Anda di halaman 1dari 28

UNDANG-UNDANG
KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970
(Tambahan Lembaran Negara No.1918)
PHILOSOPHY
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pemikiran dan upaya serta penerapannya yang
ditujukan untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya, untuk
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
POLA PENCEGAHAN KECELAKAAN

• Peraturan
• Standarisasi
• Pengawasan
• Penelitian Teknik
• Penelitian Medis
• Penelitian Psikologis
• Penelitian Statistik
• Pendidikan
• Training (pelatihan)
• Persuasi
• Asuransi
• Penerapan

Ref. Accident Prevention (ILO)


KEDUDUKAN HUKUM UU No.1 Tahun 1970

HUKUM
HUKUM KETENAGAKERJAAN HUKUM
PERDATA PIDANA

Lex Generalist
Lex Specialist

• UU Uap 1930 (Stbl.No.225 Th.1930)


UU KK No.1/1970
• UU Petasan (Stbl.No.143 Th.1932)
• UU Rel Industri (Stlbl.No.593 Th.1938)
• UU Timah Putih Kering (Stbl.No.509 Th.1932)
• MPR 1930 PERATURAN PELAKSANAAN
DASAR HUKUM
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU No. 13 / 2003


Ttg Ketenagakerjaan

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;


DASAR HUKUM

• Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :


Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
Pragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pasal 86 UU No.13/2003
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama;

(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan


produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja

(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Pasal 87 UU No.13/2003

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
BAB XVI
Bagiaan Kedua
Sangsi Administratif

Pasal 190 UU No.13/2003


(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi
administratif atas pelanggaran ketentuan-ketentuan
sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15, Pasal 25,
Pasal 38 ayat (2), Pasal 45 ayat (1), pasal 47 ayat (1), Pasal 48,
Pasal 87, Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), dan Pasal 160 ayat (1)
dan ayat (2) Undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara ssebagian atau seluruh alat
produksi;
h. pencabutan ijin.

(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana


dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh
LATAR BELAKANG

• Yuridis - VR. 1910 Stbl No.406


• Industrialisasi, elektrifikasi, modernisasi -
peningkatan intensitet kerja
• Upaya preventif mulai dari perencanaan
TUJUAN UNDANG-UNDANG

memberikan perlindungan atas keselamatan


• Tenaga kerja
• Orang lain
• Sumber-sumber produksi
dapat dipakai secara aman dan efisien
RUANG LINGKUP
tempat kerja di darat, dalam tanah, permukaan air, dalam
air, di udara

dengan unsur :
• dilakukan usaha dg mtif bersifat ekonomis maupun sosial
• ada tenaga kerja yang bekerja secara terus menerus maupun
sewaktu-waktu
• ada sumber bahaya
PENGAWASAN
Bab IV Pasal 5

MENAKER
DIREKTUR

PEG.
AHLI PANITIA DOKTER
PENGA P2K3
WAS
K3 BANDING PRSH

• LUAR • POLI . PRSH


• DEP/DINAS DEPNAKER •JASA KESEH • PRSH

- INDUSTRI
• PEMERINTAH • SWASTA
- JASA ----PJIT
KEWAJIBAN PENGURUS

• Pasal 8 - Pemeriksaan Kesehatan Badan

• Pasal 9 - Menjelaskan dan menunjukan kondisi dan


bahaya serta di tempat kerja
- Semua pengamanan dan alat perlindungan yang
diharuskan
- Alat pelindung Diri (APD)
- Cara dan sikap bekerja yang aman
- Mempekerjakan setelah yakin
- Pembinaan
- Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
• Pasal 10 - Membentuk P2K3

• Pasal 11 - Laporan kecelakaan

• Pasal 13 – Kewajiban bagi yang memeasuki tempat kerja

• Pasal 14 - Menempatkan secara tertulis


- Memasang poster
- Menyediakan APD secara cuma-cuma
PERATURAN ORGANIK

• secara sektoral
• pembidangan teknis
Model Identifikasi Sumber Bahaya dan
Pencegahan Kecelakaan Kerja
Berdasarkan Undang-Undang Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970

MGT

BAHAN
LINGKUNGAN KERJA

AMAN Prod’s
FAKTOR
PENYEBAB
PERALATAN TEMPAT KERJA SEHAT

SIFAT PEKERJAAN
PROSES PRODUKSI

CARA KERJA KECELAKAA


N
ANALISIS
Peraturan Perundangan K3
1. PERSONIL : 2. ALAT / MESIN:

UU dan Per.Uap; UU dan Per.Uap;


Per.Menaker No.01/1976; Per.Menaker No.01/1978;
Per.Menaker No.01/1979; Per.Menaker No.04/1980;
Per.Menaker No.02/1982; Per.Menaker No.01/1982;
Per.Menaker No.01/1988; Per.Menaker No.02/1983;
Per.Menaker No.01/1989; Per.Menaker No.03/1985;
Per.Menaker No.02/1992; Per.Menaker No.04/1985;
Kep.Menakertrans No.187/1999; Per.Menaker No.05/1985;
Per.Menaker No.02/1989;
Per.Menaker No.04/1998;
Per.Menakertrans No.03/1999;
3. SISTEM : Kep.Menakertrans No.51/1999;
SE Menakertrans No.01/1997;
Per.Menaker No.01/1980; SE Menakertrans No.01/1979
Per.Menaker No.02/1980;
Per.Menaker No.01/1981;
Per.Menaker No.03/1982; 4. KELEMBAGAAN K3 :
Per.Menaker No.05/1996;
Kep.Menaker No.155/1984;
Per.Menaker No.03/1998.
Per.Menaker No.04/1987;
Per.Menaker No.04/1995
PERATURAN PELAKSANAAN

• Secara Sektoral

- PP No. 19/1973 : Tambang


- PP No. 11/ 1979 : Migas
- Per.Menaker No. 01/1978 :
K3 Dalam Penebangan dan Pengangkutan Kayu
- Per.Menaker No. 01/1980 :
K3 Pada Konstruksi Bangunan
• Pembidangan Teknis
- PP No. 7/1973 - Pestisida
- Per.Menaker No. 04/1980 - APAR
- Per.Menaker No. 01/1982 - Bejana Tekan
- Per.Menaker No. 02/1983 - Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatik
- Per.Menaker No. 03/1985 - Pemakaian Asbes
- Per.Menaker No. 04/1985 - Pes. Tenaga & Prod.
- Per.Menaker No. 05/1985 - Pes. Angkat & Angkut
[Lanjutan]

- Per.Menaker No. 04/1998 - PUIL


- Per.Menaker No. 02/1989 - Instalasi Petir
- Per.Menaker No. 03/1999 - Lif Listrik
- Kep.Menakertrans No. 51/1999 – NAB Kebisingan
- SE Menakertrans No. 01/1997 – NAB Kimia
- SE Menakertrans No.01/1979 – Pengadaan Kantin
• Pendekatan SDM

- Per.Menaker No. 01/1976 - Wajib Latih Hiperkes Bagi Dokter


Perusahaan
- Per.Menaker No. 01/1979 - Wajib Latih Bagi Paramedis
- Per.Menaker No. 02/1980 – Pemeriksaanm Kesehatan Tenaga
Kerja
- Per.Menaker No. 02/1982 - Syarat dan Kwalifikasi Juru Las
- Per.Menaker No. 01/1988 - Syarat dan Kwalifikasi Oparetor
Pesawat Uap
[Lanjutan]

- Per.Menaker No. 01/1989 - Syarat dan Kwalifikasi


Operator
Angkat dan Angkut
- Per.Menaker No. 02/1992 - Ahli K3
- Kep.Menaker No. 407/1999 - Kompetensi Tehnis Lif

- Kep.Menaker No. 186/1999 - Pengorganisasian


Penanggulangan Kebakaran

- Kep. Menakertrans No. 187/1999 – Penangana Bahan


Kimia
Berbahaya (Ahli K3 dan
Petugas Kimia)
• Pendekatan Kelembagaan dan Sistem

- Per.Menaker No. 04/1987 - P2K3


- Per.Menaker No. 04/1995 - Perusahaan Jasa K3
- Per.Menaker No. 05/1996 - SMK3
- Per.Menaker No. 03/1998 - Pelaporan Kecelakaan
- Kep.Menaker No.155/1987 - DK3N
PERATURAN KHUSUS

AA : Untuk Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.


BB : Tentang Instalasi-instalasi Listrik.
CC : Mengenai Pabrik gula putih.
DD : Untuk bejana-bejana berisi dengan udara yang
dikempa dan dipergunakan untuk menggerakkan
motor-motor bakar.
EE : Mengenai perusahaan-perusahaan, pabrik-pabrik
dan bengkel-bengkel dimana bahan yang mudah
terbakar dibuat, dipergunakan atau dikerjakan.
FF : Mengenai Perusahaan-perusahaan, Bengkel-
bengkel dimana dibuat, dipakai atau dikempa gas
di dalam botol baja, silinder atau bejana.
GG : Mengenai instalasi untuk memproyektir gambar
bayang-bayang dalam Bioskop.
HH : Mengenai Perusahaan-perusahaan pabrik-pabrik
dan tempat-tempat bekerja dimana timah putih
kering dikerjakan atau diolah.
II : Instalasi-instalasi untuk pembuatan gas karbid bagi
keperluan-keperluan teknik.
KK : Mengenai Pabrik-pabrik dan tempat-tempat dimana
bahan-bahan yang dapat meledak, diolah atau
dikerjakan.
LL : Mengenai usaha-usaha keselamatan kerja untuk
pekerjaan-pekerjaan di dalam tangki-tangki apung.
NN : Mengenai Perusahaan-perusahaan dan pabrik-
pabrik yang membuat gelas atau barang dari gelas.
Terima kasih…

Anda mungkin juga menyukai