Anda di halaman 1dari 170

Bab 19

Reaksi Redoks
dan Elektrokimia
Proses elektrokimia adalah reaksi oksidasi-reduksi di mana:
• Energi yang dilepas oleh reaksi spontan diubah menjadi
listrik atau
• Energi listrik digunakan agar reaksi nonspontan dapat
terjadi

Redoks = Reduksi - Oksidasi

Reaksi Redoks – Reaksi di mana satu spesi menerima


elektron dan spesi lainnya kehilangan elektron.
Kedua proses tersebut harus terjadi.
Ingat reaksi asam-basa Bronsted di mana terjadi transfer proton.
Ada yang menerima proton, dan ada yang memberi proton.
0 0 2+ 2-
2Mg (s) + O2 (g) 2MgO (s)
2Mg 2Mg2+ + 4e- setengah-reaksi oksidasi (melepas e-)

O2 + 4e- 2O2- setengah-reaksi reduksi (menerima e-)


Reduksi Melibatkan Penerimaan elektron.
(bilangan oksidasi )

Oksidasi Melibatkan Pelepasan elektron.


(bilangan oksidasi )
Agen pengoksidasi - reaktan reduksi
O 0 -2 O2-
Agen pereduksi - reaktan oksidasi
Mg 0 +2 Mg2+
Bilangan Oksidasi
Jumlah muatan yang dimiliki suatu atom dalam molekul (senyawa
ionik) jika elektron-elektronnya berpindah seluruhnya.

Perubahan bilangan oksidasi SELALU terjadi


dalam reaksi redoks.

Aturan untuk Menentukan Bilangan Oksidasi


1. Setiap atom dalam unsur bebas (dlm keadaan tidak
bergabung) dan senyawa kovaen murni memiliki
bilangan oksidasi nol.

Na, Be, K, Pb, H2, O2, P4 = 0


2. Pada ion monoatomik, bilangan oksidasinya sesuai
dengan muatan ion tersebut.
Li+, Li = +1; Fe3+, Fe = +3; O2-, O = -2
19
3. Bilangan oksidasi oksigen biasanya –2. Pada H2O2
dan O22- adalah –1.

4. Bilangan oksidasi hidrogen adalah +1 kecuali bila


hidrogen berikatan dengan logam dlm bentuk senyawa
biner. Dalam kasus ini, bilangan oksidasinya –1.

5. Logam-logam golongan IA adalah +1, logam IIA +2 dan


fluorin selalu –1.

6. Dlm molekul netral, jumlah bilangan oksidasi semua atom


penyusunnya harus nol. Dlm. ion poliatomik, jumlah
bilangan oksidasi semua unsur dlm. ion tsb. harus sama
dengan muatan total ion.

19.1
Berapakah bilangan oksidasi dari atom-atom
dalam HCO3- ?

HCO3-

Dari aturan kita ketahui:


O = -2 H = +1

C dapat kita peroleh:

3x(-2) + 1 + ? = -1
C = +4
Berapakah bilangan oksidasi Mn dalam
senyawa dan ion berikut ini?
Mn - unsur  biloks = 0 logam

Mn2+ - ion  biloks = +2 takberwarna


MnO2 - senyawa  biloks = +4 coklat
+4 + (2x(-2)) = 0
MnO4- - ion  biloks = +7 ungu
+7 + (4x(-2)) = -1
MnO4-2 - ion  biloks = +6 hijau
+6 + (4x(-2)) = -2
 Mn memiliki paling tidak 5 tingkat oksidasi.
Menyetarakan Reaksi Redoks

Reaksi dalam larutan asam, netral, atau basa dapat disetarakan.

MnO4- + HSO3- Mn2+ + SO4-2


asam

MnO4- + HSO3- MnO2 + SO4-2


netral

MnO4- + HSO3- MnO42- + SO4-2


basa
• Setarakan massa.
• Setarakan muatan.
• Setarakan jumlah elektron yang pindah
(anggap elektron sebagai reaktan).
Menyetarakan Persamaan Redoks

Oksidasi Fe2+ jadi Fe3+ oleh Cr2O72- dalam larutan asam?

1. Tulis persamaan taksetara reaksi dalam bentuk ionik.


Fe2+ + Cr2O72- Fe3+ + Cr3+

2. Pisahkan persamaan menjadi dua setengah-reaksi.


+2 +3
Oksidasi: Fe2+ Fe3+
+6 +3
Reduksi: Cr2O7 2- Cr3+

Kita dapat melihat tabel potensial reduksi standar


untuk setengah-reaksi.
6e- + 14H+ + Cr2O72- 2Cr3+ + 7H2O

Fe2+ Fe3+ + 1e-

CATATAN: Kita balik arahnya


untuk reaksi oksidasi (tabel ini
untuk potensial reduksi).
3. Setarakan atom-atom selain O dan H dalam masing-masing
setengah-reaksi.
Cr2O72- 2Cr3+

4. Untuk reaksi dalam asam, tambahkan H2O utk menyetarakan


atom O dan tambahkan H+ untuk menyetarakan atom H.

Cr2O72- 2Cr3+ + 7H2O


14H+ + Cr2O72- 2Cr3+ + 7H2O

5. Tambahkan elektron pd salah satu sisi dari masing-masing


setengah-reaksi untuk menyetarakan muatan.
Fe2+ Fe3+ + 1e-
6e- + 14H+ + Cr2O72- 2Cr3+ + 7H2O

19.1
6. Jika diperlukan, samakan jumlah elektron dalam kedua
setengah-reaksi dengan cara mengalikan setengah-reaksi
dengan koefisien yang sesuai.

6Fe2+ 6Fe3+ + 6e-


6e- + 14H+ + Cr2O72- 2Cr3+ + 7H2O

7. Jumlahkan kedua setengah-reaksi dan setarakan persamaan


akhirnya. Jumlah elektron pada kedua sisi harus saling
meniadakan.
oksidasi: 6Fe2+ 6Fe3+ + 6e-
reduksi: 6e- + 14H+ + Cr2O72- 2Cr3+ + 7H2O
14H+ + Cr2O72- + 6Fe2+ 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O
Reaksi totalnya harus setara jika
setengah-reaksinya setara.
8. Periksa apakah jumlah atom dan muatannya sama di kedua
sisi.
14x1 – 2 + 6x2 = 24 = 6x3 + 2x3

14H+ + Cr2O72- + 6Fe2+ 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O

9. Untuk reaksi dalam larutan basa, tambahkan OH- pada


kedua sisi persamaan untuk setiap H+ yang muncul pada
persamaan akhir.

19.1
Menyetarakan Reaksi Redoks
Setarakan reaksi dalam larutan asam.
MnO4- + HSO3- Mn2+ + SO4-2
reduksi: MnO4- Mn2+
tambah H2O utk setarakan O MnO4- Mn2+ + 4 H2O
tambah H+ utk setarakan H MnO4- + 8 H+ Mn2+ + 4 H2O
-1 + 8  +2 + 0 butuh 5 e-’
tambah elektron utk starakan muatan
MnO4- + 8 H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O
oksidasi: HSO3- SO4-2
tambah H2O utk setarakan O HSO3- + H2O SO4-2
tambah H+ utk setarakan H HSO3- + H2O SO4-2 + 3 H+
tambah elektron utk setarakan muatan -1 + 0  -2 + 3 butuh2 e-’

HSO3- + H2O SO4-2 + 3 H+ + 2 e-


Samakan jumlah elektron dalam kedua setengah-reaksi denagn
mengalikan setengah-reaksi dengan koefisien yang sesuai.

2x(MnO4- + 8 H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O)


5x(HSO3- + H2O SO4-2 + 3 H+ + 2 e- )

2 MnO4- + 16 H+ + 10 e- + 5 HSO3- + 5 H2O 2 Mn2+ +


1 8 H2O + 5 SO4-2 + 15 H+ + 10 e-
3

2 MnO4- + H+ + 5 HSO3- 2 Mn2+ + 3 H2O + 5 SO4-2

Periksa:
S 5=5
H 1+5=3x2
muatan - 2 + 1 - 5 = 4 - 10
Mn 2=2
-6 = -6
O 8 + 15 = 3 + 20
menyetarakan reaksi dalam larutan netral.
MnO4- + HSO3- MnO2 + SO4-2
reduksi: MnO4- MnO2
Pilih setengah-reaksi dengan produk netral dari tabel.
MnO4- + 4 H+ + 3 e- MnO2 + 2 H2O
oksidasi: HSO3- SO4-2
Gunakan setengah-reaksi seperti sebelumnya.
HSO3- + H2O SO4-2 + 3 H+ + 2 e-
Samakan jumlah elektron dalam kedua setengah-reaksi dengan
mengalikan setengah-reaksi dengan koefisien yang sesuai.
2x(MnO4- + 4 H+ + 3 e- MnO2 + 2 H2O)
3x(HSO3- + H2O SO4-2 + 3 H+ + 2 e- )

2 MnO4- + 8 H+ + 6 e- + 3 HSO3- + 3 H2O 2 MnO2 +


4 H2O + 3 SO4-2 + 9 H+ + 6 e-
1 1
2 MnO4- + 3 HSO3- 2 MnO2 + H2O + 3 SO4-2 + H+
Periksa:
S 3=3
H 3=2+1
muatan -2 - 3 = 0 + 0 - 6 + 1
Mn 2=2
-5 = -5
O 8 + 9 = 4 + 1 + 12
Menyetarakan reaksi dalam larutan basa.
MnO4- + HSO3- MnO42- + SO4-2
reduksi: MnO4- MnO42-
Tambah elektron utk setarakan muatan.
MnO4- + e- MnO42-
oksidasi: HSO3- SO4-2
Gunakan setengah-reaksi seperti sebelumnya.
HSO3- + H2O SO4-2 + 3 H+ + 2 e-
Samakan jumlah elektron dalam kedua setengah-reaksi dengan
mengalikan setengah-reaksi dengan koefisien yang sesuai.
2x(MnO4- + e- MnO42-)
1x(HSO3- + H2O SO4-2 + 3 H+ + 2 e- )

2 MnO4- + 2 e- + HSO3- + H2O 2 MnO42- + SO4-2 + 3 H+ +


+ 2 e-
2 MnO4- + HSO3- + H2O 2 MnO42- + SO4-2 + 3 H+
Periksa:
S 1=1
H 1+2=3
Mn 2=2 muatan -2 - 1 = - 4 - 2 + 3
O 8+3+1=8+4 -3 = -3
Kenapa muncul 3 H+ ??? larutan ini seharusnya
bersifat basa

2 MnO4- + HSO3- + H2O 2 MnO42- + SO4-2 + 3 H+


3x(OH- + H+ H2O) Penetralan H+

2 MnO4- + HSO3- + 3 OH- 2 MnO42- + SO4-2 + 2 H2O


periksa:
S 1=1
H 1+3=4
muatan -2 - 1- 3 = -4 - 2 + 0
Mn 2=2
-6 = -6
O 8+3+3=8+4+2
Kimia Redoks dan Energi Listrik
Konduksi listrik  muatan listrik bergerak
Dalam Logam:
muatan listrik yang bergerak adalah elektron
Selisih potensial listrik disebabkan oleh elektron yang
bergerak (mirip dengan gaya gravitasi yang menyebabkan
benda bergerak)
resistansi berinterferensi dengan aliran elektron – biasanya
gerakan atom
rangkaian - elektron bergerak dalam siklus, harus
mempunyai tempat tujuan dan ada elektron lain yang
menggantikan tempatnya
arus listrik laju gerakan muatan-muatan / waktu
Symbol Units
Charge Q Coulombs (c)
Faradays (F)
Potential Difference E Volts (V)
Resistance R Ohms ()
Current I Amperes (A)

I= Q 1A=1C/1s
waktu C=A.s
1 Faraday muatan = muatan 1 mol elektron = 96.500 C
Energi = 1 J = (1 V) . (1 C)
E=IR Hukum Ohm
Konduksi baik jika potensialnya tinggi
dan resistansinya rendah.
Dalam larutan (atau cairan senyawa ion pada suhu yang
cukup tinggi untuk meleleh):
muatan listrik yang bergerak adalah ion-ion
kation (muatan positif) bergerak menuju ke muatan
negatif
anion (muatan negatif) bergerak menuju muatan positif

Sel elektrokimia – Rangkaian yang terdiri dari konduktor


elektrolit dan konduktor logam
Elektroda - menghubungkan konduktor logam dan
konduktor elektrolit
Sel Elektrokimia

anoda katoda
oksidasi reduksi

reaksi redoks
spontan

Menarik anion Menarik kation 19.2


Sel Elektrokimia
Selisih potensial listrik antara
anoda dan katoda disebut:
• voltase sel
• gaya elektromotif (emf)
• potensial sel

Diagram sel
Zn (s) + Cu2+ (aq) Cu (s) + Zn2+ (aq)
[Cu2+] = 1 M & [Zn2+] = 1 M
anoda katoda
Zn (s) | Zn2+ (1 M) || Cu2+ (1 M) | Cu (s)

Tanda || utk memisahkan setengah sel


Tanda | utk memisahkan reaktan/fasa tiap setengah sel 19.2
Jembatan Garam
Hubungan elektrolitik antara dua setengah-sel yang
melengkapi rangkaian
Tabung mengandung larutan garam inert (biasanya KNO3)
Dua Tipe Sel

Sel elektrokimia - butuh “sumber dc” = pompa elektron


(contoh: baterai)
• elektron dipaksa bergerak satu arah, tidak bergantung
pada kespontanan
• energi listrik digunakan agar reaksi nonspontan dapat
terjadi
• elektron digerakkan ke katoda oleh pompa elektron
sehngga terjadi reduksi.
Dua Tipe Sel

Sel Volta atau Sel Galvanik - listrik pasif


(tidak butuh “sumber dc”)
• elektron bergerak karena reaksi spontan
• Memanfaatkan kimia untuk memperoleh energi
• elektron diambil dari katoda dengan reduksi,
mengakibatkan elektron bergerak ke arah katoda
• Dapat digunakan sebagai sumber dc untuk sel elektrolitik.
Bagaimana kita tahu reaksi spontan?
Apakah potensial listrik?
Bagaimana konsentrasi mempengaruhi
proses?

Gaya elektromotif (emf) adalah potensial listrik sel


E (emf)  units = volts (V)
emf adalah selisih potensial antara anoda dan katoda
Potensial Elektroda Standar

Zn (s) | Zn2+ (1 M) || H+ (1 M) | H2 (1 atm) | Pt (s)


anoda (oksidasi): Zn (s) Zn2+ (1 M) + 2e-
katoda (reduksi): 2e- + 2H+ (1 M) H2 (1 atm)
Zn (s) + 2H+ (1 M) Zn2+ + H2 (1 atm)
19.3
Potensial Elektroda Standar

Potensial reduksi standar(E0) adalah voltase yang berkaitan


dengan reaksi reduksi pada elektroda jika konsentrasi semua
zat terlarut 1 M dan semua gas pada 1 atm.

reaksi reduksi

2e- + 2H+ (1 M) H2 (1 atm)

E0 = 0 V

Gunakan sebagai acuan untuk


mengukur potensial zat lainnya 
Elektroda hidrogen standar 19.3
Potensial Elektroda Standar
0 = 0,76 V
Esel

emf standar (E0 sel)


0 = E0
Esel 0
katoda - Eanoda

reduksi oksidasi
Zn (s) | Zn2+ (1 M) || H+ (1 M) | H2 (1 atm) | Pt (s)
0 = E 0 + - E 0 2+
Esel H /H2 Zn /Zn

0.76 V = 0 - E 0 2+ E° > 0 reaksi spontan


Zn /Zn
0 2+
EZn /Zn = -0,76 V

Zn2+ (1 M) + 2e- Zn E0 = -0,76 V


19.3
Potensial Elektroda Standar

0 = 0,34 V
Esel
0 = E0
Esel 0
katoda - Eanoda

Cu /Cu – EH +/H 2
0 = E 0 2+
Esel 0

0 2+
0,34 = ECu /Cu - 0
0 2+
ECu /Cu = 0,34 V

Pt (s) | H2 (1 atm) | H+ (1 M) || Cu2+ (1 M) | Cu (s)


anoda (oksidasi): H2 (1 atm) 2H+ (1 M) + 2e-
katoda (reduksi): 2e- + Cu2+ (1 M) Cu (s)
H2 (1 atm) + Cu2+ (1 M) Cu (s) + 2H+ (1 M)
19.3
• E0 adalah utk reaksi seperti
yg tertulis
• reaksi setengah-sel adalah
reaksi reversibel
• tanda E0 berubah jika arah
reaksi dibalik (E° red = -E°oks)
• Mengubah koefisien
stoikiometri suatu reaksi
setengah-sel tidak
mengubah nilai E0

19.3
Agen pengoksidasi terkuat

• makin positif E0 makin besar


kecendrungan suatu zat
mengalami reduksi

Titik acuan nol

Agen pereduksi terkuat


0 = 0,76 V
Esel 0 = 0,34 V
Esel

Gabungkan

Zn (s) Zn2+ (1 M) + 2e-


2e- + Cu2+ (1 M) Cu (s)
Zn (s) + Cu2+ (1 M) Cu (s) + Zn2+ (1 M)
0 = 0,76 V + 0,34 V = 1,10 V
Esel
Berapakah emf standar suatu sel elektrokimia dengan
elektroda Cd dalam larutan 1,0 M Cd(NO3)2 dan elektroda
Cr dalam larutan 1,0 M Cr(NO3)3?

Cd2+ (aq) + 2e- Cd (s) E0 = -0,40 V Cd oksidator yg lebih kuat


Cr3+ (aq) + 3e- Cr (s) E0 = -0,74 V Cd akan mengoksidasi Cr

anoda (oksidasi): Cr (s) Cr3+ (1 M) + 3e- x 2


katoda (reduksi): 2e- + Cd2+ (1 M) Cd (s) x3
2Cr (s) + 3Cd2+ (1 M) 3Cd (s) + 2Cr3+ (1 M)

katoda – Eanoda
0 = E0
Esel 0

0 = -0,40 – (-0,74)
Esel
0 = 0,34 V
Esel  spontan
19.3
Kespontanan Reaksi Redoks
kespontanan DG < 0 energi = Q E = -nFEsel
Total muatan
DG = -nFEsel n = jumlah mol elektron dalam reaksi
J
DG0 = 0
-nFEselF = 96.500 = 96.500 C/mol
V • mol
DG0 = -RT ln K = -nFEsel
0

RT (8,314 J/K•mol)(298 K)
0
Esel = ln K = ln K
nF n (96.500 J/V•mol)

0 0,0257 V
Esel = ln K
n
0 0,0592 V
Esel = log K
n
Kespontanan Reaksi Redoks

DG0 = -RT ln K

DG = -nFEsel

19.4
Berapakah konstanta kesetimbangan untuk reaksi berikut
pada 250C? Fe2+ (aq) + 2Ag (s) Fe (s) + 2Ag+ (aq)

0 0,0257 V
Esel = ln K
n

oksidasi: 2Ag 2Ag+ + 2e-


n=2
reduksi: 2e- + Fe2+ Fe

2+/Fe – EAg + /Ag


0
E0 = EFe 0

E0 = -0,44 – (0,80)
E0 = -1,24 V 0
Esel xn -1,24 V x 2
K = exp = exp
0,0257 V 0,0257 V

K = 1,23 x 10-42

19.4
Efek Konsentrasi terhadap Emf Sel
DG = DG0 + RT ln Q DG = -nFE DG0 = -nFE 0

-nFE = -nFE0 + RT ln Q
Dapat dilihat
persamaan Nernst pada efek
konsentrasi /
RT kondisi non-
E = E0 - ln Q
nF standar

pada 298 K

0,0257 V 0,0592 V
E= E0 - ln Q E= E0 - log Q
n n

19.5
Apakah reaksi ini akan terjadi secara spontan pada 250C
jika [Fe2+] = 0,60 M dan [Cd2+] = 0,010 M?
Fe2+ (aq) + Cd (s) Fe (s) + Cd2+ (aq)

oksidasi: Cd Cd2+ + 2e-


n=2
reduksi: 2e- + Fe2+ 2Fe
2+/Fe – ECd2+/Cd
0
E0 = EFe 0

E0 = -0,44 – (-0,40) 0,0257 V


E = E0 - ln Q
n
E0 = -0,04 V
0,0257 V 0,010
E = -0,04 V - ln
2 0,60
E = 0,013 V

E>0 spontan
19.5
Sel konsentrasi meiliki setengah-reaksi yang sama dalam
tiap-tiap sel, namun berbeda konsentrasinya.
Apakah reaksi ini akan terjadi secara spontan pada 250C jika
[Ag+] = 0,10 M dan [Ag+] = 0,010 M?
Ag+ (aq) + Ag (s) Ag (s) + Ag+ (aq)
Ag (s) | Ag+ (0.10 M) || Ag+ (0.010 M) | Ag (s)
oksidasi: Ag Ag+ + e-
reduksi: e- + Ag+ Ag n=1
Agoks + Ag+red Agred + Ag+oks
+ /Ag – EAg+ /Ag
0
E0 = EAg 0

E0 = -0,7991 V – (-0,7991 V)
E0 = -0,000 V
0,0257 V E < 0 Non-spontan
E = E0 - ln Q
n
0,0257 V [Ag +
oks]
E = -0.000 V - ln 0,0257 V ln 0,10 = - 0,0592 V
1 [Ag+red] = - 0,010
Baterai

Sel kering

Sel Leclanché

anoda: Zn (s) Zn2+ (aq) + 2e-

katoda: 2NH+4 (aq) + 2MnO2 (s) + 2e- Mn2O3 (s) + 2NH3 (aq) + H2O (l)

Zn (s) + 2NH4 (aq) + 2MnO2 (s) Zn2+ (aq) + 2NH3 (aq) + H2O (l) + Mn2O3 (s)

19.6
Baterai

Baterai merkuri

anoda: Zn(Hg) + 2OH- (aq) ZnO (s) + H2O (l) + 2e-

katoda: HgO (s) + H2O (l) + 2e- Hg (l) + 2OH- (aq)

Zn(Hg) + HgO (s) ZnO (s) + Hg (l)

19.6
Baterai

Baterai Bertimbal
(Aki)

anoda: Pb (s) + SO2-4 (aq) PbSO4 (s) + 2e-

katoda: PbO2 (s) + 4H+ (aq) + SO2-


4 (aq) + 2e
- PbSO4 (s) + 2H2O (l)

Pb (s) + PbO2 (s) + 4H+ (aq) + 2SO2-


4
(aq) 2PbSO4 (s) + 2H2O (l)

19.6
Baterai

Baterai Lithium Keadaan-Padat 19.6


Baterai

Sel bahan bakar


adalah sel
elektrokimia yang
memerlukan
pasokan reaktan yg
kontinu agar tetap
berfungsi

anoda: 2H2 (g) + 4OH- (aq) 4H2O (l) + 4e-

katoda: O2 (g) + 2H2O (l) + 4e- 4OH- (aq)

2H2 (g) + O2 (g) 2H2O (l)


19.6
Korosi
oksigen dilarutkan dalam
air menyebabkan oksidasi

E°red = -0.44 V

E°red = 1.23 V
karena E°red (Fe3+) < E°red (O2)
Karat Fe2O3 Fe dapat dioksidasi oleh oksigen

19.7
Perlindungan Katodik Tangki Besi

E°red = -2.37 E°red = 1.23 V


V
Mg lebih mudah teroksidasi dibandingkan Fe
19.7
Elektrolisis adalah proses di mana energi listrik digunakan
agar reaksi kimia nonspontan dapat terjadi.

19.8
Elektrolisis air

19.8
Elektrolisis dan Perubahan Massa

Analisis Kuantitatif
Berapa besar arus?
waktu ?
produk?

muatan (C) = arus (A) x waktu (s)

1 mol e- = 96.500 C

19.8
Berapa banyak Ca yang dihasilkan sel elektrolitik dari
lelehan CaCl2 jika arus sebesar 0,452 A dialirkan melalui
sel selama 1,5 jam?

anoda: 2Cl- (l) Cl2 (g) + 2e-

katoda: Ca2+ (l) + 2e- Ca (s)

Ca2+ (l) + 2Cl- (l) Ca (s) + Cl2 (g)

2 mol e- = 1 mol Ca

C s 1 mol e- 1 mol Ca
mol Ca = 0,452 x 1,5 jam x 3600 x x
s jam 96.500 C 2 mol e-
= 0,0126 mol Ca

= 0,50 g Ca
19.8
Stoikiometri dari sebuah sel elektrolitik:
katoda: e- + Ag+ Ag
anoda: 2 H2O O2 (g) + 4 H+ + 4 e-
Berapakah arus (dalam ampere) yang dibutuhkan utk
mengubah 0,100 mol Ag+ jadi Ag dalam 10,0 menit?
1 mol elektron = 1 F A = C/detik
Q = nF I=Q/t
Cari Q
Q = 0,10 mol Ag 1 mol elektron 1F 96.500 C =
mol Ag mol elektron F
Q = 9.650 C
t = 10 menit 60 detik = 600 detik
1 menit
I = 9.6500 C / 600 s = 16 C/s = 16 A
Stoikiometri Produk pada Elektroda yang Berbeda

Berapakah pH dari anoda setengah-sel (misalkan volumenya


0,100 L) setelah 6,00 g Ag diletakkan di katoda?
katoda: e- + Ag+ Ag
anoda: 2 H2O O2 (g) + 4 H+ + 4 e-
Cari [H+]
6,00 g Ag 1 mol Ag 1 mol elektron 4 mol H+
107,9 g Ag 1 mol Ag 1 mol elektron

= 0,05567 mol H+
[H+] = 0,0556 mol = 0,56 M pH = 0,25
0,10 L
TERMOKIMIA
TERMOKIMIA
PENGERTIAN
ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau
panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi
atau proses kimia dan fisika disebut
termokimia.

HAL-HAL YANG DIPELAJARI


• Perubahan energi yang menyertai reaksi kimia
• Reaksi kimia yang berlangsung secara spontan
• Reaksi kimia dalam kedudukan kesetimbangan.
BAHAN KAJIAN TERMOKIMIA
• Bahan kajian termokimia adalah penerapan
hukum kekekalan energi dan hukum
termodinamika I dalam bidang kimia
• Hukum kekekalan energi berbunyi :
1. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan.
2. Energi dapat berubah bentuk menjadi energi lain.
• Hukum termodinamika I berbunyi :
“Jumlah total energi dalam alam semesta
konstan atau tetap”
SISTEM DAN LINGKUNGAN
• Dalam termokimia ada dua hal yang perlu
diperhatikan yang menyangkut perpindahan
energi, yaitu sistem dan lingkungan.
• Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian
dalam mempelajari perubahan energi dan
berubah selama proses berlangsung disebut
sistem.
• sedangkan hal-hal yang tidak berubah selama
proses berlangsung dan yang membatasi sistem
dan dapat mempengaruhi sistem disebut
lingkungan.
SISTEM
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
• Sistem Terbuka
Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi
perpindahan energi dan zat (materi) antara lingkungan dengan
sistem. Pertukaran materi artinya ada hasil reaksi yang dapat
meninggalkan sistem (wadah reaksi), misalnya gas, atau ada
sesuatu dari lingkungan yang dapat memasuki sistem.
• Sistem Tertutup
Suatu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat terjadi
perpindahan energi, tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi
disebut sistem tertutup.
• Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkinkan
terjadinya perpindahan energi dan materi antara sistem dengan
lingkungan.
Sistem adalah bagian tertentu dr alam yg menjadi perhatian kita.
LINGKUNGAN
SISTEM

terbuka tertutup terisolasi


Perpindahan: massa & energi energi tdk terjadi apa2
6.2
PERCOBAAN

Seng dan Asam Klorida


Zn(s)  2H  (aq)  Zn2 (aq)  H 2 ( g )
Percobaan antara Seng dan Asam
Klorida Percobaan I
• Pada percobaan ini, kalor
yang dibebaskan sebesar 59
Kj/mol
• Sistemnya adalah logam Zn
dan larutan HCl
• Percobaan ini merupakan
sistem terbuka
• Lingkungan dalam
percobaan ini antara lain :
udara sekitar, termometer,
pengaduk, dan gelas kimia.
Percobaan antara Seng dan Asam
Klorida Percobaan II
• Pada percobaan ini, kalor
yang dibebaskan sebesar 60,1
kJ/mol
• Sistemnya adalah logam Zn
dan larutan HCl
• Percobaan ini merupakan
sistem terutup
• Lingkungan dalam percobaan
ini antara lain : udara sekitar,
termometer, pengaduk, gelas
kimia, gelas plastik sebagai
insulator
Persamaan Termokimia
C(s) + O2(g) CO2(g) 393,52 kJ dibebaskan

N2(s) + 2O2(g) 2NO2(g) 66,54 kJ diserap

H2(s) + 1/2O2(g) H2O(l) 285,83 kJ dibebaskan


Persamaan Termokimia

• Koefisien stoikiometri selalu menunjukkan jumlah mol zat

H2O (s) H2O (l) DH = 6,01 kJ

• Ketika kita membalik suatu persamaan, kita mengubah peran reaktan dan
produk, DH sama tetapi berubah tanda

H2O (l) H2O (s) DH = -6,01 kJ

• Jika kita mengalikan kedua ruas persamaan termokimia dg suatu faktor n,


maka DH jg harus berubah dg faktor yg sama n.

2H2O (s) 2H2O (l) DH = 2 x 6,01 = 12,0 kJ


Persamaan Termokimia
• Kita harus selalu menuliskan wujud fisis semua reaktan dan produk, karena
akan membantu penentuan perubahan entalpi yg sesungguhnya.

H2O (s) H2O (l) DH = 6.01 kJ

H2O (l) H2O (g) DH = 44.0 kJ

Berapa kalor dihasilkan jika 266 g fosfor putih (P 4) dibakar di udara?

P4 (s) + 5O2 (g) P4O10 (s) DH = -3.013 kJ

1 mol P4
266 g P4 x x 3.013 kJ = 6.470 kJ
123,9 g P4 1 mol P4
REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM

1. REAKSI EKSOTERM
Adalah reaksi yang pada saat berlangsung
disertai pelepasan panas atau kalor. Panas
reaksi ditulis dengan tanda negatif.
Contoh :
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) - 26,78 Kkal
2. REAKSI ENDOTERM
Adalah reaksi yang pada saat berlangsung
membutuhkan panas. Panas reaksi ditulis de
ngan tanda positif
Contoh :
2NH3 N2 (g) + 3H2 (g) + 26,78 Kkal
PERUBAHAN ENTALPI (ΔH)
PENGERTIAN
Perubahan entalpi adalah perubahan
panas dari reaksi pada suhu dan tekanan
yang tetap, yaitu selisih antara entalpi zat-
zat hasil dikurangi entalpi zat-zat reaktan.
Rumus : ΔH = Hh - Hr

ΔH : perubahan entalpi
Hh : entalpi hasil reaksi
Hr : entalpi zat reaktan.
PERUBAHAN ENTALPI (ΔH)
1. PADA REAKSI EKSOTERM
P + Q R + x Kkal
P dan Q = zat awal
R = zat hasil reaksi
x = besarnya panas reaksi
Menurut hukum kekekalan energi :
Isi panas (P + Q) = Isi panas R + x Kkal
H (P + Q) = H ( R) + x Kkal
H (R) - H (P + Q) = - x Kkal

ΔH = - x Kkal
PERUBAHAN ENTALPI (ΔH)
2. PADA REAKSI ENDOTERM
R P + Q – x Kkal
Berlaku :
H (P + Q) - H (R) = x Kkal
ΔH = x Kkal
Kesimpulan :
Besarnya perubahan entalpi (ΔH) sama dengan besarnya
panas reaksi, tetapi dengan tanda berlawanan.
Contoh soal :
Hitung entalpi pembakaran CH4 (g) menjadi CO2 (g) dan
H2O(g) Pada temperatur 298 oK, bila diketahui pada
temperatur tersebut : ΔH. CH4 = -74,873 KJ mol-1 ;
ΔH. O2 = 0,00 KJ mol-1 , ΔH. H2O = -241,827 KJ mol-1 , ΔH.
CO2 = - 393,522 KJ mol-1
PERUBAHAN ENTALPI (ΔH)
ΔH. CO2 = - 393,522 KJ mol-1 dan ΔH. H2O = -241,827 KJ mol-1
Jawab : CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
ΔH = H {CO2 + (2 x H2O)} – H {CH4 + (2 x O2)}
ΔH = {- 393,522 + (2 x (- 241,827)} - {- 74,873 + (2 x 0,000)}
ΔH = - 802,303 KJ mol-1
Tanda negatif menunjukkan bahwa reaksi di atas merupakan
reaksi eksoterm.

PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI


Penentuan perubahan entalpi selalu dilakukan pada tekanan dan
temperatur yang tetap. Untuk reaksi tertentu dapat ditentukan
dengan kalorimeter.
PERUBAHAN ENTALPI (ΔH)
Reaksi tertentu tersebut, antara lain :
1. Reaksi dalam larutan
2. Reaksi gas yang tidak mengalami perubahan koefisien
antara sebelum dan sesudah reaksi.
Contoh :
Pada perubahan dari 12,425 gram karbon menjadi CO2
pada, suhu reaksi yang semula 30o C, terjadi kenaikan
suhu sebesar 0,484o C. Apabila panas jenis kalorimeter
200 Kkal / gr derajat. Berapa ΔH tiap
mol karbon yang dibakar ?
Jawab :

C + O2 CO2
PERUBAHAN ENTALPI (ΔH)
Kalor reaksi pada reaksi di atas =
Panas jenis kalorimeter x Δt
=
mol C
200 x 0,484 =
12,435/12
93,414 Kkal
Pada pembakaran 1 mol C dibebaskan panas 93,414 Kkal.
Jadi ΔH = - 93,414 Kkal
PENGUKURAN PANAS
REAKSI
q kalorimetri ; azaz black (q lepas= q terima)
Q = w c Dt
= C DT
Suhu naik : Ekso DH(-); Suhu turun: Endo,
DH (+)
HUKUM HESS
Bunyi HUKUM HESS :
“Kalor reaksi dari suatu reaksi tidak bergantung apakah
reaksi tersebut berlangsung satu tahap atau beberapa
tahap”
KEPENTINGAN :
Hukum Hess sangat penting dalam perhitungan kalor
reaksi yang tidak dapat ditentukan secara eksperimen.
Contoh reaksi :
1. Reaksi langsung
A B ΔH1 = x Kkal
2. Secara tidak langsung
a) lewat C A C ΔH2 = b Kkal
C B ΔH3 = c Kkal
HUKUM HESS
b) Lewat D dan E
A D ΔH4 = a Kkal
D E ΔH5 = d Kkal
E B ΔH6 = e Kkal
Maka berlaku hubungan :
x=b+c=a+d+e
ΔH1 = ΔH2 + ΔH3 = ΔH4 + ΔH5 + ΔH6
b C c
A x B
a e
D E
d
HUKUM HESS
Contoh soal :
1. Diketahui : 2H2(g) + O2(g) 2H2O(cair) ΔH = -136 Kkal
H2(g) + O2(g) H 2O2(cair) ΔH = -44,8 Kkal
Hitung ΔH untuk reaksi :
2H2O2(cair) 2H2O + O2
Jawab :
2H2 + O2 2H2O ΔH = -136 Kkal
2H2O2 2 H2 + 2O2 ΔH = +89,6 Kkal
+
2H2O2 2H2O + O2 ΔH = -46,4 Kkal
Pertemuan ke-2
HUKUM HESS
2. Diketahui :
I. C + O2 CO2 ΔH = - 94 Kkal
II. H2 + ½ O2 H2O ΔH = - 68 Kkal
III. 2C + 3H2 C2H6 ΔH = - 20 Kkal

Ditanyakan : berapa ΔH pada reaksi pembakaran C2H6 :


C2H6 + 7/2 O2 2CO2 + 3H2O = x Kkal
Jawab :
I. 2C + 2O2 2CO2 ΔH = -188 Kkal
II. 3H2+ 3/2 O2 3 H2O ΔH = - 204 Kkal
III. C2H6 2C + 3H2 ΔH = 20 Kkal
+
C2H6 + 7/2 O2 2CO2 + 3 H2O ΔH = -372 Kkal
ΔH = - 372 Kkal, maka x = -372 Kkal.
JENIS PERUBAHAN ENTALPI

1. Perubahan entalpi pembentukan (ΔHf)


2. Perubahan entalpi penguraian ( ∆Hd )‫‏‬
3. Perubahan entanpi pembakaran ( ∆Hc)‫‏‬
4. Perubahan entalpi netralisasi ( ∆Hnet)‫‏‬

Senyawa yang dibentuk, diuraikan


dibakar dan reaksi asam basa harus 1 mol
Karena tidak terdapat cara untuk mengukur nilai absolut
dari entalpi suatu zat, haruskah dilakukan pengukuran
pada perubahan entalpi dari setiap reaksi yg terjadi?

Entalpi Pembentukan Standar (DH0) fadalah perubahan


kalor yang dihasilkan ketika 1 mol suatu senyawa dibentuk
dari unsur-unsurnya pada tekanan 1 atm.

Entalpi pembentukan standar setiap unsur dalam


bentuknya yang paling stabil adalah nol.

DH0f (O2) = 0 DH0f (C, grafit) = 0


DH0f (O3) = 142 kJ/mol DH0f (C, intann) = 1,90 kJ/mol
6.6
6.6
1. Perubahan entalpi pembentukan (ΔHf)

adalah perubahan entalpi pembentukan 1 mol


senyawa dari unsurnya.

[ΔHf beberapa unsur telah ditabelkan.]

Misal : ΔHf CH3OH (l) = - 200,6 kj /mol


∆Hf Fe(OH)3 (s) = - 823 kj / mol
∆Hf KMnO4 (s) = - 837,2 Kj/mol
∆Hf CHCl3 (s) = - 103,14 kj/mol

Penulisan persamaannya sebagai berikut :


Persamaan termokimianya
 C(s) +2H2(g)+1/2O2 CH3OH(l) , ΔH=-200,6 kj

• Fe(s)+3/2 O2(g)+3/2 H2(g) Fe(OH)3(s) ΔH=-823 kj

• K(s) + Mn(s) + 2O2(g)  KMnO4 (s) ∆H = - 837,2 kj

 C(s) +1/2 H2(g) + 3/2Cl2(g)  CHCl3(s) ,∆H = -103,14 kj


Tulis persamaan pembentukan 2 mol air
dengan membebaskan 136,6 kkal
Persamaan termokimia :

2 H2(g) + 02  2H2O ,ΔH = -136,6 kkal


Hitung entalpi pembentukan standar dari CS 2 (l) dimana:
C(grafit) + O2 (g) CO2 (g) DH0reaksi = -393,5 kJ
S(rombik) + O2 (g) SO2 (g) DH0reaksi = -296.1 kJ
CS2(l) + 3O2 (g) CO2 (g) + 2SO2 (g) DHrea
0 = -1.072 kJ

1. Tuliskan entalpi pembentukan standar untuk CS 2

C(grafit) + 2S(rombik) CS2 (l)

2. Tambahkan reaksi yg diberikan shg hasilnya merupakan


reaksi yg diharapkan.
C(grafit) + O2 (g) CO2 (g) DH0 reaksi= -393,5 kJ
2S(rombik) + 2O2 (g) 2SO2 (g) DHrea
0 = -296,1x2 kJ

+ CO2(g) + 2SO2 (g) CS2 (l) + 3O2 (g) DHrea


0 = +1.072 kJ

C(grafit) + 2S(rombik) CS2 (l)


6.6 DH 0 = -393,5 + (2x-296,1) + 1.072 = 86,3 kJ
rea
Benzana (C6H6) terbakar diudara dan menghasilkan karbon dioksida
dan air cair. Berapakah panas yang dilepaskan per mol oleh
pembakaran benzana? Entalpi pembentukan standar benzana adalah
49,04 kJ/mol. DH0 f CO2 = -393,5 kJ/mol, DH0f H2O = -187,6 kJ/mol

2C6H6 (l) + 15O2 (g) 12CO2 (g) + 6H2O (l)

DH0rea = S nDH0f (produk) - S mDHf0 (reaktan)

DH0rea = [ 12DH0f (CO2) + 6DH0f (H2O)] - [ 2DH0f (C6H6)]

DH0rea = [ 12x–393,5 + 6x–187.6 ] – [ 2x49,04 ] = -5.946 kJ

-5.946 kJ
= - 2973 kJ/mol C6H6
2 mol

Q = +2973 kJ/mol
6.6
2. Perubahan entalpi penguraian [ ∆Hd ]

• Adalah perubahan entalpi pada penguraian 1 mol


senyawa menjadi unsur unsurnya.
[merupakan kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan ]

Misal : ∆Hf CO2 = - 393,5 kj/mol


∆Hd CO2 = +393,5 kj/mol

Persamaan termonya :
CO2(g)  C(s) +O2(g) ∆H=393,5 kj
3. Perubahan entalpi pembakaran[ ∆Hc]

• Adalah perubahan entalpi pada


pembakaran 1 mol zat.
Misal :
* ∆H pembakaran CH4 = 112 kkal/mol
Persamaan termonya ................................

* Perhatikan persamaan termokimia berikut :


2H2(g) + O2  2H2O ∆H = - 571 kj
Tentukan ∆Hc = .....................................
∆H REAKSI DAPAT DIHITUNG DENGAN
BEBERAPA CARA

1. DENGAN ALAT KALORIMETER


2. DENGAN HUKUM HESS
3. DENGAN MENGGUNAKAN DATA
∆Hf ZAT
4. DENGAN DATA ENERGI IKAT.
ENERGI IKATAN
PENGERTIAN
Energi ikatan adalah jumlah energi yang diperlukan atau
yang timbul untuk memutuskan atau menggabungkan
suatu ikatan kimia tertentu.

Pada reaksi eksoterm, besarnya energi yang timbul dari


Penggabungan ikatan lebih besar daripada energi yang
diperlukan untuk memutuskan ikatan.

Besarnya energi ikatan ditentukan secara eksperimen :


ENERGI IKATAN
ENERGI IKATAN
IKATAN Kkal/mol IKATAN Kkal/mol

H–H 104 Br – Br 46
H–F 135 I–I 36
H – Cl 103 C–C 83
H – Br 88 C–H 99
H–I 71 N–H 93
F–F 37 N–N 226
Cl – Cl 58 O-O 119
C – Cl 79 O-H 111
ENERGI IKATAN
CONTOH SOAL
1. Diketahui : H2 H+H ΔH = +104 Kkal
Cl2 Cl + Cl ΔH = + 58 Kkal
2HCl 2H + 2Cl ΔH = +206 Kkal
Ditanyakan : ΔH pada reaksi berikut :
H2 + Cl2 2 HCl
Jawab :
H2 H+H ΔH = + 104 Kkal
Cl2 Cl + Cl ΔH = + 58 Kkal
2H + 2 Cl 2HCl ΔH = - 206 Kkal +
H2 + Cl2 2HCl ΔH = - 44 Kkal
Jadi ΔH = - 44 Kkal
ENERGI IKATAN
2. Diketahui : ΔH pembentukan CH4 (g) = -17,9 Kj/mol
ΔH penguapan C (grafit) = +170 Kj/mol
ΔH dissosiasi H2 = +104 Kj/mol
Ditanyakan : energi ikatan rata-rata C – H ?
Jawab :
ΔH
C (grafit) + 2H2 CH4

ΔH1 ΔH2 ΔH3

C (g) + 4H

Menurut Hk. Hess ΔH = ΔH1 + ΔH2 + ΔH3


-17,9 = +170 + (2 X 104) + ΔH3
ΔH3 = -17,9 - 170 - 208
ΔH3 = - 395, 9 Kj/mol. Energi ikatan = 395,9 Kkal
ΔH3 merupakan energi ikatan 4 x (C-H). Jadi energi ikatan
Rata-rata C-H = 395/4 Kkal = 99 Kkal.
ENERGI IKATAN
ENERGI DISSOSIASI IKATAN :
Perubahan entalpi dalam proses pemutusan ikatan,
dengan pereaksi dan hasil reaksi dalam keadaan gas.

Pada reaksi : P2 + Q2 → 2PQ, berlaku :


DP-Q = ½ (DP-P + DQ-Q ) + Δ

Keterangan :
DP-Q = energi dissosiasi dari ikatan P-Q
DP-P = energi dissosiasi dari ikatan P-P
DQ-Q = energi dissosiasi dari ikatan Q-Q
Δ = kelebihan energi untuk kestabilan ikatan
P-Q
ENERGI IKATAN
Kelebihan energi stabilisasi sebanding dengan :
Kuadrat dari selisih elektronegatifitas P dengan Q.
Dirumuskan sebagai berikut :
I Xp –Xq I = 0,208 x Δ1/2
Keterangan :
Xp = elektronegatifitas P
Xq = elektronegatifitas Q
Pauling : harga I Xp –Xq I = 1,7 → merupakan batas
antara ikatan ion dengan ikatan kovalen. Di bawah 1,7
merupakan ikatan kovalen dan di atas 1,7 merupakan
Ikatan ionik.
ENERGI IKATAN
Contoh Soal :
Diketahui : H2 → H + H ΔH = + 104 Kkal
Br2 → Br + Br ΔH = + 46 Kkal
HBr → H + Br ΔH = + 88 Kkal
Ditanyakan : a) Selisih elektronegatifitas H dengan Br
b) Jika elektronegatifitas H = 2,1, berapakah
elektronegatifitas Br?
Jawab :
Δ = DH-Br – ½ ( DH-H + DBr-Br)
= 88 - ½ ( 104 + 106)
= 88 – 75
= 13 Kkal
ENERGI IKATAN
IXH - XBr I = 0,208 x Δ1/2
= 0,208 x 131/2
= 0,208 x 3,605
= 0,760
Karena elektronrgatifitas H = 2,1, maka elektronegatifitas
Br = 2,1 + 0,76 = 2,86
HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
Hukum I Termodinamika : Hukum kekekalan masa dan
energi, yaitu : energi tidak dapat diciptakan dan dimusnah
kan.
Secara matematis dirumuskan sbb :
1. Bilamana dalam suatu sistim terjadi perubahan energi,
maka besarnya perubahan energi ini ditentukan oleh dua
faktor :
a. energi panas yang diserap (q)
b. usaha (kerja) yang dilakukan oleh sistim (w)

Untuk sistim yang menyerap panas → q : positip (+)


Untuk sistim yang mengeluarkan panas → q : negatif (-)
HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
Untuk sistim yang melakukan usaha (kerja) → w : positip
Jika usaha dilakukan terhadap sistim → w : negatip

Energi sistim akan naik apabila : q (+) dan w (-)


Energi sistim akan berkurang apabila : q (-) dan w (+)
Berlaku :
ΔE = q – w

ΔE = perubahan energi
q = energi panas yang diserap
w = usaha yang dilakukan oleh sistim
HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
- Suatu usaha dilakukan oleh sistim apabila terjadi perubahan
volume pada tekanan tetap.
w = P. ΔV
Jadi ΔE = q - P.ΔV → P = tekanan
ΔV = perubahan volume
- Jika sistim berlangsung pada V dan P tetap, maka
ΔV = 0 dan w = 0, maka ΔE = qv (pada P dan V tetap)
2. Hubungannya dengan entalpi (H)
Definisi entalpi :

H = E + P.V
HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
- Jika P tetap, maka ΔH :
ΔH = H2 - H1
= (E2 + P2. V2) – ( E1 + P1.V1)
= (E2 - E1) – (P2.V2 - P1.V1)
= (E2 - E1) + P (V2 – V1)
ΔH = ΔE + P.ΔV
Karena ΔE = qp – P.ΔV, maka :
ΔH = qp- P.ΔV + P.ΔV
ΔH = qp
Jadi perubahan entalpi = perubahan panas yang terjadi
Pada (P,T tetap)
HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
Jika V tetap (ΔV = 0), maka ΔH :
ΔH = H2 - H1
=(E2 + P2. V2) – ( E1 + P1.V1)
= (E2 - E1) – (P2.V2 - P1.V1)
= (E2 - E1) + P (V2 – V1)
ΔH = ΔE + P.ΔV

Karena : ΔE = qv dan ΔV = 0, maka ΔH = qv


Jadi perubahan entalpi sama dengan perubahan panas
Yang terjadi pada (V,T tetap).
HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
3. PENGUKURAN ΔH DAN ΔE
a. Untuk reaksi-reaksi yang tidak ada perubahan volume
berlaku ΔH = ΔE
Reaksi-reaksi yang berlangsung tanpa perubahan
volume, adalah :
- Reaksi-reaksi gas yang tidak mengalami perubahan
koefisien reaksi ( koefisien sebelum = sesudah reaksi)
Contoh : H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g)
C(g) + O2(g) → CO2(g))
- Reaksi –reaksi dalam larutan atau zat padat ( sebenar-
nya terjadi perubahan volume, tetapi sangat kecil dan
diabaikan.
HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
b. Reaksi-rteaksi gas yang mengalami perubahan jumlah
molekul
Dari persamaan gas ideal : PV = nRT
P.ΔV = Δn.RT
Dari ΔH = ΔE + P. ΔV
maka : ΔH = ΔE + Δn.RT
Keterangan :
ΔH = perubahan entalpi
ΔE = perubahan energi
Δn = perubahan jumlah molekul
R = tetapan gas umum : 1,987 kalori/mol oK
HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
Contoh : N2 + 3H2 → 2NH3, maka Δn = 2 – (1 + 3) = -2
Contoh soal :
1. Pada reaksi :
N2 + 3H2 → 2NH3.
Besarnya ΔE = -25,4 Kkal/mol pada suhu 250C.
Ditanyakan : ΔH.
Jawab : N2 + 3H2 → 2NH3.
Δn = 2 – (1 + 3) = -2
ΔH = ΔE + Δn.RT
= -25,4 + (-2). (1,987) (273 + 25)
= -25.400 – 1184,252
= -26.584,252 = -26,58 Kkal/mol
HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
2. 1,5 mol gas etilen dibakar sempurna dalam kalorimeter
pada suhu 250C, energi panas yang dihasilkan 186 Kkal.
Ditanyakan ΔH pada suhu tersebut.
Jawab :
C2H2(g) + 5/2O2(g) → 2CO2(g) + H2O(cair)
Δn = 2 – (1 + 5/2) = - 3/2 = -1,5
ΔE = - 186/1,5 = -124 Kkal/mol
ΔH = ΔE + Δn. RT
= -124.000 + (-3/2 x 1,987 x 298)
= -124.000 – 1566,078
= - 125566,078 kal/mol
= -125,566 Kkal/mol
HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA
HK. II. TERMODINAMIKA :
• TIDAK DIRUMUSKAN SECARA MATEMATIS
• DITERANGKAN BEBERAPA PERISTIWA YANG
BERHUBUNGAN DENGAN HK KEDUA
TERMODINAMIKA
1. Proses Spontan dan Tak Spontan
Proses Spontan : proses yang dapat berlangsung
dengan sendirinya dan tidak dapat balik tanpa
pengaruh dari luar . Contoh :
a. Panas, selalu mengalir dari temperatur tinggi ke tem
peratur rendah.
b. Gas mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA
c. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah.
Manfaat Proses Spontan :
• Energi panas dapat menggerakkan mesin panas
• Ekspansi gas dapat menggerakkan piston (motor
bakar)
• Air terjun untuk menggerakkan turbin listrik.

Proses tak spontan : proses yang tidak dapat


berlangsung tanpa pengaruh dari luar. Contoh :
panas tak dapat mengalir dari suhu rendah ke suhu
tinggi tanpa pengaruh dari luar.
HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA
• Semua proses spontan berlangsung dari energi potensial
tinggi ke energi potensial yang lebih rendah

• Reaksi kimia akan berlangsung secara spontan apabila


reaksinya eksoterm. Jadi diikuti penurunan entalpi. Untuk
hal ini entalpi sebagai energi potensial kimia.

• Jika entalpi reaktan lebih tinggi dari entalpi zat hasil,


sehingga ΔH negatif, maka reaksi bersifat spontan.
• Reaksi endoterm dapat juga berlangsung spontan.
Prosesnya berlangsung terus hingga tercapai keadaan
setimbang.
contoh : air menguap secara spontan ke atmosfer. Jumlah
air yang menguap = uap yang kembali mengembun.
HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA
• Reaksi yang dapat balik juga dapat terjadi secara
spontan. Contoh : H2 bereaksi dengan Cl2 membentuk
HCl. Sebaliknya HCl akan terurai menjadi H2 dan Cl2
sampai terjadi keadaan setimbang.
• Proses menuju ke keadaan setimbang juga merupakan
proses spontan.
• Kesimpulan : Semua perubahan spontan berlangsung
dengan arah tertentu.
ENTROPI (s)
• Selain perubahan entalpi, perubahan kimia maupun
fisika melibatkan perubahan dalam kekacaubalauan
(disorder) relatif dari atom-atom, molekul-molekul
ataupun ion-ion. Kekacaubalauan (ketidakteraturan)
suatu sistim disebut ENTROPI.
HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA
Contoh :
• Gas yang diwadahi dalam suatu labu 1 L memiliki
entropi lebih besar daripada gas dengan kuantitas yang
sama ditempatkan dalam labu 10 ml.
• Natrium Klorida dalam bentuk ion-ion gas mempunyai
entropi lebih tinggi daripada bentuk kristal padat.
• Air (cair) pada suhu 0oC mempunyai entropi lebih tinggi
dari pada es dengan temperatur yang sama.

Jumlah entropi di alam semesta selalu meningkat


Makin tidak teratur : S semakin meningkat.
Perubahan Entropi dalam suatu Sistem (DSsis)
Entropi reaksi standar (DS0 ) adalah perubahan
rxn entropi
untuk reaksi yang terjadi pada1 atm dan 25 0C.
aA + bB cC + dD

DS0rxn = [ cS0(C) + dS0(D) ] - [ aS0(A) + bS0(B) ]

DS0rxn = S nS0(produk) - S mS0(reaktan)

Berapakah perubahan entropi standar untuk reaksi


2CO (g) + O2 (g) 2CO2 (g) pada 250C?

S0(CO) = 197,9 J/K•mol S0(CO2) = 213,6 J/K•mol


S0(O2) = 205,0 J/K•mol
DS0rxn = 2 x S0(CO2) – [2 x S0(CO) + S0 (O2)]
DS0rxn = 427,2 – [395,8 + 205,0] = -173,6 J/K•mol
18.3
Perubahan Entropi dalam Sistem (DSsis)
Ketika gas-gas dihasilkan (atau dipergunakan)

• Jika reaksi menghasilkan gas lebih banyak


dibandingkan yang dipergunakan, DS0 > 0.
• Jika jumlah total molekul gas berkurang, DS0 < 0.
• Jika tidak ada perubahan bersih dalam jumlah total
molekul gas, maka DS0 bisa positif atau negatif
TETAPI DS0 nilainya akan kecil.

Tentukan tanda dari perubahan entropi untuk reaksi


2Zn (s) + O2 (g) 2ZnO (s)

Jumlah total molekul gas berkurang, DS bertanda negatif.

18.3
Perubahan Entropi dalam Lingkungan (DSling)

Proses Eksotermik Proses Endotermik


DSling > 0 DSling < 0

18.3
Memperkirakan Nilai So Relatif Sistem

• Berdasarkan pengamatan level


molekuler kita bisa memperkirakan
entropi zat akibat pengaruh
1. Perubahan temperatur
2. Keadaan fisik dan perubahan fasa
3. Pelarutan solid atau liquid
4. Pelarutan gas
5. Ukuran atom atau kompleksitas molekul
1. Perubahan Temperatur
• So meningkat seiring dengan kenaikan
temperatur
T(K) 273 295 298
So 31,0 32,9 33,1
• Kenaikan temperatur menunjukkan
kenaikan energi kinetik rata-rata partikel
2. Keadaan Fisik dan Perubahan Fasa

• Ketika fasa yang lebih teratur berubah ke


yang kurang teratur, perubahan entropi
positif
• Untuk zat tertentu So meningkat manakala
perubahan zat dari solid ke liquid ke gas
Na H2O C(grafit)
• So (s / l) 51,4(s) 69,9 (l) 5,7(s)
• So (g) 153,6 188,7 158,0
3. Pelarutan solid atau liquid
• Entropi solid atau liquid terlarut biasanya
lebih besar dari solut murni, tetapi jenis
solut dan solven dan bagaimana proses
pelarutannya mempengaruhi entropi
overall
NaCl AlCl3 CH3OH
• So s/l 72.1(s) 167(s) 127(l)
• Soaq 115,1 -148 132
4. Pelarutan Gas
• Gas begitu tidak teratur dan akan menjadi
lebih teratur saat dilarutkan dalam liquid
atau solid
• Entropi larutan gas dalam liquid atau solid
selalu lebih kecil dibanding gas murni
• Saat O2 (Sog = 205,0J/mol K) dilarutkan
dalam air, entropi turun drastis (Soaq =
110,9 J/mol K)
5. Ukuran Atom atau Kompleksitas
molekul
• Perbedaan entropi zat dengan fasa sama
tergantung pada ukuran atom dan
komplesitas molekul
• Li Na K Rb Cs
• Jari2 152 186 227 248 265
• M molar 6.941 22.99 39.10 85.47 132.9
• So(s) 29.1 51.4 64.7 69.5 85.2
• Untuk senyawa, entropi meningkat seiring
dengan kompleksitas kimia yaitu dengan
semakin banyaknya jumlah atom dalam
molekul
• Hal ini berlaku untuk senyawa ionik dan
kovalen
NO NO2 N2O4
• So(g) 211 240 304
• Kecenderungan ini didasarkan atas variasi
gerakan yang dapat dilakukan molekul
• Untuk molekul lebih besar lagi, juga perlu
diperhitungkan bagaimana bagian dari melekul
dapat bergerak terhadap bagian lain
• Rantai hidrokarbon panjang dapat berotasi dan
bervibrasi dengan lebih banyak cara dibanding
rantai pendek
CH4 C2H6 C3H8 C4H10
• So 186 230 270 310
Latihan
Mana entropi yang lebih tinggi
• 1 mol SO2(g) atau 1 mol SO3(g)
• 1 mol CO2(s) atau 1 mol CO2(g)
• 3 mol gas oksigen (O2) atau 2 mol gas ozon (O3)
• 1 mol KBr(s) atau 1 mol KBr(aq)
• Air laut pada pertengahan musim dingin 2oC
atau pada pertengahan musim panas 23oC
• 1 mol CF4(g) atau 1 mol CCl4(g)
ENERGI BEBAS (FREE ENERGY)
Proses spontan didasarkan atas 2 faktor, yaitu :
• H yang menurun
• ΔS yang meningkat

Untuk merumuskan dua faktor di atas diperlukan besaran


yang disebut : Energi Bebas (G)
Rumus : ΔG = ΔH – T.ΔS
Keterangan : ΔG = perubahan energi bebas
ΔH = perubahan entalpi
T = temperatur
ΔS = perubahan entropi (kal/der. mol)
ENERGI BEBAS
Apabila :
• Δ G < 0, maka ΔS meningkat, terjadi proses spontan
• Δ G = 0, maka ΔH = T.ΔS, terjadi proses setimbang
ΔH – T.ΔS = 0
ΔH = T.ΔS
ΔS = ΔH / T
Contoh : Hitung energi bebas pembentukan amoniak,
dimana diketahui ΔH pembentukan I mol NH3 adalah
-46,11 kj/mol, ΔS NH3= 0,1923 kj/mol. oK. Suhu : 25oC
ΔS. N2 = 0,1915 kJ/mol. oK dan ΔS.H2 = 0,1306 kJ/mol.oK

Jawab : Persamaan reaksi : N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)


Untuk pembentukan 2 mol NH3 maka ΔH = 2 x (-46,11)
= -92,22 kj
Hukum Termodinamika Ketiga
Entropi dari zat kristal sempurna adalah nol pada suhu nol
mutlak.

18.3
Energi Bebas Gibbs
Proses spontan : DSsemesta = DSsis + DSling > 0

Proses Kesetimbangan : DSsemesta = DSsis + DSling = 0

Untuk proses suhu-konstan:

Energi Bebas DG = DHsis -TDSsis


Gibbs(G)

DG < 0 Reaksi spontan dalam arah maju.


DG > 0 Reaksi nonspontan. Reaksi ini spontan dalam arah
yang berlawanan.
DG = 0 Reaksi dalam kesetimbangan.

18.4
Entropi dan Energi Bebas
Energi Bebas Gibbs–suatu fungsi yang menggabungkan entalpi dan
entropi sistem:
G = H - TS

Perubahan energi bebas suatu sistem pada suhu dan tekanan konstan dapat dicari dengan
persamaan Gibbs:

Gsis = Hsis - T Ssis

Hukum kedua dapat dinyatakan dalam G


untuk sistem.
Ssemesta > 0 untuk proses spontan process G < 0 untuk proses spontan
Ssemesta < 0 untuk proses nonspontan process G > 0 untuk proses nonspontan
Ssemesta = 0 untuk proses kesetimbangan G = 0 untuk proses kesetimbangan
Kespontanan Reaksi dan Tanda untuk
Ho, So, and Go
Ho So -T So Go Keterangan

- + - - spontan pada semua T

+ - + + nonspontan pada semua T

+ + - + atau - spontan pada T tinggi;


nonspontan pada T rendah

- - + + atau - spontan pada T rendah;


nonspontan pada T tinggi

Reaksi endotermik bisa spontan hanya jika terdapat kenaikan


entropi (semakin tidak teratur).
Energi-bebas reaksi standar (DGrxn
0 ) adalah perubahan energi

bebas suatu reaksi pada kondisi-kondisi standar.

aA + bB cC + dD
DGrxn
0
= [ cDG0f (C) + dDG0f (D) ] - [aDG0f (A) + bDG0f (B) ]
DGrxn
0
= S nDG0f (produk) - S mDG0f (reaktan)

Energi bebas pembentukan


standar (DG0) adalah perubahan
energi bebas yang terjadi ketika 1
mol senyawa terbentuk dari unsur-
unsurnya pada keadaan standar.
DG0f dari semua unsur dalam
bentuk standarnya adalah nol.

18.4
Berapakah perubahan energi bebas standar untuk reaksi
di bawah ini pada 25 0C?

2C6H6 (l) + 15O2 (g) 12CO2 (g) + 6H2O (l)

DGrxn
0
= S nDG0f (produk) - S mDG0f (reaktan)

DGrxn
0
= [12DG0f (CO2) + 6DG0f (H2O)] - [ 2DG0f (C6H6)]

DGrxn
0
= [ 12x–394,4 + 6x–237,2 ] – [ 2x124,5 ] = -6405 kJ

Apakah reaksi di atas spontan pada 25 0C?


DG0 = -6405 kJ < 0

spontan

18.4
ENERGI BEBAS
Hitung ΔF untuk reaksi antara CO dan H2 yang
menghasilkan CH3OH (metanol). Diketahui : ΔG. CO =
-137,3 kJ/mol, ΔG. H2 = 0 kJ/mol dan ΔG. CH3OH = -166,8
kJ/mol.
Jawab :
Reaksi : CO(g) + 2H2(g) → CH3OH
-137,3 0 -166,8

ΔG = -166,8 - { -137,3 + 2 x (0) }


= -29,5 kJ
ENERGI BEBAS
T.ΔS = 298 ( ∑S produk - ∑S pereaksi)
= 298 { 2 x (0,1923)} – {0,1915 + 3 (0,1306)}
= 298 (0,3846 – 0,5833)
= - 59,2 kJ

Jadi ΔG = ΔH – T.ΔS
= -92,22 - (-59,2) = -33,0 kJ
Sehingga untuk pembentukan 1 mol NH3 →
ΔG = -33/2 kJ = -16,5 kJ

Anda mungkin juga menyukai