MANAJEMEN PEMELIHARAAN
BOILER
DISUSUN OLEH:
ABI TONJO BUONO NIM. 4215020001
DIMAS RIANTO UTOMO NIM. 4215020018
NURUL AULIYA NIM. 4215020026
KELOMPOK 1
1.2. Tujuan
Meningkatkan kehandalan boiler.
Menjaga kinerja boiler agar sesuai dengan standar.
Meningkatkan umur pakai boiler.
Membuat boiler dalam keadaan aman dan terkendali.
Occurrence
Occurrence adalah sebuah penilaian dengan tingkatan tertentu dimana
adanya sebuah sebab kerusakan secara mekanis yang terjadi pada peralatan
tersebut. Dari angka/tingkatan occurrence ini dapat diketahui kemungkinan
terdapatnya kerusakan dan tingkat keseringan terjadinya kerusakan peralatan.
Tabel 2. Occurrence
Ranking Occurence Deskripsi
10
Sangat tinggi Sering gagal
9
8
Tinggi Kegagalan yang berulang
7
6
5 Sedang Jarang terjadi kegagalan
4
3 Sangat kecil terjadi
Rendah
2 kegagalan
1 Tidak ada efek Hampir tidak ada kegagalan
Detection
Detection adalah sebuah penilaian yang juga memiliki tingkatan seperti
halnya severity dan occurrence. Penilaian tingkat detection sangat penting
dalam menemukan potensi penyebab mekanis yang menimbulkan kerusakan
serta tindakan perbaikannya.
Tabel 3. Detection
Ranking Detection Deskripsi
Perawatan preventif akan selalu tidak mampu untuk
10 Tidak pasti mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme
kegagalan dan mode kegagalan.
Perawatan preventif memiliki kemungkinan “very
9 Sangat kecil remote”untuk mampu mendeteksi penyebab potensial
atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.
Perawatan preventif memiliki kemungkinan “remote”
8 Kecil untuk mampu mendeteksi penyebab potensial atau
mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.
Perawatan preventif memiliki kemungkinan sangat
7 Sangat rendah rendah untuk mampu mendateksi penyebab potensial
kegagalan dan mode kegagalan.
Perawatan preventif memiliki kemungkinan rendah
6 Rendah untuk mampu mendeteksi penyebab potensial atau
mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.
Perawatan preventif memiliki kemungkinan
5 Sedang “moderate” untuk mendeteksi penyebab potensial
atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.
Perawatan preventif memiliki kemungkinan
Menengah keatas “moderately High” untuk mendeteksi penyebab
4
potensial atau mekanisme kegagalan dan mode
kegagalan.
Perawatan preventif memiliki kemungkinan tinggi
3 Tinggi untuk mendeteksi penyebab potensial atau
mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.
Perawatan preventif memiliki kemungkinan sangat
2 Sangat tinggi tinggi untuk mendeteksi penyebab potensial atau
mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.
Perawatan preventif akan selalu mendeteksi
Hampir
1 penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan
pasti
mode kegagalan.
Gambar 2. Economizer
2.3. Evaporator
Effect
Item Failure Mode
Local System Plant
Efek Tidak ada
Gagal terbuka Efek ringan
ringan efek
Check valve Efek Tidak ada
Selalu terbuka Efek ringan
ringan efek
Efek Tidak ada
Valve patah Efek ringan
ringan efek
Kesalahan
Sistem uap Berhenti
Ruang pembakaran sequence Boiler trip
trip produksi
burner
Terlalu
banyak bahan Sistem uap Berhenti
Boiler trip
bakar yang trip produksi
terbakar
Terlalu Performa
Sistem uap Produksi
banyak excess boiler
trip lebih rendah
air rendah
Kesalahan
Sistem uap Berhenti
baca detektor Boiler trip
trip produksi
api
Udara
Sistem uap Produksi
pembakaran Boiler trip
trip lebih rendah
terlalu rendah
Kegagalan
Sistem uap Produksi
jalur gas Boiler trip
trip lebih rendah
pembakaran
Sistem uap Produksi
Forced draft fan Motor bising Boiler trip
trip rendah
Kotoran pada Efek ringan Efek Tidak ada
Filter Udara
permukaan pada boiler ringan efek
Efisiensi Hasil
Lubang pada
Ruang Bakar boiler rendah/ Efek ringan
tube
rendah sedikit
Relieve valve Sistem uap Berhenti
Boiler trip
rusak trip produksi
Sistem bahan bakar
Kegagalan trip Sistem uap Berhenti
Boiler trip
valve trip produksi
Sistem uap Berhenti
Sistem piping Korosi Boiler mati
trip produksi
Hasil
Air Produktivitas
Pelembut air Boiler trip rendah/
terkontaminasi rendah
sedikit
Sistem uap Berhenti
Feed water system Pompa mati Boiler trip
trip produksi
Efisiensi Produksi
Tidak ada Tidak ada
boiler lebih
pelembut efek
rendah rendah
Pelembut air
Terlalu Efisiensi Produksi
Tidak ada
banyak boiler lebih
efek
pelembut rendah rendah
b. Burner
Merupakan peralatan pembakar yang bahan bakarnya terbagi menjadi
bagian-bagian kecil sehingga memudahkan proses pembakaran dengan
udara. Bahan bakar HSD (High Speed Diesel) dipergunakan untuk
pembakaran awal. Sedangkan bahan bakar utamanya adalah residu.
Penyalaan burner tergantung pada beban-beban unit. Burner Management
System (BMS) adalah penyaluran konfigurasi penyalaan burner pada saat
start up atau shut down dan load change. Jumlah burner yang menyala atau
mati tergantung pada beban generator yang sebanding dengan kapasitas
bahan bakar untuk memproduksi uap pada boiler. Konfigurasinya diatur
supaya pemanasan dalam ruang bakar merata dan efisien. Penyalaan boiler
yang tidak seimbang dengan beban generator dapat mengakibatkan tidak
stabilnya tekanan dan temperatur uap.
c. Superheater
Merupakan tempat pengeringan steam, dikarenakan uap yang berasal
dari steam drum masih dalam keadaan basah sehingga belum dapat
digunakan. Proses pemanasan lanjutan menggunakan superheater pipe yang
dipanaskan dengan suhu 260°C sampai 350°C. Dengan suhu tersebut, uap
akan menjadi kering dan dapat digunakan untuk menggerakkan turbin
maupun untuk keperluan peralatan lain.
d. Economizer
Berfungsi untuk memanaskan air pengisi ketel sebelum masuk ke boiler.
Pemanasan awal ini perlu yaitu untuk meningkatkan efisiensi ketel dan juga
agar tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar di dalam boiler yang
dapat mengakibatkan keretakan dinding boiler.
e. Air Heater
Komponen ini merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan udara
yang digunakan untuk menghembus/meniup bahan bakar agar dapat
terbakar sempurna. Udara yang akan dihembuskan, sebelum melewati air
heater memiliki suhu yang sama dengan suhu udara normal (suhu luar) yaitu
38°C. Namun, setelah melalui air heater, suhunya udara tersebut akan
meningkat menjadi 230°C sehingga sudah dapat digunakan untuk
menghilangkan kandungan air yang terkandung didalamnya karena uap air
dapat menganggu proses pembakaran.
g. Water Wall
Merupakan dinding di dalam ruang bakar yang berfungsi sebagai tempat
penguapan air. Dinding ini berupa pipa-pipa yang berisi air yang berderet
secara vertikal.
i. Safety Valve
Alat ini berfungsi untuk membuang uap apabila tekanan uap telah
melebihi batas yang telah ditentukan. Katup ini terdiri dari dua jenis, yaitu
katup pengaman uap basah dan katup pengaman uap kering. Safety valve ini
dapat diatur sesuai dengan aspek maksimum yang telah ditentukan. Pada
uap basah biasanya diatur pada tekanan 21 kg per cm kuadrat, sedangkan
untuk katup pengaman uap kering diatur pada tekanan 20,5 kg per cm
kuadrat.
l. ID fan
ID Fan dipasang di dekat stack dan electrostatic precipitator. ID Fan
berfungsi untuk mempertahankan pressure pada furnace boiler dan bekerja
pada tekanan atmosfir rendah karena digunakan untuk menghisap gas dan
abu sisa pembakaran pada boiler untuk selanjutnya dibuang melalui stack.
Sebelum gas dan abu sisa pembakaran dibuang, terlebih dahulu dilewatkan
pada electrostatic precipitator agar bisa mengurangi prosentase polusi udara
yang dihasilkan dari sisa pembakaran tersebut.
4.2. Standar Prestasi Kaitannya dari Aset pada Konteks Operasi Saat Ini
a. Steam generation
Steam generator : 400 ton/hour
Feed water temp. : 238 0C
Outlet pressure : 128 kg/cm2g
Superheater outlet : 538 oC
Precipitator : Bag filter
Firing system : CFB
f. Burner
Capacity : 175 mmBtu/hr on #2 Oil
Press. Fuel oil : 180 Psig
Flow fuel oil : 23,5 GPM
Press. Atomizing : 50 Psig
Flow atomizing : 520 SCFM
Cooling/purge air : 60 SCFM @ 10” W.C. when exhausted to 0” W.C.
Weight : 3.500 lbs
b. Korosi
Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksida yang terdapat
dalam uap yang terkondensasi (kombinasi udara dengan air panas, garam
dan kontaminasi lain yang berpotensi untuk menghasilkan korosi). Korosi
merupakan peristiwa logam kembali kebentuk asalnya di alam misalnya
besi menjadi oksida besi, alumunium dan lain-lain. Peristiwa korosi dapat
terjadi disebabkan oleh gas-gas yang bersifat korosif seperti O2, CO2, H2S,
kemudian kerak dan deposit, perbedaan logam (korosi galvanis), serta pH
yang terlalu rendah dan lain-lain. Jenis korosi yang dijumpai pada boiler dan
sistem uap adalah general corrosion, pitting (terbentuknya lubang) dan
embrittlement (peretakan baja). Adanya gas yang terlarut, oksigen dan
karbon dioksida pada air umpan boiler adalah penyebab utama general
corrosion dan pitting corrosion (tipe oksigen elektro kimia dan diferensial).
c. Pembentukan Deposit
Deposit merupakan peristiwa penggumpalan zat dalam air umpan boiler
yang disebabkan oleh adanya zat padat tersuspensi misalnya oksida besi,
oksida tembaga dan lain-lain. Peristiwa ini dapat juga disebabkan oleh
kontaminasi uap dari produk hasil proses produksi. Sumber deposit didalam
air seperti garam-garam yang terlarut dan zat-zat yang tersuspensi didalam
air umpan boiler. Pemanasan dan dengan adanya zat tersuspensi dalam air
pada boiler menyebabkan mengendapnya sejumlah muatan yang
menurunkan daya kelarutan, jika temperatur dinaikkan. Hal ini menjelaskan
mengapa kerak dan sludge (lumpur) terbentuk. Kerak merupakan bentuk
deposit-deposit yang tetap berada pada permukaan boiler sedangkan sludge
merupakan bentuk deposit-deposit yang tidak menetap atau deposit lunak
(Milton, J.H. 1990).
d. Kontaminasi Uap
Ketika air boiler mengandung garam terlarut dan zat tersuspensi dengan
konsentrasi yang tinggi, ada kecenderungan baginya untuk membentuk busa
secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan steam carryover zat-zat
padat dan cairan pengotor kedalam uap. Steam carryover terjadi jika
mineral-mineral dari boiler ikut keluar bersama dengan uap ke alat-alat
seperti superheater, turbin dan lain-lain. Kontaminasi-kontaminasi ini dapat
diendapkan kembali pada sistem uap atau zat-zat itu akan mengontaminasi
proses atau material-material yang diperlukan steam. (Naibaho, P.M. 1996)
b. Mencegah Korosi
Pencegahan - pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi
terjadinya peristiwa korosi dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
- Mengurangi gas-gas yang bersifat korosif.
- Mencegah terbentuknya kerak dan deposit dalam boiler.
- Mencegah korosi galvanis menggunakan zat yang dapat menghambat
peristiwa korosif.
- Mengatur pH dan alkalinitas air boiler dan lain-lain.
c. Overhaul
Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan dengan cara memeriksa bagian
internal dan mengganti part tertentu yang penting. Sasaran dari tindakan ini
adalah mengembalikan kondisi alat ke keadaan semula. Tindakan
pemeliharaan ini dilakukan berdasarkan waktu (Time Base). Jadi secara
periodik alat dalam kondisi baik maupun tidak dimatikan untuk dilakukan
Overhaul.
Berdasarkan waktu perawatan maka perawatan boiler dibagi menjadi 2
jenis:
a. Perawatan Pada Saat Boiler Beroperasi.
Perawatan Boiler pada saat boiler beroperasi ini dapat berupa
perawatan harian, mingguan dan bulanan. Tujuan dilakukannnya perawatan
pada saat boiler beroperasi ini untuk memastikan bahwa boiler dapat
dipastikan berjalan dengan aman dan efisien.
- Melakukan pengecekan dan pengontrolan setiap hari pada seluruh
boiler, mengisi boiler dengan air umpan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan, karena dengan mengisi boiler dengan air umpan
(feed water) sesuai yang dipersyaratkan akan mengurangi endapan
dan kerak jika endapan dan kerak terlalu tebal maka menggangu
proses penyaluran panas dari dinding pemanas menuju air serta
mengurangi efisiensi Boiler.
- Melakukan pemeriksaan pompa pengisi air umpan (Boiler feed
water pump), apakah pompa bekerja dengan baik atau tidak, serta
pengontrolan air uman boiler dijaga dengan kapasitas yang telah
ditentukan.
- Memeriksa saluran air umpan (feed water) dari sumbatan atau
kotoran yang akan menghalangi jalannya aliran air umpan (feed
water).
- Menggunakan bahan bakar dengan kualitas yang baik, sehingga
proses pembakaran akan berlangsung dengan baik dan sempurna.
- Safety Valve (Katup Pengaman) dijaga dan disetting sesuai dengan
standar yang ditentukan.
b. Perawatan Mingguan
Perawatan mingguan adalah perawatan yang dilakukan setiap seminggu
sekali hari pada saat boiler beroperasi. Adapun yang dilakukan adalah :
NO Peralatan / Komponen yang Cara Pemeriksaan
Diperiksa
1 Gelas Penduga (sight glass) Membuka Valve pembersih pada gelas penduga.
2 Safety Valve (Katup Lakukan pengujian Safety Valve (Katup Pengaman)
Pengaman) boiler
3 Feed water control levels Melakukan pengujian Feed water control levels
4 Saluran air umpan boiler Lakukan pengecekan penyumbatan pada Saluran air
umpan boiler
c. Perawatan Bulanan
Perawatan bulanan adalah perawatanyang dilakukan setiap sebulan sekali
hari pada saat boiler beroperasi. Adapun yang dilakukan adalah :
NO Peralatan / Komponen yang Cara Pemeriksaan
Diperiksa
1 Saringan pompa isap Periksa saringan isap semua pompa pada unit boiler
2 Alat bantu boiler Periksa semua Appendages pada boiler apakah perlu ada
(Appendages) boiler perbaikan.
3 Pompa Lakukan pengecekan kepada semua pompa antara lain,
pelumasan pada coupling, motor penggerak, dan sistem
kelistrikannya.
4 Header / Steam Accumulator Lakukan blow down pada Header / Steam Accumulator
5 Cerobong asap Bersihkan cerobong asap dan keluarkan abu dari dalam
boiler
e. Perawatan Tahunan
Perawatan tahunan adalah perawatan yang dilakukan setiap setahun sekali
dan dilakukan pemeriksaan tahunan oleh Departemen Tenaga Kerja untuk
memperoleh surat ijin operasi boiler. Adapun langkah–langkah yang
dilakukan dalam perawatan tahunan adalah sebagai berikut :
NO Peralatan / Cara Pemeriksaan
Komponen
yang Diperiksa
1 Cleaning Boiler • Lakukan semua prosedur cleaning boiler, mulai dari pembongkaran,
pembersihan, hidrostatis Test dan lain – lain.
• Berkoordinasi dengan Departemen Tenaga Kerja untuk dilakukan
pemeriksaan sampai didapatkannya surat ijin operasi.
2 Minor Overhaul Lakukan semua prosedur Minor Overhaul boiler sesuai dengan
standar yang telah dibuat, mulai dari pembongkaran, pembersihan,
penggantian peralatan bila ada dan penyelesaian pekerjaan
3 Mayor Overhaul Lakukan semua prosedur Mayor Overhaul boiler sesuai dengan
standar yang telah dibuat, mulai dari pembongkaran, pembersihan,
penggantian peralatan bila ada dan penyelesaian pekerjaan
5.3. Uang (Money)
5.4. Material (Material)
5.5. Sumber Daya Manusia (Man), Waktu (Time)
1. Man Money Time
PM Weekly
Gelas Penduga Clean 0 Rp - Rp - 1 2 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 500.000
Safety Valve Test 0 Rp - Rp - 1 4 Rp 250.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Feed water control levels Test 0 Rp - Rp - 1 3,5 Rp 250.000 Rp 875.000 Rp 875.000
Saluran air umpan boiler Check 0 Rp - Rp - 1 1 Rp 250.000 Rp 250.000 Rp 250.000
PM Monthly
Saringan pompa isap Check 0 Rp - Rp - 2 1 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 500.000
Alat bantu boiler Check 0 Rp - Rp - 1 2 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 500.000
Pompa Check 0 Rp - Rp - 1 2 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 500.000
Header / Steam Accumulator Run 0 Rp - Rp - 1 3 Rp 250.000 Rp 750.000 Rp 750.000
Cerobong asap Clean 0 Rp - Rp - 4 5 Rp 250.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
PART Deskripsi Jumlah Harga Alat Jumlah 1 Teknisi HAR Jam kerja Rp/Jam/Teknisi Jumlah 2 Jumlah
PM Quarterly
Pintu ruang asap Check 0 Rp - Rp - 3 5 Rp 250.000 Rp 3.750.000 Rp 3.750.000
Man Hole Check 0 Rp - Rp - 2 3 Rp 250.000 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
Safety Valve Check 0 Rp - Rp - 2 6 Rp 250.000 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000
Gelas penduga (sight glass) Check 0 Rp - Rp - 2 3 Rp 250.000 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
Peralatan Elektrikal Check 0 Rp - Rp - 4 4 Rp 250.000 Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
Pressure Controller Check 0 Rp - Rp - 3 5 Rp 250.000 Rp 3.750.000 Rp 3.750.000
Kipas (fan) Check 0 Rp - Rp - 5 4 Rp 250.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
Cerobong asap Check 0 Rp - Rp - 2 2 Rp 250.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
safety valve flanges dan modulating
Check 0 Rp - Rp - 3 3 Rp 250.000 Rp 2.250.000 Rp 2.250.000
valve flange.
PM Annualy
Cleaning Boiler Clean 0 Rp - Rp - 10 14 Rp 250.000 Rp 35.000.000 Rp 35.000.000
Minor Overhaul Run 0 Rp - Rp - 15 21 Rp 250.000 Rp 78.750.000 Rp 78.750.000
Mayor Overhaul Run 0 Rp - Rp - 20 49 Rp 250.000 Rp 245.000.000 Rp 245.000.000
BAB VI. KESIMPULAN & SARAN
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran