Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA TANAMAN

“Persamaan Kinetika Enzim”

Disusun oleh
Nama : Cindy Sahera
NIM : 205040200111237
Kelas :N
Asisten : Bagas Hadameon

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup memiliki protein pada tubuhnya yang dinamakan enzim.
Secara umum enzim berperan dalam mempercepat proses metabolisme yang disebut
biokatalisator. Enzim ialah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup
di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan
dengan protein (Firmansyah dkk, 2007). Biasanya enzim mempunyai akhiran -ase. Di
depan -ase digunakan nama substrat di mana enzim itu bekerja, atau nama reaksi
yang dikatalisis. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul
zatzat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan
terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan
mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang
artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi
kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap.
enzim memiliki sifat yang khas yaitu sangat aktif walaupun dengan konsentrasi
yang rendah, sangat selektif, dan tanpa temperatur dan tekanan yang tinggi.
Kelebihan sifat yang dimiliki oleh enzim tersebut menyebabkan reaksi yang
dikatalisis secara enzimatik lebih efisien dibandingkan reaksi yang dikatalisis oleh
katalis kimia. Sifat spesifik (spesifisitas enzim) didefinisikan sebagai kemampuan
suatu enzim untuk menyesuaikan substratnya berdasarkan perbedaan afinitas substrat-
substrat untuk mencapai sisi aktif enzim.
Salah satu karakteristik enzim yang perlu dipelajari adalah kinetika enzim berupa
parameter Km dan Vmaks. Vmaks adalah kecepatan maksimum enzim dalam
menghidrolisis substrat, sedangkan Km adalah konsentrasi substrat yang separuh dari
lokasi aktifnya telah terisi, yaitu bila kecepatan reaksi enzim telah mencapai ½
Vmaks. nilai Km dapat digunakan dalam menentukan ukuran afinitas enzim-substrat
(E-S) yang merupakan suatu indikator kekuatan ikatan kompleks E-S atau suatu
tetapan keseimbangan untuk disosiasi kompleks E-S menjadi E dan S. Nilai Km kecil
berarti kompleks E-S mantap, afinitas enzim tinggi terhadap substrat, sedangkan bila
Km besar berlaku kebalikannya.
Kinetike reaksi pada enzim terdiri dari 4 persamaan yaitu persamaan Michaelis
Menten yang menyakan laju disosiasi nila diukur bersarkan Kcat terlalu lambat
dibandingkan dengan laju pembentukan (k1) dan radisosialisasi menjadi kompleks
enzim substrat menjadi enzim dan substrat (k-1). Selain itu ada persamaan
Lineweaver Burk, persamaan Eadie Hofstee, dan persamaan Hanes Woolf yang
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pratikum mengenai enzim lanjutan berupa persamaan pada kinetika
enzim ini adalah untuk mendeskripsikan macam-macam persamaan kinetika enzim
beserta turunannya dan dan memahami serta menganalisis contoh kasus kinetika
enzim yang diselesaikan dengan macam-macam persamaan tersebut sehingga
mendapatkan hasil lalu membandingkan rumus dan hasil percobaan.
1.3 Manfaat
Pratikum ini bermanfaat bagi mahasiswa agar mahasiswa dapat mendeskripsikan
macam-macam persamaan kinetika enzim beserta turunannya dan dapat memahami
serta menganalisis contoh kasus kinetika enzim yang diselesaikan dengan macam-
macam persamaan tersebut sehingga mendapatkan hasil dan dapat
membandingkannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penurunan Rumus Michaelis Menten
Menurut (Patiha dkk, 2014) Michaelis Mentenis, dipercayai berlangsung mengikuti
mekanisme reaksi:

……………………(1)
Keterangan :
E = enzim
S = substrat
P = produk
ES = Enzim-Substrat komplek
K1,k2,k3,k3 = bentuk konstan
Berdasarkan pendekatan keadaan mantap, hukum lajunya adalah:

…………………………….(2)
Kkat , [E], [S], dan KM masing-masing secara berurutan adalah tetapan katalis,
konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, dan tetapan MichaelisMenten. Pola
hubungan semacam (2) ini hiperbolik; reaksi belum mempunyai order reaksi yang
pasti. Pada [S] yang cukup besar (dari KM), hubungan ini berubah, dan (2) akan
menjadi:
v = Kkat [E] ………………………………………………………..(3)
Pada kondisi ini, semua enzim bereaksi dengan substrat, sehingga v mencapai harga
maksimum (yang selanjutnya disebut vmax ) dan reaksi menuruti mekanisme reaksi
tingkat kenol terhadap [S] atau
Vmaks = Kkat [E] ………………………………………………….(4)
Tetapi pada konsentrasi substrat [S] yang cukup kecil (dari KM), reaksi akan
berlangsung menuruti mekanisme reaksi order ke-satu terhadap S dan (2) akan
menjadi

……………………………………(5)
Substitusi persamaan (4) ke dalam (5) akan menghasilkan (6)
…………………………………(6)
2.2 Penurunan Rumus Lineweaver Burk
Menurut (Patiha dkk, 2014), penurunan Rumus Lineweaver Burk sebagai berikut

 Jika ruas kiri dibalik dan demikian pula luas kanan maka

 Maka persaman ini akan mudah dianalisis dengan metode linear sederhana
 Sekarang persamaannya menjadi
y= 1/V ; x = 1/[S]
a= 1/Vmax ; b = KM/Vmax
dapat dianalisis dengan y = a+bx
 Jika 1/V dihubungkan dengan 1/[S], suatu garis lurus yang dihasilkan yang
memotong sumbu y pada 1/Vmax dan sumbu x pada -1/ KM serta membentuk
sudut terhadap sumbu x sebesar KM/Vmax
2.3 Penurunan Rumus Eadie Hofstee
Menurut (Patiha dkk, 2014) Penurunan Rumus Eadie Hofstee sebagai berikut.

 Sekarang
y= V ; x = V/[S]
a= Vmax ; b=-KM
 dapat dianalisis dengan b = a+bx
 jika V dihubungkan dengan V/[S], suatu garis lurus akan dihasilkan yang
memotong sumbu y pada Vmax dan sumbu x pada Vmax/ KM serta
membentuk sudut terhadap sumbu x sebesar KM
2.4 Penurunan Rumus Hanes Woolf
Menurut (Patiha dkk, 2014) Penurunan Rumus Hanes Woolf sebagai berikut.

 sekarang
y = [S]/V ; x = [S]
a = KM /Vmax ; b= 1/Vmax
dapat dianalisi dengan y= a+bx
 jika[S]/V dihubungkan dengan [S], suatu garis lurus akan dihasilkan yang
memotong sumbu y pada KM/Vmax dan sumbu x pada - KM sebesar
1/Vmax
2.5 Perbandingan kelebihan dan kekurangan masing-masing persamaan
Pada persamaan Michaelis didasarkan pada modal mekanistik yang paling
sederhana untuk katalisis enzim (perubahan dari substrat tunggal menjadi suatu
produk tunggal melalui suatu kompleks tunggal ES), namun kecepatan awal
hiperbolik kinetika pada steady state diperlihatkan oleh banyak enzim yang secara
mekanistik lebih kompleks. (Patiha dkk, 2014)
Menurut (Fathimah dkk, 2014) menyatakan bahwa Asumsi Michaelis Menten
yang menyatakan bahwa laju pembentukan produk sangat lambat dibandingkan
dengan reaksi pembentukan kompleks ES dan redisosialisasinya tidaklah selalu benar
karena sebagian besar kompleks ES selalu berlanjut membentuk produk sehingga
nilai Kcat > k1. Semakin banyak ES yang terbentuk semakin cepat pula dia akan
terdisosialisasi membentuk produk. Oleh karena itu konsentrasi pada ES akan tetap
konstan atau ready state dan keadaan ini akan terus berlangsung hingga seluruh
substrat habis bereaksi.
penentuan Km dan Vmax langsung dari grafik persamaan Michaelis Menten
tidaklah selalu memuaskan karena grafiknya membentuk kurva sehingga menyulitkan
untuk melakukan ekstrapolasi dengan akurat. permasalahan ini dapat diatasi dengan
persamaan Lineweaver Burk dapat menyelesaikan masalah dengan cara
mereformulasi persamaan Michaelis-Menten ke dalam bentuk persamaan linear.
kelemahan dari Lineweaver Burk ialah ekstrapolasi untuk menentukan nilai 1/KM
seringkali terlalu panjang sehingga penentuannya jadi tidak akurat. Permasalahan ini
dapat diatasi dengan persamaan Eadie Hofstee yang melakukan perubahan pada
persamaan Lineweaver Burk dengan mengalikan sisi persamaan tersebut dengan
V.Vmax. Plot Eadie-Hofstee dan Hanes diturunkan dari persamaan Lineweaver-Burk
dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan faktor Vo Vmax sehingga akan
diperoleh persamaan garis lurus selanjutnya digunakan untuk menghitung Vmax dan
Km.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Data Konsentrasi Substrat dan Laju reaksi
No [S] (µM) V (unit)
1 50 3,647
2 100 6,962
3 250 11,272
4 500 16,244
5 750 16,907
6 1000 16,907
7 1250 16,907

3.2 Perhitungan Persamaan


3.2.1 Lineweaver Burk
[S]
V (unit) X Y x2 Xy
No (µM)
1 50 3,647 0,020 0,274 0,0004000 0,005483959
2 100 6,962 0,010 0,144 0,0001000 0,001436369
3 250 11,272 0,004 0,089 0,0000160 0,000354862
4 500 16,244 0,002 0,062 0,0000040 0,000123122
5 750 16,907 0,001 0,059 0,0000018 7,88628E-05
6 1000 16,907 0,001 0,059 0,0000010 5,91471E-05
7 1250 16,907 0,001 0,059 0,0000006 4,73177E-05
TOTAL 0,039 0,746 0,001 0,008
KUADRAT 0,002 (((
x= [S] Variabel Faktor Penyebab
y= [S]/v Variabel Akibat
= Data Input

a= 11,21193 b= 0,043828
 Vmax = 1/a = 1/11,21193= 22,81672
 KM = 1/b = 1/0,043828= 255,8195
 Koefisien Determinasi (R2) = 0,993038
3.2.2 Eadie Hofstee (Sertakan nilai Km dan Vmaxnya)
[S] V
X Y x2 xy
No (µM) (unit)
1 50 3,647 0,073 3,647 0,0053 0,266012
2 100 6,962 0,070 6,962 0,0048 0,484694
3 250 11,272 0,045 11,272 0,0020 0,508232
4 500 16,244 0,032 16,244 0,0011 0,527735
5 750 16,907 0,023 16,907 0,0005 0,381129
6 1000 16,907 0,017 16,907 0,0003 0,285847
7 1250 16,907 0,014 16,907 0,0002 0,228677
TOTAL 0,273 88,846 0,014 2,682
KUADRAT 0,075

x= v/[S] Variabel Faktor Penyebab


y= V Variabel Akibat
= Data Input

b= 21,24491
a= -219,209

Vmax = b KM = -a
= 21,24491 = 219,209
Koefisien Determinasi (R2) = 0,941396

3.2.2 Hanes Woolf (Sertakan nilai Km dan Vmaxnya)


[S] V
X Y x2 Xy
No (µM) (unit)
1 50 3,647 50 13,710 2500 685,4949
2 100 6,962 100 14,364 10000 1436,369
3 250 11,272 250 22,179 62500 5544,713
4 500 16,244 500 30,781 250000 15390,3
5 750 16,907 750 44,360 562500 33270,24
6 1000 16,907 1000 59,147 1000000 59147,1
7 1250 16,907 1250 73,934 1562500 92417,34
TOTAL 3900 258,474 3450000 207891,56
KUADRAT 15210000

x= [S] Variabel Faktor Penyebab


y= [S]/v Variabel Akibat
= Data Input

a= 0,050021367 b= 9,055856935

Vmax = 1/a = 19,99145685 KM = b/a =181,0397732


Koefisien Determinasi (R2) = 0,991827

3.3 Analisa Rumus


Pada data konsentrasi substrat dan laju reaksi, didapatkan hasil menggunakan
3 rumus persamaan yaitu Lineweaver Burk, Eadie Hofstee dan Hanes Woolf.
Pada rumus persamaan didapatkan Vmax yaitu 19,99145685 dan KM yaitu 255,8195
dengan koefesien determinasi 0,993038. Sedangkan pada persamaan Eadie Hofstee
didapatkan nilai Vmax 21,24491 dan KM yaitu 219,209 dengan koefesien determinasi
0,941396 dan pada persamaan Hanes Woolf didapatkan nilai Vmax yaitu
19,99145685 dan KM yaitu 181,0397732 dengan koefesien determinasi 0,991827.
Pada hasil yang didapatkan bahwa Vmax terbesar ada pada persamaan Eadie
Hofstee yaitu 21,24491 sedangkan Vmax terkecil ada pada persamaan Hanes Woolf
yaitu 19,99145685. Begitupun dengan nilai KM dimana diperoleh yang terbesar pada
persamaan Lineweaver Burk dengan nilai 255,8195 dan yang terendah juga pada
persamaan Hanes Woolf dengan KM yaitu 181,0397732. Pada koefesien determinasi
yang mendekati sempurna adalah persamaan Lineweaver Burk dengan nilai R2 yaitu
0,993038 yang lebih mendekati angka 1. Hal ini sependapat dengan pernyataan
(Fathimah dkk, 2014) yang menyatakan Korelasi searah jika nilai koefesien korelasi
diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi negatif, korelasi disebut
tidak searah. Yang dimaksud dengan koefesien korelasi ialah suatu pengukuran
statistik kovariasi atau asosiasi antara dua variabel. Jika koefesien korelasi
diketemukan tidak sama dengan nol (0), maka terdapat ketergantungan antara dua
variabel tersebut. Jika koefesien korelasi diketemukan +1. maka hubungan tersebut
disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan
(slope) positif.Jika koefesien korelasi diketemukan -1. maka hubungan tersebut
disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan
(slope) negatif.
Nilai Km digunakan selain sebagai ukuran afinitas Enzim (E) terhadap
Substrat (S) juga berhubungan dengan tetapan keseimbangan disosiasi kompleks E-S
menjasi E dan S. Jika nilai Km kecil berarti kompleks E-S mantap dan afinitas enzim
terhadap substrat tinggi, sedangkan bila nilai Km besar afinitasnya menjadi rendah.
Harga Km enzim sangat bervariasi tergantung dari jenis substrat, keadaan lingkungan
dan kekuatan ion. (Ratnayani dkk, 2015).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada kinetika enzim terdapat empat persamaan yaitu persamaan Michaelis
Menten yang menyakan laju disosiasi nila diukur bersarkan Kcat terlalu lambat
dibandingkan dengan laju pembentukan (k1) dan radisosialisasi menjadi kompleks
enzim substrat menjadi enzim dan substrat (k-1). Selain itu ada persamaan
Lineweaver Burk, persamaan Eadie Hofstee, dan persamaan Hanes Woolf.
penentuan Km dan Vmax langsung dari grafik persamaan Michaelis Menten tidaklah
selalu memuaskan karena grafiknya membentuk kurva sehingga menyulitkan untuk
melakukan ekstrapolasi dengan akurat. permasalahan ini dapat diatasi dengan
persamaan Lineweaver Burk dapat menyelesaikan masalah dengan cara
mereformulasi persamaan Michaelis-Menten ke dalam bentuk persamaan linear.
Pada percobaan didapatkan bahwa Vmax terbesar ada pada persamaan Eadie
Hofstee yaitu 21,24491 sedangkan Vmax terkecil ada pada persamaan Hanes Woolf
yaitu 19,99145685. Begitupun dengan nilai KM dimana diperoleh yang terbesar pada
persamaan Lineweaver Burk dengan nilai 255,8195 dan yang terendah juga pada
persamaan Hanes Woolf dengan KM yaitu 181,0397732. Nilai Km digunakan selain
sebagai ukuran afinitas Enzim (E) terhadap Substrat (S) juga berhubungan dengan
tetapan keseimbangan disosiasi kompleks E-S menjasi E dan S. Jika nilai Km kecil
berarti kompleks E-S mantap dan afinitas enzim terhadap substrat tinggi, sedangkan
bila nilai Km besar afinitasnya menjadi rendah. Harga Km enzim sangat bervariasi
tergantung dari jenis substrat, keadaan lingkungan dan kekuatan ion. Nilai R2 yang
mendekati sempurna adalah pada persamaan Lineweaver Burk.
4.2 Kritik dan Saran
1. Studi lanjut mengenai kinetika enzim diharapkan dapat dilakukan dengan teliti,
seperti cermat dalam menganalisis data.
2. Sebaik perhitungan pada persamaan kinetika enzim dilakukan menggunakan
Microsoft excel agar mendapatkan hasil yang akurat
3. Pratikum online mengenai kinetika enzim berjalan dengan baik, untuk pratikum
selanjutnya diharapkan dapat terlaksana dengan lancar
DAFTAR PUSTAKA
Fathimah, Siti.,dkk. 2014. Penentuan Kinetika Hidrolisis Enzimatis Dalam
Pembuatan Bioetanol Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit. JKK 3(4).
Firmansyah, dkk. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Bandung : PT Setia Purna
Inves
Patiha, dkk. 2014. Kajian Kesahihan Persamaan Espenson (1995) Untuk Reaksi
Enzimatis Dan Yang Mirip. Indonesian Journal of Chemical Science 3 (2)
Ratnayati, Ketut., A. A. I. A.M. Laksmiwati dan dan M. Sudiarto,. 2015. Penentuan
Laju Reaksi Maksimal (Vmaks) Dan Konstanta Michaelis-Menten (Km) Enzim
Lipase Pankreas Pada Substrat Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Dan Minyak
Zaitun. JURNAL KIMIA 9 (1)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai