Anda di halaman 1dari 1

SOSIAL MEDIA SEBAGAI SARANA PENGEMBALIAN JATI DIRI

BANGSA

Arus globalisasi membawa era baru bagi kehidupan dunia dalam berbagai lini.
Tidak hanya kemudahan dan kenyamanan dalam mengakses segala kebutuhan, arus
ini juga membawa perubahan dari segi jati diri bangsa. Dewasa ini, bangsa
Indonesia tidak lagi berkepribadian secara sosial budaya sesuai konsep Trisakti
Bung Karno pada poin ke 3. Lunturnya jati diri bangsa ini tentu menyebabkan
rusaknya eksistensi jati diri itu sendiri yang meliputi budaya, lingkungan sosial,
serta ekonomi. Oleh karena itu, gerakan nawacita yang dicanangkan Presiden Joko
Widodo pada masa pilpres 2014 patut menjadi salah satu upaya untuk
mengembalikan ruh bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkarakter. Pemuda
sebagai generasi penerus bangsa dapat menjadi rotor penggerak dalam
melaksanakan 9 agenda pemerintahan saat ini sehingga Indonesia dapat menjadi
negara yang maju dan berdaya saing tinggi. Namun seperti yang kita tahu, generasi
remaja saat ini menjadi generasi ‘menunduk’ yang terpaku pada gadget dan hampir-
hampir melupakan dunia nyata. Akibat dari ketergantungan teknologi ini membuat
sifat generasi ini menjadi lebih bersifat acuh, sinis, dan tidak peduli sekitar. Tingkat
kepedulian mereka hanya terbatas pada kepedulian di dunia maya sebagai bukti
eksistansi diri tanpa aksi nyata. Sikap ini apabila tidak segera ditangani tentu akan
terbentuk menjadi karakter bangsa Indonesia di masa depan. Bagi sebagian besar
pelajar, program pendidikan karakter yang digalakkan pemerintah dan sekolah-
sekolah nyatanya hanyalah sebatas program yang dijalankan karena menjadi
kewajibannya. Hingga saat ini, belum ada pengaruh signifikan dari adanya
pendidikan karakter tersebut. Salah satu obat dari wabah globalisasi yang kini
meracuni bibit muda Indonesia adalah peran generasi muda itu sendiri. Mengingat
bahwa para generasi muda sangat peduli pada tingkat eksistensinya di dunia maya,
maka agar pendidikan karakter semakin efektif sebaiknya pelaksanaan pendidikan
karakter tersebut juga dilakukan di dunia maya. Misalnya yaitu dengan dibentuknya
suatu tren di kalangan remaja mengenai aksi nyata tentang nilai-nilai kebajikan dan
kearifan lokal melalui sosial media.

Kata Kunci : Nawacita, Pendidikan Karakter, Pemuda, Sosial Media

Anda mungkin juga menyukai