1
CONTOH REAKSI REDOKS
Dalam reaksi Fe dan Cu+2, Fe mengalami kenaikan bilangan oksidasi (oksidasi); Cu+2 mengalami penurunan
bilangan oksidasi (reduksi).
2
K(s) + H2O(l) KOH(aq) + H2(g)
O
3
Perhatikan batasan biloks di bawah ini.
1) Bilangan Oksidasi atom dan unsur bebas = 0. Contoh biloks atom H, atom H di unsur H2, unsur
besi (Fe), emas (Au), seng (Zn dan tembaga (Cu) = 0.
2) Unsur-unsur Golongan IA dalam senyawa, Bilangan Oksidasi = +1
3) Unsur-unsur Golongan IIA dalam senyawa, Bilangan Oksidasi = +2
4) Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan jumlah dan jenis muatannya. Biloks H+ = +1, Zn2+
= +2, Fe3+ = +3, Sn4+ = +4, biloks Cl− = – 1,
5) Bilangan Oksidasi ion = muatan ion. Contoh: biloks SO42− = – 2, biloks HPO22− = – 2 dan biloks
ion PO43− = – 3
6) Total bilangan oksidasi atom-atom di molekul netral = 0 dan total biloks atom-atom di ionnya =
jumlah dan jenis muatannya. Contoh total biloks atom-atom di molekul netral seperti H2SO4, di
H3PO4, di NaHCO3 = 0. Total biloks ion HSO41− = −1, ion SO42− = −2 ion HCO3− = −1, ion CO32− = −2
dan di ion PO43− = −3.
7) Khusus biloks atom H di molekul H2 = 0, H di HCl = +1 dan di semua molekul biloks atom H-nya
= +1 kecuali di molekul hidrida seperti NaH, LiH, KH, BH3, biloks H = −1. Contoh menghitung
bilok H di molekul boron trihidrida, BH3. Biloks total H di BH3 = – 1x3 = –3 dan biloks B = +3
8) Khusus biloks O di semua senyawa = −2 kecuali di O2 biloks O = 0 dan di molekul peroksida
(O22-, contoh : H2O2) = −1, di Na2O2 dan di K2O2 = – 1. Bilok O di superoksida (O21-) = -1/2. Bilok O
di OF2 (Oksigen difluorida) = +2
9) Bilangan Oksidasi unsur halogen : F : 0, -1 ; Cl : 0, -1, +1, +3, +5, +7 ; Br : 0, -1, +1, +5, +7 ;
I : 0, -1, +1, +5, +7
10) Bilangan Oksidasi Nitrogen dalam N2 = 0; Bilok N dalam NO2 = +4 sedang Bilok O = -2; tetapi
Bilok N dalam NH3 = -3.
4
Contoh menghitung biloks atom di molekul atau di ionnya.
❖ di molekul Fe2O3, biloks total untuk molekul netral Fe2O3 = 0. Biloks 3 atom O = 3 x (−2) = −6.
Karena biloks total molekul Fe2O3 = 0 maka biloks 2 Fe + 3 O = 0 atau 2 Fe + (−6) = 0, 2 Fe = +6.
Biloks Fe = +3.
❖ di ion SO42−, biloks total ion SO42− = – 2 (sesaui muatan ionya). Di ion SO42− ada 4 atom O, biloks
totalnya = −2 x 4 = −8. Karena biloks total ion SO42− = −2 maka biloks S + 4 O = −2, S + (−8) =
−2 atau biloks S = +6.
Contoh reaksi oksidasi (biloks positif naik atau biloks negatip turun)
a. Fe2+ Fe3+ + e− biloks +2 menjadi +3, melepas 1 e−.
b. 2 Cl− Cl2 + 2 e− biloks total −2 menjadi 0 di Cl2, melepas 2 e−.
c. Mn2+ MnO4− + 5 e− biloks +2 menjadi +7 di MnO4−, melepas 5 e−.
d. 2 Cr3+ Cr2O72− + 6 e− biloks total +6 menjadi +12 di Cr2O72−, melepas 6 e−.
Tanda khas untuk mengetahui reaksi oksidasi, elektron ada produk reaksi
Contoh reaksi reduksi (biloks positif turun atau biloks negatif naik)
a. Fe3+ + e− Fe2+ biloks +3 menjadi +2 menangkap 1 e−
b. Cl2 + 2 e− 2 Cl− biloks total 0 menjadi – 2, menangkap 2 e−
c. O2 + 4 e− 2 O2− biloks total 0 menjadi – 4, menangkap 4 e−
d. Sn4+ + 2 e− Sn2+ biloks +4 menjadi +2, menangkap 2 e−
Tanda khas untuk mengetahui reduksi, elektron ada di kiri di bagian reaktan
5
Penyelesaian atau penyetaraan reaksi redoks melalui metoda ion – elektron dan untuk
penyelesaian reaksi redoknya menjadi reaksi bersih, reaksi redoks dapat dibagi menjadi
(1) reaksi oksidasi sebagai reaksi paroh pertama
(2) reaksi reduksi sebagai reaksi paroh kedua
(3) reaksi bersih adalah reaksi paroh oksidasi + reaksi paroh reduksi
Cacatan penting : Di reaksi bersih redoks elektron atau e− harus tidak ada.
2) Oksidasi di media basa penambahan H2O di tempat yang jumlah atom O-nya banyak. Jumlah
molekul H2O yang ditambahkan sama dengan selisih jumlah atom O.
Hasil oksidasi di media basa adalah MnO4 − + 4 H2O Mn2+ .
Untuk menyelsaikan reaksi paroh reduksi di media basa untuk MnO4− Mn2+
1) MnO4 − Mn2+ di tambah 4 H2O di reaktan karena reaksi di media basa
2) reaksinya menjadi 4 H2O + MnO4− Mn2+
6
3) ditambah 8 ion OH− di produk supaya jumlah atom H dan atom O sama.
4) reaksinya menjadi 4 H2O + MnO4 − Mn2+ + 8 OH−
5) ditambah 5 elektron di reaktan untuk menyamakan muatan.
6) reaksi paroh reduksinya 5 e− + 4 H2O + MnO4 − Mn2+ + 8 OH−
7
Perhatikan
Yang harus diperhatikan adalah semua reaksi termasuk reaksi redoks harus mengikuti Hukum
Kekekalan Massa dan Hukum Neraca Muatan
Contoh: Setarakan reaksi redoks di bawah ini kalau reaksinya di media basa.
Perhatikan: Biloks Zn di Zn = 0 dan Zn di Zn(OH)42− = +2. Karena biloks Zn berubah dari 0 menajdi +2
maka reaksi Zn Zn(OH)42− adalah reaksi oksidasi sebaliknya NO3− NH3 adalah reaksi reduksi.
Contoh lain.
Selesaikan reaksi redoks : MnO4− + C2O42− MnO2 + CO32− di media basa
8
2. Reaksi oksidasi di media basa : C2O42− CO32−
Biloks C berubah dari +3 menjadi +4
Selesiakan reaksi redoksnya. Reaksi reduksi dikalikan 2 dan reaksi oksidasi dikalikan 3 untuk
menghilangkan elektronnya dan kemudian dijumlahkan untuk menemukan redoks bersihnya.
Kalau media basa sukar dikerjakan, selesaikan saja melalui media asam tetapi jangan lupa
menambahkan sejumlah ion OH− untuk menghilangkan ion H+
Kata Kunci
Di reaksi redoks bersih (net reaction) di media asam harus ada ion H+ dan tidak ada ion OH− dan di
media basa harus ada ion OH− dan tidak ada ion H+. Elektron juga harus tidak ada di reaksi bersihnya.
MENGHITUNG MOL ELEKTRON DAN MUATAN TOTAL ELEKTRON YANG TERLIBAT DI REAKSI REDOK
1. Muatan listrik 1 elektron = 1,602 x 10−19 Coulomb (C)
2. Total muatan listrik untuk 1 mol elektron = 1 F (Faraday) = 96.500 C
3. Jumlah elektron untuk 1 mol elektron =
96.500 C/1,602 x 10−19 C = 6,02 x 1023 elektron
4. Angka 6,02 x 1023 adalah Bilangan Avogadro, NA, (Number of Avogadro)
Jumlah 1 mol partikel (elektron, proton, netron, atom, molekul atau ion) = 6,02 x 1023 partikel.
Angka 6,02 x 1023 adalah bilangan Avogadro atau NA
SOAL LATIHAN.
Hitunglah muatan elektron total yang ikut terlibat dalam reaksi redoks.
Caranya Selesaikan dulu reaksi paroh reduksinya atau reaksi paroh oksidasinya. Kemudian hitunglah
berapa coulomb (Faraday) elektron yang terlibat dalam reaksi reduksi atau oksidasi bila senyawa yang
di kurung [.......] = 0,5 mol. Senyawa [.....] mungkin direduksi mungkin dioksidasi
1. Zn + [NO3−] → Zn2+ + NH4+ (media asam).
2. [Cr2O72−] + CH3CHO → Cr3+ + CH3COOH (media asam)
3. PH3 + [I2] → H3PO2 + I− (media asam)
4. [ICl] → IO3− + I2 + Cl− (media asam). Cari yang dioksidasi
5. [CN−] + AsO4− → AsO2− + CNO− (media basa)
6. [FNO3] → O2 + F− + NO3− (media basa)
7. [Se2+] → Se + SeO32− (media basa)
8. [Br2] → Br− + BrO3− (media basa)
9. N2H4 + [Mn(OH)3] → Mn(OH)2 + NH2OH (media basa)
10. I2 + [H2S] → I− + S.
11. I− + [H2SO4] → I2 + SO2
12. Ag + [NO3− ] → Ag+ + NO
13. [S2O32−] + I2 → I− + S4O62−
14. Cr2O72− + [C2H4O] → Cr3+ + C2H4O2
15. [MnO42−] → MnO2 + MnO4−
16. [MnO4−] + H2S → Mn2+ + SO42−
17. [VO2+] + SO2 → VO2+ + SO42−
18. [HCOOH] + MnO4− → Mn2+ + CO2
19. [UO2 ] + Te → U4+ + TeO42−
20. Cu(s) + Cl−(aq) + [As4O7] → CuCl + As
21. [IPO4] → I2 + O2 + IO3− + H2PO4−
22. [NO2] → NO + NO3−
11
MENULIS PERSAMAAN ION UNTUK REAKSI REDOKS
Berikut akan dijelaskan bagaimana mengerjakan setengah-reaksi elektron untuk proses oksidasi dan reduksi,
kemudian bagaimana menggabungkan setengah-reaksi tersebut untuk mendapat persamaan ion untuk reaksi
redoks secara utuh.
Setengah-Reaksi Elektron
Apakah setengah-reaksi elektron?
Ketika magnesium mereduksi tembaga (II) oksida dalam temperatur panas menjadi tembaga, persamaan ion
untuk reaksi itu adalah:
Kita dapat membagi persamaan ion ini menjadi dua bagian, dengan melihat dari sisi magnesium dan dari sisi
ion tembaga(II) secara terpisah. Dari sini terlihat jelas bahwa magnesium kehilangan dua elektron, dan ion
tembaga(II) yang mendapat dua elektron tadi.
Kedua persamaan di atas disebut “setengah-reaksi elektron” atau “setengah-persamaan” atau “setengah-
persamaan ionik” atau “setengah-reaksi”, banyak sebutan tetapi mempunyai arti hal yang sama.
Setiap reaksi redoks terdiri dari dua setengah-reaksi. Pada salah satu reaksi terjadi kehilangan elektron
(proses oksidasi), dan di reaksi lainnya terjadi penerimaan elektron (proses reduksi).
Penting untuk diingat, jumlah atom harus selalu disamakan dahulu sebelum melakukan proses selanjutnya.
Jika terlupa, maka proses selanjutnya akan menjadi kacau dan sia-sia.
Kemudian untuk menyempurnakan setengah-reaksi ini kita harus menambahkan sesuatu. Yang bisa ditambah
untuk setengah-reaksi adalah:
* Elektron
* Air
* Ion hidrogen (H+) (kecuali jika reaksi terjadi dalam suasana basa, jika demikian yang bisa ditambahkan adalah
ion hidroksida (OH-)
12
Dalam kasus contoh di atas, hal yang salah pada persamaan reaksi yang kita telah buat adalah muatannya tidak
sama. Pada sisi kiri persamaan tidak ada muatan, sedang pada sisi kanannya ada muatan negatif 2 (untuk
selanjutnya disingkat dengan simbol : 2-).
Hal itu dapat dengan mudah diperbaiki dengan menambah dua elektron pada sisi kiri persamaan reaksi (sisi
dengan muatan positif lebih besar). Akhirnya didapat bentuk akhir setengah-reaksi ini:
Proses yang sama juga berlaku untuk ion besi(II). Seperti telah diketatahui, ion besi(II) dioksidasi menjadi ion
besi(III).
Jumlah atom dikedua sisi telah sama, tetapi muatannya berbeda. Pada sisi kanan, terdapat muatan 3+, dan
pada sisi kiri hanya 2+. Untuk menyamakan muatan kita harus mengurangi muatan positif yang ada pada sisi
kanan, yaitu dengan menambah elektron pada sisi tersebut:
Menggabungkan setengah reaksi untuk mendapat persamaan ion untuk reaksi redoks
Sekarang kita telah mendapatkan persamaan dibawah ini:
Terlihat jelas bahwa reaksi dari besi harus terjadi dua kali untuk setiap molekul klorin. Setelah itu, kedua
setengah-reaksi dapat digabungkan.
Tapi jangan berhenti disitu. Kita harus memeriksa kembali bahwa semua dalam keadaan sama atau setara, baik
jumlah atom dan muatannya. Sangat mudah sekali terjadi kesalahan kecil (tapi bisa menjadi fatal!) terutama jika
yang dikerjakan adalah persamaan yang lebih rumit.
Pada persamaan terakhir, terlihat bahwa tidak ada elektron yang diikutsertakan. Pada persamaan terakhir ini,
di kedua sisi sebenarnya terdapat elektron dalam jumlah yang sama, jadi saling meniadakan, dapat dicoret, dan
tidak perlu ditulis dalam persamaan akhir yang dihasilkan.
13
Kita akan mulai dari setengah-reaksi dari hidrogen peroksida.
Jumlah atom Oksigen telah sama/ setara, tetapi bagaimana dengan Hidrogen?
Yang bisa ditambahkan pada persamaan ini hanyalah air, ion hidrogen dan elektron. Jika kita menambahkan air
untuk menyamakan jumlah hidrogen, jumlah atom oksigen akan berubah, ini sama sekali salah.
Yang harus dilakukan adalah menambahkan dua ion hidrogen pada sisi kanan reaksi:
Selanjutnya, kita perlu menyamakan muatannya. Kita perlu menambah dua elektron pada sisi kanan untuk
menjadikan jumlah muatan di kedua sisi 0.
Jumlah ion Mangan sudah setara, tetapi diperlukan 4 atom oksigen pada sisi kanan reaksi. Satu-satunya sumber
Oksigen yang boleh ditambahkan pada reaksi suasana asam ini adalah air.
Dari situ ternyata ada tambahan Hidrogen, yang juga harus disetarakan. Untuk itu, kita perlu tambahan 8 ion
Hidrogen pada sisi kiri reaksi.
Setelah semua atom setara, selanjutnya kita harus menyetarakan muatannya. Pada tahapan reaksi di atas, total
muatan disisi kiri adalah 7+ (1- dan 8+), tetapi pada sisi kanan hanya 2+. Jadi perlu ditambahkan 5 elektron
pada sisi kiri untuk mengurangi muatan dari 7+ menjadi 2+.
Supaya dapat digabungkan, jumlah elektron dikedua setengah-reaksi sama banyak. Untuk itu setengah-reaksi
harus dikali dengan faktor yang sesuai sehingga menghasilkan jumlah elektron yang setara. Untuk reaksi ini,
masing-masing setengah reaksi dikalikan sehingga jumlah elektron menjadi 10 elektron.
14
Tapi kali ini tahapan reaksi belum selesai. Dalam hasil persamaan reaksi, terdapat ion hidrogen pada kedua sisi
reaksi.
Persamaan ini dapat disederhanakan dengan mengurangi 10 ion Hidrogen dari kedua sisi sehingga
menghasilkan bentuk akhir dari persamaan ion ini. Tapi jangan lupa untuk tetap memeriksa kesetaraan jumlah
atom dan muatan!
Sering terjadi molekul air dan ion Hidrogen muncul di kedua sisi persamaan reaksi, jadi harus selalu diperiksa
dan kemudian disederhanakan.
- Setarakan jumlah oksigen dengan menambah molekul air pada sisi kiri:
- Tambahkan ion hidrogen pada sisi kanan untuk menyetarakan jumlah hidrogen:
- Selanjutnya, setarakan muatan dengan menambah 4 elektron pada sisi kanan sehingga menghasilkan total
muatan nol pada tiap sisi:
Setengah reaksi untuk dikromat(VI) agak rumit dan jika tidak teliti dapat menjebak:
- Buat persamaan reaksi utama:
- Setarakan jumlah kromium. Hal ini sering dilupakan, dan jika ini terjadi akan fatal, karena hasil reaksi
selanjutnya akan salah. Jumlah muatan akan salah, faktor pengali yang digunakan juga akan salah. Sehingga
keseluruhan persamaan reaksi akan salah.
15
- Selanjutnya setarakan muatannya. Tambah 6 elektron pada sisi kiri sehingga jumlah muatan menjadi 6+ pada
tiap sisi.
Untuk menyelesaikan persamaan ini kita harus mengubah jumlah elektron, dengan jumlah terkecil yang dapat
habis dibagi 4 dan 6, yaitu 12. Jadi faktor pengali untuk persamaan ini adalah 3 dan 2.
Dapat dilihat ada molekul air dan ion Hidrogen pada kedua sisi persamaan. Ini dapat disederhanakan menjadi
bentuk akhir persamaan reaksi:
16
PENERAPAN REAKSI REDUKSI-OKSIDASI (REDOKS)
PENGANTAR PERMANGANOMETRI
Titrasi Reduksi – Oksidasi, adalah proses titrasi yang mengakibatkan terjadinya suatu reaksi oksidasi dan
reduksi dalam larutan, sehingga merupakan :
➢ Titrasi terhadap larutan yang mengandung zat reduktor dititrasi oleh larutan bersifat oksidator
➢ Titrasi terhadap larutan yang mengandung zat reduktor dititrasi oleh larutan bersifat oksidator.
Berdasarkan perbedaan jenis zat yang berfungsi sebagai oksidator, dibedakan atas beberapa jenis titrasi, yaitu:
17
1. Permanganometri
➢ Proses redoks yang menggunakan larutan standar KMnO4 sebagai larutan standar oksidator (oksidator
yang sangat kuat) dan sekaligus autoindikator
2. Bikromatometri
➢ Proses redoks yang menggunakan larutan standar K2Cr2O7
3. Bromatometri
➢ Proses redoks yang menggunakan larutan standar KBrO3
4. Iodimetri
➢ Proses redoks yang menggunakan larutan standar I2
5. Iodometri
➢ Proses redoks yang menggunakan larutan standar Na2S2O3 (bersifat reduktor)
Berat Ekivalen suatu zat dalam titrasi redoks, dapat ditentukan dengan salah satu dari 3 cara, yaitu:
1. Berdasarkan banyaknya Atom Oksigen (O) yang dilepaskan (oleh oksidator) atau diterima (oleh reduktor).
➢ 1 grek suatu zat = banyaknya mol zat yang dapat melepaskan (oksidator) / menerima (reduktor)
sejumlah ½ mol O
2. Berdasarkan banyaknya elektron (e-) yang diterima (oleh oksidator) atau yang dilepaskan (oleh reduktor).
➢ 1 grek suatu zat = banyaknya mol zat yang dapat menerima (oksidator) / melepaskan (reduktor)
sejumlah 1 buah e-
3. Berdasarkan benyaknya perubahan bilangan oksidasi.
➢ 1 grek suatu zat = banyaknya mol zat yang dapat mengalamai perubahan 1 satuan bilangan oksidasi
(biloks)
Khusus KMnO4 dapat berfungsi sebagai oksidator maka akan tereduksi dalam suasana asam dan basa menjadi:
➢ Dalam Asam :
➢ Dalam Basa :
Jika digunakan sebagai oksidator dalam larutan alkalis kuat ada dua kemungkinan bagian reaksi yaitu :
❖ Pertama, reaksi yang berjalan relatif cepat :
MnO4- + e- → MnO42- Eo = 0,56 Volt
❖ Kedua, reaksi yang berjalan relatif lambat :
MnO42- + 2 H2O + 2 e- → MnO2 + 4 OH- E0 = 0,60 Volt
Dengan mengatur suasana sebaik-baiknya (misalnya menambah ion barium yang dapat membentuk
endapan barium manganat) maka reaksi pertama dapat berjalan dengan baik sekali.
Dalam suasana alkalis, KMnO4 secara kuantitatif direduksi menjadi MnO2 menurut reaksi:
MnO4- + 2 H2O + 3 e- → MnO2 + 4 OH- E0 = 0,59 Volt
18
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai, karena tidak bereaksi terhadap permanganat dalam larutan encer.
Dengan asam klorida, ada kemungkinan terjadi reaksi :
2MnO4- + 10Cl- + 16H+ → 2Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O
sehingga sebagian permanganatnya digunakan untuk pembentukan klorin.
19