Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN

“RESISTENSI DIFUSI GAS”

Disusun Oleh:
Nama: Ahmad Kamil

NIM: 195040207111089
Kelas: M

Asisten: Masdalifa Ula

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................2
1.1 Latar Belakang.................................................................................................2
1.2 Tujuan .............................................................................................................2
1.3 Manfaat ...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................3
2.1 Pengertian Difusi .............................................................................................3
2.2 Pengertian Resistensi Difusi Gas ......................................................................3
2.3 Pengertian Fluks Zat ........................................................................................4
2.4 Macam-Macam Resistensi Difusi Gas ..............................................................4
2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Difusi Gas Dalam Tanaman .................................4
BAB III METODOLOGI..............................................................................................6
3.1 Alat dan Bahan .................................................................................................6
3.2 Cara Kerja ........................................................................................................7
3.3 Analisa Perlakuan .............................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................9
4.1 Hasil .................................................................................................................9
4.2 Pembahasan .................................................................................................... 12
BAB V PENUTUP....................................................................................................... 14
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 14
5.2 Saran .............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 15
LAMPIRAN ................................................................................................................ 16

1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertukaran gas berperan besar dalam proses biologis bahan pertanian, baik
yang masih melekat pada pohon maupun yang sudah dipanen. Pertukaran gas
digunakan sebagai sarana untuk bernapasnya tumbuhan/ bahan pertanian.
Pertukaran gas terjadi karena perbedaan komposisi gas di dalam jaringan
dengan komposisi gas disekitar bahan. Perbedaan komposisi tersebut terjadi
karena adanya penggunaan O2 dan produksi CO2 selama respirasi, fermentasi,
dan fotosintesis. Pertukaran gas dipengaruhi oleh sifat molekul gas dan sifat
penghalang terjadinya pertukaran gas, pertukaran gas tidak terjadi pada semua
bahan hasil pertanian terutama buah dengan densitas jaringan tinggi.
Penghalang utama difusi gas sebelum dan selama pematangan adalah bagian
kulit dari bahan pertanian, sedangkan penghalang utama difusi gas setelah
pematangan adalah daging buah.

1.2 Tujuan
Tujuan diadakannya praktikum ini agar mahasiswa khususnya praktikan
dapat memahami mekanisme resistensi daun tanaman terhadap difusi gas, serta
mengetahui pengaruh resistensi terhadap kandungan gas dalam tanaman.

1.3 Manfaat
Praktikum ini bermanfaat bagi mahasiswa khususnya praktikan untuk
mengetahui dan memahami proses dari fisiologi tanaman khususnya resistensi
difusi gas serta diharapkan praktikan bisa melakukan perhitungan resistensi
difusi gas yang terjadi pada tanaman.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Difusi


 Difusi merupakan salah satu bentuk pergerakan molekul yang disebabkan
karena perbedaan konsentrasi, sehingga menimbulkan tekanan pada molekul-
molekulnya yang dinamakan tekanan difusi (Salirawati,2007).
 Diffusion are physical and chemical processes that occur by various way in
condensed matter or al kinds (inorganic, organic, polymeric, biomolecular,
colloidal, and metallic), in different state (crystalline, glassy, liquid, molten,
and ceramic) and of different sizes or dimensions (Ngai,2011).
o Difusi adalah proses fisika dan kimiayang terjadi dengan berbagai
cara dalam bahan terkondensasi (inorganik, organik, polimerik,
biomolekular, koloid, dan metalik) atau semua jenis dalam keadaan
berbeda (kristal, kaca, liquid, molten, dan keramik) dengan ukuran
atau dimensi berbeda.
 Diffusion takes place where particles can spread freely from one place to
another (Fullick,2001).
o Difusi terjadi dimana partikel dapat menyebar dengan bebas dari
satu tempat ke tempat lain.

2.2 Pengertian Resistensi Difusi Gas


 Resistensi difusi gas adalah penahanan pertukaran gas berlebih yang terjadi
karena perbedaan komposisi gas di dalam jaringan dengan komposisi gas
disekitar bahan karena adanya penggunaan oksigen dan karbondioksida
selama respirasi, fermentasi, dan fotosintesis (Gardjito,2018).
 Gas diffusion resistance are controls the reactant gas concentration at the
reaction or the transfer reaction (Revankar,2014).
o Resistensi difusi gas mengendalikan konsentrasi gas reaktan pada
reaksi atau reaksi transfer.
 Diffusion resistance due to slow gas diffusion through the limited porous
structure about the absorption-related constant phase element or capacitance
(Yuan,2010).
o Resistensi difusi menyebabkan pelambatan difusi gas melalui
struktur berpori yang terbatas tentang fase elemen kontan atau
kapasitas terkait absorpsi.

3
2.3 Pengertian Fluks Zat
 Fluks zat merupakan jumlah pelarut maupun zat terlarut yang melawati
membrane osmosa balik (Marina,2017).
 Flux are all particular substances, releasing some things from themselves and
receiving others which reach them from elsewhere (Long,1987).
o Fluks adalah semua zat tertentu, melepaskan sesuatu dari zat
tersebut dan menerima sesuatu dari zat yang lain dan dari tempat
yang lain.

2.4 Macam-Macam Resistensi Difusi Gas


Pertukaran gas dalam hasil pertanian, baik O2 maupun CO2 dapat terjadi
dari luar ke dalam jaringan ataupun dari dalam keluar jaringan. Gas yang masuk
ke dalam bahan hasil pertanian masuk melalui stomata di bagian luar epidermis,
lalu melakukan difusi melalui ruang interseluler dinding sel. Kemudian gas
tersebut melalui stomata yang terdapat di bagian dalam epidermis dan siap
digunakan oleh sel, gas yang diproduksi oleh sel juga dikeluarkan dengan cara
yang sama dengan masuknya gas tersebut.
Difusivitas O2 dalam kulit dan jaringan kortek lebih rendah daripada
difusivitas CO2 karena transportasi CO2 tidak hanya terjadi di dalam fase gas,
tetapi juga di dalam fase air. Keadaan tersebut dapat terjadi karena CO2
mempunyai kelarutan lebih tinggi daripada O2 sehingga transportasi O2 hanya
terjadi di dalam ruang interseluler. Jalur transportasi air berbeda dengan gas.
Transportasi air dalam hasil bahan pertanian dilakukan di dalam fase cair dan
ter-evaporasi melalui permukaan kutikula dengan adanya perbedaan potensial.
Resistensi gas dan air tersebut menigkat dengan adanya penutupan stomata.
Selain itu, resistensi pertukaran gas semakin meningkat dengan adanya
perlakuan pelapisan. Efektifitas pelapisan tersebut tergantung pada kemampuan
jenis pelapis dalam meutupi pori-pori, sedangkan pengaruh ketebalan pelapis
lebih rendah.
(Gardjito,2018)

2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Difusi Gas Dalam Tanaman


 Tingkat kemasakan:
 Resistensi difusi gas sebelum dan selama proses pematangan,
mengindikasikan tingkat kemasakan pada alpukat. Keadaan tersebut
terjadi karena terjadi pemisahan sel oleh selulase dan pektinase di
lamela sehingga dapat menyebabkan keluarnya cairan sel yang
menghambat difusi gas.
 Varietas:
 Dalam satu jenis bahan hasil pertanian sering terjadi tidak
mempunyai resistensi difusi yang sama karena antara varietas yang

4
satu berbeda dengan varietas yang lain. Oleh karenanya, jenis bahan
hasil pertanian yang berbeda mempunyai resistensi gas yang
berbeda pula.
 Susunan sel:
 Pertukaran gas juga tergantung pada susunan sel dan ruang
interseluler dimana dipengaruhi oleh bentuk buah.
 Suhu:
 Suhu memberikan pengaruh kecil terhadap difusivitas O2 dan CO2
karena energi aktivasi difusivitas kedua macam gas tersebut tinggi.
Oleh karenanya difusivitas tidak meningkat banyak dengan adanya
peningkatan suhu. Keadaan tersebut dapat menyebabkan hasil
pertanian terutama O2 dan kelebihan CO2 pada suhu tinggi. Maka
kondisi penyimpanan sebaiknya dilakukan pada suhu rendah untuk
mencegah tingginya gradien gas.
 Volume ruang interseluler:
 Volume ruang interseluler memengaruhi difusivitas gas O2 ataupun
CO2 karena menentukan ruang yang dapat dipergunakan untuk
pertukaran gas. Semakin besar volume ruang interseluler, maka
difusivitas semakin tinggi.

(Gardjito,2018)

5
BAB III METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


No Alat dan bahan fungsi
1 Bahan identifikasi untuk praktikum

Daun sirih dan belimbing


2 Merendam bahan

Air destilasi
3 Untuk membuat replika daun

Kertas whatman
4 Mengukur suhu suatu ruangan

Thermohigrometer

6
5 Mengukur lamanya waktu yang
diperlukan dalam kegiatan praktikum

Stopwatch
6 Memotong replika daun (kertas
watman)

Gunting
7 Menimbang massa bahan praktikum

Timbangan analitik digital

3.2 Cara Kerja

Menyiapkan alat dan bahan.

Membuat replika daun pada kertas Whatman.

Menimbang berat kering daun dan replika daun.

Rendam daun dengan air destilasi selama 2 menit atau lebih sampai jenuh,
kemudian keringkan permukaannya dengan tisu.

7
Basahi kertas replika dengan air kemudian keringkan permukaannya dengan tisu.

Amati perubahan berat daun dan replika daun dengan penimbangan pada waktu t
= 0 (setelah dikeringkan dengan tisu), dan pada waktu t = 5, 10, dan 15 menit.

Amati suhu daun, replika daun, air, serta suhu udara disekitar daun selama proses
pengamatan berlangsung dengan termometer.

Amati luas daun selama proses pengamatan berlangsung.

Catat hasil dan dokumentasi.

3.3 Analisa Perlakuan


Dalam praktikum resistensi difusi gas ini, hal pertama yang harus
dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Membuat replika daun dari
kertas whatman dilanjut menimbang replika daun serta berat daun kering. Lalu
daun direndam selama 2 menit atau lebih, kemudian dikeringkan menggunakan
tisu. Kertas replika juga direndam dan dikeringkan dengan tisu. Amati
perubahan berat daun dan replika daun pada waktu t=0, t=5, 10, dan 15 menit.
Selanjutnya suhu daun, replika daun, suhu air, dan suhu udara di sekitar daun
saat dan selama proses pengamatan diukur menggunakan thermohigrometer.
Terakhir, hasil yang didapatkan dari pengamatan tersebut dicatat dan
didokumentasikan untuk kemudian membuat sebuah laporan.

8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Daun Belimbing

Jenis Waktu pengamatan (menit)


pengamatan 0 5 10 15 rerata
Berat daun 0,452 0,431 0,417 0,4 0,425
Berat replika 0,208 0,186 0,17 0,147 0,17775
daun
Suhu daun 27,3 27,1 26,9 26,9 27,05
Suhu replika 27,3 27 25,9 27 26,8
daun
Luas daun 18,098 18,098 18,098 18,098 18,098
RH daun 75,8 74,1 73,1 74,6 74,4
RH replika 78,6 72,4 71,9 72,9 73,95
Suhu 30 30 30 30 30
atmosfer
RH Atmosfer 75 75 75 75 75

Daun Sirih

Jenis Waktu pengamatan (menit)


pengamatan 0 5 10 15 rerata
Berat daun 1,565 1,513 1,456 1,424 1,4895
Berat replika 0,732 0,691 0,657 0,64 0,68
daun
Suhu daun 27,4 27 27 27 27,1
Suhu replika 27,4 26,9 26,6 26,1 26,75
daun
Luas daun 438,75 438,15 438,75 438,75 438,6
RH daun 75,5 77,3 78,8 76,1 76,925
RH replika 78 75,1 83,9 80,6 79,4
Suhu 30 30 30 30 30
atmosfer
RH Atmosfer 75 75 75 75 75

9
Rumus Perhitungan:

𝑊𝑑(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐷𝑎𝑢𝑛)
𝐿𝐷 (𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐷𝑎𝑢𝑛) = × 𝐿𝑘(𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠)
𝑊𝑘(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑊ℎ𝑎𝑡𝑚𝑎𝑛)

𝑊𝑑 𝑡 (0′ ) − 𝑊𝑑 𝑡 (𝑛′ )
𝐹𝑙𝑢𝑘𝑠 𝐷𝑎𝑢𝑛 = ( )
𝐿𝐷 × ∆𝑇

𝑊𝑟 𝑡 (0′ ) − 𝑊𝑟 𝑡 (𝑛′ )
𝐹𝑙𝑢𝑘𝑠 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎 = ( )
𝐿𝐷 × ∆𝑇

[𝐻2𝑂]𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 − [𝐻2𝑂]𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 1
𝑅𝑏 = ( )×
𝑊𝑟0 − 𝑊𝑟𝑡 𝑡 × 𝐿𝐷

1
𝑅𝑏 + 𝑅𝑠 = ([𝐻2𝑂]𝑑𝑎𝑢𝑛−[𝐻2𝑂]𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑊𝑑0−𝑊𝑑𝑡
)x
𝑡 𝑥 𝐿𝐷

Rs = (Rb + Rs) − Rb

Keterangan :
LD = Luas Daun
LK = Luas Kertas Whatmann Utuh = 122,66 cm2
t = waktu
Wk = Berat Kertas Whatmann Utuh = 1,23 gram
Wr = Berat Replika
Wr 0 = Berat Replika pada detik ke- 0
Wr t = Berat Replika pada detik ke- t
Wd = Berat Daun
(H2O) Udara = Kadar air di atmosfir = 75%
(H2O) Kertas = Kadar H2O pada daun replika
(H2O) Daun = Kadar H2O pada daun
Rb = Resistensi Lapisan Batas
Rs = Resistensi Stomata
Delta T = perubahan suhu

10
Hasil Perhitungan
 Daun Belimbing
1. Fluks Daun
Fluks Daun (5’) = 3,8678307 mikrogram⁄cm2 ⁄detik
Fluks Daun (10’) = 3,223192 mikrogram⁄cm2 ⁄detik
Fluks Daun (15’) = 3,192495 mikrogram⁄cm2 ⁄detik
2. Fluks Replika
Fluks Replika (5’) = 4,052013114 mikrogram⁄cm2 ⁄detik
Fluks Replika (10’) = 3,499465871 mikrogram⁄cm2 ⁄detik
Fluks Replika (15’) = 3,745042 mikrogram⁄cm2 ⁄detik
3. Resistensi Lapisan Batas (Rb)
Rb (5’) = 0,725460387 detik⁄cm2
Rb (10’) = 0,867821521 detik⁄cm2
Rb (15’) = 0,784924 detik⁄cm2
4. Resistensi Lapisan Batas + Resistensi Stomata (Rb+Rs)
Rb+Rs (5’) = 0,797009135 detik⁄cm2
Rb+Rs (10’) = 0,867821521 detik⁄cm2
Rb+Rs (15’) = 0,876166 detik⁄cm2
5. Resistensi Stomata (Rs)
Rs (5’) = 0,071548748 detik⁄cm2
Rs (10’) = 0,464604672 detik⁄cm2
Rs (15’) = 0,091242 detik⁄cm2

 Daun Sirih
1. Fluks Daun
Fluks Daun (5’) = 0,395061728 mikrogram⁄cm2 ⁄detik
Fluks Daun (10’) = 0,414055081 mikrogram⁄cm2 ⁄detik
Fluks Daun (15’) = 0,357075 mikrogram⁄cm2 ⁄detik
2. Fluks Replika
Fluks Replika (5’) = 0,000311491 mikrogram⁄cm2 ⁄detik
Fluks Replika (10’) = 0,0002849 mikrogram⁄cm2 ⁄detik
Fluks Replika (15’) = 0,000233 mikrogram⁄cm2 ⁄detik
3. Resistensi Lapisan Batas (Rb)
Rb (5’) = 7,621682702 detik⁄cm2
Rb (10’) = 5,906573224 detik⁄cm2
Rb (15’) = 7,232374 detik⁄cm2
4. Resistensi Lapisan Batas + Resistensi Stomata (Rb+Rs)
Rb+Rs (5’) = 8,900625769 detik⁄cm2
Rb+Rs (10’) = 7,099478154 detik⁄cm2
Rb+Rs (15’) = 8,232374 detik⁄cm2
5. Resistensi Stomata (Rs)
Rs (5’) = 1,278943067 detik⁄cm2
Rs (10’) = 1,19290491 detik⁄cm2

11
Rs (15’) = 1,009662 detik⁄cm2

Suhu Konsentrasi air jenuh di atmosfer (gr/cm3)


-5 3,41
0 4,85
5 6,8
10 9,4
15 12,85
20 17,3
25 23,05
30 30,38
35 39,63
40 51,1
45 65,5

KUA jenuh = 0.0004T ^3 ± 0.0027T^2 + 0.4071T + 4.7545

Suhu Konsentrasi uap air jenuh di atmosfer


25 22,8695
25,9 24,05917
26,1 24,33091
26,6 25,02221
26,9 25,44528
27 25,5877
27,1 25,73082
27,3 26,01918
27,4 26,16442
30 30,1975

4.2 Pembahasan
Dari data hasil yang didapatkan, terjadi perubahan nilai fluks uap air yang
hilang pada daun dan replika daun, baik daun belimbing maupun daun sirih
pada menit ke 5, 10, dan 15. Perubahan nilai ini disebabkan oleh adanya
perubahan berat dan suhu antara daun dan replika daun pada tiap penambahan
waktunya. Dapat diketahui bahwa dengan bertambahnya berat daun akan
mengakibatkan peningkatan nilai fluks uap air yang hilang, dan sebaliknya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa berat daun dan replika daun dengan besarnya
nilai fluks uap air yang hilang berbanding lurus. Sesuai dengan hukum Fick
dimana transfer massa menunjukan adanya hubungan antara fluks dari
substansi yang berdifusi dengan gradien konsentrasi berbanding lurus sehingga
menyebabkan perpindahan/kehilangan massa (James,2002).

12
Besar kecilnya nilai resistensi lapisan batas mempengaruhi besar kecilnya
nilai resistensi stomata, baik pada daun maupun replika daun. Pada hasil
praktikum ini dapat diketahui bahwa keduanya menunjukkan hubungan yang
berbanding lurus yang berarti jika nilai resistensi lapisan batas besar, maka
nilai resistensi stomata juga besar, dan sebalikya. Akan tetapi, karena pada
daun terdapat stomata mengakibatkan resistensi pada daun lebih kecil nilainya
daripada replika daun. Sesuai dengan pernyataan Budiman (2008) bahwa
stomata sebagai jalan keluar-masuknya udara terjadi respirasi dan penguapan
secara difusi.
Karena perbedaan morfologi antara daun belimbing dan daun sirih
menyebabkan nilai resistensi lapisan batas dan resistensi stomata berbeda pula.
Pada hasil perhitungan, nilai resistensi lapisan batas dan resistensi stomata pada
daun belimbing lebih kecil daripada daun sirih. Selain itu, karena daun
belimbing lebih tebal daripada daun sirih sehingga berat daun dan replika
daunnya lebih besar menyebabkan resistensi gas nya lebih sedikit daripada
daun sirih, begitu pula sebaliknya. Terdapat hubungan berbanding terbalik
antara resistensi lapisan batas dan resistensi stomata dengan difusi CO2, yaitu
ketahanan dalam penyerapan CO2 ke dalam klorofil (daun) akan semakin
tinggi jika nilai resistensi difusi gas kecil.

13
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Difusi merupakan salah satu bentuk pergerakan molekul yang disebabkan
karena perbedaan konsentrasi. Sedangkan resistensi difusi gas adalah
penahanan pertukaran gas berlebih yang terjadi karena perbedaan komposisi
gas di dalam jaringan dengan komposisi gas disekitar bahan. Selain itu, jumlah
pelarut maupun zat terlarut yang melawati membrane osmosa balik disebut
sebagai fluks zat. Terdapat 3 jenis resistensi difusi gas pada tumbuhan, yaitu
resistensi lapisan batas, resistensi stomata, dan resistensi mesofil/ kortek.
Faktor yang dapat mempengaruhi difusi gas antara lain tingkat kemasakan,
varietas, susunan sel, suhu, dan volume ruang interseluler. Pada hasil
praktikum, bertambahnya berat daun akan mengakibatkan peningkatan nilai
fluks uap air yang hilang, dan sebaliknya. Besar kecilnya nilai resistensi lapisan
batas mempengaruhi besar kecilnya nilai resistensi stomata, baik pada daun
maupun replika daun, keduanya menunjukkan hubungan yang berbanding
lurus. Selain itu, perbedaan morfologi antara daun belimbing dan daun sirih
menyebabkan nilai resistensi lapisan batas dan resistensi stomata berbeda.
Terdapat hubungan berbanding terbalik antara resistensi lapisan batas dan
resistensi stomata dengan difusi CO2, yaitu ketahanan dalam penyerapan CO2
ke dalam klorofil (daun) akan semakin tinggi jika nilai resistensi difusi gas
kecil.

5.2 Saran
Untuk praktikum Resistensi Difusi Gas, cukup berjalan dengan baik dan
lancar. mungkin saran yang bisa saya sampaikan adalah untuk perhitungan data
mohon dijelaskan lebih rinci dan mendetail agar praktikan khususnya saya
sendiri dapat mengerti dan memahami hal tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, dkk. 2008. Persiapan UN IPA SMP. Jakarta: Media Pusindo.


Fullick, Ann. 2001. BIOLOGY for AQA. Chicago: Heinemann Educational
Publishers.

Gardjito, Murdijati dan Yuliana R. Swasti. 2018. Fisiologi Pascapanen Buah dan
Sayur. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
James, et al. 2002. Dasar-dasar Fenomena Transport. Jakarta: Erlangga.

Long and Sedley. 1987. The Hellenistic Philosophers. England: Cambridge


University Press.
Marlina, dkk. 2017. Sintesis Membran Poliuretan Berbasis Bahan Alam. Banda
Aceh: Syiah Kuala University Press.

Ngai, K. 2011. Relaxation and Diffusion in Complex Systems. New York: Springer
Science Business Media.
Revankar, Shripad. 2014. Fuel Cells: Principles Design and Analysis. Boca Raton,
Florida: CRC Press.

Salirawati, Das dan Fitria Meilina. 2007. Belajar Kimia Secara Menarik. Jakarta:
Grasindo.
Yuan, Xiao, et al. 2010. Electrochemical Impedance Spectroscopy in PEM Fuel
Cells. New York: Springer.

15
LAMPIRAN

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai