Anda di halaman 1dari 8

PEMBINAAN DAN SERTIFIKASI

CALON AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA (K3) UMUM

Disususn Oleh :
1.
2.
3.

PENYELENGGARA :
PT. PRIME SAFETY INDONESIA & KEMENAKERTRANS R.I
20 – 29 Mei dan 24 – 26 Juni 2013
MEDAN - JAKARTA
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………. 1

B. Maksud dan Tujuan………………………………………………………….. 1

C. Ruang Lingkup………………………………………………………………… 2

D. Definisi................................................................................ 2

E. Dasar Hukum..………………………………………………………………….. 2

BAB II KONDISI

A. Gambaran Umum Tempat Kerja (Profil)……………………………… 4

B. Temuan…………………………………………………………………………… 4

1. P o s i t i f………………………………………………………………….. 4

2. N e g a t i f ……………………………………………………………….. 5

BAB III ANALISA

A. Analisa................................................................................. 6

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………… 7

B. S a r a n…………………………………………………………………………. 7
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi seorang calon Ahli K3 Umum
maka praktek kerja lapangan mutlak untuk dilaksanakan. Dengan melaksanakan
praktek kerja lapangan ini seorang Ahli K3 Umum akan dapat melihat sekaligus
mengetahui cara-cara melakukan penanggulangan bahaya yang berhubungan
dengan bidang pesawat uap, mekanik dan listrik.

Dengan demikian calon Ahli K3 Umum dapat menyelaraskan antara ilmu


pengetahuan secara teori dengan praktek kerja di lapangan yang dilaksanakan di
PT. Nanana

Dengan praktek kerja lapangan di PT. Nanana tentu akan membawa dampak positif
dalam rangka pengembangan kemampuan dan pengetahuan yang bermanfaat
sehubungan dengan masalah K3 dan aspek hukum yang mendasarinya.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud praktek kerja lapangan di PT. Nanana ini adalah diharapkan para calon Ahli
K3 Umum dapat memahami ketentuan undang-undang tentang pengawasan
pesawat uap, mekanik dan listrik sehingga untuk selanjutnya mampu menjalankan
tugas pembinaan dan pengawasan sebagaimana diatur pada UU No. 1 Tahun 1970
pasal 3 ayat 1 (a, c, f, g, m, q), Undang-undang Uap Tahun 1930 (Stoom
Ordonnantie), Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening), Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No. 75/Men/2002 mengenai PUIL 2000.

Tujuan:

1. Melakukan pengamatan di lapangan untuk dapat mengenali dan


mengidentifikasi setiap potensi bahaya yang dapat timbul dari kondisi tempat
kerja, mesin, peralatan, bahan dan tindakan pekerja serta
merekomendasikan tindakan perbaikan dan pencegahan yang diperlukan
untuk menghindari timbulnya kecelakaan dari bahaya tersebut.

2. Untuk menerapkan dan membandingkan ilmu yang telah didapatkan dalam


pelatihan K3 Umum baik secara teori maupun praktek di lapangan.

3. Melihat secara langsung apakah pesawat uap, mekanik dan listrik di tempat
kerja sudah diterapkan dengan benar. 1
C. RUANG LINGKUP

Kegiatan pengamatan meliputi pelaksanaan K3 bidang Pesawat Uap, Mekanik dan


Listrik yang dilakukan di area kerja dalam lingkungan PT. Nanana Standard yang
digunakan adalah pedoman keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan
UNDANG-UNDANG No. 1 Tahun 1970 dan UNDANG-UNDANG Uap Tahun 1930
(Stoom Ordonnantie), Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening).

D. DASAR HUKUM

Tugas pokok calon Ahli K3 Umum adalah menjalankan pengawasan peraturan dan
perundang-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Beberapa
peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan masalah K3
Pesawat Uap, Bejana Tekan,Mekanik dan Listrik adalah sebagai berikut:

1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 Juncto (a, c, f, g, m, q).

2. Undang-undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie).

3. Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening)

4. PerMenakertrans No.Per. 05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.

5. Kep Menakertrans No. Kep.75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan Standard


Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-04-0225-2000 mengenai Persyaratan
Umum Instalasi Listrik PUIL 2000 di Tempat Kerja.

6. Per Menakertrans No. Per.04/MEN/1985 tentang Pesawat Tenaga dan


Produksi. 2

7. Per Menakertrans No. Per.03/MEN/1978 tentang persyaratan penunjukan dan


wewenang, serta kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja.

3
BAB II

KONDISI

A. GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA

PT. NANANA didirikan pada tanggal _____________________________________

PT. NANANAadalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi suspensi


untuk kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat.

Lokasi pabrik terletak di ________________________________________________

B. TEMUAN

1. Temuan Positif

Pengamatan perihal Pesawat Uap tidak dapt terlaksana dikarenakan tidak adanya
pesawat/ketel uap dilokasi pengamatan.

1.1. Area Work Shop

Rekayasa engineering dilakukan pada mesin Bor NC untuk mencegah


loncatan serpihan hasil proses, rekayasa tersebut dipasangkan acleric
pada proses bor..
Pemakaian PPE pada saat menjalankan mesin Bubut,freis dan
pengelasan TIG/MIG (Las Karbon)

1.2. Area Casting

Pemasangan dan ketinggian Ducting diarea peleburan aluminium (Al)


sudah memadai.
Rekayasa Teknik dilakukan dengan digantinnya tembok yang memiliki
lobang udara, serta ada rencana akan dipasangkan fan yang
dipasangkan dari bawah.
Pemberian susu untuk operator secara rutin untuk menjaga kesehatan
kerja.
4
1.4. Area Daya (Genset dan Kompressor)
Area daya merupakan area confined space.
Terdapat penunjuk arah/indentitas di setiap pipa compressor.
Bangunan area Daya terpisah dengan Bangunan area Produksi,kantor
dll.
1.5. Administration Major

Sudah sertifikasi ISO 9000, ISO 14001, Green Company ASTRA.


Policy (5 Years, 1 Year), program dan berjalan.
Adanya Departemen LK3 untuk terlaksananya Norma Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Memiliki Ahli K3 Umum sehingga pengawasan K3 berjalan dengan baik.
6 Talk Meeting sebagai komitmen seluruh karyawan terhadap Norma
K3.
Sosialisasi Kebijakan LK3 ada pada papan-papan/Safety Board di setiap
zone untuk menunjukan komitment manajemen.
Terdapat Peta jalur evakuasi disetiap Zone.
Simbol-simbol (sign) hazard terdapat pada tiap zone yang dianggap
perlu dan berpotensi terjadinya kecelakaan, berikut juga sign tanggap
darurat untuk evakuasi bila terjadi kebakaran &/gempa bumi.

2. Temuan Negatif

2.1. Area Work Shop

Pewarnaan cat pada tabung acetylin (Coklat) dan Oksigen (Hitam)


tidak sesuai standard.

2.2. Area Casting

APD khususnya Sepatu safety tidak sesuai dengan bidang pekerjaan.

Kabel Listrik dari panel tidak terinstal dengan baik dan terminalnya
tidak terisolasi dengan baik.

2.4. Area Daya (Genset dan Kompressor)

Tidak memakai tali asbes pada cerobong asap genset.

2.5. Umum

Operator forklift berjalan tidak menghidupkan lampu sirine.

5
BAB III

ANALISA

A. Analisa

Peraturan
Temuan Sumber Analisa Potensi
No Lokasi Saran/Pengendalian
Perundang-
Bahaya Bahaya
undangan
1. Area Work Pewarnaan cat pada Kesalahan dugaan Warna cat botol baja UU No. 1/1970
Shop tabung acetylin terhadap jenis isi sesuaikan dengan Pasal 3 Huruf
(Coklat) dan Oksigen Tabung pewarnaan menurut C juncto
(Hitam) tidak sesuai mengakibatkan standard. Permenaker no
standard. kesalahan 01/Men/1982
penggunaan dan Tentang
fatal. Bejana Tekan.
2. Area Casting APD khususnya Apabila terkena Mengganti UU APD no.
Sepatu safety tidak cairan logam panas Sepatu Safety sesuai
01/1970 Pasal
sesuai dengan (Aluminium) maka dengan jenis
3 ayat 1, pasal
bidang pekerjaan. terjadi luka berat pekerjaannya.
14.
Kabel Listrik dari Dapat terjadinya Penataan instalasi
UU No. 01
panel tidak terinstal kebakaran jika kembali semua
Tahun 1970
dengan baik dan terjadinya arus kabel/wire dengan
Pasal 3 Ayat 1
terminalnya tidak pendek dan potensi baik. huruf q.
terisolasi dengan bahaya bila terkena Kepmenaker
baik. oleh orang/pekerja. No. Kep. 75/
Men/2002
4. Area Daya Tidak memakai tali Apabila operator Pemasangan tali Permenaker
(Genset dan asbes pada cerobong tersentuh dengan asbes pada cerobong No.Per.04/Men/
Kompressor) asap genset. pipa gas buang mak pembuangan asap. 1985 Pasal 4
akan terjadi luka
bakar.
5. Umum Operator forklift Bisa terjadi AK3 umum Permenaker
berjalan tidak kecelakaan memberikan No.
menghidupkan (tabrakan). pembinaan pada Per.05/men/
operator. 1985.
lampu sirine.

6
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil Praktek Kujungan Lapangan (PKL) di PT. Nanana


banyak temuan-temuan K3 dan bisa kami simpulkan bahwa seluruh Area-area
kerja/proses yang telah kami lakukan pengamatan terdapat potensi bahaya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) terhadap operator,orang lain yang
berhubungan dengan pekerjaan (tamu, vendor,dll). Sebagian besar potensi bahaya
tersebut masih dalam upaya perbaikan dan tindakan preventif untuk mencapai
norma-norma K3 di tempat kerja.

B. Saran

Dalam pelaporan PKL ini kami sampaikan juga kepada PT. Nanana
sehubungan dengan potensi bahaya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
(PAK).

1. Pengecatan seluruh bejana tekan sesuai standard.

2. Instalasi Kabel listrik dipasang sesuai dengan standard.

3. Pemasangan tali asbes pada cerobong genset dipasang 2 meter dari


permukaan lantai.

4. Jenis Alat Pelindung Diri (APD) safety shoes harus disesuaikan dengan jenis
pekerjaan (safety shoes tahan terhadap tumpahan cairan aluminium panas).

Anda mungkin juga menyukai