tingkat 2 (dua):
3. TenagaKerja pada ketinggian tingkat 1 (satu):
4. Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 2 (dua) (mempunyai
pengalaman 500 jam kerja pada ketinggian tingkat 1 (satu)):
5. Tenaga Kerja pada ketinggian tingkat 3 (tiga) (mempunyai
pengalaman 1000 jam kerja pada ketinggian tingkat 2 (dua)):
32
Organisasi

• P2K3 (04/1987)
– TK>100 org, disyahkan disnaker
– Rapat rutin
– Laporan

• Regu Penanggulangan Kebakaran (186/1999)


– Resiko kecil dan sedang I ( >300 org)
– Resiko sedang II s/d berat (setiap unit)

33
Pelayanan

• Klinik Perusahaan (pelayanan kesehatan kerja)


– TK>500 org, dokter tiap hari
– 200 - 500 org, dokter 2 hari sekali
– 100 - 200 org, dokter 3 hari sekali
• Kantin ( >200) dan Tempat Makan (50-200) => SE.01/1979
• Katering (SE.86/1989)
– Rekomendasi dinas.
• Kotak P3K
– < 26 org : 1 Kotak P3K type A
– 26 - 50 org: 1 Kotak P3K type B
– 51 - 100 org: 1 Kotak P3K type C
• Riksa uji K3
– SKP PJK3

34
MESIN, PERALATAN Dan INSTALASI

• Pesawat uap (UU uap dan Peraturan uap 1930)


– Akta ijin => riksa uji
• Bejana Tekanan dan Tangki timbun (Permen No. 37/2016)
– Memenuhi Persyaratan K3
• Pesawat tenaga dan produksi (Permen No. 38/2016)
– Memenuhi Persyaratan K3
• Elevator dan Eskalator (permen No. 06/2017)
• Pesawat angkat dan Pesawat angkut (Permen No. 8/2020)
• Instalatir Petir (permen No. 02/1989 dan permen No.
31/2015)
• Instalasi Listrik (permen 12/2015 dan permen No. 33/2015).
• Instalasi Hydrant Penanggulangan Kebakaran (Permenaker No.
04/1980).
• Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik (Permen 02 Tahun 1983).

35
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

A. MEKANIK

- Permen No. 38/2016 ttg P. Tenaga & Produksi


- Permen No. 08/2020 ttg P. Angkat & P. Angkut

B. PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN


- UU Uap 1930 dan Peraturan Uap 1930
- Permen No. 02/1982 ttg Klasifikasi Juru Las
- Permen No. 01/1988 ttg Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator
Pesawat Uap
- Permen No. 37/2016 ttg Bejana Tekan & Tangki Timbun
36
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

C. LISTRIK DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN


- Kepmennaker No. 12/2015 ttg Instalasi Listrik
- Permen No. (31/2015) ttg Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
- Permen No. (06/2017) ttg K3 Pesawat Elevator dan Eskalator
- Permen No. 04/1980 ttg Syarat-syarat Pemasangan &
Pemeliharaan APAR
- Permen No. 02/1983 ttg Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
- Kepmen No. Kep.186/1999 ttg Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
- Keputusan Dirjen Binawas No. Kep.407/BW/1999 ttg Persyaratan
Penunjukan, Hak dan Kewajiban Teknisi Lift

37
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

D. KONSTRUKSI BANGUNAN
- Permen No. 01/1980 ttg K3 pada Konstruksi Bangunan.
- SKB Menaker & Men. PU No. 174/Men/1986 dan
No. 104/KPTS/1986 ttg K3 pada Tempat Kegiatan Konstruksi

38
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

E. KESEHATAN DAN LINGKUNGAN KERJA

- PP No. 7/1973 ttg Pengawasan atas Peredaran, Penyimpangan


dan Penggunaan Pestisida
- Permen No. 01/1976 ttg Wajib Latihan Hyperkes bagi Dokter
Perusahaan
- Permen No. 01/1979 ttg Kewajiban Latihan Hyperkes bagi
Paramedis Perusahaan
- Permen No. 02/1980 ttg Pemeriksaan Tenaga Kerja dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
- Permen No. 01/1981 ttg Kewajiban Melaporkan PAK
- Permen No. 03/1982 ttg Pelayanan Kesehatan Kerja
- Permen No. 5/2018 ttg K3 Lingkungan Kerja

39
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

F. UMUM
- PP No. 50 Tahun 2012
- Permen No. 03/1978 ttg Persyaratan Penunjukan dan Wewenang
serta Kewajiban Pegawai Pengawas atau Ahli K3
- Permen No. 04/1987 ttg Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan
Wewenang Ahli K3 dan P2K3
- Permen No. 02/1992 ttg Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan
Wewenang Ahli K3
- Permen No. 04/1995 ttg Perusahaan Jasa K3
- Permen No. 03/1998 ttg Tata Cara Pelaporan Kecelakaan Kerja
- Permen No. 26/2014 ttg Pelaksanaan Audit SMK3

40
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

G. SEKTOR PERTAMBANGAN dan MIGAS

- PP No. 19 tahun 1987 ttg Pengaturan dan Pengawasan


Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
- PP No. 11 tahun 1979 ttg Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan
Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi

41
Terima kasih ……
atas perhatiannya …….

42

Anda mungkin juga menyukai