Anda di halaman 1dari 83

Operator

K3 Pesawat Angkat Dan


Angkut
(PERALATAN ANGKAT)
Blora, 01 Nopember 1955
Jln. Tanjung VII BS 27/16, Jatisampurna Bekasi
Telp. 021 – 8442781, HP. 0812 4233 5155

 Mulai bekerja di Depnaker Tahun 1976


 Inspektur Bidang BINWASNAKER
 Auditor Ahli Madya BINWASNAKER
 Purna tugas thn. 2011
 Narasumber K3
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. MAMPU MEMAHAMI PERATURAN
PERUNDANGAN YANG TERKAIT

2. MEMILIKI KEPEDULIAN (CARE) DAN


MENGHARGAI SETIAP RUAS ANGGOTA
TUBUH DAN JIWA SENDIRI MAUPUN ORANG
LAIN

3. MAMPU MENGIDENTIFIKASI DAN


MENGENDALIKAN POTENSI BAHAYA
(HAZARD) DI TEMPAT KERJA

4. MAMPU MENEKAN SEMINIMAL MUNGKIN


TERJADINYA ACCIDENT DAN ATAU ZERO
ACCIDENT MAUPUN PENYAKIT AKIBAT
KERJA (PAK)

5. MAMPU MENGAMANKAN DAN


MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI
SEHINGGA DAPAT TERCAPAI EFEKTIFITAS
DAN EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER-
SUMBER PRODUKSI

6. MAMPU MENCIPTAKAN SAFE DAN HEALTH


SETIAP MELAKSANAKAN AKTIVITAS DI
TEMPAT KERJA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Suatu pemikiran dan upaya


menjamin keutuhan dan
Filosofi: kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani TK pada
khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju
masyarakat adil dan
makmur.

5
DATA KECELAKAAN KERJA VERSI JAMSOSTEK

129.911

99.491 103.000

8.900

RATA-RATA PERHARI 9 ORANG

SUMBER DATA JAMSOSTEK


Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)

BASIC
INSIDENT/
LACK OF CAUSES
IMMIDIATE ACCIDENT
CONTROL LOSSES
CAUSES
 OPERASI TANPA OTORISASI  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK
 GAGAL MEMPERINGATKAN  APD KURANG, TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGAMANKAN  PERALATAN RUSAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN  RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS

SEBAB LANGSUNG
TIDAK BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG
 PAKAI ALAT RUSAK  BAHAYA KEBAKARAN
 PAKAI APD TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PEMUATAN TIDAK LAYAK  KEBISINGAN
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK  TERPAPAR RADIASI
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI  PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN  VENTILASI TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT  LINGKUNGAN TIDAK AMAN
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
04/13/23 10
KERUGIAN
?
?
?
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)

• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan
perkakas
• Kerusakan produk dan
material
• Terlambat dan ganguan
produksi
• Biaya legal hukum
• Gaji terusdibayar untuk waktu • Pengeluaran biaya untuk
yang hilang penyediaan fasilitas dan
• Biaya pemakaian pekerja peralatan gawat darurat
pengganti dan/ atau biaya • Sewa peralatan
melatih • Waktu untuk penyelidikan
• Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja
administrasi
• Berkurangnya hasil produksi
akibat dari sikorban
LANGKAH PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

(Menurut ILO)
 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu pengetahuan,
tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa
• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3

 STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan
pelak K3

 INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
lanjutan
 RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK

• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan bid K3


sesuai perkemb ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi

 PENDIDIKAN & LATIHAN

• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan & ketrampilan


K3 bagi TK

 PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan melalui
penerapan & pemaksaan melalui sanksi-sanksi
lanjutan

 ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3

 PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3
di tempat kerja
JAUHKANLAH
“HAZARD”
Adalah sumber bahaya potensial yang
dapat menyebabkan kerusakan
(harm).

Hazard dapat berupa bahan-


bahan kimia, bagian-bagian mesin,
bentuk energi, metode kerja atau
situasi kerja.
TUJUAN AKHIR
DITEMPAT KERJA
Aman (safe) adalah suatu
kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya telah
dapat dikendalikan ke tingkat
yang memadai, dan ini adalah
lawan dari bahaya (danger).
 
UNDANG-UNDANG
NO. 1 TAHUN 1970
KESELAMATAN KERJA
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

UU No.1 Tahun 1970 Pasal 86, 87


UUK No.13/2003

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; PerMen ; SE;


SUBSTANSI UU No.1 TAHUN
1970
BAB I
Pasal 1
- ISTILAH

Unsur tempat kerja, ada :


(1) Tempat kerja: 1. Ruangan/ lapangan (1) SDM
2. Tertutup/ terbuka (2) Sumer bahaya
3. Bergerak/ tetap (3) usaha
(1) Pengurus  pucuk pimpinan (bertanggung jawab/ kewajiban)
(2) Pengusaha
orang/ badan hukum yg menjalankan usaha atau tempat kerja
(4) Direktur , pelaksana UU No. 1/1970 (Kepmen No. 79/Men/1977)
(5) Pegawai pengawas ketenagakerjaaan dan spesialis.
(6) Ahli keselamatan kerja tenaga tekhnis berkeahlian khusus dari luar
Depnaker
SUBSTANSI UU No.1
TAHUN
BAB II
Pasal 2
-
1970
RUANG LINGKUP

(1) Tempat kerja, dalam wilayah hukum R.I :


a. Darat, dalam tanah
b. Permukaan air, dalam air
c. Udara
(2) Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yg berkaitan
dengan :
a. Keadaan mesin/ alat/ bahan
b. Lingkungan kerja
c. Sifat pekerjaan
d. Cara kerja
e. Proses produksi
(3) Kemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat kerja

n : peraturan pelaksanaan digolongkan untuk bidang teknis dan sektoral


UBSTANSI UU No.1 TAHUN 1970
Syarat-syarat K3

Pasal 3

(1) Arah dan sasaran yang akan dicapai melalui syarat-syarat K3


(2) Pengembangan syarat-syarat K3 di luar ayat (1)  IPTEK

Pasal 4

(1) Penerapan syarat-syarat K3  sejak tahap perencanaan s/d


pemeliharaan
(2) Mengatur prinsip-prinsip teknis tentang bahan dan produksi
teknis
(3) Kecuali ayat (1) dan (2) bila terjadi perkembangan IPTEK dapat
ditetapkan lebih lanjut
SUBSTANSI UU No.1
TAHUN
Pasal
(1)
5 1970
Direktur sebagai pelaksana umum
(2) Wewenang dan kewajiban :
– direktur (Kepmen No. 79/Men/1977)
– Peg. Pengawas (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No.
03/Men/1984)
– Ahli K3 (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No. 4/Men/1992)

MENTERI

DIREKTUR

PEG. WAS AK3 DOKTER PRSH/ PJK3


PARAMEDIS

PEMERINTAH SWASTA PERSH/


KERJASAMA
SUBSTANSI UU No.1
TAHUN 1970
Pasal 6 Panitia banding (belum di atur)

Pasal 7 Retribusi
Pasal 8
(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan TK
(2) Berkala  (permen No. 02/Men/1980 dan Permen No.
03/Men/1983)
SUBSTANSI UU No.1
TAHUN
Pasal 9 - Pembinaan1970
(1) Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan  TK baru
(2) Dinyatakan mampu dan memahami  pekerja
(3) Pengurus wajib  pembinaan
(4) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati syarat-syarat K3

Pasal 10 - Panitia Pembina K3 (Permenaker No. 04/Men/1984)

Pasal 11 - Kecelakaan
(1) Kewajiban pengurus untuk melaporkan kecelakaan
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan (permen No.
03/Men/1998)
UBSTANSI UU No.1 TAHUN 1970
Pasal 12 – Hak dan Kewajiban TK
a. Memberi keterangan yang benar (peg. Pengawas dan ahli K3)
b. Memakai APD
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3
d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-syarat K3
e. Menyatakan keberatan kerja bila syarat-syarat K3 tidak dipenuhi dan APD yang
wajib diragukan
Pasal 13 – Kewajiban memasuki tempat kerja
Barang siapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan mentaati K3 dan APD

Pasal 14 – Kewajiban pengurus


a. Menempatkan syarat-syarat K3 di tempat kerja (UU No. 1/1970 dan
peraturan pelaksananya)
b. Memasang poster K3 dan bahan pembinaan K3
c. Menyediakan APD secara cuma-cuma
SUBSTANSI UU No.1
Pasal 15 TAHUN 1970
– Ketentuan Penutup
(1) Pelaksanaan ketentuan pasal-pasal di atur lebih lanjut dengan peraturan
perundangan
(2) Ancaman pidana atas pelanggaran :
• Maksimum 3 bulan kurungan atau
• Denda maksimum Rp. 100.000
(3) Tindak pindana tersebut adalah pelanggaran
Pasal 16
Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan undang-undang ini paling lama setahun (12
Januari 1970)

Pasal 17
Aturan peralihan untuk memenuhi keselamatan kerja  VR 1910 tetap berlaku selama
tidak bertentangan

Pasal 18
Menetapkan UU No. 1/ 1970 sebagai undang-undang keselamatan kerja dalam LNRI No. :
1918 mulai tanggal 12 Januari 1970
PELAKSANAAN K3 SESUAI UNDANG – UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970

MGT
S D M

BAHAN
LINGKUNGAN KERJA

FAKTOR AMAN Prod’s


PENYEBAB
PERALATAN TEMPAT KERJA SEHAT

SIFAT PEKERJAAN
PROSES PRODUKSI

CARA KERJA KECELAKAAN

ANALISIS
• Secara sektoral
 PP No. 19/1973 tentang pengaturan dan
pengawasan K3 di peertambangan
 PP No. 11/ 1979 tentang K3 pd pemurnian dan pengolahan minyak dan
gas bumi
 Per.Menaker No. 01/1978 K3 Dalam Penebangan dan
Pengaangkutan Kayu
 Per.Menaker No. 01/1980 K3 Pada Konstruksi Bangunan
• Pembidangan Teknis
 PP No. 7/1973 – Pestisida
 PP No. 11/ 1975 - Keselamatan Kerja Radiasi
 Per.Menaker No. 04/1980 – APAR
 Per.Menaker No. 01/1982 - Bejana Tekan
 Per.Menaker No. 02/1983 - Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatik
 Per.Menaker No. 03/1985 - Pemakaian Asbes
 Per.Menaker No. 04/1985 - Pes. Tenaga & Prod.
 Per.Menaker No. 05/1985 - Pes. Angkat & Angkut
Pembidangan Teknis
 Per.Menaker No. 02/1989 - Instalasi Petir

 Per.Menaker No. 03/1999 - Lif Listrik

 K ep.Menaker No,Kep.75/MEN/2002 PUIL 2000


Pembinaan SDM
 Per.Menaker No. 07/1973 - Wajib Latih Hiperkes Bagi Dokter
Perusahaan
 Per.Menaker No. 01/1979 - Wajib Latih Bagi Paramedis
 Per.Menaker No. 02/1980 - Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
 Per.Menaker No. 02/1982 - Syarat dan Kwalifikasi Juru Las
 Per.Menaker No. 01/1988 - Syarat dan Kwalifikasi Oparetor
Pesawat Uap
Pembinaan SDM
 Per.Menakertarns No. 09/2010 - Syarat dan Kwalifikasi
Operator Angkat dan Angkut
 Per.Menaker No. 02/1992 - Ahli K3
 Kep.Menaker No. 407/1999 - Kompetensi Tehnis Lif
 Kep.Menaker No. 186/1999 - Pengorganisasian
Penanggulangan Kebakaran
• Per.Menaker No. 05/Men/1985 - Pes. Angkat &
Angkut
• Per.Menakertarns No. 09/Men/2010 - Syarat dan
Kwalifikasi Operator Angkat dan Angkut
Permen No. 05/Men/1985
(PAA)
direktorat@norma-k3.com

Mengapa
Potensi Bahaya
diawasi Sumber Bahaya • Bagian yang berputar
• Pesawat • Bagian yg bergerak
• Operator • Bagian yg menderita beban
UU No.1/1970 • Kemampuan / ketrampilan
Pasal 3 & Pasal 4
Pesawat
Angkat &
Angkut

Jenis Kecelakaan
Kecelakaan • Kebisingan
• Terjepit
Dasar hukum • Peledakan/Kebakaran
Termasuk PAK
pengawasannya

Pengendalian
• Ruang lingkup
• Siapa yang mengawasi
• Bagaimana caranya
• Konstruksi harus kuat
• Safety device terpasang dan
• Menjamin keselamatan dan
berfungsi baik
kesehatan TK dan orang
• Layak pakai
lain
• Riksa uji
• Menjamin penggunaan
• APD
pesawat angkat dan
• Perawatan dengan baik
angkut aman dipakai
• Pengoperasian sesuai
• Menjamin proses produksi
manual/SOP dan oleh orang
aman dan lancar
yg berwenang
• Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja
UU No. 1 tahun 1970 • Upaya K3
Pasl 2, 3 & Pasal 4 • Sebagai pelaksanaan UU No. 1 tahun 1970

• Peralatan Angkat (Psl. 06 s.d 74)


Mengatur K3 di tempat • Pita Transport (Psl. 75 s.d 97)
Permen No. Per. 05/Men/1985 • Pesawat Angkutan diatas landasan
12 Bab 146 Pasal kerja, PAA dibuat,
dipasang, dipakai (Psl. dan permukaan (Psl. 98 s.d 115)
ditetapkan 02 Agustus 1985 • Alat Angkutan jalan rel (Psl. 116 s.d
(Psl. 146) 05 )
133)

Dengan ketentuan umum sebagaimana


ditetapkan pada pasal 1 s.d 04

Yang menimbulkan gerakan dan panas


Pengurus/ pengusaha yg membahayakan harus dipasang alat
bertanggung jawab terhadap pelindung (Psl. 35 s.d 48)
ditaatinya semua ketentuan
(Psl. 142)

Untuk mendapatkan Diperiksa dan diuji oleh


pengesahan (Psl. 134 pegawai pengawas dan
s.d 135) atau Ahli K3 (Psl. 138 s.d
PELANGGARAN 139)
sangsi (Psl. 143)
Melalui permohonan
Pengawasan
Pembuatan dan pemasangan Kewenangan Direktur
dilaksanakan oleh
harus dilaksanakan oleh untuk mengadakan
pegawai pengawas dan
perusahaan yang ditunjuk (Psl. perubahan teknis (Psl.
ahli K3 (Psl. 144) 137) 136)
 Pasal 3  Beban maksimum
 dilarang melebihi beban maksimum
 Angkat/turun harus perlahan-han
 gera mula dan berhenti dilarang tiba-2

 Pasal 4  Harus dilayani oleh operator yang kom


peten.

 Pasal 5  Can s/d pemeliharaan


KESEIMBANGAN BEBAN
PUSAT BEBAN
TILT

BWD FWD

150-200mm
DIAGRAM KAPASITAS
ANGKAT
MAXIMUM LIFTING HEIGHT

Adalah jarak ketinggian dari permukaan tanah sampai tinggi fork maksimum
Dengan posisi mast tegak lurus dg standar beban pd load center
PERALATAN ANGKAT
Pasal 06 s/d 74
Pasal 7  baut

Pasal 8  tromol gulung


PERALATAN ANGKAT
BERKUALITAS TINGGI, FAKTOR
KEAMANAN 3,5 KALI, NON
SAMBUNGAN
/SIMPUL/BELITAN/KUSUT/DSB 12%  6x7 50 cm
TALI PELUMAS YANG TIDAK MENGANDUNG 20%  6X19
BAJA ASAM/ALKALI
25%  6X37/6X61
HRS DIPERIKSA MIN SEMINGGU
Psl. 9 12% tali baja seal
SEKALI
DILARANG MENGGUNAKAN 15% lilitan pot segitiga

TALI BERKUALITAS TINGGI,


HRS DIPERIKSA MIN 3 BULAN SEKALI  SERAT
SERAT
PUTUS/TERKELIPAS/PERUBAHAN UKURAN
Psl. 10 PANJANG/KERUSAKAN PADA SERAT/PERUBAHAN WARNA/ DLL
DIGULUNG PADA TROMOL YANG TIDAK TAJAM DAN ALUR MIN
SEBESAR DIAMETER TALI
TALI
 GANTI  (tidak sesuai, perubahan panjang 5% , aus >
RANTAI ¼ diameter ,
 PERBAIKAN OLEH AHLINYA
Psl. 11
 DILARANG (dipukul/disliang,plintir, kusut dibuat
simpul/ditarik/jatuh dari ketinggian/beban
kejutan/mengikat muatan

SLING  PUNYA KEKUATAN YANG MEMADAI


Psl. 12 CACAT DILARANG DIPAKAI
DIGANAKAN > satu beban harus dibagi rata
(16) **REM = TIDAK KURANG DARI 1 ½ BEBAN

(18)** ANGKAT, NAIK, TURUN  DIATUR DENGAN SANDI

(20) ** BEBAN NAIK VERTIKAL

** DILUAR JANGKAUAN  AMBIL LANGKAH AMAN

(21) ** PEMBERI ISYARAT HARUS YAKIN

(23) ** HINDARI LEWAT ORANG


(24) *** BAHAYA BENDA CAIR/PAKAI MAGNIT

(25) ** DILARANG MENGISTIRAHATKAN/PERBAIKAN PESAWAT


DENGAN BEBAN MENGGANTUNG

(33) ** LISTRIK  ALAT KEMBALI PSS NETRAL/PEMBATAS


OTOMATIS
(55) ** Keran Angkat  alarm bila melampaui beban maksimal

(56)** Keran Angkat magnit  rangkaian listrik magnit baik, tahan


isolasi hrs dicek secara teratur

(57) ** Tabung magnit tdk boleh dibiarkan tergantung dan dilepas


jika tdk digunakan

(58) ** Keran angkat berpindah  rencana harus matang (titik


tertinggi & konstuksi atas

Dst……
PITA TRANSPORT
KONSTRUKSI  kuat menunjang muatan, titik geser (pindah bahan) dilindungi

LINTASAN  sering ditinggal/dilalui  dilengkapi sepanjang lintasan ruang


min 45 cm/sandaran standar, lantai bongkar/muat anti slip –
bersih dari sampah dll, penyeberangan hars ada jembatan .

SELURUH PERLENGKAPAN  harus diberi pengaman

PELUMASAN SECARA OTOMATIS

RUANG MESIN  TEMPAT


YANG CUKUP &
PENERANGAN
YANG MEMADAI
PESAWAT ANGKUT DIATAS LANDASAN DAN DIATAS
PERMUKAAN
BAB V • TRUCK, TRUK DEREK, GEROBAK, FORKLIFT &
PESAWAT ANGKUTAN KERETA GANTUNG
DI ATAS LANDASAN • PERALATAN PELAYANAN = SERAGAM FUNGSI,
DAN DI ATAS GERAK & WARNA
PERMUKAAN • CUKUP BAIK, TIDAK BAHAYA BAGI OPERATOR
18 PASAL (98 S/D 115)
• MOTOR BAKAR DILARANG OPS LOKASI BHY
KEBAKARAN, LEDAK, R.TERTUP
• PRAMUAT CEK FUNGSI REM GANJAL TANJAK
• = JALAN AMAN SESUAI KECEPATAN YG
DITENTUKAN

LANTAI KERJA
Konstruksi kuat, rata = speed, roda/ban
Sudut belokan tajam, terjal dll
Tanda dikedua sisi
AREA BEBAS LINTASAN TRUCK
Satu arah 60 Cm, 90 Cm dari muatan paling lebar
LAMPU PENERANGAN & PERINGATAN EFEKTIF
lengkap
ALAT ANGKUT DENGAN JALAN REL (Psl. 116 s/d 133
PENGESAHAN

134-135
RIKSA/UJI
138-139
142 – PENGURUS HARUS BERTANGGUNGJAWAB
DITAATINYA PERATURAN MENTERI INI

143 – LANGGAR --- PIDANA MIN 3 BULAN

144 – WAS -- PEG. PENGAWAS DAN AHLI K3


145 – PEDOMAN LAKS OLEH DIREKTUR

146 – ditetapkan sejak 02 Agustus 1985


DASAR HUKUM
UU NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
PERMEN NO. 05/MEN/1985
TENTANG PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

RUANG LINGKUP
• PENGGOLONGAN OPERATOR
• KUALIFIKASI, SYARAT-SYARAT OPERATOR DAN PETUGAS PESAWAT
ANGKAT DAN ANGKUT
• KEWENANGAN OPERATOR DAN PETUGAS
• SERTIFIKASI OPERATOR DAN PETUGAS
• KEWAJIBAN OPERATOR DAN PETUGAS
• SANKSI
1. ISTILAH (1-15 jenis)
2. MENGATUR KUALIFIKASI,
SYARAT-2, WEWENANG,
KETENTUAN KEWAJIBAN
UMUM 3. DILARANG
MEMPEKERJAKAN OPERATOR
DAN ATAU PETUGAS PAA YG
TIDAK MEMILIKI LISENSI K3
DAN BUKU KERJA
4. JUMLAH OPERATOR YANG
DIPEKERJAKAN

= PUNYA LISENSI K3 & BUKU KERJA SESUAI JENIS &


KLASIFIKASI
= OP PAA MELIPUTI PERALATAN ANGKAT, PITA
TRANSPOT, PESAWAT ANGKUTAN DIATAS LANDASAN
DAN DIATAS PERMUKAAN DAN ALAT ANGKUTAN JALAN
REL.
OPERATOR
PERALATAN ANGKAT
6. meliputi lier, lift barang, keran kelabang, keran overhead dll s/d
mesin pancang yang diklasifikan
a. Operator Kelas I
b. Operator Kelas II dan
c. Operator Kelas III
tidak berlaku (Non Kelas) gondola,lier,takel dan mesin pancang
7. Persyaratan Operator Peralatan Angkat
8. Peningkatan kelas minimum 2 th dibidangnya.

OPERATOR
PITA TRANSPORT
9. Op. Pita transpot meliputi op. Eskalator, op Ban ber-
jalan & Rantai berjalan
10. Persyaratan Operator Pita transpot
OPERATOR
PESAWAT ANGKUTAN DI ATAS LANDASAN DAN
DIATAS PERMUKAAN
11. dump truk, truk derek/trailer, alat angkutan bahan berbahaya,
traktor, kereta gantung, shovel, excavator/back hoe, compactor,
mesin giling, bulldozer, loader, tandem roller, tire roller, grader,
vibrator, side boom, forklift dan atau lift truk

12. Operator forklift dan atau lift truk di klasifikasikan :


(a) Operator Kelas I
(b) Operator Kelas II

13 dan 14
persyaratan Op. Forklift dan atau lift truk
KELAS I KELAS II

a.MIN SLTA/SEDERAJAT SAMA


b.PENGALAMAN 3 TH === YAN DIBIDANGNYA 1 TAHUN
c.SEHAT SAMA
d.MIN 21 TH 19 TH
e.LISENSI K3 & BUKU KERJA SAMA

15. Peningkatan kelas dengan Syarat :


a. berpengalaman 2 th sesuai tingkatnya
b. mengikuti kursus & lulus ujian
Operator alat angkutan jalan
Rel
16. Operator alat angkutan jalan rel meliputi operator lokomotip dan
lori
17. Persyaratan operator alat angkutan jalan rel

a. SLTA/sederajat
b. Pengalaman 1 th di bidangnhya
c. Berbadan sehat
d. Umur 19 th
e. Memiliki lisensi K3 dan buku kerja
PETUGAS PESAWAT
ANGKAT DAN ANGKUT
18.PENGOPRASIAN PAA DAPAT DI BANTU
PETUGAS PAA (JURU IKAT/RIGGER DAN

TEKNISI)

19. PERSYARATAN JURU IKAT (REGGER)


A. SLTP/SEDERAJAT
B. PENGALAMAN 1 TH DI BIDANGNHYA
C. BERBADAN SEHAT
D. UMUR 19 TH
E. MEMILIKI LISENSI K3 DAN BUKU
KERJA
TEKNISI
20. Persyaratan Teknisi
a. SLTA/sederajat dan atau pengalaman di bidangnya 3 th
b. Sehat
c. Umur 21 th
 d. Memiliki lisensi K3 dan buku kerja

TEHNISI
Pasal 21
Dirjen atau Pejabat yang ditunjuk menerbitkan lisensi K3 dan
buku kerja
Pasal 22
(1). Untuk memperoleh lisensi K3 dan Buku kerja OP & Petugas
Permohonan
a. copy ijasah terahir
b. surat pengalaman
c. berbadan sehat
d. copy KTP.
e. copy sertifikat kompetensi
f. Pas photo 2x3 (3 lbr) 4x6 (3 lbr)
(2). Permohonan diperiksa oleh tim
(3). Diterbitkan Lisensi K3 & Buku Kerja oleh Dirjen

MEKANIK DIT PNK3 69


(1). Lisensi K 3 & Buku Kerja berlaku 5 th dan dapat
diperpanjang
(2). Syarat perpanjangan
a. Lisensi K3 lama asli
b. Buku kerja asli yg telah di periksa oleh atasannya
c. Surat keterangan berbadan sehat
d. Copy KTP
e. Copy sertifikat kompetensi
f. Pas photo 2x3 (3 lbr) 4x6 (3 lbr)

Pasal 24
Dalam hal sertifikat kompetensi pasal 22 (1) huruf e dan
pasal 23 (2) huruf e belum dapat dilaksanakan maka dapat
menggunakan sertifikat pembinaan K3 dari Dirjen
Pasal 25

Buku kerja operator atau petugas harus diperiksa setiap 3 bulan oleh
atasannya

Pasal 26

Lisensi dan buku kerja hanya berlaku selama operator


atau petugas PAA diperusahaan yang mengajukan

Pasal 27

Lisensi dan buku kerja dapat dicabut apabila operator


atau petugas paa terbukti :
a.Melakukan tugasnya tidak sesuai dengan jenis dan
kualifikasinya
b.Melakukan kesalahan, kelalaian, kecerobohan
sehingga menimbulkan keadaan berbahaya atau
kecelakaan kerja
c.Tidak melaksanakan kewajiban sesuai psl 34
Pasal 28

(1). OP. Peralatan angkat kelas I dimaksud Ps.6 (2) huruf a


berwenang :
a. Mengoprasikan P. angkat > 100 ton atau tinggi menara > 40
m s/d 60 m
b. Mengawasi dan membimbing OP Kls II dan OP Kls III
(2). OP. Peralatan angkat kelas II dimaksud Ps.6 (2) huruf b
berwenang :
a. Mengoprasikan P. angkat >25 ton < 100 ton
b. Mengawasi dan membimbing OP Kls III
(3). OP Peralatan angkat Kls III dimaksud Ps 6 (2) huruf c
berwenang mengoprasikan < 25 ton atau tinggi menara s/d 40
m
(4). OP Jenis gondola, lier, takel dan mesin pancang dimaksu Ps 6
(1) berwenang mengoprasikan masing2 jenisnya
Pasal 29

OP.Pita transpot dimaksud Psl 9 berwenang mengoprasikan


Eskalator, ban berjalan, dan rantai bejalan
Pasal 30

(1). OP. pesawat angkutan di atas landasan dan di atas


permukaan dimaksud Psl 11 berwenang mengoprasikan
antara lain : Dump truk,truk derek/trailer, alat angkutan
bahan berbahaya, traktor, kereta gantung, shovel,
excavator/backhoe, compactor, mesin giling, bulldozer,
loader, tanden roller, tire roller, vibrator, side boom, forklift
dan atau lift truk.
(2). OP. forklift dan atau lift truk Kls I dimaksud Psl 12 huruf a
berwenang :
a. Mengoprasikan > 15 ton sesuai dengan jenisnya
b. Mengawasi dan membimbing OP Kls II
(3). OP. forklift dan atau lift truk Kls II dimaksud Psl 12 huruf
b berwenang mengoprasikan maksimum 15 ton.
Pasal
31

OP. ALAT ANGKUTAN JALAN REL DIMAKSUD PSL 16 BERWENANG


MENGOPRASIKAN LOKOMOTIF BESERTA RANGKAIANNYA DAN LORI
RIGGER
PASAL 32
JURU IKAT (RIGGER) DIMAKSUD PSL 18
(2) BERWENAMG MELAKUKAN :
a.PENGIKATAN BARANG ATAU BAHAN
SESUAI DENGAN PROSEDUR PENGIKATAN.
b.PEMBERIAN ABA-ABA PENGOPRASIAN
PAA

TEHNISI
Pasal 33

Teknisi pesawat angkat dan angkut dimaksud psl 18 (2)


berwenang melakukan :

a.Pemasangan, perbaikan, atau perawatan PAA dan


b.Pemeriksaan, penyetelan dan mengevaluasi keadaan
PAA
KEWAJIBAN OPERATOR DAN PETUGAS
Pasal 34
(1). OP. PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT BERKEWAJKIBAN :
a. MELAKUKANPENGECEKAN THD KONDISI ATUA KEMAMPUAN KERJA
PAA, ALAT-ALAT PENGAMAN, DAN ALAT PERLENGKAPAN LAINNYA
SEBELUM DIOPERASIKAN.

b. BERTANGGUNG JAWAB ATAS PENGOPRASIAN PAA

c. TIDAK MENINGALKAN PENGOPRASIAN SELAMA MESIN DIHIDUPKAN.

d. MENGHENTIKAN PAA DAN SEGERA LAPOR KE ATASANYA BILA


PENGAMAN ATAU ALAT PERLENGKAPAN TIDAK BERFUNGSI DG BAIK /
RUSAK.

e. OP KLS I MENGAWASI DAN MENGKOORDINASI OP KSL II DAN III

f. MEMATUHI PERATURAN DAN MELAKUKAN TINDAKAN PENGAMANAN


YG DITETAPKAN DALAM PENGOPRASIAN PAA.

g. MENGISI BUKU KERJA & MEMBUAT LAPORAN HARIAN SELAMA


PENGOPRASIAN PAA
MEKANIK DIT PNK3 76
(2). JURU IKAT (RIGGER) BERKEWAJIBAN :
a. MELAKUKAN PEMILIHAN ALAT BANTU ANGKAT.
b. MELAKUKAN PENGECEKAN KONDISI PENGIKATAN DG AMAN.
c. MELAKUKAN PERAWATAN ABA.
d. MEMATUHI PERATURAN DAN MELAKUKAN TINDAKAN
PENGAMANAN.
e. MENGISI BUKU KERJA DAN MEMBUAT LAPORAN HARIAN.

(3). Teknisi berkewajiban :


a. Melapor ke atasan langsung kondisi PAA jika tidak aman atau
tidak layak.
b. Bertanggung jawab atas hasil pemasangan,pemeliharaan,
perbaikan dan atau pemeriksaan/komponen PAA.
c. Mematuhi peraturan dan melakukan tindakan pengamanan.
d. Membantu Pegawai Pengawas KK Spesialis PAA dl pemeriksaan
& pengujian PAA.
e. Mengisi buku kerja dan membuat laporan harian sesuai
pekerjaannya.
PEMBINAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
Pasal 35

(1). PELAKSANAAN PEMBINAAN K3 BAGI OP DAN PETUGAS PAA


DILAKUKAN OLEH :
a. INSTANSI LINGKUP TUGAS & TANGGUNG JAWABNYA DI
BIDANG KK PADA PEMERINTAH PROVINSI PEMERINTAH
DAN KAB/KOTA.
b. PJK3 BIDANG PEMBINAAN YG DITUNJUK DIRJEN
BERKOORDINASI DG DINAS SETEMPAT.

(2). PERUSAHAN SECARA IN HOUSE PERMOHONAN KE DINAS


SETEMPAT.

(3). MATERI PEMBINAAN K3 BAGI OP & PETUGAS DITETAPKAN


OLEH DIRJEN.
PENGAWASAN
PASAL 36
PENGAWASAN TERHADAP DITAATINYA PERATURAN OLEH
PENGAWAS KETENAGAKERJAAN.

SANKSI
PASAL 37
PENGUSAHA ATAU PENGURUS MEMPEKERJAKAN OP & PETUGAS PAA TIDAK
MEMILIKI LISENSI K3 & BUKU KERJA, TIDAK MEMENUHI KUALIFIKASI DLM
PSL 3 DAN PSL 4 DIKENAKAN SANKSI

ATURAN PERALIHAN
PASAL 37

(1). BAGI OP & PETUGAS PAA YG TELAH MEMILIKI LISENSIN K3 &


BUKU KERJA SEBELUM PERATURAN INI TETAP BERLAKU.
(2). SETELAH BERAHIR JANGKA WAKTUNYA DAPAT DIPERPANJANG
SESUAI PSL 23.
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 39
Dengan ditetapkan peraturan ini Permenaker 01/Men/1989 di
nyatakan tidak berlaku.

Pasal 40
Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak ditetapkan 13 Juli
2010
Jenis dan Kapasitas Kualifikasi dan Jumlah Operator
Nomor
Pesawat Angkat dan Angkut
Kelas III Kelas II Kelas I
I Peralatan Angkat
Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat
1.1
hidrolik, dan pesawat pneumatik.
s/d 25 ton 1 orang - -
> 25 ton dan s 100 ton 1 orang 1 orang -
> 100 ton dan s 300 ton 1 orang 1 orang 1 orang
> 300 ton dan s 600 ton 2 orang 1 orang 1 orang
> 600 ton 2 orang 2 orang 1 orang
Alat angkat Iistrik/lift baranglpassenger hoist. keran overhead, keran pedestal, keran tetap,
1.2
keran gantry, keran dinding dan keran sumbu putar.
s/d 25 ton 1 orang - -
> 25 ton dan s 100 ton - 1 orang -
> 100 ton dan s 300 ton 1 orang - 1 orang

> 300 ton dan s 600 ton - 1 orang 1 orang


> 600 ton 1 orang 1 orang 1 orang
1.3 Keran menara (tower crane).

Tinggi menara sId 40 m 1 orang - -


Tinggi menara > 40 m sId 60 m - 1 orang -
Tinggi menara > 60 m - - 1 orang
Gondola, dongkrak mekanik (lier), takal,
1.4 non kelas 1 orang
dan mesin pancanQ.
II. Pita transport. non kelas 1 orang
Pesawat angkutandl atas landasan dan diatas
III. non kelas 1 orang
permukaan.
3.1 Jenis forklift dan/atau lift truk sId 15 ton. - 1 orang -
3.2 Jenis forklift dan/atau lift truk > 15 ton. - - 1 orang
IV. Alat angkutan jalan ril. non kelas 1 orang 81
TIDAK ADA APA-APANYA
TANPA
SEMUA MENJADI TIDAK ADA APA2NYA

Anda mungkin juga menyukai