Anda di halaman 1dari 19

PRINSIP REAKSI REDOKS REDUKSI OKSIDASI

DAN METODE ANALISA PERMANGANOMETRI

DEFINISI REAKSI REDOKS REDUKSI OKSIDASI


➢ Reaksi oksidasi pada awalnya adalah reaksi dengan oksigen (O2). Reaksi oksidasi berarti pembentukan
oksida dari unsurnya atau pembentukan senyawa dengan mereaksikannya dengan oksigen, dan reduksi
adalah kebalikan oksidasi.
Contohnya
1. 2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l)
Gas O2 adalah oksidator yang mengoksidasi H2 dan gas H2 adalah reduktor yang mereduksi O2.
Oksidaktor adalah pengoksidasi dan reduktor adalah pereduksi.

2. H2(g) + Cl2(g) → 2 HCl(g)


Gas Cl2 adalah oksidator yang mengoksidasi H2 dan gas H2 adalah reduktor yang mereduksi Cl2.
Karena reaksi H2(g) + Cl2(g) → 2 HCl, juga dinamakan reaksi oksidasi reduksi tanpa gas O2.
➢ Definisi saat ini, reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi terjadinya penurunan
bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron atau reaksi terjadinya
kenaikan bilangan oksidasi.
➢ Jadi, reaksi redoks adalah (reduksi dan oksidasi) adalah reaksi penerimaan dan pelepasan elektron atau
reaksi terjadinya penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi.
➢ Oleh karena itu, suatu pereaksi yang memberikan elektron disebut reduktor dan yang menangkap elektron
oksidator. Akibat reaksi redoks, reduktor mengalami oksidasi dan oksidator mengalami reduksi.
➢ Maka untuk memahami reaksi reduksi oksidasi atau redoks harus dipahami dulu pengertian tentang
bilangan oksidasi (BILOKS).

PERBEDAAN OKSIDASI REDUKSI


➢ Perbedaan oksidasi reduksi lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

1
CONTOH REAKSI REDOKS
Dalam reaksi Fe dan Cu+2, Fe mengalami kenaikan bilangan oksidasi (oksidasi); Cu+2 mengalami penurunan
bilangan oksidasi (reduksi).

Gambaran molekular reaksi redoks :

Mg(s) + ZnCl2(aq) Zn(s) + MgCl2(aq)


(reaksi pendesakan logam lain, dimana logam Mg dapat mendesak logam Zn dari larutannya sehingga
membuat Zn menjadi mengendap)

2
K(s) + H2O(l) KOH(aq) + H2(g)
O

ATURAN PENENTUAN BILANGAN OKSIDASI


➢ Bilangan Oksidasi adalah angka muatan listrik partial yang dimiliki oleh atom sebagai unsur, atom di unsur,
atom di molekul dan atom sebagai ionnya.
➢ Bilangan oksidasi adalah muatan formal atom dalam suatu molekul atau dalam ion yang dialokasikan
sedemikian sehingga atom yang ke-elektronegativannya lebih rendah mempunyai muatan positif. Karena
muatan listrik tidak berbeda dalam hal molekul yang terdiri atas atom yang sama, bilangan oksidasi atom
adalah kuosien muatan listrik netto dibagi jumlah atom. Dalam kasus ion atau molekul mengandung atom
yang berbeda, atom dengan ke-elektronegativan lebih besar dapat dianggap anion dan yang lebih kecil
dianggap kation.
➢ Jadi, bilangan oksidasi dapat berbeda untuk atom yang sama yang digabungkan dengan pasangan yang
berbeda dan atom dikatakan memiliki muatan formal yang sama nilainya dengan bilangan
oksidasinya. Walaupun harga nilai muatan formal ini tidak mengungkapkan muatan sebenarnya, namun
nilai ini sangat memudahkan untuk menghitung elektron valensi dan dalam menangani reaksi redoks.

3
Perhatikan batasan biloks di bawah ini.
1) Bilangan Oksidasi atom dan unsur bebas = 0. Contoh biloks atom H, atom H di unsur H2, unsur
besi (Fe), emas (Au), seng (Zn dan tembaga (Cu) = 0.
2) Unsur-unsur Golongan IA dalam senyawa, Bilangan Oksidasi = +1
3) Unsur-unsur Golongan IIA dalam senyawa, Bilangan Oksidasi = +2
4) Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan jumlah dan jenis muatannya. Biloks H+ = +1, Zn2+
= +2, Fe3+ = +3, Sn4+ = +4, biloks Cl− = – 1,
5) Bilangan Oksidasi ion = muatan ion. Contoh: biloks SO42− = – 2, biloks HPO22− = – 2 dan biloks
ion PO43− = – 3
6) Total bilangan oksidasi atom-atom di molekul netral = 0 dan total biloks atom-atom di ionnya =
jumlah dan jenis muatannya. Contoh total biloks atom-atom di molekul netral seperti H2SO4, di
H3PO4, di NaHCO3 = 0. Total biloks ion HSO41− = −1, ion SO42− = −2 ion HCO3− = −1, ion CO32− = −2
dan di ion PO43− = −3.
7) Khusus biloks atom H di molekul H2 = 0, H di HCl = +1 dan di semua molekul biloks atom H-nya
= +1 kecuali di molekul hidrida seperti NaH, LiH, KH, BH3, biloks H = −1. Contoh menghitung
bilok H di molekul boron trihidrida, BH3. Biloks total H di BH3 = – 1x3 = –3 dan biloks B = +3
8) Khusus biloks O di semua senyawa = −2 kecuali di O2 biloks O = 0 dan di molekul peroksida
(O22-, contoh : H2O2) = −1, di Na2O2 dan di K2O2 = – 1. Bilok O di superoksida (O21-) = -1/2. Bilok O
di OF2 (Oksigen difluorida) = +2
9) Bilangan Oksidasi unsur halogen : F : 0, -1 ; Cl : 0, -1, +1, +3, +5, +7 ; Br : 0, -1, +1, +5, +7 ;
I : 0, -1, +1, +5, +7
10) Bilangan Oksidasi Nitrogen dalam N2 = 0; Bilok N dalam NO2 = +4 sedang Bilok O = -2; tetapi
Bilok N dalam NH3 = -3.

4
Contoh menghitung biloks atom di molekul atau di ionnya.
❖ di molekul Fe2O3, biloks total untuk molekul netral Fe2O3 = 0. Biloks 3 atom O = 3 x (−2) = −6.
Karena biloks total molekul Fe2O3 = 0 maka biloks 2 Fe + 3 O = 0 atau 2 Fe + (−6) = 0, 2 Fe = +6.
Biloks Fe = +3.
❖ di ion SO42−, biloks total ion SO42− = – 2 (sesaui muatan ionya). Di ion SO42− ada 4 atom O, biloks
totalnya = −2 x 4 = −8. Karena biloks total ion SO42− = −2 maka biloks S + 4 O = −2, S + (−8) =
−2 atau biloks S = +6.

Soal 1 : Jawaban harus disertai perhitungan lengkap.


1. Hitunglah bilok P di H3PO4, H2PO4−, HPO42− dan di PO43−
2. Hitunglah bilok N di HNO3 dan NO3−.
3. Hitunglah bilok total S di Na2S2O3 (nama molekulnya natrium tiosulfit) dan Na2S4O6 (natrium
tiosulfat)
4. Hitunglah bilok total Cr di K2CrO4 (nama molekulnya kalium kromat) dan K2Cr2O7 (kalium bikromat)
5. Hitunglah bilok Cl di HClO (nama molekulnya asam hipoklorit), HClO2 (asam klorit) HClO3 (asam
klorat) dan HClO4 (asam perklorat)

Di reaksi redoks yang perlu diperhatikan


1) Di reaksi oksidasi ditandai oleh naiknya biloks positip atau turunnya biloks negatip suatu
ion yang bereaksi.
2) Di reaksi reduksi ditandai oleh turunnya biloks positip atau naiknya biloks negatip suatu ion
yang bereaksi..

Contoh reaksi oksidasi (biloks positif naik atau biloks negatip turun)
a. Fe2+ Fe3+ + e− biloks +2 menjadi +3, melepas 1 e−.
b. 2 Cl− Cl2 + 2 e− biloks total −2 menjadi 0 di Cl2, melepas 2 e−.
c. Mn2+ MnO4− + 5 e− biloks +2 menjadi +7 di MnO4−, melepas 5 e−.
d. 2 Cr3+ Cr2O72− + 6 e− biloks total +6 menjadi +12 di Cr2O72−, melepas 6 e−.
Tanda khas untuk mengetahui reaksi oksidasi, elektron ada produk reaksi

Contoh reaksi reduksi (biloks positif turun atau biloks negatif naik)
a. Fe3+ + e− Fe2+ biloks +3 menjadi +2 menangkap 1 e−
b. Cl2 + 2 e− 2 Cl− biloks total 0 menjadi – 2, menangkap 2 e−
c. O2 + 4 e− 2 O2− biloks total 0 menjadi – 4, menangkap 4 e−
d. Sn4+ + 2 e− Sn2+ biloks +4 menjadi +2, menangkap 2 e−
Tanda khas untuk mengetahui reduksi, elektron ada di kiri di bagian reaktan

Media reaksi redoks.


Pada umumnya reaksi redoks terjadi di media air (H2O). Artinya H2O terlibat dalam reaksi redoks.
Berperanan sebagai media reaksi redoks. Reaksi redoks dapat terjadi dalam media asam atau basa.
Dalam media asam yang terlibat H2O dan H+
dan di media basa yang terlibat H2O dan OH−.

5
Penyelesaian atau penyetaraan reaksi redoks melalui metoda ion – elektron dan untuk
penyelesaian reaksi redoknya menjadi reaksi bersih, reaksi redoks dapat dibagi menjadi
(1) reaksi oksidasi sebagai reaksi paroh pertama
(2) reaksi reduksi sebagai reaksi paroh kedua
(3) reaksi bersih adalah reaksi paroh oksidasi + reaksi paroh reduksi
Cacatan penting : Di reaksi bersih redoks elektron atau e− harus tidak ada.

Senyawa bantu untuk menyelesaikan reaksi redoks


1. Senyawa bantu untuk menyelesaikan reaksi di media asam adalah H2O dan H+
2. Senyawa bantu untuk menyelesaikan reaksi di media basa adalah H2O dan OH−

Cacatan penting : Kadang – kadang senyawa bantu tidak diperlukan

Tahapan menyelesaikan reaksi redoks.


1. diselesaikan dulu masing-masing reaksi parohnya
2. jangan menyelesaikan reaksi reduksi bersamaan dengan reaksi oksidasi (disebut reaksi redoks
simultan). Kalau hal ini dikerjakan akan menjadi lebih sukar untuk memahami langkah-langkah
reaksinya.

Contoh reaksi redoks di media asam untuk


MnO4 − Mn2+

Perhatikan penambahan senyawa bantu H2O di reaksi redoks MnO4 − Mn2+


1) Oksidasi di media asam penambahan H2O di tempat yang jumlah atom O-nya sedikit dan jumlah
molekul H2O yang ditambahkan sama dengan selisih jumlah atom O.
Hasil oksidasi di media asam adalah MnO4 − Mn2+ + 4 H2O

2) Oksidasi di media basa penambahan H2O di tempat yang jumlah atom O-nya banyak. Jumlah
molekul H2O yang ditambahkan sama dengan selisih jumlah atom O.
Hasil oksidasi di media basa adalah MnO4 − + 4 H2O Mn2+ .

Contoh menyelesaikan reaksi paroh reduksi di media asam untuk


MnO4− Mn2+
Urutan menyelesaikan reaksi paroh di media asam untuk MnO4− Mn2
1) MnO4 − Mn2+ . Di tambah 4 H2O di produk karena jumlah atom O sedikit.
2) reaksinya menjadi MnO4 − Mn2+ + 4 H2O
3) ditambah ion 8 H+ di reaktan supaya jumlah atom H-nya sama.
4) reaksinya menjadi 8 H+ + MnO4 − Mn2+ + 4 H2O
5) ditambah 5 elektron di reaktan untuk menyamakan muatan.
6) reaksi paroh reduksi lengkap 5 e− + 8 H+ + MnO4 − Mn2+ + 4 H2O

Untuk menyelsaikan reaksi paroh reduksi di media basa untuk MnO4− Mn2+
1) MnO4 − Mn2+ di tambah 4 H2O di reaktan karena reaksi di media basa
2) reaksinya menjadi 4 H2O + MnO4− Mn2+

6
3) ditambah 8 ion OH− di produk supaya jumlah atom H dan atom O sama.
4) reaksinya menjadi 4 H2O + MnO4 − Mn2+ + 8 OH−
5) ditambah 5 elektron di reaktan untuk menyamakan muatan.
6) reaksi paroh reduksinya 5 e− + 4 H2O + MnO4 − Mn2+ + 8 OH−

Perhatikan dan cermati


1. Urutan penambahan molekul H2O dan ion H+ untuk reaksi di media asam dan urutan penambahan
molekul H2O dan ion OH− untuk reaksi di media basa.
2. Penambahan elektron di setiap reaksi parohnya agar supaya muatannya imbang.

Reaksi Redoks Bersihnya.


1. Reaksi redoks bersih atau net reaction adalah reaksi paroh reduksi ditambah reaksi paroh
oksidasi dengan cara mengalikan dengan angka tertentu agar supaya elektronnya hilang.
2. di reaksi bersih redoks HARUS TIDAK ADA ELEKTRON

Catatan. Kadang-kadang penambahan H2O, H+ dan OH− tidak diperlukan

Contoh penyelesaian reaksi redoks dalam media asam


Cu + NO3− Cu2+ + NO
a. Reaksi paroh oksidasi) Cu Cu ditambah 2 e− di bagian kanan gas
2+

supaya muatannya imbang. H2O dan H+ tidak diperlukan


Cu Cu2+ + 2 e−
b. Reaksi paroh (reaksi reduksi) NO3− NO ditambah 2 H2O di kanan untuk
menyamakan jumlah atom O
NO3− NO + 2 H2O
+
c. tambah 4 ion H di bagian kiri, menyamakan jumlah atom H
4 H+ + NO3− NO + 2 H2O
d. ditambah 3 e− di kiri supaya muatannya sama
3 e− + 4 H++ NO3− NO + 2 H2O

Penyelesaian reaksi redoknya menjadi reaksi redoks bersih :


1. reaksi oksidasi dikalikan 3 menjadi . : 3 Cu 3 Cu2+ + 6 e−
2. reaksi reduksi dikalikan 2 menjadi 6 e− + 8 H+ + 2 NO3− 2 NO + 2 H2O
3. reaksi oksidasi + reaksi reduksi = reaksi redoks.
3 Cu + 8 H+ + 2 NO3− 3 Cu2+ + 2 NO + 4 H2O
Catatan. Di reaksi bersih redoks elektron harus tidak ada.

7
Perhatikan
Yang harus diperhatikan adalah semua reaksi termasuk reaksi redoks harus mengikuti Hukum
Kekekalan Massa dan Hukum Neraca Muatan

Contoh: Setarakan reaksi redoks di bawah ini kalau reaksinya di media basa.

Zn + NO3− Zn(OH)42− + NH3

Perhatikan: Biloks Zn di Zn = 0 dan Zn di Zn(OH)42− = +2. Karena biloks Zn berubah dari 0 menajdi +2
maka reaksi Zn Zn(OH)42− adalah reaksi oksidasi sebaliknya NO3− NH3 adalah reaksi reduksi.

Penyelesaian reaksi redoks di media basa


1. Reaksi oksidasi (reaksi paroh) : Zn Zn(OH)42− .
a. tambah 4 OH− di reaktan (tanpa ditambah H2O). Zn + 4 OH− Zn(OH)42−
b. tambah 2 e− di produk (reaksi oksidasi) untuk menyamakan muatan.
Reaksi paroh untuk oksidasi Zn + 4 OH− Zn(OH)42− + 2 e−
2. Reaksi reduksi NO3− NH3. Biloks N berubah dari + 5 menjadi – 3
a. tambah 6 H2O di reaktan karena reaksi media basa, dan tambahkan 9 OH− di produk reaksi untuk
menyamakan jumlah atom H dan O.
Reaksinya menjadi 6 H2O + NO3− NH3 + 9 OH−
b. tambah 8 e− di reaktan untuk menyamakan muatan.
Reaksinya menjadi 3 H2O + NO3− + 8 e− NH3 + 9 OH−

Reaksi bersih (net reaction)-nya


Reaksi oksidasi dikalikan 4 : 4 x {Zn + 4 OH− 1 Zn(OH)42− + 2 e−}
Reaksi reduksi dikalikan 1 : 1 x (H2O + NO3− + 8 e− NH3 + 9 OH−)
Reaksi redoks bersih .....

6 H2O + NO3− + 4 Zn + 16 OH− NH3 + 9 OH− + 4 Zn(OH)42−

atau 6 H2O + NO3− + 4 Zn + 7 OH− NH3 + 4 Zn(OH)42−

Contoh lain.
Selesaikan reaksi redoks : MnO4− + C2O42− MnO2 + CO32− di media basa

1. Reaksi reduksinya : MnO4− MnO2 Biloks Mn berubah dari +7 menjadi +4


e. tambah 2 H2O di reaktan karena reaksi media basa
Reaksinya menjadi MnO4− + 2 H2O MnO2
f. tambah 4 OH− di kanan untuk menyamakan jumlah atom H
Reaksinya menjadi MnO4− + 2 H2O MnO2 + 4 OH−
g. tambah 3 elektron di kiri (reaksi reduksi) untuk menyamakan muatan
Reaksinya menjadi 3 e− + MnO4− + 2 H2O MnO2 + 4 OH−
h. reaksi paroh reduksi sudah selesai dan benar

8
2. Reaksi oksidasi di media basa : C2O42− CO32−
Biloks C berubah dari +3 menjadi +4

Urutan penyelesaian reaksi oksidasi sebagai paroh reaksi


a. dikalikan 2 di kanan untuk menyamakan jumlah atom C
Reaksinya menjadi C2O42− 2 CO32−
b. ditambah 2 molekul H2O di kanan (jangan di kiri) karena media basa
Reaksinya menjadi C2O42− 2 CO32− + 2 H2O
c. tambah 4 ion OH− di kiri untuk menymakan jumlah atom H dan O
Reaksinya menjadi 4 OH− + C2O42− 2 CO32− + 2 H2O
d. tambah 2 elektron di kanan untuk menyamakan muatan
Reaksinya menjadi 4 OH− + C2O42− 2 CO32− + 2 H2O + 2 e−

Selesiakan reaksi redoksnya. Reaksi reduksi dikalikan 2 dan reaksi oksidasi dikalikan 3 untuk
menghilangkan elektronnya dan kemudian dijumlahkan untuk menemukan redoks bersihnya.

Sekali lagi perlu dingat


1. reaksi redoks dibagi menjadi 2 bagian yaitu reaksi paroh oksidasi dan reaksi paroh
reduksinya.
2. dielesaikan dulu setiap tahapan reaksi parohnya sampai tuntas dan kemudian dijadikan satu
3. dicermati media reaksinya asam atau basa
4. molekul bantu H2O dan H+ untuk media asam atau H2O dan OH− untuk media basa
5. media asam, H2O ditambahkan di bagian yang jumlah atom oksigen sedikit kemudian
ditambah H+ dan akhirnya ditambah elektronnya
6. media basa, H2O ditambahkan di bagian yang jumlah atom oksigen banyak kemudian ditambah OH−
dan akhirnya ditambah elektronnya

Kalau media basa sukar dikerjakan, selesaikan saja melalui media asam tetapi jangan lupa
menambahkan sejumlah ion OH− untuk menghilangkan ion H+

Kata Kunci
Di reaksi redoks bersih (net reaction) di media asam harus ada ion H+ dan tidak ada ion OH− dan di
media basa harus ada ion OH− dan tidak ada ion H+. Elektron juga harus tidak ada di reaksi bersihnya.

Soal reaksi redoks untuk latihan menyetarakan reaksi sampai tuntas.


1. Zn + NO3− → Zn2+ + NH4+ (media asam)
2. PbO2 + Cl− → Pb2+ + Cl2 (media asam)
3. Cr2O72− + CH3CHO → Cr3+ + CH3COOH (media asam)
4. PH3 + I2 → H3PO2 + I− (media asam)
5. ICl → IO3− + I2 + Cl− (media asam)
6. CN− + AsO4− → AsO2− + CNO− (media basa)
7. FNO3 → O2 + F− + NO3− (media basa)
8. Se2+ → Se + SeO32− (media basa)
9
9. Br2 → Br− + BrO3− (media basa)
10. N2H4 + Mn(OH)3 → Mn(OH)2 + NH2OH (media basa)
11. I2 + H2S → I− + S
12. I− + H2SO4 → I2 + SO2
13. Ag + NO3− → Ag+ + NO
14. CuS + NO3− → Cu2+ + SO42− + NO
15. S2O32− + I2 → I− + S4O62−
16. Cr2O72− + C2H4O → Cr3+ + C2H4O2
17. MnO42− → MnO2 + MnO4−
18. MnO4− + H2S → Mn2+ + SO42−
19. VO2+ + SO2 → VO2+ + SO42−
20. HCOOH + MnO4− → Mn2+ + CO2
21. UO2+ + Te → U4+ + TeO42−
22. Cu(s) + Cl−(aq) + As4O7 → CuCl + As
23. IPO4 → I2 + O2 + IO3− + H2PO4−
24. NO2 → NO + NO3−

HUBUNGAN MUATAN ELEKTRON (COULOMB), BILANGAN AVOGADRO (NA),


ARUS LISTRIK (AMPERE) DAN WAKTU (SEKON)

MENGHITUNG MOL ELEKTRON DAN MUATAN TOTAL ELEKTRON YANG TERLIBAT DI REAKSI REDOK
1. Muatan listrik 1 elektron = 1,602 x 10−19 Coulomb (C)
2. Total muatan listrik untuk 1 mol elektron = 1 F (Faraday) = 96.500 C
3. Jumlah elektron untuk 1 mol elektron =
96.500 C/1,602 x 10−19 C = 6,02 x 1023 elektron
4. Angka 6,02 x 1023 adalah Bilangan Avogadro, NA, (Number of Avogadro)

Jumlah 1 mol partikel (elektron, proton, netron, atom, molekul atau ion) = 6,02 x 1023 partikel.
Angka 6,02 x 1023 adalah bilangan Avogadro atau NA

1 Faraday = 1 F = 96.500 Coulomb (C)


1 C = 1 ampere (A) x sekon (s) atau
1 C = 1 Axs
KUANTITAS (MOL) ELEKTRON YANG TERLIBAT DALAM REAKSI REDOKS.
96.500 C = 96.500 Axs
Di setiap reaksi paroh dapat ditemukan jumlah elektron yang terlibat di reaksi paroh oksidasi
maupun reaksi paroh reduksinya. Kuantitas elektron yang terlibat dalam reaksi redoks dapat dihitung
menggunakan angka perbandingan koefisien di persamaan reaksinya. Dengan menggunakan
persamaan stoikiometri reaksinya semua senyawa yang terlibat dalam reaksi dapat dihitung. Contoh
reaksi redoks dalam media basa adalah ...
MnO4− + C2O42− → MnO2 + CO32−
10
Reaksi paroh oksidasi lengkapnya adalah.......
4 OH− + C2O42− → 2 CO32− + 2 H2O + 2 e−

Dari perbandingan angka koefisien reaksinya.......


a. kalau misal C2O42− yang dioksidasi = 0,1 mol maka mol elektron yang terlibat di reaksi reduksi dari
koefisien reaksinya = 2 x 0,1 mol = 0,2 mol.
b. muatan total elektron yang terlibat di reaksi paroh oksidasi = 0,2 F = 19.300 C.
c. Jumlah muatan = 19.300 C adalah muatan listrik yang dihasilkan oleh reaksi paroh oksidasi.

SOAL LATIHAN.
Hitunglah muatan elektron total yang ikut terlibat dalam reaksi redoks.
Caranya Selesaikan dulu reaksi paroh reduksinya atau reaksi paroh oksidasinya. Kemudian hitunglah
berapa coulomb (Faraday) elektron yang terlibat dalam reaksi reduksi atau oksidasi bila senyawa yang
di kurung [.......] = 0,5 mol. Senyawa [.....] mungkin direduksi mungkin dioksidasi
1. Zn + [NO3−] → Zn2+ + NH4+ (media asam).
2. [Cr2O72−] + CH3CHO → Cr3+ + CH3COOH (media asam)
3. PH3 + [I2] → H3PO2 + I− (media asam)
4. [ICl] → IO3− + I2 + Cl− (media asam). Cari yang dioksidasi
5. [CN−] + AsO4− → AsO2− + CNO− (media basa)
6. [FNO3] → O2 + F− + NO3− (media basa)
7. [Se2+] → Se + SeO32− (media basa)
8. [Br2] → Br− + BrO3− (media basa)
9. N2H4 + [Mn(OH)3] → Mn(OH)2 + NH2OH (media basa)
10. I2 + [H2S] → I− + S.
11. I− + [H2SO4] → I2 + SO2
12. Ag + [NO3− ] → Ag+ + NO
13. [S2O32−] + I2 → I− + S4O62−
14. Cr2O72− + [C2H4O] → Cr3+ + C2H4O2
15. [MnO42−] → MnO2 + MnO4−
16. [MnO4−] + H2S → Mn2+ + SO42−
17. [VO2+] + SO2 → VO2+ + SO42−
18. [HCOOH] + MnO4− → Mn2+ + CO2
19. [UO2 ] + Te → U4+ + TeO42−
20. Cu(s) + Cl−(aq) + [As4O7] → CuCl + As
21. [IPO4] → I2 + O2 + IO3− + H2PO4−
22. [NO2] → NO + NO3−

11
MENULIS PERSAMAAN ION UNTUK REAKSI REDOKS
Berikut akan dijelaskan bagaimana mengerjakan setengah-reaksi elektron untuk proses oksidasi dan reduksi,
kemudian bagaimana menggabungkan setengah-reaksi tersebut untuk mendapat persamaan ion untuk reaksi
redoks secara utuh.
Setengah-Reaksi Elektron
Apakah setengah-reaksi elektron?
Ketika magnesium mereduksi tembaga (II) oksida dalam temperatur panas menjadi tembaga, persamaan ion
untuk reaksi itu adalah:

Kita dapat membagi persamaan ion ini menjadi dua bagian, dengan melihat dari sisi magnesium dan dari sisi
ion tembaga(II) secara terpisah. Dari sini terlihat jelas bahwa magnesium kehilangan dua elektron, dan ion
tembaga(II) yang mendapat dua elektron tadi.

Kedua persamaan di atas disebut “setengah-reaksi elektron” atau “setengah-persamaan” atau “setengah-
persamaan ionik” atau “setengah-reaksi”, banyak sebutan tetapi mempunyai arti hal yang sama.
Setiap reaksi redoks terdiri dari dua setengah-reaksi. Pada salah satu reaksi terjadi kehilangan elektron
(proses oksidasi), dan di reaksi lainnya terjadi penerimaan elektron (proses reduksi).

MENGERJAKAN SETENGAH-REAKSI ELEKTRON DAN MENGGUNAKANNYA UNTUK MEMBUAT


PERSAMAAN ION
Pada contoh di atas, kita mendapat setengah-reaksi elektron dengan memulai dari persamaan ion kemudian
mengeluarkan masing-masing setengah-reaksi dari persamaan tersebut. Itu merupakan proses yang tidak
benar.
Pada kenyataannya, kita hampir selalu memulai dari setengah-reaksi elektron dan menggunakannya untuk
membuat persamaan ion.
Contoh 1: Reaksi antara klorin dan ion besi(II)
Gas klorin mengoksidasi ion besi(II) menjadi ion besi(III). Pada proses ini, klorin direduksi menjadi ion klorida.
Sebagai permulaan kita buat dahulu masing-masing setengah-reaksi.
Untuk klorin, seperti kita ketahui klorin (sebagai molekul) berubah menjadi ion klorida dengan reaksi sebagai
berikut:

Pertama, kita harus menyamakan jumlah atom di kedua sisi:

Penting untuk diingat, jumlah atom harus selalu disamakan dahulu sebelum melakukan proses selanjutnya.
Jika terlupa, maka proses selanjutnya akan menjadi kacau dan sia-sia.
Kemudian untuk menyempurnakan setengah-reaksi ini kita harus menambahkan sesuatu. Yang bisa ditambah
untuk setengah-reaksi adalah:
* Elektron
* Air
* Ion hidrogen (H+) (kecuali jika reaksi terjadi dalam suasana basa, jika demikian yang bisa ditambahkan adalah
ion hidroksida (OH-)

12
Dalam kasus contoh di atas, hal yang salah pada persamaan reaksi yang kita telah buat adalah muatannya tidak
sama. Pada sisi kiri persamaan tidak ada muatan, sedang pada sisi kanannya ada muatan negatif 2 (untuk
selanjutnya disingkat dengan simbol : 2-).
Hal itu dapat dengan mudah diperbaiki dengan menambah dua elektron pada sisi kiri persamaan reaksi (sisi
dengan muatan positif lebih besar). Akhirnya didapat bentuk akhir setengah-reaksi ini:

Proses yang sama juga berlaku untuk ion besi(II). Seperti telah diketatahui, ion besi(II) dioksidasi menjadi ion
besi(III).

Jumlah atom dikedua sisi telah sama, tetapi muatannya berbeda. Pada sisi kanan, terdapat muatan 3+, dan
pada sisi kiri hanya 2+. Untuk menyamakan muatan kita harus mengurangi muatan positif yang ada pada sisi
kanan, yaitu dengan menambah elektron pada sisi tersebut:

Menggabungkan setengah reaksi untuk mendapat persamaan ion untuk reaksi redoks
Sekarang kita telah mendapatkan persamaan dibawah ini:

Terlihat jelas bahwa reaksi dari besi harus terjadi dua kali untuk setiap molekul klorin. Setelah itu, kedua
setengah-reaksi dapat digabungkan.

Tapi jangan berhenti disitu. Kita harus memeriksa kembali bahwa semua dalam keadaan sama atau setara, baik
jumlah atom dan muatannya. Sangat mudah sekali terjadi kesalahan kecil (tapi bisa menjadi fatal!) terutama jika
yang dikerjakan adalah persamaan yang lebih rumit.
Pada persamaan terakhir, terlihat bahwa tidak ada elektron yang diikutsertakan. Pada persamaan terakhir ini,
di kedua sisi sebenarnya terdapat elektron dalam jumlah yang sama, jadi saling meniadakan, dapat dicoret, dan
tidak perlu ditulis dalam persamaan akhir yang dihasilkan.

Contoh 2: Reaksi antara hidrogen peroksida dan ion manganat(VII)


Persamaan reaksi pada contoh 1 merupakan contoh yang sederhana dan cukup mudah. Tetapi teknik atau cara
pengerjaannya berlaku juga untuk reaksi yang lebih rumit dan bahkan reaksi yang belum dikenal.
Ion Manganat(VII), MnO4-, mengoksidasi Hidrogen Peroksida, H2O2, menjadi gas oksigen. Reaksi seperti ini
terjadi pada larutan Kalium Manganat(VII) dan larutan Hidrogen Peroksida dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat.
Selama reaksi berlangsung, ion Manganat(VII) direduksi menjadi ion Mangan(II).

13
Kita akan mulai dari setengah-reaksi dari hidrogen peroksida.

Jumlah atom Oksigen telah sama/ setara, tetapi bagaimana dengan Hidrogen?
Yang bisa ditambahkan pada persamaan ini hanyalah air, ion hidrogen dan elektron. Jika kita menambahkan air
untuk menyamakan jumlah hidrogen, jumlah atom oksigen akan berubah, ini sama sekali salah.
Yang harus dilakukan adalah menambahkan dua ion hidrogen pada sisi kanan reaksi:

Selanjutnya, kita perlu menyamakan muatannya. Kita perlu menambah dua elektron pada sisi kanan untuk
menjadikan jumlah muatan di kedua sisi 0.

Sekarang untuk setengah-reaksi Manganat(VII):


Ion Manganat(VII) berubah menjadi ion Mangan(II).

Jumlah ion Mangan sudah setara, tetapi diperlukan 4 atom oksigen pada sisi kanan reaksi. Satu-satunya sumber
Oksigen yang boleh ditambahkan pada reaksi suasana asam ini adalah air.

Dari situ ternyata ada tambahan Hidrogen, yang juga harus disetarakan. Untuk itu, kita perlu tambahan 8 ion
Hidrogen pada sisi kiri reaksi.

Setelah semua atom setara, selanjutnya kita harus menyetarakan muatannya. Pada tahapan reaksi di atas, total
muatan disisi kiri adalah 7+ (1- dan 8+), tetapi pada sisi kanan hanya 2+. Jadi perlu ditambahkan 5 elektron
pada sisi kiri untuk mengurangi muatan dari 7+ menjadi 2+.

Dapat disimpulkan, urutan pengerjaan setengah reaksi ini adalah:


• Menyetarakan jumlah atom selain Oksigen dan Hidrogen.
• Menyetarakan jumlah Oksigen dengan menambah molekul air (H2O).
• Menyetarakan jumlah Hidrogen dengan menambah ion Hidrogen (H+).
• Menyetarakan muatan dengan menambah elektron.

Menggabungkan setengah-reaksi untuk membuat persamaan reaksi


Kedua setengah-reaksi yang sudah kita dapat adalah:

Supaya dapat digabungkan, jumlah elektron dikedua setengah-reaksi sama banyak. Untuk itu setengah-reaksi
harus dikali dengan faktor yang sesuai sehingga menghasilkan jumlah elektron yang setara. Untuk reaksi ini,
masing-masing setengah reaksi dikalikan sehingga jumlah elektron menjadi 10 elektron.

14
Tapi kali ini tahapan reaksi belum selesai. Dalam hasil persamaan reaksi, terdapat ion hidrogen pada kedua sisi
reaksi.

Persamaan ini dapat disederhanakan dengan mengurangi 10 ion Hidrogen dari kedua sisi sehingga
menghasilkan bentuk akhir dari persamaan ion ini. Tapi jangan lupa untuk tetap memeriksa kesetaraan jumlah
atom dan muatan!

Sering terjadi molekul air dan ion Hidrogen muncul di kedua sisi persamaan reaksi, jadi harus selalu diperiksa
dan kemudian disederhanakan.

Contoh 3: Oksidasi etanol dengan kalium dikromat(VI) suasana asam


Tehnik yang telah dijelaskan tadi dapat juga digunakan pada reaksi yang melibatkan zat organik. Larutan kalium
dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer dapat digunakan untuk mengoksidasi etanol,
CH3CH2OH, menjadi asam etanoat, CH3COOH.
Sebagai oksidator adalah ion dikromat(VI), Cr2O72-, yang kemudian tereduksi menjadi ion kromium (III), Cr3+.
Pertama kita akan kerjakan setengah-reaksi etanol menjadi asam etanoat.
- Tahapan reaksi seperti contoh sebelumnya, dimulai dengan menulis reaksi utama yang terjadi, yang diketahui
dari soal.

- Setarakan jumlah oksigen dengan menambah molekul air pada sisi kiri:

- Tambahkan ion hidrogen pada sisi kanan untuk menyetarakan jumlah hidrogen:

- Selanjutnya, setarakan muatan dengan menambah 4 elektron pada sisi kanan sehingga menghasilkan total
muatan nol pada tiap sisi:

Setengah reaksi untuk dikromat(VI) agak rumit dan jika tidak teliti dapat menjebak:
- Buat persamaan reaksi utama:

- Setarakan jumlah kromium. Hal ini sering dilupakan, dan jika ini terjadi akan fatal, karena hasil reaksi
selanjutnya akan salah. Jumlah muatan akan salah, faktor pengali yang digunakan juga akan salah. Sehingga
keseluruhan persamaan reaksi akan salah.

- Kemudian setarakan Oksigen dengan menambah molekul air:

- Setarakan jumlah Hidrogen dengan menambah ion Hidrogen:

15
- Selanjutnya setarakan muatannya. Tambah 6 elektron pada sisi kiri sehingga jumlah muatan menjadi 6+ pada
tiap sisi.

Menggabungkan setengah-reaksi untuk mendapat persamaan reaksi


Sejauh ini setengah reaksi yang telah kita dapat adalah:

Untuk menyelesaikan persamaan ini kita harus mengubah jumlah elektron, dengan jumlah terkecil yang dapat
habis dibagi 4 dan 6, yaitu 12. Jadi faktor pengali untuk persamaan ini adalah 3 dan 2.

Dapat dilihat ada molekul air dan ion Hidrogen pada kedua sisi persamaan. Ini dapat disederhanakan menjadi
bentuk akhir persamaan reaksi:

16
PENERAPAN REAKSI REDUKSI-OKSIDASI (REDOKS)

PENGANTAR PERMANGANOMETRI

Titrasi Reduksi – Oksidasi, adalah proses titrasi yang mengakibatkan terjadinya suatu reaksi oksidasi dan
reduksi dalam larutan, sehingga merupakan :
➢ Titrasi terhadap larutan yang mengandung zat reduktor dititrasi oleh larutan bersifat oksidator
➢ Titrasi terhadap larutan yang mengandung zat reduktor dititrasi oleh larutan bersifat oksidator.

Berdasarkan perbedaan jenis zat yang berfungsi sebagai oksidator, dibedakan atas beberapa jenis titrasi, yaitu:

17
1. Permanganometri
➢ Proses redoks yang menggunakan larutan standar KMnO4 sebagai larutan standar oksidator (oksidator
yang sangat kuat) dan sekaligus autoindikator
2. Bikromatometri
➢ Proses redoks yang menggunakan larutan standar K2Cr2O7
3. Bromatometri
➢ Proses redoks yang menggunakan larutan standar KBrO3
4. Iodimetri
➢ Proses redoks yang menggunakan larutan standar I2
5. Iodometri
➢ Proses redoks yang menggunakan larutan standar Na2S2O3 (bersifat reduktor)

Berat Ekivalen suatu zat dalam titrasi redoks, dapat ditentukan dengan salah satu dari 3 cara, yaitu:
1. Berdasarkan banyaknya Atom Oksigen (O) yang dilepaskan (oleh oksidator) atau diterima (oleh reduktor).
➢ 1 grek suatu zat = banyaknya mol zat yang dapat melepaskan (oksidator) / menerima (reduktor)
sejumlah ½ mol O
2. Berdasarkan banyaknya elektron (e-) yang diterima (oleh oksidator) atau yang dilepaskan (oleh reduktor).
➢ 1 grek suatu zat = banyaknya mol zat yang dapat menerima (oksidator) / melepaskan (reduktor)
sejumlah 1 buah e-
3. Berdasarkan benyaknya perubahan bilangan oksidasi.
➢ 1 grek suatu zat = banyaknya mol zat yang dapat mengalamai perubahan 1 satuan bilangan oksidasi
(biloks)

Khusus KMnO4 dapat berfungsi sebagai oksidator maka akan tereduksi dalam suasana asam dan basa menjadi:
➢ Dalam Asam :

Dalam suasana asam reaksi paro KMnO4 sbb:


MnO4- + 8H+ + 5e- → Mn+2 + 4H2O E0 = 1,51 Volt

➢ Dalam Basa :

Jika digunakan sebagai oksidator dalam larutan alkalis kuat ada dua kemungkinan bagian reaksi yaitu :
❖ Pertama, reaksi yang berjalan relatif cepat :
MnO4- + e- → MnO42- Eo = 0,56 Volt
❖ Kedua, reaksi yang berjalan relatif lambat :
MnO42- + 2 H2O + 2 e- → MnO2 + 4 OH- E0 = 0,60 Volt
Dengan mengatur suasana sebaik-baiknya (misalnya menambah ion barium yang dapat membentuk
endapan barium manganat) maka reaksi pertama dapat berjalan dengan baik sekali.
Dalam suasana alkalis, KMnO4 secara kuantitatif direduksi menjadi MnO2 menurut reaksi:
MnO4- + 2 H2O + 3 e- → MnO2 + 4 OH- E0 = 0,59 Volt

18
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai, karena tidak bereaksi terhadap permanganat dalam larutan encer.
Dengan asam klorida, ada kemungkinan terjadi reaksi :
2MnO4- + 10Cl- + 16H+ → 2Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O
sehingga sebagian permanganatnya digunakan untuk pembentukan klorin.

Pembuatan dan stabilitas larutan permanganat:


➢ Garam KMnO4 adalah kristal berwarna ungu tua yang relatif sukar larut dalam air dingin karena mengandung
oksida MnO2, sehingga bukan suatu zat standar primer.
➢ Adanya mangan dioksida dapat mempercepat peruraian permanganat karena akan memperbanyak
pembentukan mangan dioksida sehingga peruraian bertambah cepat.
➢ Ion-ion mangan (Mn2+) juga dapat bereaksi dengan permanganat membentuk mangan dioksida, yang
berjalan lambat dalam suasana asam sedang dalam suasana netral berjalan sangat cepat, menurut reaksi :
2 MnO4- + 3 Mn2+ + 2 H2O → 2 MnO2 + 4 H+
➢ Dalam akuades umumnya mengandung zat-zat yang dapat mereduksi maka sering terjadi peruraian sendiri
dalam penyimpanan larutan KMnO4 menurut reaksi :
4 MnO4- + 2 H2O → 4 MnO2 + 3 O2 + 4 OH-
➢ Maka untuk membuat larutan standar KMnO4 harus dijaga faktor-faktor yang dapat menyebabkan penurunan
yang besar dari kekuatan larutan standar tersebut, antara lain dengan pemanasan dan penyaringan untuk
menghilangkan zat-zat yang mudah dioksidasi.

19

Anda mungkin juga menyukai