Cover
Disusun Oleh :
Nama : Hasby
Nim : 195040201111033
Kelas :C
i
Daftar Isi
Cover ........................................................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
Daftar Tabel ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULLUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 1
1.3 Manfaat .......................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 2
2.1 Pengertian Difusi ........................................................................................... 2
2.2 Pengertian Resistensi Difusi Gas .................................................................. 2
2.3 Pengertian Fluks Zat ...................................................................................... 2
2.4 Macam-macam Resistensi Difusi Gas ........................................................... 3
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Difusi Gas dalam Tanaman ............................. 3
BAB III METODOLOGI ........................................................................................ 5
3.1 Alat dan Bahan .............................................................................................. 5
3.2 Cara Kerja...................................................................................................... 5
3.3 Analisa Perlakuan .......................................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 7
4.1 Hasil............................................................................................................... 7
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 12
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 15
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 15
5.2 Saran ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iv
ii
Daftar Tabel
iii
1
BAB I PENDAHULLUAN
1.2 Tujuan
Praktikum resistensi difusi gas yaitu memahami mekanisme resistensi
daun tanaman terhadap difusi gas, serta mengetahui pengaruh resistensi
terhadap kandungan gas dalam tanaman.
1.3 Manfaat
Adapun Manfaat dari praktikum resistensi difusi gas yaitu mahasiswa
mampu menjelaskan mekanisme resistensi daun tanaman terhadap difusi gas,
serta mampu mengetahui pengaruh resistensi terhadap kandungan gas
tanaman
2
Difusi adalah gerakan atom atau molekul dalam gas, larutan atau padatan
dari daerah konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah,
difusi dipengaruhi oleh kecepeatan (Roziana, 2008).
Diffusion is the flow or transfer of a substance in the solvent from the high
concentration to the low concentration part. The difference in concentration
that exists in the two solutions is called a concentration gradient (Rianto et
al. 2017). Difusi atau pembauran adalah peristiwa mengalirnya atau
berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke
bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada
dua larutan disebut gradien konsentrasi (Rianto et al,. 2017).
permeat yang melewati satuan luas membran dalam waktu tertentu dengan
adanya gaya dorong berupa tekanan (Fatmasari dan Shukor, 2012).
Fluks merupakan suatu proses zat melewati satu mebran dalam waktu
tertentu. Fluks akuades lebih tinggi daripada fluks larutan zat warna dan
sampel air keruh, hal ini terjadi karena molekul air akuades jauh lebih kecil
dibandingkan dengan molekul zat warna dan sampel air keruh sehingga difusi
air akuades akan lebih cepat (Gustian,2006).
klorofil dan rasio klorofil a/b adalah indikator gangguan kloroplas (Astutik
et al, 2019).
2.5.4 Temperatur
3.1.2 Bahan
Alat Fungsi
Air destilasi Untuk merendam daun dan membasahi daun
Daun sirih Sebagai spesimen 1
Daun belimbing Sebagai spesimen 2
Kertas Whatman Untuk membuat replika daun
3.2 Cara Kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Rendam daun dengan air destilasi selama 2 menit atau lebih sampai
jenuh, kemudian keringkan permukaannya dengan tisu
Amati suhu daun, replika daun, air, serta suhu udara disekitar daun
selama proses pengamatan berlangsung dengan termometer
4.1 Hasil
Tabel 1 Hasil Pengamatan Daun Belimbing
Waktu pengamatan
0 300 600 900
Berat daun 0.452 0.431 0.417 0.4
Berat replika 0.208 0.186 0.17 0.147
Suhu daun (celcius) 27.3 27.1 26.9 26.9
Suhu replika 27.3 27 25.9 27
Suhu atmosfir 30 30 30 30
Luas daun 18.098 18.098 18.098 18.098
RH daun 75.8 74.1 73.1 74.6
RH replika 78.6 72.4 71.9 72.9
Waktu pengamatan
0 300 600 900
Berat daun 1.565 1.513 1.456 1.424
Berat replika 0.732 0.691 0.657 0.64
Suhu daun (celcius) 27.4 27 27 27
Suhu replika 27.4 26.1 26.6 26.1
Suhu Atmosfir 30 30 30 30
Luas daun 438.75 438.75 438.75 438.75
RH daun 75.5 77.3 78.8 76.1
RH replika 78 75.1 83.9 80.6
Perhitungan :
Konsentrasi Air KUA jenuh = 0.0004T3 +
jenuh di atmosfir 0.0027T2 + 0.4071 T + 4.7545
Suhu (g/cm3) Konsentrasi Uap Air
-5 3.41 Suhu Jenuh di Atmosfir
0 4.85 25 22.8695
5 6.8 25.9 24.05917
10 9.4 26.1 24.33091
15 12.85 26.6 25.02221
20 17.3 26.9 25.44528
25 23.05 27 25.5877
30 30.38 27.1 25.73082
35 39.63 27.3 26.01918
40 51.1 27.4 26.16442
45 65.6 30 30.1975
8
1. Daun Belimbing
Fluks Uap Air Daun
Keterangan:
FD = Fluks Uap Air Daun
Wd0 = Berat Daun pada detik ke 0
Wdt = Berat Daun pada detik ke t
t = waktu
LD = Luas Daun
FD 5` = 3.8678307
FD 10` = 3.223192
FD 15` = 3.192495
Fluks Uap Air Replika
Keterangan:
FK = Fluks Uap Air Replika
Wk0 = Berat Replika pada detik ke 0
Wkt = Berat Replika pada detik ke t
t = waktu
LD = Luas Daun
FK 5` = 4.052013114
FK 10` = 3.499465871
FK 15` = = 3.745042
Resistensi Lapis Batas
( ) ( )
( )
( )
Keterangan:
Rb = resistensi lapis batas
(H2O)k = Konsentrasi uap air di dalam kertas
(H2O)a = Konsentrasi uap air di atmosfir
Wk0 = Berat Replika pada detik ke 0
Wkt = Berat Replika pada detik ke t
t = waktu
LD = Luas Daun
9
( )
( )
= 0,725460387
( )
( )
( )
= 0,403216849
( )
( )
( )
0,784924353
( )
( ) ( )
( )
( )
Rb = resistensi lapis batas
Rs = resistensi stomata
(H2O)k = Konsentrasi uap air di dalam kertas
(H2O)a = Konsentrasi uap air di atmosfir
Wd0 = Berat Daun pada detik ke 0
Wdt = Berat Daun pada detik ke t
t = waktu
LD = Luas Daun
( ) ( )
( )
( )
( )
( ) ( )
= 0,797009135
( )
( )
( ) ( )
0,867821521
( )
( )
( ) ( )
= 0,876165959
( )
Resistensi Stomata
Rs 5` = (rb + rs) – rb
Rs 5` = (0,797009135) – 0,725460387
Rs 5` = 0,071548748
Keterangan:
FD = Fluks Uap Air Daun
Wd0 = Berat Daun pada detik ke 0
Wdt = Berat Daun pada detik ke t
t = waktu
LD = Luas Daun
FD 5` = 0.395061728
FD 10` = 0,414055081
FD 15` = 0,357075
Fluks Uap Air Replika
Keterangan:
FK = Fluks Uap Air Replika
Wk0 = Berat Replika pada detik ke 0
Wkt = Berat Replika pada detik ke t
t = waktu
LD = Luas Daun
FK 5` = 0,000311491
FK 10` = 0,0002849
FK 15` = = 0,000233
Resistensi Lapis Batas
( ) ( )
( )
( )
Keterangan:
Rb = resistensi lapis batas
(H2O)k = Konsentrasi uap air di dalam kertas
(H2O)a = Konsentrasi uap air di atmosfir
Wk0 = Berat Replika pada detik ke 0
Wkt = Berat Replika pada detik ke t
t = waktu
LD = Luas Daun
( )
( )
= 7.621682702
( )
( )
( )
= 5.906573244
( )
11
( )
( )
7.222712
( )
( ) ( )
( )
( )
Rb = resistensi lapis batas
Rs = resistensi stomata
(H2O)k = Konsentrasi uap air di dalam kertas
(H2O)a = Konsentrasi uap air di atmosfir
Wd0 = Berat Daun pada detik ke 0
Wdt = Berat Daun pada detik ke t
t = waktu
LD = Luas Daun
( ) ( )
( )
( )
( )
( ) ( )
= 8.900625769
( )
( )
( ) ( )
7.099478154
( )
( )
( ) ( )
= 8.232374
( )
Resistensi Stomata
Rs 5` = (rb + rs) – rb
Rs 5` = (8.900625769) – 7.621682702
Rs 5` = 1.278943067
Rs 10` = 1.19290491
Rs 15` = 1.009662
12
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perbandingan nilai fluks uap air yang hilang dari daun dan replika daun
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh data
hasil percobaan yang menunjukkan bahwa pada spesimen daun belimbing
yaitu nilai fluks daun lebih kecil dibandingkan nilai fluks replika daun.
Sedangkan pada spesimen daun sirih menunjukkan bahwa nilai fluks daun
sirih lebih besar dibandingkan nilai fluks kertas. Dengan perbedaan seperti
itu menandakan bahwa nilai fluks pada daun belimbing dan daun sirih
meiliki resistensi terhadap difusi gas lapisan batas, stomata, dan mesofil.
Sedangkan jika berdasarkan pada hasil pengamatan replika daun dapat
dinyatakan bahwa tidak memiliki resistensi terhadap difusi gas. Jika
dibandingkan antar daun sirih dan daun belimbing maka ada perbedaan
yaitu nilai fluks uap air pada daun belimbing lebih tinggi jika
dibandingkan dengan nilai fluks daun sirih. Hal tersebut menandakan
bahwa semakin tinggi fluks daun maka resistensinya semakin tinggi.
Berdasarkan hasil praktikum menunjukkan bahwa resistensi difusi gas
pada daun sirih lebih tinggi dibandingkan daun belimbing. Jika dilihat dari
taksonomi kedua daun tersebut berbeda famili, belimbing berasal dari
family oxalidacea sedangkan sirih berasal dari famili piperaceae
(Fatkhusana 2008 dan Sa`adah 2010). Dengan perbedaan famili tanaman
maka kemungkinan besar morfologi daun yang dimiliki berbeda. Sesuai
dengan pendapat Atiqah (2017) yang menyatakan bahwa perbedaan fluks
udara yang masuk atau keluar pada suatu tanaman akan berbeda
tergantung dari morfologi daun tanaman tersebut. Semakin tipis
permukaan daun maka udara yang keluar juga akan lebih besar sehingga
dikategorikan memiliki resistensi yang kecil.
4.2.2 Perbandingan nilai resistensi lapisan batas (ra) dan resistensi stomata (rs)
pada daun dan replika daun
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil perhitungan yang telah
dilakukan, diperoleh bahwa nilai resistensi lapisan batas dan resistensi
stomata pada daun belimbing lebih besar jika dibandingkan dengan replika
daun. Sedangkan pada daun sirih, nilai resistensi lapisan batas dan
resistensi stomata yang dihasilkan juga lebih besar dibandingkan dengan
replika daun. Hal tersebut menyatakan bahwa kedua daun sama memiliki
resistensi lapisan batas dan resistensi stomata yang lebih besar daripada
replika daun. Jika dibandingkan dari jenis daun, nilai resistensi lapisan
batas dan resistensi stomata daun sirih lebih besar dibandingkan dengan
daun belimbing karena adanya faktor perbedaan berat dari molekul yang
berdifusi dan adanya perbedaan jumlah air yang hilang dari daun. Sesuai
denngan pendapat Fitriana et al. (2009) adanya defisit air menurunkan
kecepatan fotosintesis. Hal ini sebagai akibat dari menutupnya stomata dan
meningkatnya resistensi mesofil yang pada akhirnya memperkecil efisiensi
13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa resistensi difusi
gas merupakan suatu sistem ketahanan tanaman terhadapat pergerakan gas
dari lingkungan masuk ke daun dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
yang melalui stomata. Resistensi difusi gas dibedakan menjadi tiga yaitu
resistensi lapisan batas, resistensi stomata dan resistensi mesofil.
Berdasarkan data hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa ketika tanaman
memiliki nilai fluks yang tinggi maka resistensi dikategorikan rendah, jika
nilai fluks rendah maka resistensi terhadap gas tinggi. Dengan perbedaan
hasil perhitungan yang diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi resistensi
difusi gas pada tanaman yaitu suhu, cahaya matahari, ketersediaan air,
morfologi daun dan kandungan unsur yang ada di sekitar tanaman.
5.2 Saran
Praktikum telah berjalan dengan baik, namun alangkah lebih
baiknya jika praktikum diubah kedalam bentuk demonstrasi sehingga lebih
mudah dalam pemahaman dan proses pengerjaan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Alex, C. (2014). Resistensi Biochemistry. Jakarta: Ebc works press.
Astutik, D., Suryaningndari, D. and Raranda, U., 2019. Hubungan pupuk kalium
dan kebutuhan air terhadap sifat fisiologis, sistem perakaran dan biomassa
tanaman jagung (Zea mays). Jurnal Citra Widya Edukasi, 11(1), pp.67-76.
Atiqah, S.N., 2017. Optimasi dan uji pelepasan quercetin ekstrak daun kelor
(Moringa oliefera) dalam sediaan gel-mikroemulsi (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Fatkhusana, E., 2008. Efektivitas Jenis Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum) (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Fatmasari, M. and Abd-Shukor, R., 2012. Formation of Tl-1212 Phase in Bi-and
Cr-Substituted (Tl 0.5 Pb 0.5− x M x) Sr 2 CaCu 2 O 7
Superconductor. Journal of superconductivity and novel magnetism, 25(4),
pp.747-751.
Fitriana, J., Pukan, K.K. and Herlina, L., 2009. Aktivitas enzim nitrat reduktase
kedelai kultivar Burangrang akibat variasi kadar air tanah pada awal
pengisian polong. Biosaintifika: Journal of Biology & Biology
Education, 1(1).
Gustian, I., 2006. Karakterisiasi Kinerja Dari Beberapa Membran
Datar. GRADIEN: Jurnal Ilmiah MIPA, 2(2), pp.187-191.
Handoko, P. and Fajariyanti, Y., 2013. Pengaruh spektrum cahaya tampak
terhadap laju fotosintesis tanaman air Hydrilla verticillata. In Proceeding
Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and
Learning (Vol. 10, No. 2, pp. 300-308).
Harding, A.W., Foley, N.J., Norman, P.R., Francis, D.C. and Thomas, K.M.,
1998. Diffusion barriers in the kinetics of water vapor adsorption/desorption
on activated carbons. Langmuir, 14(14), pp.3858-3864.
Haryanti, S., 2010. Pengaruh naungan yang berbeda terhadap jumlah stomata dan
ukuran porus stomata daun Zephyranthes rosea Lindl. Anatomi
Fisiologi, 18(1), pp.41-48.
Heddy. 2003. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Yogyakarta.
Kuntari, F.R., Pranoto, S. and Sutresno, A., 2019. Studi Proses Difusi melalui
Membran dengan Pendekatan Kompartemen. JFA (Jurnal Fisika dan
Aplikasinya), 15(2), pp.62-65.
Mansfield, T.A. and Freer-Smith, P.H., 1984. The role of stomata in resistance
mechanisms. Gaseous air pollutants and plant metabolism, pp.131-146.
iv
Nejad, T.S., 2011. Effect of drought stress on stomata resistance changes in
corn. Journal of American Science, 7(9), pp.27-31.
Purwaningsih S. 2007. Kemampuan Serapan Karbondioksida Pada Tanaman
Hutan Kota di Kebun Raya Bogor. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Rianto, L., Handayani, I.A. and Septiyani, A., 2017. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol
96% Biji Srikaya (Annona squamosa L.) sebagai Antidiare yang
Disebabkan oleh Bakteri Shigella dysenteriae dengan Metode Difusi
Cakram. Jurnal Ilmiah Manuntung, 1(2), pp.181-186.
Roziana, D.F., 2008. Solusi analitik dan solusi numerik persamaan difusi
konveksi (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim).
Sa’adah, L., 2010. Isolasi dan identifikasi senyawa tanin dari daun belimbing
wuluh (averrhoa bilimbi l.). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas
Sains dan Teknologi-Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim.
Soverda Dan Alia, Y.., 2012. Pola Pewarisan Sifat Tanaman Kedelai Toleran
Terhadap Naungan Melalui Aplikasi Karakter Morfofisiologi: Optimalisasi
Pemanfaatan Lahan Tegakan Di Provinsi Jambi. Universitas Jambi